PENGUASA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Sejarah
Disusun Oleh:
Benidiktus Fatubun
141314002
PENGUASA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Sejarah
Disusun Oleh:
Benidiktus Fatubun
141314002
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Kedua orang tua saya “ Bapak Yustus Fatubun dan Ibu Rosa Kasihiuw” dan
kakak-kakak saya “ Hermina Fatubun, Fransiskus Fatubun” serta adik saya “Tania
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO
( Yustus Fatubun)
(Rosa Kasihiuw)
( Multatuli)
(Soesilo Toer)
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
Oleh:
Benidiktus Fatubun
Universitas Sanata Dharma
2019
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
Oleh:
Benidiktus Fatubun
Sanata Dharma University
2019
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat-Nya skripsi yang berjudul “Gerakan Mahasiswa Jakarta 1966:
Melawan Rezim Penguasa” ini dapat terselesaikan dengan baik. Bagi penulis,
penyusunan skripsi ini telah memberikan banyak ilmu dan pengalaman yang
Penulis menyadari bahwa terselesaikanya skripsi ini tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
3. Bapak Drs. A.K. Wiharyanto, M.M selaku dosen pembimbing akademik yang
telah memberi bimbingan dan arahan kepada penulis selama masa studi.
4. Bapak Dr. Anton Haryono, M.Hum selaku dosen pembimbing yang telah
5. Kedua orang tua, kakak dan adik serta keluarga besar yang telah memberi
7. Kepada semua orang yang memberi pengaruh kepada penulis, baik secara
skripsi ini, Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari berbagai
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
MOTTO …………………………………………………………………….... v
ABSTRAK…………………………………………………………………… viii
ABSTRACT…………………………………………………………………………….. ix
KATA PENGANTAR………………………………………………………... x
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………. 6
C. Tujuan Penulisan…………………………………………………... 6
D. Manfaat Penulisan…………………………………………………. 6
E. Tinjauan Pustaka………………………………………………….... 7
F. Landasan Teori…………………………………………………….. 11
H. Sistematika Penulisan……………………………………………… 22
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MAHASISWA 1966………………………………………………… 24
A. Bidang Ekonomi................................................................................ 24
3. Gelorat Ekonomi.......................................................................... 31
1. Pemerintahan Otoriter……………………………………….... . 36
2. Peristiwa 1965…………………………………………………… 39
3. Menteri-menteri PKI……………………………………….… .. 41
4. Konfrontasi Mahasiswa………………………………………….. 43
A. Konsolidasi Massa........................................................................... 48
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Kelompok Terkontrol……………….…………………………... 80
3. Penegasan Partnersip…………………………….……………… 86
2. Kabinet Ampera........................................................................... 91
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR SINGKATAN
LAMPIRAN
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR SINGKATAN
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
dari kalangan militer untuk kembali pada konstitusi UUD 1945.1 Melalui dekrit
tersebut, kita mengenal istilah demokrasi terpimpin, yakni sistem demokrasi yang
Berawal dari diculiknya para jenderal pada pagi satu Oktober 1965, maka
lahirlah persatuan antara kekuatan mahasiswa dan militer anti Sukarno. Peristiwa
tersebut dijadikan alasan oleh kelompok-kelompok yang anti Sukarno dan PKI
1
Taufik Abdullah, dkk (editor), Malam Bencana 1965 Dalam Belitan Krisis Nasional: Bagian I
Rekonstruksi Dalam Perdebatan, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2012, hal 48-51; John
D. Legge, Sukarno Sebuah Biografi Politik, Sinar Harapan, Jakarta, 1985, hal 349.
2
Salim Haji Said, Gestapu 65; PKI, Aidit, Sukarno, dan Soeharto, Mizan, Bandung, 2015, hal 15;
lihat juga kumpulan pidato Presiden Sukarno (cet. II ), Di Bawah Bendera Revolusi; Jilid
II, Jakarta, 1965, hal 351
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dan instabilitas politik serta pertentangan paham yang tiada henti hanyalah sedikit
dari banyaknya permasalah pada saat itu. Anderson dan Mcvey melihat peristiwa
G30S sebagai sebuah peristiwa yang mewakili kulminasi logis dari kekerasan dan
ideologi yang sangat jauh, kanan dan kiri, Islam dan Komunisme, tuan tanah dan
“anak” dari PKI. Sulastomo selaku ketua umum pengurus besar HMI periode
Mahasiswa Indonesia) pada tanggal 5-10 Juni 1961 di Jakarta. Hasil dari
Himpunan Mahasiswa Islam (DPP PB HMI) yang menjabat pada waktu itu,
melalui bukunya menulis tentang upaya CGMI untuk membubarkan HMI ketika
3
Miftahuddin, Radikalisasi Pemuda PRD Melawan Tirani, Desantara, Depok, 2014, hal 41.
4
Sulastomo, Hari-Hari Yang Panjang 1963-1966, Haji Masagung, Jakarta, 1990, hal 1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
anti-kiri. KAMI hadir pada tanggal 25 Oktober 1965 berkat usulan dari Mayor
Jenderal Sjarif Thayeb dan disetujui oleh para tokoh dari berbagai organisasi
Veteran. Maksud dan tujuan kedatangan tersebut adalah untuk memprotes naiknya
membawa tuntutan mereka yang kelak dikenal dengan sebutan tiga tuntutan
5
A. Dahlan Ranuwihardjo, Bung Karno dan HMI Dalam Pergulatan Sejarah; Mengapa Bung
Karno Tidak Membubarkan HMI?, Intrans, Jakarta, 2002, hal 84.
6
Soe Hok Gie, Catatan Seorang Demonstran, LP3ES, Jakarta, 2015, hal 123-162; Soe
Hok Gie adalah seorang mahasiswa Jurusan Sejarah, Universitas Indonesia. Dalam aksi angkatan
66, namanya tak begitu asing. Dia memang tak terlibat dalam KAMI, namun dia memiliki
kedekatan personal dengan pentolan-pentolan KAMI.
7
Francois Raillon, Politik dan Ideologi Mahasiswa Indonesia, LP3ES, Jakarta, 1989, hal 12-15;
Mayor Jenderal Sjarif Thayeb pada saat mengusulkan hal itu, ia menjabat sebagai Menteri
Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan (PTIP); Lebih jelasnya lihat, Koesalah
Soebagyo Toer, Kronik Abad Demokrasi Terpimpin, JAKER, Jakarta, 2016, hal 323; atau
Kuncoro Hadi, dkk, Kronik 65:Catatan Hari per Hari Peristiwa G30S Sebelum Hingga
Setelahnya, Media Pressindo, Yogyakarta, 2017, hal 455.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
rakyat (Tritura).9 Tritura inilah yang mereka suarakan secara terus-menerus ketika
Tritura adalah fokus utama dari semua aksi-aksi demonstrasi kala itu.
mahasiswa sebagai akar dari segala kekacauan yang terjadi. Selain itu harus
diakui bahwa gerakan mahasiswa yang sangat masif tersebut bukan sepenuhnya
harus bergerak ketika peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah tidak lagi
8
Peraturan yang di maksud ialah, kebijakan yang oleh pemerintah diberi nama tindakan-tindakan
pemerintah di bidang moneter. (Gie,2005:4)
9
Francois Raillon, op. cit., hal 15-16; Soe Hok Gie, Zaman Peralihan, GagasMedia, Tangerang,
2005, hal 5-7; Yozar Anwar, Angkatan 66,4 Sinar Harapan, Jakarta, 1980, hal 6-8; Gie, hal 127-
128.
10
ibid, hal 12-16; lihat juga Koesalah, 2016:322; Kuncoro Hadi, dkk, Kronik 65:Catatan Hari per
Hari Peristiwa G30S Sebelum Hingga Setelahnya, Media Pressindo, Yogyakarta, 2017, hal
575.
11
Harold Crouch, Militer dan Politik di Indonesia, Sinar Harapan, Jakarta, 1999, hal 205; Pada
tanggal 25 Februari Sukarno mengadakan sidang pertama Komando Gayang Malaysia (Kogam)
menghasilkan keputusan bahwa KAMI harus dibubarkan. (Kuncoro Hadi, dkk, Kronik
65:Catatan Hari per Hari Peristiwa G30S Sebelum Hingga Setelahnya, Media Pressindo,
Yogyakarta, 2017, hal 598.)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bukanlah suatu hal yang baru dalam dinamika pemerintahan negara ini.
tahun 1908 (awal kebangkitan nasional),12 lalu disusul oleh angkatan 1928
Penulis ingin menegaskan bahwa, dalam penulisan ini, diksi “orde lama”
dan “orde baru”14 tak akan penulis gunakan dalam konteks menunjuk pada sebuah
masa pemerintahan antara Sukarno dan Suharto. Sebagai gantinya, penulis akan
mungkin untuk tetap objektif dalam penulisan ini, sehingga diksi-diksi yang telah
12
Terbentuknya Budi Utomo diartikan sebagai tanda lahirnya kebangkitan nasional di Hindia
Belanda. Namun, akhir-akhir ini, banyak narasi sejarah (ditulis oleh sejarawan) yang
mengulas tentang tepat apa tidaknya tanggal 20 Mei 1908 diperingati sebagai hari kebangkitan
nasional. Pernyataan tersebut hadir atas pembacaan terkait kelompok mana yang terlibat dalam
organisasi Budi Utomo. Sejarawan Asvi Warman Adam mengatakan bahwa, lingkup
organisasi Budi Utomo hanya dikhususkan untuk kalangan Priyayi. Jika demikian, apa layak
tanggal 20 Mei 1908 dapat ditetapkan sebagai hari kebangkitan nasional? (Asvi Warman
Adam, Seabad Kontroversi Sejarah, Ombak, Yogyakarta, 2007, hal 21-27; untuk mempertajam
analisis, silakan lihat Hanz Van Miert, Dengan Semangat Berkobar; Nasionalisme dan
Gerakan Pemuda di Indonesia, 1918-1930, Hasta Mitra, KITLV dan Pustaka Utan Kayu,
Jakarta, 2003)
13
Francois Raillon, op. cit., hal 3; Untuk pergerakan pemuda tahun 1908, silakan lihat Hanz Van
Miert, Dengan Semangat Berkobar;Nasionalisme dan Gerakan Pemuda di Indonesia, 1918-
1930, Hasta Mitra, KITLV dan Pustaka Utan Kayu, Jakarta, 2003, hal 1-73; John Ingleson,
Perhimpunan Indonesia dan Pergerakan Kebangsaan, Grafiti, Jakarta, 1993; untuk angkatan
1928, silakan lihat Sagimun MD, Peranan Pemuda: Dari Sumpah Pemuda Sampai Proklamasi,
Bina Aksara, Jakarta, 1989, hal 160-193; untuk angkatan 45, silakan lihat M.C. Ricklefs, Sejarah
Indonesia Modern 1200-2008, Serambi, Jakarta, 2008, hal 443-444.
14
Penjelasan terkait akronim Orla dan Orba silakan baca https://Historia.id dengan judul Asal-Usul
Istilah Orde Baru, diakses tanggal 4 April 2019.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dilakukan para mahasiswa tersebut dipengaruhi oleh situasi ekonomi dan politik
yang sedang kacau kala itu. Aksi-aksi demonstrasi yang dilakukan oleh
berkuasa selama 32 tahun (lebih) di Indonesia. Adapun judul skripsi ini adalah
B. Rumusan Masalah
dan politik?
C. Tujuan Penulisan
Sesuai dengan masalah yang telah dirumuskan di atas, maka tujuan yang hendak
dan politik.
D. Manfaat Penulisan
Selain itu juga penulisan skripsi ini dapat menambah pengalaman melakukan
bagi masyarakat luas dan tidak terbatas pada kalangan akademisi, serta mampu
Penulis berharap karya tulis ini mampu menarik minat pembaca untuk
E. Tinjauan Pustaka
Penulis sangat menyadari akan pentingnya membaca buku, jurnal, skripsi, dan
tesis yang terkait dengan penelitian ini. Hal ini bertujuan untuk memperoleh
gambaran yang komprehensif dan juga sebagai media untuk menguji kebaharuan
primer berupa buku catatan harian dari beberapa tokoh yang terlibat langsung
dalam peristiwa 1966 di Jakarta. Selain itu penulis juga menggunakan sumber-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Skripsi ini merupakan gerbang yang baik untuk melihat pola-pola pergerakan
mahasiswa pada tahun 1966 guna menuntut pemerintah agar memenuhi tuntutan
mereka. Namun disayangkan, skripsi ini hanya membahas hal-hal yang bersifat
Terang bahwa penelitian ini berbeda dengan skripsi karya Akbar Tanjung
Abyoso. Penelitian ini memiliki cakupan lebih sempit (1965-1966) dan terperinci
demonstrasi tersebut.
Sarjana, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mahasiswa tahun 1966 dengan gerakan mahasiswa tahun 1998, sehingga tak
mengherankan jika ulasan terkait latar belakang lahirnya angkatan 66 tidak terlalu
mendalam. Selain itu skripsi karya Andri Bastian hanya membahas pola
Penelitian saya ini juga jelas berbeda dengan skripsi karya Andri Bastian.
mahasiswa tahun 1966 dan mahasiswa tahun 1998. Sedangkan dalam skripsi yang
akan saya bahas memiliki ruang lingkup yang lebih sempit. Fokus yang diteliti
lebih detail, mulai dari latar belakang yang memicu lahirnya angkatan 66 hingga
dampak-dampak dalam bidang politik dan ekonomi yang hadir dari berbagai aksi
demonstrasi mahasiswa.
15
Akbar Tanjung Abyoso, Bentuk-Bentuk Gerakan Mahasiswa Pada Tahun 1966 Sampai Dengan
1998, Program Studi Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Lampung, 2010.
16
Andri Bastian, Perbandingan Gerakan Mahasiswa Tahun 1966 Dengan Gerakan Mahasiswa
Tahun 1998 Dalam Meruntuhkan Rezim Penguasa, Program Studi Pendidikan Sarjana, Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara, Medan, 2008.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
dikarenakan konten dari buku-buku itu tidak lain merupakan catatan harian17 dari
oleh penerbit Sinar Harapan pada tahun 1980. Buku ini awalnya adalah sebuah
catatan harian yang memuat berbagai aktivitas mahasiswa (Jakarta dan Bandung
khususnya) seputar pergolakan politik Indonesia tahun 1966. Mengingat buku ini
adalah sebuah catatan harian, maka konten dari buku ini menggunakan tata bahasa
Buku ini sekilas terlihat seperti kronik sejarah karena penulisnya berusaha
buku ini dimulai dari Sabtu 8 Januari 1966 hingga Sabtu 12 Maret 1966.
luput dari perhatian penulis. Selain itu dampak-dampak yang terjadi dalam bidang
Yozar Anwar.
Gie yang diterbitkan oleh LP3ES pada bulan Agustus 2015. Sama seperti buku
sebelumnya, buku ini awalnya merupakan sebuah catatan harian dari pelaku
sejarah sendiri. Jika pada buku yang disebutkan sebelumnya Yozar Anwar hanya
mencatat pergerakan mahasiswa dari Sabtu 8 Januari 1966 hingga Sabtu 12 Maret
17
Diksi “catatan harian” tersebut selanjutnya akan diganti dengan “buku”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
1966, lain halnya dengan Gie. Gie lebih giat dalam mencatat berbagai kejadian
Dalam buku tersebut Gie mencatat berbagai macam peristiwa, mulai dari
terkait masalah percintaan dengan beberapa wanita. Buku ini dapat dikategorikan
berbagai peristiwa dari hari ke hari yang terjadi di sekitarnya secara spesifik.
cukup lengkap (walaupun ada beberapa catatan harian Gie yang pada dasarnya
penelitian ini terletak pada sudut pandang dan kedalaman analisis. Kondisi
ekonomi dan politik pada tahun 1966 yang berhasil memunculkan demonstrasi
Jakarta 1966: Melawan Rezim Penguasa adalah judul yang penulis teliti.
