Anda di halaman 1dari 13

82

Nidhomul Haq Vol 2 No: 2 Juli 2017


ISSN 2503-1481

KEDISIPLINAN SISWA MELALUI HUKUMAN DALAM PERSPEKTIF


STAKEHOLDER PENDIDIKAN

Muhammad Husnur Rofiq


Dosen Institut Pesantren KH Abdul Chalim Mojokerto
umasoviq@gmail.com

Abstract

Purpose-This study aims to provide a common understanding between education


stakeholders regarding student discipline through punishment. Design / methodology /
approach- This research belongs to descriptive qualitative research, so the researcher
tries to have a stock of theory and extensive insight so as to be able to inquire, analyze,
and construct the social situation being studied becomes clearer and meaningful.
Findings-Student discipline becomes one problems in education. The focus in this study
is disciplinary education through punishment. Schools as educational institutions,
teachers, parents, students, and the community have different understanding in
understanding the discipline. Originality-punishment is a way to direct a behavior to
match what is expected, but rewarding is more effective for the formation of student
behavior than punishment.

Keywords: Dicipline, punishment, stakeholder


mengisyaratkan tidak adanya kesefahaman
A. PENDAHULUAN
diantara stakeholder pendidikan dalam
Berbicara pendidikan memang tidak kedisiplinan yang harus dilaksanakan. Guru
pernah ada batas dan ujung, selalu menarik memberikan hukuman kepada siswa dengan
untuk di bahas dan dikaji sekaligus alasan untuk mendisiplinkan siswa,2 akan
dikembangkan. Pendidikan Islam mempunyai tetapi orangtua siswa tidak terima sehingga
sejarah yang sangat panjang dalam pengertian mendatangi sekolah yang bersangkutan untuk
yang seluas-luasnya, pendidikan Islam meminta pertanggung jawaban. Bahkan ada
semakin berkembang seiring dengan yang melaporkan ke pihak berwajib.
kemunculan dan berkembangnya Islam itu Bagaimana tujuan pendidikan nasional itu
sendiri. bisa terwujud jika stakeholder pendidikannya
Kedisiplinan masih menjadi problem saling mengkambinghitamkan satu sama
serius di dunia pendidikan.1 Munculnya lain.3 Dari kasus-kasus yang ada dapat
kasus-kasus yang terkuak ke media masa diambil kesimpulan bahwa penerapan disiplin

1
Secara sederhana, disiplin dapat 2
Tim redaksi, “Guru Khawatir, Disiplin
dimaknai sebagai kepatuhan pada peraturan baik Disalahartikan Sebagai Kekerasan”, kompas.com
lisan maupun tulisan, baik di lingkungan keluarga, (2 desember 2011), 1-2.
3
masyarakat, maupun sekolah. Soejitno irmin dan Pendidikan nasional bertujuan untuk
abdul rochim, Membangun Disiplin Diri Melalui berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
Kecerdasan Spiritual dan Emosional (t.t.: Batavia manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Press, 2004), 1.Tebukti dengan masih banyaknya Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
pelanggaran-pelanggaran kedisiplinan oleh siswa berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
di dunia pendidikan. Joko Sumarno, “Minimalisasi warga negara yang demokratis serta bertanggung
Pelanggaran Disiplin Sekolah Melalui Kinerja jawab.Kelompok Karisma Publishing, Undang-
Evektifitas Tim Kedisiplinan”, Widyatama, vol. 5 Undang Sistem Pendidikan Nasional (Tangerang:
no. 2 (juni, 2008), 23. SL Media, 2011), 11-12.

Muhammad Husnur Rofiq/ Kedisiplinan Siswa Melalui Hukuman Perspektif Stakeholder


Pendidikan
83
Nidhomul Haq Vol 2 No: 2 Juli 2017
ISSN 2503-1481
kepada anak belum bisa diterapkan secara terjadi di sekolah itu harus sesuai dengan
penuh, karena belum bertemunya cara yang yang diatur oleh pengelola lembaga
cocok untuk menerapkannya menurut pendidikan itu sendiri. Dengan demikian
stakeholder pendidikan sendiri. siswa merasa leluasa dalam melakukan
pelanggaran-pelanggaran disekolah karena
Sekolah sebagai lembaga pendidikan
mereka merasa ada pembelaan dari beberapa
berbeda-beda dalam memaknai kedisiplinan,
pihak. Terbukti banyaknya fakta yang
begitu juga guru, orangtua, dan masyarakat
menyatakan pelaporan kepada pihak
juga mempunyai pendapat masing-masing
kepolisian tentang kekerasan yang dilakukan
yang mendasarkan pada aturan yang berlaku.
oleh guru. Perbedaaan itu tidak terselesaikan,
Perbedaan pemahaman ini memunculkan
sehingga dalam banyak kasus muncul konflik
konflik yang berkepanjangan antar
antara stakeholder pendidikan yang tidak
stakeholder sehingga banyak kasus
sefaham mengenai kedisiplinan, padahal,
kedisiplinan yang berupa kekerasan masuk ke
kedisiplinan sangat penting dalam menunjang
ranah hukum. Terbukti dengan banyaknya
keberhasilan pendidikan di sekolah, dalam
kasus yang terekspos dalam beberapa media
proses pelaksanaan pendidikan, kedisiplinan
masa.4 Pihak-pihak yang bersangkutan
sangat diperlukan dan salah satu faktor yang
bersikeras bahwa langkah yang mereka
cukup dominan, karena tanpa disertai dengan
lakukan adalah benar dan sesuai aturan. Guru
kedisiplinan maka seluruh kegiatan yang ada
merasa bahwa hukuman yang dalam hal ini
pada suatu kelompok mustahil akan bisa
banyak disebut dengan kekerasan perlu
tercapai tujuan akhir kelompok tersebut.5
diberikan kepada siswa untuk memupuk
disiplin yang tinggi dengan tidak melampaui Dalam proses pembelajaran, kedisiplinan
batas-batas yang masuk kategori kekerasan. siswa merupakan salah satu faktor terpenting
Sedangkan orang tua berpendapat bahwa yang sangat menentukan keberhasilan
kekerasan dalam bentuk apapun dalam kedok termasuk di dalamnya adalah pendidikan.6
hukuman, tidak dapat dilakukan apalagi di
dunia pendidikan. 5
Disiplin terbukti membuat tingkat
Guru memahami kedisiplinan dengan kesuksesan lebih tinggi, beberapa tokoh yang
mengabsahkan penggunaan kekerasan atau sukses banyak dididik dengan menerapkan
kedisiplinan yang ketat. Rochim, Membangun
hukuman, dengan landasan bahwa yang Disiplin Diri,142.
6
Jika masih ada yang mempunyai
4
Tom dan ari, “Belasan Siswa Jadi anggapan bahwa sukses bisa diraih tanpa disiplin
Korban Pemukulan Guru”, dalam berarti orang itu sedang melamun, disiplin
merupakan faktor dominan yang menjadi syarat
www.friday.com (16 maret 2012), 1. Tim mutlak memperoleh kesuksesan. Kesuksesan
redaksi, “Dua siswa kelas 6 SDN 1 Bongoime, belajar sebenarnya tidak terlepas dari kedisiplinan
Bone Bolango, Gorontalo, Abdul Djafar Lakali siswa, siswa dikatakan disiplin dalam belajar
dan Mohamad Adriyanti Yasin, pipinya bengkak apabila telah terbiasa melakukan kegiatan belajar
diduga akibat tindak kekerasan oleh guru mereka”, tepat waktu, tempat, dan menurut peraturan-
dalam www.inilah.com (11 april 2012), 1. peraturan yang ada. Untuk membentuk
Mukhtar bagus, “Kekerasan Guru Terhadap Siswa kedisiplinan siswa prlu disusun tata tertib yang
Kembali Terjadi di Nganjuk”, sindo (16 november mengikat berikut dengan sanksi jika melanggarnya
2011), 1-2. Deden yulianies, “Duh, Lagi Guru agar terbiasa melakukan sesuatu yang sesuai
Aniaya Siswa”, liputan6.com (15 april 2012), 1. dengan aturan yang ada, sehingga dengan
Djoko sarjono, “tidur di kelas berbuah pukulan”, kebiasaan mentaati tata tertib akan tertanam benih-
media indonesia (13 april 2012), 1. Tim redaksi, benih nilai kedisiplinan dalam jiwa siswa.Ibid.,
“Pihak Sekolah Pecat Guru Pemukul Siswa”, 142.Asrian Dani Aliya dan Dona Eka Putri,
metrotvnews.com (12 april 2012), 1. Tim redaksi, “Sikap Ayah dan Ibu Tehadap Kekerasan oleh
“Ortu Aniaya dan Cukur Paksa Rambut Guru”, Guru”, Jurnal Psikologi, vol. 3 no. 2 (juni 2010),
nusantara-jabar (26 maret 2012), 1-3. Yusdi 179. Asrian Dani Aliya dan Dona Eka Putri,
muliadi, “Ejek Guru Siluman, Murid Diinjak “Sikap Ayah dan Ibu Tehadap Kekerasan oleh
Hingga Patah”, dalam www.okezone.com (20 Guru”, Jurnal Psikologi, vol. 3 no. 2 (juni 2010),
april 2012), 1. 180.

