Anda di halaman 1dari 12

1

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA


DAERAH GORONTALO
RESOR GORONTALO

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


PENYELIDIKAN INTELIJEN KEAMANAN

NO. DOKUMEN HALAMAN


NO. REVISI
SOP/SAT INTELKAM 1/11
00
/OPSNAL/03
TANGGAL TERBIT : 02 JANUARI 2016
DIBUAT OLEH DIPERIKSA OLEH DISAHKAN OLEH
KAUR BIN OPS KASAT INTELKAM KAPOLRES GORONTALO

FEBRI NURZAN, SIK HERRI RIO PRASETYO. SIK


AKP NRP 84021491 AKBP NRP 73060604
M. YUDI SETIAWAN
IPDA NRP 78040043

1. Tujuan

Disusunnya Standar Operasional Prosedur (SOP) Penyelidikan Intelijen bertujuan untuk


memberikan gambaran secara umum tentang penyelenggaraan kegiatan-kegiatan pokok
penyelidikan sebagai salah satu fungsi intelijen di lingkungan Polri sekaligus untuk
menyamakan persepsi dan tindakan dari para pelaksana di lapangan serta memberikan
pedoman kepada Anggota Operasional dalam penyelenggara penyelidikan Intelijen secara
terarah, terencana sehingga pelaksanaan tugas penyelidikan dapat berdaya dan berhasil
guna.

2. Pedoman/Acuan

2.1 Undang - undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik
Indonesia.

2.2 Undang – undang Nomor 8 tahun 1981 tentang Kitab Undang – undang Hukum
Acara Pidana.

2.3 Skep Kapolri No. Pol. : Skep / 37 / I / 2005 tanggal 31 Januari 2005 tentang
Pedoman Intelijen Keamanan di lingkungan Kepolisian Negara Republik Indonesia.

2.4 Panduan Teknis atas Skep Kapolri No. Pol. : Skep / 412 / VI / 2005 tanggal 23 Juni
2005 tentang Pedoman Pelaksanaan Penyelidikan Intelijen Keamanan.
2

2.5 Perkap Kapolri Nomor 23 tahun 2010 tanggal 23 September 2010 tentang Susunan
Organisasi dan tata kerja pada tingkat Kepolisian Resor dan Kepolisian Sektor.

2.6 Rencana Kerja Satuan Intelijen Keamanan Polres Gorontalo Kota Tahun 2016.

3. Pengertian

Dalam Standar Operasional Prosedur (SOP) ini yang dimaksud dengan :

3.1 Penyelidikan Intelijen adalah Segala usaha, pekerjaan dan kegiatan yang
dilakukan secara berencana dan terarah untuk mencari, mengumpulkan, mengolah
dan menafsirkan bahan – bahan keterangan yang dibutuhkan dalam bidang
Ipoleksosbudkam dan kemudian menyampaikannya kepada pimpinan atau pihak –
pihak yang berwenang guna memungkinkan untuk membuat suatu perencanaan atau
perkiraan mengenai masalah yang dihadapi, sehingga dapat ditentukan
kebijaksanaan – kebijaksanaan dan tindakan – tindakan dengan resiko yang telah
diperhitungkan.

3.2 Kegiatan Intelijen ( Service Type of Operation / STO ) adalah segala usaha,
pekerjaan dan kegiatan kekuatan intelijen yang bersifat rutin sehari-hari,
disusun/direncanakan dan diorganisasikan sesuai dengan lingkup tugas, wewenang,
tanggungjawab serta struktur organisasi yang telah ditetapkan, untuk menghadapi
sasaran-sasaran sepanjang tahun dan logistic serta anggaran yang telah
diprogramkan, dengan menyiapkan program kerja dan program kegiatan.

3.3 Operasi Intelijen/Rencana Kerja ( Mission Type of Operation / MTO ) adalah


operasi yang menggunakan kekuatan unit-unit intelijen yang disusun dan diorganisir
secara khusus guna dihadapkan kepada penanganan target operasi dalam
waktu/daerah tertentu, dengan menggunakan dukungan administrasi dan logistik
serta anggaran tertentu dengan menyiapkan UUK, Renpul Baket, target operasi.

