Anda di halaman 1dari 6

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/331656715

Pemanfaatan Lumpur Hasil Samping IPAL Pabrik Pasta Gigi Sebagai Bahan
Baku Batako Dalam Upaya Reduksi Limbah

Article  in  Jurnal Mineral Energi dan Lingkungan · February 2019


DOI: 10.31315/jmel.v2i2.2370

CITATIONS READS

0 85

3 authors, including:

Nita Citrasari
Airlangga University
19 PUBLICATIONS   16 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

the effectiveness of implementation of the MGMP revitalization program as a media increasing english teacher competency in pidie district View project

All content following this page was uploaded by Nita Citrasari on 10 September 2021.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Vol 2, No.2 2018 p. 67 - 71

Pemanfaatan Lumpur Hasil Samping IPAL Pabrik Pasta Gigi Sebagai Bahan Baku Batako
Dalam Upaya Reduksi Limbah

Dwi Ratri Mitha Isnadina, Raih Panji Sampurno, Nita Citrasari


Program Studi S1 Teknik Lingkungan, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga
Kampus C Unair, Jl. Mulyorejo, Surabaya
E-mail : dwi.ratri.m.i@fst.unair.ac.id

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variasi sampel terbaik sebagai bahan baku pembuatan batako berdasarkan
SNI 03-0349-1989 tentang Bata beton untuk pasangan dinding dan mengetahui konsentrasi Pb dalam lindi dari
campuran bahan baku serta dari produk stabilisasi-solidifikasi. Lumpur hasil samping IPAL Pabrik Pasta Gigi
mengandung SiO2 sebesar 10,18% dan CaO sebesar 49,35% dan termasuk dalam limbah B3. Lumpur hasil samping
IPAL Pabrik Pasta Gigi digunakan sebagai subtitusi semen Portland yang divariasikan menjadi 10%, 30% dan 50% dari
semen Portland. Produk berupa batako diuji pandangan luar dan syarat fisis sesuai SNI 03-0349-1989. Bahan baku
batako dan produk batako dianalisis TCLP untuk logam Pb menggunakan metode Spektrofotometri Serapan Atom.
Variasi sampel yang terpilih sebagai bahan baku batako berlubang besar berdasarkan SNI 03-0349-1989 adalah 30%
lumpur yang mensubtitusi semen Portland dengan mutu tingkat II. Konsentrasi Pb dalam lindi bahan baku batako untuk
masing-masing variasi adalah 0,84 mg/L; 0,95 mg/L; dan 1,02 mg/L. Sedangkan konsentrasi Pb dalam lindi batako
untuk masing-masing variasi adalah 0,40 mg/L; 0,45 mg/L; dan 0,49 mg/L.

Kata kunci: batako; lumpur; Pb; stabilisasi-solidifikasi

ABSTRACT
This research were aimed to know the best variation as brick raw materials according to SNI 03-0349-1989 about
Concrete Brick for Wall Pairs and to know Pb concentration in leachate from raw material mixture and from
stabilization-solidification product. Sludge from Wastewater Treatment Plant’s Toothpaste Factory was used as a
substitution of Portland cement which was varied to 10%, 30% and 50% of Portland cement. Batako were tested by
external views and physical requirements according to SNI 03-0349-1989. Raw material and product of brick were
analyzed by TCLP for Pb metal using Atomic Absorption Spectrophotometric method. The selected sample variation as
a large hollow brick material based on SNI 03-0349-1989 is 30% of sludge substituting Portland cement with grade II
quality. The concentration of Pb in leachate of brick raw material for each variation was 0.84 mg / L; 0.95 mg / L; and
1.02 mg / L. While the concentration of Pb in the leachate of brick for each variation was 0.40 mg / L; 0.45 mg / L; and
0.49 mg / L.