Muhammad Husnur Rofiq/ Kedisiplinan Siswa Melalui Hukuman Perspektif Stakeholder


Pendidikan
84
Nidhomul Haq Vol 2 No: 2 Juli 2017
ISSN 2503-1481
Setiap lembaga pendidikan atau masing- hal ini, hukuman diberikan ketika sebuah
masing guru mempunyai cara untuk tingkah laku yang tidak diharapkan
melaksanakan kedisiplinan dengan berbeda- ditampilkan oleh orang yang bersangkutan
beda, misalnya dengan peraturan ketat, atau orang yang bersangkutan tidak
pemberian hukumam, atau yang lainnya. memberikan respon atau tidak menampilkan
Disiplin itu bisa dilihat melalui bagaiman sebuah tingkah laku yang diharapkan.
siswa tersebut mematuhi tata tertib atau
Pendidik harus tahu keadaan anak didik
peraturan yang berlaku di sekolah masing-
sebelumnya dan sebab anak itu mendapat
masing.
hukuman sebagai akibat dari pelanggaran atau
B. HASIL DAN PEMBAHASAN kesalahannya. Baik terhadap aturan-aturan
Madrasah adalah bahasa arab dalam yang berlaku dalam lingkungan anak didik
bahasa Indonesia berarti tempat belajar, atau atau norma yang terdapat dalam ajaran agama
sekolah kalau dalam bahasa lain bisa disebut Islam. Dalam menggunakan hukuman,
school7. Madrasah Menurut Muhaimin yaitu hendaknya pendidik melakukannya dengan
tempat untuk mencerdaskan peserta didik, hati-hati, diselidiki kesalahannya kemudian
menghilangkan ketidaktahuan, atau mempertimbangkan akibatnya.
memberantas kebodohan mereka, serta Penggunaan hukuman dalam pendidikan
melatih keterampilan mereka sesuai dengan Islam kelihatannya mudah, asal menimbulkan
bakat, minat dan kemampuanya. Pengetahuan penderitaan pada anak, tetapi sebenarnya
dan keterampilan seseorang akan cepat using tidak semudah itu tidak hanya sekedar
sekaras dengan kemajuan ipteks dan menghukum dalam hal ini hendaknya
perkembangan zaman, sehingga madrasah pendidik bertindak bijaksana dan tegas.
pada dasarnya sebagai wahana untuk
mengembangkan kepekaan intelektual dan Apa sebenarnya tujuan orangtua dan
informasi, serta memperbaharui pegetahuan, pendidik ketika memberikan hukuman pada
sikap dan keterampilan secara berkelanjutan anak? Ini bukanlah persoalan yang ringan,
agar tetap up to date dan tidak cepat usang8. karena dari beberapa kasus di awal
pembahasan tadi, ternyata masih banyak
Dalam teori belajar (learning theory) yang orang yang menghukum anak dengan tujuan
banyak dianut oleh para behaviorist, hukuman yang salah. Bahkan ada yang menghukum
(punishment) adalah sebuah cara untuk anak hanya sebagai pelampiasan emosi sesaat
mengarahkan sebuah tingkah laku agar sesuai saja. Dalam kondisi ini, Irawati Istadi
dengan tingkah laku yang diharapkan.9 Dalam mengatakan bahwa tujuan sebenarnya dari
pemberian hukuman adalah menginginkan
7 Idi Abdullah and Safarina, Etika Pendidikan, adanya penyadaran agar anak tidak lagi
Keluarga, Sekolah Dan Masyarakat, Cet. 2 (Jakarta: PT melakukan kesalahan.10
Raja Grafindo, 2015), 161.
8 Muhaimin, Pengembangan Kurikulum
Pendidikan Agama Islam, Cet. 5 (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2012), 183–84. lalu tindak kriminal (berat). Bisa saja kekerasan
9
Sebagai contoh, di sekolah-sekolah yang berlangsung hanya sampai pada potensi saja,
berkelahi adalah sebuah tingkah laku yang tidak tidak berlanjut ke tingkat atasnya. Kadang terjadi
diharapkan dan jika tingkah laku ini dilakukan kekerasan berbentuk tindak kriminal, tanpa
oleh seorang siswa maka salah satu cara untuk didahului oleh potensi maupun kekerasan
menghilangkan tingkah laku itu adalah dengan sebelumnya.Joko Sumarno, “Minimalisasi
hukuman. Selain itu, mengerjakan tugas sekolah Pelanggaran Disiplin Sekolah Melalui Kinerja
adalah sebuah tingkah laku yang diharapkan, dan Evektifitas Tim Kedisiplinan”, Widyatama, vol. 5
jika seorang siswa lalai dan tidak mengerjakan no. 2 (juni, 2008), 23.
10
tugas sekolah maka agar siswa itu dapat dapat dipahami bahwa tujuan dari
menampilkan tingkah laku yang diharapkan maka hukuman dalam pendidikan Islam adalah untuk
hukuman adalah satu cara yang digunakan untuk memperbaiki tabiat dan tingkah laku anak didik
mengatasinya.Meski demikian, kekerasan dalam untuk mendidik anak ke arah kebaikan sehingga
pendidikan tidak selalu terjadi secara berurutan tidak akan mengulangi kesalahan yang sama dan
dari potensi (ringan), menjadi kekerasan (sedang), bertanggungjawab atas kesalahannya. Irawati

