Anda di halaman 1dari 6

LUKA KRONIS

FISIOLOGI LUKA

Luka adalah gangguan integritas kulit yang disebabkan diantaranya


gesekan,tekanan,suhu,perkembangbiakan kuman yang berlebihan dan tidak dapat ditolelir oleh
kulit,dll.Luka juga dikenal dengan banyak kata dalam Bahasa inggris dianatranya wound,ulcer,lesion,skin
tears,sore,dan lain-lain.Dalam Bahasa Indonesia luka dikenal dengan kata borok,koreng,dekubitus,dan
lain-lain.Semua kata yang digunakan memiliki satu arti yaiu kerusakan jaringan kulit atau ganguan
integritas kulit.

Secara fisiologis luka akan sembuh dengan sendirinya karena tubuh dapat melakukan penyembuhan
sendiri yang dikenal dengan istilah wound healing process atau proses penyembuhan luka.Proses
penyembuhan luka terdiri dari beberapa fase,fase pertama luka akan mengalami inflamasi (reaksi
peradangan dan pembersihan/debris),fase kedua luka akan mengalami proses pertumbuhan jaringan
yang baru dan penutupan luka (proses granulasi atau epitalisasi )dan fase terakhir adalah maturase atau
remodeling(penguatan jaringan kulit).

gambar

Proses penyembuhan luka terjadi secara tumpeng tindih yang artinya sebelum selsai fase
inflamasi,sudah masuk fase proliferasi dan sudah masuk fasi maturase.Lalu beberapa lama masing-
masing fase ini berproses?fase inflamasi berlangsung Selama 0-5 hari dari fase ini terjadi proses
hemostasis,vasodilitasi dan vasokonstriksi,serta proses pembersihan (debris) luka.Selama proses
peradangan kita akan menemukan penampilan klinis luka dengan tanda-tanda inflamasi pada sekitar
luka(local),yaitu;hangat,kemerahan,bengkak,nyeri.Selama proses debris,mediator inflamasi,sel darah
putih,makrofagh,dan lain-lain membersihkan dasr luka sehingga siap masuk ke fase selanjutnya.Fase
prolifrasi berlangsung selama 5-21 hari,penampilan klinis yang akan terlihat pada luka,dasr luka
berwarna merah cerah (granulasi dengan vaskularisasi baik),kadang ditemukan bekuan darah(PROSES
angiogenesis/pembentukan pembuluh darah baru)dan adanya kulirt baru(epitelisasi)yang berwarna
merah pada tepi luka dalam rangka penutupan luka.Fase maturase berlangsung atau
remodeling(pengatan jaringan yang baru)selam 21-2 tahun dimana luka sudah menutup sempurna pada
hari ke-21 dan akan muncul bekas luka (scar) atau bahkan keloid (scar yang menebal)selama proses
matulasi berlangsung.

KLASIFIKASI LUKA
Berdasarkan waktu atau lamanya proses penyembuhan luka,luka diklasifikasikan menjadi luka akut dan
luka kronis.Luka akut adalah luka yang sembuh sesuai dengan waktu proses peneyembuhan
luka(fisiologis),sedangkan luka kronis adalah luka yang sulit sembuh dan fase penyembuhan lukanya
mengalami pemanjangan atau luka yang tidak sembuh sesuai dengan waktu proses penyembuhan luka.

Jenis luka yang masuk dalam kelompok luka akut (luka baru) diantaranya luka operasi,luka
kecelakaan,dan luka bakar.Jika penanganan betul dan luka menutup dalam 21 hari maka dikatakan luka
akut,tapi jika tidak maka akn jatuh pada luka kronis (luka yang sulit sembuh).Contoh sederhana kasus
luka akut adalah luka operasi yang setelah kurang 21 hari sudah menutup ,atau luka bakar yang
mengalami hambatan trus menerus dalam penyembuhan luka secra fisiologis dikatakan sebagai luka
kronis misalkan pada kasus luka kecelakaan yang hingga 2 bulan tidak kunjung sembuh dan menutup
contoh kasus lainnya luka baru didapati adanya tanda peradangan local hingga lebih dari 7 hari
kemungkinan bukan lagi inflamasi namun infeksi .Infeksi menjadikan luka akut sebagai luka
kronis.Dikatakan luka kronis karena luka proses inflamasi yang memanjang tidak sesuai dengan fisiologis
waktu penyembuhan luka.Contoh luka kronis lainnya pada luka dengan dasar luka merah sudah satu
bulan(>21 hari) tidak mau menutup,maka dapat disebut juga sebagai luka kronis.

