Anda di halaman 1dari 58

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Generator magnet permanen adalah salah satu generator kecepatan rendah

yang mengubah energi mekanik menjadi energi listrik . Pada generator ini

menggunakan magnet permanen yang mengacu pada hukum Faraday dan Lenz.

Hukum Faraday menjelaskan bahwa Adanya perubahan fluks magnetik yang

melingkupi suatu kumparan akan menimbulkan gaya gerak listrik (GGL) induksi

pada ujung-ujung kumparan tersebut (Prasetijo dkk, 2012). Pengembangan

penelitian generator magnet permanen putaran rendah yang banyak dikembangkan

yaitu dengan aksial dan radial (Noprizal dkk, 2016)

Generator fluks aksial merupakan sebuah mesin penghasil listrik

sederhana dengan putaran pada kecepatan rendah yang menggunakan magnet

permanen (Noprizal dkk, 2016). Generator ini memilki kelebihan yaitu dapat

bekerja di dalam putaran yang rendah karena memiliki struktur seperti piringan

tipis yang ringan. Namun generator ini lebih optimal jika diletakkan pada pondasi

yang kuat sehingga dapat bekerja dengan stabil. Pada generator radial, rotor

dengan magnet permanen diputar pada kecepatan tertentu sehingga medan

magnet akan memotong lilitan diam pada stator dan menghasilkan gaya gerak

listrik (Pramono dkk, 2014). Generator radial memiliki struktur yang complex

dengan rotor dan stator menggunakan baja murni yang sangat kokoh sehingga

memiliki umur yang panjang tetapi tetap dapat digunakan pada putaran relatif

rendah. Karena stator dan rotor terbuat dari baja murni membuat bobotnya lebih

1
2

berat sehingga generator sangat membutuhkan pondasi yang kuat agar dapat

bekerja optimal.

Oleh sebab itu, untuk memperbaiki kekurangan pada kedua generator

diatas yang strukturnya membutuhkan pondasi yang kuat agar generator dapat

bekerja optimal dapat mengimplementasikan alat listrik sebagai generator magnet

permanen kecepatan rendah. Salah satu alat listrik yang paling mudah

diaplikasikan adalah pompa air, karena memiliki struktur yang complex seperti

generator radial dan ringan seperti generator axial. Selain itu struktur pompa air

juga kecil sehingga dapat dipasang pada pondasi yang ringan dan tempat yang

terbatas.

Namun pompa air tidak dapat langsung digunakan sebagai generator.

Karena pompa air adalah jenis motor yang menggunakan energi listrik sebagai

pembangkit medan magnetik dari kedua lilitan yang akan menghasilkan gaya putar

untuk menjalankan rotor hingga mencapai kecepatan penuhnya (Yahya dan Tohir,

2008). Agar pompa air menjadi generator dapat dipasang magnet permanen

Neodymium (NdFeB) pada rotornya sebagai pembangkit medan magnet seperti

pada generator radial dan axial. Sehingga pompa air menjadi generator magnet

permanen putaran rendah.

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis mengangkat judul penelitian

“Rancang Bangun Generator Magnet Permanen Menggunakan Struktur

Pompa Air”.
3

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang diatas, dapat ditarik beberapa rumusan

masalahnya sebagai berikut :

1. Bagaimana memanfaatkan struktur pompa air sebagai generator magnet

permanen kecepatan rendah ?

2. Bagaimana efektifitas kerja pompa air sebagai generator magnet permanen

kecepatan rendah ?

1.3 Batasan Masalah

Pada penelitian ini penulis memberikan batasan masalah dalam bahan

yaitu pompa air dengan tipe DAB DB125 yang nantinya rotornya yang diganti

kayu diberi magnet Neodymium (NdFeB) sehingga menjadi generator, batasan

masalah pada penelitian ini sebagai berikut :

1. Pompa air DAB DB125 memiliki spesifikasi daya input 250 Watt, daya

output 125 Watt, tegangan 220 V

2. Penelitian yang dilakukan hanya berfokus pada penggunaan struktur

pompa air DAB DB125 sebagai generator magnet permanen yang inti

rotornya diganti menjadi kayu kemudian dipasangi magnet Neodymium

(NdFeB)

1.4 Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan membuat sebuah generator dengan

mengimplikasikan pompa air DAB DB125 sebagai generator magnet permanen


4

kecepatan rendah untuk memperbaiki kekurangan dari generator axial dan radial

yang strukturnya membutuhkan pondasi yang kuat agar bekerja optimal.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian Rancang Bangun Generator Magnet

Permanen Menggunakan Struktur Pompa Air adalah sebagai berikut :

1. Dapat mengimplementasikan pompa air sebagai generator magnet

permanen yang menghasilkan tegangan AC

2. Dapat menjadi pengetahuan pada bidang alat listrik dan magnet permanen

bagi masyarakat awam

3. Sebagai referensi bagi praktisi listrik pada bidang generator magnet

permanen
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penulis melakukan studi literatur dengan mempelajari penelitian yang sudah

dilakukan sebelumnya, sehingga dapat digunakan sebagai rujukan dan

perbandingan pada metode penelitian serta hasil yang dicapai pada penelitian ini.

Penelitian yang dilakukan oleh Noprizal Dkk (2016) yang berjudul

“Perancangan Prototype Generator Magnet Permanen 1 Fasa Jenis Fluks Aksial

Pada Putaran Rendah”. Penelitian ini membahas tentang merancang sebuah

generator jenis fluks aksial dengan menggunakan magnet permanen jenis

Neodymium iron boron (NdFeB) yang berputar pada kecepatan rendah.

Penggunaan magnet permanen pada generator jenis fluks aksial ini agar dapat

menghasilkan medan magnet pada celah udara tanpa memerlukan sistem eksitasi

daya listrik dari luar. Penelitian ini membuat generator axial yang struktrunya

seperti piringan dan ringan sehingga sangat mudah terpengaruh oleh getaran bila

di pasang pada pondasi yang tidak kuat.

Penelitian yang dilakukan oleh Goeritno dkk (2016) yang berjudul “Struktur

Belitan Stator Dan Rotor Bermagnet Fluks Radial Untuk Alternator Fase

Tunggal”. Penelitian ini membahas tentang pemanfaatan kembali rangka dan inti

stator bekas dari motor 3 phase melalui pengkondisian ulang sehingga menjadi

generator magnet permanen. Penggunaan struktur dari motor 3 phase ini untuk

memasang kumparan tipe jerat (lap winding) satu lapis pada rentang 6 (enam)

aluran yang terhubung seri, sehingga pada kumparan inilah yang nantinya akan

5
6

terjadi gaya gerak listrik (GGL). Pada rotor juga akan dipasangkan magnet

permanen Neodymium (NdFeB) sebagai pembangkit medan magnet yang

membangkitkan induksi pada kumparan stator. Pemasangan magnet permanen ini

bertujuan agar rotor tidak memerlukan eksitasi tambahan dari luar. Penelitian ini

membuat generator menggunakan struktur motor 3 phase sebagai bodynya

sehingga membuat generatornya besar dan berat, oleh sebab itu sangat tidak

mungkin bila dipasang pada pondasi yang ringan.

Penelitian yang dilakukan oleh Pramono Dkk (2015) yang berjudul

“Perancangan Generator Mini Turbin Angin 200W Untuk Energi Angin

Kecepatan Rendah”. Penelitian ini berfokus membuat generator magnet permanen

yang menghasilkan daya sebesar 200W. Generator ini dibuat dengan prinsip flux

radial dimana rotor tipe sangkar tupai dipasang dengan magnet permanen berjenis

Neodymium (NdFeB) grade N50. Rotor dengan Magnet Neodymium yang

dipasang ini akan diputar pada kecepatan 500 rpm dan menghasilkan induksi pada

kumparan stator sehingga terjadi GGL pada kumparan stator. Penelitian ini

membuat generator yang mengimplimentasi sistem 3 phase yang membuat ukuran

generatornya menjadi besar, karena lilitan pada 3 phase terpecah menjadi 3 alur

yang membutuhkan lilitan yang terpisah pada body statornya, oleh sebab itu

generator ini hanya bisa dipasang pada pondasi yang kuat.