F. Landasan Teori
12
1. Mahasiswa
Proyek Normalisasi Kehidupan Kampus ialah setiap orang yang secara resmi
mencari ilmu, akan tetapi dia adalah siswa yang istimewa, siswa yang maha
besar.19
yang paling cepat membaca perubahan dalam sebuah negara. Hal ini tidak
mengherankan karena mereka adalah bagian kecil dari masyarakat luas yang
untuk selalu terlibat aktif dalam mengawasi berbagai kebijakan yang dikeluarkan
oleh pemerintah.
menuntut mereka untuk terlibat aktif dalam menentukan masa depan bangsa dan
dirinya sendiri. Atas alasan tersebut mahasiswa selalu terjun ke dalam masyarakat
18
Buku Saku Hubungan Dosen Mahasiswa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Normalisasi Kehidupan Kampus, 1979.
19
Soempono Djojowadono, Mahasiswa Indonesia dengan Kepribadian Indonesia, Jajasan Badan
Penerbit Gadjah Mada, Jogakarta, 1960.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
yang terjadi dalam masyarakat dan negara tidak terlepas dari peran serta
mahasiswa. Mahasiswa akan selalu menjadi salah satu kelompok yang mengontrol
dan mendobrak berbagai kebijakan yang muncul. Hal demikian dilakukan sebagai
yang mereka peroleh. Mereka akan tetap bergerak, baik di dalam maupun di luar
kampus mereka.20
2. Gerakan Mahasiswa
yang dianggap tidak adil, ketidakpuasan terhadap penguasa dan pemerintah, serta
yang mendasari dirinya pada kekuatan moral, yakni kebenaran dari apa yang
20
Supriyatna, Peranan Soe Hok Gie Dalam Gerakan Mahasiswa Indonesia Tahun 1960-1968,
Program Studi Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas
Maret, 2007; Lihat juga Francois Raillon, op.cit., hal 4; Achmad Suhawi, Gymnastik Politik
Nasionalis Radikal: Fluktuasi Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia, Rajawali Pers, Jakarta,
2009, hal 357.
21
Herman Sulistyo (penerjemah), Politik dan Mahasiswa; Perspektif dan Kecenderungan Masa
Kini, Yayasan API dan PT Gramedia, Jakarta, 1988.
22
Arief Budiman, Kebebasan, Negara, Pembangunan; Kumpulan Tulisan 1965-2005, Freedom
Institute dan Pustaka Alvabet, Jakarta, 2006.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
mahasiswa hadir adalah etika noblesse oblige; suatu prevalensi yang disandang
protesnya, jelasnya menggunakan konsep dan teori gerakan sosial. Bertolak dari
pandangan tersebut, penulis merasa perlu untuk memasukan teori gerakan sosial
3. Gerakan Sosial
dilakukan oleh kelompok tertentu dengan maksud dan tujuan untuk mencapai
mengorganisir diri dalam upaya untuk mendorong atau menolak beberapa jenis
yakni berdasarkan aspek tujuan gerakan dan metode yang ditempuh guna
23
Fachry Ali, Mahasiswa, Sistem Politik di Indonesia dan Negara, Inti Sarana Aksara, 1985.
24
Oman Sukmana, Konsep dan Teori Gerakan Sosial, Intrans Publishing, Malang, 2016. Hal 4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
mencapai tujuan. Berikut ini ada dua tipe pengelompokan gerakan sosial menurut
Blumer.
quo sangat kecil karena sasaran dari gerakan sosial ini adalah suatu
16
4. Kekuasaan
yang dideduksikan dari pola-pola interaksi sosial yang teramati; kekuasaan dapat
dipercaya sebagai sesuatu yang diturunkan dari berbagai sumber; kekuasaan sama
sekali bukanlah sesuatu yang membatasi dirinya; dan secara moral dia ambigu.
Kedua, orang Jawa memandang kekuasaan sebagai sesuatu yang nyata, homogen,
terlihat baik, apa yang membuatnya diterima adalah fakta sederhana bahwa ia
tidak hanya hadir di depan kita sebagai kekuatan yang berkata tidak, namun ia
sebuah jaringan produktif yang bekerja di seluruh lembaga sosial, lebih daripada
25
Ibid, hal 15-17
26
Benedict Anderson, Kuasa – Kata; Jelajah Budaya – budaya Politik di Indonesia, Mata Bangsa,
Yogyakarta, 1990, hal 44-49.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
orang; Kedua, kekuasaan tidak dapat dilokalisasi di wilayah tertentu, akan tetapi
melalui penindasan dan represif, akan tetapi dapat melalui normalisasi dan
1. Metode Penelitian
a. Pemilihan Topik
Melawan Rezim Penguasa”. Topik ini perlu untuk dibahas, karena melalui
mungkin mengandung bukti sejarah baik lisan maupun tertulis.29 Dalam proses
27
Michel Foucault, Power and Knowledge, Narasi dan Pustaka Promethea, Yogyakarta, 2017, hal
155.
28
Nanang Martono, Sosiologi Perubahan Sosial; Prespektif Klasik, Modern, Potmodern dan
Poskolonial, Rajawali Pres, 2016, hal 82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
penelitian yang diperoleh dari daftar pustaka yang termuat dalam skripsi dan tesis
beberapa toko buku dan perpustakaan di Yogyakarta, toko buku Toga Mas
Gejayan, social agency Jalan Solo, Shopping Center yang berada di belakang
Taman Pintar Yogyakarta, toko buku daring, kantor harian Kompas yang berada
telah diperoleh, terbukti bahwa hampir semua tulisan memiliki perbedaan dalam
hal sudut pandang dan kedalaman pembahasan dengan penelitian yang akan
dikerjakan.
kredibilitas dari sumber sejarah.30 Ada dua aspek yang harus dikritik, yaitu
sumber sejarah.31 Bertolak dari pernyataan di atas, tidak bisa tidak penulis
haruslah tetap berpegang teguh pada sikap skeptis guna mendapatkan sumber-
29
Suhartono W. Pranoto, Teori dan Metodologi Sejarah, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2010, hal 30.
30
ABD Rahman Hamid dan Muhammad Saleh Madjid, Pengantar Ilmu Sejarah, ombak,
Yogyakarta, 2011, hal 47
31
Ibid.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
relevan dengan topik dan pembahasan yang hendak diulas. Penulis juga
yang mencetuskan usulan tersebut. Sebagai contoh, dalam buku “Menyibak Tabir
bahwa KAMI hadir berkat inisiatif mereka sendiri. Dalam buku tersebut juga
tidak dijelaskan tanggal didirikannya KAMI.32 Selain itu, dalam buku “Sejarah
pada akhir bulan Oktober 1965.33 Penunjukan waktu tanpa adanya penegasan bisa
mahasiswa. Namun dalam kasus seperti ini, penegasan terkait tokoh yang
tanggal pasti berdirinya KAMI. KAMI didirikan pada tanggal 25 Oktober 1965 di
rumah Mayor Jenderal Sjarif Thayeb, Jalan Imam Bonjol, Jakarta.34 Beliau adalah
orang yang menyarankan kepada mahasiswa pada saat itu untuk membentuk
organisasi KAMI.
32
Jusuf Wanandi, Menyibak Tabir Orde Baru; Memoar Politik Indonesia 1965-1998, Penerbit
Buku Kompas, Jakarta, 2014, hal 51
33
M.C. Ricklefs, Sejarah Indonesia modern 1200-2008, Serambi, Jakarta, 2008, hal 594.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
d. Interpretasi
Pada tahap ini dituntut kecermatan dan sikap objektif dari sejarawan,
terutama dalam hal interpretasi subjektif terhadap fakta sejarah.35 Penulis sangat
yang digunakan dalam penelitian ini sekiranya referensi tersebut dapat ditelusuri
lebih lanjut sebagai bahan evaluasi terkait konten dari penulisan ini.
hal utama dan wajib. Sebelum menarik kesimpulan ataupun membuat sebuah
penafsiran, penulis membaca dan memahami berbagai literatur yang terkait guna
telah terjadi.
e. Historiografi
penelitian sejarah. Sejarawan pada fase ini mencoba menangkap dan memahami
34
Francois Raillon., op. cit., hal 13; Ridwan Saidi, Mahasiswa dan Lingkaran Politik, PT.
Mapindo Mulathama, Jakarta Selatan, 1989, hal 75.
35
ABD Rahmman Hamid dan Muhammad Saleh Madjid., op.cit., hal 50.
36
Ibid, hal 52-53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
peristiwa terjadi, melainkan suatu eksplanasi secara kritis dan mendalam tentang
Walaupun tulisan ini nantinya akan menjadi karya ilmiah, penulis sebisa
mungkin berusaha menggunakan kata dan kalimat yang sederhana dan mudah
dipahami oleh khalayak umum. Sejatinya penulis tak mau penelitian ini menjadi
sebuah karya yang berada di atas menara gading. Sebuah karya yang justru asing
2. Pendekatan
a. Pendekatan Ekonomi
b. Pendekatan Politik
berupa segitiga kekuasaan antara militer (khususnya AD), PKI, dan Sukarno,
secara tidak langsung memantik lahirnya berbagai gerakan mahasiswa kala itu.
37
idem.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
H. Sistematika Penulisan
berikut:
Bab II Pada bab ini diuraikan latar belakang lahirnya gerakan mahasiswa
Bab III Bab ini dibuka dengan pembahasan terkait konsolidasi massa, guna
23
BAB II
A. Bidang Ekonomi
seorang arsitek pencinta seni dan pengagum bangunan-bangunan megah serta hal-
hal yang bersifat simbolis. Sukarno yang lulus sebagai insinyur sipil pada tahun
1926 sangat meyakini bahwasanya arsitektur dan tata kota dapat digunakan untuk
arsitektur guna mencapai tujuan revolusi Indonesia. Hal tersebut diyakini Sukarno
sebagai mercusuar, kota yang akan menjadi personifikasi dari semangat baru.
24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
bangunan megah ialah persiapan Asian Games yang akan diadakan di Indonesia
(Jakarta) pada tahun 1962. Selain itu program-program seperti Conference of The
New Emerging Forces (Conefo) dan Games of The New Emerging Forces
Patung Dirgantara yang kini dikenal dengan Tugu AURI. Masih terkait event di
atas, dibangun Hotel Indonesia (bangunan tertinggi pertama di Indonesia kala itu).
peserta Asian Games. Tak berhenti sampai di situ, dana pampasan perang dari
38
Susan Blackburn, Jakarta; Sejarah 400 Tahun, Masup, Jakarta, 2011, hal 228-229.
39
Lihat (Pdf) Laporan Bank Indonesia, 1959-1966, hal 14.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Palembang dan Bali Beach Hotel di Pantai Sanur, Denpasar, Bali. Pemerintahan
mendirikan beberapa monumen dan patung yang hingga sekarang menjadi ciri
khas Kota Jakarta. Pembangunan Monas, Patung pembebasan Irian Barat, Patung
kontingen-kontingen yang akan mengikuti Asian Games 1962 serta Patung Ibu
Kartini, adalah monumen dan patung hasil buah tangan pemerintahan Sukarno.40
masyarakat yang telah berdomisili di daerah tersebut. Susan mencatat, jika dilihat
pada periode 60-an, minim sekali relevansinya. Hal tersebut dapat dilihat dari
823. 000 jiwa pada 1948, menjadi 1.782. 000 Jiwa pada 1952. Kemudian agak
stabil pada pertengahan 1950-an, dan melonjak secara cepat menjadi 3.813.000
pada tahun 1965.41 Melihat situasi di atas, Sukarno seharusnya mencari jalan
40
Firman Lubis, Jakarta 1960-an; Kenangan Semasa Mahasiswa, Masup, Jakarta, 2008, hal 78-
91; Analisis lebih lengkap terkait pembagunan mercusuar lihat Susan Blackburn, Jakarta;
Sejarah 400 Tahun, Masup, Jakarta, 2011, hal 227-223.
41
Susan Blackburn, op.cit., hal 233.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
sensus pertama kali (setelah 1930) dan menunjukkan bahwa, lebih banyak
masyarakat migran dari pada penduduk asli daerah tersebut. Pada tahun 1953
tempat mencari kesejahteraan ekonomi karena Jakarta merupakan pusat ibu kota
tempat tinggal karena rumah-rumah sudah habis dibeli. Selain itu mulai banyak
tinggal di pemukiman tidak sehat, dan 80.000 orang tinggal dalam kondisi yang
sangat padat. Tak berhenti sampai di situ, kekacauan dalam bidang transportasi
42
Ibid, hal 233-241.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
dia melihat bahwa hal tersebut tidak seimbang. Dalam artian, migrasi besar-
sebagai sebuah tugas berat. Hal tersebut disebabkan karena anggaran kota Jakarta
sangat bergantung pada subsidi pusat. Semua kekacauan ini justru dianggap wajar
karena banyaknya proyek skala besar yang diadakan di Jakarta. Dalil yang
ibukota nasional yang lebih baik. Guna merealisasikan semua program tersebut,
Pemaparan di atas barulah ditinjau dari sisi kondisi sosial dan ekonomi
masyarakat dalam hal tempat dan lingkungan mereka tinggal. Masalah krisis yang
hebat dengan naiknya harga kebutuhan pokok belum ditinjau. Semua itu adalah
masalah yang sangat kompleks. Ketika semua masalah tersebut saling tumpang-
tindih, Sukarno justru membangun berbagai gedung, patung dan monumen yang
jauh dari pokok masalah yang dihadapi. Justru semua pembangunan yang di
29
beras melonjak naik, dan terus menanjak mengikuti inflasi tinggi pada tahun
1960-an. Dari Januari 1958 - Juli 1965, indeks biaya hidup meningkat sepuluh
panggang dari api. Hal yang didapat hanyalah menambah utang luar negeri dan
43
Emil Salim, Masalah Stabilitas Ekonomi, dalam Majalah Basis vol. XVI, Th.1966-1967, hal
179.
44
Susan Blackburn, op.cit., hal 243-254.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
yang tidak sedikit untuk mendanai program tersebut. Di lain pihak, kampanye
“pembebasan” Irian Barat dari Belanda membutuhkan anggaran yang tidak kalah
besarnya.45 Tabel 1.1 menunjukkan contoh pos-pos pengeluaran yang tidak bisa
Pada tahun 1965, pos-pos tersebut hampir memakan 40% dari seluruh anggaran.
Hal ini mengakibatkan defisit APBN makin besar dan kondisi fiskal lepas
kendali.46
Tabel 1.1
Pos-pos Pengeluaran Pemerintah yang Merupakan
Prioritas Politik, 1958-1965 (Rp. Milliar)
45
Hadi Soesastro, dkk (penyunting), Pemikiran dan Permasalahan Ekonomi di Indonesia Dalam
Setengah Abad Terakhir II (1959-1966): Ekonomi Terpimpin, ISEI dan Penerbit Kanisius,
Yogyakarta, 2005, hal 15-16.
46
Boediono, Ekonomi Indonesia Dalam Lintas Sejarah, Mizan, Bandung, 2016, hal 96-97.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Games 1963. Jika demikian, maka dapat dibayangkan berapa besar anggaran yang
masyarakat pada saat itu. Berbagai anggaran dialokasikan untuk keperluan perang
3. Gelorat Ekonomi
memenuhi hasil yang maksimal. Pada tahun 1957,47 krisis ekonomi yang dihadapi
47
Pertemuan Kishi-Sukarno pada tanggal 27 November 1957 menghasilkan kesepakatan tentang
akan ditadatanganinya Perjanjian Pampasan Perang pada tanggal 27 Januari 1958 dengan
sebuah perjajian damai. Agaknya kesepakatan di atas memiliki relevansi dengan meningkatnya
krisis ekonomi di Indonesia. Lebih lanjut baca Aiko Kurasawa, Peristiwa 1965: Persepsi dan
Sikap Jepang, Kompas, Jakarta, 2015, hal 21-35.
