Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH TUGAS PJOK

SAEPUL BAHRI – XI TKR 3


Pengertian,Sejarah,Peraturan Permainan
Bola Voli Lengkap
 Pengertian Permainan Bola Voli

Permainan Bola Voli adalah salah satu cabang olahraga yang cara bermainnya
dengan mem-volley bola di atas net, dengan maksud dan tujuannya dapat
menjatuhkan bola ke dalam petak lapangan lawan dan untuk mencari kemenangan
dalam bermain.

Lalu, apa yang dimaksud mem-volley? Mem-volley adalah memukul bola sebelum
bola jatuh mengenai lapangan, gerakan mem-volley dan memantulkan bola ke atas
dapat dilakukan dengan seluruh tubuh dengan syarat sentuhan atau pantulannya
harus sempurna.

Permainan Bola Voli adalah cabang olahraga yang dimainkan oleh 2 (dua) regu,
masing-masing regu berjumlah 6 (enam) orang yang bertujuan untuk menjatuhkan
bola ke daerah lawan.
SEJARAH PERMAINAN BOLA VOLI
 Pada awalnya permainan Bola Voli diberi nama Mintonette. Olahraga Mintonette
ditemukan oleh William G. Morgan pada tanggal 9 Februari 1895 di Holyoke, Amerika
Serikat. Ia adalah seorang instruktur/pembina pendidikan jasmani (Director of Phsycal
Education) di Young Men Christain Association (YMCA).

William G. Morgan dilahirkan pada tahun 1870 di Lockport, New York dan meninggal
dunia pada tahun 1942. Organisasi YMCA didirikan pada tanggal 6 Juni 1884 di London,
Inggris Oleh George William. Setelah bertemu dengan James Naismith (merupakan
seorang pencipta olahraga Bola Basket yang lahir pada tanggal 6 November 1861, dan
meninggal dunia pada tanggal 28 November 1939).

Perubahan nama Mintonette menjadi Volley Ball (Bola Voli) terjadi pada tahun 1896
pada demonstrasi pertamanya di International YMCA Training School.

Berkat perkembangan permainan Bola Voli yang cukup pesat maka YMCA mulai
mengadakan kejuaraan Bola Voli secara nasional, lalu permainan Bola Voli menyebar
keseluruh penjuru dunia. Pada tahun 1974, pertama kali permainan Bola Voli
mengadakan sebuah pertandingan di Polandia dengan peserta yang lumayan banyak.

Kemudian, pada tahun 1984 didirikan sebuah Federasi Bola Voli Internasional atau
International Voli Ball Federation (IVBF) yang pada saat itu beranggotakan 15 negara
dan berkedudukan di Paris, Perancis. Organisasi ini menjadi induk dari permainan
Bola Voli internasional.
PERATURAN PERMAINAN BOLA VOLI
 Perhitungan angka

 Jika pihak lawan bisa memasukkan bola ke dalam daerah lapangan kita maka
kita kehilangan bola dan musuh mendapatkan poin/nilai
 Servis yang kita lakukan harus melewati net dan masuk menuju daerah
musuh. Jika tidak, maka musuh akan mendapatkan poin/nilai.

