Anda di halaman 1dari 48

Karena Kucing Anggora

Hal Sepele Menjadi Pokok


Sebuah Puisi Esai i
Karena Kucing Anggora
Hal Sepele Menjadi Pokok

Denny J.A.

Penyunting Ilustrasi & Desain


Jonminofri Nazir Hubton Indonesia

Konsep dan Pengembangan Desain


Hubton Indonesia & Futih Aljihadi

Edisi Pertama, November 2015

ISBN 978-602-0812-11-3

Penerbit
Inspirasi.co
(PT CERAH BUDAYA INDONESIA)
Menara Kuningan lt. 9G
Jalan HR. Rasuna Said Kav V Blok X-7, Jakarta Selatan
Karena Kucing Anggora
inspirasidotco@gmail.com | http://inspirasi.co
Hal Sepele Menjadi Pokok
ii Sebuah Puisi Esai
Karena Kucing Anggora
Hal Sepele Menjadi Pokok

Karena Kucing Anggora


Hal Sepele Menjadi Pokok
Sebuah Puisi Esai 1
Cukup sudah bah air mata
Karena Kucing Anggora Pagi sudah berganti  senja
Hal Sepele Menjadi Pokok “Ayo, Minah… ambil keputusan”
2 Sebuah Puisi Esai Bulan teteskan darah pelan-pelan.
Masih belasan Minah punya usia
Oleh Guru ia dimanja Karena Kucing Anggora
Usia menua, Guru tiada Hal Sepele Menjadi Pokok
Oh, negeri  diambang celaka Sebuah Puisi Esai 3
“Ayo, Minah… putuskan ke mana pulang
Karena Kucing Anggora Hidupmu terlanjur belang
Hal Sepele Menjadi Pokok Hanya karena kucing anggora
4 Sebuah Puisi Esai Hilang akal dan rasa.”
“Ya ya ya… hanya karena kucing anggora
Diriku merana Karena Kucing Anggora
Hanya karena kucing anggora Hal Sepele Menjadi Pokok
Aku kehilangan keluarga” Sebuah Puisi Esai 5
Karena Kucing Anggora
Minah terus bercakap dengan diri sendiri
Hal Sepele Menjadi Pokok Kini ia hilang diri
6 Sebuah Puisi Esai
Awal mulanya adalah Guru
Yang selalu digugu-ditiru Karena Kucing Anggora
Kucing anggora berwarna delima Hal Sepele Menjadi Pokok
Selalu mengeong di sampingnya Sebuah Puisi Esai 7
Setiap kali Guru berdoa
Karena Kucing Anggora Kucing anggora mengeong saja
Hal Sepele Menjadi Pokok Oleh guru kucing dikurung di kamar dalam
8 Sebuah Puisi Esai
Agar berdoa bisa hening menyelam
Kebiasaan pun tercipta
setiap kali Guru berdoa Karena Kucing Anggora
Kucing anggora dikurung di dalam Hal Sepele Menjadi Pokok

Semua tahu, patuh dan diam Sebuah Puisi Esai 9


Ya ya ya…  semua tahu,  patuh, dan diam
Karena Kucing Anggora
Hal Sepele Menjadi Pokok
Setiap kali guru berdoa dam dam dam…
10 Sebuah Puisi Esai
Kucing anggora dikurung di dalam
Guru tiada. Oh... Inalilahi
Tapi tradisi tetap murid jalani Karena Kucing Anggora
Tiap berdoa hening dan selam Hal Sepele Menjadi Pokok
Kucing anggora dikurung di dalam Sebuah Puisi Esai 11
Ya ya ya… semua patuh dan diam
Karena Kucing Anggora Walau guru telah tiada
Hal Sepele Menjadi Pokok Setiap kali berdoa
12 Sebuah Puisi Esai Kucing anggora dikurung di dalam
Bencana mulai terjadi
Kucing anggora menua dan mati Karena Kucing Anggora
Astaga, bagaimana dengan tradisi? Hal Sepele Menjadi Pokok

Jika ingin berdoa lagi? Sebuah Puisi Esai 13


Siapa yang harus ditanya
Karena Kucing Anggora Guru tiada, di langit sana
Hal Sepele Menjadi Pokok Para tetua berkumpul
14 Sebuah Puisi Esai
Tak kunjung satu simpul
Negeri heboh rakyat resah
Mereka cemas tubuh basah Karena Kucing Anggora
“Kami butuh pedoman Hal Sepele Menjadi Pokok