3.4 Bahan Keterangan adalah tanda-tanda, gejala-gejala, fakta, masalah, peristiwa


sebagai hasil usaha mempelajari, mengetahui, menghayati dengan menggunakan
panca indera tentang suatu situasi dan kondisi.

3.5 Informasi adalah bahan keterangan yang masih mentah dan memerlukan
pengolahan lebih lanjut.

4. Alat

4.1 Alat perlengkapan Penyelidikan Intelijen yang digunakan meliputi :

4.1.1 Buku Harian


4.1.2 Peta Situasi
4.1.3 Lembaran Kerja
4.1.4. Alat Penyelidikan seperti Camera Foto Digytal, Tape Recorder, Handy camp,
Camera tersembunyi
3

4.1.5 Alat perlengkapan pembuatan Laporan Informasi dan Laporan Penugasan


seperti Computer, Buku Verbal, Pulpen, Kertas, tinta, ATK lainnya, Meja, Kursi
dan Flashdisc / Hardisk.

4.2 Piranti pendukung lainnya;

4.3 Perundang-undangan, buku-buku dan referensi yang berkaitan dengan produk


Intelijen dan giat Penyelidikan

5. PELAKSANAAN

5.1 KEGUNAAN PENYELIDIKAN INTELIJEN

Kegunaan penyelidikan intelijen yakni untuk memperoleh bahan keterangan


tentang segala hal daripada objek sasaran, yang diperlukan untuk menunjang
perencanaan, pelaksanaan dan administrasi intelijen. Bahan keterangan yang
diperoleh dalam penyelidikan intelijen yang bersifat strategis maupun taktis, dapat
dipergunakan secara timbal balik antara lain: a) operasi Kepolisian, b) Operasi
Intelijen, c) Ungkap jaringan, d) Pengambilan keputusan, e) Mendukung kegiatan
Kepolisian.

5.2 SASARAN PENYELIDIKAN INTELIJEN

Pada dasarnya penyelidikan intelijen diarahkan untuk menemukan dan


mengidentifikasi hakekat ancaman, yang terdiri dari :

5.1.1 Sasaran yang bersifat Umum, yaitu yang berkaitan dengan Faktor Korelatif
Kriminogen (FKK), Police Hazard dan Ancaman Faktual, meliputi:

5.1.1.1 Geografi, seperti tanah, laut/air, iklim/cuaca/curah hujan, luas


wilayah perbatasan yang mencakup daratan dan laut serta hutan
dan tumbuhan.

5.1.1.2 Demografi, kaitannya mengenai kondisi masyarakat, antara lain


jumlah penduduk, adat istiadat, agama, keadaan sosial, ekonomi,
organisasinya, dll.

5.1.1.3 Sumberdaya Alam. Sasaran mengenai perkebunan,


pertambangan, perikanan, serta hasil bumi dan laut lainnya.

5.1.1.4 Ekonomi, kaitannya dengan kebutuhan sandang pangan,


konsumsi, produksi, distribusi, perdagangan, dan tempat-tempat
transaksi bisnis seperti, mall, pasar, perkantoran, perbankan,
indusri, dan tempat transaksi jual beli lainnya.

5.1.1.5 Sosial Budaya, berkaitan dengan :

- Masalah kependudukan (kompleks perumahan, kontrakan),


4

- Masalah pendidikan dan pengajaran serta kerawanan-


kerawanannya,
- Masalah aliran kepercayaan dan kerukunan umat beragama,
- Masalah yang menyangkut SARA
- Masalah kebudayaan asing yang negatif bagi mental masyarakat
- Kegiatan media massa seperti film, pers dan televisi
- Masalah kehidupan remaja,
- Masalah lingkungan hidup, kelestarian benda bersejarah dan
kelestarian alam,
- Masalah-masalah yang timbul dalam penegakan hukum dan
kesadaran hukum masyarakat.
- Masalah bencana alam.
- Masalah penyakit masyarakat,
- Masalah perkembangan pariwisata,
- Kerawanan menyangkut akibat dampak iptek, komunikasi dan
informasi.