GAMBAR

Luka yang sudah pasti dikatakan luka kronis diantaranya adalah luka tekan(dekubitus),luka
karena diabetes,luka karena pembuluh darah vena maupun arteri,luka kanker,luka dehiscence dan
abses.

Salah satu yang menjadi ciri khas dari luka kronis adalah adanya jaringan nekrosis (jaringan mati)
baik yang berwarna kuning maupun yang berwarna hitam.Ciri khas lainya dari luka kronis adalah adanya
infeksi dan adanya penyulit sistemik yang menghambat penyembuhan luka.Sehingga manajmen luka
akut.Pada dasarnya luka akut yang fisiologis dapat sembuh dengan sendirinya,selama tidak ada factor
penyulit yang sering ditemukan pada luka kronis .Salah satu metode yang dikembangkan dalam
mananjmen luka kronis dengan menggunakan metode TIME yang akan dijelaskan pada bab berikutnya.

KONSEP LEMBAB

Pada tahun 1962 prof.Dr.George D.winter melakukan penelitian tentang efektifitas perawatab
luka antara perawatan secara terbuka(kering) dengan perawatan secara tertutup (lembab) pada
hewan.Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa perawatan luka adengan mengunakan konsesp tertutup
atau lebab dua kali lebih cepat sembuh dibandingkan dengan perawatan yang dibiarakan terbuka atau
kering semenjak itulah kemudian berkembang dimulai tahun 1970-an berbagai macam balutan luka
yang dapat mempertahankan kelembapan luka.
Konsep lembab merupakan pionir dalam manajmen luka modern sebagai konsep yang
membantu mempercepat penyembuhan luka.Pada tahun 2003 Bishop et.al.mengemukakan bahwa
lembab yang harus diciptakan adalah lembab yang seimbang (moisture balance).Yaitu kondisi yang
tidak perlu kering dan dan juga tidak terlalu basah .Hal ini disebabkan jika lembab (basah) yang
membuat kulit sekitar luka maserasi atau bahkan kurang lembab (kering) sehingga proses penyembuhan
luka tidak terjadi dengan optimal .Penting sekali memahami bahwa balutan yang melembabkan luka
adalah balutan ynag dapat mempertahankan suasan lembab yang seimbang .Hal ini sangat penting
dipahami,Karena masing-masing balutan memiliki fungsi yang berbeda-beda tergantung dari kondisi
luka.Pemilihan balutan yang kurang tepat menyebabkan luka tidak kunjung sembuh dan tidak efisien
dalam penggunaan balutan.

MANAJMEN LUKA
KRONIS

Luka kronis adalah luka yang mengalami kegagalan dalam proses penyembuhan luka atau luka yang
tidak sembuh sesuai dengan waktu penyembuhan luka sehingga fasenya memanjang hingga
menahun.Hal ini disebabkan karena adanya factor penyulit yang menghambat proses penyembuhan
luka sehingga luka sulit sembuh.Seringnya luka menjadi kronis disebabkan karena adanya penyakit
penyerta (penyakit gula,penyumbatan pembuluh darah arteri,sehingga permasalahan pembuluh darah
vena,imobilisasi,dan lain-lain).

Selain penyakit penyerta factor penyulit lainnya adalah usia,setatus psikologis,pengunaan obat-obatan
dan perawatan yang tidak tepat yang menyebabkan luka sulit sembuh.