Keywords: brick; Pb; sludge; stabilization-solidification

I. PENDAHULUAN
Lumpur harus diolah atau distabilkan agar aman digunakan atau dibuang. Metode yang umum digunakan adalah landfill
atau insinerasi. Kedua metode tersebut memiliki kelemahan yaitu biaya tinggi dan resiko tinggi terhadap kontaminasi
air permukaan atau bawah tanah bila metode yang digunakan adalah lanfill. Sedangkan insinerasi membuthkan
investasi yang besar dan keamanan tinggi agar tidak terjadi polusi udara. Sehingga diperlukan metode baru dalam
pengolahan lumpur. Salah satu metodenya adalah menggunakan lumpur kering sebagai bahan tambahan material beton
(Matar, 2008).
Penelitian mengenai pemanfaatan lumpur dari hasil samping pengolahan air limbah dari sebuah Instalasi Pengolahan
Air Limbah (IPAL) sebagai bahan pembuat bata beton batako sudah mulai dilakukan oleh beberapa peneliti beberapa
tahun terakhir. Rusliansyah, dkk. (2012) meneliti kemampuan limbah lumpur IPAL industri agrobisnis dalam bidang
pengolahan karet sebagai bahan substitusi pasir pada pembuatan bata beton. Limbah lumpur IPAL industri agrobisnis
kurang cocok dijadikan bahan subtitusi karena kuat tekan bata beton yang dihasilkan tidak memenuhi tingkat mutu yang
berlaku di SNI. Pemanfaatan limbah sebagai bahan substitusi pasir tidak hanya dilakukan oleh Rusliansyah, dkk.,
(2012), Sihombing (2009) juga melakukan penelitian mengenai karakteristik batako yang dibuat dari limbah padat
industri kertas-semen. Limbah lumpur yang dapat dimanfaatkan untuk pengganti pasir pada pembuatan bata beton
batako dapat mengurangi kebutuhan pasir dan memanfaatkan limbah. Selain itu, perlu dilakukan penelitian mengenai
pemanfaatan limbah lumpur yang dikategorikan limbah bahan berbahaya dan beracun karena mengandung logam berat.
Pabrik Pasta Gigi termasuk jenis kegiatan industri sabun deterjen, sehingga lumpur hasil samping IPAL Pabrik Pasta
Gigi (selanjutnya disebut lumpur Pabrik Pasta Gigi) dikategorikan sebagai limbah B3 berdasarkan Lampiran Peraturan

Dwi Ratri Mitha Isnadina, Raih Panji Sampurno, Nita Citrasari


ISSN 2549-7197 (cetak), ISSN 2549-564X (online) 68
JMEL, Volume 2 Nomor 2, 2018

Pemerintah No. 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Limbah B3 adalah
sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung zat, energi, dan/atau komponen lain yang karena sifat,
konsentrasi, dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusak
lingkungan hidup, dan/atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, serta kelangsungan hidup manusia dan
makhluk hidup lain (Pemerintah Republik Indonesia, 2014). Lumpur Pabrik Pasta Gigi mengandung SiO2 dan CaO.
Kandungan tersebut menyebabkan suatu bahan mempunyai sifat pozzolan yaitu reaktif dengan kapur dan air yang
menyebabkan terbentuknya massa yang padat, keras, dan tidak larut dalam air (La Grega, dkk., 2010). Sehingga,
lumpur Pabrik Pasta Gigi dapat digunakan sebagai pengganti semen Portland dalam pembuatan batako.
Lumpur Pabrik Pasta Gigi selain mengandung SiO2 dan CaO, juga mengandung beberapa logam berat yang berasal dari
bahan baku yang digunakan untuk membuat pasta gigi. Penelitian yang dilakukan oleh Rao dan Rao (2014) menyatakan
bahwa pasta gigi mengandung Pb sebesar 1,57 μg/g; Cd sebesar <0,031 μg/g; Hg sebesar 0,008 μg/g; As sebesar <0,016
μg/g; dan Sn sebesar 5.658 μg/g. Limbah B3 harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang atau dimanfaatkan.
Pengolahan limbah B3 secara fisik atau kimia yang umum digunakan adalah stabilisasi-solidifikasi. Stabilisasi adalah
proses pencampuran limbah dengan bahan tambahan (aditif) dengan tujuan menurunkan laju migrasi bahan pencemar
dari limbah serta untuk mengurangi toksisitas limbah tersebut. Solidifikasi adalah proses pemadatan suatu bahan
berbahaya dengan penambahan aditif (Spence dan Shi, 2005). Pembuatan batako dengan prinsip stabilisasi-solidifikasi
dari campuran lumpur Pabrik Pasta Gigi, semen, pasir dan air diharapkan mampu mengurangi toksisitas lumpur Pabrik
Pasta Gigi. Sehingga, produk berupa batako dapat dimanfaatkan dan mereduksi limbah B3 yang dibuang ke Secured
Landfill. Sehingga dilakukan penelitian tentang pemanfaatan lumpur Pabrik Pasta Gigi sebagai bahan baku pembuatan
batako. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variasi sampel terbaik sebagai bahan baku pembuatan batako
berdasarkan SNI 03-0349-1989 tentang Bata beton untuk pasangan dinding dan mengetahui konsentrasi Pb dalam lindi
dari campuran bahan baku serta dari produk stabilisasi-solidifikasi.