48
Agaknya kebijakan kembali ke UUD 1945 yang didukung oleh kalangan militer juga digunakan
untuk semakin memperkokoh pengaruh mereka (militer) dalam perpolitikan Indonesia. Lebih
lanjut baca Harold Crouch, op.cit., hal 31-34.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
menjadi retorik kosong tanpa bukti. Konsep yang dikeluarkan oleh Sukarno
sendiri mengatakan bahwasannya dia tak paham tentang ekonomi. Jika melihat
bagaimana mungkin seseorang yang tak paham ekonomi dapat merancang konsep
Hal tersebut jelas terbukti ketika program yang digulirkan justru semakin
dilepaskan dari berbagai konstelasi politik saat itu. Berdasarkan Laporan Bank
perusahaan-perusahaan asing.50
49
Hadi Soesastro, op.cit., hal 23.
50
Surajadi, Sistem Ekonomi Terpimpin di Bidang Moneter; Untuk Pelaksanaan Dekon,
Pembaruan, Djakarta, 1964, hlm 32-46.
51
Lebih lanjut tentang Dekon baca Deklarasi Ekonomi: Peraturan-peraturan Pelaksanaan Beserta
Pendjelasan-pendjelasannja, Madjelis perniagaan dan perusahaan serta C.V. Dua, Bandung,
1963, hal 9-19; lihat juga Soekarno, Di Bawah Bendera Revolusi Djilid II, Djakarta, Tjetakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
dalam operasi perjuangan merebut Irian Barat, dialihkan untuk keperluan impor
Irian Barat dari Belanda. Masalah lain yang muncul ialah, pemerintah terlalu
pangan, terkhusus pada ketersediaan beras di dalam negeri. Untuk itu, semua
Kedua, 1965, hlm 542-544; Bradley R. Simpson, Economists With Guns: Amerika Serikat, CIA
dan Munculnya Pembangunan Otoriter Rezim Orde Baru, Gramedia, Jakarta, 2010, hal 125-
126.
52
Amiruddin Al-Rahab, Ekonomi Berdikari Sukarno, Komunitas Bambu, Depok, 2014, hal 58-61.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
demikian, sektor produksi Indonesia pada 1964 dan 1965 mengalami kemunduran
yang sangat berarti, karena hilangnya (kecuali sektor perdagangan dan impor)
100 dan 2. Membekukan 90% giro dan deposito bank di atas Rp 25. 000 serta
merupakan langkah yang sangat tanggung, mengingat di pasar bebas kurs sudah
muka tidak berkembang secara signifikan. Hal tersebut disebabkan oleh dua
sumber utama kenaikannya (defisit APBN dan defisit BUMN) terus menciptakan
53
Ibid, hal 66-68; Pembahasan lebih rinci terkait Program Berdikari dan krisis-krisis yang
mengikutinya dapat dibaca di Richard Robison, Soeharto dan Bangkitnya Kapitalisme
Indonesia, Komunitas Bambu, Depok, 2012, hal 60-63.
54
Boediono, op.cit., hal 100.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Tabel 1.2
APBN dan Uang Beredar: 1959-1966 (Rp. Miliar)
keputusan yang diambil dalam situasi ekonomi (dan politik) Indonesia yang
sangat buruk, yaitu menurunkan nilai mata uang Rp 1.000 menjadi Rp 1 (uang
memperkeruh perekonomian pada saat itu. Soe Hok Gie dalam catatan hariannya
menjelaskan:
55
ibid, hal 101.
56
Soe Hok Gie, Catatan Seorang Demosntran, LP3ES, Jakarta, 2005, hal 123.
57
ibid, hal 129; kebijakan tersebut dikeluarkan berdasarkan Penetapan Presiden (PenPres) no. 27
tahun 1965. Lebih lanjut lihat (Pdf) Laporan Bank Indonesia, 1959-1966.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
B. Bidang Politik
1. Pemerintahan Otoriter
Ide yang dilontarkan oleh Sukarno itu mendapat penolakan dari wakil-wakil partai
baru.
Dalam pidato yang berjudul „Res Publica, Sekali Res Publica’ pada
tanggal 22 April 1959 di depan sidang Dewan Konstituante, Sukarno sekali lagi
terlepas dari saran Kepala Staf Angkatan Darat Letnan Jenderal A. H. Nasution
dan Partai Nasional Indonesia, sebagai solusi atas krisis multiaspek yang terjadi
Hal tersebut dilakukan mengingat berdasarkan pasal 137 ayat (2) UUDS 1950,
2/3 dari jumlah anggota yang hadir. Pemungutan suara yang telah diadakan
selama tiga kali berturut-turut (30 Mei - 2 Juni 1959) tak kunjung selesai. Melihat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
2. Menetapkan UUD 1945 berlaku lagi dan tidak berlakunya lagi UUD
Sementara 1950.
Sementara.
Rencana Anggaran Belanja Negara pada Juni 1960 dan ditolak oleh DPR.
Juni 1960 dan membentuk DPR baru dengan sistem pengangkatan. Dewan yang
58
Selanjutnya akan ditulis DPR-GR.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Tomo) dari Partai Rakyat Indonesia juga mengajukan protes kepada Mahkamah
dimanifestasikan oleh beberapa partai seperti NU, Parkindo, Partai Katolik, Liga
Sukarno kembali terlihat ketika melarang Liga Demokrasi yang dibentuk sebagai
wadah dari beberapa partai yang tidak setuju terhadap sistem yang
keputusan Sukarno.61
DPR-GR dipilih oleh rakyat melalui cara-cara yang demokratis dan bukannya
ditunjuk langsung oleh presiden. Pada saat yang bersamaan, fungsi partai politik
dan parlemen jadi kehilangan sebagian besar haknya. Partai politik dan parlemen
59
Adalah Mr. Sartono (Ketua DPR) dan Iskaq Tjokrohadisuryo yang merupakan dua tokoh dari
PNI yang menyatakan ketidak puasaan terkait keputusan Sukarno membubarkan DPR hasil
pemilu 1955. Sedangkan Iskaq Tjokrohadisuryo mengatakan bahwa mereka yang duduk dalam
DPR-GR bukanlah wakil PNI. Lihat Taufik Abdullah,dkk (editor), hal 54-55.
60
Lebih lanjut baca Rosihan Anwar, Sukarno, Tentara, PKI; Segitiga Kekuasaan Sebelum
Prahara Politik 1961-1965, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2006, hal 7.
61
Taufik Abdullah, dkk (editor), op.cit., hal 48-56; lihat juga Hendra Kurniawan (modul), Sejarah
Ketatanegaraan Indonsia: Kajian Tiga Undang-Undang Dasar, Program Studi Pendidikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
tidak lagi memiliki hak angket dan interpelasi.62 Selain itu, pada masa Demokrasi
presiden.63
2. Peristiwa 1965
Telah diketahui bersama, situasi politik pada tahun 60-an begitu memanas.
mengundang berbagai tanya di benak partai politik saat itu. Siapakah yang akan
Letkol Inf. Untung menculik dan membunuh enam perwira tinggi dan seorang
perwira pertama. Jenazah para korban ditemukan di sebuah subur tua di Lubang
Sejarah, Jurusan Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, 2013, hal 79-81.
62
Hendra Kurniawan (modul), Sejarah Ketatanegaraan Indonsia: kajian Tiga Undang-Undang
Dasar, Program Studi Pendidikan Sejarah, Jurusan Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Sosial,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, 2013, hal 84-
85.
63
Terkait pembredelan pers baca Rosihan Anwar, op.cit., hal 3-5.
64
Pembahasan lebih lengkap tentang sakitnya Sukarno baca Victor M. Fic, Kudeta 1 Oktober
1965: Sebuah Studi Tentang konspirasi, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2005, hal 74-75.
65
A. Pambudi, Fakta dan Rekayasa G30S:Menurut Kesaksian Para Pelaku, Media Pressindo,
Yogyakarta, 2011, hal 1; Analisis terkait peristiwa 1965 silakan baca Benedict RO‟G Anderson
dan Ruth T Mcvey, Kudeta 1 Oktober 1966; Sebuah Analisa Awal, Gading, Yogyakarta, 2017.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
muka pada kemudian hari dicatat dalam sejarah sebagai awal hancurnya Partai
September”, atau Gestapu yang dipimpin Letnan Kolonel Untung dari pasukan
lain dan tidak bukan adalah upaya kudeta yang dilakukan oleh PKI terhadap
pemerintahan Sukarno. Berbagai surat kabar dilarang terbit kecuali milik AD.69
66
Ibid, hal 1-4; Kuncoro Hadi, dkk, Kronik ’65: Catatan Hari Per Hari Peristiwa G30S Sebelum
Hingga Setelahnya (1963-1967), Media Pressindo, yogyakarta, 2017, hal 124.
67
Victor M. Fic, Kudeta 1 Oktober 1965: Sebuah Studi Tentang Konspirasi, Yayasan Obor
Indonesia, Jakarta, 2005, hal 1. Analisa yang lebih silakan baca Harold Crouch, Militer dan
Politik di Indonesia, sinar harapan, Jakarta, 1999, hal 108-109.
68
Baskara T. Wardaya, Bung Karno Menggugat!:Dari Marhaen, CIA, Pembantaian Massal ’65
Hingga G30S, Galang Press, Yogyakarta, 2006, hal 146.
69
Terkait konteks ini, selain surat kabar milik AD (Harian Angkatan Bersenjata dan Berita Yudha)
terbit juga surat kabar milik PKI (Harian Rakjat). Terbitnya Harian Rakjat pada tanggal 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
RRI yang telah dikuasai oleh Angkatan Darat hampir setiap hari memberitakan
berbagai perkembangan terkait kejadian tersebut. hal senada juga dilakukan oleh
PKI yang berujung pada terbunuhnya para jenderal dan anak Nasution, berhasil
membakar amarah massa. Massa yang marah akhirnya menuntut kepada Sukarno
agar PKI dibubarkan dan menteri-menteri yang berafisiliasi dan dekat dengan PKI
dihukum.
3. Menteri-menteri PKI
justru mendapat tempat berkat konsep tersebut. Tidak berhenti sampai di situ.
Ketua MPRS, Tokoh PKI Njoto sebagai Menteri Negara, dan Wakil Ketua PKI
Dibubarkannya Masyumi dan PSI oleh Sukarno pada tahun 1960, justru semakin
Oktober 1965 menjadi sebuah pertanyaan yang serius di kalangan sejarawan. Lebih jelasnya
baca, James Luhulima, Menyingkap Dua Hari Tergelap di Tahun 1965: Melihat Peristiwa G30S
dari Perspektif Lain, Penerbit buku Kompas, Jakarta, 2007, hal x, 5 dan 29-33.
70
Selengkapnya tentang Pemberontakan PKI di Madiun baca, Harry Poeze, Madiun 1948: PKI
Bergerak, KITLV dan Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2011.
71
Hendra Kurniawan, op.cit., hal 91.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
43
Pada tabel di atas, nampak jelas pada masa Demokrasi Terpimpin hanya
ada tiga kekuatan politik yang sangat menonjol dalam DPR-GR. Ketiga partai
tersebut adalah PNI, PKI, dan NU. Kerjasama militer dan Sukarno dalam
partai yang menonjol pada saat itu (PNI, NU, dan PKI) nyatanya tidak mampu
berbuat lebih. Tiga kekuatan yang dipersiapkan oleh Sukarno untuk menghadapi
militer, nyatanya menemui hasil yang nihil. Akhirnya, PKI sendiri yang berdiri
dan siap untuk melawan militer. Kekuatan PNI pecah dan NU memperlihatkan
sebagai musuh TNI. Menyadari hal tersebut, PKI akhirnya merapat ke Sukarno
4. Konfrontasi Mahasiswa
Gerakan mahasiswa tahun 1966 bukan hanya sebuah aksi yang hadir dari
krisis ekonomi dan politik. Melainkan, gerakan tersebut hadir dari berbagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
logis dari pertentangan yang telah muncul sejak 1950-an. Pada tahun 1950-an,
situasi politik mulai memanas menjelang pemilu pertama tahun 1955. Bertolak
dari situasi tersebut, berbagai partai politik besar berusaha menggait mahasiswa-
HMI dan CGMI yang merupakan “anak” dari PKI. Sulastomo selaku ketua umum
terhadap HMI oleh CGMI sudah dilakukan sejak diadakannya Kongres PPMI
HMI dari susunan Pengurus Presidium PPMI pusat.74 Terkait konfrontasi di muka,
Besar Himpunan Mahasiswa Islam (DPP PB HMI) yang menjabat pada waktu itu,
melalui bukunya menulis tentang upaya CGMI untuk membubarkan HMI ketika
73
Rosihan Anwar, op.cit, hal xi.
74
Sulastomo, op.cit.,hal 1.
75
A. Dahlan Ranuwihardjo, op.cit.,hal 3-84.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
resmi, membuat HMI harus mendapat serangan bertubi-tubi dari partai politik
antara HMI dan CGMI. GMNI rupanya sering membantu CGMI ketika terjadi
keterlibatan CGMI dalam lingkup universitas harus dilawan secara serentak dan
bersama-sama.
guna membubarkan HMI dan memecat dosen-dosen alumni HMI. Hal tersebut
dilakukan oleh CGMI dengan alasan HMI kontra revolusioner. Pasca pertemuan
tersebut, ruang kongres dibuat rame oleh penolakan atas intervensi CGMI ke
ranah kampus. Sedangkan di sisi lain, CGMI mendapat dukungan dari GMNI dan
76
HMI sering kali dihubungkan dengan Masyumi karena adanya pengaruh historis antar
keduanya. Lebih lengkap baca, Ahmad Wahib, Pergolakan Pemikiran Islam; Catatan Harian
Wahib, LP3ES dan Freedom institute, Jakarta, 2003, hal 144.
77
Adalah Wadah organisasi mahasiswa intra-universitas.
78
Adalah aktivis HMI yang saat itu aktif mewakili Senat Mahasiswa Fakultas Peternakan Institut
Pertanian Bogor dan juga menjadi salah satu peserta di dalam Kongres MMI.
79
M. Alfan Alfian, HMI 1963-1966; Menegakkan Pancasila di Tengah Prahara, Buku Kompas,
Jakarta, 2013, hal 170.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
semeja oleh Sukarno bersama partai-partai yang terlibat dalam kabinet. Untuk
PMKRI dan beberapa organisasi anti komunis yang bernaung pada lembaga
pergerakan baru yang disebut KAMI, dengan mahasiswa yang pro Sukarno seperti
menjatuhkan Sukarno.
80
Ahmaddani G-Martha, dkk, Pemuda Indonesia Dalam Dimensi Sejarah Perjuangan Bangsa,
Kurnia Esa, Jakarta, 1985, hal 292.
81
Ali-Surachman. Maksudnya partai PNI di bawah pimpinan Ketua Ali Sastromidjojo dan Sekjen
Surachman. Memasuki tahun 60-an, terjadi perpecahan dalam tubuh PNI. Kelompok Ali-
Surachman lebih condong ke “kiri” dan kelompok Osa Maliki-Usep Ranawidjaya yang
konservatif dan lebih condong ke “kanan”. Sukarno mengeluarkan kelompok Osa-Usep dari
PNI karena dianggap konservatif dan kontra-revolusioner. Lebih lanjut baca, Ichwan Ar,
Sketsa Pergolakan GMNI, Universitas Diponegoro, Semarang, 2006, hal 26-27.
