NIM : 20611001 Prodi/Tkt/Sem : PPKn/3/6 Dosen : Odang Hermanto, M.Pd Mata Kuliah : Pendidikan Nilai Moral dan Kejuangan (PNMK)
Tri Tuntutan Rakyat (TRITURA)
1. Yang belum menjadi masalah Gerakan Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI) merupakan gerakan pemuda pelajar yang dibentuk untuk merespon gerakan pemberontakan yang digerakkan PKI ditahun 1965. KAPPI merupakan bagian tak terpisahkan dari Angkatan 66 yang juga diisi oleh elemen-elemen lain seperti mahasiswa dengan Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI), guru dengan Kesatuan Aksi Guru Indonesia (KAGI), dan lain sebagainya. Gejolak yang terjadi pada tahun 1960an terjadi akibat Soekarno bersebarangan dengan negara – negara Barat. Sikap anti neokolonialimse dan neoimperialisme Soekarno menyebabkan Indonesia kehilangan dukungan politik dan ekonomi luar negeri. Akibatnya terjadi krisis ekonomi yang berdampak pada melambungnya harga barang. Puncak krisis ekonomi pada periode 1965 akibat peristiwa G30SPKI. Kekacauan politik yang terjadi memunculkan sentimen anti PKI dan anti Soekarno. Pada tahun 1966, rakyat dan mahasiswa melakukan demonstrasi besar – besaran untuk memprotes Soekarno atas peristiwa G30SPKI dan inflasi yang terjadi. Demonstrasi tersebut memunculkan Tritura (Tri Tuntutan Rakyat) sebagai tuntutan atas situasi yang terjadi. Pada tanggal 1 Oktober 1965 terjadi kudeta dari Partai Komunis Indonesia (PKI). Secara militer gerakan PKI dipimpin oleh Letnan Kolonel Untung, Komandan Batolion I Resimen Cakrabirawa (Pasukan Pengawal Presiden) selaku pemimpin formal seluruh gerakan. Mereka mulai bergerak pada dini hari tanggal 1 Oktober 1965, didahului dengan gerakan penculikan dan pembunuhan terhadap enam perwira tinggi dan seorang perwira pertama dari Angakat Darat. Kesemuanya dibawa ke Desa Lubang Buaya. Mereka dianiyaya dan akhirnya dibunuh oleh anggota-anggota pemuda rakyat, Gerwani (Gerakan Wanita Indonesia) dan lain-lain organisasi satelit PKI. Semua jenazah dimasukan kedalam sebuah sumur tua lalu ditimbun dengan sampah dan tanah. Keenam perwira tinggi yang dibunuh tersebut adalah: a) Menteri/Panglima Angkatan Darat (Men/Pangad) Letnan Jenderal Ahmad Yani; b) Deput II Pangad (wakil II Panglima Angkatan Darat), Mayor Jenderal R Soeprapto; c) Deput III Pangad (wakil III Panglima Angkatan Darat), Mayor Jenderal Harjono Mas Tirtodarmo; d) Asisten I Pangad (wakil I Panglima Angkatan Darat), Mayor Jenderal Siswonodo Parman: e) Asisten IV pangad (wakil IV Panglima Angkatan Darat), Brigadier Jenderal Donald Izacus Pandjaitan; f) Inspektur Kehakiman/Oditur Jendral Angkatan Darat, Brigadier Jenderal Soetojo Siswomihardjo Tewasnya 6 orang Jendral Angkatan Darat dan seorang perwira menengah yang dibunuh oleh orang-orang yang diduga kuat berafiliasi dengan PKI merupakan tindakan yang menyinggung norma-norma masyarakat Indonesia. Melihat situasi tersebut, para pemuda terutama mahasiswa mulai melakukan protes terhadap kepemimpinan presiden Soekarno. Perjuangan mahasiwa mengambil tempat yang utama dalam sejarah bangsa Indonesia dalam tidak stabil politik dalam Republik Indonesia, mereka mengambil paksa untuk mempelopori perjuangan tanpa menunggu perintah dari siapapun. Sejarah Indonesia tidak dapat dilepaskan dari perjuangan mahasiswa, bahkan pada akhirnya sejarah Indonesia adalah perjuangan mahasiswa. Mereka yang mempelopori perjuangan dan meneruskan perjuangan bangsa Indonesia. Sementara itu, telah muncul mahasiswa baru yang merupakan penggagas baru dalam pergerakan. Mahasiswa memiliki sifat semangat dan lebih radikal, karena mahsiswa memiliki sifat yang lebih kuat. Demikianlah kenaikan menuntut perjuangan sesuai dengan peningkatan masa. Kondisi yang demikian diperparah dengan kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah menyangkut ekonomi. Kebijakan-kebijakan seperti pemotongan nilai