5.1.1.6 Ideologi/Politik. Seperti Partai politik, LSM lokal dan jaringan LN,
Organisasi-organisasi kemasyarakatan.

5.1.1.7 Keamanan. Masalah yang dapat menimbulkan gangguan


keamanan yang meresahkan kehidupan bermasyarakat, seperti
lingkungan yang terkena musibah/bencana bangunan atau longsor,
pernyataan atau sikap tokoh berpengaruh, tokoh agama, tokoh
politik, atau kegiatan mengumpulkan massa (unjuk rasa, seminar,
dll) serta Gangguan kejahatan yakni Kejahatan Konvensional,
Kejahatan Transnasional, Kejahatan terhadap kekayaan negara dan
Kejahatan yang berimplikasi kontijensi.

5.1.2 Sasaran yang bersifat Khusus. Adalah perubahan-perubahan yang timbul


pada suatu waktu sesuai dengan perkembangan situasi tersebut. Antara lain
orang asing, senjata api dan bahan peledak, penyelundupan, terorisme,
Narkoba, Illegal logging, perdagangan manusia dan masalah korupsi.

5.3 PENYELIDIKAN BERDASARKAN TUJUAN DAN KEGUNAAN

5.3.1 Penyelidikan yang bersifat Taktis. Penyelidikan intelijen dalam hal


berusaha mencari, mengumpulkan dan mengolah bahan-bahan keterangan
untuk digunakan bagi kepentingan taktis, yaitu untuk menentukan tindakan-
tindakan yang akan diambil dengan resiko yang diperhitungkan. Juga
bagaimana mempergunakan sarana-sarana yang ada padanya secara berdaya
guna dan berhasil guna dalam batas waktu tertentu.

5.3.2 Penyelidikan yang bersifat strategis. Kegiatan penyelidikan untuk


dipergunakan bagi kepentingan strategi. Pelaksanaan penyelidikan dilakukan
secara terus-menerus terhadap gejolak/peristiwa/permasalahan tertentu yang
dinilai berpengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap kestabilan
Kamtibmas/Kamdagri. Selanjutnya hasil penyelidikan tersebut dapat
5

dipergunakan sebagai peringatan dini oleh Pimpinan guna menetukan


tindakan/kebijaksanaannya.

5.4 PENYELIDIKAN BERDASARKAN SIFAT DAN BENTUK KEGIATAN

5.4.1 Penyelidikan yang Bersifat Terbuka

Penyelidikan yang dilakukan dengan titik berat pada usaha penggunaan segala
sumber terbuka yang tersedia, seperti:

5.4.1.1 Penelitian (riset), yaitu usaha menghimpun data / baket tentang


masalah yang diperlukan dengan jalan mempelajari melalui
kepustakaan - kepustakaan, pemberitaan - pemberitaan umum
seperti koran, majalah, radio / TV dan internet.

5.4.1.2 Wawancara, suatu cara mendapatkan baket melalui pembicaraan


atau tanya jawab secara langsung. Pihak yang ditanya (pemberi
keterangan) pada umunya menyadari bahwa ia sedang berhadapan
dengan orang yang sedang mencari keterangan/informasi. Pihak
yang ditanya bebas memberikan jawaban, tanpa suatu paksaan.

5.4.1.3 Interogasi, suatu cara mendapatkan baket melalui pembicaraan


langsung dengan pembicaraan yang dikontrol oleh si penanya.

