Anda di halaman 1dari 35

1

BAB I
PENDAHULUAN

Perkembangan penduduk selalu menarik untuk dicermati. Hal ini disebabkan


data diri penduduk setiap saat senantiasa berubah. Adanya perpindahan domisili,
perubahan status kawin, perubahan jenis pekerjaan, pecah KK, menambah anggota
keluarga, ketidaksesuaian tempat tanggal lahir, Nomor Identitas Kependudukan,
Nomor Kartu Keluarga yang semuanya tersebut berpengaruh kepada database
kependudukan yang dikelola oleh Direktorat Jendral Kependudukan.
Pemanfaatan database tersebut bagi Data Pensasaran Percepatan
Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE) yang merupakan kumpulan informasi
dan data keluarga serta individu anggota keluarga hasil pemutakhiran Basis Data
Keluarga Indonesia (Pendataan Keluarga Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional/PK-BKKBN 2021) di setiap wilayah pemutakhiran
(RT/Dusun/RW) dan setiap tingkatan wilayah administrasi (desa/kelurahan,
kecamatan, kabupaten/kota, provinsi dan pusat) yang tersimpan dalam file elektronik
dan sudah divalidasi NIK oleh DUKCAPIL serta memiliki status kesejahteraan (Desil)
perlu dilengkapi dengan geotagging dan foto rumah.
Kolaborasi antara Badan Perencana Pembangunan Daerah (BAPPEDA),
Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfotik) serta Dinas Sosial dalam
mengolah dan menyediakan Data P3KE tersebut dimaksudkan untuk mendapatkan
informasi kondisi terbaru berdasarkan kriteria kemiskinan, jenis PMKS/PPKS,
geotagging dan foto rumah diintegrasikan ke dalam aplikasi SIDAKSOS Pemerintah
Kabupaten Blitar.
Aplikasi SIDAKSOS berbasis website yang bisa digunakan kapan saja dan
dimana saja. Tentunya untuk memudahkan kinerja dan capaian target secara efektiv
dan efisien.
2

BAB II
SEPUTAR VERIFIKASI DAN VALIDASI DATA P3KE DESIL 1
A. Pemahaman Verifikasi dan Validasi Data P3KE DESIL 1.
Verifikasi dan validasi Data P3KE DESIL 1 merupakan kegiatan utama
Data P3KE DESIL 1 sehingga tersedia daftar peserta yang valid, akurat, dan
akuntable. Yang dimaksud verifikasi Data P3KE DESIL 1 yakni proses
pemeriksaan data untuk memastikan pendataan yang telah dilakukan sesuai
dengan prosedur yang telah ditetapkan dan memastikan data yang telah
dikumpulkan atau dimutakhirkan sesuai dengan fakta di lapangan. Sedangkan
yang dimaksud validasi Data P3KE DESIL 1 adalah proses pengesahan data
dengan memastikan dan memperbaiki data sehingga data valid atau telah
memenuhi aturan Validasi.
B. Substansi Kegiatan Verifikasi dan validasi Data P3KE DESIL 1
1. Membangun kesadaran kritis pemerintah Desa/Kelurahan tentang
pentingnya pelaksanaan verifikasi dan validasi Data P3KE DESIL 1.
2. Dinas Sosial Kabupaten Blitar memfasilitasi bimbingan pengembangan
masyarakat bagi Pemerintah Desa/Kelurahan, Kecamatan, operator
Desa/Kelurahan, Masyarakat pada kegiatan Verifikasi dan validasi Data
P3KE DESIL 1.
3. Proses kegiatan verifikasi dan validasi Data P3KE DESIL 1 dalam rangka
bimbingan pengembangan masyarakat selalu berorientasi pada keterbukaan
dan kenyataan di masyarakat.
4. Pemerintah Desa/Kelurahan senantiasa merumuskan kegiatan verifikasi dan
validasi Data P3KE DESIL 1 berdasarkan kearifan lokal dan ketentuan yang
berlaku.
C. Tujuan Kegiatan Verifikasi dan validasi Data P3KE DESIL 1
1. Tersedia daftar peserta Data P3KE DESIL 1 yang benar dan dapat
dipertanggungjawabkan.
2. Mendorong Pemerintah Desa / Kelurahan untuk mengoptimalkan potensinya
sehingga tersedia Data P3KE DESIL 1 sesuai harapan.
3. Menumbuhkan rasa tanggung jawab individu, masyarakat dan Pemerintah
Desa/Kelurahan terhadap kebenaran Data P3KE DESIL 1 masing-masing
desa/kelurahan.
4. Meningkatkan kepedulian terhadap kebenaran data di wilayah masing-
masing.
3

BAB III
PENGGUNAAN PETUNJUK PELAKSANAAN PADA APLIKASI SIDAKSOS
A. Persiapan
Dalam melakukan verifikasi dan validasi data pada aplikasi SIDAKSOS
perlu pengkajian dan pembahasan oleh Tim Verifikasi Validasi masing-masing
Desa/Kelurahan.
Hasil tersebut disampaikan Tim Verifikasi Validasi pada Musyawarah
Desa/Musyawarah Kelurahan untuk dibahas bersama-sama. Keluaran
Musdes/Muskel adalah Berita Acara Penetapan Hasil Verval, Daftar Hadir,
Dokumentasi dan Rencana Tindak Lanjut Hasil Musdes/Muskel.
Hasil Verval yang telah melalui proses Musdes/Muskel selanjutnya
dilaksanakan kunjungan ke daftar nama tersebut oleh petugas/operator desa.
Berkas yang dibutuhkan antara lain KK, KTP, Struk PLN, SHM/sejenisnya dan
lainnya. Kegitan yang dilakukan ketika bertemu dengan daftar nama tersebut
yaitu melakukan wawancara dan pengamatan disesuaikan
pertanyaan/kuesioner pada aplikasi SIDAKSOS. Hasil kegiatan tersebut
selanjutnya diinput pada aplikasi SIDAKSOS. Berita Acara Penetapan Hasil
Verval dan Daftar Hadir dibuatkan Surat Pengantar untuk diketahui oleh Camat
dan dikirim ke Dinas Sosial.
Pada proses tersebut dibutuhkan komunikasi antar komputer/laptop
secara nirkabel, umumnya proses pengiriman data secara nirkabel jarak jauh
dilakukan menggunakan komputer/laptop yang terkoneksi dengan internet.
Maka dari itu internet berperan sangat penting untuk dapat memproses
pengiriman data tersebut, sehingga dalam pemilihan penyedia layanan Internet
Service Provider (ISP) harus memiliki koneksi internet yang stabil dengan
minimal kecepatan 1 Mbps.
Adapun spesifikasi perangkat keras dan perangkat lunak yang harus
dipenuhi sebagai berikut:
Spesifikasi Perangkat Keras (Hardware) Komputer/Laptop yang disarankan:
a. Prosessor Intel Core i3 atau yang setara atau lebih baik.
b. Random Access Memory (RAM) 4 GB atau lebih.
c. Free space Hardisk 2 GB atau lebih.
4

