Anda di halaman 1dari 6

PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 97 TAHUN 2018

PEMBATASAN TIMBULAN SAMPAH PLASTIK SEKALI PAKAI

 PERTIMBANGAN
Bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 12 ayat 3 dan 13 ayat 2 Peraturan Daerah
Provinsi Bali No.5 Tahun 2011 tentang pengelolaan sampah, perlu menetapkan Peraturan
Gubernur tentang Pembatasan Timbulan Sampah Plastik Sekali Pakai

 KETENTUAN UMUM
1. Plastik Sekali Pakai, yang selanjutnya disingkat PSP, adalah segala bentuk alat / bahan
yang terbuat dari atau mengandung bahan dasar plastik, lateks sintetis atau polyethylene,
thermoplastic synthetic polymeric dan diperuntukan untuk penggunaan sekali pakai.
2. Kantong plastik adalah kantong yang terbuat dari atau mengandung bahan dasar plastic,
dengan atau tanpa pegangan tangan, yang digunakan sebagai wadah untuk mengangkat
atau mengangkut barang
3. Polysterina (Styrofoam) adalah polimer turunan hidrokarbon yang terbuat dari monomer
stirena, bersifat termoplastik padat dan tergolong senyawa aeromatic serta digunakan
untuk tujuan wadah makanan / minuman, pengembangan barang maupun dekorasi
4. Sedotan plastik adalah sedotan plastic lepasan baik yang disediakan secara eceran
maupun grosiran serta tidak melekat sebagai satu kesatuan dengan kemasan minuman
5. Timbulan Sampah adalah volume sampah atau berat sampah yang dihasilakn dari jenis
sumber sampah di wilayah tertentu persatuan waktu
6. Pembatasan Timbulan Sampah Plastik Sekali Pakai yang selanjutnya disebut
Pembatasan Timbulan Sampah PSP adalah cara untuk meminimalisasi volume atau
berat, distribusi dan penggunaan PSP
7. Produsen PSP yang selanjutnya disebut Produsen adalah orang atau badan usaha yang
menghasilkan barang PSP di Provinsi Bali
8. Distributor PSP yang selanjutnya disebut distributor adalah orang atau badan usaha yang
mendistribusikan PSP di Provinsi Bali
9. Pemasok PSP yang selanjutnya disebut Pemasok adalah orang atau badan usaha yang
memasok PSP di Provinsi Bali
10. Pelaku Usaha adalah orang atau badan usaha yang berbentuk badan hokum atau bukan
badan hukm yang didirikan dan berkedudukan di Provinsi Bali yang melakukan kegiatan
di bidang industri dan / atau perdagangan
11. Penyedia PSP adalah setiap orang perseorangan Warga Negara Indonesia atau badan
usaha yang berbentuk badan hokum atau bukan badan hokum yang didirikan dan
berkedudukan di Provinsi Bali yang melakukan kegiatan usaha di bidang industry dan /
atau perdagangan yang menyediakan PSP
12. Produk pengganti PSP adalah produk yang menggunakan bahan ramah lingkungan dan /
atau tidak sekali pakai

 PEDOMAN PEMBATASAN TIMBULAN SAMPAH PSP


1. Menjaga kesucian, keharmonisan, keselarasan dan keseimbangan lingkungan hidup
2. Menjamin pemenuhan dan perlindungan ha katas lingkungan hidup yang baik dan sehat
bagi masyarakat akibat dampak buruk dari penggunaan PSP
3. Mencegah pencemaran dan / atau kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh
penggunaan PSP
4. Menjamin dan menjaga kelangsungan kehidupan mahluk hidup dan kelestarian
ekosistem
5. Menjamin keselamatan, kesehatan dan kehidupan masyarakat dari ancaman pencemaran
dan / atau kerusakan lingkungan hidup, yang disebabkan oleh penggunaan PSP
6. Menjamin generasi masa depan untuk tidak tergantung pada penggunaan PSP, untuk
mencapai kualitas hidup yang baik ; dan
7. Membangun partisipasi masyarakat untuk berperan serta dalam perlindungan lingkungan
hidup

 RUANG LINGKUP
1. Jenis dan pembatasan PSP;
2. Penggunaan Produk Pengganti PSP
3. Rencana aksi daerah Pembatasan Timbulan Sampah PSP;
4. Peran serta masyarakat;
5. Kerjasama;
6. Pembinaan dan pengawasan;
7. Penghargaan;
8. Pendanaan; dan
9. Sanksi administrative

 JENIS PSP
1. Kantong plastic
2. Polysterina (Styrofoam) ; dan
3. Sedotan plastik

 PEMBATASAN PSP
1. Volume atau berat ;
2. Distribusi ; dan
3. Penggunaan

 PENGGUNAAN PRODUK PENGGANTI PLASTIK SEKALI PAKAI


1. Setiap orang dan pelaku usaha dilarang menggunakan PSP
2. Lembaga Keagamaan melaksanakan pembinaan agar umatnya tidak menggunakan PSP
dalam kegiatan keagamaan
3. Perangkat Daerah, unit pelaksana teknis daerah, instansi pemerintah lainnya, badan
usaha milik daerah, badan layanan umum daerah, lembaga swasta, lembaga keagamaan,
lembaga sosial sosial, Desa Adat / Desa Pakraman, masyarakat dan perorangan dilarang
menggunakan PSP dalam setiap kegiatan sehari-hari atau kegiatan sosial
4. Perangkat Daerah, unit pelaksana teknis daerah, instansi pemerintah lainnya, badan
usaha milik daerah, badan layanan umum daerah, lembaga swasta, lembaga keagamaan,
lembaga sosial sosial, Desa Adat / Desa Pakraman, masyarakat sebagaimana maksud
diatas wajib menggunakan Produk Pengganti PSP

