Disampaikan pada: Sosialisasi Pengelolaan Bank Sampah Desa Tanggamus, Oktober 2023 Apa itu sampah??? Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat.
Mengapa sampah harus dikelola ???
• Untuk menjamin agar sampah tidak menimbulkan penyakit dan menimbulkan permasalahan kesehatan pada masyarakat . • Untuk menjamin keamanan lingkungan sehingga tidak terjadi penurunan kualitasnya akibat pencemaran air dan udara yang ditimbulkan oleh kegiatan membuang sampah ke sembarang tempat ataupun kegiatan pembakaran sampah yang tidak ramah lingkungan. • Untuk menjadikan sampah sebagai sumber daya, seperti sumber energi atau bahan baku bagi berbagai industri daur ulang sampah plastik atapun logam. Bagaimana cara efektif untuk mengelola sampah desa?
Salah satu alternatifnya adalah Pemanfaatan
Instrumen Penilaian Adipura sebagaimana yang tercantum dalam : PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.76/MENLHK/SETJEN/KUM.1/10/2019 TENTANG ADIPURA Mengapa mengadopsi ADIPURA ? a. Pe n g g u n a a n i n d i ka to r Ad i p u ra d a p a t mewujudkan desa yang memiliki kualitas lingkungan hidup yang bersih, teduh dan berkelanjutan. b. Penggunaan indkator Adipura akan mengarahkan desa untuk menyusun strategi dan kebijakan pengelolaan sampah dan menetapkan ruang terbuka hijau, kemudian mengimplementasikannnya. c. Penggunaan indikator Adipura akan dapat menciptakan kampung organik dan kampung iklim di wilayah perdesaan. Beberapa Pengertian Penting terkait ADIPURA ?
1. Adipura adalah instrumen pengawasan kinerja pemerintah
daerah kabupaten/kota dalam menyelenggarakan pengelolaan sampah dan ruang terbuka hijau dalam mewujudkan kualitas lingkungan hidup yang bersih, teduh, dan berkelanjutan. 2. Pengelolaan Sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah. 3. Ruang Terbuka Hijau adalah ruang terbuka hijau publik yang dimiliki dan dikelola oleh pemerintah daerah kabupaten/kota yang digunakan untuk kepentingan masyarakat secara umum. 4. Program Kampung Iklim (ProKlim) adalah program berlingkup nasional yang dikelola oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam rangka meningkatkan keterlibatan masyarakat dan pemangku kepentingan lain untuk melakukan penguatan kapasitas adaptasi terhadap dampak perubahan iklim dan penurunan emisi GRK serta memberikan pengakuan terhadap upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim yang telah dilakukan yang dapat meningkatkan kesejahteraan di tingkat lokal sesuai dengan kondisi wilayah. 5. Pelaksanaan Proklim mengacu pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 84 tahun 2016 tentang Program Kampung Iklim, dimana di dalamnya terkandung komponen utama, syarat pengusulan, penilaian dan kategori Proklim. Dalam pertauran menteri tersebut juga disinggung bahwa ProKlim dapat dikembangkan dan dilaksanakan pada wilayah administratif paling rendah setingkat RW atau dusun dan paling tinggi setingkat kelurahan atau desa. Strategi Pengelolaan Sampah Strategi peningkatan • Meningkatkan upaya-upaya pembatasan timbulan penanganan sampah sampah. rumah tangga dan • Meningkatkan kegiatan pemanfaatan kembali sampah. sampah sejenis • Meningkatkan aktivitas pendauran ulang sampah. sampah rumah tangga
Strategi peningkatan • Meningkatkan kegiatan pemilahan sampah