 Sistem Pertandingan
 Sistem pertandingan menggunakan sistem setengah kompetisi yang terdiri dari 8
(delapan) tim dan akan didistribusikan ke dalam 2 (dua) group, masing-masing
group terdiri dari 4 (empat) tim.
 Setiap tim terdiri dari 10 (sepuluh) pemain yang meliputi 6 (enam) pemain inti
yang bermain di lapangan dan 4 (empat) pemain cadangan.
 Pergantian pemain inti dan pemain cadangan tidak dibatasi pada saat
pertandingan berlangsung.
 Jumlah pemain minimum yang boleh bermain adalah 4 (empat) orang.
 Apabila dalam pertandingan tersebut kurang dari 4 (empat) orang, maka tim
tersebut dinyatakan kalah.
 Setiap pertandingan berlangsung 3 babak (Best of Three), kecuali pada babak 2
(kedua) sudah dipastikan siapa pemenangnya maka babak 3 (ketiga) tidak perlu
dilaksanakan.
 Sistem hitungan yang digunakan adalah 25 rally point. Jika poin peserta seri
(imbang 24-24) maka pertandingan akan ditambah 2 (dua) poin. Peserta yang
pertama kali unggul dengan selisih 2 poin akan memenangkan pertandingan
tersebut.
 Kemenangan dalam pertandingan penyisihan mendapat poin/nilai 1. Apabila
ada dua tim atau lebih mendapat poin/nilai yang sama, maka penentuan
juara group dan runner-up akan dilihat dari kualitas angka pada tiap-tiap set
yang dimainkan.
 Setiap tim diwajibkan bertukar sisi lapangan pada saat babak berakhir. Dan
apabila ditentukan babak penentuan (set ke 3) maka tim yang dapat nilai
terendah boleh meminta bertukar lapangan sesaat tim lawan mencapai angka
13.
 Time out dilakukan hanya 1 kali dalam setiap babak dan lamanya hanya 1
menit.
 Di luar dari aturan yang tertera disini, peraturan permainan mengikuti
peraturan internasional.
SENAM KETANGKASAN
SEJARAH
 Menurut asal kata, senam (gymnastics) berasal dari bahasa Yunani, yang artinya: "untuk
menerangkan bermacam-macam gerak yang dilakukan oleh atlet-atlet yang telanjang". Dalam abad
Yunani kuno, senam dilakukan untuk menjaga kesehatan dan membuat pertumbuhan badan yang
harmonis, dan tidak dipertandingkan. Baru pada akhir abad ke-19, peraturan-peraturan dalam
senam mulai ditentukan dan dibuat untuk dipertandingkan. Pada awal Olimpiade modern, senam
dianggap sebagai suatu demonstrasi seni daripada sebagai salah satu cabang olahraga yang teratur.[1]
 Menurut Menke G. Frank dalam Encyclopedia of Sport (Bannes and Company, New York, 1960),
senam terdiri dari gerakan-gerakan yang luas/banyak atau menyeluruh dari latihan-latihan yang
dapat membangun atau membentuk otot-otot tubuh seperti pergelangan tangan,punggung, lengan,
dan sebagainya. Senam atau latihan tersebut termasuk juga unsur-unsur jungkir balik, lompatan,
memanjat dan keseimbangan.
 Definisi senam menurut Drs. Imam Hidayat dalam buku Penuntun Pelajaran Praktik Senam (STO
Bandung, Maret 1970), "Senam ialah latihan tubuh yang diciptakan dengan sengaja, disusun secara
sistematik dan dilakukan secara sadar dengan tujuan membentuk dan mengembangkan pribadi
secara harmonis."
 Olahraga senam terdiri dari bermacam-macam nomor: senam kuno, senam sekolah, senam alat,
senam korektif, senam irama, turnen, dan senam artistik. Senam dari tahun ke tahun mengalami
penyempurnaan dan semakin berkembang. Nomor senam yang dulunya tidak untuk dipertandingkan,
sejak akhir abad ke-19 mulai dipertandingkan, dan dibentuklah wadah senam internasional, dengan
nama Federation International de Gymnastique (FIG), yang mengelola antara lain :
 Senam artistik (artistic gymnastics)
 Senam ritmik (modern rhytmic)
Perkembangan senam artistik di Indonesia
 Senam artistik mulai dikenal di Indonesia pada saat menjelang Pesta Olahraga Negara-