 RENCANA AKSI DAERAH PEMBATASAN TIMBULAN SAMPAH PLASTIK SEKALI


PAKAI
Rencana Aksi Daerah Pembatasan Timbulan Sampah PSP terdiri dari :
1. Identifikasi dan pendataan produk PSP
2. Penentuan data dasar (baseline), penggunaan produk PSP
3. Penyusunan rencana kegiatan dan target tahunan pengurangan Timbulan Sampah PSP
4. Kampanye
5. Dialog Publik
6. Edukasi dan kegiatan ilmiah
7. Pendampingan dan pemberdayaan Desa Adat / Desa Pakraman
8. Kegiatan pelarangan penggunaan PSP
9. Mendorong Pelaku Usaha untuk melakukan Pembatasan Timbulan Sampah PSP
10. Mendorong dan mendukung masyarakat untuk melakukan Pembatasan Timbulan
Sampah PSP secara mandiri
11. Mendorong penggunaan alternatif pengganti yang berbahan ramah lingkungan
12. Memfasilitasi penerapan teknologi tepat guna dan hasil guna dengan menggunakan
bahan yang lebih ramah lingkungan
13. Melakukan pengawasan pelaksanaan pembatasan Timbulan Sampah PSP
14. Memberikan pembinaan kepada Pelaku Usaha dalam hal Pembatasan Timbulan Sampah
PSP, dan
15. Penegakan hukum

 PERAN SERTA MASYARAKAT


1. Masyarakat berperan aktif dalam Pembatasan Timbulan Sampah PSP
2. Peran aktif masyarakat tidak menggunakan PSP dalam kegiatan sehari-hari dan aktif
melakukan pencegahan penggunaan PSP
- Mayarakat berhak :
1. Mendapat Informasi yang benar dan akurat mengenai bahan / alat pengganti yang
ramah lingkungan, dan
2. Menolak penggunaan PSP dari Penyedia PSP

 PERAN SERTA PEMERINTAH


1. Tidak menggunakan PSP dalam setiap kegiatan adat, keagamaan dan kegiatan lainnya di
lingkungan Desa Adat / Desa Pakraman
2. Mengintegrasikan dalam awig-awig atau membuat perarem yang mengatur pelarangan
penggunaan PSP dan
3. Melakukan kampanye, loma dan kegiatan lainnya

 KERJASAMA
1. Kerjasama dalam Rangka Pembatasan Timbulan Sampah PSP, Pemerintah Provinsi Bali
dapat dilakukan dengan :
- Daerah Lain
- Kabupaten / Kota ; dan
- Pihak ketiga

 PEMBINAAN DAN PENGAWASAN


1. Gubernur melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan Pembatasan
Timbulan Sampah PSP
2. Pembinaan dan pengawasan dapat dilakukan melalui : edukasi, sosialisasi, konsultasi,
bantuan teknis, pelatihan / pendampingan dalam penggunaan non plastic oelh produsen,
distributor, penyedia, maupun pengguna dan masyarakat pada umumnya dan penegak
hokum
3. Pembinaan dan Pengawasan yang dimaksud dimaksud dilaksanakan oleh tim
4. Tim terdiri dari : Instansi vertical, Perangkat Daerah, Akademisi, Lembaga swadaya
masyarakat, pengusaha, tokoh keagamaan, dan tokoh masyarakat
5. Tim sebagaiman dimaksud ditetapkan dengan Keputusan Gubernur
6. Tim melaporkan hasil pelaksanaan pembinaan dan pengawasan kepada Gubernur paling
sedik 6 bulan melalui Perangkat Daerah
7. Gubernur membentuk tim monitoring dan evaluasi pelaksanaan pembatasan timbulan
sampah PSP
8. Gubernur melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan Pembatasan Timbulan
Sampah PSP di Kabupaten / Kota

 PENGHARGAAN
1. Perangkat Daerah, Uni Pelaksana Teknis Daerah, Instansi Pemerintah lainnya, BUMD,
Badan layanan umum daerah, Lembaga swasta, Lembaga Keagamaan, Lembaga Sosial,
Desa Adat / Desa Pakraman, masyarakat dan perorangan yang taat melaksanakan
ketentuan dalam peraturan Gubernur ini dapat diberikan penghargaan oleh Pemerintah
Daerah
2. Penghargaan sebagaiman dimaksud berupa : piagam penghargaan, bantuan dana
pengelolaan sampah; bantuan modal usaha ; bantuan sarana dan prasarana yang
mendukung pelaksanaan program, dan bantuan dana insentif Desa Adat / Desa Pakraman

 PENDANAAN
1. Anggaran Pendapatan dan Belajar Daerah; dan
2. Sumbangan lain yang sah dan tidak mengikat

 SANKSI ADMINISTRATIF
1. Pemerintah Daerah, unit pelaksana teknis daerah, instansi pemerintah lainnya, bdan
usaha milik daerah, badan layanan umum daerah, lembaga swasta, lembaga keagamaan,
lembaga sosial, Desa Adat / Desa Pakraman, masyarakat yang melanggar ketentuan
sebagaimana dimaskud dikenakan sanksi administrative
2. Setiap orang, produsen, distributor, pemasok, pelaku usaha dan penyedia PSP yang
melanggar ketentuan sebagaimana dimakusd dikenakan sanksi adminstratif
3. Jenis dan tata cara pengenaan sanksi administratif sebagaimana dimaksud sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan

Anda mungkin juga menyukai