pengurangan • Meningkatkan kegiatan pengumpulan sampah sampah rumah • Meningkatkan layanan angkutan sampah tangga dan sampah • Meningkatkan usaha pengolahan sampah sejenis sampah • Meningkatkan kualitas pemrosesan akhir sampah rumah tangga LIMA KATEGORI KOTAK PEMILAHAN SAMPAH Kotak sampah organik berwarna hijau. Kotak tersebut untuk pewadahan sampah yang berasal dari sisa mahkluk hidup yang mudah terurai secara alami tanpa proses campur tangan manusia seperti sisa makanan, kulit buah dan rempesan sayuran. Sampah organik harapannya dapat dikelola untuk pakan ternak, pakan bagi budidaya magot, dikomposting atau untuk kulit buah dan sisa sayuran dapat diolah menjadi eco enzym. Kotak sampah anorganik berwarna kuning. Kotak sampah tersebut untuk pewadahan sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan non organik yang sulit diurai. Contoh sampah anorganik seperti plastik, botol, kaleng minuman, kresek, ban bekas, besi, kaca, kabel, sisa barang elektronik, bohlam lampu, kardus dan kertas. Kotak sampah bahan berbahaya dan beracun (B3) berwarna merah. Contoh sampah B3 seperti bekas pengharum ruangan, bekas diterjen, pembasmi serangga, lem perekat, hair spray, pecahan kaca, bohlam lampu dan batu baterai. Kotak sampah daur ulang berwarna biru. Kontak sampah tersebut untuk pewadahan sampah yang dapat didaur ulang seperti kemasan botol plastik, sisa kaleng minuman, kertas, kardus, besi dan logam lainnya yang bernilai jual. Kotak sampah residu berwarna hitam. Contoh sampah residu seperti popok bekas, pembalut bekas, tisu bekas, plastik sachet, plastik laminasi (produk refill), selotip, styrofoam, kemasan mie instan atau contoh dari bahan organik seperti kulit duren dan nangka. Sampah residu dapat digunakan sebagai bahan berbagai kreasi seni dengan sasaran meningkatkan daya inovasi atau kreativitas masyarakat khususnya anak usia sekolah. Artinya jika dikelola dengan profesional di samping desa menjadi bersih juga dapat menghasilkan uang. Beberapa hal yang dituntut dalam penerapan Adipura : - Menjaga kebersihan seluruh kawasan dan fasilitas publik di desa yang terdiri dari : 1. Perumahan / Pemukiman; 2. Jalan; 3. Pasar; 4. Pertokoan; 5. Perkantoran; 6. Sekolah; 7. Terminal dan pusat layanan tranportasi sejenisnya; 8. Rumah Sakit/Puskesmas;;11. Kawasan Wisata; Taman Desa. - Aspek yang jadi fokus perhatian pada kawasan dan fasilitas publik adalah kecukupan jumlah kotak sampah hingga 5 jenis pemilahan; adanya aktifitas pemilahan sampah; kebersihan ruang dan halaman yang ditandai dengan tidak adanya sampah yang berserak dan menumpuk; drainase bebas dari gulma dan sampah; adanya aktifitas pengolahan sampah berupa kegiatan 3R (reduce, reuse, recycle) dengan focus pada pengolahan sampah organic; adanya pemanfaatan sampah organic bagi Kampung Organik/Proklim; bekerja sama dengan Bank Sampah dan tersedianya RTH berupa pepohonan yang memiliki fungsi pagar dan peneduh. - Menjamin kebersihan toilet dan ketersediaan air bersih pada fasilitas publik. - Menjamin adanya Taman Desa dengan 81% Area Taman merupakan area resapan air. - Terdapat Stasiun Peralihan Antara (SPA) Desa yang juga merupakan pusat daur ulang sampah yang dikelola dengan prinsip prinsip Bank Sampah. - Menjaga kebersihan tepian dan badan air pada Perairan Terbuka dengan disertai pemasangan papan larangan membuang sampah sembarangan. - Menjamin adanya keberadaan Hutan Desa dengan kerapatan tinggi dan lebih dari 10 jenis pohon. - Mendorong tumbuh kembang mandiri dan lestari bagi keberadaan Bank Sampah, Fasilitas Pengelolaan Sampah yang dikelola oleh Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM), Fasilitas Pengelolaan Sampah yang dikelola oleh Pemerintah Daerah (Pemda). Karateristik Pengolahan Sampah Organik yang Sangat Baik berdasarkan Prinsip Penilaian Adipura :