7

2.2 Rangkuman Hasil Penelitian Terdahulu

Berikut adalah hasil penelitian terdahulu yang dapat dilihat pada tabel 2.1

Tabel 2.1 Rangkuman Hasil Penelitian Terdahulu

Sistem Generator Hipotesis Pemasangan


Jenis
No. Peneliti Magnet Kapasitas Struktur
Generator
Permanen Output Generator

Prototype
Noprizal
Generator Magnet
1. Dkk Magnet 30 VAC Permanen
Permanen 1 Fasa
(2016) Permanen
Jenis Fluks Aksial

Struktur Belitan
Goeritno Stator Dan Rotor
2. Dkk Bermagnet Fluks Magnet 30 VAC Permanen
(2016) Radial Untuk Permanen
Alternator

Generator Mini
Pramono Turbin Angin Magnet
3. Dkk 200W Untuk Permanen 30 VAC Permanen
(2015) Energi Angin
Kecepatan Rendah

Implementasi
4. Ellyas Pompa Air Magnet 7.3 VAC Portable
(2019) Sebagai Generator Permanen
Magnet Permanen
8

2.3 Generator Magnet Permanen

Generator magnet permanen merupakan sebuah mesin penghasil listrik

sederhana dengan putaran pada kecepatan rendah. Generaor ini terdiri dari dua

bagian yaitu, stator (diam) dengan kumparan setiap alur statornya, dan bagian

rotor (berputar) yang kebanyakan menggunakan magnet jenis Neodymium

(NdFeB) dengan nilai kemagnetan yang tinggi sehingga dapat digunakan dalam

proses pembangkitan energi listrik tanpa memerlukan sistem eksitasi daya listrik

dari sumber lain untuk membangkitkan tegangan pada mesin ini (Noprizal Dkk,

2016).

Pemanfaatan generator ini biasa di terapkan pada pemanfaatan energi air,

energi angin sebagai sumber energi listrik alternatif skala kecil. Sehingga

memerlukan generator yang sesuai karena energi mekanik berupa putaran yang

dihasilkan oleh sumber energi tersebut umumnya pada putaran yang rendah

(Prasetijo dkk, 2012).

Gambar 2.1 Skema Generator Magnet Permanen

Sumber : (Onny, 2017)


9

2.3.1 Generator Magnet Permanen Radial

Generator radial merupakan generator permanen magnet yang memiliki

arah fluks radial terhadap sumbu putar sehingga arah fluks searah dengan arah

putaran rotor, hal ini dikarenakan rotor dengan magnet permanen diputar pada

kecepatan tertentu sehingga medan magnet akan memotong lilitan diam pada

stator dan menghasilkan gaya gerak listrik (Pramono dkk, 2014).

Generator jenis ini merupakan mesin listrik dengan dengan desain paling

sempurna saat ini sehingga digunakan sejak lama. Pemanfaatan generator ini biasa

dilakukan pada energi angin atau air yang merupakan salah satu energi alternatif.

Gambar 2.2 Generator Magnet Permanen Tipe


Flux Radial

Sumber : (Murphy, 2012)

2.3.2 Generator Magnet Permanen Axial

Merupakan generator permanen magnet yang memiliki arah medan fluks

sejajar dengan sumbu putar . Fluks tersebut merupakan hasil dari gaya tarik
10

menarik antara dua buah magnet permanen yang memiliki kutub yang berbeda.

Generator jenis fluks aksial merupakan pengembangan dari generator flux radial.

Perancangan generator jenis ini diperlukan untuk meminimalkan biaya,

memperbesar torsi, dan dapat bergerak dengan kecepatan yang bervariasi. Mesin

jenis ini meiliki kontruksi yang kompak dan berbentuk piringan. Penggunaan

magnet pada generator jenis fluks aksial ini agar dapat menghasilkan medan

magnet pada celah udara tanpa memerlukan sistem eksitasi daya listrik dari luar

(Noprizal Dkk, 2016).

Gambar 2.3 Generator Magnet Permanen Tipe


Flux Axial

Sumber : (Moreels, 2018)

2.3.3 Bagian – Bagian Generator Magnet Permanen

Seperti hanya kebanyakan alat listrik generator juga memiliki bebearapa

bagian. Bagian – bagian generator pada umumnya memiliki kesamaan seperti

halnya motor listrik, karena pada dasarnya motor listrik strukturnya meniru
11

generator magnet permanen. Generator yang ada pada pasaran memiliki bagian –

bagia sebagai beriku :

1. Rotor

Rotor adalah bagian generator yang bergerak atau berputar. Antara rotor dan

stator dipisahkan oleh celah udara (air gap). Rotor generator magnet

permanen tersusun dari sejumlah magnet permanen sebagai penghasil medan

magnet yang diperlukan dalam pembangkitan tegangan generator.

Magnet permanen disusun pada sepasang media yang sedemikian rupa,

sehingga fluks magnet yang melingkupi kumparan stator dari masing masing

magnet permanen saling memperkuat. Agar dapat berputar dua piringan tersebut

dihubungkan pada shaft yang tersambung dengan poros menuju penggerak mula

(Prasetijo dkk, 2012).

Gambar 2.4 Rotor Generator Magnet (Goeritno, 2016)


12

1. Inti Rotor

Inti rotor pada generator memiliki fungsi sebagai tempat pemasangan

magnet pada generator magnet permanen. Sehingga magnet akan menginduksi

kumparan yang nantinya akan menghasilkan listrik.

Gambar 2.5 Inti Rotor Generator Magnet

Sumber : (Zhang, 2019)

2. Inti Stator

Inti stator pada generator Adalah bagian yang terbuat dari bahan

ferromagnetic atau besi lunak disusun berlapis-lapis disusun berlapis-lapis tempat

terbentuknya GGL

Gambar 2.6 Inti Stator Generator Magnet

Sumber : (Alan, 2012)


13

3. Bearing

Bearing adalah alat yang memungkinkan terjadinya pergerakan relatif antara

dua bagian generator, biasanya gerakan angular atau linear.

Gambar 2.7 Bearing

Sumber : (Imam, 2011)

4. Stator

Menurut Fitzgerald dan Chapman dalam Goeritno Dkk Stator pada

umumnya terbuat dari baja murni yang dipasang bebrapa coil atau kumparan dari

kawat tembaga yang dilapisi oleh bahan isolator. Inti stator biasanya untuk

penempatan belitan stator pada proses pembangkitan tegangan listrik pada

alternator fase-tunggal maupun fase-tiga. Stator generator magnet permanen

merupakan kumparan medan, tersusun dari beberapa kumparankawat (coil)

mail yang dilapisi dengan bahan isolator. Jumlah kumparan mempengaruhi

kuantitas tegangan keluaran generator. Kumparan terbuat dari tembaga murni

yang dicetak oleh mesin khusus pada pembuatannya. Tembaga yang dipasang

pada stator juga dipasangi plastic berbentuk bening. Hubungan seri beberapa
14

kumparan menentukan keluaran tegangan generator menjadi 1 fasa atau 3 fasa

(Prasetijo dkk, 2012).

Gambar 2.8 Stator Generator Magnet

Sumber : (Nainggolan, 2015)

2.4 Pompa Air

Pompa adalah mesin atau peralatan mekanis yang digunakan untuk

menaikkan cairan dari dataran rendah ke dataran tinggi atau untuk mengalirkan

cairan dari daerah bertekanan rendah ke daerah yang bertekanan tinggi. Selain itu

sebagai penguat laju aliran pada suatu sistem jaringan perpipaan. satu jenis

peralatan yang menggunakan motor listrik sebagai penggerak pompanya. Dalam

pompa air listrik, jenis motor listrik yang dipakai adalah jenis 1 fasa kapasitor.