Muhammad Husnur Rofiq/ Kedisiplinan Siswa Melalui Hukuman Perspektif Stakeholder


Pendidikan
85
Nidhomul Haq Vol 2 No: 2 Juli 2017
ISSN 2503-1481
Dari beberapa pengertian di atas dapat luar, sehingga tercapai titik ambang tertentu
kita ambil kesimpulan bahwa hukuman dalam atau keraguan yang menentukan ciri dari
pendidikan Islam adalah salah satu cara atau individu yang bersangkutan dalam berespons
tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau terhadap lingkungannya.11
pendidik kepada seseorang yang
Khususya pada diri remaja proses
menimbulkan dampak yang tidak baik
perubahan itu merupakan hal yang harus
(penderitaan atau perasaan tidak enak)
terjadi oleh karena dalam proses pematangan
terhadap anak didiknya berupa denda atau
kepribadiannya remaja sedikit demi sedikit
sanksi yang ditimbulkan oleh tindakan yang
memunculkan ke permukaan sifat-sifatnya
tidak sesuai dengan peraturan yang telah
yang sesungguhnay yang berbenturan dengan
ditetapkan agar anak didik menyadari
rangsan-rangsang dari luar. Inti tugas
kesalahan yang telah diperbuatnya agar tidak
perkembangan seseorang dalam periode
mengulanginya lagi dan menjadikan anak itu
remaja awal dan menengah adalah
baik sesuai dengan tujuan yang hendak
memperjuangan kebebasan.12
dicapai.
Remaja dalam menghadapi problema-
Dalam dunia pendidikan dikenal adanya
problema remaja sering bimbang tak tentu
hukuman dan ganjaran, tetapi para ahli
arah, karena belum mempunyai pegangan
pendidikan mengatakan bahwa reward lebih
yang kuat. Pada saat tertentu dalam masa
efektif untuk pembentukan tingkah laku anak
remaja, terlihat bahwa sikap melawan segala
dari pada punishment. Walaupun demikian
tata cara hidup berubah lagi dan tindak-
kita tidak dapat memungkiri bahwa dalam
tanduknya menjadi teratur serta mengenal
dunia pendidikan punishment mempunyai
sopan santun. Ternyata dekadensi moral
peran yang sama penting dengan reward
remaja bersifat sementara. Jadi para pendidik
karena hukuman merupakan salah satu alat
dan orang tualah yang harus bijaksana
dalam dunia pendidikan yang berfungsi
membimbing mereka dengan cara persuasif,
sebagai alat pengontrol tingkah laku anak
motivatif, konsultatif, maupun edukatif.13
sebagaimana yang dikatakan ahli psikologi
bahwa kombinasi antara Memberikan Jika kita tilik perkembangan
penghargaan dan hukuman merupakan sarana kepribadiannya yaitu kesadaran dan rasa
pendidikan yang terbaik. tanggung jawab meningkat seperti orang
dewasa, maka dengan penerapan hukuman
Setiap pelanggaran yang dilakukan siswa
dan pembinaan yang sangat bijaksana
dan perkembangannya seharusnya dilaporkan
diharapkan dapat membentuk akhlak siswa
kepada orangtua siswa tersebut. Tujuannya
menjadi baik, mengarahkan dan melatih siswa
adalah agar orang tua ikut serta dalam
untuk bertanggungjawab atas perbuatannya
membina akhlak anaknya, tidak hanya
dan sikap pendidik atau pihak pelaksana
sepenuhnya menyerahkan pihak sekolah.
hukuman sebaiknya membiasakan diri lagi
Karena baik buruknya siswa tergantung pada
dan bersikap bersahabat dengan siswa yang
kinerja seluruh stakeholder pendidikan
melanggar, hal tersebut akan mendorong
termasuk orangtua.
siswa untuk berubah dan menganggap bahwa
Jika kita tilik kembali, remaja adalah pelanggaran yang dilakukannya adalah
masa transisi dari periode anak ke dewasa. perbuatan yang tercela.
Ego merupakan pusat adaptasi stimulus dari
Untuk mengatasi kenakalan anak-anak
luar maupun dari dalam diri seseorang.
disekolah adalah menjadi tugas guru atau
Menurut Coppolillo dikutip dari Sarlito
wiarawan sarwono, ego bertugas menghambat
11
stsu menyalurkan stimulus atau dorongan Sarlito Wirawan Sarwono, Psikalogi
tertentu, baik yang dari dalam maupun dari Remaja (Jakarta: PT. Raja Grasindo, 1994), 101.
12
Ibid., 74.
13
Panut Panuju dan Ida Umami,
Istadi, Agar Hadiah dan Hukuman Efektif (Jakarta, Psikologi Remaja (Yogyakarta: PT. Tiara Wacana
2005), 81. Yogya,1999), hal.130-135