Harus segera ambil tindakan” Sebuah Puisi Esai 15


Badu memimpin satu paham
Karena Kucing Anggora Guru harus ditiru luar dan dalam
Hal Sepele Menjadi Pokok Sebelum ada kucing anggora
16 Sebuah Puisi Esai
Tak bisa kita berdoa
“Cari kucing anggora baru
Apa pun harus ketemu Karena Kucing Anggora
Dikurung di kamar dalam Hal Sepele Menjadi Pokok
Agar bisa doa menyelam.” Sebuah Puisi Esai 17
“Ini tradisi kita lihat sendiri
Karena Kucing Anggora
Jangan coba dikurangi
Hal Sepele Menjadi Pokok Ayo, cari kucing anggora
18 Sebuah Puisi Esai Kita ingin kembali berdoa.”
Rakyat pendukung Badu siap bergerak
Mereka berbaris membawa jala Karena Kucing Anggora
Bawa bekal, senter, dan bambu Hal Sepele Menjadi Pokok
Berburu kucing anggora Sebuah Puisi Esai 19
Polan punya paham yang beda
Karena Kucing Anggora Guru memang kiblat kita
Hal Sepele Menjadi Pokok Batin yang utama tujuan berdoa
20 Sebuah Puisi Esai
Kita tak perlu kucing anggora
Setia pada Guru perlu
Tak semua kondisi harus ditiru Karena Kucing Anggora
Ambil sisi batin saja Hal Sepele Menjadi Pokok

Sisi lahir jangan sekaku meja Sebuah Puisi Esai 21


“Tak perlu cari kucing anggora
Karena Kucing Anggora Niatkan hati, berdoa saja
Hal Sepele Menjadi Pokok Jangan buang waktu percuma
22 Sebuah Puisi Esai
Lupakan kucing anggora”
“Kucing anggora, kucing yang jarang
Langka, walau dicari melangglang Karena Kucing Anggora
Ayo, kita berdoa Hal Sepele Menjadi Pokok

Kok tergantung kucing  anggora?” Sebuah Puisi Esai 23


Rakyat pendukung Polan tertib berbaris
Karena Kucing Anggora Ada yang berjenggot, ada yang berkumis
Hal Sepele Menjadi Pokok Mereka menghalangi pendukung Badu
24 Sebuah Puisi Esai Berburu kucing anggora tiada perlu
Amir bediri di jalan tengah
Sikap ekstrem sikap yang jengah Karena Kucing Anggora
“Benci yang kaku, tolak yang longgar Hal Sepele Menjadi Pokok
Pokok tradisi jangan dilanggar” Sebuah Puisi Esai 25
“Yang penting kucing, walau bukan anggora
Karena Kucing Anggora Boleh kucing kampung atau persia
Hal Sepele Menjadi Pokok Anggora susah? Ambil kucing yang ada
26 Sebuah Puisi Esai Ayo, cepat! Kita harus berdoa.”
Rakyat pendukung Amir siap selalu
Bersatu mereka siap berburu Karena Kucing Anggora
Tangkap apa saja, yang penting kucing Hal Sepele Menjadi Pokok

Anggora, Persia… tak lagi penting Sebuah Puisi Esai 27


Seruan semakin berbeda beda
“Ayo, cari kucing anggora!1
“Ayo, cari kucing lain saja!
Karena Kucing Anggora
Hal Sepele Menjadi Pokok
“Ayo, kucing tak perlu ada!
28 Kucing anggora dalam kisah ini awalnya hanya asesori yang tak penting bagi sebuah keyakinan. Namun melalui waktu, kucing anggora di-
1
Sebuah Puisi Esai
anggap esensial dan bisa menjadi penyebab sebuah keyakinan terpecah belah. Hal yang sama terjadi di dunia agama, yang menjadi penyebab
munculnya aneka kelompok/aliran atau schism: https://en.wikipedia.org/wiki/Schism
Rakyat ikut terpecah. Yel berbeda-bebeda
“Ayo, cari kucing anggora! Karena Kucing Anggora
TIDAK!  Kucing lain saja! Hal Sepele Menjadi Pokok
JANGAN! Kucing tak perlu ada!” Sebuah Puisi Esai 29
Alun-alun porak poranda
Karena Kucing Anggora
Gelisah kawin dengan resah
Hal Sepele Menjadi Pokok Bau sekeliling menyengat
30 Sebuah Puisi Esai Matahari teteskan darah
Rakyat siang-malam berkelahi
Rusak tanaman seluruh negeri Karena Kucing Anggora
Korban jatuh, darah muncrat Hal Sepele Menjadi Pokok
Negeri rusuh, langit pucat Sebuah Puisi Esai 31
Kembali berkumpul para tetua
Karena Kucing Anggora
Negeri berkobar perang saudara
Hal Sepele Menjadi Pokok Karena matinya kucing anggora
32 Sebuah Puisi Esai Kesepakatan harus diambil segera
Yang satu berkata, “Kita terima perbedaan
Tak apa negeri pecah tiga bagian Karena Kucing Anggora
Mari damai saling menghormati Hal Sepele Menjadi Pokok
Berdampingan hidup harmoni” Sebuah Puisi Esai 33
Yang lain menyempal
Karena Kucing Anggora “No no no… iman harus tebal
Hal Sepele Menjadi Pokok Jangan toleran yang menyimpang
34 Sebuah Puisi Esai
Tradisi guru HARUS sekokoh tiang”
Yang garis keras teriak membahana
“Hiidup kucing anggora! Karena Kucing Anggora
Halal darahnya membunuh yang BEDA Hal Sepele Menjadi Pokok