Spesifikasi Perangkat Lunak (Software) Komputer/Laptop yang disarankan:


a. Sistem Operasi Windows 7 ke atas atau macintosh.
b. Browser google chrome, google chromium, mozilla, firefox, dan safari.
Adapun untuk spesifikasi perangkat keras berupa ponsel/telepon
genggam yang disarankan:
a. RAM 3 GB atau lebih
b. Free Space 2 GB atau lebih
Sementara untuk Spesifikasi Perangkat Lunak (Software)
ponsel/telepon genggam yang disarankan:
a. Operating System minimal Android 6.0 atau lebih baik
b. Browser google chrome, mozilla firefox, atau safari.
Perangkat pendukung diatas merupakan tahapan awal yang harus
dipersiapkan untuk dapat melakukan verifikasi dan validasi DTKS pada aplikasi
SIDAKSOS agar dapat berjalan dengan lancar.
B. Penggunaan
Pada bagian ini akan dijelaskan bagaimana bagaimana cara
melakukan verifikasi dan validasi dengan menggunakan aplikasi berbasis
website.
1. Login
a. Membuka aplikasi di website dtks dengan alamat
https://dev.blitarkab.go.id/dtks

Gambar 1. https://dev.blitarkab.go.id/dtks
b. Masukkan username dan password masing-masing desa
5

Gambar 2. Input Username dan Password


c. Kemudian klik tombol login pada browser atau tekan enter pada
tombol keyboard.
2. Dashboard
Jika berhasil login maka tampilannya akan seperti gambar berikut

Gambar 3. Beranda
Pada gambar 3. ini disebut beranda. Yaitu tampilan awal pada
halaman.
a. ID
Pada bagian kanan atas tampak logo orang. Terdapat profil, yaitu
profil dari username desa dan dibawahnya logout untuk keluar dari
sistem.
6

Gambar 4. Logo Profil


b. Detail Info
Pada bagian kiri ada detail info yang berisi login ID, Kecamatan dan
Kelurahan/Desa.

Gambar 5. Detail Info


c. Status Berkas
Pada bagian tengah ada status berkas yang berisi berkas yang
diajukan, disetujui, dan ditolak.

Gambar 6. Status Berkas


7

d. Detail DTKS
Pada bagian kanan ada DTKS : jumlah keluarga, Diverifikasi :
keluarga yang diverifikasi, Belum diverval : keluarga yang belum
diverval seperti gambar 7. berikut ini

Gambar 7.Detail DTKS


e. Daftar DTKS
Pada baris berikutnya di dalam data tersebut berisi Nomor Kartu
Keluarga (NoKK), NIK, Nama, kecamatan, kelurahan/desa, alamat,
RT dan RW, Action. Seperti tampak pada gambar 3.
3. Detail
Selanjutnya Petugas mencermati di bawahnya tulisan action silakan diklik
“detail” maka akan tampil halaman seperti gambar 8. Terdapat tulisan
“detail KK” dilanjutkan tulisan “kembali” dan detail verifikasi yang berisi
status, diperbarui : tanggal dan waktu, dan action.
8

Gambar 8. Detail verifikasi

Gambar 8. Detail verifikasi


Selanjutnya di bawah action tersedia informasi detail identitas dan data
keluarga.
a. Detail Identitas berupa No KK, NIK, Nama lengkap, Tempat lahir,
Tanggal lahir, Jenis kelamin, Pekerjaan, Nama Ibu kandung,
Hubungan keluarga, Keterangan Padan, Alamat, RT/RW, Dusun,
Kelurahan/Desa, Kecamatan, Kabupaten/Kota, dan Provinsi.
b. Data Keluarga berupa nama, NIK, hubungan keluarga, status, dan
action.
4. Edit
Langkah selanjutnya pada data keluarga sejajar nama pendata mengklik
edit maka akan tampil seperti gambar 9. lalu klik “pilih status”
9

Gambar 9. Detail Status Individu


Dalam opsi pilih status ada beberapa kategori yaitu sebagai berikut
a. Hidup
Pilih status hidup jika seseorang ditemukan keberadaannya sesuai
KK atau KTP yang berlaku.
b. Meninggal
Jika pilih status meninggal maka masukkan tanggal kapan
meninggalnya.

Gambar 10. Detail Tanggal Meninggal


c. Disabilitas
Pilih status disabilitas jika seseorang mengalami keterbatasan fisik,
mental, intelektual, dan atau sensorik.

Gambar 11. Detail Opsi Pilihan Disabilitas


1.) Disabilitas fisik
Disabilitas fisik adalah terganggunya fungsi gerak antara lain
lumpuh layu atau kaku, paraplegi, cerebral palsy (CP), akibat
amputasi, stroke, kusta, dan lain-lain. 
2.) Disabilitas mental
10

Disabilitas mental adalah  individu yang mengalami gangguan


fungsi pikir, emosi, dan perilaku akibat bawaan atau penyakit
sehingga menyebabkan keterbatasan dalam melaksanakan
kegiatan.
3.) Disabilitas intelektual
Disabilitas intelektual adalah penyandang gangguan
perkembangan mental yang secara prinsip ditandai oleh
deteriorasi fungsi konkrit di setiap tahap perkembangan dan
berkontribusi pada seluruh tingkat intelegensi (kecerdasan).
4.) Disabilitas sensorik
Disabilitas sensorik adalah terganggunya salah satu fungsi dari
panca indera antara lain disabilitas netra, rungu dan atau wicara. 
d. Hamil
Jika pilih status hamil lanjutkan memilih tanggal HPL (hari perkiraan
lahir).