Muhammad Husnur Rofiq/ Kedisiplinan Siswa Melalui Hukuman Perspektif Stakeholder


Pendidikan
86
Nidhomul Haq Vol 2 No: 2 Juli 2017
ISSN 2503-1481
pendidik. Pendidik dituntut untuk dapat ketepatan hati untuk taubat dan tidak
mencegah dan berupaya untuk mengulangi atau kembali kepada kesalahan
menumbuhkan motivasi belajar dalam diri yang sama. Dengan demikian hukuman
anak agar anak mempunyai tingkat disiplin yang dilaksanakan disekolah harus bersifat
yang tinggi disekolah, dengan perbaikan.
diterapkannya tata tertib sekolah dan
Dalam melihat fenomena ini, beberapa
kewajiban-kewajiban lain yang dapat
analisa bisa diajukan: Pertama, kekerasan
meningkatkan kegiatan proses belajar
dalam pendidikan muncul akibat adanya
mengajar. Dalam menghadapi anak-anak
pelanggaran yang disertai dengan hukuman,
didik yang tidak mentaati tata tertib dan
terutama fisik. Jadi, ada pihak yang
kewajiban-kewajiban serta tugas yang
melanggar dan pihak yang memberi sanksi.
diberikan guru, maka mereka dapatlah
Bila sanksi melebihi batas atau tidak sesuai
diberikan sanksi atau hukuman.
dengan kondisi pelanggaran, maka terjadilah
Hukuman di sekolah dibuat bukan apa yang disebut dengan tindak kekerasan.
sebagai pembalasan, tetapi dibuat untuk Tawuran antar pelajar atau mahasiswa
memperbaiki anak-anak yang dihukum dan merupakan contoh kekerasan ini. Selain itu,
melindungi anak-anak lain dari kesalahan kekerasan dalam pendidikan tidak selamanya
yang sama.14 Anak-anak yang sembrono fisik, melainkan bisa berbentuk pelanggaran
dengan peraturan-peraturan dalam ruang atas kode etik dan tata tertib sekolah.
kelas harus disingkirkan dari anak-anak Misalnya, siswa tidak masuk sekolah dan
yang lain, karena mereka tidak pergi jalan-jalan ke tempat hiburan. Kedua,
menghormati hak-hak orang banyak serta kekerasan dalam pendidikan bisa diakibatkan
kemaslahatan mereka. Dengan demikian oleh buruknya sistem dan kebijakan
melindungi anak-anak lain dari sifat pendidikan yang berlaku. Muatan kurikukum
jahatnya. yang hanya mengandalkan kemampuan aspek
kognitif dan mengabaikan pendidikan afektif
Maka dari itu pendidik harus ingat,
menyebabkan berkurangnya proses
ada perbedaan antara seorang anak dengan
humanisasi dalam pendidikan. Ketiga,
anak lainnya, baik dari segi tabiat,
kekerasan dalam pendidikan dipengaruhi oleh
kesenangan, pembawaan maupun akhlaknya.
lingkungan masyarakat dan tayangan media
Pendidik harus mendidik setiap muridnya
massa yang memang belakangan ini kian
dengan baik, bila kita ingin sukses dalam
vulgar dalam menampilkan aksi-aksi
mengajar, kita harus memikirkan setiap
kekerasan. Keempat, kekerasan bisa
muridnya. Dengan memberikan hukuman,
merupakan refleksi dari perkembangan
apakah hukuman sesuai dengan kesalahan,
kehidupan masyarakat yang mengalami
setelah kita timbang-timbang dan setelah
pergeseran cepat, sehingga meniscayakan
mengetahui pula latar belakangnya.
timbulnya sikap instant solution maupun jalan
Misalnya anak bersalah dan mengakui
pintas. Dan, kelima, kekerasan dipengaruhi
kesalahanya dan merasa pula betapa kasih
oleh latar belakang sosial-ekonomi pelaku.15
sayang guru terhadapnya maka ia sendiri
yang akan datang kepada guru untuk Kasus perilaku kekerasan dalam
dijatuhi hukuman. Karena merasa ada pendidikan juga bervariasi. Pertama, kategori
keadilan, mengharap dikasihani, serta ringan, langsung selesai di tempat dan tidak
menimbulkan kekerasan susulan atau aksi
balas dendam oleh si korban. Untuk
14
Tindak kekerasan di dunia pendidikan kekerasan dalam klasifikasi ini perlu dilihat
merupakan salah satu bagian dari proses mendidik terlebih dahulu, apakah kasusnya selesai
anak dan merupakan salah satu bentuk pendidikan secara intern di sekolah dan tidak diekspos
untuk memberikan dan menanamkan nilai disiplin oleh media massa ataukah tidak selesai dan
kepada anak. Asrian Dani Aliya dan Dona Eka diekspos oleh media massa. Kedua, kategori
Putri, “Sikap Ayah dan Ibu Tehadap Kekerasan
Oleh Guru”, Jurnal Psikologi, vol. 3 no. 2 (juni
15
2010), 179. Rochim, Membangun Disiplin Diri,103

Muhammad Husnur Rofiq/ Kedisiplinan Siswa Melalui Hukuman Perspektif Stakeholder


Pendidikan
87
Nidhomul Haq Vol 2 No: 2 Juli 2017
ISSN 2503-1481
sedang namun tetap diselesaikan oleh pihak karena pemberian hukuman secara tepat dan
sekolah dengan bantuan aparat. Ketiga, bijak bisa menjadi sebuah alat motivasi, akan
kategori berat yang terjadi di luar sekolah dan tatapi akhir-akhir ini hukuman sering
mengarah pada tindak kriminal serta diartikan dengan kekerasan terhadap siswa
ditangani oleh aparat kepolisian atau oleh pendidik pada umumnya. Inilah masalah
pengadilan. Umumnya kasus perilaku yang belum terselesaikan dalam dunia
kekerasan kategori ringan dan sedang ini pendidikan, kedisiplinan, hukuman, atau
terjadi di lingkup sekolah, masih berada kekerasan.
dalam jam sekolah dan membawa atribut
Dengan adanya disiplin maka setiap
sekolah.16
pribadi manusia akan bisa melaksankan tugas
Kedisiplinan di lembaga pendidikan dan tanggungjawabnya sehari-hari dengan
banyak diartikan dengan kekerasan dalam baik, berhasil, dan sesuai dengan rencana
pendidikan, meskipun ada yang tidak yang diprogramkan. Setiap manusia yang
sependapat dengan itu, stakeholders yang memilki disiplin tinggi bisa menjunjung
seharusnya mempunyai tujuan pendidikan tinggi derajatnya sendiri.
yang sama juga mengartikan kedisiplinan
Pembentukan Kedisiplinan dapat
dengan berbeda-beda, perbedaan persepsi
dilakukan melalui empat unsur yaitu:
dalam kedisiplinan inilah yang kemudian
menjadi akar munculnya konflik baru dalam Peraturan
dunia pendidikan pendidikian. Peraturan dan tata tertib merupakan
Pemberian hukuman juga penting dalam sesuatu untuk mengatur perilaku yang
upaya memupuk siswa agar berdisiplin, diharapkan yang terjadi pada diri siswa.
Dilingkungan sekolah gurulah yang diberi
tanggungjawab untuk menyampaikan dan
16
Pembagian kategori menurut tingkat mengontrol kelakuannya dan tata tertib bagi
kekerasan dan dimana kekerasan itu terjadi. Dari sekolah yang bersangkutan.
sisi tingkat (level) kekerasan, intensitas suatu
kekerasan bisa meningkat dari kekerasan ringan Menurutmu Suharsimi Arikunto, semua
atau potensi menjadi kekerasan tingkat sedang yang berlaku umum maupun khusus meliputi
bahkan dapat berlanjut pada kekerasan tingkat tiga unsur yaitu:
berat, berupa tindak kriminal dalam pendidikan.
Kekerasan disebut dalam bentuk potensi, bilamana Perbuatan atau prilaku yang diharuskan
memiliki indikator sebagai berikut: bersifat dan yang dilarang
tetutup, berupa unjuk rasa untuk menyampaikan Akibat atau sanksi yang menjadi
aspirasi, pelecehan nama baik seseorang, dan tanggungjawab pelaku atau yang melanggar
ancaman atau intimidasi. Bila kekerasan tertutup
peraturan
berubah menjadi konflik terbuka, unjuk rasa
berubah menjadi bentrok, ancaman berubah Cara prosedur untuk menyampaikan
menjadi tindakan nyata, dan kekerasan defensif peraturan kepada subyek yang dikenai
menjadi ofensif, maka saat itu juga potensi peraturan tersebut.17
berubah menjadi kekerasan. Meski demikian,
kekerasan dalam pendidikan tidak selalu terjadi Dalam penyusunan sebuah peraturan atau
secara berurutan dari potensi (ringan), menjadi tata tertib hendaknya melibatkan perwakilan
kekerasan (sedang), lalu tindak kriminal (berat). dari penegak disiplin (subyek) dan sasaran
Bisa saja kekerasan yang berlangsung hanya pelaku disiplin (obyek). Dengan demikian
sampai pada potensi saja, tidak berlanjut ke diharapkan setelah adanya kesepakatan
tingkat atasnya. Kadang terjadi kekerasan
bersama tentang isi dari sebuah peraturan
berbentuk tindak kriminal, tanpa didahului oleh
potensi maupun kekerasan sebelumnya.Joko
yang harus dipatuhi bersama dapat dijalankan
Sumarno, “Minimalisasi Pelanggaran Disiplin dengan sebaik-baiknya dan penuh dengan
Sekolah Melalui Kinerja Evektifitas Tim kesadaran hati. Sehingga dalam melaksanaan
Kedisiplinan”, Widyatama, vol. 5 no. 2 (juni,
2008), 23.
17
Arikunto, Prosedur Penelitian, 123-124.