uang dan menaikkan harga bahan bakar diberlakukan sehingga memicu kekecewaan banyak pihak termasuk Mahasiswa dan Pelajar. Kondisi ekonomi Indonesia sangat terpukul dan berada pada titik yang mengkhawatirkan. Dengan hal-hal yang terjadi menyebabkan masalah antara mahasiswa dengan PKI. 2. Yang akan menjadi masalah G30S/PKI adalah satu dari beberapa aksi yang dilakukan PKI untuk mengkudeta Pemerintahan yang sah. Peristiwa ini merupakan awal kebangkitan Angkatan 66 menyuarakan Tritura pasca terjadinya kudeta berdarah tersebut. Pertama, pembubaran PKI mengandung makna, tekad untuk membela, menegakkan dan mengamalkan Pancasila. Sedangkan Pancasila tidak mungkin dilaksanakan oleh PKI, sebab ideology PKI mengandung unsur-unsur yang tidak mendasar bertolak belakang dengan Pancasila. Dengan demikian PKI harus dibubarkan dari seluruh wilayah Indonesia secara yuridisformal dan lebih dari itu ialah pelarangan penyebab faham, falsafah, mentalitas dan cara serta metode politik PKI dan ormas- ormasnya yang tidak sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945 (Labrousse, 1993). Konsekwensi logis untuk jangka panjang mengandung makna pembersihan tubuh bangsa Indonesia dari unsur-unsur yang memusuhi Pancasila. Disatu pihak juga berarti tekad untuk terus menerus menetapkan dan meresapkan ideologi Nasional Pancasila kedalam seluruh kehidupan bangsa, Negara dan masyarakat. Kedua perombakan Kabinet Dwikora dar unsure-unsur PKI. Sebaga konsekwensi logis tersirat: (1). Pembersihan aparatur Negara dari penyelewengan-penyelewengan ideologis, sehingga terciptanya tentram di hati rakyat, (2). Pembersihan aparatur Negara dari korupsi, cara kerja yang tidak efisien serta management dengan maksud menciptakan aparatur pemerintah yang bersih dan berwibawa. Dengan demikian pemerintah harus berorientasi sepenuhnya pada Pancasila. Ketiga, tuntutan penurunan harga dicetuskannya Tritura mempunya esensi penurunan harga secara normal, dari tingkat harga kebutuhan pokok sehari-hari dan turun secara fisik harga-harga tarif. Banyak dari harga-harga bahan pokok yang melonjak naik. Misalnya untuk daerah sumatera, harga beras yang awalnya Rp800/kg melonjak naik ke Rp5.000/kg, harga bensin naik 4x lipat, dari Rp250/liter ke Rp1.000/liter. Di masa itu ekonomi sangat berantakan sehingga inflasi telah menyentuh angka 65%. 3. Yang sudah menjadi masalah Pada tanggal 10 Januari 1966 para mahasiswa dan pelajar yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) melakukan aksi unjuk rasa di Jakarta. Ada beberapa tuntutan yang diajukan massa kepada pemerintah yaitu Membubarkan PKI dan antek-anteknya yang dianggap beratanggung jawab atas terjadinya G30S, merupakan tuntutan dalam bidang ideologi dan politik, untuk menyelamatkan bangsa dari ideologi komunisme. Kedua, tuntutan penurunan harga-harga, merupakan tuntutan dalam bidang ekonomi, untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Ketiga perombakan dan pembersihan kabinet Dwikora dari unsur-unsur PKI dan berbagai penyelewengan lainnya. Massa KAMI dan KAPPI melakukan aksi lanjutan di tanggal 23 dan 24 Februari 1966 di Istana merdeka massa memprotes dan mengagalkan pelantikan kabinet Dwikora II yang baru diumumkan presiden Soekarno 3 hari sebelumnya. Dalam aksi inilah terjadi peristiwa yang menjadikan gelombang protes massa semakin membara. Tewasnya dua orang peserta aksi yakni Arif Rahman Hakim, mahasiswa kedokteran UI dan seorang pelajar sekolah mengengah bernama Zubaedah. Puncaknya pada 11 Maret 1966. Demonstrasi mahasiswa secara besar-besaran kembali terjadi di depan Istana Negara. Demonstrasi ini mendapat dukungan dari tentara. Mahasiswa mengepung Istana Kepresidenan dan menuntut Tritura yang salah satunya meminta pembubaran PKI. Tidak hanya mahasiswa yang mengepung Istana, sejumlah tentara tidak dikenal juga disebut mengelilingi Istana Kepresidenan.