82
Yozar Anwar, op.cit., hal 50.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
yang lebih lanjut antara pendukung Sukarno dan KAMI akan dibahas lebih
mahasiswa 66.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
A. Konsolidasi Massa
1. Kelompok Penekan
pemerintah agar menindak tegas para kelompok yang disinyalir sebagai kelompok
yang hendak melakukan kudeta. Kelompok penekan ini tak hanya berasal dari
memunculkan kesadaraan dalam diri mereka.84 Soe Hok Gie juga mengatakan,
pertimbangan salah-benar.85
83
Mahasiswa yang disebut di sini adalah mereka yang kontra dengan kelompok kiri dan juga tak
sepakat dengan garis politik Sukarno.
84
Ben Anderson, Revoloesi Pemoeda: Pendudukan Jepang dan Perlawanan di Jawa 1944-1946,
Sinar Harapan, Jakarta, 1988.
48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
wadah untuk mengganyang PKI di seluruh Indonesia nantinya. Pada hari yang
sama, diadakan pula pertemuan dengan HMI, Pemuda Muhammadiyah, PII dan
guna menekan PPMI.87 Hal tersebut dilakukan karena PPMI selaku organisasi
ekstra universitas terbesar, tidak juga mengambil sikap atas peristiwa dini hari
dominasi GMNI di dalamnya. Seperti diketahui, GMNI adalah “anak” dari PNI.
gerakan 30 September menjadi sangat erat. Hal tersebut terjadi karena kedua
kelompok tidak sejalan dengan garis politik Sukarno dan juga membenci
85
Seri Buku Tempo, Gie dan Surat-Surat Yang Tersembunyi, Kompas, Jakarta, 2016, hal 30.
86
Ahmaddani G-Martha, dkk, op.cit., hal 344.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Menjadi sebuah kenaifan jika sejarawan (yang meneliti tentang berbagai peristiwa
pada tahun 65-66) mengelak kerjasama antar mahasiswa dan militer selama
gerakan mahasiswa tahun 1966. Hal tersebut terbukti secara jelas mulai dari
khususnya Suharto untuk berkuasa. Suharto menyadari, jika dia melawan Sukarno
secara langsung, maka dia akan mendapat perlawanan sengit dari simpatisan
terbentuknya KAMI sebagai wadah pergerakan mahasiswa tahun 1966, tak lepas
dari intervensi militer. Pada tanggal 25 Oktober 1965, bertempat di rumah Mayor
Jenderal Sjarif Thayeb, lahirlah KAMI. Sebuah organisasi yang hadir berkat usul
Hal serupa terjadi pada saat KAMI merumuskan tuntutan yang nantinya
dikenal sebagai Tritura. Pada saat itu, tuntutan mahasiswa hanya pada bidang
87
Peter Kasenda, Sarwo Edhie dan Tragedi 1965, Kompas, Jakarta, 2015, hal 127. Lihat juga Ulf
Sundhaussen, Politik Militer Indonesia 1945-1967: Menuju Dwi Fungsi ABRI, LP3ES, Jakarta,
1986, hal 396.
88
Francois Raillon, op.cit, hal 12-13.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
usul KAS KODAM Kol. Witono, KAMI menambahkan poin “pembubaran PKI”
dan “perombakan kabinet”.89 Selain itu, adanya kedekatan antara para pentolan
KAMI dengan Sarwo Edhie, Ali Moertopo dan pentolan militer yang lain,
menjadi penegas relasi mereka. Hadirnya Kol Sarwo Edhie (Komando RPKAD)
bersama dua deputinya Mayor CI Santoso dan Mayor Gunawan Wibisono dalam
rapat akbar pada tanggal 10 Januari 1966 di kampus UI,90 adalah bukti lain dari
“kawan” mahasiswa. Hal tersebut terlihat jelas pada tanggal 15 Januari 1966,
Kasdam Jaya Kol Witono dan Kepala Staf Kostrad Kemal Idris menyediakan
semua pasukan tempur di Jakarta melindungi para pemimpin KAMI dari bahaya
89
Peter Kasenda, Sarwo Edhie dan Tragedi 1965, Kompas, Jakarta, 2015, hal 131, footnote nomor
25; Secara implisit, Kasdam Jaya Kol. Witono berkeberatan dengan konsep (hanya tuntutan soal
ekonomi) KAMI dan menyarankan menambahkan poin-poin seperti telah dipaparkan di muka.
Baca Soe Hok Gie, Catatan Seorang Demonstran, LP3ES, Jakarta, 2005, hal 123-124.
90
Seri Buku Saku Tempo; Tokoh Militer, Sarwo Edhie dan Misteri 1965, Kepustakaan popular
Gramedia bekerja sama dengan Tempo Publishing, Jakarta, 2017, hal 61-62; baca juga Ibid,
Peter Kasenda, Sarwo Edhie dan Tragedi 1965, Kompas, Jakarta, 2015 hal 130-133.
91
Peter Kasenda, op.cit., hal 133.
92
Seri Buku Saku Tempo; Tokoh Militer, Rahasia-Rahasia Ali Moertopo, Kepustakaan popular
Gramedia bekerja sama dengan Tempo Publishing, Jakarta, 2014, hal 17.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
antara mahasiswa dan militer terlihat saat keluarnya Surat Perintah 11 Maret yang
kerja sama antara PMKRI dengan (HMI) Firdaus Wajdi, Sulastomo, Mar‟ie
Menurutnya, peristiwa terbunuhnya para jenderal adalah sebuah hal biasa dalam
revolusi.
93
Ulf Sundhaussen, Politik Militer Indonesia 1945-1967: Menuju Dwi Fungsi ABRI, LP3ES,
Jakarta, 1986, hal 404-405.
94
Terkait gerakan tersebut, Aiko Kurosawa peneliti sosial Sejarah Indonesia asal Jepang,
mengatakan bahwa Kedubes Amerika Serikat memberikan uang sebesar 50 juta dollar AS
kepada Adam Malik. Lalu Adam Malik menyerahkan uang tersebut ke Kesatuan Aksi
Pengganyangan Gerakan 30 September (KAP-Gestapu). Saat itu, KAP Gestapu dipimpin oleh
Subchan Z.E. (NU) dan Harry Tjan Silalahi (Katolik). Pernyataan tersebut ada dalam
www.berdikarionline.com dengan judul tulisan, Maaf, Sarwo Edhie Bukan Pahlawan Bangsa!
diakses pada tanggal 16 Oktober 2018.
95
Jusuf Wanandi, Menyibak Tabir Orde Baru: Memoar Politik Indonesia 1965-1998, Kompas,
Jakarta, 2014, hal 50.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945. Bagi masyarakat Indonesia, ini
bekerja sama dengan ABRI umumnya dan Angkatan Darat khususnya. Setelah
lebih besar. Pada tanggal 8 Oktober 1965, diadakan rapat umum di Taman
Surapati, Jakarta. Rapat tersebut dihadiri oleh 42 organisasi politik, ormas dan
sebagai berikut:
96
Divonisnya PKI sebagai dalang dari gerakan dini hari 1 Oktober 1965, adalah konsekuensi logis
dari berbagai pemberitaan yang dikeluarkan oleh RRI (yang dikuasai AD) dan surat kabar milik
Angkatan Darat. Selanjutnya, demontrasi-demonstrasi mahasiswa adalah faktor lain yang
membentuk paradigma masyarakat terkait peristiwa berdarah pada pagi hari tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
memposisikan dirinya sebagai kelompok yang pro Bung Karno dan kontra PKI,
tersebut telah mengambil sikap “Pro Bung Karno dan kontra PKI”. Hal tersebut
dengan masuknya PNI Osa-Usep yang diwakili oleh Hardi SH dan Syabilal
97
Ahmaddani G-Martha, dkk, op.cit., hal 344-351.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Pancasila. KAP-Gestapu yang telah berganti nama menjadi Front Pancasila pada
4. Lahirnya KAMI
penculikan dan pembunuhan para jenderal. Selain sebagai penekan, KAMI juga
digunakan sebagai wadah pergerakan bagi mahasiswa yang anti komunis guna
berafisiliasi dengan Partai Islam, Partai Sosialis Indonesia (PSI), Partai Katolik,
dan IPKI. Jumlah terbesar dalam KAMI berasal dari Himpunan Mahasiswa Islam
(HMI). Seperti diketahui, KAMI lahir pada tanggal 25 Oktober 1965 di rumah
Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan (PTIP). Mayjen Sjarif Thajeb
tersebut.99
kubu organisasi pemuda dan mahasiswa. Ada mahasiswa atau organisasi pemuda
yang bergerak atas nama sendiri dan ada yang bergabung dengan KAP-
dan intra universitas seperti Majelis Mahasiswa Indonesia (MMI), tak mampu
bersikap karena dikuasai oleh GMNI.101 Hal tersebut dapat dipahami mengingat
98
Ibid, hal 352-353.
99
Ulf Sundhaussen, op.cit., hal 396.
100
ibid, hal 354.
101
Ichwan, op.,cit, hal 23.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
GMNI yang tidak lain onderbouwnya PNI tak kuasa melawan garis politik
Sukarno.
Indonesia (PMII) terhadap pimpinan PPMI agar segera mengadakan kongres guna
menyikapi situasi nasional pada saat itu. Rapat presidium PPMI tanggal 10-23
Oktober 1965 yang diikuti oleh berbagai anggota presidium dari Masyarakat
guna meminta agar PPMI bersikap, tetap ditolak oleh PPMI. Alasan ditolaknya
bagian dari organisasi PPMI, tidak puas dengan keputusan yang dikeluarkan oleh
2. Bila tuntutan ini tidak dipenuhi, maka SOMAL akan mengadakan kongres.
102
Ahmaddani G-Martha, dkk, op.cit., hal 354-355.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
dalam kongres PPMI tanggal 5-10 Juli di Jakarta, HMI berhasil dikeluarkan dari
susunan pengurus Presidium Pusat PPMI. Jelas, ini adalah peluang yang baik
organisasi baru di luar PPMI. Sebuah wadah yang dapat menampung kegelisahan
mahasiswa-mahasiswa terkait situasi politik saat itu. Usulan tersebut tidak hanya
SOMAL ke Menteri Pendidikan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan (PTIP), Brigjen dr.
laporan di muka, pada tanggal 22 Oktober 1965, SOMAL dihimbau oleh Menteri
pemerintah, melainkan dimuat juga dalam surat kabar. Bertolak dari usul di muka,
103
ibid, hal 355-356.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
PTIP di Jalan Imam Bonjol, Jakarta. Pertemuan dipimpin langsung oleh Menteri
membentuk wadah baru pengganti PPMI. Organisasi Mahasiwa seperti HMI dan
PTIP memandang perlunya sebuah organisasi yang baru dalam mewadahi gerakan
pemimpin. Bertolak dari itu, Menteri PTIP mengusulkan agar yang menjadi
104
Cristianto Wibisono, Aksi-aksi Tritura; Kisah Sebuah Partnership 10 Djanuari-11 Maret 1966,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
pemimpin adalah organisasi yang berafisiliasi dengan partai politik. Alasan yang
politik pada waktu itu. Bertolak dari pertimbangan tersebut, maka Menteri PTIP
mengusulkan yang menjadi pemimpin KAMI adalah dari PMKRI, GMNI, PMII,
dan Mahasiswa Pancasila (Mapancas). GMNI yang diusulkan untuk menjadi salah
persoalan yang perlu dihadapi oleh mahasiswa. Adanya dualisme badan organisasi
mahasiswa seperti PPMI dan KAMI, menjadi bom waktu yang dapat
60
dilaksanakan pada tanggal 11-14 Desember 1965 bertempat di Marga Siswa Jalan
Mangga Besar VIII No. 15, Jakarta. Dalam musyawarah tersebut, mereka
keputusan resmi terkait eksistensi PPMI. Sebagian anggota KAMI yang juga
Dewan Pimpinan Pusat PPMI, guna membahas terkait status PPMI. Pada tanggal
forum terkait tuntutan di atas. Sidang tersebut dihadiri oleh sepuluh organisasi
105
Ahmaddani G-Martha, dkk, op.cit., hal 357-358.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
1. Kongres PPMI yang diadakan oleh Presidium sementara PPMI tidak disetujui.
5. PMII, PMKRI, dan IMADA diberikan tugas sebagai penanggung jawab acara.
Pernyataan tersebut disetujui oleh menteri dan selanjutnya diusulkan agar kongres
diadakan di Jakarta setelah lebaran (1-7 Februari 1966). Masih terkait pernyataan
besar anggota PPMI mendesak agar diadakan kongres PPMI luar biasa guna
menanggapi sikap tersebut. Kongres PPMI luar biasa akhirnya dilaksanakan pada
62
B. Massa Bergerak
akrab kita kenal adalah Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI). Namun,
fakta menunjukkan bahwa, tidak hanya KAMI yang bergerak pada bulan-bulan
Pancasila), Front Pemuda, KAPPI, KAPI, KASI, KAWI dan Resimen Arif
Rakhman Hakim.
merespon situasi negara. Selain itu, jauh sebelum KAMI terbentuk, KAP-Gestapu
(pada akhirnya berubah nama menjadi Front Pancasila karena alasan politis) hadir
sebagai wadah mahasiswa dan pemuda berbagi keresahan atas situasi politik dan
ekonomi saat itu. Memasuki tanggal 8 Januari 1966, Front Pemuda juga bergerak
guna merespon kondisi ekonomi dan politik pada saat itu.107 Harus diakui bahwa,
dari bulan Januari – Maret 1966, mahasiswa dan pemuda kembali menjadi
106
ibid., hal 361-364.
107
Yozar Anwar, op.cit., hal 2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
pemerintahan Sukarno pada tahun 1966 semakin memperkuat alasan KAMI untuk
ternyata mendapat respon positif dari masyarakat. Berbagai aksi digelar selama 60
Perintah 11 Maret 1966 adalah bukti dari adanya pengaruh mahasiswa. Surat
tersebut dikeluarkan karena (salah satu faktor) sering terjadi perkelahian antara
organisasi mahasiswa yang pro Sukarno melawan KAMI. Selain itu, propaganda-
Indonesia (PKI), adalah indikasi lain dari hadirnya keributan di masyarakat. Aksi-
108
Untuk pernyataan ini, baca Soe Hok Gie, Catatan Seorang Demonstran, LP3IS, Jakarta, 2015;
baca juga Yozar Anwar, Angkatan 66, Sinar Harapan, Jakarta, 1980. Tapi tak bisa kita lupakan
juga bahwa, KAMI adalah kelompok pendobrak milik (Suharto) AD. Suharto menyadari
bahwa dia tak mungkin menentang Sukarno secara terbuka. Untuk itu, digunakanlah
mahasiswa sebagai alatnya. Terkait pernyataan di muka, baca Francois Raillon, Politik dan
Ideologi Mahasiswa Indonesia; Pembentukan dan Konsolidasi Orde Baru 1966-1974, LP3IS,
Jakarta, 1985, hal 12-13. Baca juga Jusuf Wanandi, Menyibak Tabir Orde Baru; Memoar
Politik Indonesia 1965-1998, Kompas, Jakarta, hal 59-65.