Negara Berkembang I (GANEFO) di Jakarta pada tahun 1963. Di GANEFO I, senam artistik
merupakan salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan, sehingga perlu dibentuk
suatu organisasi untuk menyiapkan para pesenam. Organisasi ini dibentuk pada tanggal 14
Juli 1963 dengan nama PERSANI (Persatuan Senam Indonesia) atas prakarsa tokoh-tokoh
olahraga se-Indonesia yang menangani dan mempunyai keahlian pada cabang olahraga
senam. Promotornya berasal dari tokoh-tokoh dari daerah Jakarta, Jawa Barat, Jawa
Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara. Persani kemudian membina dan menghasilkan atlet-
atlet senam yang dapat ditampilkan dalam Ganefo I dan pertama kalinya pula pesenam-
pesenam Indonesia menghadapi pertandingan internasional. Kegiatan selanjutnya Persani
adalah mengikut sertakan tim senam dalam rangka Konferensi Asia Afrika I dan dalam
Ganefo Asia. Pelatih-pelatih senam dari RRC didatangkan untuk mempersiapkan atlet-atlet
Indonesia, sehingga Indonesia mengalami kemajuan dalam prestasi olahraga senam.
Perkembangan latihan dengan pelatih dari RRC harus berhenti sementara karena
kepulangan pelatih-pelatih dari RRC setelah meletusnya Gerakan 30 September.
 Pada tahun 1967, T.J. Purba dikirim ke Jerman Timur untuk mengikuti sekolah khusus
pelatih senam artistik selama 26 bulan sebagai upaya mengejar ketinggalan Indonesia
dalam cabang olah raga senam. Titik tolak kedua perkembangan olah raga senam di
Indonesia adalah dimasukkannya cabang olahraga senam artistik untuk pertama kalinya
dalam Pekan Olahraga Nasional (PON VII/1969) di Surabaya, dan seterusnya dimasukkan
dalam setiap penyelenggaraan PON.[1]
PERALATAN
 Meja lompat
 Meja lompat adalah alat yang digunakan untuk pertandingan senam artistik. Tidak
seperti cabang perlombaan lainnya, meja lompat dipertandingkan baik untuk kompetisi
putra maupun putri, dengan sedikit perbedaan di antara keduanya. Pesenam akan
melakukan lari cepat di jalur yang disediakan, dengan panjang maksimal 25 meter,
sebelum melompat ke spring board. Dengan memanfaatkan tolakan dari spring board,
pesenam mengarahkan tangannya ke meja lompat. Posisi tubuh dijaga sementara
melakukan tolakan (blok dari meja lompat hanya memanfaatkan pergerakan bahu)
dengan alat meja lompat. Pesenam kemudian melakukan rotasi tubuhnya sendiri
kemudian melakukan pendaratan dengan posisi tubuh tegap di sisi lain dari meja
lompat. Dalam ajang pertandingan senam tingkat dunia, beberapa elemen putar (twist)
dan gerakan akrobatik lainnya boleh dilakukan sebelum pendaratan. Kesuksesan dari
pertandingan di alat ini bergantung pada kecepatan sewaktu berlari, jauhnya lompatan
yang dihasilkan, dan besarnya tenaga tolakan yang berhasil dihasilkan dari kekuatan
kaki dan tangan, kesadaran kinastetik di udara, kecepatan dari rotasi dalam hal untuk
membuat sebuah gerakan yang lebih sulit dan rumit
 Pada tahun 2001 kuda-kuda lompat digantikan oleh meja lompat, kadang-kadang
dikenal sebagai meja atau lidah, dikarenakan bentuknya yang seperti lidah. Peralatan
baru ini lebih stabil, lebat, dan panjang daripada kuda-kuda lompat - diperkirakan 1 m
lebih panjang dan 1 m lebih lebar, memberikan pesenam tempat untuk melakukan
tolakan yang lebih besar, dan demikian pula lebih aman daripada kuda-kuda lompat.
Pesenam yang lebih muda tidak menggunakan meja lompat. Pesenam muda melakukan
lompatan menggunakan semacam tikar yang terdiri dari sebuah kota berisi spon dengan
pelicin di luarnya.
Nomor pertandingan putra
 Lantai
 Pesenam putra melakukan rangkaian gerakan pada sebuah permukaan dengan ukuran 12
m x 12 m. Sejumlah rangkaian tumbling passes dipertunjukkan untuk mendemonstrasikan