Gambar 12. Detail Tanggal HPL


Setelah berhasil menetukan status, langkah berikutnya “Pilih PMKS” yang
dimaksud Penyandang Masasalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) adalah
seseorang, keluarga atau sekelompok masyarakat adanya suatu
hambatan, kesulitan, atau gangguan tidak dapat melaksanakan fungsi
sosialnya, sehingga tidak terpenuhi kebutuhan hidupnya baik jasmani,
rohani, maupun sosial yang wajar. Jenis-jenis PMKS yaitu sebagai berikut
11

Gambar 12. Detail Opsi Pilihan PMKS

Berikut ini penjelasan masing-masing PMKS menurut Pedoman Pelatihan


Dasar Pekerjaan Sosial (PDPS) e-Learning Tahun 2021 oleh Badan
Pendidikan Penelitian dan Penyuluhan Sosial Kementerian Sosial RI
yakni
a. Anak Balita Telantar adalah seorang anak berusia 5 (lima) tahun ke
bawah yang ditelantarkan orang tuanya dan/atau berada di dalam
keluarga tidak mampu oleh orang tua/keluarga yang tidak
memberikan pengasuhan, perawatan, pembinaan dan perlindungan
bagi anak sehingga hak-hak dasarnya semakin tidak terpenuhi serta
anak dieksploitasi untuk tujuan tertentu.
Kriteria :
1) Yatim piatu atau tidak dipelihara, ditinggalkan oleh orang tuanya
pada orang lain, di tempat umum, rumah sakit, dan sebagainya.
2) Tidak pernah/tidak cukup diberi ASI dan atau susu
tambahan/pengganti.
3) Makan makanan pokok tidak mencukupi.
4) Anak dititipkan atau ditinggal sendiri yang menimbulkan
ketelantaran.
12

5) Apa bila sakit tidak mempunyai akses kesehatan modern (dibawa


ke Puskesmas dan lain-lain).
6) Mengalami eksploitasi.
b. Anak Telantar adalah seorang anak berusia 6 (lima) sampai 18
(delapan belas) tahun yang mengalami perlakukan salah dan
ditelantarkan oleh orang tua/keluarga atau anak kehilangan hak asuh
dari orang tua/keluarga.
Kriteria :
1) Berasal dari keluarga fakir miskin.
2) Anak yang mengalami perlakuan salah (kekerasan dalam rumah
tangga).
3) Ditelantarkan oleh orang tua/keluarga.
4) Anak kehilangan hak asuh dari orang tua/keluarga.
5) Anak yang tidak pernah sekolah atau tidak sekolah lagi dan tidak
tamat SMP.
6) Makan makanan pokok kurang dari 2 kali sehari.
7) Memiliki pakaian kurang dari 4 stel layak pakai.
8) Bila sakit tidak diobati.
9) Yatim, piatu, yatim piatu.
10) Tinggal bersama dengan bukan orang tua kandung yang miskin.
11) Anak yang berusia kurang dari 18 tahun dan bekerja.
c. Anak berhadapan dengan hukum adalah seorang anak yang berusia
12 (dua belas) sampai 18 (delapan belas) tahun dan belum menikah,
1) yang diduga, disangka, didakwa, atau dijatuhi pidana karena
melakukan tindak pidana; 2) yang menjadi korban tindak pidana atau
melihat dan / atau mendengar sendiri terjadinya suatu tindak pidana.
Kriteria :
1) Anak diindikasikan (terlaporkan di kepolisian) melakukan
pelanggaran hukum.
2) Anak yang mengikuti proses peradilan.
3) Anak yang berstatus diversi (pengalihan hak asuh anak kepada
pihak lain atas keputusan pengadilan).
4) Anak yang telah menjalani masa hukuman pidana atau sedang
mengikuti pembinaan dalam bimbingan kemasyarakatan lapas.
13

5) Anak yang menjadi korban perbuatan pelanggaran hukum.


6) Anak yang menjadi korban sengketa hukum akibat perceraian
orang tua: perdata.
7) Anak yang karena suatu sebab menjadi saksi tindak pidana.
d. Anak Jalanan adalah seorang anak yang berusia 5 - 18 tahun, dan
anak yang bekerja atau dipekerjakan di jalanan, dan / atau anak yang
bekerja dan hidup di jalanan yang menghabiskan sebagian besar
waktunya untuk melakukan kegiatan hidup sehari-hari.
Kriteria :
1) Anak yang rentan bekerja di jalanan karena suatu sebab.
2) Anak yang melakukan aktivitas di jalanan.
3) Anak yang bekerja atau dipekerjakan di jalanan.
4) Jangka waktu di jalanan lebih dari 6 jam per hari dan dihitung
untuk 1 bulan yang lalu.
e. Anak yang menjadi korban tindak kekerasan atau diperlakukan salah
adalah anak yang terancam secara fisik dan non fisik karena tindak
kekerasan, diperlakukan salah atau tidak semestinya dalam
lingkungan keluarga atau lingkungan sosial terdekatnya, sehingga
tidak terpenuhi kebutuhan dasarnya dengan wajar baik secara
jasmani, rohani maupun sosial.
Kriteria :
1) Anak (laki-laki/perempuan) di bawah usia 18 (delapan belas)
tahun.
2) Sering mendapat perlakuan kasar dan kejam dan tindakan yang
berakibat secara fisik dan/atau psikologis.
3) Perah dianiaya dan/atau diperkosa.
4) Dipaksa bekerja (tidak atas kemauannya).
f. Anak yang memerlukan perlindungan khusus adalah anak usia 0-18
tahun dalam situasi darurat, anak korban perdagangan/penculikan,
anak korban kekerasan baik fisik dan/atau mental, anak korban
eksploitasi, anak dari kelompok minoritas dan terisolasi serta dari
komunitas adat terpencil, anak yang menjadi korban penyalahgunaan
narkotika, alkohol, psikotropika dan zat adiktif lainnya (NAPZA), serta
anak yang terinfeksi HIV/AIDS.
14

