Anda di halaman 1dari 3

SUB BIDANG DATA DAN INFORMASI

A. Tugas dan fungsi bidang data dan informasi


Sub bidang data dan informasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan
kebijakan, pembinaan, koordinasi, serta pemantauan dan evaluasi terhadap penyelenggaraan
dibidang data dan informasi.
Adapun uraian tugas Sub bidang Data dan Informasi meliputi :
1. Menyiapkan bahan/instrumen pelaksanaan pengumpulan data dan informasi pada
bidang yang sesuai dengan sasarannya;
2. Mengumpulkan data dan informasi dari unit kerja dan sumber lain;
3. Menginput data dan informasi sesuai dengan format pengolahan data;
4. Mengolah data dan informasi sesuai dengan klasifikasinya sebagai bahan analisis;
5. Merekapitulisasi data dan informasi sesuai dengan jenis data sebagai bahan informasi;
6. Memverifikasi dan mengorfirmasi data dan informasi untuk kevalidan data;
7. Menyajikan data dan informasi sesuai dengan ketentuan dan perintah atasan;
8. Menyimpan data dan inforrmasi sesuai dengan prosedur agar mudah
digunakan/ditemukan;
9. Melayani permintaan data sesuai dengan ketentuan;
10. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan sebahan bahan
pertanggungjawaban; dan
11. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang yang diberikan oleh atasan.
Tanggung Jawab Pengolah Data Dan Informasi, antara lain :
 Keakuratan data dan informasi;
 Kelengkapan data dan informasi ;
 Kecepatan dan ketepatan data dan informasi; dan
 Keamanan data dan informasi.
Wewenang pengolah Data dan Informasi, antara lain :
 Meminta kelengkapan data kepada pihak terkait sesuai penugasan atasan;
 Menolak permintaan data yang tidak sesuai dengan prosedur; dan
 Memberikan masukkan kepada pimpinan.
Adapun Fungsi Sub bidang data dan informasi meliputi :
Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Bidang Pengendalian, Data dan Informasi
menyelenggarakan fungsi, diantaranya :
a. Penyusunan rencana dan program kerja lingkup pengendalian, data dan informasi;
b. Penyiapan bahan perumusan lingkup pengendalian, data dan informasi;
c. Pelaksanaan kebijakan lingkup pengendalian, data dan informasi
d. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan lingkup pengendalian, data dan informasi;
e. Pelaksanaan administrasi lingkup pengendalian, data dan informasi; dan
f. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan terkait dengan tugas dan fungsinya.
B. Pengelolaan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS)
Berdasarkan Peraturan Menteri Sosial Nomor 5 tahun 2019 sebagaimana telah diubah
sebagian dalam Peraturan Menteri Sosial Nomor 11 tahun 2019 dijelaskan bahwa perubahan
Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) itu menjadi kewenangan Desa atau Kelurahan
dimana mekanismenya dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Pendaftaran (mendaftar atau didaftar) bagi keluarga miskin yang belum terdaftar
dalam DTKS oleh masyarakat dan/atau Kades/Lurah atau dengan sebutan lainnya.
2. Data tersebut dibahas dalam:
a. Musyawarah Desa atau sebutan lainnya yang melibatkan seluruh lembaga dan badan yang
ada di desa atau sebutan lainnya.
b. Musyawarah Kelurahan yang melibatkan LPMK dan kelembagaan lainnya di Kelurahan.
3. Hasil musyawarah dituangkan dalam Berita Acara dengan lampiran prelist data awal
perubahan DTKS’
4. Dalam rangka memverifikasi dan memvalidasi data, maka diperlukan kunjungan
rumah, pengawasan lapangan, dan pemeriksaan data oleh Pemerintah Desa/Kelurahan
dalam hal ini tupoksinya Kasi Kesejahteraan yang diawasi dan diperiksan
pendamping sosial sebagai kepanjangan tangan Dinas Sosial Kabupaten/Kota.
5. Hasil Verifikasi dan Validasi dituangkan dalan Prelist Akhir DTKS perubahan
Desa/Kelurahan.
6. Kepala Desa atau Lurah untuk menyampaikan Prelist Akhir DTKS Perubahan kepada
Bupati Kepala Dinas Sosial melalui Camat.
7. Kasi Kesejahteraan Desa/Kelurahan memasukkan jadwal akhir DTKS Perubahan ke
dalam Dashboard DTKS, yaitu pada aplikasi SIKS-NG, sebuah aplikasi berbasis
android.
8. Untuk selanjutnya masyarakat dapat mengecek data dirinya dengan cara mengetik
nama dan NIK nya pada aplikasi SIKS-NG yang sudah diinstal dalam HP androidnya.
Dengan uraian tersebut di atas, maka disampaikan beberapa hal sebagai berikut:
1. Bahwa DTKS itu harus dapat diakses secara online.
2. Bahwa perubahan DTKS itu menjadi kewenangan Desa/Kelurahan yang diputuskan
dalam Musyawarah Desa dan/atau Musyawarah Kelurahan.
3. Bahwa fakta di lapangan, masih teramat banya Pemerintah kabupaten/Kota yang
belum melaksanakan mekanisme uptade DTKS sebagaiama Peremensos tersebut di
atas.
4. Bahwa akibat dari lambannya Dinas Sosial Kabupaten/Kota tersebut menjadi biang
karut marutnya pelaksanaan program bantuan sosial masyarakat.
5. Bahwa fakta lain di lapangan, terdapat Dinas Sosial yang mengentri sendiri DTKS
yang seolah-olah utu hasil entri dari operator yang ada di desa/kelurahan.
6. Bahwa fakta yang ada di lapangan, data kesejahteraan sosial yang digunakan dalam
melaksanakan program bantuan sosial terdapat 3 (tiga) versi data, yaitu versi DTKS,
versi PSKS, dan versi PKH.
7. Bahwa benang kusut dan karut marut data kesejahteraan sosial ini harus segera di
selesaikan, yaitu kembali kepada Peraturan Menteri Sosial Nomor 5 tahun 2019
sebagaimana telah diubah sebagian dalam Peraturan Menteri Sosial Nomor 11 tahun
2019.

DAFTAR PUSTAKA
Kemensos, A. (2021). Menteri Sosial Perkenalkan “New DTKS.” Dtks.Kemensos.Go.Id.
https://dtks.kemensos.go.id/kementerian-sosial-perkenalkan-new-dtks
Setiawan, K. (2021). Gandeng Perguruan Tinggi, Kemensos Susun Paramater Pemutakhiran
DTKS. Kemensos.Go.Id. https://kemensos.go.id/gandengperguruan-tinggi-kemensos-susun-
paramater-pemutakhiran-dtks

Anda mungkin juga menyukai