Anda di halaman 1dari 5

Makalah Gerakan Mahasiswa Pada Masa

Demokrasi Terpimpin dan Orde Baru

Nama : Audrey Khairunisa Azra(06)

Kelas : 12 MIA 3

SMA NEGERI 2 KS CILEGON

Tahun Pelajaran 2020 – 2021


Perbandingan dari gerakan mahasiswa masa pemerintahan

Presiden Soekarno dan masa pemerintahan Presiden Soeharto

a. Gerakan mahasiswa masa pemerintahan Presiden Soekarno


Pada 1966 terjadi aksi unjuk rasa yang dikenal dengan Tiga Tuntutan
Rakyat (Tritura). Aksi ini merupakan aksi serentak dan massif dilakukan di
beberapa daerah dengan isu tunggal “Tiga Tuntutan Rakyat” atau dikenal
dengan istilah Tritura. Aksi ini dipicu kondisi ekonomi nasional Indonesia akibat
konflik Indonesia dengan Malaysia serta konflik Irian Barat. Keadaan politik dan
keamanan negara menjadi kacau, keadaan perekonomian makin memburuk
dimana inflasi mencapai 600% sedangkan upaya pemerintah melakukan
devaluasi rupiah dan kenaikan menyebabkan timbulnya keresahan masyarakat.

Ketika gelombang demonstrasi menuntut pembubaran PKI semakin keras,


pemerintah tidak segera mengambil tindakan. Keadaan negara Indonesia sudah
sangat parah, baik dari segi ekonomi maupun politik. Harga barang naik sangat
tinggi terutama Bahan bakar minyak (BBM). Oleh karenanya, pada tanggal 12
Januari 1966, KAMI dan KAPPI memelopori kesatuan aksi yang tergabung
dalam Front Pancasila mendatangi DPR-GR menuntut Tritura. Beberapa
kelompok pergerakan yang tercatat dalam sejarah terlibat aksi Tritura ini di
antaranya Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI), Kesatuan Aksi Pelajar
Indonesia (KAPI), Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI), Kesatuan
Aksi Buruh Indonesia (KABI), Kesatuan Aksi Sarjana Indonesia (KASI), serta
beberapa kelompok pergerakan lainnya.

Isi Tritura :
1. Pembubaran PKI beserta ormas-ormasnya
2. Perombakan kabinet Dwikora
3. Turunkan harga sembako
Dari tiga tuntutan itu, pemerintah hanya memenuhi tuntutan pembubaran
Kabinet Dwikora dengan alasan dua tuntutan lainnya masih membutuhkan waktu
untuk mengkaji. Kondisi tersebut menyulut aksi lanjutan dengan tuntutan agar
Presiden Soekarno mengundurkan diri dari jabatannya karena dianggap tidak
mempu mengatasi masalah negara.

Pada 24 Februari 1966, terjadi bentrok antara pengunjuk rasa dengan


pasukan Cakrabhirawa yang saat itu berfungsi sebagai pasukan pengaman
presiden dan menewaskan seorang mahasiswa, Arif Rahman Hakim. Aksi unjuk
rasa terus berlangsung hingga menimbulkan rasa tidak percaya masyarakat
pada pemerintahan kala itu. Ujungnya, pada 11 Maret 1966, Presiden Soekarno
mengeluarkan Surat Perintah 11 Maret (Supersemar) yang menjadi tonggak
berakhirnya rezim Soekarno.

b. Gerakan mahasiswa masa pemerintahan Presiden Soeharto


Sejarah kedua, terjadi pada Mei 1998 lalu. Aksi mahasiswa berhasil
mengakhiri kekuasaan Orde Baru dan mengganti dengan Reformasi. Aksi ini
dipicu oleh krisis ekonomi yang terjadi pada 1997, dimana terjadi lonjakan harga
bahan pokok akibat anjloknya nilai rupiah hingga ke titik paling rendah saat itu.
Mahasiswa memprotes ketidakmampuan pemerintah menangani krisis.

Diawali oleh unjuk rasa di sejumlah daerah, seperti Jakarta, Surabaya,


Yogyakarta, Malang, Makassar, para mahasiwa menyatukan isu menjadi tiga isu
utama, antara lain reformasi birokrasi, reformasi konstitusi dan penghapusan
dwifungsi ABRI. Bersamaan dengan penetapan kembali Soeharto sebagai
Presiden oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) pimpinan Harmoko,
mahasiswa makin mengencarkan aksi unjuk rasa mereka. Aksi mahasiswa saat
itu, tidak hanya berhadapan dengan barikade petugas kepolisian, namun juga
berhadapan dengan aparat TNI.
Pemerintah juga mulai melakukan tekanan di antaranya menangkap
aktivis, membredel media massa yang dianggap tidak pro pemerintah dan
melarang kegiatan-kegiatan yang dianggap mengancam stabilitas nasional.
Namun, justru perlawanan para mahasiswa makin gencar. Apalagi setelah
mereka mendapat dukungan dari kalangan lain di luar mahasiswa, seperti
akademisi, politisi, seniman dan tokoh masyarakat.

Saat itu mulai tumbuh gerakan perlawanan dengan terbentuknya


organisasi di luar pemerintah, seperti Partai Rakyat Demokratik atau PRD,
Aliansi Jurnalis Independen, Komite Independen Pemantau Pemilu, dan lainnya.
Pada 12 Mei, terjadi bentrok antara mahasiswa dengan pasukan TNI dan Polri
yang berujung pada tewasnya empat mahasiswa Universitas Trisakti Jakarta
yang menyulut terjadinya kerusuhan di hampir seluruh wilayah Jakarta.

Dilanjutkan pada aksi pendudukan gedung DPR/MPR oleh ribuan


mahasiswa dari berbagai daerah di tanah air dengan satu tuntutan, yakni Sidang
Istimewa MPR dengan agenda penurunan Soeharto dari jabatannya sebagau
Presiden. Lalu pada 21 Mei 1998, Soeharto menyatakan mundur dari jabatan
Presiden dan menyerahkan pada wakilnya saat itu, Habibie.

Ada perbedaan pola dan isu antara aksi mahasiswa saat ini dengan aksi
yang terjadi pada 1966 dan 1998 sehingga diyakini aksi serentak kali ini tidak
berpengaruh pada kepemimpinan nasional. Saat ini pola unjuk rasa yang
dilakukan tidak terstruktur. Masing-masing kelompok terkesan bergerak sendiri-
sendiri dan tidak terkoordinasi. Berbeda dengan yang terjadi pada unjuk rasa
1966 dan 1998. Saat itu, jaringan gerakan mahasiswa cukup kuat, diawali dari
jaringan kota hingga jaringan nasional.
Daftar Pustaka
https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/06/153000969/tritura-latar-
belakang-isi-dan-dampaknya?page=all
https://tirto.id/sejarah-tritura-gerakan-mahasiswa-tumbangkan-orde-lama-erMo
https://www.koranmadura.com/2019/09/membandingkan-aksi-mahasiswa-1966-
1998-dan-2019/

Anda mungkin juga menyukai