Kriteria :
1) Anak dalam situasi darurat.
2) Anak korban perdagangan.
3) Anak korban kekerasan, baik fisik dan/atau mental.
4) Anak korban eksploitasi.
5) Anak dari kelompok minoritas dan terisolasi, serta dari komunitas
adat terpencil.
6) Anak yang menjadi korban penyalahgunaan narkotika, alkohol,
psikotropika dan zat adiktif lainnya (NAPZA).
7) Anak yang terinfeksi HIV/AIDS.
g. Lanjut Usia Telantar adalah seseorang berusia 60 tahun atau lebih
yang tidak dapat memenuhi kebutuhan dasarnya baik secara jasmani,
rohani maupun sosial.
Kriteria :
1) Tidak ada keluarga yang mengurusnya.
2) Keterbatasan kemampuan keluarga yang mengurusnya.
3) Tidak terpenuhinya kebutuhan hidup sehari-hari.
4) Menderita minimal satu jenis penyakit yang dapat mengganggu
pemenuhan kebutuhan hidupnya.
5) Lanjut usia yang hidup dalam keluarga fakir miskin.
h. Tuna Susila adalah seseorang yang melakukan hubungan seksual
dengan sesama atau lawan jenis secara berulang-ulang dan
bergantian di luar perkawinan yang sah dengan tujuan mendapatkan
imbalan uang, materi atau jasa.
Kriteria :
1) Seseorang (laki-laki/perempuan) usia 18-59 tahun.
2) Menjajakan diri di tempat umum, di lokasi atau tempat pelacuran
(bordil), dan tempat terselubung (warung remang-remang, hotel,
mall dan diskotek).
i. Gelandangan adalah orang-orang yang hidup dalam keadaan yang
tidak sesuai dengan norma kehidupan yang layak dalam masyarakat
setempat, serta tidak mempunyai pencaharian dan tempat tinggal
yang tetap serta mengembara di tempat umum.
15

Kriteria :
1) Seseorang (laki-laki/perempuan) berusia 18-59 tahun, tinggal di
sembarang tempat dan hidup mengembara atau menggelandang
di tempat-tempat umum, biasanya di kota-kota besar.
2) Tidak mempunyai tanda pengenal atau identitas diri, berperilaku
kehidupan bebas/liar, terlepas dari norma kehidupan masyarakat
pada umumnya.
3) Tidak mempunyai pekerjaan tetap, meminta-minta atau
mengambil sisa makanan atau barang bekas, dan lain-lain.
j. Pengemis adalah orang-orang yang mendapat penghasilan meminta-
minta ditempat umum dengan berbagai cara dengan alasan untuk
mengharapkan belas kasihan orang lain.
Kriteria :
1) Seseorang (laki-laki/perempuan) usia 18 – 59 tahun.
2) Meminta-minta di rumah-rumah penduduk, pertokoan,
persimpangan jalan (lampu lalu lintas), pasar, tempat ibadah dan
tempat umum lainnya.
3) Bertingkah laku untuk mendapatkan belas kasihan berpura-pura
sakit, merintih, dan kadang-kadang mendoakan dengan bacaan-
bacaan ayat suci, sumbangan untuk organisasi tertentu.
4) Biasanya mempunyai tempat tinggal tertentu atau tetap, membaur
dengan penduduk pada umumnya.
k. Pemulung adalah orang-orang yang melakukan pekerjaan dengan
cara mengais langsung dan pendaur ulang barang-barang bekas.
Kriteria :
1) Tidak mempunyai pekerjaan tetap.
2) Mengumpulkan langsung barang bekas.
l. Kelompok Minoritas adalah kelompok yang mengalami gangguan
keberfungsian sosialnya akibat diskriminasi dan marginalisasi yang
diterima, sehingga karena keterbatasannya menyebabkan dirinya
rentan mengalami masalah sosial, seperti homo (gay), waria, dan
lesbian.
Kriteria :
1) Gangguan keberfungsian sosial.
16

2) Mengalami diskriminasi.
3) Mengalami marginalisasi.
4) Berperilaku seks menyimpang.
m. Bekas Warga Binaan Pemasyarakatan (BWBP) adalah seseorang
yang telah selesai atau dalam 3 bulan segera mengakhiri masa
hukuman atau masa pidananya sesuai dengan keputusan pengadilan
dan mengalami hambatan untuk menyesuaikan diri kembali dalam
kehidupan masyarakat, sehingga mendapat kesulitan untuk
mendapatkan pekerjaan atau melaksanakan kehidupannya secara
normal.
Kriteria :
1) Seseorang (laki-laki/perempuan) usia diatas 18-59 tahun.
2) Telah selesai atau segera keluar dari lembaga pemasyarakatan
karena masalah pidana.
3) Kurang diterima/dijauhi atau diabaikan oleh keluarga dan
masyarakat.
4) Sulit mendapatkan pekerjaan yang tetap.
5) Berperan sebagai kepala keluarga/pencari nafkah utama yang
tidak dapat melaksanakan tugas dan fungsinya.
n. Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) adalah seseorang yang telah
terinfeksi HIV dan membutuhkan pelayanan sosial, perawatan
kesehatan, dukungan dan pengobatan untuk mencapai kualitas hidup
yang optimal.
Kriteria :
1) Seseorang (laki-laki/perempuan) usia 18-59 tahun.
2) Telah terinfeksi HIV/AIDS.
o. Korban Penyalahgunaan Napza adalah seseorang yang tidak sengaja
menggunakan NAPZA karena dibujuk, diperdaya, ditipu, dipaksa
dan/atau diancam untuk menggunakan NAPZA.
Kriteria :
1) Seseorang (laki-laki/perempuan).
2) Pernah menyalahgunakan narkotika, psikotropika, dan zat-zat
adiktif lainnya termasuk minuman keras, yang dilakukan sekali,
lebih sekali atau dalam taraf coba-coba.
17