fleksibilitas, kekuatan, dan keseimbangan. Pesenam juga harus mempertontonkan
keterampilan dalam hal kekuatan, termasuk gerakan memutar, keseimbangan, dan
gerakan handstand. Senam lantai umumnya mempunyai 4 rangkain passes dengan total
waktu berkisar antara 60-70 detik dan tanpa musik, tidak seperti pada senam lantai putri.
Peraturan yang berlaku meminta untuk setiap pesenam menyentuh setiap sudut paling
tidak satu kali selama rangkaian gerakannya.
 Kuda-kuda pelana
 Rangkaian rutin dari pertandingan kuda-kuda pelana pada umumnya terdiri dari gerakan
menggunakan satu kaki maupun dua kaki. Keterampilan dengan menggunakan satu kaki
umumnya ditemukan pada gerakan gunting, sebuah elemen gerakan yang umum dilakukan
di kuda-kuda pelana. Gerakan dengan dua kaki, merupakan gerakan pokok dari nomor ini.
Pesenam berayun dengan kedua kaki dalam gerakan memutar (baik searah jarum jam
maupun berlawanan jarum jam tergantung keinginan) dan mempertontonkan sejumlah
keterampilan di semua bagian alat. Untuk membuat rangkaian gerakan lebih menantang,
pesenam biasanya akan memasukkan variasi dari keterampilan memutar yang biasa
dengan memutar (moores dan spindles) atau dengan membuka kaki mereka (flares).
Rangkaian rutin berakhir ketika pesenam melakukan dismount, baik dengan mengayunkan
badannya melewati kuda-kuda pelana atau mendarat setelah gerakan handstand.
 Gelang-gelang
 Gelang-gelang diperdebatkan sebagai nomor yang paling menuntut kekuatan fisik.
Gelang biasanya tergantung pada kawat kabel setinggi 5,8 meter dari permukaan lantai
dan disesuaikan dengan ketinggian sehingga pesenam mempunyai ruang untuk
bergantung dengan bebas dan berayun. Pesenam harus mempertontonkan sebuah rutin
yang mempertunjukkan keseimbangan, kekuatan, tenaga, dan gerakan dinamis dengan
menghindari gerakan berayun. Pesenam diwajibkan untuk melakukan paling tidak sebuah
gerakan statis yang membutuhkan kekuatan, tetapi beberapa pesenam melakukan dua
atau tiga. Sebuah rutin harus diawali dengan mount yang impresif, dan dan ditutup
dengan dismount yang impresif.
 Palang sejajar
 Pesenam putra tampil di dua buah paling yang sedikit lebih lebar dari lebar bahu dan
biasanya mempunyai tinggi 1.75 m sementara melakukan sejumlah seri ayunan,
keseimbangan, gerakan pelepasan dari alat (release) yang membutuhkan kekuatan dan
keseimbangan yang baik.
 Palang tunggal
 Sebuah palang baja tebal dengan diameter 2,4 cm dengan tinggi 2,5 m dari permukaan
merupakan alat yang harus digunakan oleh pesenam melalukan gerakan,
keahlianrelease, gerakan berputar (twist), dan perubahan arah. Dengan menggunakan
semua momentum dari dari rangkaian gerakan, dan tinggi yang cukup untuk
menghasilkan pendaratan (dismount) yang spektakuler. Grip dari kulit biasanya
digunakan untuk membantu pegangan di palang.
 Seperti juga pada pesenam putri, pesenam putra juga dinilai untuk seluruh nomor
mereka, pelaksanaan, tingkat kesulitan, dan keseluruhan penampilan keterampilan.
Senam Irama/Ritmik
Pengertian senam ritmik
 Senam ritmik disebut juga dengan senam irama yang merupakan salah satu jenis
senam yang didiringi musik dan mengandung suatu unsur keindahan gerakan sehingga
senam ritmik. Secara sederhananya, senam irama diartikan sebagai suatu rangkaian
gerakan senam yang diiringi dengan alunan irama musik. Senam yang juga dikenal
dengan nama senam ritmik ini pada dasarnya memiliki gerakan yang kurang lebih
sama dengan jenis senam biasa. Gerakan pada senam ritmik membutuhkan
kelenturan, keseimbangan, keluwesan, kontuinitas, fleksibelitas dan ketepatan
dengan irama musik pengiring senam.