5.5 Penyelidikan yang Bersifat Tertutup

Digunakan untuk mendapatkan baket yang tidak mungkin diperoleh dengan cara-cara
terbuka dan dilakukan tanpa diketahui oleh orang/pihak yang dijadikan sasaran atau
orang/pihak lain. Dapat dilakukan dengan cara :

5.5.1 Pengamatan dan penggambaran (Observation and discription).


Pengamatan yaitu suatu cara mendapatkan baket gambaran keadaan
lingkungan secara langsung dengan menggunakan panca indera secara
lengkap dan disertai dengan pengetahuan/pengarahan tentang fokus
pengamatan sesuai dengan kebutuhan intelijen. Penggambaran adalah
penuangan/hasil pengamatan ke dalam bentuk laporan hasil pengamatan yang
dapat pula dilengkapi dengan foto-foto atau data terperinci tentang keadaan
medan yang diamati, sehingga dapat mengenal kembali apa yang telah
diamati tersebut.

5.5.2 Penjejakan (surveilance). Suatu cara mendapatkan baket dengan jalan


mengikuti dan memperhatikan kemana saja dan apa saja yang dilakukan oleh
sasaran (target person). Hal ini dapat dilakukan dengan cara, fisik yaitu orang
terhadap orang, dan teknik yaitu dengan bantuan alat-alat elektronik/alsus.
6

5.5.3 Pendengaran (monitoring). Dilakukan dengan cara langsung ataupun tidak


langsung. Pendengaran langsung dilakukan dengan cara mengikuti
pembicaraan-pembicaraan terbuka dalam forum-forum tertentu dalam
masyarakat. Pendengaran tidak langsung dilakukan dengan bantuan alat-alat
perlengkapan khusus seperti penyadap suara, dll.

5.5.4 Penyusupan (penetration). Adalah suatu cara mendapatkan baket dengan


menyusupkan jaringan penyelidik yaitu baik yang dilakukan oleh agen-agen
kita maupun informan kepada sasaran-sasaran penyelidikan.

5.5.5 Penyurupan (Surreption Entry) Adalah tekhnik mengumpulkan bahan


keterangan dengan cara memasuki sesuatu tempat/ ruangan/ rumah/
bangunan gedung tanpa diketahui sasaran atau orang lain, kemudian
melakukan penggeledahan utk mendapatkan dokumen/surat/ bukti lainnya
kemudian dilaksanakan kegiatan penyadapan dan akhirnya meninggal tempat/
ruangan/ rumah/ bangunan gedung tanpa meninggalkan bekas.

5.6 PELAKSANAAN PENYELIDIKAN INTELIJEN

Kegiatan penyelidikan dapat berlangsung sesuai roda perputaran Intelijen (siklus


intelijen), yaitu melalui tahap-tahap sebagai berikut:

5.6.1 Tahap Perencanaan

Perumusan Unsur Utama Keterangan ( UUK ) Rencana Penyelidikan, memuat :

5.6.1.1 Pengarahan tentang cara pelaksanaan pengumpulan bahan


keterangan (pulbaket).
5.6.1.2 Menentukan jenis-jenis keterangan yang harus dicari dan
dikumpulkan.
5.6.1.3 Menentukan badan-badan pengumpul Baket.
5.6.1.4 Menentukan sumber-sumber yang akan digunakan,
5.6.1.5 Menentukan jangka waktu, kapan, dimana, dan bagaimana
keterangan-keterangan itu disampaikan.
5.6.1.6 Pengeluaran Intruksi dan Permintaan. Proses perencanaan
penyelidikan tersebut akan menghasilkan rumusan-rumusan
terperinci tentang :

- Cara pelaksanaan
- Macam Baket yang dibutuhkan
- Siapa yang akan ditugaskan untuk melakukan penyelidikan
- Jangka waktu penyelidikan.

5.7. Tahap Pencarian / Pengumpulan

Merupakan pelaksanaan kegiatan penyelidikan dimana pelaksana berusaha mencari


dan mengumpulkan bahan-bahan keterangan sesuai dengan pengarahan yang
diberikan oleh atasan yang berwenang. Pengumpulan bahan keterangan dapat
dilakukan dengan berbagai kegiatan baik bersifat terbuka maupun tertutup sesuai
7

kondisi sasaran. Adapun bentuk - bentuk tekhnik pengumpulan bahan keterangan


dapat berupa : penelitian, wawancara, interogasi, pengamatan, penggambaran,
penjejakan, pendengaran, penyusupan, penyadapan, penyurupan.