Ciri motor listrik jenis ini ditandai dengan adanya kapasitor yang berukuran 8uf

450V – 18uf 450V tergantung tenaga/watt dari motor listrik tersebut.

Fungsi kapasitor ini pada jenis motor listrik 1 fasa kapasitor sangatlah

penting. karena tanpa kapasitor ini motor tidak akan bisa berputar sama sekali.
15

Dengan demikian jika kapasitor ini sudah mengalami kerusakan akan berpengaruh

terhadap motor listrik, dan kerusakan kapasitor bisa terjadi oleh berbagai sebab.

Prinsip kerja pompa adalah lilitan bantu dan lilitan utama diberi energi

listrik sehingga menghasilkan gaya putar yang diperlukan untuk menjalankan

rotor hingga mencapai kecepatan penuhnya (Yahya dan Tohir, 2008). Pompa air

biasanya dipasang pada pondasi khusus. Pemasang pompa air pada pondasi

khusus bertujuan agar pompa air tetap aman dari ganguan dari luar seperti air. Air

dapat menyebabkan kumparan didalam pompa air konslet, sehingga dapat

membuat pompair meledak.

Energi putar tersebut dimanfaatkan untuk penekanan dan penghisapan

terhadap fluida. Pada sisi hisap pompa (suction), elemen pompa akan menurunkan

tekanan dalam ruang pompa. sehingga akan terjadi perbedaan tekanan antara

permukaan fluida yang dihisap dengan ruang pompa (Iqtimal dkk, 2018).

Gambar 2.9 Pompa Air (Iqtimal, 2018)


16

2.4.1 Bagian - Bagian Pompa Air

1. Stator

Stator adalah elemen diam yang terdiri dari Rangka Stator, Inti Stator dan

belitan-belitan Stator (belitan jangkar). Rangka stator terbuat dari besi tuang dan

merupakan rumah dari semua bagian-bagian generator. Rangka stator ini

berbentuk lingkaran dimana sambungan - sambungan, pada rusuknya akan

menjamin generator terhadap getaran-getaran. Inti stator terbuat dari bahan

ferromagnetic atau besi lunak disusun berlapis-lapis disusun berlapis-lapis tempat

terbnentuknya fluks magnet. Belitan stator terbuat dari tembaga disusun dalam

alur-alur, belitan stator berfungsi tempat terbentuknya gaya gerak listrik. Menurut

Fitzgerald dan Wildi dalam Goeritno dkk stator adalah sebagai rangka tempat

keberadaan inti stator. Karena komponen ini akan bersinggungan langsung dengan

kinerja motor. Inti stator terdapat grup kumparan terdiri atas tiga kumparan yang

digulung dalam satu lapis secara jerat (buhul, lap winding), keseluruhannya

tersusun secara seri (Goeritno dkk, 2016).

Gambar 2.10 Stator Pompa Air (Goeritno , 2016)


17

2. Rotor

Rotor adalah merupakan elemen yang berputar, pada rotor terdapat kutub-

kutub magnet dengan lilitan-lilitan kawatnya dialiri oleh arus searah. Rotor kutub

tidak menonjol atau rotor silinder digunakan untuk generator-generator turbo atau

generator kecepatan tinggi.Menurut Fitzgerald dan Wildi dalam Goeritno dkk

Rotor merupakan elemen berputar. Rotor biasa berada ditengah stator,

karakteristiknya itu memiliki poros dan bering atau bos penstabil sebuah poros

agar tetap dalam keadaan lurusKebanyakan motor AC menggunakan rotor

sangkar, yang sering ditemukan pada motor-motor AC untuk keperluan rumah

tangga dan industri kecil.

Rotor pada pompa air tersusun oleh sebuah ring pada ujung-ujung rotor,

dengan batang-batang penghubung ring sepanjang rotor. Biasanya coran

alumunium atau tembaga di antara lapisan besi dari rotor, dan biasanya hanya

ring-ring ujungnya yang nampak. Rotor biasanya dihubungkan dengan poros

utama yang kemudian terhubung dengan bearing.

Gambar 2.11 Rotor Pompa Air

Sumber : (Wijdan, 2016)


18

3. Impeller

Impeller adalah semacam piringan berongga dengan sudut-sudut

melengkung di dalamnya dan dipasang pada poros yang digerakkan oleh motor

listrik, mesin uap atau turbin uap. Bagian samping dari impeller dekat dengan

poros , dihubungkan dengan saluran hisap , dan cairan (air, minyak, dll) masuk ke

dalam impeller yang berputar melalui saluran tersebut. Gerakan berputar dari

impeller maka cairan yang terdapat pada bagian tersebut ikut berputar akibat gaya

sentrifugal yang terjadi, air didesak keluar menjauhi pusat, dan masuk dalam

ruangan antara keliling impeller bagian luar dan rumah pompa, dan menuju ke

saluran keluar.

Pada pompa air Impeler adalah bagian yang dapat menarik dan mendorong

aliran air, biasanya pada bagian Impeler memiliki gerigi pendorong. Impeller

biasanya terbuat dari baja dicampur dengan kuningan sehingga tahan karat.

Gambar 2.12 Impeler Pompa Air

Sumber : (Wijdan, 2016)


19

4. Kapasitor

Kapasitor daya adalah suatu bentuk elemen eletronik yang salah satu

fungsi utamanya adalah memperbaiki faktor daya listrik. Dalam rangkaian

arus bolak balik (AC) (Prasetyo dan Assaffaf, 2010). Prinsipnya kapasitor

adalah alat yang dapat menyimpan suatu muatan listrik setelah alat itu dialiri oleh

arus listrik dalam waktu yang cukup lama, sehingga arus listrik yang sudah

tersimpan didalam kapasitor tersebut dapat digunakan kembali untuk keperluan

lain seperti proses starting motor adalah salah satunya, selain itu kapasitor juga

dapat digunakan untuk memperbaiki faktor daya pada tegangan jala - jala (PLN),

yang berdampak pada penghematan pemakaian listrik dikarenakan nilai faktor

daya cukup baik yaitu cos phi 0.8 - 1.0.

Mesin pompa air memiliki satu kapasitor yang berfungsi sebagai proses

starting pada saat mesin dihidupkan, perlu diketahui pada saat starting, motor

memerlukan energi yang cukup besar untuk menghasilkan energi putar. Arus

listriknya sebagian akan dipasok dari kapasitor sehingga beban motor menjadi

ringan saat starting, Besaran kapasitor yang digunakan pada mesin pompa air

umumnya apada kisaran antara 4-16 micro farad.

Gambar 2.13 Kapasitor Pompa Air

Sumber : (Supri, 2018)


20

5. Bearing

Bearing adalah alat yang memungkinkan terjadinya pergerakan relatif

antara dua bagian pompa air, biasanya gerakan angular atau linear.

Gambar 2.14 Bearing

Sumber : (Imam, 2011)

6. Inti Rotor

Inti rotor pompa air memiliki fungsi sebagai jalan atau jalur fluks magnet

yang dibangkitkan oleh kumparan medan. Pada kumparan medan ini juga terdapat

dua bagian, yaitu bagian penghantar sebagai jalur untuk arus pemacuan dan

bagian yang diisolasi.

Gambar 2.15 Inti Rotor pompa air

Sumber : (Awan, 2015)


21

7. Inti stator

Inti stator pada pompa air Adalah bagian yang terbuat dari bahan

ferromagnetic atau besi lunak disusun berlapis-lapis disusun berlapis-lapis tempat

terbentuknya induksi magnet

Gambar 2.16 Inti Stator pompa air

Sumber : (Zang, 2019)

2.5 Magnet Permanen Neodymium (NdFeB)

Magnet permanen adalah magnet yang mempertahankan kekuatan magnet

mereka dalam jangka waktu yang lama. Magnet permanen umumnya terbuat dari

bahan feromagnetik yang keras. Mereka dapat termagnetisasi dengan

menempatkan mereka ke dalam medan magnet. Bahan feromagnetik

menampilkan histeresis, yaitu: apabila medan magnet eksternal secara bertahap

hilang, bahan tahan demagnetisasi pada rentang yang lebih panjang dari kekuatan

medan magnet.