109
Belakangan diketahui bahwa konsep Tritura tidak sepenuhnya lahir dari keresahan-keresahan
mahasiswa, melainkan dari saran Kasdam Jaya Kol. Witono. Pernyataan tersebut dapat dilihat
ketika KAMI hendak melakukan demonstrasi, Kasdam Jaya Kol. Witono mengatakan, KAMI
boleh melakukan aksi, asalkan masalah pembubaran PKI dan pergantian kabinet dimasukan
dalam tritura. Lebih lanjut baca Peter Kasenda, Sarwo Edhie dan Tragedi 1965, Kompas,
Jakarta, hal 131, footnote nomor 25; Secara implisit, Kasdam Jaya Kol. Witono berkeberatan
dengan konsep (hanya tuntutan soal ekonomi) KAMI dan menyarankan menambah poin-poin
seperti telah dipaparkan di muka. Baca Soe Hok Gie, Catatan Seorang Demonstran, LP3ES,
Jakarta, 2005, hal 123-124.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
aksi yang dilakukan oleh mahasiswa selama 60 hari, dibayar mahal dengan
Tritura tersebut, maka hari itu ditetapkan sebagai “hari kebangkitan mahasiswa”.
mahasiswa dikenal sebagai gerakan yang hadir karena kegelisahan atas situasi di
sekitarnya. Situasi yang seharusnya ditanggapi dengan sikap rasional dan penuh
analitis layaknya kaum terpelajar, justru tercoreng dengan aksi mahasiswa tahun
aksi memaki-maki para menteri menjadi sebuah gerakan yang tidak sesuai dengan
berhimpun dalam KAMI, jelas terlihat bahwa massa terbesar dalam KAMI berasal
memiliki relasi sejarah yang kurang baik dengan kaum kiri, khususnya
110
Nama-nama yang terbunuh ialah; Hasanuddin Noer, Arief Rachman Hakim, Zubaedah, Aris
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
yang telah memposisikan diri sebagai musuh kaum komunis. Selain ke dua
organisasi mahasiswa, ada pula simpatisan PSI dan Masyumi yang tergabung
dalam Kesatuan Aksi Pelajar Pemuda Indonesia (KAPPI) dan Kesatuan Aksi
Sarjana Indonesia (KASI). Kedua organisasi di atas dibentuk pada awal tahun
1966.111 Sangat terang bahwa, simpatisan PSI dan Masyumi memilik dendam
mengatakan bahwa idealisme yang dimiliki oleh pemuda adalah salah satu faktor
pemicu mereka bergerak. Dia melanjutkan, idealisme juga menjadi pisau bermata
dua. Mengapa demikian? Karena idealisme, mahasiswa yang mudah terbawa oleh
emosi, akan dengan mudah digunakan oleh kelompok lain sebagai umpan peluru
dalam suatu gerakan. Tak berhenti sampai di situ, Onghokham juga mengatakan
bahwa jika idealisme yang dimiliki mahasiswa tidak diimbangi dengan ilmu
pengetahuan yang luas dan hanya berfokus pada aksi tanpa ada upaya untuk
menjelaskan posisi dan fungsi mereka, serta tak mampu membaca perkembangan
Munandar terbunuh di Jakarta. Aris Munandar dan Margono terbunuh di Yogyakarta sebelum
11 Maret 1966. Sjerif Alkadri di Makasar. Cristianto Wibisono, op.cit., hal 88.
111
M.C. Ricklefs, op.cit., hal 594.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
sejarah negara ini, mereka akan menjadi kelompok yang hanya percaya tanpa
argumentasi fakta dan pada dasarnya adalah psyche totaliter dan fasis113.
dengan gerakan-gerakan mahasiswa 66, serta ditinjau dari latar belakang politik
dan pengetahuan mahasiswa pada saat itu, rasanya kedua pernyataan di muka ada
aksi-aksi di lapangan, terang tak lepas dari intervensi militer. Mahasiswa yang
cepat terpengaruh oleh pemberitaan yang dikeluarkan oleh RRI dan surat kabar
milik militer terkait pelaku penculikan dan pembunuhan para jenderal, semakin
antara idealisme dan ilmu pengetahuan, tak tercermin pada sebagian besar
angkatan 66.
dari tanggal sepuluh Januari 1966, aksi-aksi mahasiswa di bawah payung KAMI
mulai bergerak. Selama aksi-aksi yang diadakan kurang lebih 60 hari (10 Januari-
11 Maret 1966), aksi-aksi tersebut diwarnai dengan berbagai yel-yel dan lagu-lagu
112
Julie Southwood dan Patrick Flanagan, Teror Orde Baru: Penyelewengan Hukum dan
Propaganda 1965-1981, Komunitas bambu, Jakarta, 2013, hal 236.
113
Seri Prisma, Analisa Kekuatan Politik di Indonesia:Pilihan Artikel Prisma, LP3ES, Jakarta,
1985, hal 125-126.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Ganyang menteri goblok! Ganyang Subandrio! Bubarkan PKI! Stop import isteri!
Chaerul Saleh menteri goblok! Ganyang ASU! Usir wartawan RRC!” Hidup Bung
menyampaikan aspirasinya. Selain itu, ada juga yel-yel yang ditujukan kepada
Indonesia untuk bertemu Menteri Jusuf Muda Dalam. Ketika Menteri Jusuf Muda
Dalam keluar, dia disambut dengan teriakan “ganyang menteri gestapu” oleh
mahasiswa.115 Selain itu, hal yang sama dilakukan ketika mahasiswa mendatangi
demonstrasi mahasiswa ini murni dari mereka sendiri? Atau kah mahasiswa telah
114
Baca Yozar Anwar, Angkatan 66, Sinar Harapan, Jakarta, 1980; Baca juga Soe Hok Gie,
Catatan Seorang Demonstran, LP3ES, Jakarta 2005, hal 123-162.
115
Soe Hok Gie, op.cit., hal 144-145.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
ditunggangi oleh musuh-musuh revolusi, baik Nekolim dari luar, maupun kontra
dia justru disambut dengan teriak “ganyang haji peking”, “jangan asal nuduh”,
“jangan plin-plan” dari massa aksi.117 Yel-yel dengan menyebut nama menteri
atau institusi tertentu, sejatinya merupakan salah satu bentuk dari upaya
menghakimi para menteri yang dianggap tidak cakap dalam bekerja, mahasiswa
apa? Ketika Arif Rachman Hakim tertembak dalam aksi demonstrasi pada tanggal
solidaritas yang lebih besar dari masyarakat dan pemuda lainnya. Massa aksi yang
adalah darah ayam.118 Hal tersebut dilakukan sebagai upaya untuk menggalang
116
Yozar Anwar, op.cit., hal 39.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
mobil dalam rangka membatalkan pelantikan kabinet trikora justru secara tidak
3. Kelompok Vandalis
Tan Malaka berkata bahwa yang istimewa dari pemuda adalah idealisme.
Namun akan menjadi sebuah kekacauan jika idealisme tersebut tidak diimbangi
oleh apa yang disebut Onghokham sebagai ilmu pengetahuan. Gerakan mahasiswa
66 jika diamati secara lebih cermat, justru melakukan beberapa gerakan yang
dipengaruhi oleh kondisi perekonomian yang buruk. Bertolak dari itu, jika
sudut kota yang berdampak pada kotornya kota Jakarta, jelasnya jika diperbaiki
117
ibid, hal 43.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
mobil yang lewat. Isi dari coretan-coretan ialah mengkritisi tindakan pemerintah
Batubara, Zamroni, Firdaus Wadjdi, Abdul Gafur dan pemimpin KAMI yang lain
PKI”.
yang lewat ketika mahasiswa sedang mengadakan aksi di Departemen Gas dan
tanggal 19 Januari 1966. Ketika itu, delegasi KAMI (dipimpin Cosmas Batubara)
menemui Mayor Jenderal Dr. Sumarno selaku Menteri Dalam Negeri. Dalam
hadir berkat usulan dari seorang menteri. Bukan inisiatif dari mahasiswa itu
aksi pembersihan tersebut tidak dijalankan hingga selesai. Hal tersebut terjadi
118
Firman Lubis, op.cit., hal 252.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
karena mahasiswa harus hadir di depan Istana guna mendengar amanat presiden
terkait tritura.
tuntutan mahasiswa ke presiden. Setelah tiga jam menunggu Kolonel Saelan yang
Pada tanggal 2 Maret 1966, massa aksi yang menggunakan puluhan truk
menuju ke Gedung PLN kembali melakukan aksi dan coret-coret gedung serta
diikuti dengan menurunkan papan merek. Pada tanggal 5 Maret, massa aksi
kembali melakukan aksi coret-coret di sepanjang jalan yang dilalui. Aksi coret-
coret dan penghancuran fasilitas negara kembali dilakukan pada tanggal 8 Maret.
(Deparlu) di Jalan Pejambon. Massa aksi (KAMI dan KAPPI) kembali melakukan
demonstrasi di Kantor Berita Hsin Hua di Jalan Tanah Abang pada tanggal 9
Maret. Aksi tersebut berakhir dengan tindakan perusakan sebagian kantor oleh
mobil oleh aksi massa. Kejadian tersebut terjadi di Gedung Republik Rakyat Cina
(RRC) dan Gedung Perwakilan Dagang RRC di Jalan Cilosari. Tanggal 11 Maret
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
situasi Jakarta makin mencekam. Terjadi aksi pembakaran mobil dan aksi perang
pamflet antar kelompok pendukung Sukarno dengan aksi KAMI dan KAPPI.119
Pada sore harinya, rumah Oei Tjoe Tat120 dihancurkan oleh massa aksi.
4. Aksi Kolaboratif
mahasiswa, pelajar, dan militer. Hal tersebut tak dapat dipungkiri jika melihat
secara cermat latar belakang lahirnya gerakan mahasiswa dengan KAMI sebagai
wadah pergerakan. Dalam konteks ini, Suharto sebagai orang yang paling
diuntungkan dari gerakan tersebut, jelas sangat jeli melihat dinamika gejolak
organisasi mahasiswa yang masih bersimpati terhadap PSI dan Masyumi yang
Suharto sangat sadar bahwa dia sendiri tak mampu melawan Sukarno.
Untuk itu dia membutuhkan mahasiswa yang anti komunis dan berbeda
Aksi kolaboratif tersebut semakin nampak ketika KAMI lahir sebagai wadah baru
dalam pergerakan mahasiswa 1966. Lahirnya KAMI adalah sebuah upaya campur
119
Yozar Anwar, op.cit.,; Soe Hok Gie, Catatan Seorang Demosntran, LP3ES, Jakarta 2005,
halaman 123-162.
120
Namanya termasuk dalam daftar menteri-menteri Gestapu dan simpatisannya. Oei Tjoe Tat
adalah salah satu pentolan Baperki. Selengkapnya lihat Soe Hok Gie, Zaman Peralihan,
Gagasmedia, Jakarta, 2005, hal 12.
121
Francois Raillon, op.cit., hal 12-13.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
sudah dongkol dengan berbagai kebijakan negara. Menteri PTIP Brigjen dr. Syarif
Aksi kolaboratif antara militer dan mahasiswa semakin nyata pada tanggal
15 Januari 1966, Kasdam Jaya Kol Witono dan Kepala Staf Kostrad Kemal Idris
kantornya, markas Komando Tempur II Kostrad, Jalan Kebon Sirih, Jakarta. Para
mahasiswa yang membawa senjata api pada saat demonstrasi, diperoleh dari
usaha Ali Moertopo.123 Selanjutnya, ketika KAMI dibubarkan, Kemal Idris selaku
para demonstran untuk melakukan aksi-aksi walaupun ada larangan dari Amir
Machmud125. Didorong oleh Kemal Idris, Sarwo Edhie dan Ali Murtopo
demonstrasi anti Sukarno pecah lagi. Setelah KAMI dilarang, dua front baru
mengorganisir para siswa SLA dan para pemuda di balik demonstrasi KAMI.
122
Peter Kasenda, op.cit., hal 133.
123
Seri Buku Saku Tempo; Tokoh Militer, Rahasia-Rahasia Ali Moertopo, Kepustakaan popular
Gramedia bekerja sama dengan Tempo Publishing, Jakarta, 2014, hal 17.
124
Ulf Sundhaussen, Politik Militer Indonesia 1945-1967: Menuju Dwi Fungsi ABRI, LP3ES,
Jakarta, 1986, hal 404-405. Lihat juga, Harold Crouch, Militer dan Politik di Indonesia, Sinar
Harapan, Jakarta, 1999, Hal 204.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Sebuah organisasi yang berorientasi pada Masyumi. Front lainnya adalah Resimen
Arif Rahman Hakim. Aksi koloboratif juga nampak ketika Soe Hok Gie
P dan K baru. Aksi tersebut dilakukan karena disinyalir Sumardjo selaku menteri
P dan K yang baru pro-PKI dan seorang atheis. Selain itu, Priyono selaku menteri
Islam. Pada tanggal 2 Maret, diadakan pula rapat umum di Universitas Indonesia
dan diikuti dengan pawai yang mengarak sebuah boneka mirip Subandrio.127
5. Aksi Pemboikotan
diwarnai berbagai aksi. Tak ketinggalan aksi boikot yang dilakukan mahasiswa
tersebut sangat beragam. Ada aksi pendudukan pom bensin dengan tujuan
menghimbau masyarakat agar harga bensin tetap dibayar dengan harga normal
kelompok tertentu. Selain itu, ada juga aksi pengempesan ban mobil dengan
125
Harold Crouch, op.cit., hal 202.
126
Soe Hok Gie, op.cit., hal 143.
127
Harold Crouch, Militer dan Politik di Indonesia, Sinar Harapan, Jakarta, 1999, Hal 200-206.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Merdeka.
1.000,00 uang lama. Hal tersebut membuat mahasiswa menuntut agar diturunkan
oleh Cosmas Batubara, Sumarno selaku Kepala Bagian Penjualan Jawa Barat dan
Mahasiswa yang berjaga di pom bensin memberi kebijakan setiap mobil hanya
malam hari.128
ban mobil. Hal ini dilakukan agar para menteri tidak dapat hadir dalam pelantikan
kabinet. Pada pukul 04:15, beberapa anggota KAMI mulai menjalankan aksi
sepanjang Jalan Salemba, Jalan Raden Saleh, Jalan Cikini, Jalan Menteng Raya,
128
Yozar Anwar, op.cit., hal 26-28.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
helikopter untuk menjemput para menteri. Hal tersebut harus dilakukan. Jika
tidak, besar kemungkinan para menteri akan sulit datang ke Istana Negara karena
terjebak kemacetan parah. Belum lagi aksi massa yang berada di sekitar istana
sangat besar jumlahnya. Hal tersebut dapat menyulitkan pada menteri untuk
yaitu agar para menteri tak dapat hadir. Namun, usaha mahasiswa tidak sesuai
harapan, semua menteri berhasil menghadiri sidang kabinet. Hanya Suharto yang
C. Mahasiswa VS Mahasiswa
dimiliki pemuda. Idealisme yang membuat pemuda tergerak atas apa yang
pada salah benar, bukan kuat lemah. Selain itu, idealisme dibutuhkan agar
individu tertentu mempunyai pijakan atau prinsip dalam hidup. Jika melihat
angkatan 66, “idealisme” adalah ungkapan yang jauh panggang dari api. Angkatan
129
ibid, hal 134-140.
130
Harold Crouch, op.cit., hal 208.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Juni 1961 di Jakarta.131 Selain itu, GMNI yang adalah “anak” dari PNI juga sering
peristiwa tersebut jelas menjadi dendam yang terpatri dalam ingatan mahasiswa
HMI.
sepenuhnya pada idealisme mahasiswa. Pada dasarnya, gerakan tersebut hadir dari
politik partainya) yang telah terpupuk begitu lama. Bersamaan dengan semakin
membesarnya sentimen tersebut, terjadi pula peristiwa berdarah pada oktober dini
hari. Peristiwa tersebut memberi alasan bagi mahasiswa (khususnya yang kontra
PKI dan kebijakan Sukarno) untuk bangkit dan melawan. Pada saat yang
131
Sulastomo, op.cit., hal 1.