Letak perbedaannya hanya pada penambahan fitur music yang bagi beberapa orang
semakin membuat semangat untuk melakukan senam menjadi-jadi. Gerakan yang
ada pada senam irama ini memerlukan kelenturan tubuh serta kontinuitas. Senam
irama ini biasa dilakukan dengan dua cara, yakni menggunakan alat dan tanpa
tambahan alat apapun.

Melakukan senam irama secara rutin akan memilik tubuh yang lebih sehat dan juga
daya tahan tubuh yang lebih kuat. Selain itu, senam irama juga akan melatih tubuh
untuk lebih lentur, lebih seimbang, lebih luwes, lebih fleksibel, dan juga dapat
memahami ritmik irama dengan benar.
Prinsip Senam Ritmik (Senam Irama).
 Irama.
Setiap gerakan senam irama selalu diiringi dengan irama musik, sehingga
setiap gerakan yang kita lakukan harus mengikuti irama musik pengiringnya
agar menghasilkan gerakan yang lentur dan luwes sesuai irama. Umumnya
musik yang digunakan sebagai pengiringnya menggunakan irama 2/3, 4/4 dan
sebagainya.

Fleksibelitas.
Fleksibelitas atau kelenturan tubuh diperoleh dengan rajin berlatih senam
ritmik. Kelenturan tubuh diperoleh dalam waktu yang cukup
lama sehingga anda disarankan untuk rajin berlatih.