5.8. Tahap pengolahan

yaitu kegiatan-kegiatan untuk menghasilkan produk intelijen dari bahan-bahan


keterangan/informasi yang telah dikumpulkan. Tahapan proses pengolahan yaitu :

5.8.1 Pencatatan, dilakukan secara sistematis dan kronologis terhadap baket, agar
mudah dan cepat dapat dipelajari untuk penyajian kembali apabila sewaktu-
waktu diperlukan. Pencatatan yang harus disediakan berupa buku harian, peta
situasi dan lembaran kerja.

5.8.2 Penilaian, yaitu penentuan ukuran kepercayaan terhadap sumber informasi


dan ukuran kebenaran dari isi informasi dengan menggunakan neraca
penilaian. Penilaian tersebut dilakukan dengan jalan memperbandingankan
baik yang berasal dari sumber yang sama maupun dari sumber yang lainnya.
Adapun Cara penilaian baket:
Penelitian terhadap sumber maupun isi baket melalui proses pertanyaan-
pertanyaan (checklist), dimaksudkan untuk memudahkan penentuan ukuran
kepercayaan terhadap baket tersebut.

5.8.2.1 tindakan-tindakan dalam melakukan kegunaan baket:

- Apakah baket/informasi itu diperlukan atau apakah ia merupakan


persoalan-persoalan baru?
- Apakah baket/informasi itu segera berguna? Kalau “ya” untuk
siapa?
- Apakah baket/informasi itu berguna untuk waktu yang akan
datang?
- Apakah baket / informasi itu berguna bagi kesatuan sendiri,
kesatuan atasan, kesatuan kesamping atau kesatuan bawahan?

5.8.2.2 Tindakan kedua, meneliti kepercayaan terhadap baket/informasi.


Meneliti sumber dengan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:

- Apakah baket/info itu didapat dari tangan pertama?


- Apakah sumber baket/info itu sudah dikenal sebelumnya (sudah
dikualifikasikan)?
- Sampai dimana sumber itu dapat dipercaya?
- Apakah sumber itu mempunyai cukup pengalaman dan
kemampuan untuk mendapatkan info serupa itu?
- Mengingat faktor waktu, tempat dan keadaan, apakah
memungkinkan untuk mendapatkan baket serupa itu?
8

5.8.2.3 Tindakan ketiga, meneliti kebenaran isi baket, dengan pertanyaan-


pertanyaan sebagai berikut:

- Apakah yang dilaporkan itu dapat diterima akal?


- Apakah baket itu diyakinkan kebenarannya oleh baket-baket
lainnya dari berbagai sumber?
- Sampai dimana isi baket itu sesuai dengan baket yang sudah
ada?
- Adakah kemungkinan bahwa baket itu berasal dari satu tangan
dan sengaja disampaikan melalui berbagai saluran untuk tujuan
penyesatan-penyesatan.

5.8.3 Penafsiran, yaitu menentukan arti dan kegunaan baket dihubungkan dengan
baket-baket lainnya yang telah ada. Penafsiran dilakukan dengan cara
mempersamakan, memcocokkan dan memperbandingkan, baket yang baru
diterima dengan baket yang telah ada.

5.8.4 Kesimpulan. Dalam menarik suatu kesimpulan dapat dilakukan secara


langsung atau tidak langsung (induksi, deduksi dan komulatif). Penarikan
kesimpulan melalui tahap analisa, tahap integrasi dan konklusi.

5.9 Tahap Penyajian

Produk intelijen yang telah dihasilkan harus disampaikan kepada alamat yang
tepat dan waktu yang tepat. Penyajian produk intelijen memperhatikan
pertimbangan-pertimbangan, a) apakah isi produk intelijen tersebut berguna
dikemudian hari; b) apakah produk intelijen itu berguna untuk kesatuan atasan,
samping atau bawahan.