3) Secara medik sudah dinyatakan bebas dari ketergantungan obat


oleh dokter yang berwenang.
4) Tidak dapat melaksakanan keberfungsian sosialnya.
p. Korban Trafficking adalah seseorang yang mengalami penderitaan
psikis, mental, fisik, seksual, seksual, ekonomi dan atau sosial yang
diakibatkan tindak pidana perdagangan orang (Undang-undang
Nomor 21 Tahun 2007 tentang pemberantasan tindak pidana
perdagangan orang).
Kriteria :
1) Mengalami tindak kekerasan.
2) Mengalami eksploitasi seksual.
3) Mengalami penelantaran.
4) Mengalami pengusiran (deportasi).
5) Ketidakmampuan menyesuaikan diri di tempat kerja baru (Negara
tempat bekerja) sehingga mengakibatkan fungsi sosialnya
terganggu.
q. Korban Tindak Kekerasan adalah orang (baik individu, keluarga
maupun kelompok) yang mengalami tindak kekerasan, baik sebagai
akibat dari penelantaran, perlakuan salah, eksploitasi, diskriminasi
dan bentuk kekerasan lainnya maupun orang yang berada dalam
situasi yang membahayakan dirinya sehingga menyebabkan fungsi
sosialnya terganggu.
Kriteria :
1) Individu, kelompok maupun kesatuan masyarakat yang
mengalami: tindak kekerasan, penelantaran, eksploitasi,
diskriminasi dan bentukbentuk tindak kekerasan lainnya.
2) Berakibat terganggunya fungsi sosial.
r. Pekerja Migran Bermasalah Sosial (PMBS) adalah pekerja migran
internal dan lintas negara yang mengalami masalah sosial seperti
tindak kekerasan, eksploitasi, penelantaran, pengusiran (deportasi),
ketidakmampuan menyesuaikan diri ditempat kerja baru atau di
negara tempatnya bekerja, sehingga mengakibatkan terganggunya
fungsi sosial.
18

Kriteria :
1) Calon pekerja migran.
2) Pekerja migran internal.
3) Pekerja migran lintas negara.
4) Eks pekerja migran.
5) Mengalami masalah sosial dalam bentuk: tindak kekerasan,
eksploitasi, penelantaran, pengusiran (deportasi) dan
ketidakmampuan menyesuaikan diri di tempat kerja baru (negara
tempat bekerja), sehingga mengakibatkan fungsi sosialnya
terganggu.
s. Korban Bencana Sosial adalah orang atau sekelompok orang yang
menderita atau meninggal dunia akibat bencana yang diakibatkan
oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh
manusia yang meliputi konflik sosial antar kelompok atau
antarkomunitas masyarakat, dan teror.
Kriteria :
seorang atau sekelompok orang yang mengalami korban jiwa
manusia; kerusakan lingkungan; kerugian harta benda dan dampak
psikologis.
t. Perempuan Rawan Sosial Ekonomi adalah seorang perempuan
dewasa berusia 18-59 tahun belum menikah atau janda dan tidak
mempunyai penghasilan cukup untuk dapat memenuhi kebutuhan
pokok sehari-hari.
Kriteria :
1) Perempuan berusia 18 - 59 tahun
2) Isteri yang ditinggal suami tanpa kejelasan.
3) Menjadi pencari nafkah utama keluarga.
4) Berpenghasilan kurang atau tidak mencukupi untuk kebutuhan
hidup layak.
u. Keluarga bermasalah sosial psikologis adalah keluarga yang
hubungan antar anggota keluarganya terutama antara suami-istri,
orang tua dengan anak kurang serasi, sehingga tugas-tugas dan
fungsi keluarga tidak dapat berjalan dengan wajar.
19

Kriteria:
1) Suami atau istri sering tanpa saling memperhatikan atau anggota
keluarga kurang berkomunikasi.
2) Suami dan istri sering bertengkar, hidup sendiri-sendiri walaupun
masih dalam ikatan keluarga.
3) Hubungan dengan tetangga kurang baik, sering bertengkar dan
tidak mau bergaul/berkomunikasi.
4) Kebutuhan anak baik jasmani, rohani maupun sosial kurang
terpenuhi.
v. Komunitas Adat Terpencil adalah kelompok orang atau masyarakat
yang hidup dalam kesatuan-kesatuan sosial kecil yang bersifat lokal
dan terpencil, dan masih sangat terikat pada sumber daya alam dan
habitatnya secara sosial budaya terasing dan terbelakang dibanding
dengan masyarakat Indonesia pada umumnya, sehingga memerlukan
pemberdayaan dalam menghadapi perubahan lingkungan dalam arti
luas.
Kriteria :
1) Berbentuk komunitas relatif kecil, tertutup dan homogen.
2) Pranata sosial bertumpu pada hubungan kekerabatan.
3) Pada umumnya terpencil secara geografis dan relatif sulit
dijangkau.
4) Pada umumnya masih hidup dengan sistem ekonomi subsistem.
5) Peralatan dan teknologinya sederhana.
6) Ketergantungan pada lingkungan hidup dan sumber daya alam
setempat relatif tinggi.
7) Terbatasnya akses pelayanan sosial ekonomi dan politik
w. Korban Bencana Alam adalah orang atau sekelompok orang yang
menderita atau meninggal dunia akibat bencana yang diakibatkan
oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam
antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir,
kekeringan, angin topan, dan tanah longsor.
Kriteria :
Seseorang atau sekelompok orang yang mengalami korban jiwa,
kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis.
20

Selanjutnya klik jika telah memilih salah satu/lebih opsi


pada pilihan PMKS dengan memberi centang atau dikosongi dan berhasil
maka data tersebut akan tersimpan.
5. “Verifikasi” atau “Edit Verval”
Setelah memilih beberapa pilihan dari detail Status Individu,

selanjutnya operator mengeklik guna untuk melanjutkan


memverifikasi. Kemudian operator diarahkan ke beberapa pilihan tentang
verifikasi DTKS sebagai berikut
a. Keterangan Rumah
Operator dapat memilih kondiri rumah mulai dari luas lantai,
luas dinding, luas atap; kepemilikan bangunan serta kepemilikan
lahan. Operator juga dapat memilih keterangan rumah.

Gambar 13. Detail Keterangan Rumah


1) Kondisi Rumah
a) Kondisi rumah dengan luas keseluruhan lantai kurang dari
30m2
b) Kondisi rumah dengan luas keseluruhan dinding kurang dari
100m2
c) Kondisi rumah dengan luas keseluruhan atap kurang dari
40m2
2) Bangunan
a) Milik Sendiri
Status kepemilikan tempat tinggal di mana pada waktu
pencacahan bangunan rumah yang ditempati oleh keluarga
merupakan milik kepala keluarga atau salah seorang anggota
keluarga. Rumah yang dibeli secara angsuran melalui kredit
21

bank atau rumah dengan status sewa beli dianggap rumah


milik sendiri.
b) Kontrak/Sewa
Kontrak jika tempat tinggal tersebut disewa oleh kepala
keluarga/anggota keluarga dalam jangka waktu tertentu
berdasarkan perjanjian kontrak antara pemilik dan pemakai,
misalnya 1 atau 2 tahun. Cara pembayaran biasanya
sekaligus di muka atau dapat diangsur menurut persetujuan
kedua belah pihak. Pada akhir masa perjanjian pihak
pengontrak harus meninggalkan tempat tinggal yang didiami
dan bila kedua belah pihak setuju bisa diperpanjang kembali
dengan mengadakan perjanjian kontrak baru.