Magnet permanen dapat juga menjadi magnet dengan menempatkan

mereka ke dalam medan magnet. Magnet ini tidak kehilangan magnetisasinya

tanpa medan magnet eksternal atau ketika medan magnet eksternal dimatikan.
22

Sedangkan magnet sementara juga dapat menjadi magnet dengan menempatkan

material di dalam medan magnet, ketika medan magnet eksternal dimatikan,

materi kehilangan magnetisasinya. Bahan magnet permanen disebut bahan

feromagnetik keras. Sedangkan bahan magnetik sementara adalah bahan

feromagnetik atau paramagnetik lembut.

Pada umumnya bahan magnet permanen yang digunakan bukan hanya dari

besi metalik, tetapi juga dari logam (magnet logam) atau keramik (magnet

keramik). Disamping itu dimanfaatkan pula unsur lain untuk meningkatkan

kemampuan magnetik sehingga memenuhi persyaratan (Van Vlack, 1995).

Magnet modern dapat diklasifikasikan ke dalam empat kelas, masing-masing

berdasarkan komposisi bahan. Kelas magnet dikelompokkan berdasarkan masing-

masing sifatnya. Umumnya kelas ini adalah Neodymium Ferit Boron (NdFeB),

Samarium Cobalt (SmCo), Keramik (BaFe203/SrFe203) (Sumardjati, 2012)

Gambar 2.17 Magnet Neodymium (NdFeB)

Sumber : (Huang, 2019)


BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan diagram alir (flow chart) untuk membantu

proses analisis terhadap pemecahan masalah. Diagram alir (flow chart) adalah

sebuah gambaran secara grafik yang terdiri dari simbol-simbol yang menyatakan

urutan kegiatan yang dijalani dalam penelitian yang akan dilakukan . Berikut

merupakan diagram alir penelitian :

Gambar 3.1 Flow chart penelitian

23
24

Berdasarkan diagram alir diatas peneletian dimulai dengan observasi, studi

literatur, analisis sistem, desain sistem, implementasi sistem, dan pengujian

sistem. Kemudian dapat diketahui apakah generator magnet permanen struktur

pompa air dapat bekerja dengan optimal atau belum jika sudah maka dapat

diketahui kesimpulan dan saran jika belum optimal akan dilakukan analisis ulang.

3.1. Observasi

Observasi adalah tahapan awal dalam melakukan penelitian. Observasi

dilakukan dengan cara mengamati dan meneliti perkembangan teknologi pada saat

ini. Observasi pada generator magnet permanen, umumnya generator magnet

permanen yang telah dibuat strukturnya membutuhkan pondasi yang kuat agar

generator dapat bekerja, sehingga generator magnet permanen menjadi terbatas

pada pondasi yang kuat saja.

3.2. Studi Literatur

Berdasarkan pada permasalahan yang telah dirumuskan, penulis melakukan

studi literatur. Studi literatur adalah proses yang dilakukan untuk menelusuri,

mencari dan menghimpun informasi yang relevan dengan penelitian yang akan

dilakukan. Studi literatur yang telah dilakukan pada generator magnet permanen,

generator yang telah dibuat memiliki kekurangan yang sama dengan generator

pada umumnya yaitu strukturnya selalu dipasang permanen, sehingga membuat

kinerja generator menjadi sangat terbatas pada pondasi yang kuat saja, oleh sebab

itu untuk memperbaiki kekurangan pada generator yang sudah banyak dibuat
25

oleh peneliti terdahulu dapat mengimplementasikan alat listrik sebagai generator

magnet permanen kecepatan rendah

3.3. Analisis Sistem

Generator Magnet Permanen (GMP) merupakan generator yang tidak

membutuhkan eksitasi dari luar. Struktur generator magnet permanen pada

umumnya hanya dioperasikan pada pondasi yang kuat dan tidak bisa dioperasikan

pada pondasi yang ringan. Generator ini terdiri dari dua bagian yaitu, stator (diam)

dengan kumparan setiap alur statornya, dan bagian rotor (berputar) yang

kebanyakan menggunakan magnet jenis Neodymium (NdFeB) dengan nilai

kemagnetan yang tinggi, sehingga dapat digunakan dalam proses pembangkitan

energi listrik tanpa memerlukan sistem eksitasi daya listrik dari sumber lain

untuk membangkitkan tegangan pada mesin ini. Generator magnet permanen

terdiri 2 jenis yaitu Radial dan Axial, namun keduanya sangat membutuhkan

pondasi yang kuat agar dapat bekerja secara optimal. Contoh dari alat listrik yang

menggunakan strukur Axial dan Radial adalah pompa air

Pompa air adalah mesin atau peralatan mekanis yang digunakan untuk

menaikkan cairan dari dataran rendah ke dataran tinggi atau untuk mengalirkan

cairan dari daerah bertekanan rendah ke daerah yang bertekanan tinggi. Selain itu

pompa air memiliki struktur yang lebih ringan dan kecil dibandingkan generator

radial dan axial. Karena ringan struktur pompa air dapat dioperasikan pada

pondasi yang ringan. Pompa air juga memiliki stuktur yang kecil sehingga dapat

dipasang pada tempat yang terbatas. Diharapkan generator magnet permanen


26

struktur pompa air ini akan tetap dapat bekerja dengan optimal pada tempat dan

pondasi yang ringan dan terbatas.

3.4. Arsitektur Desain Sistem

Gambar 3.2 Arsitektur GMP Struktur Pompa Air


Sumber : Diolah penulis

GMP (Generator magnet permanen)

1. Rotor

2. Magnet Neodymium

3. Kumparan

4. Stator

5. Output

6. Inti rotor kayu

7. Ash
27

Rotor adalah bagian generator yang bergerak atau berputar. Antara rotor

dan stator dipisahkan oleh celah udara (air gap) energi. Rotor juga bagian yang

terhubung langsung dengan energi mekanik yang digunakan generator untuk

menghasilkan listrik. Magnet Neodymium yang terpasang pada rotor berfungsi

sebagai pembangkit medan magnet sehingga apabila diputar akan menghasilkan

GGL pada kumparan stator. Stator berfungsi sebagai tempat meletakkan

kumparan dan tempat memasang rotor, sehingga rotor bermagnet permanen dapat

terhubung langsung dengan kumparan stator. Kumparan stator adalah tempat

terjadinya GGL yang ditempatkan pada alur stator generator. Output adalah

bagian yang akan menghubungkan energi listrik dengan beban.

Desain blog merupakan kerangka bentuk atau rancangan dari bagian yang

akan digunakan didalam sistem. Berikut ini adalah desain sistem menggunakan

diagram blok :

Gambar 3.3 Diagram blok desain sistem

Pada generator magnet permanen struktur pompa air terdapat alur dalam

bekerja dimulai dari rotor, magnet Neodymium, kumparan dan output. Rotor

berfungsi sebagai bagian yang terhubung langsung dengan energi mekanik yang

digunakan generator untuk menghasilkan listrik

Magnet Neodymium adalah bagian yang akan membangkitkan tegangan.

Ketika magnet ini diputar maka terjadi induksi pada kumparan stator sehingga
28

terjadi GGL. Generator juga tidak membutuhkan eksitasi dari luar karena magnet

permanen ini.

Kumparan stator memiliki fungsi untuk menghasilkan arus bolak-balik

(Alternating Current/AC). GGL yang terjadi pada stator akan disalurkan ke output

yang kemudian akan disalurkan ke dalam beban yang terhubung. Kumparan stator

ini umumnya terpasang secara fixed atau tetap pada inti stator dan terikat pada

rumah alternator, sehingga tidak ikut berputar (statis). Kumparan stator ini terdiri

dari 3 gulungan kawat berisolasi yang dililitkan, pada slot di sekeliling inti stator.