Kontuinitas Gerakan.
Kontuinitas gerakan ini merupakan rangkaian gerakan yang terdapat dalam
senam ritmik. Kontinuitas gerakan sudah disusun atau dirancang sebelum
senam dilaksanakan. Untuk memperoleh kontuinitas gerakan ini diperlukan
ketekunan dalam berlatih.
 Alat yang digunakan dalam senam irama
 Jika dalam melakukan senam irama dengan menggunakan alat berupa tali maka ada beberapa
gerakan khusus yang harus dikuasai antara lain gerakan melingkar tangan, gerakan melingkar badan
mengeper, gerakan melingkar duduk, melingkar di atas kepala, melingkar dan berpindah serta masih
banyak lagi lainnya. Senam irama dengan menggunakan alat tali atau pita ini sangat menarik
disimak sebab kombinasi pita yang bergerak mengikuti tubuh membentuk gerakan yang artistik dan
lebih tampak seperti sebuah tarian ketimbang gerakan olahraga.
 Senam ritmik dilakukan dengan menggunakan alat maupun tanpa menggunakan alat. Beberapa alat
yang biasa digunakan dalam melakukan senam ritmik, antara lain :
 Bola, bola yang biasanya digunakan dalam senam ritmik biasanya terbuat dari bahan plastik dan
karet dan berukuran sedang agar dapat dipegang dan dikuasai oleh jari-jari tangan serta tidak
terjatuh.
 Tali, tali yang biasa digunakan pada senam ritmik terbuat dari bahan yang halus dan tidak
mempunyai pegangan yang khusus sehingga dapat dipegang dibagian mana saja. Tali yang digunakan
disesuaikan dengan tinggi badan peserta senam. Cara mengukur tali dengan menginjak tali pada
bagian tengah kemudian kedua ujung tali dipegang dan diletakkan di depan bahu pesenam.
 Simpai, simpai yang biasa digunakan pada senam ritmik umumnya terbuat dari bahan plastik atau
yang berasal dari kayu. Peserta senam dapat memilih warna simpai sesuai dengan selera masing-
masing. Berat simpai yang digunakan untuk senam ritmik tidak boleh melebihi 300 gram.
 Pita, pita yang biasa digunakan untuk senam ritmik umumnya terbuat dari kain saten yang
dilengkapi dengan stick atau pegangan tongkat
RENANG
Sejarah
 Perlombaan berenang dimulai di Eropa sekitar tahun 1800. Sebagian besar perenang
berenang dengan memakai gaya dada. Pada 1873, John Arthur Trudgen
memperkenalkan gaya trudgen di lomba-lomba renang setelah meniru renang gaya
bebas suku Indian. Akibat ketidaksukaan orang Inggris terhadap gerakan renang yang
memercikkan air ke sana ke mari, Trudgen mengganti gerakan kaki gaya bebas yang
melecut ke atas dan ke bawah menjadi gerakan kaki gunting seperti renang gaya
samping.
 Renang menjadi salah satu cabang olahraga yang dilombakan sejak Olimpiade Athena
1896. Nomor renang putri dilombakan sejak Olimpiade Stockholm 1912. Pada 1902,
Richard Cavill memperkenalkan renang gaya bebas. Federasi Renang
Internasional dibentuk pada 1908. Gaya kupu-kupu pertama kali dikembangkan pada
tahun 1930-an. Pada awalnya, gaya kupu-kupu merupakan variasi gaya dada sebelum
dianggap sebagai gaya renang tersendiri pada 1952.
 Di Hindia Belanda, Perserikatan Berenang Bandung (Bandungse Zwembond) didirikan
pada 1917. Pada tahun berikutnya didirikan Perserikatan Berenang Jawa Barat (West
Java Zwembond), dan Perserikatan Berenang Jawa Timur (Oost Java Zwembond)
didirikan pada 1927. Sejak itu pula perlombaan renang antardaerah mulai sering
diadakan. Rekor dalam kejuaraan-kejuaraan tersebut juga dicatatkan sebagai rekor
di Belanda.[1]
 Pada 1936, perenang Hindia Belanda bernama Pet Stam mencatat rekor 59,9 detik untuk
nomor 100 meter gaya bebas di kolam renang Cihampelas Bandung. Pet Stam dikirim
sebagai wakil Belanda di Olimpiade Berlin 1936. Persatuan Berenang Seluruh Indonesia
didirikan 21 Maret 1951, dan sebagai anggota Federasi Renang Internasional sejak tahun
berikutnya. Perenang Indonesia ikut berlomba dalam Olimpiade Helsinki 1952.[1]
Fasilitas dan peralatan
kolam renang
Panjang kolam renang lintasan panjang adalah 50 m sementara lintasan pendek adalah 25 m.
Dalam spesifikasi Federasi Renang Internasional untuk kolam ukuran Olimpiade ditetapkan
panjang kolam 50 m dan lebar kolam 25 m. Kedalaman kolam minimum 1,35 meter, dimulai
dari 1,0 m pertama lintasan hingga paling sedikit 6,0 m dihitung dari dinding kolam yang
dilengkapi balok start. Kedalaman minimum di bagian lainnya adalah 1,0 m.[2]
Lintasan
 Lebar lintasan paling sedikit 2,5 m dengan jarak paling sedikit 0,2 m di luar lintasan
pertama dan lintasan terakhir.[2] Masing-masing lintasan dipisahkan dengan tali lintasan
yang sama panjang dengan panjang lintasan.
 Tali lintasan terdiri dari rangkaian pelampung berukuran kecil pada seutas tali yang