Di dalam penyajian, cara dan bentuk penyajian produk intelijen disesuaikan


dengan urgensi, tingkat kerahasiaan, kecepatan, ketepatan dan keamanan. Produk
intelijen yang isinya segera berguna bagi si pemakai intelijen atau isinya mengenai
persoalan khusus yang memerlukan perhatian atau perlakuan segera bagi si
pemakai, maka penyampaiannya dilakukan secara insidentil dalam bentuk :

- laporan informasi
- Atensi Report (Atrap)
- Laporan Khusus (Lapsus)
- Memo Intelijen
- Laporan khusus harian.

Selanjutnya produk-produk intelijen yang berisi gambaran umum dari


peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian selama jangka waktu tertentu,
penyampaiannya dilakukan secara berkala (periodik) dalam bentuk :

- laporan harian (Laphar)


- laporan mingguan (Lapming)
- laporan bulanan (Lapbul)
- Laporan triwulan
9

- Laporan tahunan
- Perkiraan intelijen.

Untuk menjaga kerahasiaan dan keamanan penyajian/penyampaian produk


intel tertentu dapat dilakukan dengan melalui :

- perwira intelijen
- kurir
- Sarana komunikasi intelijen.

6.0 Pelaksanaan Penyelidikan Menurut Pola Operasional Intelijen

Sebagai mana diketahui bahwa Pola umum OPerasional Intelijen terdiri dari Service
Type of Operation ( STO ) dan Mission Type of Operation ( MTO ) :

6.1. Didalam STO, pelaksanaan Penyelidikan diarahkan kepada pengumpulan Baket


melalui :

6.1.1 Jalur formal struktural, yang melalui jalur kesatuanbawah keatas


secara bottom up ( mulai dari Polsek sampai ke Mabes polri), atau
jalur kesatuan samping.

6.1.2 Sumber terbuka dan tertutup yang meliputi :

6.1.2.1 Jaringan diatas permukaan meliputi :

- Pemberitaan umum, Visual, radio, media cetak.


- Kepustakaan.
- Institusi Pemerintah/ Swasta.

6.1.2.2 Jaringan dibawah permukaan.

- Anggota sendiri spt agent bergerak, agent tertanam,


pengamat wilayah.
- Jaringan dan agen dalam.
- Intern Polri.

6.1.3 Jalur koordinasi Intelijen antar instansi yg dapat bermanfaat didalam


pertukaran informasi, Usaha konsultasi thd suatu sasaran.

6.1.4 Urut-urutan kegiatan S.T.O.

6.1.4.1 Temuan sendiri.

- Mengumpulkan baket dari sumber terbuka maupun


tertutup yg bernilai A1.
- Mengolah bahan keterangan yg didapat menjadi produk
intelijen sesuai dgn kebutuhan.
- Menyampaikan/ menyajikan produk intel kpd Pimpinan.

6.1.4.2 Atas dasar perintah Pimpinan.


10

- Menerima U.U.K. dari Pimpinan.


- Membuat Format U.U.K. dan surat perintah tugas.
- Memberikan APP kepada petugas Bapul ttg target
penyelidikan.
- Pelaksanaan pencarian dan pengumpulan baket oleh
Bapul.
- Pembuatan Laporan kegiatan harian, Laporan informasi,
Laporan penugasan oleh Bapul dan disampaikan kepada
agent handler.
- Pengolahan Baket yg telah dikumpulkan oleh Staf Intel
menjadi produk Intel.
- Penyampaian produk Intelijen kepada Pimpinan.
- Menerima UUK baru dari Pimpinan.