Setiap gulungannya memiliki jumlah lilitan yang sama. Ketiga gulungan kawat

dililitkan secara saling bertumpuk berurutan agar mendapatkan sudut fasa yang

diperlukan sehingga tegangan yang dihasilkan.

3.5 Implementasi Struktur Pompa Air Sebagai Generator Magnet Permanen

Implementasi sistem merupakan tahap penerapan desain atau rancangan

sistem yang telah dilakukan pada tahap desain sistem. Implementasi struktur

pompa air akan diterapkan pondasi apung yang termasuk pada pondasi ringan,

beberapa accecoris akan digunakan agar generator magnet permanen dapat

bekerja secara secara optimal.

3.6. Pengujian Generator Magnet Permanen GMP Struktur Pompa Air

Pengujian struktur pompa air sebagai generator magnet permanen

dilakukan dengan cara melakukan pengujian pada motor yang berputar konstan.

Sehingga Rotor dari generator magnet permanen berputar pada kecepatan tertentu.
29

Jika generator magnet permanen strukur pompa air dapat bekerja secara optimal

dan menghasilkan tegangan sebesar 5 VAC, maka generator magnet permanen

struktur pompa air tersebut sesuai dengan rancangan sistem. Dan apabila

generator magnet permanen struktur pompa air tidak dapat bekerja secara optimal

dan mengasilkan tegangan dibawah 5 VAC, maka generator magnet permanen

struktur pompa air tidak bekerja sesuai dengan rancangan sistem.

3.7. Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan dan saran adalah tahap akhir dari penelitian. Pada tahapan ini

akan diambil kesimpulan dari sistem yang telah dibangun. Kesesuaian rancangan

sistem dengan sistem yang telah dibangun dan diuji akan menentukan kelayakan

sistem tersebut. Dan saran diberikan kepada peneliti selanjutnya yang sesuai

dengan penelitian tersebut dengan harapan sistem yang akan dibangun memiliki

kinerja lebih optimal.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Implementasi Pompa Air Sebagai Generator

Implementasi pompa air adalah menggunakan pompa air sebagai generator.

Pompa air memiliki struktur yang complex seperti generator radial dan ringan

seperti generator axial. Struktur pompa air juga kecil sehingga dapat dipasang pada

pondasi yang ringan dan tempat yang terbatas. Pompa air juga memiliki bobot

yang ringan sehingga dapat dipindahkan dengan mudah.

4.1.1. Pembongkaran Komponen Pompa Air

Pompa air adalah jenis motor yang berputar pada kecepatan sinkron.

Pompa air berfungsi sebagai penyedot atau pemindah air dari tempat yang rendah

ke tempat yang tinggi. Komponen pompa air pada dasarnya digunakan untuk

menyedot air, agar pompa air dapat digunakan sebagai generator beberapa

komponen harus dihilangkan atau dilepas. Komponen yang akan dilepas umumnya

hanya digunakan sebagai penyedot air. Komponen yang tidak dibutuhkan juga

dapat menggangu putaran pada generator

4.1.1.1. Pelepasan Anker Pompa Air

Anker adalah bagian pompa air yang memiliki fungsi sebagai penutup luar

pada casing. Anker biasa terbuat dari bahan yang berbeda, pada bagian yang

berhubungan dengan nozzle, anker terbuat dari bahan baja murni. Bagian lain

yang terhubung dengan fan anker terbuat dari bahan alluminium. Cara

melepaskannya adalah dengan memukul 3 tempat baut pengencang yang ada pada

30
31

anker. Memukul harus pada tempat bautnya harus pada anker yang terbuat dari

baja. Bagian ini memiliki ketahanan yang lebih kuat dan tidak mudah patah bila

terkena benda keras. Tujuan dari pelepasan anker adalah melihat kondisi di dalam

pompa air. Pelepasan anker juga kegiatan pertama dalam pembongkaran pompa

air.

Gambar 4.1 Pelepasan Anker


Sumber : (Data Diolah Oleh Penulis 2019)

4.1.1.2. Pemeriksaan Kumparan Stator Pompa Air

Kumparan adalah sebuah gulungan kawat berisolator pada pompa air.

Kumparan digunakan sebagai pembangkit medan magnet, sehingga stator dapat

berputar dengan kecepatan tertentu. Kegiatan ini memeriksa kumparan stator

apakah masih dalam kodisi bagus. Kumparan yang tidak dalam kondisi baik maka

hal yang harus dilakukan rewinding ulang stator.

Rewinding ulang adalah kegiatan melepas kumparan yang sudah rusak

atau tidak layak pakai. Kumparan yang sudah rusak harus diganti dengan yang

baru karena sangat bebahaya. Bahaya dari kumparan yang rusak dapat
32

menyebabkan hubung singkat dan apabila sudah parah dapat menyebabkan alat

listrik terbakar dan meledak. Kumparan yang bagus memiliki isolator bening yang

masih utuh, apabila kondisi kumparan masih bagus maka dapat langsung dipakai

sebagai generator.

Gambar 4.2 Pemeriksaan Kumparan Stator


Sumber : (Data Diolah Oleh Penulis 2019)
4.1.1.3. Pelepasan Impeler

Impeler adalah bagian yang dapat menarik dan mendorong aliran air,

biasanya pada bagian Impeler memiliki gerigi pendorong. Impeler terbuat dari

baja yang dicapur kuningan sehingga tahan karat yang disebabkan oleh aliran air.

Impeler tidak dibutuhkan karena tidak memiliki fungsi apapun pada generator.

Impeler dapat dilepas dengan memukul ash yang terhubung dengan nozzle.

Gambar 4.3 Impeller


Sumber : (Data Diolah Oleh Penulis 2019)
33

4.1.1.4. Pelepasan Nozzle

Nozzle adalah komponen yang mengangkut air setelah dinaikkan oleh

impeller ke dalam pipa. Nozzle umumnya berbentuk pipa baja pendek berbentuk

seperti huruf L. Ukuran nozzle cukup besar dan berat, sehingga komponen ini

harus dilepas agar tidak menggangu keseimbangan generator saat berputar.

Gambar 4.4 Pelepasan Nozzle


Sumber : (Data Diolah Oleh Penulis 2019)

4.1.1.5. Pemeriksaan Bearing

Bearing pada pompa air berfungsi untuk menahan (constrain) posisi rotor

relatif terhadap stator. Bearing yang digunakan pada pompa air yaitu berupa

journal bearing yang berfungsi untuk menahan gaya berat dan gaya-gaya yang

searah dengan gaya berat tersebut. Bearing yang masih normal dapat berputar

dengan halus dan sebaliknya bila bearing dalam kondisi yang tidak normal.

Bahan yang digunakan pada bearing adalah baja murni. Baja murni

memiliki struktur yang keras, sehingga dapat menahan tekanan dari rotor yang

sedang berputar. Bearing juga memiliki bagian seperti bola kecil yang ada pada

bagian rongga dalam, bola inilah yang dapat berputar 3600. Pompa air memiliki
34

bearing yang terhubung dengan anker. Kondisi bearing yang bagus pada pompa

air adalah dapat memutar ash dengan stabil dan halus.

Gambar 4.5 Permeriksaan bearing


Sumber : (Data Diolah Oleh Penulis 2019)

4.1.2 Perakitan Generator

Komponen yang dapat digunakan sebagai generator disatukan kembali

menjadi utuh kembali. Komponen yang tidak dapat digunakan dilepas dan

dikurangi. Pengurangan dilakukan dengan memotong bagian yang tidak

diperlukan ataupun mengurangi ukuran komponen tersebut. Komponen seperti

nozzle juga memiliki dampak mengurangi keseimbangan pada saat generator

berputar. Nozzle tersebut harus dilepas agar tidak menggangu saat generator

berputar.