Menyimpang? Langkahi dulu mayat saya” Sebuah Puisi Esai 35


Minah kini paling celaka
Karena Kucing Anggora Ayah dan ibu sudah lama tiada
Hal Sepele Menjadi Pokok Ia punya tiga kakak bersaudara
36 Sebuah Puisi Esai Berempat mereka sangat guru manja
Kini tiga kakaknya saling berbeda
Yang satu, apa pun demi kucing anggora Karena Kucing Anggora
Yang satu, cari kucing lain saja Hal Sepele Menjadi Pokok

Yang satu, kucing tak perlu ada Sebuah Puisi Esai 37


Cinta kakak-adik sudah kalah
Karena Kucing Anggora Soal kucing anggora di atas segala
Hal Sepele Menjadi Pokok Minah harus pilih kakak yang mana
38 Sebuah Puisi Esai
Tak bisa ikut semua
Berulang-ulang Minah menangis
meyakinkan kakak yang marah meringis Karena Kucing Anggora
“Kakaaakkkk… cinta keluarga di atas segala Hal Sepele Menjadi Pokok

apalagi di atas kucing anggora” Sebuah Puisi Esai 39


Tangis berbalas umpatan
Karena Kucing Anggora “Minah, jangan sepelekan iman
Hal Sepele Menjadi Pokok Tanpa kucing anggora
40 Sebuah Puisi Esai Bagaimana kita berdoa”
Demikianlah kisah sebuah negeri
Tetap bersatu ketika Guru tiada Karena Kucing Anggora
Namun celaka ketika kucing anggora tiada Hal Sepele Menjadi Pokok
Minah sedih du di du da da… Sebuah Puisi Esai 41
Karena Kucing Anggora
Hal Sepele Menjadi Pokok
42 Sebuah Puisi Esai
Denny J.A.
Denny J.A. adalah entrepreneur intelektual atau intelektual
entrepreneur. Ia banyak membuat terobosan di dunia akademik,
politik, media sosial, sastra, dan budaya di Indonesia. Ia dilahirkan
di Palembang 4 Januari 1963.

Pada tahun 2015, Denny J.A. dinobatkan TIME Magazine


sebagai salah satu dari 30 orang paling berpengaruh di Internet.
Ia bersanding dengan Presiden Amerika Serikat Barack Obama,
Perdana Menteri India Narendra Modi, dan sejumlah selebriti
dunia seperti Shakira, Justin Bieber dan Kim Kardashian. Dalam
Vote yang dibuat TIME Magazine, Denny J.A. berada di posisi
nomor satu.

Karena Kucing Anggora


Hal Sepele Menjadi Pokok
Sebuah Puisi Esai 43
Pada tahun 2014 Denny J.A. memperoleh penghargaan dari Twitter Inc. Tweetnya dinobatkan
sebagai Golden Tweet 2014 peringkat kedua di dunia. Ia hanya dikalah-kan oleh foto selfie Elen
DeGeneres bersama para artis Holywood dan premier Oscar.

Di tahun yang sama, ia juga dianugrahkan rekor MURI sebagai konsultan politik pertama di dunia
yang ikut memenangkan tiga kali Pemilu presiden berturut-turut dalam pilpres 2004, 2009, dan
2014.

Di tahun 2014, Denny J.A. ikut dipilih sebagai satu dari 33 tokoh sastra paling berpengaruh di
Indonesia oleh Tim 8. Ia dipilih bersama dengan Chairil Anwar, Pramudya Ananta Toer, Takdir
Alisjahbana, dan Rendra. Pemilihan itu dituliskan dalam buku terbitan Gramedia setebal 777
halaman untuk PDS HB Jassin.

Pada bulan Juli 2015, bukunya dalam bahasa Inggris dan Jerman, terjemahan “Sapu Tangan Fang
Yin” tercatat sebagai buku terlaris di toko online terbesar dunia: amazon.com untuk kategori buku
puisi.

Ia kini aktif mengkampanyekan Gerakan Indonesia Tanpa Diskriminasi melalui aneka media
budaya: puisi, foto, lukisan, lagu, hingga film layar lebar. Ia membiayai sendiri semua kegiatan
sosialnya setelah ia sukses sebagai pengusaha.

Karena Kucing Anggora


Hal Sepele Menjadi Pokok
44 Sebuah Puisi Esai
Karena Kucing Anggora
Hal Sepele Menjadi Pokok
Sebuah Puisi Esai 45
Karena Kucing Anggora
Hal Sepele Menjadi Pokok
46 Sebuah Puisi Esai

Anda mungkin juga menyukai