Muhammad Husnur Rofiq/ Kedisiplinan Siswa Melalui Hukuman Perspektif Stakeholder


Pendidikan
88
Nidhomul Haq Vol 2 No: 2 Juli 2017
ISSN 2503-1481
tugas akan berjalan dengan baik dan Penghargaan atau ganjaran adalah alat
mencapai tujuan yang telah direncanakan. pendidikan yang represif yang bersifat
menyenangkan, ganjaran diberikan pada anak
Peraturan yang bersifat umum dapat
yang mempunyai prestasi-prestasi tertentu
dibedakan menjadi dua macam yaitu:
dalam pendidikan, memiliki kemajuan dan
Peraturan umum untuk seluruh personil tingkahlaku yang baik sehingga dapat
sekolah, yang berbunyi antara lain: menjadikan contoh tauladan bagi kawan-
Hormati dan bersikap sopanlah terhadap kawannya.22
sesama Penghargaan juga bisa digunakan sebagai
Hormatilah hak sesama warga motivasi yang positif untuk peningkatan
kinerja dan keaktifan siswa dalam
Patuhilah semua peraturan sekolah melaksanakan tugas kesehariannya. Begitu
Peraturan umum untuk siswa, yang pula bagi peserta didik dalam peningkatan
berbunyi antara lain: semangat dalam belajar dan berlatih perlu
diberikan hadiah sebagai motivasi. Ganjaran
Bawalah semua peralatan sekolah yang yang diberikan dapat berupa apapun, namun
kamu perlukan dalam garis besarnya ganjaran dibedakan
Kenakan pakaian seragam sesuai dengan menjadi empat macam yaitu:
ketentuan Pujian
Hukuman Pujian merupakan sebuah ganjaran yang
Hukuman adalah penderitaan yang paling ringkas dan mudah untuk diberikan.
diberikan atau yang ditimbulakan dengan Pujian ini bisa diberikan dalam bentuk kata
sengaja oleh seseorang (orang tua, guru dan yaitu seperti: baik, bagus, hebat, dan
sebagainya) sesudah terjadi suatu sebagainya.
pelanggaran, kejahatan, atau kesalahan.18 Penghormatan
Hukuman juga bias diartikan perbuatan Gajaran yang berupa penghormatan ini
secara itensional yang diberikan, sehingga dapat berbentuk tiga macam, yaitu:
menyebabkan penderitaan lahir batin,
diarahkan untuk menggugah hati nurani dan Bentuk penobatan, siswa yang
penyadaran si penderita akan kesalahannya.19 mendapatkan kehormatan diumumkan
didepan para siswa yang lain, baik ketika
Hukuman adalah tindakan yang paling dikelas, upacara maupun acara-acara sejenis
akhir terhadap adanya pelanggaran- yang lain.
pelanggaran yang sudah berkali-kali
dilakukan setelah diberitahukan, ditegur dan Bentuk penghormatan, gajaran ini seperti
diperingati.20 halnya bila ada siswa yang berhasil
melaksanakan tugas pelajaran dengan baik
teori tentang hukuman ada dua macam, dan tepat waktu, maka ia diberi penobatan
yaitu: khusus dan yang terkesan lebih tinggi dari
Hukuman karena kesalahan sebelumnya.

Menghukum supaya keadaan tidak Bentuk penambahan point nilai, bentuk


diulangi lagi.21 ini diperuntukkan bagi mereka yang dalam
pelaksanaan tugas dan kewajiban belajar pada
Penghargaan waktu keseharianya selalu menunjukkan hasil
yang baik dan tidak melanggar peraturan yang
18
Suryaning, Pengaruh Disiplin, 36.
19
Ibid., 36.
20 22
Hafi Anshari, Pengantar Ilmu Amir Daien Indrakusuma, Pengantar Ilmu
Pendidikan.Surabaya, Usaha Nasional, 1993, 115. Pendidikan Sebuah Tinjauan Teoritis Filosofis.
21
Suryaning, Pengaruh Disiplin, 37. IKIP Malang. 1973, 159-161

Muhammad Husnur Rofiq/ Kedisiplinan Siswa Melalui Hukuman Perspektif Stakeholder


Pendidikan
89
Nidhomul Haq Vol 2 No: 2 Juli 2017
ISSN 2503-1481
berlaku, maka baginya diberikan point nilai penghargaan selalu mengikuti prilaku yang
tambahan diraportnya. disetujui dan hukuman selalu prilaku yang
dilarang, akan mempunyai keinginan yang
Hadiah
jauh lebih besar untuk menghindari tindakan
Hadiah disini adalah sebuah ganjaran yang dilarang dan melakukan tindakan yang
yang berupa sebuah barang. Hadiah yang disetujui dari pada anak yang merasa ragu
berupa barang ini juga disebut dengan mengenai reaksi terhadap tindakan tertentu.
ganjaran materiil. Ganjaran materiil yaitu
Konsistensi mempunyai penghargaan
hadiah yang berupa sebuah barang, barang
terhadap peraturan dan orang yang berkuasa,
yang berikan bisa berupa alat belajar maupun
anak kecilpun kurang menghargai mereka
alat kelengkapan seragam.
yang dapat dibujuk untuk tidak menghukum
Tanda Penghargaan prilaku yang salah, dibandingkan mereka
Tanda penghargaan ini lain dengan yang tidak dapat dipengaruhi dengan air mata
hadian yang identik dengan barang dan dan bujukan.24
nilainya (materiil), namun tanda penghargaan Upaya Penanaman Disiplin
ini lebih menitik beratkan pada nilai kesan
Disiplin berarti adanya kesediaan untuk
dan nilai kenangannya. Seperti contohnya,
mematuhi peraturan-peraturan dan larangan-
bagi siswa yang tidak pernah terlambatselama
larangan. Jadi setiap siswa yang mempunyai
satu tahun penuh, diberikan trophy the best
disiplin tinggi adalah mereka yang mentaati
dan cindera mata.
segala peraturan dan tata tertib dengan sadar
Konsistensi tanpa adanya tuntutan dari pihak luar, baik
Konsistensi adalah tingkat keseragaman ada yang mengawasi maupun tidak.
atau stabilitas yang mempunyai nilai Langkah-langkah untuk menanamkan
mendidik, memotivasi. Memperbaiki disiplin ialah:
penghargaan terhadap peraturan dan orang
Dengan pembiasaan
yang berkuasa. Semua unsur-unsur disiplin
tersebut setelah disusun dan disetujui Dengan contoh dan Tauladan
hendaknya dijalankan sesuai dengan tata
Dengan penyadaran
tertib yang ada, karena semuanya itu bagian
dari alat-alat pendidikan dan berfungsi Dengan Pengawasan
sebagai alat motivasi belajar siswa.23 Adapun teknik atau cara-cara yang
Melalui konsistensi ini motivasi akan digunakan oleh guru, pelatih atau yang
muncul untuk pelaksana peraturan, yang lainnya dalam pembiasaan kedisiplinan
kemudian rasa kesadaran untuk mentaati dan adalah sebagai berikut:
tunduk pada peraturan yang berlaku datang Teknik pengendalian dari luar (external
dari dalam dirinya sendiri secara ikhlas dan control tecnique) berupa bimbingan dan
penuh dengan kesadaran yang tinggi. penyuluhan. Teknik ini dalam arti
Fungsi konsistensi dalam disiplin adalah pengawasan perlu diperketat, namun
sebagai berikut: hendaknya secara human atau disesuaikan
dengan perkembangan peserta didik
Konsistensi mempunyai nilai yang
mendidik yang besar, jika peraturannya tidak Teknik pengendalian diri dari dalam
konsisten maka akan dapat mangacaukan (inner control technique). Teknik ini lebih
proses pelaksanaan tugas, ini disebabkan baik digunakan dalam pembinaan disiplin
karena nilai pendorongnya. dalam kelas sehari-hari
Konsistensi mempunyai nilai motivasi Teknik pengendalian kooperatif
yang kuat, anak yang menyadari bahwa (cooperative control technique). Dalam hal ini