132
M. Alfan Alfian, op.cit., hal 170.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
terjadi penculikan dan pembunuhan para jenderal. Pasca kejadian tersebut, Jusuf
Gestapu yang nantinya berganti nama menjadi Front Pancasila.133 Seperti telah
dikatakan di atas, gerakan ini adalah upaya “jemput bola” yang dilakukan oleh
GMNI dan kelompok “kiri”. Bagi mereka, peristiwa tersebut dapat digunakan
2. Fanatisme Membabi-buta
Gerakan mahasiswa tahun 1966 adalah gerakan yang muncul karena (salah
komunis. KAMI terdiri dari organisasi mahasiswa yang tergabung dengan Partai
Islam, PSI, Partai Katolik, dan IPKI. HMI memiliki massa yang banyak dalam
133
Yusuf Wanandi, op.cit., hal 223. Lebih lengkap terkait susunan pengurus KAP-Gestapu baca
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
tahun 1966, sering sekali terjadi perkelahian antar sesama mahasiswa. Sering
fanatisme yang tumbuh di dalam benak mahasiswa. Sehingga akan menjadi logis
jika pernyataan yang dikeluarkan oleh partai tertentu diterima sebagai dogma
besaran yang dilakukan oleh KAMI selama kurang lebih 60 hari, mahasiswa dari
menemui Sukarno dan berjanji akan membela Bung Karno sampai mati.
UBK, dan Germindo bergerak merobek semua poster yang ditempel oleh
merasa tersinggung dengan aksi demonstrasi yang dilakukan oleh KAMI Bandung
juga M. Alfan alfian, HMI 1963-1966; Menegakkan Pancasila di Tengah Prahara, Kompas,
Jakarta, 2013, hal 178.
134
Ulf Sundhaussen, op.cit., hal 396.
135
Soe Hok Gie, op.cit., hal 150-151.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
3. Kelompok Terkontrol
pemerintah, maka hal tersebut tidak berlaku pada gerakan mahasiswa 1966.
PPMI. Namun setelah peristiwa berdarah pada oktober dini hari, PPMI selaku
organisasi ekstra universitas tak mampu bersikap atas situasi tersebut. Hal itu
dikarenakan PPMI dikuasai oleh mahasiswa GMNI yang adalah “anak” dari PNI.
Sikap GMNI jelas, menunggu keputusan dari Sukarno. Menanggapi hal tersebut,
dengan bantuan militer para mahasiswa yang anti komunis membentuk KAMI
sebagai pengganti PPMI. Tak berhenti sampai disitu, dalam hal perumusan
tersebut sangat nampak ketika KAS KODAM Kol Witono menghimbau agar
136
Ibid, hal 156-159.
137
Untuk gerakan mahasiswa yang kontra-PKI (KAMI), Angkatan Darat adalah dalang yang
mengontrol dan mengarahkan bagaimana gerakan mahasiswa tersebut bergerak. Sedangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Himbau tersebut langsung diterima sebagai sabda tanpa ada upaya menanyakan
Sukarno adalah indikasi adanya sebuah harapan terjadi konfrontasi yang lebih
fisik. Dia juga menegaskan bahwa, sebuah teror haruslah dibalas dengan kontra
teror.138
nyata pada hari-hari menuju keluarnya Surat Perintah 11 Maret 1966. Hal tersebut
terjadi karena, KAMI sebagai kelompok yang kontra pemerintahan saat itu telah
bersiaga guna menerima serangan dari mahasiswa yang pro Sukarno. Bertolak
dari pernyataan di muka, jelasnya sikap saling memusuhi semakin besar di kedua
windu di halaman Fakultas Kedokteran UI, terjadi lagi perkelahian antara anggota
KAMI dengan GMNI-ASU. Pada hari Senin tanggal 7 Februari, kembali terjadi
kelompok mahasiswa seperti GMNI adalah kelompok yang dikontrol oleh Subandrio dan
Sukarno.
138
Yozar Anwar, op.cit., hal 156-159.
139
ibid, hal 54.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Wanita”, massa ASU terlibat perkelahian dengan massa KAPPI dan KAMI.
Kedua kelompok tersebut saling serang menggunakan batu dan juga saling pukul-
dilarang oleh Sukarno. Hal yang lebih penting adalah, ketika keputusan
pembubaran KAMI dikeluarkan oleh Sukarno, Suharto yang hadir dalam sidang
diakui, KAMI adalah kelompok pendobrak militer Suharto. Melalui KAMI inilah
lain dengan harapan lawan tersebut akan kalang kabut dan pada akhirnya dapat
dihancurkan.
Sukarno melunak. Dia justru menjadi muak atas berbagai gerakan kaum
140
ibid, hal 83, 187-188.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Mashuri, Harry Tjan, dan beberapa pentolan KAMI) mendengar adanya perintah
berada di Jalan Agus Salim. Suharto menerima mereka di rumahnya. Tanpa basa-
jawaban yang sangat tegas dan menikam. Suharto mengatakan bahwa, jika mereka
ingin dipimpin oleh Suharto, maka mereka harus mengikuti cara “main” Suharto.
sendiri”.142
141
Ibid, hal 147.
142
Jusuf Wanandi, op.cit., hal 63.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
(KAMI), kalian masih bisa membentuk sebuah organisasi yang baru. Memangnya
bertolak dari pernyataan Suharto, akan semakin terang korelasi antara lahirnya
Resimen Arif Rahman Hakim sebagai respon atas pembubaran KAMI. Seperti
selama ini bahwa Resimen Arif Rahman Hakim adalah kamuflase dari KAMI
sendiri.
mahasiswa pada titik kulminasi tertentu semakin memanas ketika Arif Rahman
aksi tertanggal 24 Februari 1966, semakin membakar amarah massa aksi. Bertolak
143
Ibid, hal 64.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
KAMI. Lahirnya Resimen Arif Rahman Hakim adalah konsekuensi logis dari
dibubarkannya KAMI.
para menteri mengikuti pelantikan kabinet di Istana Negara. Dalam aksi yang
Rahman Hakim. Pelarangan KAMI ditanggapi dengan cepat oleh KAMI Jaya.
Tak menunggu waktu lama, Presidium KAMI Jaya melalui biro pengerahan
massa dengan Fahmi Idris sebagai ketuanya, mengambil alih pola perjuangan
dalam KAMI Jaya. Situasi yang mendesak mendorong para pentolan KAMI untuk
Untuk alasan demikian, dibentuklah tim pemikir yang terdiri dari tiga orang;
baru pengganti KAMI. Untuk itu dibentuklah Laskar Ampera dengan sebutan
Resimen Arif Rahman Hakim yang terdiri dari tujuh batalion. Tujuh batalion
tersebut terdiri dari enam jenderal dan satu perwira tinggi yang dibunuh. Resimen
Arif Rahman Hakim berasal dari 24 universitas, perguruan tinggi dan akademi
144
Ahmaddani G-Martha, dkk, op.cit., hal 332.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
dengan nama; Yon Yani, Yon Parman, Yon Sutoyo, Yon Panjaitan, Yon Tendean,
Yon Haryono dan Yon Suprapto. Kegiatan batalyon tersebut di bawah koordinasi
3. Penegasan Partnersip
yang makin besar. Di sisi lain, militer semakin menegaskan keberpihaknya pada
mahasiswa. Berbagai cara dilakukan oleh Kemal Idris, Sarwo Edhie dan Ali
semakin jelas. Hal tersebut sangat nampak ketika para pemimpin KAMI
pelarangan KAMI. Tak berhenti sampai di situ, militer melangkah lebih jauh
Pada tanggal 15 Januari 1966, Kasdam Jaya Kol Witono dan Kepala Staf
145
Ibid, hal 333
146
Yozar Anwar, op.cit., hal 182. Lihat juga keterangan tersebut pada catatan kaki no 26 dalam
bukunya Ahmaddani G-Martha, dkk, op.cit., hal 333.
147
Peter Kasenda, op.cit., hal 133.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Tempur II Kostrad, Jalan Kebon Sirih, Jakarta. Selain itu, Ali Moertopo juga
atas semua pasukan tempur di Jakarta melindungi para pemimpin KAMI dari
Keluarnya larangan berkumpul lebih dari lima orang jelas tidak dihiraukan
umum KAPPI. Setelah itu, massa aksi melakukan pawai di jalan raya sembari
tiang. Melihat aksi tersebut, pemerintah melalui Pejabat Menteri P dan K Leimena
perjuangan baru yang secara susunan dan penyebutan nama organisasi, tak dapat
dipisahkan dari militer. Penggunaan nama resimen jika merujuk pada Kamus
Besar Bahasa Indonesia adalah pasukan tentara yang terdiri atas beberapa batalion
yang biasanya dikepalai oleh seorang perwira menegah.151 Resimen Arif Rahman
Hakim sebagai wadah perjuangan baru mengganti KAMI, pada dasarnya sama
148
Seri Buku Saku Tempo, op.cit., hal 17.
149
Ulf Sundhaussen, Politik Militer Indonesia 1945-1967: Menuju Dwi Fungsi ABRI, LP3ES,
Jakarta, 1986, hal 404-405. Lihat juga, Harold Crouch, Militer dan Politik di Indonesia, Sinar
Harapan, Jakarta, 1999, Hal 204.
150
Harold Crouch, op.cit., hal 206.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
dengan definisi di muka. Jika diamati, dalam organisasi tersebut dibentuk juga
tersebut ialah; Yon Yani, Yon Parman, Yon Sutoyo, Yon Panjaitan, Yon Tendean,
Yon Haryono dan Yon Suprapto. Kegiatan batalyon tersebut di bawah koordinasi
151
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Gramedia, Jakarta, 2008
edisi IV.
152
Yozar Anwar, op.cit., hal 182. Lihat juga keterangan tersebut pada catatan kaki no 26 dalam
bukunya Ahmaddani G-Martha, dkk, op.cit., hal 333.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
sedang memimpin rapat, dia dikagetkan dengan adanya kabar yang disampaikan
rapat. Setelah rapat selesai, Dr. J. Leimena menyusul Sukarno ke Istana Bogor.
Pada hari yang sama, tiga perwira peserta rapat juga menyusul Presiden Sukarno
ke Istana Bogor.
adalah ketiga perwira tinggi yang menyusul Sukarno ke Istana Bogor. Kedatangan
mereka tak dapat dipisahkan dari Suharto sebagai pengutus. Hal itu dapat dilihat
153
Terkait pasukan yang tidak beridentitas, Julie dan Patrick menulis bahwa; pasukan-pasukan
tersebut adalah satuan RPKAD di bawah pimpinan Sarwo Edhie. Lebih lanjut baca Julie
Southwood dan Patrick Flanagan, Teror Orde Baru:Penyelewengan Hukum & Propaganda
1965-1981, Komunitas Bambu, Jakarta, 2013, hal 163
89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Salim no 98 Jakarta. Setelah dari rumah Suharto, barulah ketiga perwira tinggi
emosional oleh Sukarno. Namun melalui dialog yang panjang, akhirnya emosi
meyakinkan Presiden Sukarno untuk membuat sebuah surat perintah yang dapat
diberikan kepada Suharto guna memulihkan situasi politik. Surat Perintah yang
menjatuhkannya.
Surat Perintah yang dibuat oleh Sukarno dicurigai hadir karena berbagai
tekanan yang dilakukan oleh ketiga perwira utusan Suharto.155 Apa pun argumen
yang dikemukakan, faktanya Surat Perintah itu telah menjadikan Suharto berkuasa
secara de facto. Setelah mendapat Surat Perintah, ketiga utusan Suharto langsung
tersebut sampai pada Suharto, ia langsung bekerja keras untuk melahirkan sebuah
154
Baskara T. Wardaya, SJ, Membongkar Supersemar!: Dari CIA Hingga Kudeta Merangkak
Melawan Bung Karno, Galang Press, Yogyakarta, 2009, hal 119-120.
155
Asvi Warman Adam, Pelurusan Sejarah Indonesia, Tride, Yogyakarta, 2004, hal 230-231.
156
Baskara T. Wardaya, SJ, op.cit., hal 120-121.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Mendengar kabar dari RRI, mahasiswa sebagai salah satu kelompok yang
secara intens menuntut agar PKI dibubarkan, sangat senang. Masyarakat yang
oleh RRI dan Surat Kabar Angkatan Darat, turut larut dalam kegembiraan.
Pada hari yang sama, diadakan pawai kemenangan keliling Kota Jakarta.
Nampak massa KAMI dan KAPPI tertawa ria bersama para pasukan RPKAD dan
Kostrad. Pawai ini dilakukan sebagai salah satu bentuk kepuasan terhadap
berbagai tuntutan yang telah dilakukan oleh mahasiswa selama kurang lebih enam
puluh hari.159 Namun, pawai itu semakin memperkuat relasi perkoncoan antara
2. Kabinet Ampera
dengan membubarkan PKI dan Kabinet 100 menteri bentukan Sukarno. Menteri-
Suharto membentuk sebuah kabinet baru dengan nama “Kabinet Ampera (Amanat
157
Ahmaddani G-Martha dkk, op,cit., hal 397.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Kabinet 100 menteri yang ditolak oleh Angkatan Darat pada tanggal 16
Maret, akhirnya dapat terwujud pada tanggal 18 Maret 1966. Upaya penangkapan
para menteri yang tidak disukai oleh Angkatan Darat, disokong oleh barisan
mereka juga menculik Ketua DPRGR I Gusti Gede Subamia. Sementara Oei Tjoe
Tat dan Jusuf Muda Dalam berhasil meloloskan diri. Para menteri yang ditangkap
Pada tanggal 18, upaya untuk menangkap para menteri semakin serius.
menteri yang masuk dalam daftar penangkapan. Beberapa menteri yang berhasil
meloloskan diri, berlindung di istana. Sarwo Edhie dan pasukan RPKAD yang
diutus untuk menangkap para menteri, telah mengepung istana dengan perintah
tak boleh seorang pun meloloskan diri. Sementara itu, Amir Mahmud diberi tugas
Menteri-menteri yang lain sebagian ditangkap di istana dan ada yang ditangkap di
158
Yozar Anwar, op.cit., hal 198-201.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
tempat lain kecuali Achadi dan Surachman yang berhasil meloloskan diri. Semua
mahasiswa pada saat itu. Soe Hok Gie sebagai salah satu aktivis 66 menentang
Gie membeli berbagai perlengkapan perempuan (gincu, bedak, kutang dan lipstik)
untuk diberikan kepada mereka. Marsillam selaku temannya Gie juga sangat
antaranya adalah Fahmi Idris, Firdaus Wadjdi, Yosar Anwar, Sofjan Wanandi dan
Cosmas Batubara.161
3. Dualisme Kepemimpinan
Perintah 11 Maret yang diberikan oleh Sukarno kepada Suharto, (sengaja) disalah
tafsirkan oleh Suharto. Suharto dengan berpegang pada Surat Perintah tersebut,
159
Ahmaddani G-Martha dkk, op.cit., hal 397.
160
Harold crouch, op.cit., hal 215-216.
161
Seri Buku Tempo, op.cit., hal 89-91.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Suharto terang membuat senang hati mahasiswa dan masyarakat yang aspirasinya
kekuasaan.
Sukarno sangat marah ketika terjadi apel besar Supersemar pada tanggal
12 Maret 1966. Hal itu dikarenakan terjadi salah penafsiran terkait intruksi
tentang eksistensi PKI. Sukarno dalam Surat Keputusan tersebut tidak pernah
Suharto sebagai orang yang paling paham tentang latar belakang kemarahan
Sukarno, tetap tenang dan berpura-pura tidak tahu.163 Bergerak lebih jauh,
kekuatan anti PKI mendorong Suharto untuk mengundang Sidang MPRS guna
dari itu, pada tanggal 21 Juni - 5 Juli 1966 diadakan sidang istimewa MPRS guna
presidium kabinet yang terdiri dari enam orang. Leimena, Ruslan Abdulgani, dan
pemimpin Nahdatul Ulama Idham Chalid adalah orang-orang yang dekat dengan
162
Terkait isi Surat Perintah 11 Maret 1966 silakan baca bukunya Peter Kasenda, Sarwo Edhie dan
Tragedi 1965, Kompas, Jakarta, 2015, hal 142.