4.1.2.1 Pengantian Inti Rotor dengan Kayu

Pada umumnya inti rotor memiliki bahan baja murni, karena memiliki

daya tahan yang kuat dan memiliki umur yang lama. Penggantian inti rotor

dengan bahan kayu bertujuan agar magnet yang dipasang pada inti rotor tidak

cepat habis. Magnet yang dipasang pada inti rotor akan cepat habis bila dipasang
35

pada baja karena sifat baja itu sendiri cepat menghisap magnet, sehingga besar

magnet yang dipasang akan terus berkurang setiap minggunya sampai magnet

permanen mati. Peristiwa ini terjadi karena salah satu cara untuk membuat magnet

adalah menempelkan magnet permanen ke besi yang akan dijadikan menjadi

magnet. Generator pabrikan umumnya menggunakan baja murni sebagai inti rotor

karena pemasangannya membutuhkan biaya yang lebih murah dibanding kayu.

Kekurangannya adalah magnet akan terus berkurang setiap minggunya, sehingga

besar output tegangan juga akan terus berkurang.

Gambar 4.6 Penggantian Inti Rotor Dengan Kayu


Sumber : (Data Diolah Oleh Penulis 2019)

4.1.2.2 Pemasangan Magnet Neodymium

Magnet Neodymium adalah Jenis magnet terkuat yang tidak terbentuk

secara alami, tetapi melalui proses pencampuran antara Neodymium, Besi dan

Boron. Pemasang magnet bertujuan membangkitkan medan magnet pada

kumparan stator. Pemilihan magnet Neodymium (NdFeB) karena memiliki

kemagnetan yang tinggi sehingga digunakan dalam proses pembangkitan energi


36

listrik tanpa memerlukan sistem eksitasi daya listrik. Pemasangan magnet

neodymium memiliki beberapa desain seperti berikut :

1. Pemasangan Tanpa Menyilang

Gambar 4.7 Desain Pemasangan Magnet Neodymium


Tanpa Menyilang
Sumber : (Data Diolah Oleh Penulis 2019)

Pemasangan dengan metode ini yaitu memasang kutub magnet yang sama

dengan berdampingan. Pemasangan ini meniru desain dari generator pabrikan

dengan magnet utuh pada rotornya. Tujuan dari pemasangan dengan desain ini

agar kutub magnet dapat di bedakan dengan mudah sehingga lebih mudah dalam

permbaikan. Pemasangan dengan desain ini memiliki kekurangan yaitu jeda

antara kedua kutub lebih lama sehingga proses pembangkitan menjadi lebih

lambat. Pembangkitan yang lambat membuat besar tegangan sangat kecil yaitu

hanya sebesar 0.5 V pada putaran 1500 RPM.

Kekurangan lain dari desain ini adalah Flux kedua kutub magnet saling

bertemu pada satu titik yang sama pada ash rotor kayu. Flux kedua kutub magnet
37

yang bertemu lagsung pada ashe membuat ashe rotor kayu menjadi magnet,

sehingga membuat putaran generator tidak stabil. Putaran yang tidak stabil ini

disebabkan karena ashe ikut menghisap rotor pada generator pompa air yang sama

artinya dengan mengerem, sehingga laju putaran menjadi lambat.

Gambar 4.8 Pemasangan Magnet Neodymium Tanpa


Menyilang
Sumber : (Data Diolah Oleh Penulis 2019)

2. Pemasangan Magnet Menyilang

Gambar 4.9 Desain Pemasangan Magnet Neodymium


Menyilang
Sumber : (Data Diolah Oleh Penulis 2019)

Pemasangan dengan desain ini yaitu memasang kutub magnet yang

berbeda pada tempat yang berdekatan. Pemasangan dengan desain menyilang


38

berjuan agar jeda pada antara kedua kutub magnet pada proses pembangkitan

dapat menjadi lebih cepat. Jeda yang cepat dapat membuat besar GGL pada

kumparan stator bergerak semakin cepat, sehingga membuat besar tegangan pada

output bertambah. Kelebihan lain dari desain menyilang adalah flux magnet yang

tidak bertemu pada satu titik yaitu ash rotor kayu membuat ash tidak menjadi

magnet. Ash yang tidak menjadi magnet tidak mempengaruhi putaran pada

generator.

Gambar 4.10 Pemasangan Magnet Neodymium Dengan


Menyilang
Sumber : (Data Diolah Oleh Penulis 2019)

4.1.2.3 Memasang Anker pada Bearing

Rotor yang sudah dipasang magnet Neodymium (NdFeB) kemudian

dipasang dengan bearing yang dipasangkan ke anker. Pemasangan anker harus

presisi pada bearing. Anker yang presisi tidak akan goyang dan tetap stabil bila

diberi tekanan pada titik tengah anker. Kondisi yang menyebabkan anker tidak

presisi adalah salah dalam memukul titik tengah pad anker.

Cara untuk memasang anker adalah mumukul bagian tengah anker dengan

palu. Tetapi memukul anker tidak boleh terlalu keras ataupun terlalu ringan.
39

Apabila memukul anker terlalu keras menyebabkan anker retak dan tidak dapat

digunakan lagi sebagai pengaman casing generator. Anker yang sudah rusak harus

diganti dengan yang baru karena dapat menimbulkan bahaya.

Bahaya yang dapat timbul adalah putaran dari ash tidak stabil yang

menybabkan ash akan patah karena tekanan yang salah. Bahaya yang timbul juga

dapat terjadi dari kondisi luar semisal air yang masuk kedalam generator dan

menganai kumparan, sehingga terjadi hubung singkat. Memasang anker yang

benar dalah memukul anker berganti posisi agar posisi anker pada bearing tepat

pada posisinya.

Gambar 4.11 Pemasangan Anker Pada Bearing


Sumber : (Data Diolah Oleh Penulis 2019)
4.1.2.4 Pemasangan Anker dengan Casing

Anker yang sudah terpasang dengan benar pada bearing tidak akan goyang

bila diberi tekanan. Pemasang selanjutnya adalah memasang anker pada ulir yang

ada pada bodi pompa air. Cara memasangnya adalah memposisikan anker dengan

ulir sejajar. Anker yang sejajar tidak akan goyang dan terpasang sangat rapat pada

ulir pompa air.


40

Resiko yang timbul apabila tidak mermasang anker dengan benar adalah

membuat putaran generator tidak seimbang. Resiko lainnya adalah magnet pada

inti rotor akan bergesekan dengan stator. Magnet yang bergesekan dengan stator

akan menimbulkan panas, sehingga dapat menyebabkan magnet patah dan retak.

Magnet yang patah akan pecah menjadi magnet dengan kutub yang baru, sehingga

tidak dapat digunakan kembali pada rotor.

Gambar 4.12 Memasang Anker Pada Casing


Sumber : (Data Diolah Oleh Penulis 2019)

4.1.2.5 Generator Magnet Pompa Air

Setelah semua bagian dirakit dapat dilihat satu alat yang utuh dari

generator magnet permanen pompa air. Generator pompa air memiliki desan yang

cukup kecil dan berat yang ringan sehingga dapat dengan mudah dipindahkan atau

di tempatkan pada berbagai pondasi dan sistem pembangkit listrik

Gambar 4.13 Generator Magnet Pompa Air


Sumber : (Data Diolah Oleh Penulis 2019)
41

4.2 Pengujian Tanpa Beban

Percobaan tanpa beban adalah percobaan yang dilakukan untuk melihat

besar tegangan generator tanpa pengaruh beban. Pengujian ini bertujuan

meneyelaraskan beban yang akan dipasang pada generator. Generator bila

dipasang dengan beban yang tidak selaras, maka beban tidak akan dapat bekerja

sehingga dapat menyebabkan salah asumsi bahwa generator sedang rusak.