Sewa jika tempat tinggal tersebut disewa oleh kepala


keluarga atau salah seorang anggota keluarga dengan
pembayaran sewanya secara teratur dan terus menerus
tanpa batasan waktu tertentu.
c) Bebas Sewa
Jika tempat tinggal tersebut diperoleh dari pihak lain (baik
famili/bukan famili/orang tua yang tinggal di tempat lain) dan
ditempati/didiami oleh keluarga tanpa mengeluarkan suatu
pembayaran apapun.
3) Lahan
a) Milik Sendiri
SHM adalah jenis sertifikat yang pemiliknya memiliki hak
penuh atas kepemilikan tanah pada kawasan dengan luas
tertentu yang telah disebutkan dalam sertifikat tersebut.
Status SHM adalah status yang paling kuat untuk kepemilikan
lahan karena lahan sudah menjadi milik seseorang tanpa
campur tangan ataupun kemungkinan kepemilikan pihak lain.
Status SHM juga tidak terbatas waktunya. SHM dalam pilihan
ini merupakan SHM atas nama anggota keluarga.
22

b) Milik Orang Lain


 SHM bukan atas nama Anggota Keluarga dengan
perjanjian pemanfaatan tertulis.
SHM bukan atas nama Anggota Keluarga tetapi disertai
dengan perjanjian pemanfaatan tertulis, artinya Anggota
Keluarga berhak memanfaatkan bangunan tempat tinggal
tersebut berdasarkan perjanjian yang telah disepakati.
Contoh:
 Rumah warisan (milik sendiri) yang disertai perjanjian
pemanfaatan tertulis.
 Rumah yang telah dibeli, tetapi belum balik nama.
 SHM bukan atas nama Anggota Keluarga tanpa
perjanjian pemanfaatan tertulis.
SHM yang diterbitkan oleh Badan Pertanahan Nasional
(BPN) atau Kantor Agraria terhadap sebidang
tanah/kavling kepada pemilik tanah, bukan a.n salah
seorang anggota keluarga tanpa perjanjian pemanfaatan
tertulis.
c) Tanah Negara
Adalah tanah yang tidak dilekati dengan sesuatu hak atas
tanah, bukan tanah wakaf, bukan tanah ulayat dan/atau
bukan merupakan aset barang milik negara/barang milik
daerah.
b. Kepemilikan Assets
Selanjutnya operator memilih beberapa assets, pada Assets
Bergerak operator dapat memilih lebih dari satu juga pada opsi
Assets Tidak Bergerak juga dapat memilih lebih dari satu.
23

Gambar 11. Detail Kepemilikan Assets


1) Bergerak
a) Lemari Es
b) AC
c) Televisi ≥21"
d) Sepeda (harga ≥ Rp 1.000.000,-)
Sepeda roda dua yang diperoleh dengan cara membeli dengan
harga lebih dari satu juta rupiah atau dengan cara perolehan
yang lain ketika diverifikasi mempunyai nilai jual lebih dari satu
juta rupiah.
e) Sepeda Motor ≥ tahun 2015
Sepeda motor roda dua atau roda tiga dengan tahun
pembuatan mulai tahun 2015 dan setelahnya.
f) Mobil
Kendaraan bermotor yang memiliki roda 4 atau lebih
g) Ternak Unggas ≥ 100 ekor
Hewan unggas adalah jenis hewan ternak kelompok burung
yang dimanfaatkan untuk daging dan telur atau bulunya.
(https://id.wikipedia.org/wiki/Unggas) jumlah tersebut bisa
gabungan dari beberapa jenis. Seperti ayam kampung 10 ekor,
bebek 15 ekor, angsa 25 ekor, entok 10 ekor, burung puyuh 40
ekor total 100 ekor.
h) Ternak Sapi ≥ 2 ekor
Ketika verifikasi ditemukan jumlahnya minimal 2 ekor baik sapi
dewasa maupun anak sapi, sedang hamil.
24

i) Ternak kambing ≥ 4 ekor


Ketika verifikasi ditemukan jumlahnya minimal 4 ekor baik
kambing dewasa maupun anak kambing, sedang hamil.
2) Tidak Bergerak
a) Lahan luas (kebun, sawah, tegal, kolam, tambak dll) > 140 m2
Yang dimaksud adalah Lahan (selain yang ditempati), Keluarga
dikatakan memiliki lahan jika salah satu anggota keluarga
memiliki tanda bukti kepemilikan lahan atas nama anggota
keluarga. Lahan yang dimaksud adalah semua lahan yang
dimiliki oleh keluarga baik lahan pertanian maupun lahan non-
pertanian, baik yang ada bangunan maupun lahan kosong.
b) Rumah > 1 unit
Rincian ini ditanyakan untuk mengetahui kepemilikan
rumah/bangunan selain rumah yang ditempati sekarang.
Rumah/bangunan yang dimaksud adalah baik
rumah/bangunan siap huni, sudah dihuni, maupun belum siap
huni
c. Kondisi Sarana Prasarana Perumahan
Pada dashboard berikut yaitu mengenai sarana prasarana
yang terdapat pada rumah tersebut mulai dari sumber penerangan
yang digunakan, sumber air minum yang setiap hari dikonsumsi dan
digunakan sehari-hari, dan penggunaan fasilitas BAB (MCK). Disini
operator dapat memilih salah satu dari pilihan opsi yang telah
disediakan.