panjangnya sama dengan panjang lintasan. Pelampung pada tali lintasan dapat berputar-
putar bila terkena gelombang air. Tali lintasan dibedakan menurut warna: hijau untuk
lintasan 1 dan 8, biru untuk lintasan 2, 3, 6, dan 7, dan kuning untuk lintasan 4 dan 5.
 Perenang diletakkan di lintasan berdasarkan catatan waktu dalam babak penyisihan
(heat). Di kolam berlintasan ganjil, perenang tercepat diunggulkan di lintasan paling
tengah. Di kolam 8 lintasan, perenang tercepat ditempatkan di lintasan 4 (di lintasan 3
untuk kolam 6 lintasan).[3] Perenang-perenang dengan catatan waktu di bawahnya secara
berurutan menempati lintasan 5, 3, 6, 2, 7, 1, dan 8.
 Pengukur waktu
Dalam perlombaan internasional atau perlombaan yang penting, papan sentuh pengukur
waktu otomatis dipasang di kedua sisi dinding kolam. Tebal papan sentuh ini hanya 1
cm.[4]
Perenang mencatatkan waktunya di papan sentuh sewaktu pembalikan dan finis. Papan
sentuh pengukur waktu produksi Omega mulai dipakai di Pan-American
Games 1967 di Winnipeg, Kanada.[
 Balok start
Di setiap balok start terdapat pengeras suara untuk menyuarakan tembakan pistol start
dan sensor pengukur waktu yang memulai catatan waktu ketika perenang meloncat dari
balok start.
Tinggi balok start antara 0,5 m hingga 0,75 dari permukaan air. Ukuran balok start adalah
0,5 x 0,5 m, dan di atasnya dilapisi bahan antilicin. Kemiringan balok start tidak melebihi
10°.[2]
Peraturan perlombaan dalam renang
 Pada nomor renang gaya kupu-kupu, gaya dada, dan gaya bebas, perenang
melakukan posisi start di atas balok start. Badan dibungkukkan ke arah air
dengan lutut sedikit ditekuk.
 Pada nomor gaya punggung, posisi start dilakukan di dalam air dengan badan
menghadap ke dinding kolam. Kedua tangan memegang pegangan besi pada balok
start, sementara kaki bertumpu di dinding kolam, dan kedua lutut ditekuk di
antara kedua lengan. Posisi start gaya punggung juga dipakai oleh perenang
pertama dalam gaya ganti estafet.
 Wasit start memanggil para perenang dengan tiupan peluit panjang untuk naik ke
atas balok start (bersiap di dalam air untuk gaya punggung dan gaya ganti
estafet). Perenang berada dalam posisi start setelah aba-aba Siap (Take your
marks dalam bahasa Inggris) diteriakkan oleh wasit start.[6] Start dinyatakan tidak
sah bila perenang meloncat dari balok start sebelum ada aba-aba.[7] Hingga
tembakan pistol start dimulai, tubuh perenang harus dalam keadaan diam.
Nomor perlombaan
 Perlombaan renang terdiri dari nomor-nomor perlombaan menurut jarak tempuh,
jenis kelamin, dan empat gaya renang (gaya bebas, gaya kupu-kupu, gaya
punggung, dan gaya dada). Nomor-nomor renang putra dan putri yang
diperlombakan dalam Olimpiade:
 Gaya bebas: 50 m, 100 m, 200 m, 400 m, 800 m (putri), 1500 m (putra)
 Gaya kupu-kupu: 100 m, 200 m
 Gaya punggung: 100 m, 200 m
 Gaya dada: 100 m, 200 m
 Gaya ganti perorangan: 200 m, 400 m
 Gaya ganti estafet: 4 x 100 m
 Gaya bebas estafet: 4 x 100 m, 4 x 200 m
 Marathon 10 km.[8]
 Federasi Renang Internasional mengakui rekor dunia putra/putri untuk nomor-
nomor renang:
 Gaya bebas: 50 m, 100 m, 200 m, 400 m, 800 m, 1500 m
 Gaya punggung: 50 m, 100 m, 200 m
 Gaya dada: 50 m, 100 m, 200 m
 Gaya kupu-kupu: 50 m, 100 m, 200 m
 Gaya ganti perorangan: 100 m (hanya lintasan pendek), 200 m, 400
 Gaya ganti estafet: 4×100 m
 Gaya bebas estafet: 4×100 m, 4×200 m.[9]
 Pada nomor gaya ganti perorangan, seorang perenang memakai keempat gaya
secara bergantian untuk satu putaran, dengan urutan: gaya kupu-kupu, gaya
punggung, gaya dada, dan gaya bebas. Pada nomor renang gaya ganti perorangan
100 m, perlombaan diadakan di kolam renang lintasan pendek 25 m.
 Pada nomor 4 x 100 m gaya ganti estafet, satu regu diwakili empat orang
perenang yang masing-masing berenang 100 m. Perenang pertama memulai
dengan renang gaya punggung, dilanjutkan perenang gaya dada, perenang gaya
kupu-kupu, dan diakhiri oleh perenang gaya bebas
Pakaian khusus
 Federasi Renang Internasional memiliki daftar merek dan tipe pakaian
renang yang disetujui dalam perlombaan renang.[10] Perenang dibolehkan
memakai topi renang dan kacamata renang. Perenang berkacamata dapat memilih
untuk mengenakan kacamata renang minus, atau mengenakan lensa
kontak bersama kacamata renang normal.
 Perenang tidak dibolehkan memakai alat atau pakaian renang yang dapat
memengaruhi kecepatan, daya apung, atau ketahanan selama berlomba,
misalnya sarung tangan berselaput, kaki katak, sirip, dan sebagainya.[6]
Pencegahan Penyakit Menular Seks