23
Hurlock EB, Perkembangan Anak, 93. 24
Ibid., 91 – 92.

Muhammad Husnur Rofiq/ Kedisiplinan Siswa Melalui Hukuman Perspektif Stakeholder


Pendidikan
90
Nidhomul Haq Vol 2 No: 2 Juli 2017
ISSN 2503-1481
disiplin kelas yang baik mengandung “Demi masa, sesungguhnya manusia itu
kesadaran untuk mengantisipasi berbagai benar-benar dalam keadaan merugi, kecuali
problema. orang-orang yang beriman dan mengerjakan
amal sholeh dan nasehat-menasehati supaya
TINJAUAN TENTANG KEDISIPLINAN
mentaati kebenaran dan nasehat-menasehati
Disiplin merupakan suatu hal yang sangat supaya menetapi kesabaran” (al-Ashr : 1-
mutlak dalam kehidupan manusia, karena 3).26
seorang manusia tanpa disiplin yang kuat
Surat ini menerangkan bahwa manusia
akan merusak sendi-sendi kehidupannya,
yang tidak dapat menggunakan waktu dengan
membahayakan diri dan manusia lain, bahkan
sebaik-baiknya termasuk golongan yang
alam sekitarnya.
merugi. Surat tersebut telah jelas
Dalam AL-Qur’an diterangkan tentang menunjukkan kepada kita bahwa Allah telah
disiplin pada Surat An-Nisa’ ayat 103, yang memerintah kepada hamba-Nya untuk selalu
berbunyi: hidup disiplin. Karena dengan disiplin kita
‫ُ ج‬
‫ض ْيتُ ُم الصَّلوةَفَ ْاذ ُكرُوهللاَ قِيَا ًما َوقُعُودًا َو َعلَى ُجنُوْ بِك ْم‬ dapat hidup teratur, sedangkan bila hidup kita
َ َ‫فَإ ِ َذاق‬
َ‫َت َعلَى ْال ُم ْؤ ِمنِ ْين‬ ْ ‫ااط َمأْنَ ْنتُ ْم فَأَقِ ْي ُمواالصَّلوةَ ج اِ َّن الصَّلوةَكاَن‬
ْ ‫فَإ ِ َذ‬ tidak disiplin berarti kita tidak bisa hidup
)103 : ‫ِكتابا ً َّموْ قُوْ تا ً (النّساء‬ teratur dan hidup kita akan hancur
berantakan.
Artinya:
Menurut Charter Harris27 menjelaskan
“Maka apabila kamu telah tentang disiplin yaitu:
menyelesaikan sholatmu maka ingatlah
Kepada Allah diwaktu berdiri, diwaktu 1. Berisi moral yang mengatur
duduk, dan diwaktu berbaring. Kemudian tentang kehidupan
apabila kamu merasa aman maka dirikanlah 2. Mengembangkan ego dengan
sholat itu sebagaimana biasa. Sesungguhnya segala masalah instrinsik yang
sholat itu adalah fardhu yang ditentukan mengharuskan orang-orang untuk
waktunya atas orang-orang yang beriman” menentukan pilihan
(An-Nisa’ : 103).25
3. Pertumbuhan kekuatan untuk
Dalam ayat pada Surat An-Nisa’ ayat 103 memberi jawaban terhadap setiap
tersebut telah jelas bahwa masalah disiplin aturan yang disampaikan
baik mengenai waktu sholat maupun dalam
4. Penerimaan autoritas eksternal
hal yang lainnya sangat penting bagi kita.
yang membantu seseorang untuk
Oleh karena itu, sebagai seorang yang
membentuk kemampuan dan
beriman kita harus mengamalkan amanat dari
keterbatasan hidup.
surat tersebut yaitu selalu disiplin dalam
sholat dan selalu menerapkan sikap hidup Sedangkan Oteng Sutrisno28 menjelaskan
yang disiplin dalam setiap sendi kehidupan. definisi disiplin antara lain:
karena dengan disiplin kita akan selalu bisa
1. Proses atau hasil pengarahan atau
menuntaskan tugas-tugas kehidupan dan
pengendalian keinginan
mendapatkan kebahagiaan.
dorongan, atau kepentingan demi
Didalam surat al-Ashr ayat 1-3 juga suatu cita-cita atau untuk
diterangkan tentang disiplin mencapai tindakan yang lebih
efektif
ٍ ‫) اِ َّن ْا ِال ْنساَنَ لَفِ ْي ُخس‬1(‫َو ْال َعصْ ِر‬
‫) اِالَّالَّ ِذ ْينَ ا َمنُوْ ا‬2(‫ْر‬
)3(‫صب ِْر‬ َّ ‫َوتَ َواصَوْ ابِال‬ ‫ال‬
‫صوْ ا بِ ْال َحق‬
َ ‫ت َوتَ َوا‬ِ ‫صلِ َح‬ّ ‫َو َع ِملُوا ال‬ 26
al-Qur’an, 103: 1-3.
)1-3 : ‫(العصر‬ 27
Charles Schaefer , Cara Efektif
Artinya: Mendidik dan Mendisipinkan Anak. Jakarta:1987,
266.
28
Oteng Sutrisno, Administrasi
Pendidikan Dasar Teoritis Untuk Praktek
25
al-Qur’an, 4: 103. Profesional. Bandung, Angkasa. 1985, 97