Gambar 12. Detail Kondisi Prasarana Perumahan


25

1) Sumber Penerangan*
a) Listrik PLN
Tenaga listrik yang bersumber dari PLN terdiri
 450 Watt atau tanpa meteran, termasuk 900 watt subsidi
tertulis di struk pembayaran R1/900VA
 900 Watt tanpa subsidi ditandai di struk pembayaran
R1M/900VA
 1.300 Watt atau lebih
b) Listrik Non PLN
Listrik yang bersumber selain dari PLN seperti, genset atau
tenaga surya atau sumber listrik yang lain
c) Bukan Listrik
Dalam rumah tersebut tidak terdapat listrik. Bukan listrik
sumber penerangan listrik seperti petromak, aladin, pelita,
sentir, obor, lilin, karbit, biji jarak, kemiri, dan lain-lain.
2) Sumber Air Minum*
Sumber air minum adalah sumber air yang digunakan untuk
minum sehari – hari sebagai Sumber air minum utama. Jika
responden menggunakan air minum yang berasal dari beberapa
sumber air, maka pilih salah satu sumber air yang volume airnya
paling banyak digunakan oleh keluarga .
Penjelasan :
 Keluarga yang minum air yang berasal dari mata air atau air
hujan yang ditampung dan dialirkan ke rumah dengan
menggunakan pipa paralon / pipa leding maka sumber air
minumnya tetap mata air atau air hujan . Perlu berhati hati
dalam menentukan sumber air minum keluarga, karena di
beberapa daerah ada yang menyalurkan air sungai atau mata
air dari gunung ke rumahnya dengan bambu atau pipa
pralon / plastik. Dalam hal ini, sumber air minumnya adalah
air sungai atau mata air, bukan leding.
 Keluarga yang menggunakan air hujan pada musim
penghujan dan membeli air pada musim kemarau maka
26

sumber air minumnya tergantung pada air yang banyak


diminum selama sebulan yang lalu.
a) Air kemasan
Air kemasan bermerk adalah air yang diproduksi dan
didistribusikan oleh suatu perusahaan dalam kemasan botol
(600 ml, 1,5 liter, 12 liter, atau 19 liter) dan kemasan gelas.
Contohnya , air kemasan merk Aqua, 2 Tang, dan VIT .
b) Air isi ulang
Air isi ulang adalah air yang diproduksi melalui proses
penjernihan dan biasanya tidak memiliki merk.
c) Leding meteran
Leding Leding meteran adalah air yang diproduksi melalui
proses penjernihan dan penyehatan sebelum dialirkan
kepada konsumen melalui suatu instalasi berupa saluran air.
Sumber air ini diusahakan oleh PAM (Perusahaan Air
Minum), PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum), atau BPAM
(Badan Pengelola Air Minum) baik dikelola oleh pemerintah
maupun swasta,
d) Leding eceran
Leding eceran adalah air yang diproduksi melalui proses
penjernihan dan penyehatan (air leding) namun disalurkan ke
konsumen melalui pedagang air keliling/ pikulan.
e) Sumur
Sumur adalah air tanah yang cara pengambilannya dengan
pompa tangan, pompa listrik, atau kincir angin, termasuk
sumur artesis (sumur pantek) baik terlindungi maupun tidak
terlindungi
f) Mata air
Mata air adalah sumber air permukaan tanah di mana air
timbul dengan sendirinya.
g) Air sungai
Air sungai adalah Air permukaan termasuk air danau/waduk/
kolam/irigasi) adalah apabila keluarga menggunakan air dari
27

sungai, danau, waduk, kolam, irigasi sebagai sumber utama


air minum.
h) Air hujan
Air hujan adalah apabila keluarga menggunakan air hujan
sebagai sumber utama air minum.
3) Penggunaan Fasilitas BAB (MCK)*
Fasilitas tempat buang air besar adalah ketersediaan
jamban/kloset yang dapat digunakan oleh keluarga responden.
a) Sendiri
Ada dan digunakan hanya Anggota Keluarga sendiri bila
keluarga memiliki fasilitas tempat buang air besar dan hanya
digunakan oleh keluarga responden saja.
b) Bersama
Ada dan digunakan bersama Anggota Keluarga dari Keluarga
tertentu bila keluarga memiliki fasilitas tempat buang air besar
dan digunakan oleh keluarga responden bersama dengan
anggota keluarga dari beberapa keluarga tertentu.
c) Umum
Apabila keluarga responden menggunakan MCK (Mandi,
Cuci, Kakus) yang merupakan salah satu sarana fasilitas
umum yang digunakan oleh siapapun untuk keperluan mandi,
mencuci, dan buang air di lokasi permukiman tertentu yang
dinilai berpenduduk cukup padat dan tingkat kemampuan
ekonomi rendah. Contoh: MCK di terminal, MCK di stasiun
pengisian bahan bakar umum (SPBU), MCK di tempat
ibadah, dsb.
d) Tidak Ada
Apabila keluarga responden tidak mempunyai fasilitas tempat
buang air besar.
d. Pengeluaran Perbulan
Kemudian pada pilihan opsi ini ada beberapa pilihan yang
harus dipilih salah satu oleh operator dan sesuai dengan pengeluaran
perbulan
28

Gambar 13. Detail Pengeluaran


1) Pendapatan Pengeluaran
Pendapatan dan pengeluaran dihitung berdasarkan pengeluaran
keluarga dibagi jumlah anggota keluarga berdasarkan Kartu
Keluarga. Pengeluaran antara lain meliputi kebutuhan makan,
minum, merokok, kebutuhan sekolah, kesehatan, listrik, BBM
dan/atau angsuran yang dihitung dalam satu bulan terakhir. Yang
termasuk pengeluaran juga sayur mayur yang diperoleh dari
sekitar rumah, lauk pauk dari sekitar rumah yang dinominalkan
menjadi nilai uang sesuai harga umum.
Contoh menghitung pengeluaran
a) Anggota keluarga 3 orang
b) Biaya listrik R1/450VA = Rp 45.000,-
c) Sayuran metik sendiri Rp 3.000,- x 30 hari = Rp 90.000,-
d) Uang saku sekolah Rp 10.000,- x 26 hari 2 anak = Rp
512.000,-
e) BBM 1 liter @ Rp 10.000,- per 3 hari x 10 = Rp 300.000,-
f) Beras 72 kg sebulan untuk 4 orang @ Rp 10.000,- = Rp
720.000,-
g) Air bersih untuk satu bulan = Rp 100.000,-
h) Keperluan rumah tangga (Bumbu dapur, sabun cuci, mandi
dll) satu bulan = Rp 450.000,-
i) Angsuran motor Rp 800.000,- perbulan
j) Biaya kesehatan Rp 100.000,-
29

k) Total pengeluaran keluarga pada bulan verifikasi Rp


3.117.000,-
l) Pengeluaran individu perbulan Rp 3.117.000,- dibagi 4 = Rp
779.250,-

Jika semuanya telah dipilih oleh operator maka tahap


selanjutnya yaitu mengupload foto dengan mengklik pilih file

foto yang diupload yaitu tampak rumah depan.