Banyak factor yang menghambat penyembuhan luka menjadikan manajmen luka kronis memerlukan
pengetahuan dan keterampilan khusus.Manajmen luka kronis tidak hanya mrmbalut luka,namun
memerlukan pengkajian holistic dan rencana tidankan yang sesuai dengan masalah yang
ditemukan.Pada bab manajmen luka kronik disini akan diberikan gambaran singkat yang penting yang
harus di ketahui Therapist luka dianjurkan membaca dan memahami secara holistic,karena buku ini
membahas spesifik pada berbagai jenis balutan dan cara mudah dalam memilih balutan yang tepat
sesuai dengan kondisi luka.

Pengkajian
Pengkajian luka kronis sama dengan pengkajian luka akut,namun disini penekanan pada kenapa
atau apa yang menyebabkan luka tidak kunjung sembuh???? Penyebab ini harus diatasi bersamaan
dengan berlangsungnya proses perawatan luka yabg tepat.
Sebelum melakukan pengkajian ada beberapa pertanyaan yang penting ditanyakan kepasien dan atau
keluarganya,dianatranya:

“sudah berapa lama lukanya?”

“Lukannya pertama kali karena apa?”

“Pengobatan dan atau perawatan sebelumnya bagaimana?”

Setelah itu Trapis melakukan pengkajian lengkap baik secara umum maupun local yang dapat
menunjang diagnose dan masalah yang muncul.

1. Usia
2. Penyakit penyerta (Diabetes,jantung coroner,ginjal.dll).
3. Vaskularisasi (Riwayat merokok,kolestrol,operasi,dll)
4. Status nutrisi ( mitos jika punya luka tidak boelh makan ikan-ikanan,dll)
5. Factor kegemukan (obesitas)
6. Radiasi (pada pasiean kanker dengan radiotherapy,dll)
7. Psikologis (stress,kesakitan,dll)
8. Obat-obatan:Kemoterapi,kartikosteroid,imunosupresan,dll.

Pengkajian local luka:

1. Tipe penyembuhan(primer,sekunder,tersier)
2. Penampilan klinis9warna dasar luka merah/granulasi,hitam dan kuning/nekrosis,pink/epitel,dll).
3. Lokasi
4. Ukuran luka
5. Tipe dan jumlah eksudat(sedikit,sedang,banyak,sangat banyak).
6. Malodour
7. Tepi luka dan dasar luka
8. Kuli sekitar luka
9. Nyeri

Pengkajian spesifik luka kronis:

1. Jaringan nekrosis (jaeringan pada dasar luka yang berwarna hitam dan kuningn
/avaskularisasi)
2. Tanda infeksi / kolonisasi kuman pada luka;tanda infeksi local dan karakteristk eksudat yang
banyak,bau tidak sedap dan kental serta didukung tanda infeksi sistemik maka dapat
sebagai data kuat adanya infeksi.Jika baru adanya biofilm ( lapisan tipis seperti agar-agar
yang dibentuk kuman sebagai perisil diri) dan tanda infeksi local maka dikatakan kolonisasi
dan kritikal kolonisasi dari kuman.
3. Benda asing (Misal:serpihan tulang,sisa benang,kotoran lainnya)

Pengkajian spesifik luka kronis sangat penting dilakukan dengan tepat sehingga dapat
menunjang rencana tindakan dan tujuan yang akan dicapai selama perawatan.Manajmen
luka kronis dikenal dengan menggunakan metode T.I.M.E. (Vincent falanga).
MANAJMEN T.I.M.E
Prof. Dr.Vincent falanga pada tahun 2003 mengembangkan satu metode untuk manajmen
luka kronik.Metode ini di kenal dengan metode T.I.M.E, yaitu dengan memeprhatikan
Tissue,non-viable or devicient (jaringan mati pada dasr luka),Infection or inflammation or
inflammation (infeksi atau inflamasi),Moistture imbalance ( kelembapban yang tidak
seimbang ) dan Edge of wound non-advancing or undermining ( tepi luka yang tidak maju
atau ada goa ).Pada tahun 2004 terjadi evolusi dari iastilaqh T.I.M.E. Oleh EWMA (European
Wound Management Association0 dalam sebauh diskusi ilmiah untuk menentuikan
persiapan dasar luka secara aplikasi menjadi:

T Tissue Management
(Manajmen jaringan)
I Inflammation and infection control
(control inflamasi dan infeksi)
M Moisture balance
(kelembaban yang seimbang)
E Ephetial (Edge) Advancement
(Kemajuan epital / tepi Luka)

TISSUE MANAGEMENT (Manajmen jaringan)

Tujuan:

1. Mengangkat jaringan mati (devaskularisasi0dengan melakukan debridemang


2. Membersihkan dari benda asing
3. Persiapan dasar luka kuning / hitam menjadi merah

Manajmen jaringan tindakann utamannya adalah dengan melakukan debridemang,dimulai dari


mengkaji dasaar luka sehingga dapat dipilih jenis debrigdemang yang akan
dilakukan.Debridemang adalah kegiatan atau menghilangkan jaringan mati,jaringan terinfeksi
dan benda asing dari dasar luka yang baik (tidaj ada jaringan mati dan benda asing)diperlukan
tindakan debridemang secara berkelanjutan .Kaji luka ,lingkungan dan factor sistemik pasien
sebelum melakukan debridemang ,tentukan pencapaian hasil dan pilih jenis debridemang yang
cocok untuk pasien tersebut.
Ada berbagai macam cara melakukan debridemang,dianatranya dengan metode
chemical,mechanical,autolysis,conservative sharp wound debridement(CSWD) dan surgical
debridemang.Berikut akan digambarkan secara singkat masing-m,asing jenis debridemang.

CHEMICAL DEBRIDEMENT

Yaitu debridemang dengan menggunakan bahan kimia.Beberapa referensi menyebutkan bahwa


menggunakan enzim dan biolysis termasuk didalamnya.Sodium hypochlorite(dakin’s solution)
merupakan media yang digunakan dalam chemical debridemang,Enzimnya debridemang dapat
menggunkan tumbuhan 9herbal)seperti enzim papain(papaya),bromelain (nanas).Sedangkan biolisisi
menggunakan maggots (larva / belatung).

MECHANICAL DEBRIDEMENT

Menggunkan kasa (digosok /usap)atau pinset atau dengan konsep wet-dry dressing,atau dengan irrigasi
tekanan tinggi dan hidrotrapi / whirlpoll.Teknik ini sudah jarang digunakan ,namun masih digunakan
pada kasus luka dengan bioflm.

AUTOLYSIS DEBRIDEMNT

Tubuh memiliki enzim proteolitik yang berperan dalam debris atau pembersihan.proses pembersihan ini
dapat terjadi pada suasana lembab pada luka maka dapat mendukung proses autolisis (tubuh
melepaskan dengan sendirinya). Suasana lembab dapat tercipta dengan menggunkan balutan yang
dapat mengatasi W (Wound base / warna dasar luka) dari metode WEI pemilihan balutan yang dibahas
pada BAB selanjutnya.Luka yang hitam dan kuning akan melunakakna dan mudah diangkat bahkan
hilang diserap “ absorbent dressing “.

CONSERVATIVE SHARP WOUND DEBRIDEMENT(CSWD)

Merupakan tindakan mengangkat jaringan mati yang tidak mudah berdarah dan tidak menimbulkan rasa
sakit,sehingga tidak memerlukan anastesi.CSWD dikenal dengan istilah nekrotomi dan dapat dilakukan
oleh tenaga kesehatan yang bersertifikat khusus,misal seorang ETN (Enterostomal therapy nurse) atau
WOCN (Wound ostomy continence nurse) atau CWT (certified wound therapist ) dan sertifikasi nasional
atau internasional lainnya yang selalu melakukan uji kompetensi untuk keabsahannya.

GAMBAR

Anda mungkin juga menyukai