Anda di halaman 1dari 7

3

PROTOKOL KESEHATAN
UPACARA PITRA YADNYA

Kegiatan Pitra Yadnya adalah kegiatan keagamaan/adat yang berupa


rangkaian prosesi untuk orang yang meninggal dunia. Kegiatan ini dapat
melibatkan pihak-pihak terkait dan berpotensi mengumpulkan orang banyak.
Kegiatan Pitra Yadnya mencakup antara lain upacara pengabenan, metanem
(dikubur), mekingsan di geni, kremasi, perjalanan ke kuburan, nganyut ke
segara, ngerorasin dan memukur. Pada rangkain proses ini ada juga kegiatan
megebagan, kegiatan berkunjung dan berkumpul di rumah duka pada malam
hari selama jenazah belum dikremasi/dikubur.
Secara umum pelaksanaan kegiatan tersebut mencakup tahap persiapan,
pelaksananaan dan pasca pelaksanaan kegiatan. Pada ketiga tahapan kegiatan
tersebut ada potensi orang berkumpul dan kontak erat sehingga protokol
kesehatan harus diterapkan dengan baik.

PERSIAPAN
A. Bagi Prajuru Adat
1. Pada saat prajuru menerima laporan orang meninggal dari
keluarga, Prajuru menjelaskan kepada pihak yang keluarga tentang
pentingnya penerapan protokol kesehatan selama prosesi upacara,
dan menjelaskan peran dan tanggung jawab keluarga (kepala
keluarga/orang yang ditunjuk) untuk menyiapkan fasilitas
pendukung pelaksanaan protokol Kesehatan (masker, hand
sanitizer, sarana cuci tangan) dan memastikan pengaturan jaga
jarak.
2. Menyediakan fasilitas penunjang pelaksanaan protokol kesehatan
dan skrining seperti thermo gun.
3. Melakukan pengawasan pelaksanaan protokol kesehatan selama
prosesi upacara mulai dari persiapan sampai selesai

B. Bagi Keluarga/Pelaksana Upacara


1. Melaporkan berita duka dan rencana kegiatan Pitra Yadnya kepada
kelian adat serta memiliki rencana tertulis (lihat lampiran) terkait
-2-

kesiapan pelaksanaan prokes pada fase persiapan dan


penyelenggaraan.
2. Menjelaskan kepada semua orang yang membantu persiapan
upacara tentang pentingnya penerapan protokol kesehatan selama
prosesi.
3. Memastikan jumlah orang yang dilibatkan dalam kegiatan
persiapan sesuai dengan kapasitas tempat sehingga
memungkinkan pengaturan jaga jarak minimal 1-1,5 meter.
4. Menyediakan sarana cuci tangan pakai sabun/hand sanitizer di
pintu masuk dan tempat kegiatan
5. Menyediakan masker bagi yang tidak membawa atau maskernya
tidak sesuai dengan protokol (kotor, robek dll)
6. Melakukan pemeriksaan suhu tubuh pada semua orang yang
terlibat dalam persiapan di pintu masuk. Jika ditemukan orang
dengan suhu ≥37,3oC (2 kali pemeriksaan dengan jarak 5 menit)
tidak diperkenankan berpartisipasi
7. Mewajibkan setiap orang yang terlibat dalam persiapan untuk
mencuci tangan pakai sabun dengan air yang mengalir atau
menggunakan hand sanitizer.
8. Mewajibkan semua orang yang terlibat untuk memakai masker dan
tidak membuka masker saat berbicara.
9. Perhatikan anak-anak dan lansia untuk memastikan telah
menggunakan masker, mencuci tangan ataupun menggunakan
hand sanitizer dengan baik dan tetap bisa menjaga jarak dengan
yang lain.
10. Melakukan pembersihan dan disinfeksi (paling sedikit 3 kali sehari,
termasuk sebelum kegiatan) pada area dan peralatan yang sering
disentuh.
11. Pada tempat-tempat yang mungkin digunakan orang banyak seperti
kamar mandi, usahakan memisahkan kamar mandi keluarga inti,
keluarga dan orang yang datang dari luar rumah. Lakukan
pembersihan atau disinfeksi sesering mungkin (misalnya pada
gagang pintu), dan menyediakan hand sanitizer.
12. Pihak pelaksana upacara harus menggunakan masker selama
kegiatan. Masker harus digunakan menutupi hidung dan mulut
hingga dagu. Masker yang digunakan dapat berupa masker medis
-3-

atau masker kain tiga lapis. Tidak membuka masker pada saat
berbicara
13. Untuk penyuguhan makanan atau minuman selama atau di akhir
kegiatan, disiapkan dalam kue/makanan kotak. Untuk minuman
panas sudah disediakan dalam tempat besar dan peserta tinggal
mengambil dengan gelas sekali pakai
14. Untuk kegiatan megebagan (malam hari), pelaksanaan 3M tetap
dilaksanakan.

C. Orang yang membantu tahap persiapan dan melayat


1. Memastikan diri dalam kondisi sehat sebelum berangkat ke tempat
pelaksanaan persiapan. Jika mengalami gejala seperti demam,
batuk, pilek, sakit tenggorokan, dan/atau sesak nafas tetap di
rumah dan periksakan diri ke fasilitas pelayanan Kesehatan.
2. Bila selama terlibat dalam persiapan upakara, merasa tidak enak
badan, agar tidak memaksakan diri dan segera meminta ijin untuk
meninggalkan tempat kegiatan
3. Saat perjalanan dan selama kegiatan persiapan menggunakan
masker. Masker harus digunakan menutupi hidung dan mulut
hingga dagu. Masker yang digunakan dapat berupa masker medis
atau masker kain tiga lapis. Tidak membuka masker pada saat
berbicara,
4. Menjaga jarak dengan orang lain, hindari menyentuh area wajah.
Jika terpaksa akan menyentuh area wajah pastikan tangan bersih
dengan cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir atau
menggunakan hand sanitizer. Menggunakan pelindung wajah (face
shield)
5. Sebisa mungkin tidak mengajak anak-anak kecil ataupun lansia.
Jika mengajak anak-anak dan lansia, pastikan agar mereka telah
memahami keharusan memakai masker, mencuci tangan sesering
mungkin, dan menjaga jarak setidaknya 1,5 meter dari anak-anak
lain ataupun orang lain.

PELAKSANAAN DI RUMAH
A. Bagi Prajuru Adat
-4-

Melakukan pengawasan pelaksanaan protokol kesehatan selama


prosesi upacara mulai dari persiapan sampai selesai

B. Bagi Keluarga/Pelaksana Upacara


1. Menjelaskan kepada semua orang yang hadir dan/atau membantu
pelaksanaan upacara tentang pentingnya penerapan protokol
kesehatan selama prosesi.
2. Memastikan jumlah orang yang dilibatkan dalam kegiatan sesuai
dengan kapasitas tempat sehingga memungkinkan pengaturan jaga
jarak minimal 1-1,5 meter.
3. Menyediakan sarana cuci tangan pakai sabun/hand sanitizer di
pintu masuk dan tempat kegiatan
4. Menyediakan masker bagi yang tidak membawa atau maskernya
tidak sesuai dengan protokol (kotor, robek dll)
5. Mewajibkan setiap orang yang terlibat dalam pelaksanan prosesi
untuk mencuci tangan pakai sabun dengan air yang mengalir atau
menggunakan hand sanitizer.
6. Melakukan pemeriksaan suhu tubuh pada semua orang yang
terlibat dalam pelaksanaan prosedi di pintu masuk. Jika ditemukan
orang dengan suhu ≥37,3 oC (2 kali pemeriksaan dengan jarak 5
menit) tidak diperkenankan berpartisipasi
7. Mewajibkan semua orang yang terlibat untuk memakai masker dan
tidak membuka masker saat berbicara.
8. Melakukan pembersihan dan disinfeksi (paling sedikit 3 kali sehari,
termasuk sebelum kegiatan) pada area dan peralatan yang sering
disentuh.
9. Pihak pelaksana upacara harus menggunakan masker selama
kegiatan. Masker harus digunakan menutupi hidung dan mulut
hingga dagu. Masker yang digunakan dapat berupa masker medis
atau masker kain tiga lapis. Tidak membuka masker pada saat
berbicara
10. Untuk penyuguhan makanan atau minuman selama atau di akhir
kegiatan, disiapkan dalam kue/makanan kotak. Untuk minuman
panas sudah disediakan dalam tempat (termos) besar dan peserta
tinggal mengambil dengan gelas sekali pakai.
-5-

11. Pada prosesi pemandian jenazah (nyiramin), dibatasi hanya untuk


keluarga inti. Protokol pemandian jenazah/layon mengikuti
aturan/protokol dari Kementerian Agama RI.

C. Orang yang membantu tahap pelaksanaan


1. Memastikan diri dalam kondisi sehat sebelum berangkat ke tempat
pelaksanaan persiapan. Jika mengalami gejala seperti demam,
batuk, pilek, sakit tenggorokan, dan/atau sesak nafas tetap di
rumah dan periksakan diri ke fasilitas pelayanan Kesehatan.
2. Bila selama terlibat dalam persiapan upakara, merasa tidak enak
badan, agar tidak memaksakan diri dan segera meminta ijin untuk
meninggalkan tempat kegiatan
3. Saat perjalanan dan selama kegiatan persiapan menggunakan
masker. Masker harus digunakan menutupi hidung dan mulut
hingga dagu. Masker yang digunakan dapat berupa masker medis
atau masker kain tiga lapis. Tidak membuka masker pada saat
berbicara,
4. Menjaga jarak dengan orang lain, hindari menyentuh area wajah.
Jika terpaksa akan menyentuh area wajah pastikan tangan bersih
dengan cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir atau
menggunakan hand sanitizer.
5. Sebisa mungkin tidak mengajak anak-anak kecil ataupun lansia.
Jika mengajak anak-anak dan lansia, pastikan agar mereka tetap
memakai masker, mencuci tangan sesering mungkin, dan menjaga
jarak setidaknya 1,5 meter dari anak-anak lain ataupun orang lain.

PENGAWASAN DAN SANKSI


1. Pemangku kepentingan (satgas, kelihan, bandesa) memiliki
kewenangan untuk memantau dan mengawasi pelaksanaan
protokol kesehatan pada setiap tahapan kegiatan di wilayahnya
masing-masing
2. Pemangku kepentingan (satgas, kelihan, bandesa) memiliki
kewenangan untuk memberikan sanksi dalam bentuk teguran
maupun tindakan lain yang diperlukan untuk memastikan
pencegahan penularan COVID di lokasi kegiatan, sampai dengan
pembubaran kegiatan.
-6-

3. Satgas penanggulangan COVID bisa terdiri dari duta perubahan


perilaku
4. Mekanisme pemantauan penerapan protokol kesehatan dilakukan
melalui sistem pemantauan yang sudah dikembangkan

Lampiran
Rencana penyelenggaraan kegiatan dan pernyataan kesanggupan
Penanggungjawab kegiatan: …………………………………………………………

No Item Penjelasan
1 Nama kegiatan
2 Tanggal pelaksanaan
upakara pengabenan
3 Perkiraan jumlah orang yang
hadir saat persiapan
4 Lama waktu persiapan …………………. hari
5 Rangkaian upakara
(nyiramang, ngajum, ngaben …………………. hari
dan ngerorasin)
6 Perkiraan jumlah orang yang
hadir saat pelaksanaan …………………….. orang
upakara
Kesanggupan penyelenggara
7 Sanggup menyediakan masker medis atau masker kain 3 lapis
cadangan untuk menjamin terlaksananya protokol kesehatan
selama kegiatan
8 Sanggup menyediakan sarana cuci tangan (air mengalir, sabun)
maupun hand sanitizer dalam jumlah yang cukup di beberapa
titik kritis di lokasi kegiatan
9 Sanggup melakukan pengaturan jarak fisik antara undangan,
interval waktu undangan, maupun jarak waktu antara aktivitas
sehingga menjamin terlaksananya protokol kesehatan selama
kegiatan
10 Sanggup melakukan pengaturan alur keluar masuk tamu
sehingga menjamin terlaksananya protokol kesehatan selama
kegiatan
11 Sanggup mematuhi dan mengupayakan terlaksananya protokol
kesehatan sesuai pedoman.
Tanggal:
Tanda tangan:
-7-

1
2
3
4

Anda mungkin juga menyukai