Setelah mengupload foto tahap selanjutnya yaitu memetakkan lokasi
verval sesuai dengan titik google maps.

Gambar 14. Detail Lokasi Verval


Jika sudah memilih titik pemetaan maka tahap selanjutnya

yaitu klik jika telah merasa benar dan sesuai. Jika menurut
operator belum sesuai atau ada kesalahan pemilihan maka dapat
mengeklik setelah merasa benar dan yakin kemudian
mengklik simpan dan data telah diajukan.

Tahap selanjutnya yaitu operator dapat mengklik dan


akan terdownload secara otomatis dalam bentuk word data tersebut
sesuai dengan NO. KK.
30

Gambar 15. Detail DTKS Sesuai NO. KK


Kemudian untuk mendownload data peranggota operator dapat
mencetak pada kolom Data Keluarga.

Setelah data telah sesuai maka operator dapat mengklik cetak


dan secara otomatis data telah terdownload dalam bentuk word.

Gambar 16. Detail DTKS Peranggota


31

Setelah melakukan cetak DTKS maka tahap selanjutnya

operator mengklik ke dashboard awal kemudian data akan


menunjukkan status berkas berapa yang telah diajukan juga telah
terverifikasi.

Gambar 17. Detail Daftar DTKS yang Telah Diajukan dan


Diverifikasi
6. Tambah Usulan

jika hasil musdes/muskel menyatakan masih terdapat keluarga


miskin ekstrem yang belum tercantum pada aplikasi Sidaksos dan
disebutkan BNBA nya maka selanjutnya operator mengklik tanda

pada dashboard, selanjutnya silakan input NIK pada


kotak yang tersedia seperti gambar berikut ini

Gambar 18. Form usulan KK Baru


32

kemudian klik “cari” maka akan muncul identitas seperti berikut ini

Gambar 19. Form usulan KK Baru yang telah terisi


selanjutnya silahkan melengkapi identitas yang kosong, selanjutnya klik
“simpan” jika sudah berhasil maka langkah selanjutnya mengulang
kegiatan seperti nomor 3 yakni mengklik “detail” DTKS
ALUR VERIFIKASI DAN VALIDASI Data P3KE DESIL 1

MUSDEL/MUSKEL KUNJUNGAN
Data P3KE DESIL 1
(BA,DH,SURAT) RUMAH

MUSDEL/MUSKEL SUPERVISOR ENTRY DI


(BA,DH,SURAT) KECAMATAN SIDAKSOS

LAPORAN DINSOS
33

7. Penjelasan Alur Verval


a. Data P3KE Desil 1
User Operator Desa/Kelurahan memastikan pada aplikasi Sidaksos
telah tersedia Data P3KE Desil 1.
b. Musyawarah Desa/Kelurahan
Pemerintah Desa/Kelurahan melaksanakan Musdel/Muskel dengan
agenda:
1) Pemaparan Data P3KE Desil 1 oleh Operator Desa.
2) Pembahasan Data P3KE Desil 1 oleh peserta Musdel/Muskel.
3) Pengusulan keluarga kemiskinan ekstrem.
4) Menyusun jadwal kunjungan rumah sesuai Data P3KE Desil 1.
5) Menyetujui hasil pemaparan, pembahasan, pengusulan dan
jadwal kunjungan rumah sesuai Data P3KE Desil 1.
Hasil Musdel/Muskel yakni daftar hadir, Berita Acara, Dokumentasi.
c. Kunjungan Rumah
Operator Desa melaksanakan kunjungan rumah Data P3KE Desil 1
dan usulan berdasarkan hasil Musdel/Muskel.
d. Entry di Sidaksos
Setiap berhasil melaksanakan kunjungan rumah, Operator Desa
melakukan entry pada aplikasi Sidaksos sesuai juklak.
e. Supervisor Kecamatan
Setiap Data P3KE Desil 1 berhasil diverval, Supervisor Kecamatan
berwenang menyetujui dan juga menolak dengan memberikan
alasannya.
f. Musyawarah Desa/Kelurahan
Pemerintah Desa/Kelurahan melaksanakan Musdel/Muskel dengan
agenda:
1) Pemaparan Data P3KE Desil 1 dan data usulan keluarga
kemiskinan ekstrem oleh Supervisor Kecamatan .
2) Pembahasan Data P3KE Desil 1 dan data usulan keluarga
kemiskinan ekstrem oleh peserta Musdel/Muskel.
3) Pengusulan keluarga kemiskinan ekstrem.
4) Menyusun jadwal kunjungan rumah sesuai Data P3KE Desil 1.
34

5) Menyetujui hasil pemaparan, pembahasan, pengusulan dan


jadwal kunjungan rumah sesuai Data P3KE Desil 1.
Hasil Musdel/Muskel yakni daftar hadir, Berita Acara, Dokumentasi.
g. Laporan Dinas Sosial
Kegiatan verval yang terakhir yakni melaporkan Hasil verval kepada
Dinas Sosial Kabupaten Blitar berupa Surat laporan telah verval,
Berita Acara Musdes/Muskel dan Daftar Hadir.
8. Keluar dari website
Untuk keluar dari sistem maka kursor diarahkan untuk melakukan
klik di tombol icon dipojok kanan atas kemudian klik Tombol “Log Out” .

Gambar 20. Log Out


35

BAB IV
PENUTUP
Petunjuk Pelaksanaan Verivali Data P3KE DESIL 1 disusun untuk dijadikan
pedoman bagi operator desa/kelurahan dan petugas yang melaksanakan
pengelolaan Data P3KE DESIL 1 tingkat desa/kelurahan serta umumnya bagi para
pembaca yang budiman.
Saran dan masukan yang membangun senantiasa kami harapkan untuk
sempurnanya Juklak ini pada periode mendatang.

Anda mungkin juga menyukai