II. METODE
Bahan yang digunakan adalah lumpur hasil samping Instalasi Pengolahan Air Limbah yang telah melewati unit filter
press, semen Portland, pasir, dan air. Alat yang digunakan adalah saringan 200 mesh, plastik klip, oven, timbangan
digital, alat cetak batako berlubang besar, dan alat analisis kuat tekan.
2.1. Persiapan lumpur
Lumpur Pabrik Pasta Gigi dikeringkan menggunakan oven dengan suhu 105°C selama 24 jam. Lumpur yang telah
dikeringkan ditumbuk dengan alat penumbuk, kemudian diayak menggunakan saringan 200 mesh. Lumpur yang
digunakan sebagai bahan baku adalah lumpur yang lolos saringan 200 mesh. Penggunaan saringan 200 mesh karena
lumpur dijadikan substitusi semen Portland yang berukuran 200 mesh.
2.2. Pembuatan batako
Variasi batako berlubang besar yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Variasi bahan baku batako berlubang besar
Kode Lumpur Semen Pasir Air
A 1,2% (0,03 kg) 10,8% (0,73 kg) 83% (7 kg) 5% (2,3 L)
B 3,6% (0,10 kg) 8,4% (0,57 kg) 83% (7 kg) 5% (2,3 L)
C 6,0% (0,17 kg) 6,0% (0,40 kg) 83% (7 kg) 5% (2,3 L)
Kontrol 0,0% (0,00 kg) 12,0% (0,80 kg) 83% (7 kg) 5% (2,3 L)
Keterangan:
Kode A = substitusi lumpur 10% terhadap semen
Kode B = substitusi lumpur 30% terhadap semen
Kode C = substitusi lumpur 50% terhadap semen
Variasi substitusi lumpur terhadap semen adalah sebesar 10; 30; dan 50% merupakan asumsi peneliti. Campuran bahan
baku ketiga variasi sebelum dicetak, diuji TCLP kandungan Pb menggunakan metode Spektrofotometri Serapan Atom
(SSA). Produk yang dihasilkan berupa batako dan diuji pandangan luar, ukuran dan toleransi serta syarat fisis
menggunakan metode yang tertulis di SNI 03-0349-1989. Syarat fisis terdiri dari penyerapan air dan kuat tekan. Jumlah
batako yang digunakan di masing-masing uji sebanyak 5 buah.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