163
Yusuf Wanandi, op.cit., hal 69.
164
Harold Crouch, op.cit., hal 225.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Sukarno. Walaupun terdiri dari enam orang, hanya tiga orang yang memainkan
peran penting dalam presidium kabinet tersebut. Mereka adalah Suharto, Adam
memimpin presidium yang terdiri dari tiga anggota,166 yakni Suharto sebagai
ketua dan anggota merangkap Menteri Pertahanan dan Keamanan, Sri Sultan
Malik sebagai anggota dan Menteri Luar Negeri. Pada titik ini, Sukarno tetap
presidium.167
Istimewa yang diadakan pada tanggal 7-12 Maret 1967. Sidang tersebut berhasil
mengatakan, MPRS telah menarik fungsi kepresidenan dari Sukarno, tetapi bukan
titelnya.168 Maksudnya, pada posisi seperti ini, Sukarno hanya menjadi sebuah
yang penuh kontrovesial. Pada tahun 1968, melalui sidang MPRS Suharto secara
de jure diangkat menjadi Presiden Indonesia yang ke dua. Surat Perintah 11 Maret
165
Ibid, hal 224.
166
Tiga kabinet lainnya hanya sebagai simbol. Upaya-upaya tersebut dapat dipandang sebagai
sikap kehati-hatian Suharto dalam menghadapi Sukarno.
167
Yusuf Wanandi, op.cit., hal 71.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
1966 menjadi awal lahirnya penguasa baru di Indonesia. Surat Perintah itu
dalam negeri. Ancaman tersebut tidak dapat dilepaskan dari ulah “orang-orang”
Suharto seperti Subchan Zainul Echsan, Sarwo Edhie dan Wanandi Bersaudara.
Mereka adalah otak dari munculnya berbagai demonstrasi pasca pembunuhan para
jenderal.169 Suharto yang diberi amanat oleh Sukarno melalui Surat Perintah 11
berbagai tindakan atas pembantaian kaum komunis maupun simpatisan dan yang
pembubaran PKI dan penangkapan para menteri yang diindikasikan dekat dengan
menjadi murka dan menarik kembali surat perintah yang telah dikeluarkan.
168
John D. Legge, Sukarno: Sebuah Biografi Politik, Sinar Harapan, Jakarta, 1985, hal 466.
169
Julie Southwood dan Patrick Flanagan, Teror Orde Baru:Penyelewengan Hukum &
Propaganda 1965-1981, Komunitas Bambu, Jakarta, 2013, hal 162-163.
170
Rasa ketakutan tersebut kenyataannya tidak terjadi. Sukarno sangat menyadari berbagai
konsekuensi yang akan terjadi jika dia mengerakan simpatisannya untuk mendukungnya
melawan Suharto. Sukarno tak mau negara yang telah dia persatukan dari sabang hingga
Merauke menjadi pecah-bela dan memberikan kesempatan kepada negara-negara kapitalis
untuk memanfaatkan kekacauan tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
masalah ekonomi politik pada tahun 60-an. Mahasiswa tetap bersikeras agar
Sukarno diganti. Mereka melakukan berbagai aksi guna tercapai tujuan yang
diinginkan.
menentukan apakah pemakzulan bisa dilakukan atau tidak. Dalam sidang tersebut
judul “Pelengkap Nawaksara” yang pada akhirnya ditolak juga. 171 Pidato Sukarno
sebab peristiwa Gerakan 30 September dan epilognya. Selain itu Sukarno juga
memuluskan jalan Suharto untuk menjadi presiden. Setelah itu, Suharto bersama
171
Yusuf Wanandi, op.cit., hal 79-80. Penjelasan lebih lengkap terkait alasan ditolaknya
pertanggungjawaban Sukarno oleh MPRS silakan baca; Ulf Sundhaussen, Politik Militer
Indonesia 1945-1967: Menuju Dwi Fungsi ABRI, LP3ES, Jakarta, 1986, hal 435.
172
Harold Crouch, op.cit., hal 225-226.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Oleh sebab itu MPRS mencabut kembali mandatnya sebagai presiden dan
umum. MPRS menunjuk Suharto sebagai Pejabat Presiden dengan masa jabatan
sampai MPR hasil pemilihan umum dapat mengangkat presiden baru secara
Namun lama kelamaan semakin terang bahwa ia menjadi tahanan rumah. Ia tidak
Bersenjata dan Mandataris MPRS pada Mei 1967 dan tidak diperbolehkan
Presiden Indonesia yang ke-2.174 Sukarno tetap berstatus tahanan rumah sampai
173
Ulf Sundhaussen, Politik Militer Indonesia 1945-1967: Menuju Dwi Fungsi ABRI, LP3ES,
Jakarta, 1986, hal 439.
174
Tertuang dalam TAP MPRS No. XLIV 1968, selebihnya baca, Kuncoro Hadi, Dkk, op.cit., hal
779.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
sampai Maret 1967. Satu setengah tahun setelah Sukarno kehilangan kekuasaan
efektifnya.176
mengeluarkan Surat Perintah 11 Maret 1966. Ketika terjadi peristiwa pada tanggal
PKI. Sejarah perjalanan kedua kelompok tersebut memang cukup kelam. Kaum
melakukan berbagai aksi selama tahun 1965 akhir hingga tahun 1966 memiliki
implikasi yang kuat atas tertanamnya bibit kebencian terhadap kelompok komunis
di masyarakat.
salah satu tuntutan bubarkan PKI, adalah implikasi atas keterlibatan mereka dalam
secara terus-menerus adalah sebuah hasutan yang secara perlahan tapi pasti
merasuk ke pikiran masyarakat. Sebagai contoh kasus, Soe Hok Gie bersama
mahasiswa lain pernah mengejar kereta yang menuju Jawa Tengah dan Jawa
Timur. Tujuan mereka mengejar kereta tersebut adalah untuk melakukan aksi
175
Harold Crouch, op.cit., hal 243-244.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
kereta. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya agar masyarakat dapat mengetahui
Seperti telah dikatakan, sejarah relasi antara PKI dan kelompok agamawan
cukup suram. Jika mahasiswa melakukan aksi protes dengan tuntutan pembubaran
para jenderal murni dilakukan oleh PKI. Hal tersebut justru semakin
tahun 1966 adalah kelompok mahasiswa yang anti terhadap kiri. KAMI adalah
representasi dari kelompok mahasiswa yang anti kiri tersebut. Berikut kutipannya:
Gerakan yang muncul karena setimen antar kelompok jelas tidak terlalu
176
John Rossa, Dalih Pembunuhan Massal: Gerakan 30 September dan Kudeta Suharto, Hasta
Mitra, Jakarta, 2008, hal 40.
177
Seri Buku Tempo, op.cit., hal 15-16.
178
Max Lane, Unifinished Nation, Djaman baroe, Yogyakarta, 2014, hal 105.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
masyarakat sipil yang dipandang oleh masyarakat cukup netral dalam perpolitikan
saat itu, dimanfaatkan oleh Suharto guna semakin meyakinkan masyarakat bahwa
dalam mendukung militer adalah upaya pengadaan wajah sipil dalam perjuang
tersebut.180
Konfrontasi antar kelompok yang pro PKI dan kontra PKI secara jelas
selesai pada saat Suharto menerima Surat Perintah 11 Maret 1966. Kelompok
yang dimaksud di sini adalah KAMI melawan GMNI dan CGMI. Sebagai
yang tidak saja dekat dengan PKI, melainkan juga yang loyal terhadap Sukarno.
membawa angin segar tersendiri untuk KAMI. Mengapa bisa demikian, karena
KAMI yang anti kiri (PKI) merasa puas akan hancurnya gerakan oposisi.
179
Soe Hok Gie adalah salah satu individu yang mengkritis pembunuhan dan penangkapan
kelompok dan simpatisan komunis secara keras. Selengkapnya baca Soe Hok Gie, Zaman
Peralihan, GagasMedia, Tangerang, 2005.
180
Max Lane, op.cit., hal 104-105.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
dari itu, langkah awal yang dilakukan Suharto adalah “pembersihan” terhadap
nasionalis radikal, GMNI sebagai ormas PNI mengalami nasib yang sama dengan
belah organisasi dari dalam adalah salah satu upaya Suharto. Hal tersebut terlihat
Suharto guna mengganti Ali-Surachman. Hal senada terjadi pula pada PKI dan
pun ikut dihancurkan. CGMI sebagai anderbouwn PKI tak mampu berbuat
kurang lebih 60 hari berdampak juga pada pembubaran gerakan mahasiswa yang
PPMI tidak bersikap atas kacaunya situasi politik saat itu. Sebagai jalan
keluar, mahasiswa yang anti kiri dibantu oleh militer menciptakan KAMI. KAMI
seperti telah dipaparkan di muka, memiliki anggota terbanyak dari HMI. Jika
dirunut dari sejarahnya, HMI dan kelompok kiri khususnya CGMI memiliki
tuntuntan yang keluar berkat hasil pemikiran dari mahasiswa (anti-kiri) dan
181
Ichwan Ar, op.cit., hal 34.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
militer. Salah satu tuntutannya jelas; bubarkan PKI. Mengapa harus PKI yang
peristiwa yang terjadi pada 1 Oktober 1965. Kedua, PKI harus dibubarkan agar
ada alasan yang lebih besar untuk menghancurkan setiap orang, kelompok, dan
pemberitaan yang dikeluarkan surat kabar militer yang dilakukan mahasiswa pada
dibubarkan.
yang merupakan gerakan perempuan terbesar pada saat itu, jelas menjadi (salah
182
Walaupun kita ketahui bahwa setelah melalui tahap otopsi mayat, diketahui bahwa semua luka
yang ditemukan dalam tubuh para jenderal dan seorang letnan berupa luka tembak. Ditemukan
juga bahwa alat kelamin mereka dalam keadaan utuh. Selengkapnya baca Saskia E. Wieringan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
satu) objek untuk dihancurkan karena berafisiliasi dengan PKI pada tahun
1965.183 Selain itu, alasan lain yang menjadi dasar penghancuran Gerwani adalah
jenderal di Lubang Buaya. Saskia mengatakan bahwa, sejak surat kabar milik
semakin diperkuat jika kita melihat ormas yang mendominasi dalam KAMI, yakni
HMI dan PMKRI. Pada titik ini, Cosmas Batubara salah satu Ketua KAMI yang
untuk menghancurkan simpatisan PKI. Pada titik tersebut menjadi jelas bahwa,
hanya di tataran sosial, melainkan mampu naik ke tataran politik. Pasca peristiwa
105
bahwa, peran perempuan direduksi dari peran dalam bidang politik menjadi hanya
seharusnya. Ia menghimbau agar perempuan menjadi “ibu yang baik”. Pada titik
ini, menjadi jelas bahwa Suharto berusaha dengan tegas agar peran perempuan
kegiatan sosial seperti (salah satunya) menjadi ibu yang baik buat anak-anak
mereka.
dilakukan oleh PKI. Berbagai historiografi, novel, monumen, dan film digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
sebagai media untuk menebar ideologi anti komunis. Semua upaya yang
proses panjang pertarungan politik dan ideologi dalam rangka mencari indentitas
pertarungan politik pada aktivitas kebudayaan dalam konteks Perang Dingin. Pada
satu bagian dari kebijakan politik luar negeri AS untuk melawan komunisme di
dari ideologi kebudayaan AS, khususnya ide tentang “kebebasan intelektual” dan
186
Ibid, hal 451.
187
Cinta kasih (kedermawanan dsb) kepada sesama, lihat Departemen Pendidikan Nasional,
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Gramedia, Jakarta, 2008 edisi IV.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
seluruh dunia. Melalui gagasan “kebebasan berekspresi” inilah maka agenda CCF
kaum intelektual, tidak saja di Eropa dan AS, tapi juga di Asia termasuk
Indonesia. Pendek kata, CCF berusaha menciptakan dasar filosofis bagi para
jelas memiliki dendam dengan Sukarno dan terlebih terhadap komunis. Bertolak
masyarakat bahwa komunisme sangat berbahaya terang dilakukan. Hal ini jelas
komunisme di Indonesia melalui sayap kanan, terutama faksi sayap kanan militer,
PSI, Partai Masyumi dan yang paling penting; para seniman dan intelektual anti-
komunisme.
satunya) buku-buku. Hal senada juga dilakukan oleh Suharto guna menanamkan
188
Wijaya Herlambang, Kekerasan Budaya Pasca 1965; Bagaimana Orde Baru Melegitimasi
Anti-Komunisme Melalui Sastra dan Film, Marjin Kiri, Tangerang, 2013, hal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
atas kejahatan PKI dicatat secara “lengkap” oleh sejarawan militer Nugroho
Notosusanto. Buku putih G 30 S/PKI adalah bentuk riil dari awal mula
dilakukan transformasi yang lebih luas ke dalam berbagai produk budaya seperti
film, novel, diorama yang dipamerkan di museum, monumen, relief, dan buku
pegangan siswa.190
membangun ideologi anti komunis di masyarakat Indonesia, pada titik ini berhasil
paket pegangan siswa, menjadi sasaran yang tepat untuk membangun ideologi
tersebut. Kalau dalam bahasa Pramoedya, “sejak dalam pikiran” anak-anak telah
dalam negeri. Kebijakan pintu terbuka harus dilakukan sebagai salah satu solusi
189
Ibid, hal 58-101.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
tahun bagi utang-utang yang dibuat sebelum tahun 1966. Selain itu, pada tahun
yang sama mulai timbul berbagai tawaran bantuan baru dari beberapa negara
apabila diperoleh dana dari penerimaan rutin dan bantuan luar negeri, sedangkan
sumber biaya yang berasal dari pinjaman bank sentral tidak dilakukan lagi.
Kedua, kurs devisa akan diambangkan dengan tujuan akhir untuk menghapuskan
Penanaman Modal Asing yang baru dikeluarkan pada tahun 1967 dan Undang-
undang Penanaman Modal Dalam Negeri pada tahun 1968. Kedua undang-undang
itu memberi peluang sekaligus keringanan yang cukup besar bagi penanaman
program pada tahun 1967 mencakup 29 persen penerimaan anggaran total dan
dalam tahun 1968 mencakup 90 persen. Pos tersebut terdiri dari dana rupiah
imbangan yang berasal dari hasil penjualan bantuan pangan dan barang-barang
190
Ibid, hal 138.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
pokok lain. Selain itu, ada juga hasil penjualan devisa luar negeri kepada para
importer.
Dana imbangan yang berasal dari sumber pertama tidak besar karena
anggaran belanja yang dibiayai dengan pencetakan uang, laju pertumbuhan uang
beredar menurun dari 763 persen dalam tahun 1966 menjadi hanya 61 persen
dalam tahun 1969, dan merupakan penyebab utama menurunnya laju inflasi
sehingga menjadi kurang dari 20 persen dalam tahun 1969. Bantuan luar negeri
devisa.192
yang diadakan oleh para kreditur di Amsterdam, lalu di Den Haag dan selanjutnya
Pinjaman ini digunakan untuk menolong neraca pembayaran tahun 1967 serta
bentuk barang.
dari itu, jalur yang ditempuh adalah melakukan diplomasi intensif guna
191
Anne Booth dan Peter McCawley (penyunting), Ekonomi Orde Baru, LP3ES, Jakarta, 1985. hal
217.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
produksi dan komsumsi dalam negeri dapat segera terpenuhi. Langkah ini
sebenarnya sudah dimulai sejak Mei 1966. Walaupun beberapa kali telah
diadakan pertemuan dengan para kreditor, kemajuan yang berarti baru berhasil
dengan bantuan teknis dari IMF. Bantuan tersebut adalah Paket Stabilisasi
Oktober 1966. Setelah beberapa kali pertemuan awal, akhirnya usulan Indonesia
dibawa ke Paris Club193 pada bulan Desember 1966 yang menyetujui penundaan
pembayaran pokok dan bunga sampai 1971 dan jumlah yang ditunda ini akan
Indonesia untuk memperoleh pinjaman baru dengan bunga yang lebih lunak.
di Den Haag (April 1967), dan selanjutnya di Scheveningen (Juni 1967), para
kreditor sepakat untuk memberikan tiga bentuk pinjaman: pinjaman tunai baru
(pinjaman proyek) dan bantuan dalam bentuk barang, seperti pangan, kapas, dan
Pertemuan ini adalah awal dari lahirnya forum yang disebut Inter-
192
Ibid, hal 217-219.