Muhammad Husnur Rofiq/ Kedisiplinan Siswa Melalui Hukuman Perspektif Stakeholder


Pendidikan
91
Nidhomul Haq Vol 2 No: 2 Juli 2017
ISSN 2503-1481
2. Pencarian suatu cara bertindak terhadap kelakuan, baik oleh suatu kekuasaan
yang terpilih dengan gigih, aktif luar ataupun oleh individu sendiri.32
dan diarahkan sendiri, sekalipun
Disiplin itu lahir, tumbuh, dan
mengahadapi rintangan
berkembang dari sikap seseorang didalam
3. Pengendalian perilaku yang sistem nilai budaya yang telah ada pada
langsung atau otoriter melalui masyarakat. Terdapat unsur pokok yang
hukuman dan atau hadiah membentuk disiplin, yakni sikap yang telah
ada pada diri manusia dan sistem nilai budaya
4. Pengekangan dorongan, sering
yang ada didalam masyarakat. Disiplin adalah
melalui cara yang tak enak,
suatu perubahan tingkah laku yang teratur
menyakitkan.
dalam menjalankan tugas-tugasnya atau
Menurut Webster New Word Dictionary pekerjaannya, yang tidak melanggar sebuah
definisi disiplin ada empat pokok yaitu: aturan yang telah disepakati bersama. Sikap
1. Latihan yang mengembangkan disiplin itu muncul pada diri sendiri untuk
pengendalian diri, karakter atau berbuat sesuai dengan keinginan untuk
keadaan serba teratur dan efisien mencapai sebuah tujuan.33

2. Hasil latihan serupa itu, Disiplin sebenarnya bukan berasal dari


pengendalian diri, perilaku yang kata Indonesia asli, ia adalah kata serapan dari
bahasa asing Discipline (Inggris), Disciplin
tertib
(Belanda), atau Disciplina (Latin) yang
3. Penerimaan atau kepatuhan artinya belajar. Selain dari kata discipline ada
terhadap kekuasaan dan control pula disciple yang berarti orang yang belajar
4. Perlakuan yang menghukum atau dari seorang pemimpin. Orang tua dan guru
menyiksa.29 adalah pemimpin, sedangkan anak-anak
adalah disciple yang belajar dari mereka
Charles Schaefer mengemukakan bahwa mengenai sikap, perilaku, cara hidup yang
disiplin itu adalah ruang mencakup setiap bisa membahagiakan serta bermanfaat bagi
penyajian, bimbingan atau dorongan yang hidup bermasyarakat dan yang sesuai atau
dilakukan oleh orang dewasa.30 disetujui oleh masyarakat.
Dalam arti yang lebih luas disiplin berarti HUKUMAN DALAM PERSPEKTIF
setiap macam pengaruh yang ditujukan untuk PENDIDIKAN
menolong anak mempelajari cara-cara
menghadapi tuntutan yang datang dari Hukuman di dalam istilah psikologi
lingkungannya dan juga cara-cara adalah cara yang digunakan pada waktu
menyelesaikan tuntutan-tuntutan yang keadaan yang merugikan atau pengalaman
mungkin diajukan terhadap lingkungannya.31 yang tidak menyenangkan yang dilakukan
oleh seseorang dengan sengaja menjatuhkan
Drever James menjelaskan bahwa kata orang lain. Secara umum disepakati bahwa
discipline semula disinonimkan dengan kata hukuman merupakan ketidaknyamanan
education (pendidikan), dalam pengertian (suasana tidak menyenangkan) dan perlakuan
modern, pengertian dasarnya adalah kontrol yang buruk atau jelek.
Menurut Al-Ghazali, hukuman ialah suatu
perbuatan dimana seseorang sadar dan
sengaja menjatuhkan nestapa pada orang lain

32
Muhaimin, Ghofir Abd, Rahman Nur
29
Sutrisno, Administrasi Pendidikan Ali, Strategi Belajar Mengajar,Surabaya, Citra
Dasar, 98. Media. 1996, 21
30 33
Scaefer, Cara Efektif Mendidik, 3 Suryaning, Pengaruh Disiplin
31
Sobur Alex, Anak Masa Terhadap Peningkatan Prestasi Hasil Belajar
Depan,Bandung, Angkasa. 1991, 144 Siswa MTSn. Malang.2004, 25.

Muhammad Husnur Rofiq/ Kedisiplinan Siswa Melalui Hukuman Perspektif Stakeholder


Pendidikan
92
Nidhomul Haq Vol 2 No: 2 Juli 2017
ISSN 2503-1481
dengan tujuan untuk memperbaiki atau meliputi guru kelas, wali kelas,
melindungi dirinya sendiri dari kelemahan kesiswaan, dan kepala sekolah,
jasmani dan rohani, sehingga terhindar dari dan dicatat kedalam buku
segala macam pelanggaran. Hukuman adalah pelanggaran atau buku pembinaan
jalan yang paling akhir apabila teguran, milik kedisiplinan dan
peringatan dan nasehat-nasehat belum bisa
mencegah anak melakukan pelanggaran.
menandatangani besar point yang
Sedangkan, Ahmad Tafsir menyatakan di dapat dari pelanggaran yang
hukuman merupakan “adanya unsur dilakukan, setelah itu mendapat
menyakitkan, baik jiwa maupun badan.34 bentuk sanksi sesuai besar
kecilnya pelanggaran kemudian
Hukuman dalam pendidikan Islam
dibina oleh badan pelaksana
bertujuan untuk perbaikan kesalahan yang
dilakukan anak-anak bukan menjadikan pembinaan siswa, sehingga siswa
sebuah ajang balas dendam dan pendidikan tidak mengulangi perbuatannya
disini terlebih menganjurkan kepada juru lagi dan tidak melakukan bentuk
didik untuk mengenal akan perangai, tabi’at pelanggaran lain. Pendidik atau
dan akhlak anak didiknya sebelum pihak pelaksana hukuman
menjatuhkan hukuman. Sedangkan tujuan sebaiknya membiasakan diri
pokok hukuman dalam syariat Islam ialah bersikap bersahabat dengan siswa
pencegahan, pengajaran, melindungi dan yang melanggar, hal tersebut akan
pendidikan, arti pencegahan ialah menahan si mendorong siswa untuk berubah
pembuat kejahatan supaya tidak ikut-ikutan dan menyadari bahwa pelanggaran
berbuat kesalahan kembali dan menjadikan
yang dilakukannya adalah
pelajaran untuk manusia lainnya.
perbuatan yang salah.
C. KESIMPULAN 3. Pemberian reward bisa menjadi
1. Hukuman dalam pendidikan Islam salahsatu alternatif yang
adalah tindakan untuk merubah dianjurkan selain punishment
tingkah laku yang tidak sesuai untuk membentuk kepribadian
dengan aturan agar tidak kembali siswa lebih baik sekaligus
melakukan pelanggaran. Pendidik memberikan motivasi siswa untuk
dianjurkan untuk mengenal akan memperbaiki diri.
perangai, tabi’at dan akhlak anak
didiknya sebelum menjatuhkan
hukuman.
2. Penerapan hukuman baiknya
dilaksanakan oleh badan pelaksana
yang dibentuk oleh pihak sekolah

34
Hukuman adalah penderitaan yang
menyakitkan baik jiwa maupun badan karena
melakukan kesalahan dan hukuman pula memiliki
tujuan perbaikan, bukan hanya menjatuhkan
hukuman pada anak didik dengan alasan balas
dendam tetapi, hukuman itu juga dijatuhkan
setelah adanya teguran, peringatan dan nasehat-
nasehat dari seorang pendidik kepada anak didik
tersebut. Rusdiana Hamid, Reward dan
Punishment dalam Perspektif Pendidikan Islam,
Ittihad Jurnal Kopertais Wilayah XI Kalimantan
Vol. 4 no. 5, April 2006, 93.