 Bagaimana cara pencegahan penyakit menular seksual?
Beberapa cara yang bisa dilakukan dalam rangka pencegahan penyakit
menular seksual adalah:
 1. Bersikap setia dengan pasangan
Katanya, yang menjadi penyebab dari penyakit menular seksual adalah karena
berganti-ganti pasangan.
Berganti-ganti pasangan merupakan salah satu tren yang saat ini sudah
mewabah masyarakat kota besar. Banyak yang berpendapat bahwa semakin
sering berganti-ganti pasangan maka kualitas seseorang dalam berhubungan
dengan lawan jenis akan semakin modern orang tersebut. Pemikiran-
pemikiran seperti itulah yang mendorong seseorang untuk terjun pada dunia
hitam bernama pergaulan bebas.
 Salah satu pencegahan penyakit menular seksual adalah dengan menghindari
pergaulan bebas dan bersikap setia dengan pasangan, terlebih pasangan halal.
Ingatlah akan dampak yang akan diterima ketika keinginan untuk melakukan
penyimpangan tersebut ada.
 Pencegahan penyakit menular seksual dengan cara bersikap setia pada
pasangan merupakan salah satu antisipasi agar banyak orang yang terhindar
dari PMS. Apa susahnya bersikap setia dengan pasangan? terlebih bila hal
tersebut bermanfaat bagi kita semua. Benar bukan?
 2. Memastikan jarum suntik yang kita pakai steril (ketika kita butuh untuk
disuntik)
 Pencegahan penyakit menular seksual yang berikutnya adalah dengan cara
memastikan jarum suntik yang kita pakai steril dan tidak pernah dipakai oleh orang
yang mengidap PMS. Selain tertular lewat hubungan seksual, PMS juga ditularkan
melalui jarum suntik yang habis dipakai oleh pengidap PMS.
 Bagaimana cara memastikan bahwa jarum suntik yang kita pakai di rumah sakit
tersebut steril?
 Sebagai pasien, kita berhak bertanya kepada dokter apakah jarum suntik yang
dipakai steril. Jangan segan-segan untuk meminta jarum suntik yang steril karena
hal tersebut adalah hak kita sebagai pasien
 3. Menjaga kesehatan organ intim
 Pencegahan penyakit menular seksual berikutnya adalah berusaha untuk tetap
membersihkan organ intim dan menjaga kesehatannya. Kadang-kadang kita mungkin
sering sembrono dengan membiarkan begitu saja atau dibersihkan ala kadarnya atas
organ intim kita. Padahal tentunya organ intim membutuhkan penanganan dan
perawatan khusus.
 Ada ungkapan yang menyatakan bahwa mencegah lebih baik daripada mengobati. Itu
sebabnya pencegahan penyakit menular seksual merupakan langkah yang paling
tepat daripada mengobati. Pencegahan artinya waspada sedangkan mengobati
berarti memperbaiki sesuatu yang sudah rusak.
 Pencegahan penyakit menular seksual bisa dilakukan dengan cara-cara
berikut ini:
 Memberikan penyuluhan akan bahayanya penyakit menular seksual untuk itu
mereka harus mengerti akan arti pentingnya pencegahan penyakit menular
seksual.
 Memberitahu bagaimana cara-cara dalam pencegahan penyakit menular
seksual.
 Memberitahukan akan arti pentingnya pencegahan penyakit menular seksual
 Memberikan kesadaran akan arti pentingnya sikap setia.
 Memberikan kesadaran apa akibat bila berganti-ganti pasangan.
 Memberikan kesadaran apa akibat bila tidak bisa menjaga kebersihan organ
intim
 Adapun hal-hal yang menghambat proses pencegahan penyakit menular
seksual adalah
 Banyaknya masyarakat yang belum terlalu yakin akan pengetahuan mengenai
PMS. Mereka masih menganggap bahwa PMS adalah penyakit biasa yang tidak
berisiko.
 Banyak profesi-profesi yang melibatkan hal-hal yang bersifat vulgar dan profesi
tersebut tidak bisa dibabat habis bahkan makin bertambah dari waktu ke waktu.
 Masyarakat yang kurang mendukung pelaksanaan program tersebut karena
kurangnya pengetahuan dan terbatasnya pendidikan
 Banyak orang-orang yang masih menyepelekan masalah penyakit menular seksual.
 Banyak orang yang masih berpikiran bahwa PMS bisa disembuhkan sehingga
mereka masih menganggap PMS bukanlah masalah yang serius.
 Banyak orang-orang yang baru sadar akan kesalahannya ketika mereka berbuat
salah atau dengan kata lain menyesal kemudian dan tidak ada gunanya.
 Kurang adanya motivasi yang kuat dari beberapa kelompok
Sekian dan terima kasih

Anda mungkin juga menyukai