- Ada bangunan khusus pengolahan sampah, dilengkapi
dengan tempat penyimpanan hasil/produk, dan memiliki fasilitas pengolahan sampah yang memadai dan beroperasi dengan baik, serta perangkat pendukung waste to energy (pemanfaatan gas metan sampah). - Ada proses pengolahan sampah secara kontinu dilengkapi dengan pencatatan, ada produk yang dihasilkan dan dimanfaatkan, serta pemanfaatan waste to energy. - Total kapasitas komposter atau rumah kompos di lokasi > 30 kg/ hari, khusus pasar lebih dari 100kg/hari. - Jumlah sampah yang diolah > 70 % dari kapasitas. - Adanya pemanfaatan hasil olahan sampah organik untuk Kampung Organik. Karateristik Bank Sampah Unit yang Sangat Baik berdasarkan Prinsip Penilaian Adipura :
- Ada dan aktif dalam artian terus menerus beroperasi dan
tidak pernah berkegiatan tidak maksimal selama tiga bulan. - Menggunakan sistem pencatatan dengan komputer dan rutin. - Ada pengurus tetap dan struktur organisasi yang ditetapkan oleh pejabat berwenang setempat. Struktur organisasi terdiri dari direktur, sekretaris, bendahara, serta divisi-divisi yang menjalankan fungsi pemberdayaan dan pengambilan/ pengumpulan sampah, operasional, dan produksi. - Menerbitkan buku tabungan. - Jumlah nasabah lebih dari 100 orang. - Mempunyai bangunan khusus yang permanen, memiliki tempat penyimpanan yang tertutup dan terpilah sesuai jenis sampah, dan memiliki timbangan yang berfungsi. Karateristik Bank Sampah Induk yang Sangat Baik berdasarkan Prinsip Penilaian Adipura :
- Ada dan melakukan fungsi pembinaan kepada Bank Sampah Unit di
wilayah kerjanya. - Menggunakan sistem pencatatan dengan computer secara rutin dan/atau menggunakan aplikasi. - Ada pengurus tetap dan struktur organisasi yang ditetapkan oleh pejabat berwenang setempat. Struktur organisasi terdiri dari direktur, sekretaris, bendahara, dan divisi terkait lainnya. - Memiliki SOP yang di tetapkan pengurus dan dijalankan. - Menerbitkan buku tabung serta kartu ATM. - Jumlah nasabah mencakup >90% bank sampah unit dan/atau masyarakat di wilayah kerjanya. - Mempunyai bangunan khusus yang permanen, memiliki tempat penyimpanan yang tertutup dan terpilah sesuai jenis sampah dan mencukupi, dan memiliki timbangan yang berfungsi, serta memiliki peralatan dan aktivitas Kunci Pokok Keberhasilan Penerapan Prinsip Penilaian Adipura di Desa :
1. Hal terpokok adalah ADANYA KOMITMEN KEPALA DAERAH beserta
jajaran untuk mewujudkan Kota Sehat Adipura berupa : • Penyiapan regulasi yang dapat mendukung kegiatan Adipura di Desa seperti Penerbitan Peraturan Desa tentang Penerapan Prinsip Adipura di Desa, Surat Edaran dan lain-lain. • Penyiapan anggaran yang cukup untuk mendukung penerapan prinsip penilaian Adipura. 2. Koordinasi seluruh pihak (aktor dan sektor) seperti pengelola pasar, perkantoran, rumah sakit, sekolah-sekolah, dan pengelola ruang public komit untuk menerapkan prinsip penilaian Adipura. 3. Sosialisasi dan edukasi dalam rangka membumikan prinsip penilaian Adipura. 4. Peningkatan peran masyarakat dalam kegiatan Adipura seperti adanya kegiatan gotong royong setiap jumat. TERIMA KASIH