Muhammad Husnur Rofiq/ Kedisiplinan Siswa Melalui Hukuman Perspektif Stakeholder


Pendidikan
93
Nidhomul Haq Vol 2 No: 2 Juli 2017
ISSN 2503-1481
DAFTAR PUSTAKA

Alia, Asrian Dani, dan Dona Eka Putri, “Sikap Ayah dan Ibu Terhadap Kekerasan Oleh
Guru”, Jurnal Psikologi vol.3 no.2, Juni 2010.
Ahmadi, Abu & Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta , 2001. Cet II
Arifin, Bey ; dan Said, Abdullah. 1981. Rahasia Ketahanan Mental dan Bina Mental
dalam Islam. Surabaya: Al - Ikhlas.
Arikunto, Suharsimi, prosedur penelitian, Jakarta, PT Rineka Cipta, 2002.
Bebenishty, Rami and Ron Avi Astor, school violence in context: culture, neighborhood,
family,school and gender, New York, Oxford University Press, 2005.
Budiningsih, Asri. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.2005.
Brannen, Julia, Memadu Metode Penelitian ( kualitatif dan kuantitatif ) Samarinda:
Pustaka Pelajar, 2002. Cet III
Depag RI. Al - Qur’an dan Terjemahnya. Surabaya: Mahkota. 1989.
Esti, Sri, Wuryani Djiwandono, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Grasindo, 2006. Cet.III
Elhefni, “Penerapan Hadiah Dan Hukuman Dalam Meningkatkan Prestasi Siswa”,
Ta’dib vol.XIII no.1, Juni, 2008.
Furchan, Arif, Pengantar Penelitian dalam Pendidikan,Jakarta:Pustaka Pelajar, 2007
.Cet III
Fudyartanto, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Jakarta: Global Pustaka
Utama,2002
Foucault, Michael, dicipline and punish, New York, Vintage Books, 1994.
Hadi,Sutrisno, metodologi research jilid II, Yogyakarta, Andi Offset, 1998.
Hamid, Rusdiana, “ Reward dan Punishment Dalam Perspektif Pendidikan Islam”,
Ittihad Jurnal Kopertis Wiayah XI Kalimantan vol.4 no.5, April, 2006.
Hamzah B.Uno, Orientasi dalam Psikologi Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara,2006
Irmin, Soejitno dan abdul rochim, membangun disiplin diri melalui kecerdasan spiritual
dan emosional, t.t., Batavia Press, 2004.
Korbin, Jell E., child abuse and neglect, London, University of California Press, 1984.
kompas.com , 2 desember 2011.
liputan6.com, 15 april 2012.
Mahmud, M. Dimyati, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Departement Pendidikan dan
Kebudayaan Rektorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan
Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan, 1989
Moleong, Lexy j., penelitian kualitatif, Bandung, Remaja Rosda Karya, 1996.
media indonesia, 13 april 2012.
metrotvnews.com, 12 april 2012.
Nadia, Teori Konstruktivistik, dalam: http: // duadania.blogspot.Com/2009/05/teori-
konstruktivistik.html, di akses pada 26 oktober 2011
nusantara-jabar, 26 maret 2012.
Publishing, Karisma, undang-undang sistem pendidikan nasional, Tangerang, SL Media,
2011.
Rosyada, Dede. 2004. Paradigma Pendidikan Demokratis. Jakarta: Prenada Media.
Purwanto, M. Ngalim, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2000
Purwanto, M.Ngalim, Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1990
Santhut, Ahmad, Menumbuhkan Sikap Sosial Moral dan Spiritual Anak Dalam Keluarga
Muslim, Jakarta : Mitra Pustaka, 1998
Saimima, Ika, ”Perlindungan Terhadap Anak Yang Berkonflik Dengan Hukum”, Jurnal
Kajian Ilmiah Lembaga Penelitian Ubhara jaya vol.9 no.3, 2008.

Muhammad Husnur Rofiq/ Kedisiplinan Siswa Melalui Hukuman Perspektif Stakeholder


Pendidikan
94
Nidhomul Haq Vol 2 No: 2 Juli 2017
ISSN 2503-1481
Soetoe, Samuel, Psikologi Pendidikan : Mengutamakan Segi-segi Perkembangan
Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI, 1982 . Jilid 2
sindo, 16 november 2011.
Suryabrata, Sumadi, Psikologi Pendidikan, Jakarta,Rajagrafindo Persada, 2011.
Sumarno,Joko, Minimalisasi Pelanggaran Disiplin Sekolah Melalui Evektifitas Kinerja
Tim Kedisiplinan, Widyatama vol.5 no.2, juni, 2008.
Surya, Sumadi Brata, Psikologi Pendidikan, Punduttrate Benjeng Gresik: Raja Grafindo
Persada, 1998
SMP Miftahurrohman, Buku Panduan Siswa, Punduttrate Benjeng Gresik: SMP
Miftahurrohman, 1999
Syah, Muhibbin, M.Ed. Psikologi Belajar, Cet.3. ( Jakarta: Logos Wacana Ilmu,2001
John W. Santrock, Psikologi Pendidikan Edisi Kedua, Jakarta:Kencana, 2007
Suwarna, M.Pd.,dkk, Pengajaran Mikro, Pendekatan Praktis Dalam Menyiapkan
Pendidik Profesional, Yokyakarta: Tiara Wacana, 2005.
Tamarli, “Strategi Kepala Sekolah Dalam Membima Disiplin di Sekolah”, Jurnal
Serambi Ilmu vol.7 no.1, September 2009.
Thaha, ahmadie. ShahiBukhari, Jilid I. Jakarta: Pustaka Panjimas.1986.
Ulwan, Abdullah Nashih, Pendidikan Anak Dalam Islam, Jakarta, Pustaka Amani, 2007.
Waldin, Warul AK, Konstelasi Pemikiran Pedagogik Ibnu Khaldun Perspektif
Pendidikan Modern, Nangroe Aceh Darussalam : Nadiya Eoundation, 2003
Winkel, WS..S.J, Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, Jakarta: Gramedia, 1984
Woolfolk, Anita, Education Psychology, Boston: The Ohio State University, 2004
www.friday.com, 16 maret 2012.
www.okezone.com, 20 april 2012.

Muhammad Husnur Rofiq/ Kedisiplinan Siswa Melalui Hukuman Perspektif Stakeholder


Pendidikan

Anda mungkin juga menyukai