Percobaan tanpa beban pada generator dimulai dengan penghitungan teori

terlebih dahulu. Penghitungan teori berguna sebagai tolak ukur beban seperti apa

yang akan dipasang. Penghitungan teori memiliki tujuan sebagai dasar pandangan

pengambilan data agar pada saat gegneartor di uji coba, nilai yang terukur dapat

diasumsikan dari teori yang sudah dihitung. Genrator yag nilai pengoperasiannya

tidak sesuai dengan penghitungan toeri dapat lebih mudah diambil asumsi karena

pada dasar teori sudah dihitung.

4.2.1 Pengujian Teori Dasar

Rumus utama pengujian tanpa beban

ε = N.B.A.ω.Sin ωt
Dengan Keterangan :

ε= Besar Tegangan

N = Jumlah lilitan pada generator

B = Kuat medan magnet pada lilitan

A = Diameter lilitan

ω = Kecepatan putar

Sin ωt = Besar Sudut pada putaran


42

1. Pengujian teori pada kecepatan putar 100 rpm

Pada putaran 100 Rpm didapat data sebagai berikut :

N = 70

B = 5923.34 T

A= π . d2
=
(0.52) mm → 0.00000025 m

= 3.14 . 0.00000025 m

= 0.000000785 m

ω=

= 10.46 rad/sec

Sin ωt = 1

ε = N.B.A.ω.Sin ωt
ε = 70 x 5923.34 x 0.000000785 x 10.46 x 1
ε = 3.4 V

2. Pengujian teori pada kecepatan putar 200 rpm

Pada putaran 200 Rpm didapat data sebagai berikut :

N = 70

B = 5923.34 T

A= π . d2

= (0.52) mm → 0.00000025 m
43

= 3.14 . 0.00000025 m

= 0.000000785 m

ω=

= 20.93 rad/sec

Sin ωt = 1
ε = N.B.A.ω.Sin ωt
ε = 70 x 5923.34x 0.000000785 x 20.93 x 1
ε = 6.8 V
3. Pengujian teori pada kecepatan putar 300 rpm

Pada putaran 300 Rpm didapat data sebagai berikut :

N = 70

B = 5923.34 T

A= π . d2

= (0.52) mm → 0.00000025 m

= 3.14 . 0.00000025 mm

= 0.000000785 m

ω=

= 31.4 rad/sec

Sin ωt = 1
44

ε = N.B.A.ω.Sin ωt
ε = 70 x 5923.34 x 0.000000785 x 31.4 x 1
ε = 10.22 V

4. Pengujian teori pada kecepatan putar 400 rpm


Pada putaran 400 Rpm didapat data sebagai berikut :

N = 70

B = 5923.34 T

A= π . d2

= (0.52) mm → 0.00000025 m
= 3.14 . 0.00000025 mm

= 0.000000785 m

ω=

= 41.86 rad/sec

Sin ωt = 1
ε = N.B.A.ω.Sin ωt
ε = 70 x 5923.34 x 0.000000785 x 41.86 x 1
ε = 14.61 V
5. Pengujian teori pada kecepatan putar 500 rpm

Pada putaran 500 Rpm didapat data sebagai berikut :


N = 70

B = 5923.34 T

A= π . d2
45

= (0.52) mm → 0.00000025 m

= 3.14 . 0.00000025 m

= 0.000000785 m

ω=

= 52.33 rad/sec

Sin ωt = 1
ε = N.B.A.ω.Sin ωt
ε = 70 x 5923.34 x 0.000000785 x 52.33 x 1
ε = 17 V

Hasil dari perhitungan teori dapat dilihat pada tabel 4.1

Tabel 4.1 Perhitungan Teori

RPM Tegangan (Volt)

100 3,4

200 6,8

300 10,22

400 14,61

500 17

Sumber : Data Diolah Oleh Penulis 2019


46

Grafik 4.1 Perhitungan Teori

Sumber : Data Diolah Oleh Penulis 2019

4.2.2 Pengujian Secara Langsung

Pegujian langsung adalah pengujian generator dengan benda kerja secara

langsung. Benda kerja dapat beberapa hal, tetapi kebanyakan yang dipakai adalah

motor. Pengujian ini bertujuan untuk melihat pembuktian dari teori dasar yang

sudah di susun. Pada umumnya pengujian dilakukan dengan menggunakan motor

listrik yang ashnya di hubungkan ke ash generator.

Motor listrik akan berputar pada kecepatan tertentu sehingga timbul

tengangan pada generator. Tegangan yang timbul inilah yang akan dibandingkan

dengan uji teori. Tegangan yang timbul dapat dilihat melalui AVO meter yang
47

dipasang pada output generator. Pemasangannya adalah dengan menghubungkan

probe ke output generator dan memilih selector ke tegangan AC.

Gambar 4.14 Pengujian Generator Dengan Bor Listrik


Sumber : (Data Diolah Oleh Penulis 2019)
Pengujian kali ini menggunakan bor listrik sebagai alat untuk memutar ash

generator. Tujuan penggunaan bor listrik karena bor listrik putarannya dapat di

atur sesuai dengan kebutuhan. Dari hasil pengujian langsung inilah data dapat

dibandingkan dengan penghitungan secara teori. Data perbandingan hasil

pengujian langsung dan teori dapat dilihat pada tabel 4.2.

Tabel 4.2 Perbandingan Penghitungan Teori Dan Pengujian Langsung

RPM Pengujian Teori Pengujian Langsung

100 3,4 V 3,4 V

200 6,8 V 4,8 V

300 10,22 V 5,5 V

400 14,61 V 6,7 V

500 17 V 7,3 V

Sumber : Data Diolah Oleh Penulis 2019


48

Grafik 4.2 Perbandingan Penghitungan Teori Dengan Uji Coba Langsung

3.4 V 3.4 V

Sumber : Data Diolah Oleh Penulis 2019

5.3 Pengujian Pada Beban

Pengujian pada beban adalah pengujian dengan memasang generator pada

beban yang dapat bekerja bila diberikan tegangan. Beban pada umumnya berupa

lampu yang dipasang pada output generator. Generator akan diputar menggunakan

motor listrik dengan kecepetan tertentu. Putaran tersebut membuat generator

menghasilkan listrik. Lampu yang mendapat suplai tegangan akan bereaksi dan

bercahaya. Pengujian menggunakan lampu LED dengan daya 3W dan 5W.

Penggunaan lampu LED berdaya 3W dan 5W karena dapat bekerja pada tegangan
49

yang tertera pada percobaa secara langsung. Lampu LED dipasang pada output

pada generator. Generator diputar dengan kecepatan tertentu sehingga lampu led

akan bereaksi. Data pengujian beban dapat dilihat pada tabel 4.3 dan 4.4

Tabel 4.3 Pengujian Beban Lampu 3 W

RPM Tegangan Pada Lampu 3W Kondisi Lampu 3W

100 3.2 V Terang

200 4.2 V Terang

300 5.1 V Terang

400 5.4 V Terang

500 6.4 V Terang

Sumber : Data Diolah Oleh Penulis 2019

Grafik 4.3 Pengujian Beban Lampu 3 W

RPM

Sumber : Data Diolah Oleh Penulis 2019


50

Gambar 4.15 Percobaan Pada Lampu LED 3W


Sumber : (Data Diolah Oleh Penulis 2019)