Karakteristik awal bahan baku meliputi (i) pengujian kandungan SiO2 dan CaO yang menjadi syarat kimia utama
penyusun semen Portland dan (ii) pengujian kandungan logam Cl, F dan Pb. Lumpur Pabrik Pasta Gigi mengandung
10,18% SiO2 dan 49,35% CaO. Kandungan SiO2 dan CaO dalam lumpur Pabrik Pasta Gigi lebih rendah dibandingkan
Dwi Ratri Mitha Isnadina, Raih Panji Sampurno, Nita Citrasari
69 ISSN 2549-7197 (cetak), ISSN 2549-564X (online)
JMEL, Volume 2 Nomor 2, 2018

kandungan dalam Semen Portland, namun lebih tinggi dari lumpur IPAL industri agrobisnis dimana lumpur IPAL
mengandung 3,21% SiO2 dan 1,58% CaCO3 (Rusliansyah, dkk., 2012). Semen Portland mengandung 20,8% SiO 2 dan
65,3% CaO (Wiryasa dan Sudarsana, 2009). Kandungan minimal SiO 2 dan CaO yang dibutuhkan dalam pembentukan
ikatan Kalsium silikat (3CaO.SiO2 dan 2CaO.SiO2) sebesar 20% dan 50%. Ikatan Kalsium silikat yang berpengaruh
terhadap nilai kuat tekan (Wijanarko, 2009). Lumpur Pabrik Pasta Gigi juga mengandung logam Cl, F dan Pb masing-
masing sebesar 7,97; 2,73 dan 8,87 mg/L. Pb adalah salah satu logam berat yang dapat mencemari lingkungan. Logam
tersebut dapat dicegah persebarannya di lingkungan dengan metode stabilisasi-solidifikasi yang diaplikasikan dalam
pembuatan batako. Logam yang menjadi fokus adalah logam Pb dikarenakan logam lain konsentrasinya di bawah baku
mutu TCLP yang diatur dalam PP RI No. 101 Tahun 2014. Batako dibuat dengan mencampurkan lumpur Pabrik Pasta
Gigi, semen, pasir dan air. Kontrol yang digunakan adalah batako yang dibuat dari campuran semen, pasir dan air.
Campuran bahan baku ketiga variasi diuji nilai TCLP logam Pb terlebih dahulu sebelum dicetak. Nilai TCLP logam Pb
adalah 0,84 mg/L untuk sampel A; 0,95 mg/L untuk sampel B dan 1,02 mg/L untuk sampel C. Ketiga nilai tersebut
masih belum memenuhi baku mutu TCLP logam Pb sebesar 0,50 mg/L. Hasil pengujian TCLP menunjukkan semakin
banyak lumpur yang dicampurkan, semakin besar nilai TCLP logam Pb. Bahan baku tersebut harus dicetak dan
dikeringkan hingga padat untuk mengurangi logam Pb yang dapat larut dalam air agar memenuhi baku mutu TCLP.
Batako yang telah dicetak selanjutnya diuji pandangan luar; ukuran dan toleransi; dan syarat fisis berupa kuat tekan dan
penyerapan air. Hasil pengujian dibandingkan dengan SNI 03-0349-1989 untuk menentukan variasi sampel yang
memberikan hasil terbaik. Hasil uji pandangan luar batako berlubang besar dapat dilihat pada Tabel 2.
Seluruh batako lulus uji pandangan luar yang ditandai dengan tidak adanya kecacatan di bidang permukaannya serta
rusuk-rusuknya tidak mudah rapuh saat diangkat menggunakan tangan. Uji ukuran dan toleransi batako berlubang besar
menunjukkan seluruh batako memiliki dimensi 390 x 190 x 200 mm (Panjang x Lebar x Tebal) dengan tebal dinding
sekatan lubang bagian luar sebesar 25 mm dan bagian dalam sebesar 20 mm. Uji ukuran dan toleransi sesuai
persyaratan dalam SNI 03-0349-1989.
Tabel 2. Hasil uji pandangan luar batako berlubang besar
Kode Cacat Rapuh Hasil
A   Lulus
B   Lulus
C   Lulus
Kontrol   Lulus