193
Adalah forum yang memfasilitasi penjadwalan kembali utang-utang pemerintah dengan
pemerintah-pemerintah lain.
194
Boediono, op.cit., hal 117-118.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
untuk dasarwarsa kemudian. Sebagai catatan, pada tahun 1990 IGGI dihentikan
dan dilanjutkan dengan forum serupa yang disebut Consultative Group for
Indonesia (CGI) dengan tugas yang kurang lebih sama. Pendek kata, diplomasi
ekonomi Indonesia berhasil dilaksanakan di dua forum utama; melalui Paris Club,
beban pembayaran utang dapat diringankan; dan melalui IGGI, pinjaman lunak
menjadi sumber utama kenaikan uang beredar yang merupakan penyebab utama
195
Ibid, hal 118.
196
Maksudnya adalah APBN disebut berimbang apabila seluruh pemasukan yang biasa diterima
pemerintah dapa menutup seluruh pengeluaran pemerintah pada tahun itu. Baca Boediono,
Ekonomi Indonesia: Dalam Lintas Sejarah, Mizan, Bandung, 2016, hal 113.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
BUMN dan berbagai subsidi untuk masyarakat. Setelah hal itu dilakukan, barulah
fiskal. Dalam paket stabilisasi ekonomi pada tahun bulan Oktober 1966, kebijakan
ekonomi diberi peran yang sangat penting dalam pengendalian hiperinflasi dengan
menjadi 6-9% per bulan dan suku bunga simpanan sampai 5% per bulan. Yang
perlu dicatat adalah, instrumen suku bunga mempunyai peranan penting untuk
untuk kegiatan spekulasi dan memberi insentif yang menarik bagi masyarakat
dengan adanya penurunan kecepatan uang beredar, yang menjadi penyebab utama
197
Ibid, hal 111-112.
198
Ibid, hal 112.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
KESIMPULAN
sebagai berikut:
dalam bidang ekonomi dan politik. Dalam bidang ekonomi, terjadi krisis yang
itu, gerakan mahasiswa tahun 1966 bukan hanya sebuah aksi yang hadir dari krisis
ekonomi dan politik. Melainkan, gerakan tersebut hadir dari berbagai konfrontasi
antar mahasiswa itu sendiri. Konfrontasi tersebut adalah akumulasi logis dari
Hakim dapat dilihat relasi antara militer dan mahasiswa. Relasi perkoncoan
tersebut nampak juga ketika para pemimpin KAMI dilindungi oleh militer ketika
punya andil dalam berbagai aksi yang berujung pada bentrok antar sesama
kemungkinan jatuhnya korban yang lebih besar tidak dapat dihindarkan. Selain
114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
perekonomian dalam negeri. Belum lagi, perkelahian antara para demonstrasi jika
Maret 1966 yang sekaligus menjadi awal (de facto) Suharto berkuasa. Selanjutnya
penanaman modal asing dan dilakukan pula pinjaman luar negeri. Aksi-aksi
mahasiswa pada tahun 1966 dengan KAMI sebagai payungnya, turut bertanggung
jawab atas terbunuhnya para simpatisan PKI maupun mereka yang dekat dengan
Sukarno. Aksi mahasiswa dengan yel-yel yang sangat subjektif menunjuk PKI
mahasiswa terkait berbagai polemik bangsa ini dapat kita simpulkan sebagai
Daftar Pustaka
Sumber Buku
Abdullah, Taufik. dkk (ed). 2012. Malam Bencana 1965 Dalam Belitan Krisis
Nasional: Bagian I Rekonstruksi Dalam Perdebatan. Jakarta: Yayasan
Obor Indonesia.
Ali, Fachry. 1985. Mahasiswa, Sistem Politik di Indonesia dan Negara. Jakarta:
Inti Sarana Aksara.
Anderson RO‟G, Benedict dan Ruth T Mcvey. 2017. Kudeta 1 Oktober 1966;
Sebuah Analisa Awal. Yogyakarta: Gading.
Booth Anne, dan Peter McCawley (ed). 1985. Ekonomi Orde Baru. Jakarta:
LP3ES.
116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Crouch, Harold. 1999. Militer dan Politik di Indonesia. Jakarta: Sinar Harapan.
Departemen Pendidikan Nasional. 2008 edisi IV. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Gramedia.
Fic M, Victor. 2005. Kudeta 1 Oktober 1965: Sebuah Studi Tentang konspirasi.
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Foucault, Michel. 2017. Power and Knowledge. Yogyakarta: Narasi dan Pustaka
Promethea.
Hadi, Kuncoro, dkk. 2017. Kronik 65:Catatan Hari per Hari Peristiwa G30S
Sebelum Hingga Setelahnya. Yogyakarta: Media Pressindo.
Hamid Rahman, ABD dan Muhammad Saleh Madjid. 2011. Pengantar Ilmu
Sejarah. Yogyakarta: ombak.
118
Kasenda, Peter. 2015. Sarwo Edhie dan Tragedi 1965. Jakarta: Kompas.
Kurasawa, Aiko. 2015. Peristiwa 1965: Persepsi dan Sikap Jepang. Jakarta:
Kompas.
Legge D, John. 1985. Sukarno: Sebuah Biografi Politik. Jakarta: Sinar Harapan.
Luhulima, James. 2007. Menyingkap Dua Hari Tergelap di Tahun 1965: Melihat
Peristiwa G30S dari Perspektif Lain. Jakarta: Penerbit buku Kompas.
Miert Van, Hanz. 2003. Dengan Semangat Berkobar; Nasionalisme dan Gerakan
Pemuda di Indonesia, 1918-1930. Jakarta: Hasta Mitra, KITLV dan
Pustaka Utan Kayu.
Poeze, Harry. 2011. Madiun 1948: PKI Bergerak. Jakarta: KITLV dan Yayasan
Obor Indonesia.
119
Said Haji, Salim. 2015. Gestapu 65; PKI, Aidit, Sukarno, dan Soeharto. Bandung:
Mizan.
Saidi, Ridwan. 1989. Mahasiswa dan Lingkaran Politik. Jakarta Selatan: PT.
Mapindo Mulathama.
Seri Buku Tempo. 2016. Gie dan Surat-Surat Yang Tersembunyi. Jakarta:
Kompas.
Seri Buku Saku Tempo; Tokoh Militer. 2017. Sarwo Edhie dan Misteri 1965.
Jakarta: Kepustakaan popular Gramedia bekerja sama dengan Tempo
Publishing.
Seri Buku Saku Tempo; Tokoh Militer. 2014. Rahasia-Rahasia Ali Moertopo.
Jakarta: Kepustakaan popular Gramedia bekerja sama dengan Tempo
Publishing.
Simpson R, Bradley. 2010. Economists With Guns: Amerika Serikat, CIA dan
Munculnya Pembangunan Otoriter Rezim Orde Baru. Jakarta: Gramedia.
Soekarno. 1965. Di Bawah Bendera Revolusi Djilid II. Djakarta: Tjetakan Kedua.
Southwood, Julie dan Patrick Flanagan. 2013. Teror Orde Baru: Penyelewengan
Hukum dan Propaganda 1965-1981. Jakarta: Komunitas bambu.
120
Sukmana, Oman. 2016. Konsep dan Gerakan Sosial. Malang: Intrans Publishing.
Wanandi, Jusuf. 2014. Menyibak Tabir Orde Baru; Memoar Politik Indonesia
1965-1998. Jakarta: Penerbit Buku Kompas.
Sumber Internet
www.berdikarionline.com “Maaf, Sarwo Edhie Bukan Pahlawan Bangsa!”
https://Historia.id “Asal-Usul Istilah Orde Baru”
Laporan Bank Indonesia, 1959-1966. Pdf
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Sumber Skripsi
Liem Bian Khoen, kini bernama Sofyam Wanandi, Ketua Presidium KAMI Jaya
(Sumber:Yozar Anwar; Angkatan 66)
122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Kolonel Sarwo Edhie berpidato di depan massa KAMI tanggal 10 Januari 1966
bertempata di halaman FK-UI. (Sumber: Yozar Anwar)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Mahasiswa mencegah mobil Menteri yang hendak masuk ke Istana Merdeka pada
tanggal 15 Januari 15 Januari 1966. Mereka menempelkan pamflet
bertuliskan”menteri tukang ngobyek”, “rakyat lapar, mana beras?”, Stop impor
bini muda”
(Sumber: Yozar Anwar; Angkatan 66)
Suasana pada saat demonstrasi yang dilakukan pada awal Bulan Oktober 1966.
Nampak salah satu mahasiswa berangkulan dengan salah satu pasukan ABRI.
(Sumber: Yozar Anwar, Angkatan 66)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Aksi yang dilakukan oleh Laskar Ampera guna menuntut Sukarno diadili dan
diperiksa. Aksi ini dilakukan setelah dikeluarkannya Supersemar. (Sumber: Yozar
Anwar; Angkatan 66)
Pawai kemenangan Orde Baru tanggal 12 Maret 1966. KAPI, KAPPI, KAMI,
Laskar Ampera bersama ABRI menunjukkan pawai kekuatan atas kemenangan
dibubarkannya PKI. (Yozar Anwar; Angkatan 66)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
129
130
131
132
133
134
Lampiran IV:
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SMA Negeri 10 Yogyakarta
Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia (wajib)
Kelas / Semester : XII IPS 2 / 1
Materi Pokok : Indonesia pada Demokrasi Terpimpin
Alokasi Waktu : 2 X 45 (90 Menit)
A. Kompetensi Inti
4.4 Melakukan penelitian sederhana tentang 4.4.1 Menyajikan hasil penelitian terkait
kehidupan politik dan ekonomi bangsa gerakan mahasiswa 1966 di Jakarta
Indonesia pada masa Demokrasi dalam bentuk laporan dan
Terpimpin dan menyajikannya dalam presentasi.
bentuk laporan tertulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui model pembelajaran Problem Basic Learning (PBL), siswa dapat menjelaskan dan
mengevaluasi perkembangan kehidupan politik, sosial dan ekonomi bangsa Indonesia pada
masa Demokrasi Terpimpin. Selain itu, diharapkan siswa dapat membuat sebuah laporan dan
mempresentasikannya di depan kelas. Siswa juga diharapkan dapat menemukan nila-nilai
dari materi yang diberikan guna jadi bekal dalam kehidupan yang lebih baik.
D. Materi Pembelajaran
Dampak dari demonstrasi mahasiswa pada tahun 1966 di Jakarta bagi kehidupan
politik, ekonomi, dan sosial.
E. Metode Pembelajaran
F. Media Pembelajaran
G. Sumber Belajar
Boediono, Ekonomi Indonesia Dalam Lintas Sejarah, Mizan, Bandung, 2016, hal
96-97.
M.C. Ricklefs, Sejarah Indonesia modern 1200-2008, Serambi, Jakarta, 2008
https://www.youtube.com/watch?v=eUnP4WEPTdk
H. Kegiatan Pembelajaran
136
didik
Mengadakan Tanya jawab
mengenai materi sebelumnya
Menyampaikan tujuan
pembelajaran melalui power point.
Inti kegiatan MENGAMATI 70 menit
Guru menampilkan dan
menjelaskan setiap materi yang
dipaparkan dalam PPT.
MENANYA
Guru memberikan kesempatan
kepada para peserta didik untuk
menanyakan sesuatu terkait materi
yang dipaparkan.
MENGUMPULKAN INFORMASI
Guru membagi peserta didik
menjadi enam kelompok. Setiap
kelompok terdiri dari 5-6 orang.
MENGASOSIASI
Setiap kelompok mencoba
menghubungkan dan
mengasosiasikan informasi-
informasi yang ditemukan dan
dipaparkan dalam laporan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
MENGKOMUNIKASIKAN
Setiap kelompok ditunjuk untuk
mempresentasikan hasil
pekerjaannya di depan kelas.
Teknik Penilaian
1. Penilaian Sikap : Observasi
Bentuk Penilaian
1. Penilaian Sikap : Lembar Observasi (terlampir)
Benidiktus Fatubun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
Lampiran-Lampiran
BS JJ TJ DS
1
2
3 Dst
Keterangan:
BS : Bekerja Sama
JJ : Jujur
TJ : Tanggung Jawab
DS : Disiplin
Catatan:
1. Skor Maksimal = Jumlah sikap yang dinilai X jumlah kriteria
2. Nilai:
Nilai = x 100
1
2
3 Dst
1. Pedoman Penilaian:
Setiap skor memiliki bobot yang sama = 20
Skor maksimal = 60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
2. Kriteria Nilai:
Nilai = x 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
UJI KOMPETENSI
141
KUNCI JAWABAN
1. Lantar belakang lahirnya demonstrasi mahasiswa tahun 1966 di Jakarta dipengaruhi oleh
kondisi ekonomi dan politik negara pada saat itu. Selain itu, demonstrasi mahasiswa
tahun 1966 di Jakarta hadir pula dari akumulasi logis terkait pertentangan antara sesama
organisasi mahasiswa itu sendiri. Pertentangan yang dimaksud adalah antara kelompok
mahasiswa yang anti kiri dan mahasiswa yang dicap kiri.
2. Proses gerakan mahasiswa selama kurang lebih 60 hari, berjalan dengan kerjasama yang
sempurna antara mahasiswa dan militer. Setelah kejadian penculikan dan pembunuhan
para jenderal, militer dan mahasiswa membentuk sebuah kerjasama untuk
menghancurkan kelompok kiri dan juga Sukarno. Gerakan tersebut mulai dengan
membentuk gerakan penekan bagi pemerintah kala itu. Berbagai aksi dijalankan agar
tercipta tuntutan mereka. Pada tanggal 10 Januari 1966, lahirlah Tritura. Bubarkan PKI,
Ganti kabinet dan Turunkan harga adalah isi dari tiga tuntutan tersebut.
3. Berubahnya wajah perpolitikan Indonesia dan ekonomi dalam negeri, adalah dampak
yang ditimbulkan dari gerakan mahasiswa tahun 1966 di Jakarta. Tak hanya itu,
terbunuhnya simpatisan maupun mereka yang dicap terlibat dengan komunis sedikit
banyak adalah dampak dari gerakan mahasiswa tersebut. Selain itu keluarnya Supersemar
adalah konsekuensi logis dari berbagai gerakan yang dilakukan oleh mahasiswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
Tugas
Buatlah makalah secara berkelompok dengan topik pembahasan seperti di bawah ini
dan kemudian dipresentasikan.
Latar belakang lahirnya gerakan mahasiswa 1966 di Jakarta.
Tuntutan-tuntutan yang disuarakan oleh gerakan mahasiswa tersebut.
Pola-pola gerakan yang dilakukan selama melakukan demonstrasi tahun 1966
di Jakarta.
Dampak yang dihasilkan dari gerakan mahasiswa 1966 di Jakarta.
Rubrik Penilaian
143
Kriteria Nilai
Nilai= x 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144