Tabel 4.4 Data Pengujian Beban Lampu 5 W

RPM Tegangan Pada Lampu 5W Kondisi Lampu 5W

100 2,9 V Redup

200 4,1 V Terang

300 5,1 V Terang

400 5,3 V Terang

500 6,4 V Terang

Sumber : Data Diolah Oleh Penulis 2019


51

Grafik 4.4 Pengujian Beban Lampu 5 W

RPM

Sumber : Data Diolah Oleh Penulis 2019

Gambar 4.16 Percobaan Pada Lampu LED 5W


Sumber : (Data Diolah Oleh Penulis 2019)
52

4.4 Pembahasan Hasil Pengujian

Berdasarkan data pada tabel 4.2 diperoleh data yang berbeda antara

pengujian teori dengan pengujian langsung. Data yang berbeda dipengaruhi oleh

nilai maksimal pada pengujian teori, sedangkan pada pengujian langsung segala

kondisi tidak pada nilai maksimalnya. Kondisi yang tidak maksimal pada

pengujian langsung disebabkan oleh tahanan pada kumparan dan hambatan udara

pada saat generator berputar. Kondisi tersebut tidak tertera pada pengujian teori

karena dianggap tidak ada, sehingga data pengujian teori adalah titik maksimal

apabila generator berputar, sehingga pada grafik 4.2 terlihat jelas perbedaan antara

penghitungan teori dengan percobaan secara langsung

Berdasarkan data pada tabel 4.3 dan 4.4 Percobaan berbeban memiliki data

yang cukup berbeda dengan percobaan tanpa beban. Kondisi tersebut disebabkan

oleh beban yang terpasang pada output generator, sehingga mempengaruhi besar

output yang keluar. Penyebab lainnya adalah berupa tahanan kabel yang terpasang

menghubungkan output ke fitting lampu LED. Tahanan yang ada pada lampu

LED juga menyebabkan pengaruh pada output tegangan generator. Pada

percobaan lampu LED 5W terdapat kondisi lampu sedang redup. Kondisi tersebut

terjadi karena suplai pada lampu LED tidak sesuai dengan tegangan kerja, tetapi

setelah mendapat suplai yang sesuai lampu LED 5W menjadi terang kembali.

Pada grafik 4.3 dan 4.4 terlihat bahwa semakin besar laju putaran maka besar

tegangan pada lampu semakin besar.


53

4.5 Efektifitas Generator Pompa Air Dengan Generator Pabrikan

Efektifitas adalah pencapaian target output yang diukur dengan cara

membandingkan output penelitian yang dilakukan dengan output barang pabrik

yang sudah ada, apabila besar output sama dengan barang pabrik maka penelitian

tersebut disebut efektif. Pada penelitian ini keefektifan dari generator magnet

permanen diuji dengan membandingkan besar output yang dihasilkan oleh

generator magnet permanen pompa air dengan generator pabrikan.

Pengujian besar output generator pabrikan sama dengan generator magnet

peramanen pompa air. Generator pabrikan diputar pada kecepatan tertentu dengan

menggunakan bor listrik. Pengujian dilakukan dengan 2 uji coba yaitu pengujian

tanpa beban dan pengujian dengan beban. Beban yang digunakan sama dengan

generator magnet permanen pompa air yaitu lampu dengan daya sebesar 3W dan

5W. Perbandingan data dari hasil perbandingan percobaan kedua generator dapat

dilihat pada tabel 4.5, 4.6, 4.7, dan grafik 4.4, 4.5, 4.6.

Tabel 4.5 Data Perbandingan Pengujian Tanpa Beban

RPM Output Generator Output Generator Pompa


Pabrikan Air
100 7,3 V 3,4 V

200 8.2 V 4,8 V

300 9.5 V 5,5 V

400 10.2 V 6,7 V

500 12.5 V 7,3 V

Sumber : Data Diolah Oleh Penulis 2019


54

Grafik 4.5 Perbandingan Generator Pabrikan Dengan


Generator Pompa Air

7.3 V

3.4 V

Sumber : Data Diolah Oleh Penulis 2019

Tabel 4.6 Data Perbandingan Pengujian Beban Lampu 3 W

RPM Output Generator Kondisi Output Generator Kondisi


Pabrikan Lampu 3 W Pompa Air Lampu 3 W

100 7.0 V Terang 3.2 V Terang

200 8.1 V Terang 4.2 V Terang

300 9.2 V Terang 5.1 V Terang

400 10.0 V Terang 5.4 V Terang

500 12.1 V Terang 6.4 V Terang

Sumber : Data Diolah Oleh Penulis 2019


55

Grafik 4.6 Perbandingan Generator Pabrikan Dengan


Generator Pompa Air Pada Lampu 3W

77 V
V

3.2 V

Sumber : Data Diolah Oleh Penulis 2019

Tabel 4.7 Data Perbandingan Pengujian Beban Lampu 5 W

Output Output
RPM Kondisi Kondisi
Generator Generator
Lampu 5 W Lampu 5 W
Pabrikan Pompa Air
100 7.0 V Terang 2,9 V Redup

200 8.1 V Terang 4,1 V Terang

300 8.9 V Terang 5,1 V Terang

400 9.7 V Terang 5,3 V Terang

500 11.5 V Terang 6,4 V Terang

Sumber : Data Diolah Oleh Penulis 2019


56

Grafik 4.7 Perbandingan Generator Pabrikan Dengan


Generator Pompa Air Pada Lampu 5W

7V

2.9 V

Sumber : Data Diolah Oleh Penulis 2019


Pada tabel 4.5, 4.6, 4.7 didapat hasil yang sangat berbeda antara generator

magnet permanen pabrikan dengan generator magnet permanen pompa air.

Generator magnet permanen pabrikan memiliki pemasangan yang lebih presisi

dibanding generator magnet permanen pompa air. Magnet yang dipasang

memiliki medan yang lebih besar sehingga dapat menghasilkan output yang lebih

besar pula. Rotor pada generator magnet permanen juga memiliki weight balance

sehingga putaran rotor selalu pada titik tengah berbeda dengan generator magnet

permanen pompa air yang tidak memiliki weight balance sehingga rotor berputar

agak miring yang menyebabkan medan magnet tidak rata pada kumparan. Dari

hasil diatas kerja dari generator magnet permanen pabrikan lebih efektif

dibandingkan generator magnet permanen pompa air.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan Implementasi pompa air

sebagai generator magnet permanen kecepatan rendah, maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut :

1. Pompa air strukturnya dapat dijadikan sebagai generator magnet permanen

dengan cara komponen yang hanya digunakan sebagai penyedot air dilepas

agar tidak menggangu putaran saat menjadi generator.

2. Rotor yang intinya adalah baja murni diganti menjadi kayu, sehingga magnet

yang dipasang tidak cepat habis karena dihisap oleh baja.

3. Output pada generator pompa air berbeda – beda tergantung dari kecepatan

putarnya. Efektifitas pada generator pompa air masih kalah dengan generator

pabrikan. Penyebabnya adalah generator pabrikan memiliki pemasangan

magnet yang lebih presisi dan memiliki jumlah lilitan yang lebih banyak

dibanding generator magnet pompa air. Diameter kumparan pada generator

pabrikan juga lebih besar dibanding generator magnet pompa air.

5.2 Saran

Penelitian yang telah dilakukan tidak lepas dari kekurangan dan

kelemahan, oleh karena itu untuk pengembangan sistem lebih lanjut diperlukan

perhatian terhadap beberapa hal, diantaranya :

57
58

1. Magnet yang dipasang pada inti rotor perlu dikembangkan lagi. Pemasangan

yang tidak presisi memiliki dampak berupa flux magnet pada kumparan tidak

teratur sehingga mempengaruhi besar tegangan. Diperlukan magnet 1 yang

utuh agar flux magnet didalam kumparan menjadi stabil. Pada dasarnya yang

dibutuhkan bukanlah banyaknya jumlah magnet yang dipasang melainkan

seberapa besar flux magnet yang dipasang.

2. Pada generator pompa air pengaruh output tegangan tidak dari magnet dan

kecepatan putarnya saja. Kumparan yang berfungsi sebagai tempat

penampung flux magnet memberikan dampak yang besar. Pompa air memiliki

kumparan yang sangat kecil yaitu 0,5 mm. Ukuran tersebut dapat diganti

dengan rewinding ulang dengan ukuran yang lebih besar Ukuran yang berbeda

akan membuat perbedaan yang cukup besar pada output tegangan generator.

3. Generator magnet pompa air memilikki ukuran yang relatif kecil dan berbobot

cukup ringan, sehingga pemasangannya tidak harus dipasang permanen saja.

Pemasangan generator pompa air dapat juga dipasang portable dan pada

sistem pembangkit yang bervariasi

Anda mungkin juga menyukai