Syarat fisis berupa penyerapan air adalah kemampuan batako dalam menyerap air setelah direndam selama periode
tertentu. Semakin tinggi air yang diserap oleh batako menunjukkan semakin rendah kualitas batako. Sedangkan syarat
fisis berupa kuat tekan adalah kemampuan batako dalam menahan suatu beban per satuan luas permukaan. Hasil uji
penyerapan air dan kuat tekan dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Hasil uji penyerapan air dan kuat tekan batako berlubang besar
Rerata penyerapan air Kuat tekan (kg/cm2)
Kode Mutua Mutua
(%) Rerata Minimal
A 18,40 I 62,57 60,26 II
B 21,29 I 56,00 51,54 II
C 24,20 I 40,67 38,72 III
Kontrol 14,98 I 84,13 81,28 I
Keterangan: a Baku mutu mengacu SNI 03-0349-1989
Seluruh variasi batako berada di mutu I berdasarkan nilai penyerapan air walaupun nilai rerata penyerapan air berbeda-
beda untuk setiap batako yang divariasikan. Hasil pada Tabel 3 menunjukkan semakin banyak lumpur Pabrik Pasta Gigi
yang ditambahkan menyebabkan semakin banyak air yang mampu diserap oleh batako. Kemampuan penyerapan air
juga dipengaruhi oleh porositas dimana nilai porositas berbanding terbalik dengan nilai densitas. Hasil uji densitas
batako berlubang besar dapat dilihat pada Tabel 4.

Dwi Ratri Mitha Isnadina, Raih Panji Sampurno, Nita Citrasari


ISSN 2549-7197 (cetak), ISSN 2549-564X (online) 70
JMEL, Volume 2 Nomor 2, 2018

Tabel 4. Hasil uji densitas batako berlubang besar


Kode Densitas (g/cm3)
A 0,9804
B 0,8945
C 0,8273
Kontrol 1,0559

Pengujian densitas dilakukan setelah sampel berumur 28 hari karena semakin lama waktu pengeringan, maka semakin
tinggi nilai densitasnya akibat sebagian kristal air yang terdapat dalam beton terurai (Sihombing, 2009). Data pada
Tabel 4 menunjukkan bahwa semakin banyak lumpur yang ditambahkan, maka semakin kecil nilai densitasnya. Bila
suatu bahan memiliki densitas rendah, dimungkinkan memiliki pori yang banyak sehingga lebih mudah menyerap air.
Banyaknya pori juga mempengaruhi nilai kuat tekan. Nilai rerata kuat tekan tertinggi di antara ketiga variasi diperoleh
batako dengan campuran lumpur 10%. Hasil pada Tabel 3 menunjukkan semakin banyak lumpur yang ditambahkan,
maka semakin menurun kemampuan batako menahan tekanan. Selain itu, kandungan CaO dan SiO 2 juga memengaruhi
nilai kuat tekan karena kedua senyawa tersebut yang berperan dalam pembentukan ikatan Trikalsium silikat dan
Dikalsium silikat (Wijanarko, 2008). Hasil akhir mutu batako dapat dilihat pada Tabel 5. Hasil akhir berupa batako
berlubang besar juga diuji TCLP untuk mengetahui konsentrasi Pb dalam lindi batako. Hasil uji TCLP dapat dilihat
pada Tabel 6.
Tabel 5. Mutu batako berlubang besar
Kode Mutu penyerapan air Mutu kuat tekan Mutu akhir
A I II II
B I II II
C I III III
Kontrol I I I