6.2 Didalam Mission Type of Operation ( MTO ) pelaksanaan Penyelididkan


dilakukan dengan mengadakan Penelitian dan pertimbangan terhadap
ancaman yang dihadapi, yang berupa Ancaman Faktual yang berkadar tinggi.
Dalam hal penyelidikan dilaksanakan oleh Unit Operasional Intelijen.
Pelaksanaan Penyelidikan Intelijen dalam MTO ini harus diperhatikan hal-hal
sebagai berikut :

6.2.1 Pola Dasar Pelaksanaan Operasional Unit Intelijen terdiri dari tujuh (7)
langkah dengan urutan sebagai berikut :

6.2.1.1 Tugas dalam bentuk TO / UUK


6.2.1.2 Perencanaan Tugas ( Rengas )
6.2.1.3 Penjabaran Tugas ( Bargas )
6.2.1.4 Persiapan Pelaksanaan
6.2.1.5 Pelaksanaan Kegiatan penyelidikan. ( dgn produknya
Laporan Kegiatan Harian dan Laporan Informasi )
6.2.1.6 Debriefing.
6.2.1.7 Pelaporan. ( dgn produknya Laporan Penugasan)

6.2.2 Tahapan MTO

6.2.2.1 Tahap Indikasi :

- Dikumpulkan baket-baket yg merupakan Indikasi ttg


adanya kejahatan yang berjaringan.
- Indikator diperoleh dari sumber terbuka maupun
tertutup.
- Waktu tdk ditentukan.

6.2.2.2 Tahap Deteksi

Penyelidikan diarahkan untuk mengetahui ada atau


tidaknya kejahatan berjaringan.
11

- Sponsor, Aktor Intelektual, AH, PA, Pelaku, Support


agent.
- Modus operandi.
- Sistim Pengamanan : Komunikasi klandestin, SH, MP,
SP, LIFE DROP, DEAD DROP, Becking.
-
6.2.2.3 Tahap Ungkap Kwalitatif.

Penyelidikan diarahkan untuk mendapatkan penajaman


dan pengembangan anatomi kejahatan terorganisir
meliputi :

- Sponsor, Aktor Intelektual, AH, PA, Pelaku,


Support agent.
- Modus operandi.
- Sistim Pengamanan : Komunikasi klandestin, SH, MP,
SP, LIFE DROP, DEAD DROP, Becking.
- Waktu penyelidikan minimal 10 hari.

6.2.2.4 Tahap Identifikasi ( Pengungkapan Kuanti-tatif).

Penyelidikan diarahkan untuk penajaman dan pendalaman


lebih jauh dari hasil lidik kualitatif.

- Identifikasi ciri-ciri yang lebih jelas dp pelaku.


- Biodata.
- Hobby.
- Kemampuan (kekuatan)/ kelemahan.
- Kebiasaan / hal-hal tertentu : Menggunakan
kendaraan, waktu dialamat tertentu, pakaian
- dan kelengkapan yg digunakan, keberadaan
ditempat-tempat tertentu, pengawal/ pengiring.
- Waktu kurang lebih 10 hari.
- Hasil lidik dapat langsung digunakan dlm rgk
penindakan.

6.2.2.5 Tahap Penindakan.

- Keterpaduan dgn fungsi Reskrim


- Penindakan langsung thd pelaku:

1) Kejahatan thd keamanan dlm negeri.


2) Kejahatan dgn latar belakang politik.
3) Pelanggaran OA.
4) Pelanggaran UU senpi Handak.
5) Dalam hal tertangkap tangan.
6) Perintah Pimpinan.
12

7) Dalam keadaan mendesak karena pelaku


memiliki kemampuan mobilitas tinggi.

6. PENUTUP

Demikian Standar Operasional Prosedur (SOP) ini dibuat sebagai pedoman dan bahan
acuan anggota Satuan Intelkam Polres Gorontalo dalam pelaksanaan tugas di bidang
Operasional guna tercapainya prinsip-prinsip Penyelidikan secara Profesional, sesuai
kebutuhan, pengawasan, transparan, akuntabel dengan tidak mengabaikan aspek
keamanan (security internal), serta tertib administrasi.

Anda mungkin juga menyukai