Tabel 6. Konsentrasi Pb hasil uji TCLP


Pb hasil TCLP campuran Pb hasil TCLP batako Baku mutua
Kode
(mg/L) (mg/L) (mg/L)
A 0,84 0,40 0,50
B 0,95 0,45
C 1,02 0,49
Keterangan: a Baku mutu mengacu PP RI No. 101 Tahun 2014
Ketiga variasi menunjukkan adanya penurunan konsentrasi Pb dalam lindi campuran bahan baku dan batako yang dapat
dilihat pada Tabel 6. Penurunan konsentrasi Pb ditinjau dari variasi C ke A. Konsentrasi Pb yang larut mengalami
penurunan hingga mencapai baku mutu setelah melalui proses stabilisasi-solidifikasi. Solidifikasi merupakan alternatif
penanganan lumpur yang bertujuan untuk mengurangi produksi lindi sehingga aman bagi lingkungan. Pergerakan
logam berat terhambat karena kogam berat terikat pada ikatan semen melalui solidifikasi menjadi bahan bangunan
(Apriliyanti, 2004). Variasi terpilih adalah bahan baku dengan campuran 30% lumpur Pabrik Pasta Gigi walaupun
seluruh variasi memenuhi mutu batako. Batako berbahan baku campuran 30% lumpur Pabrik Pasta Gigi (kode B)
memiliki mutu yang sama, baik mutu berdasarkan penyerapan air dan kuat tekan, dengan batako berbahan baku
campuran 10% lumpur Pabrik Pasta Gigi (kode A). Namun, campuran terpilih adalah 30% dikarenakan lebih banyak
memanfaatkan limbah dan konsentrasi Pb berdasarkan hasil uji TCLP sudah memenuhi baku mutu.

IV. KESIMPULAN
Variasi sampel yang terpilih sebagai bahan baku batako berlubang besar berdasarkan SNI 03-0349-1989 adalah 30%
lumpur yang mensubtitusi semen Portland dengan mutu tingkat II. Konsentrasi Pb dalam lindi bahan baku batako untuk
masing-masing variasi adalah 0,84 mg/L; 0,95 mg/L; dan 1,02 mg/L. Sedangkan konsentrasi Pb dalam lindi batako
untuk masing-masing variasi adalah 0,40 mg/L; 0,45 mg/L; dan 0,49 mg/L.

DAFTAR PUSTAKA
Apriliyanti, P.D. 2004. Kajian Pengelolaan Lumpur IPAL Tekstil dengan Proses Solidifikasi (Studi Kasus Industri
Tekstil) di Wilayah Kabupaten Bandung. (Tugas Akhir). Bandung: Departemen Teknik Lingkungan, Fakultas
Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Bandung

Dwi Ratri Mitha Isnadina, Raih Panji Sampurno, Nita Citrasari


71 ISSN 2549-7197 (cetak), ISSN 2549-564X (online)
JMEL, Volume 2 Nomor 2, 2018

La Grega, M.D., Buckingham, P.L., dan Evans, J.C. 2010. Hazardous Waste Management 2nd Eddition. Amerika
Serikat: Waveland Press
Matar, M. Use of wastewater sludge in concrete mixes. (Tesis). Gaza: Civil Engineering Department Faculty of
Engineering The Islamic University
Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
Rao, R.N. dan Rao, T.N. 2014. Determination of heavy metals in toothpaste containing tin as active ingredients. Indian
Journal of Chemical Technology. 21:238-243
Rusliansyah, Fauzi, R., dan Zakhroful, M. 2012. Pemanfaatan Limbah Sludge IPAL PT BSKP Sebagai Bahan
Substitusi Pembuatan Bata Beton. Info Teknik. 13(1):72-81
Sihombing, B. 2009. Pembuatan dan Karakterisasi Batako Ringan yang Dibuat dari Sludge (Limbah Padat) Industri
Kertas-Semen. (Tesis). Medan: Sekolah Pacasarjana Universitas Sumatera Utara
SNI 03-0349-1989 tentang Bata Beton untuk Pasangan Dinding
Spence, R.D., dan Shi, C. 2005. Stabilization and Solidification of Hazardous, Radioactive, and Mixed Wastes.
Amerika Serikat: CRC Press.
Wijanarko, W. 2009. Analisis Bahan Jerami Padi Dalam Bentuk Block atau Kotak Sebagai Bahan Pengisi Batako.
(Skripsi) . Surakarta: Universitas Sebelas Maret
Wiryasa, N.M.A., dan Sudarsana, I.W. 2009. Pemanfaatan Lumpur Lapindo sebagai Bahan Substitusi Semen Dalam
Pembuatan Bata Beton Pejal. Jurnal Ilmiah Teknik Sipil. 13(1): 39-46

Dwi Ratri Mitha Isnadina, Raih Panji Sampurno, Nita Citrasari

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai