Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN PENDAHULUAN

PLASENTA PREVIA
DI RUANG MATERNAL

Disusun untuk memenuhi Tugas Laporan Praktik Daring Departemen Maternal Yang diampu
oleh Ns. Nur Hidayatin., S. Kep

NAMA : GARINDRA INDRAYANA


NIM : 2020.04.034
PRODI : PROFESI NERS

PROGRAM STUDI PROFESI (NERS)


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANYUWANGI
TAHUN 2020
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN MATERNAL PADA PASIEN


PLASENTA PREVIA
Yang disusun oleh :

Nama : Gaindra Indrayana


NIM : 202004034
Prodi : Profesi Ners
Sebagai salah satu syarat dalam pemenuhan ugas praktik Laboratorium Klinik (PLKK) daring
keperawatan Maternal yang dilaksanakan 05 Oktober – 17 Oktober 2020
Laporan Pendahluan dan Asuhan keperawatan ini telah disetujui :
Pada tanggal,

Oleh
Pembimbing

Ns Nur Hidayatin S., Kep


NIK 06.043.0909
BAB 1
KONSEP PENYAKIT
PLACENTA PREVIA
1. DEFINISI
Placenta previa adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim yaitu di atas
dan dekat tulang cerviks dalam dan menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum.
Angka kejadian plasenta previa adalah 0,4 – 0,6 % dari keseluruhan persalinan.
Plasenta Previa adalah plasenta yang berimplantasi rendah sehingga menutupi sebagian
/seluruh ostium uteri internum (implantasi plasenta yang normal adalah pada dinding depan,
dinding belakang rahim atau di daerah fundus uteri).(Yuni Kusmiyati dkk, 2009, Perawatan Ibu
Hamil, hal. 158-159.
Menurut Cunningham (2006), plasenta previa merupakan implantasi plasenta di bagian
bawah sehingga menutupi ostium uteri internum, serta menimbulkan perdarahan saat
pembentukan segmen bawah Rahim

2. ETIOLOGI
Penyebab pasti dari placenta previa belum diketahui sampai saat ini. Tetapi berkurangnya
vaskularisasi pada segmen bawah rahim karena bekas luka operasi uterus, kehamilan molar, atau
tumor yang menyebabkan implantasi placenta jadi lebih rendah merupakan sebuah teori tentang
penyebab palcenta previa yang masuk akal.
Selain itu, kehamilan multiple / lebih dari satu yang memerlukan permukaan yang lebih
besar untuk implantasi placenta mungkin juga menjadi salah satu penyebab terjadinya placenta
previa. Dan juga pembuluh darah yang sebelumnya mengalami perubahan yang mungkin
mengurangi suplai darah pada daerah itu, faktor predisposisi itu untuk implantasi rendah pada
kehamilan berikutnya.

3. Patofisiologi
Pendarahan tanpa alasan dan tanpa rasa nyeri merupakan gejala utama dan pertama
dari plasenta previa. Perdarahan dapat terjadi selagi penderita tidur atau bekerja
biasa, perdarahan pertama biasanya tidak banyak, sehingga tidak akan berakibat
fatal. Perdarahan berikutnya hampir selalu banyak dari pada sebelumnya, apalagi kalau
sebelumnya telah dilakukan pemeriksaan dalam. Sejak kehamilan 20 minggu segmen
bawah uterus, pelebaran segmen bawah uterus dan pembukaan serviks tidak dapat diikuti
oleh plasenta yang melekat dari dinding uterus. Pada saat ini dimulai terjadi
perdarahan darah berwarna merah segar
4. Pathway
6

5. Manifestasi Klinis
1. Rasa tak sakit, perdarahan uteri, terutama pada trimester ketiga.
2. Jarang terjadi pada episode pertama kejadian yang mengancam kehidupan atau menyebabkan syok
hipovolemik.
3. Kira-kira 7% dari placenta previa tanpa gejala dan merupakan suatu temuan yang kebetulan pada scan
ultrasonik.
4. Beberapa adalah jelmaan untuk pertama kali, saat uteri bawah merentang dan tipis, saat sobek dan
perdarahan terjadi di lokasi implantasi bawah.
5. Placenta previa mungkin tidak menyebabkan perdarahan hingga kelahiran mulai atau hinga terjadi
dilatasi lengkap. Perdarahan awal terjadi dan berlebih-lebih pada total previa. Perdarahan yang merah
terang mungkin terjadi secara intermitten, saat pancaran, atau lebih jarang, mungkin jugaberlanjut. Ini
mungkin berawal saat wanita sedang istirahat atau di tengah-tengah aktifitas. Kebetulan kejadian ini
tidak pernah terjadi kecuali jika dilakukan pengkajian vaginal atau rektal memulai perdarahan dengan
kasar sebelum atau selama awal kehamilan.
6. Sikap yang tak terpengaruh oleh placenta previa adalah rasa sakit. Bagaimanapun jika perdarahan yang
pertama bersamaan dengan serangan kelahiran, wanita mungkin mengalami rasa tak nyaman karena
kontraksi uterus.
7. Pada pengkajian perut, jika fetus terletak longitudinal, ketinggian fundus biasanya lebih besar dari yang
diharapkan untuk umur kehamilannya karena placenta previa menghalangi turunnya bagian-bagian
janin.
8. Manuver leopod mungkin menampakkan fetus pada posisi miring atau melintang karena abnormalitas
lokasi implantasi placenta.
9. Seperti kaidah, fetal distress atau kemayian janin terjadi hanya jika bagian penting placenta previa
terlepas dari desidua basilis atau jika ibu menderita syok hipovolemik.

6. Pemeriksaan Penunjang
1. USG (Ultrasonographi)
Dapat mengungkapkan posisi rendah berbaring placnta tapi apakah placenta melapisi cervik tidak biasa
diungkapkan
2. Sinar X
Menampakkan kepadatan jaringan lembut untuk menampakkan bagian-bagian tubuh janin.
3. Pemeriksaan laboratorium
Pengkajian ini akan mendiagnosa placenta previa tapi seharusnya ditunda jika memungkinkan hingga
kelangsungan hidup tercapai (lebih baik sesuadah 34 minggu). Pemeriksaan ini disebut pula prosedur
susunan ganda (double setup procedure). Double setup adalah pemeriksaan steril pada vagina yang
dilakukan di ruang operasi dengan kesiapan staf dan alat untuk efek kelahiran secara cesar.
4. Isotop Scanning
Hemoglobin dan hematokrit menurun. Faktor pembekuan pada umumnya di dalam batas normal.
5. Pengkajian vaginal
Atau lokasi penempatan placenta.
6. Amniocentesis
7

Jika 35 – 36 minggu kehamilan tercapai, panduan ultrasound pada amniocentesis untuk menaksir
kematangan paru-paru (rasio lecithin / spingomyelin [LS] atau kehadiran phosphatidygliserol) yang
dijamin. Kelahiran segera dengan operasi direkomendasikan jika paru-paru fetal sudah mature.

7. Penatalaksanaan
1. Terapi ekspektatif
 Tujuan terapi ekspektatif adalah supaya janin tidak terlahir prematur, pasien dirawat tanpa
melakukan pemeriksaan dalam melaui kanalis servisis. Upaya diagnosis dilakukan secara non
invasif. Pemantauan klinis dilaksanakan secara ketat dan baik.
Syarat pemberian terapi ekspektatif :
a. Kehamilan preterm dengan perdarahan sedikit yang kemudian berhenti.
b. Belum ada tanda-tanda in partu.
c. Keadaan umum ibu cukup baik (kadar hemoglobin dalam batas normal)
d. Janin masih hidup.
 Rawat inap, tirah baring, dan berikan antibiotik profilaksis.
 Lakukan pemeriksaan USG untuk mengetahui implantasi placenta, usia kehamilan, profil biofisik,
letak, dan presentasi janin.
 Berikan tokolitik bila ada kontriksi :
- MgSO4 4 gr IV dosis awal dilanjutkan 4 gr tiap 6 jam
- Nifedipin 3 x 20 mg/hari
- Betamethason 24 mg IV dosis tunggal untuk pematangan paru janin
 Uji pematangan paru janin dengan Tes Kocok (Bubble Test) dari test amniosentesis.
 Bila setelah usia kehamilan di atas 34 minggu placenta masih berada di sekitar ostinum uteri
internum, maka dugaan plasenta previa menjadi jelas sehingga perlu dilakukan observasi dan
konseling untuk menghadapi kemungkinan keadaan gawat darurat.
 Bila perdarahan berhenti dan waktu untuk mencapai 37 mingu masih lama, pasien dapat
dipulangkan untuk rawat jalan (kecuali apabila rumah pasien di luar kota dan jarak untuk mencapai
RS lebih dari 2 jam) dengan pesan segera kembali ke RS apabila terjadi perdarahan ulang.
2. Terapi aktif (tindakan segera)
 Wanita hamil di atas 22 minggu dengan perdarahan pervaginam yang aktif dan banyak harus segera
ditatalaksana secara aktif tanpa memandang maturitas janin.
 Untuk diagnosis placenta previa dan menentukan cara menyelesaikan persalinan, setelah semua
persyaratan dipenuhi, lakukan PDOM jika :
- Infus / tranfusi telah terpasang, kamar dan tim operasi telah siap
- Kehamilan ≥ 37 minggu (BB ≥ 2500 gram) dan in partu
- Janin telah meninggal atau terdapat anomali kongenital mayor (misal : anensefali)
- Perdarahan dengan bagian terbawah jsnin telah jauh melewati PAP (2/5 atau 3/5 pada palpasi
luar)
Cara menyelesaikan persalinan dengan placenta previa adalah :
1. Seksio Cesaria (SC)
8

 Prinsip utama dalam melakukan SC adalah untuk menyelamatkan ibu, sehingga walaupun janin
meninggal atau tak punya harapan hidup tindakan ini tetap dilakukan.
 Tujuan SC antara lain :
- Melahirkan janin dengan segera sehingga uterus dapat segera berkontraksi dan menghentikan
perdarahan
- Menghindarkan kemungkinan terjadinya robekan pada cervik uteri, jika janin dilahirkan
pervaginam
 Tempat implantasi plasenta previa terdapat banyak vaskularisasi sehingga cervik uteri dan segmen
bawah rahim menjadi tipis dan mudah robek. Selain itu, bekas tempat implantasi placenta sering
menjadi sumber perdarahan karena adanya perbedaan vaskularisasi dan susunan serabut otot dengan
korpus uteri.
 Siapkan darah pengganti untuk stabilisasi dan pemulihan kondisi ibu
 Lakukan perawatan lanjut pascabedah termasuk pemantauan perdarahan, infeksi, dan keseimbangan
cairan dan elektrolit.
2. Melahirkan pervaginam
Perdarahan akan berhenti jika ada penekanan pada placenta. Penekanan tersebut dapat dilakukan dengan
cara-cara sebagai berikut :
 Amniotomi dan akselerasi
Umumnya dilakukan pada placenta previa lateralis / marginalis dengan pembukaan > 3cm serta
presentasi kepala. Dengan memecah ketuban, placent akan mengikuti segmen bawah rahim dan
ditekan oleh kepala janin. Jika kontraksi uterus belum ada atau masih lemah akselerasi dengan infus
oksitosin.
 Versi Braxton Hicks
Tujuan melakukan versi Braxton Hicks adalah mengadakan tamponade placenta dengan bokong
(dan kaki) janin. Versi Braxton Hicks tidak dilakukan pada janin yang masih hidup.
 Traksi dengan Cunam Willet
Kulit kepala janin dijepit dengan Cunam Willet, kemudian diberi beban secukupnya sampai
perdarahan berhenti. Tindakan ini kurang efektif untuk menekan placentadan seringkali
menyebabkan perdarahan pada kulit kepala. Tindakan ini biasanya dikerjakan pada janin yang telah
meninggal dan perdarahan yang tidak aktif.
8. Komplikasi
a. Pada ibu dapat terjadi perdarahan hingga syok akibat perdarahan, anemia karena perdarahan plasentitis,
dan endometritis pasca persalinan.
b. Pada janin biasanya terjadi persalinan premature dan komplikasi seperti Asfiksi berat.
(Mansjoer, 2002)
9

BAB 2
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
2.1 Pengkajian
a. Identitas klien
Data diri klien meliputi: nama, umur, pekerjaan, pendidikan, alamat, medical record, dll.
b. Keluhan utama : Gejala pertama; perdarahan pada kehamilan setelah 28 minggu/trimester III
1) Sifat perdarahan; tanpa sebab, tanpa nyeri, berulang
2) Sebab perdarahan; placenta dan pembuluh darah yang robek; terbentuknya SBR, terbukanya
osteum/manspulasi intravaginal/rectal.
3) Sedikit banyaknya perdarahan; tergantung besar atau kecilnya robekan pembuluh darah dan
plasenta.
c. Riwayat kesehatan
1) Riwayat kesehatan dahulu
Riwayat kesehatan dahulu yaitu keluhan sampai saat klien pergi ke Rumah Sakit atau pada saat
pengkajian seperti perdarahan pervaginam di luar siklus haid, pembesaran uterus lebih besar dari
usia kehamilan.
2) Riwayat kesehatan sekarang
Keluhan yang dirasakan saat ini yaitu perdarahan jalan lahir berwarna merah segar tanpa rasa nyeri.
3) Riwayat kesehatan keluarga
Adanya riwayat keluarga yeng pernah atau sedang menderita kelainan.
4) Riwayat Obstetri
Memberikan informasi yang penting mengenai kehamilan sebelumnya agar  perawat
dapat menentukan kemungkinan masalah pada kehamilan sekarang. Riwayat obstetri meliputi :
a) Gravida, para abortus, dan anak hidup (GPAH)
b) Berat badan bayi waktu lahir dan usia gestasi
c) Pengalaman persalinan, jenis persalinan, tempat persalinan, dan penolong persalinan
d) Jenis anetesi dan kesulitan persalinan.
e) komplikasi maternal seperti diabetes, hipertensi, infeksi, dan perdarahan.
f)komplikasi pada bayi
g) rencana menyusui bayi
5) Riwayat menstruasi
6) Riwayat yang lengkap di perlukan untuk menetukan taksiran persalinan(TP). TP ditentukan
berdasarkan hari pertama haid terakhir (HPHT). Untuk menentukan TP berdasarkan HPHt dapat
digunakan rumus naegle, yaitu hari ditambah tujuh, bulan dikurangi tiga, tahun disesuaikan.
7) Riwayat Kontrasepsi
8) Beberapa bentuk kontrasepsi dapat berakibat buruk pada janin, ibu, ataukeduanya. Riwayat
kontrasepsi yang lengkap harus didapatkan pada saat kunjungan pertama. Penggunaan kontrasepsi
oral sebelum kelahiran dan berlanjut pada kehamilan yang tidak diketahui dapat berakibat buruk
pada pembentukan organ seksual pada janin.
10

9) Riwayat penyakit dan operasi:


Kondisi kronis seperti dibetes melitus, hipertensi, dan penyakit ginjal bisa berefek buruk pada
kehamilan. Oleh karena itu, adanya riwayat infeksi, prosedur operasi, dan trauma pada persalinan
sebelumnya harus di dokumentasikan.
d. Pemeriksaan fisik
1) Umum
Pemeriksaan fisik umum meliputi pemeriksaan pada ibu hamil:
a) Rambut dan kulit
 Terjadi peningkatan pigmentasi pada areola, putting susu dan linea nigra.
 Striae atau tanda guratan bisa terjadi di daerah abdomen dan paha.
 Laju pertumbuhan rambut berkurang.Wajah
b) Mata : pucat, anemis
c) Hidung
d) Gigi dan mulut
e) Leher
f) Buah dada / payudara
 Peningkatan pigmentasi areola putting susu
 Bertambahnya ukuran dan noduler
g) Jantung dan paru
 Volume darah meningkat
 Peningkatan frekuensi nadi
 Penurunan resistensi pembuluh darah sistemik dan pembulu darah pulmonal.
 Terjadi hiperventilasi selama kehamilan.
 Peningkatan volume tidal, penurunan resistensi jalan nafas.
 Diafragma meninggi
 Perubahan pernapasan abdomen menjadi pernapasan dada.
h) Abdomen
 Menentukan letak janin
 Menentukan tinggi fundus uteri
i) Vagina
 Peningkatan vaskularisasi yang menimbulkan warna kebiruan (tanda Chandwick)
 Hipertropi epithelium
j) Sistem muskuloskeletal
 Persendian tulang pinggul yang mengendur
 Gaya berjalan yang canggung
 Terjadi pemisahan otot rectum abdominalis dinamakan dengan diastasis rectal
2) Khusus
a) Tinggi fundus uteri
b) Posisi dan persentasi janin
c) Panggul dan janin lahir
11

d) Denyut jantung janin (Roeshadi, 2004).

4.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Nyeri b.d terputusnya kontinuitas jaringan
4.3 INTERVENSI KEPERAWATAN
No Tujuan K Kriteria Hasil Intervensi
1 Setelah dilakukan tindakan Tingkat Nyeri Menurun MANAJEMEN NYERI (I. 08238)
keperawatan selama 1x24 jam (L.08066)
diharapkan nyeri berkurang.  Observasi
Indikator IR ER
1. Melaporkan 3 5  lokasi, karakteristik, durasi,
Nyeri frekuensi, kualitas, intensitas
2. Luas 4 5 nyeri
bagian  Identifikasi skala nyeri
tubuh yang  Identifikasi respon nyeri non
terpengaruh verbal
nyeri 4 5  Identifikasi faktor yang
3. Melokalisir memperberat dan
nyeri 3 5 memperingan nyeri
4. Ekspresi  Identifikasi pengetahuan dan
wajah saat keyakinan tentang nyeri
nyeri  Identifikasi pengaruh budaya
1J terhadap respon nyeri
Keterangan :
 Identifikasi pengaruh nyeri
1. Keluhan sangat berat
pada kualitas hidup
2. Keluhan berat
 Monitor keberhasilan terapi
3. Keluhan sedang
komplementer yang sudah
4. Keluhan ringan
diberikan
5. Tidak ada keluhan
1.  Monitor efek samping
penggunaan analgetik

 Terapeutik

 Berikan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri (mis.
TENS, hypnosis, akupresur,
terapi musik, biofeedback,
terapi pijat, aroma terapi,
teknik imajinasi terbimbing,
kompres hangat/dingin, terapi
bermain)
 Control lingkungan yang
memperberat rasa nyeri (mis.
Suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan)
 Fasilitasi istirahat dan tidur
 Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam pemilihan
strategi meredakan nyeri

 Edukasi

 Jelaskan penyebab, periode,


dan pemicu nyeri
 Jelaskan strategi meredakan
nyeri
 Anjurkan memonitor nyri
12

secara mandiri
 Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
 Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri

 Kolaborasi

 Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu

4.4 PENATALAKSANAAN
Pelaksanaan keperawatan merupakan kegiatan yang dilakukan sesuai dengan rencana
yang telah ditetapkan. Selama pelaksanaan kegiatan dapat bersifat mandiri dan kolaboratif.
Selama melaksanakan kegiatan perlu diawasi dan dimonitor kemajuan kesehatan klien.
4.5 EVALUASI
Evaluasi Tahap penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang sistematik dan terencana
tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan dilakukan dengan cara
berkesinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya. Penilaian dalam
keperawatan merupakan kegiatan dalam melaksanakan rencana kegiatan klien secara optimal
dan mengukur hasil dari proses keperawatan. Penilaian keperawatan adalah mengukur
keberhasilan dari rencana dan pelaksanaan tindakan perawatan yang dilakukan dalam
memenuhi kebutuhan klien. Evaluasi dapat berupa : masalah teratasi dan masalah teratasi
sebagian.
13

BAB 3
LAPORAN KASUS
3.1 Kasus
Pasien Ibu hamil, G3P2A0, usia 36 tahun datang ke Rumah Sakit Abdul Moeloek tanggal 28
November 2014 dengan keluhan pasien mengeluarkan darah dari kemaluan sebanyak 3x ganti pembalut
sejak 6 jam sebelum masuk rumah sakit. Keluarnya darah tidak disertai rasa sakit dan berwarna merah
segar.Gejala seperti mulas yang menjalar kepinggang hilang timbul dan semakin lama semakin sering serta
kuat tidak dirasakan pasien. Keluar air-air dari kemaluan pun disangkal. Pasien pernah melakukan Ante
Natal Care di bidan dan dinyatakan letak lintang. Pasien memiliki riwayat diurut di bagian perut. Usia
kehamilan pasien adalah 35 minggu dengan gerakan janin yang masih dapat dirasakan Pada pemeriksaan
fisik umum didapatkan, kesadaran compos mentis, tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 80 x/m, pernafasan
20 x/m, suhu 37 0C, konjungtiva anemis Pemeriksaan fisik obstetri didapatkan, TFU (Tinggi Fundus Uteri)
yaitu 30 cm dari simfisis pubis, pada leopold I tidak teraba bagian janin pada fundus uteri, pada leopold II
letak melintang teraba balotemen kepala pada salah satu fosa iliaka dan bokong pada fosa iliaka yang lain,
padaleopold III dan IV tidak teraba bagian janin pada bawah uteri, auskultasi denyut jantung janin 145
x/menit. Pemeriksaan dalam dilakukan inspeksi portio livide, ostium uterus eksterna tertutup, dan fluxus
(+). Pemeriksaan colok vagina tidak dilakukan. Pemeriksaan penunjang pada pasien ini didapatkan nilai
hemoglobin 7,8 g/dL, leukosit 8.800/uL hematokrit 25 %.
14

BAB 4
PEMBAHASAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)


(INSTITUTE OF HEALTH SCIENCES)
BANYUWANGI
Kampus 1 : Jl. Letkol Istiqlah 40 Telp. (0333) 421610 Banyuwangi
Kampus 2 : Jl. Letkol Istiqlah 109 Telp. (0333) 425270 Banyuwangi
Website : www.stikesbanyuwangi.ac.id

FORMAT PENGKAJIAN
( KEPERAWATAN MATERNITAS / OBSTETRI )

A. IDENTITAS KLIEN
Biodata
a. Nama : Ny X
b. Umur : 36 Tahun
c. Jenis Kelamin :Perempuan
d. Alamat :Lampung Desa X Kecamtan X
e. Status perkawinan :Menikah
f. Agama :Islam
g. Pendidikan :SMA
h. Pekerjaan :IRT
i. No. Register :12345
j. Tanggal MRS :28 November 2014
k. Tanggal Pengkajian :28 November 2014
l. Diagnosa Medis :Plasenta Previa

Biodata Penanggungjawab
a. Nama Suami :Tn X
b. Umur :38 Tahun
c. Pendidikan :SMA
d. Pekerjaan :Petani
e. Alamat :Lampung Desa X Kecamatan X

B. PENGKAJIAN
1. Keluhan Utama
a. Keluhan saat MRS
Pasien mengatakan mengeluarkan darah tanpa sebab dari kemaluan sebanyak 3x ganti
pembalut sejak 6 jam dan mersa pusing
b. Keluhan saat Pengkajian
Pasien mengatakan mengeluarkan darah tanpa sebab dari kemaluan sebanyak 3x ganti
pembalut sejak 6 jam dan mersa pusing, cemas akan kehamilannya, merasa lemas

1. Riwayat Kebidanan Sekarang


15

a. Riwayat Antenatal/ Kehamilan


1. G3P2A0
2. Usia kehamilan 35 minggu
3. ANC (antenatal care):
 Pernah melakukan riwayat ANC di bidan X hasil pemeriksaan di dapatkan letak lintang
TM I : ibu periksa 1 kali pada usia kehamilan 11 minggu, mendapatkan vitamin,
imunisasi TT1 an penyuluhan makanan sehat
TM II : ibu periksa 1 kali di bidan pada usia kehamilan 15-16 minggu, ibu mendapatkan
imunsasi TT2.
TM III : ibu tidak memeriksakan kandungannya

b. Riwayat Intranatal/ Persalinan


Kala I : berlangsung ±3 jam lebih 15 menit dengan dilakukan pemeriksaan ketuban (-), teraba
bokong , tidak teraba bagian kecil janin / tali pusat. His 3x dalam 10 menit, lamanya 35 detik.
Kala II : berlangsung selama 1 jam.
Kala III : berlangsung tidak normal yaitu selama 1 jam mulai dari lahirnya bayi sampai lahirnya
plasenta.
Kala IV : TFU 3 jari dibawah pusat, kandung kemih kosong, dan perdarahan ±200cc

c. Riwayat Post Natal / Nifas


Setelah ± 1 jam klien telah melahirkan ditolong oleh bidan, klien mengatakan plasenta nya
belum keluar disertai perdarahan sebanyak ±200 cc dan klien merasakan mules. Sehingga pada
pukul 17.00 pasien di rujuk ke rsud.

d. Riwayat Bayi Baru Lahir


Bayi yang di lahirkan berjenis kelamin laki- laki, BB bayi 3100 gram, PB 48 cm, dan APGAR
Score 6, ketuban jernih.

2. Riwayat Kebidanan Masa Lalu


a. Riwayat Haid
1. Menarche :13 Tahun
2. Siklus Menstruasi : 28 hari tidak teratur
3. Lama menstruasi : 6 hari
4. Volume darah : 3x/hari
5. Keluhanan saat menstruasi tidak ada
6. HPHT : 01-08-2013
7. HPL : 08-04-2014

b. Riwayat Perkawinan
1. Status : sah
2. Usia saat menikah ; 25 tahun
3. Lama pernikahan : 11 tahun
4. Perkawinan ke : 1
16

c. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas BBL


Riwayat Kehamilan Persalinan Nifas BBL
Anak Ke

Satu 36 Spontan Baik 3000


Minggu
Normal

Dua 36
Spontan Baik 3100
Minggu
Normal

Tiga 35
Minggu

d. Riwayat KB
Pasien mengatakan pernah menggunakan KB suntik (3 bulan) selama 4 tahun dan berhenti
sendiri karena ingin punya anak

e. Kelainan Sistem Reproduksi

Tidak ada
3. Riwayat Kesehatan keluarga
Pasien mengatakan keluarga tidak ada yang mengalami hal yang sama seperti klien sekarang, dan
tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit menular.
4. Riwayat Psikososial dan Status Spiritual
1. Kondisi emosi / perasaan klien
Pasien mengatakan merasa takut dengan kondisi sekarang dan cemas karena tidak bisa merawat
bayinya

2. Kebutuhan Spiritual Klien :


Selama dirawat di rumah sakit, pasien belum sempat menjalankan ibadah sholat

3. Tingkat Kecemasan Klien :

No Komponen Yang Cemas Cemas Cemas Panik


dikaji Ringan Sedang Berat
1 Orintasi terhadap √ □ Baik □ Menurun □ Salah □ Tdk
Orang, ada reaksi
tempat,waktu

2 Lapang persepsi √ □ Baik □ Menurun □ Menyempit □ Kacau

3 Kemampuan masalah √ □ Mampu


□ Mampu
menyelesaikan dengan bantuan
17

□Tidak mampu
□Tdk
ada
tanggapan
18

4 Proses Berfikir √ □ Mampu □ K □Tidak mampu □Alur fikiran


berkonsentrasi urang mengingat dan kacau
dan mengingat mampu berkonsentrasi
dengan baik menging
at dan
berkons
entrasi
5 Motivasi √ □ Baik □ Menurun □ Kurang □ Putus asa

5. Pola pemeliharaan kesehatan

1. Pola Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi :

Pemenuhan
No Makan/Minum Sebelum Sakit Saat Sakit
Pagi : 1 Piring/06:30 Pagi :1/2 Piring/07:00

Siang :1 Piring/12:30 Siang : 1/2 Piring/12:00

1. Jumlah / Waktu

Malam :1 Piring/18:00 Malam :1/2 Piring/17:30

Nasi :1 Piring penuh Nasi:1/2 piring

Lauk :ayam, tahu, tempe Lauk: ayam dan daging


ikan laut ………….. …………………….

2. Jenis
Sayur :sop sayur bening Sayur : sayur sop…………………..
………….

Minum :air putih ……… Minum/ Infus air putih dan infus:
………

3. Pantangan dan
alergi

4. Kesulitan Makan
/ Minum
19

Usaha-usaha
5. mengatasi
masalah

2. Pola Eliminasi

Pemenuhan Eliminasi
No Sebelum Sakit Saat Sakit
BAB /BAK

Pagi : Pagi :
BAK:2 kali/06:00 BAK: 2 kali/07:00

BAB:1 kali/06:00 BAB: 1 kali/07:30

Siang : Siang :

BAK:1 kali/12:00...... BAK:1 kali/12:30


1 Jumlah / Waktu
BAB: - BAB: -

Malam : Malam :
BAK: 1 BAK:1
kali/20:00 kali/19:00
BAB: - BAB: -

2 Warna Kuning urin dan khas


feses
3 Bau Bau khas feses dan urin
4 Konsistensi Padat, lembek
5 Masalah Eliminasi
6 Cara Mengatasi Masalah

3. Pola istirahat tidur

Pemenuhan Istirahat
No Tidur Di Rumah Di Rumah Sakit
Pagi : 1 kali/ 1 jam Pagi : 1 kali/ 2 jam

Siang :1 kali/ 2 jam Siang : 2 kali/ 1 jam


1. Jumlah / Waktu

Malam : 1 kali/ 8 jam Malam : 1 kali/ 8 jam


20

2. Gangguan Tidur

3. Upaya Mengatasi
Gangguan tidur

4. Hal Yang Memper-


mudah Tidur

5. Hal Yang Memper-


mudah bangun

4. Pola kebersihan diri / Personal Hygiene :

Pemenuhan Personal
No Hygiene Di Rumah Di Rumah Sakit
1 Frekuensi Mencuci
Rambut 2 kali sehari 1 kali sehari

2 Frekuensi Mandi 3 kali sehari 3 kali sehari

3 Frekuensi Gosok Gigi 3 kali sehari 2 kali sehari

4 Keadaan Kuku bersih/ dipotong setiap bersih


1 minggu sekali

5. Aktivitas Lain

Aktivitas Yang
No Dilakukan Di Rumah Di Rumah Sakit

6. Riwayat Sosial ekonomi


1. Latar belakang social dan budaya klien
Kegiatan kemasyarakatan : sesekali mengikuti perkumpulan dan pengajian di daerah rumah
Konflik social yang dialami klien : tidak ada
Orang dekat yang senantiasa siap membantu : suami dan keluarga

2. Ekonomi
Siapa yang membiayai perawatan klien selama dirawat : suami
Apakah ada masalah keuangan dan bagaimana mengatasinya : tidak ada
21

7. Pemeriksaan Fisik

A. PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL


1. Tensi :120/80 mmhg BB : 66 kg
2. Nadi :80x/ menit TB : 157
3. RR : 20x/ menit
4. Suhu :37 Pasien termasuk : ( Ideal )

B. KEADAAN UMUM

PEMERIKSAAN INTEGUMENT, RAMBUT DAN KUKU


1. Integument
Inspeksi : Adakah lesi ( – ), Jaringan parut ( – ), hiperpigmentasi ( +) dimana : area perut
Warna Kulit :sawo matang.
Palpasi :Tekstur (halus), Turgor / Kelenturan ( baik), Struktur (tegang ), Lemak subcutan
(tebal), Nyeri tekan (– ), pada daerah : tidak ada

2. Pemeriksaan Rambut
Inspeksi dan Palpasi
:
Penyebaran (merata), Bau ( - ), Rontok ( – ), Warna : hitam

3. Pemeriksaan Kuku
Inspeksi dan palpasi:

Warna : putih merah muda tidak ada nyeri tekan

Bentuk : oval

Kebersihan : bersih

CRT : > dari 2 detik

4. Keluhan lain yang dirasakan oleh klien yang berhubungan dengan Pemeriksaan Kulit :
Tidak ada
PEMERIKSAAN KEPALA, WAJAH DAN LEHER
1. Pemeriksaan Kepala
 Inspeksi :
Bentuk kepala (Brakhiocephalus/ bulat ), Kesimetrisan ( + ), Luka ( – ), Perdarahan ( - ).
 Palpasi : Nyeri tekan ( – )

2. Pemeriksaan Mata
 Inspeksi :
1. Kelengkapan dan kesimetrisan mata ( + )
2. Ekssoftalmus ( – ), Endofthalmus ( – )
3. Kelopak mata / palpebra : oedem ( – ), ptosis ( – ), peradangan ( – ) luka ( –
), benjolan ( – )
4. Bulu mata : ( tidak )
5. Konjunctiva dan sclera : anemis perubahan warna merah muda.
22

6. reaksi pupil terhadap cahaya


(miosis / midriasis) isokor ( – )
7. Kornea : warna hitam
8. Alat bantu penglihatan : tidak ada

3. Pemeriksaan lapang pandang


Normal

4. Pemeriksaan Telinga
 Inspeksi dan palpasi
Amati bagian telinga luar: bentuk : simetris, Ukuran : sama,
Warna sawo matang, Lesi ( – ), nyeri tekan ( – ), peradangan ( – ), penumpukan serumen ( –
).

5. Pemeriksaan Hidung
 Inspeksi dan palpasi
perdarahan ( – ), Kotoran ( – ) Pembengkakan ( – ), pembesaran / polip ( – ), pernafasan
cuping hidung ( – )

6. Pemeriksaan Mulut dan Faring


 Inspeksi dan Palpasi
Amati bibir : warna bibir (tidak cianosis), mukosa bibir (kering), lesi ( – ), Bibir pecah ( – ),
Amati gigi ,gusi, dan lidah : Caries ( – ), Kotoran (
– ), Gigi palsu ( – ), stomatitis ( - )
Amati orofaring atau rongga mulut : Bau mulut : tidak ada

7. Pemeriksaan Wajah
 Inspeksi : Perhatikan ekspresi wajah klien : tegang, Warna dan kondisi wajah klien
: sawo matang ekspresi cemas Bentuk wajah klien : oval, Cloasma gravidarum ( - ),
oedem pada wajah ( - )

8. Pemeriksaan Leher
 Dengan inspeksi dan palpasi amati dan rasakan :
1. Bentuk leher (simetris), massa ( – )
2. Sternomastoid ( – )
3. Kelenjar tiroid, pembesaran ( – )
4. Vena jugularis, pembesaran ( – )
 Palpasi :
pembesaran kelenjar limfe ( – ), kelenjar tiroid ( – )
 Keluhan lain yang dirasakan klien terkait dengan Pemeriksaan Kepala, wajah, leher
Tidak ada
PEMERIKSAAN PAYUDARA DAN KETIAK

 Inspeksi
Ukuran payudara, bentuk (simetris), pembengkakan ( - ).
Kulit payudara : warna sama dengan area sekitar sawo matang, lesi ( + – ), Areola : perubahan warna
( – ) warna: hitam
23

Putting : Bentuk : menonjol, Colostrom ( + ), ulkus ( – ), pembengkakan ( – )


 Palpasi
Nyri tekan ( – ), dan kekenyalan (keras), benjolan massa ( – ), colostrom ( + )
 Keluhan lain yang terkait dengan Pemeriksaan Payudara dan ketiak : tidak ada

PEMERIKSAAN TORAK DAN PARU


 Inspeksi
Bentuk torak (Normal chest), susunan ruas tulang belakang (Lordosis), bentuk dada (simetris)
keadaan kulit sawo matang
Retrasksi otot bantu pernafasan : Retraksi intercosta ( – ), retraksi suprasternal ( – ), Pola nafas :
( Normal)
Amati : batuk ( - )
 Palpasi
Pemeriksaan taktil / vocal fremitus : getaran antara kanan dan kiri teraba (sama).
Lebih bergetar sisi -
 Perkusi
Area paru : ( sonor)
 Auskultasi
1. Suara nafas
Area Vesikuler : ( bersihr ) , Area Bronchial : ( bersih ) Area Bronkovesikuler ( bersih )
2. Suara tambahan
Terdengar : Rales ( – ), Ronchi ( – ), Wheezing ( – ),Pleural fricion rub ( – )
 Keluhan lain yang dirasakan terkait Pemeriksaan Torak dan Paru : tidak ada

PEMERIKSAAN JANTUNG
 Inspeksi
Ictus cordis ( + ), pelebaran -
 Palpasi
Palsasi pada dinding torak teraba : ( Kuat )
 Perkusi
Batas-batas jantung normal adalah :
Batas atas midklavikula dekstra ( N = ICS II )
Batas bawah midklavikula sinistra( N = ICS V)
Batas Kiri midklavikula sinistra( N = ICS V)
Batas Kanan midklavikula dekstra ( N = ICS IV)
 Auskultasi
BJ I terdengar (tunggal) ( keras), ( reguler)
BJ II terdengar (tunggal), (keras), ( reguler)
Bunyi jantung tambahan : BJ III ( – ), Gallop Rhythm ( -), Murmur ( – )
 Keluhan lain terkait dengan pemeriksaan jantung
: tidak ada

PEMERIKSAAN ABDOMEN
1. Inspeksi
Bentuk abdomen : (cembung), Lesi (-)
Massa / Benjolan ( – ), Kesimetrisan ( + ), Strie Gravidarum ( + ), linia nigra atau alba ( + ),
adanya bekas luka operasi ( - )
2. Auskultasi
Frekuensi bising usus 9-12. x/menit ( N = 5 – 35 x/menit), DJJ 145x/menit
3. Palpasi
Nyeri ( - ), Penyebab: -, skala :- dimana : - Qualitas : -, Time : -

 Leopold I : tidak teraba janin pada bagian fundus uteri TFU 30 cm


24

 Leopold II : letak melintang teraba balotemen kepala pada


salah satu fosa iliaka dan bokong pada fosa iliaka yang lain
 Leopold III : tidak teraba bagian janin pada bawah uteri
 Leopold IV : tidak teraba bagian janin pada bawah uteri

4. Perkusi :
Perkusi abdomen tympani ( - )
5. Keluhan lain yang dirasakan terkait dengan Pemeriksaan Abdomen
: tidak ada

PEMERIKSAAN GENETALIA
 Inspeksi
Kebersihan rambut pubis (bersih), lesi ( – ), eritema ( – ), keputihan ( – ), peradangan ( – ).
Lubang uretra : stenosis ( – ), chadwick ( - ), Lochea :
 Palpasi
Balotement : ( - )

Keluhan lain yang dirasakan terkait dengan Pemeriksaan Genetalia: tidak ada

PEMERIKSAAN ANUS
 Inspeksi
Tumor ( – ), haemorroid ( – ), perdarahan ( – )
Perineum : jahitan ( – ), benjolan ( – )
 Palpasi
Nyeri tekan pada daerah anus ( – ) pemeriksaan Rectal Toucher ……………

Keluhan lain yang dirasakan terkait dengan Pemeriksaan Anus : tidak ada

PEMERIKSAAN MUSKULOSKELETAL ( EKSTREMITAS )


 Inspeksi
Otot antar sisi kanan dan kiri (simetris), deformitas ( -)
 Palpasi
Oedem : tidak ada
Lingkar lengan : 22,3 cm

Lakukan uji kekuatan otat : 5 5


5 5
25

 Keluhan lain yang dirasakan terkait dengan Pemeriksaan Muskuloskeletal


Tidak ada
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
 Menguji tingkat kesadaran dengan GCS ( Glasgow Coma Scale )
1. Menilai respon membuka mata 4
2. Menilai respon Verbal 5
3. Menilai respon motorik 6
Setelah dilakukan scoring maka dapat diambil kesimpulan :
(Compos Mentis)
 Memeriksa tanda-tanda rangsangan otak
Penigkatan suhu tubuh ( -), nyeri kepala ( -), kaku kuduk ( -), mual –muntah ( -) kejang ( -)

9. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang pada pasien ini didapatkan nilai hemoglobin 7,8 g/dL, leukosit 8.800/uL
hematokrit 25 %.
10. Penatalaksanaan
ANC, infus RL.

11. Harapan Klien/ Keluarga sehubungan dengan Penyakitnya


Klien mengatakan ingin segera sembuh dan pulang ke rumah untuk berkumpul bersama keluarga
26

12. Genogram (3 generasi ke atas)

Keterangan :
: Perempuan
: Laki-laki
: Menikah
: Tinggal serumah
: Meninggal
: Klien

Banyuwangi, 2020 Mahasiswa


27

ANALISA DATA

Nama Pasien : Ny. X


No. Register : 12345

NO KELOMPOK DATA ETIOLOGI MASALAH


1 DS : Pasien mengatakan mengeluarkan darah Kehamilan > 36 tahun Perfusi perifer tidak
efektif
tanpa sebab dari kemaluan sebanyak 3x ganti Uterus tua
pembalut sejak 6 jam dan merasa pusing
Uterus memperluas
permukaan
DO : Konjuntiva anemis
Plasenta previa
CRT >2 detik
Mukosa bibir kering Pembentukan segmen
bawah uterus dan dilatasi
Perdarahan ostium uteri
Hasil Lab : hemoglobin 7,8 g/dL,
Servix membuka

Tidak dapat diikuti oleh


plasenta yang melekat

Terlepasnya vili plasenta


dri dinding uterus

Perdarahan

Volume darah menurun

COP menurun

Perubahan perfusi jaringan

2
DS : Pasien mengatakan cemas akan Kehamilan > 36 tahun
kehamilannya
Uterus tua
DO : saat sakit pasien hanya makan ½ piring 3x
sehari, pasien tampak cemas, raut wajah tegang Uterus memperluas
permukaan
1. Tensi :120/80 mmhg BB : 66 kg
Plasenta previa
2. Nadi :80x/ menit TB : 157
3. RR : 20x/ menit Pembentukan segmen
bawah uterus dan dilatasi
4. Suhu :37 ostium uteri

Servix membuka

Tidak dapat diikuti oleh


plasenta yang melekat

Terlepasnya vili plasenta


dri dinding uterus

Perdarahan
28

Ansietas Ansietas

3 DS : Pasien mengatakan lemas, dan hanya Kehamilan > 36 tahun Intoleransi aktivitas
berbaring di bed selama di rumah sakit Uterus tua
DO : Pasien tampak lemas, tidak melakukan
Uterus memperluas
aktivitas selama di rumah sakit permukaan
1. Tensi :120/80 mmhg BB : 66 kg
Plasenta previa
2. Nadi :80x/ menit TB : 157
Pembentukan segmen
3. RR : 20x/ menit bawah uterus dan dilatasi
4. Suhu :37 ostium uteri

Servix membuka

Tidak dapat diikuti oleh


plasenta yang melekat

Terlepasnya vili plasenta


dri dinding uterus

Perdarahan

Volume darah menurun

COP menurun

Perfusi jaringan menurun

Intoleransi aktivitas
29

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama Pasien :Ny . X


No. Register :12345

TANGGAL TANGGAL TANDA


DIAGNOSA KEPERAWATAN
MUNCUL TERATASI TANGAN
28 November 1. Perfusi perifer tidak efektif b.d penurunan konsentrasi 1 Desember
2014 2014
hemoglobin ditandai dengan :
DS : Pasien mengatakan mengeluarkan darah tanpa sebab dari
kemaluan sebanyak 3x ganti pembalut sejak 6 jam dan merasa
pusing
DO : Konjuntiva anemis
CRT >2 detik
Mukosa bibir kering
Perdarahan
Hasil Lab : hemoglobin 7,8 g/dL,

1 Desember
2. Ansietas b.d Kekhawatiran mengalami kegagalan
2014
DS : Pasien mengatakan cemas akan kehamilannya
DO : saat sakit pasien hanya makan ½ piring 3x sehari, pasien
tampak cemas, raut wajah tegang
1. Tensi :120/80 mmhg BB : 66 kg
2. Nadi :80x/ menit TB : 157
3. RR : 20x/ menit
4. Suhu :37

3. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan


1 Desember
DS : Pasien mengatakan lemas, dan hanya berbaring di bed 2014
selama di rumah sakit
DO : Pasien tampak lemas, tidak melakukan aktivitas selama di
rumah sakit
1. Tensi :120/80 mmhg BB : 66 kg
2. Nadi :80x/ menit TB : 157
3. RR : 20x/ menit
4. Suhu :37
15

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny. X


No. Register :12345
TG NO TUJUAN KRITERIA HASIL INTERVENSI RASIONAL TT
L
28 1 Setelah dilakukan tindakan Perfusi perifer : Pemantauan tanda vital :
Nove - Denyut nadi perifer 1. Observasi
keperawatan selama 3x24
mber (meningkat) o Monitor tekanan darah
2014 jam diharapkan perfusi - Warna kulit pucat o Monitor nadi
(menurun) o Monitor pernapasan
perifer meningkat.
- Kram otot (menurun) o Monitor hasil pemeriksaan
- Pengisian kapiler hemoglobin
(membaik) 2. Terapeutik
- Akral (membaik) o Dokumentasikan hasil pemantauan
3. Edukasi
o Informasikan hasil pemantauan

2 Setelah dilakukan tindakan Reduksi anxietas


keperawatan selama 3x24 Tingkat Ansietas menurun
1.  Observasi
jam diharapkan kecemasan Ditandai dengan : o Identifikasi saat tingkat anxietas
pasien menurun atau berubah (mis. Kondisi, waktu,
- Klien mampu
stressor)
menghilang. menggambarkan kecemasan
o Identifikasi kemampuan mengambil
pola kopingnya sendiri
keputusan
- Klien menunjukan
o Monitor tanda anxietas (verbal dan
peningkatan konsentrasi dan
ketepatan fikiran non verbal)
- Klien menunjukan 2. Terapeutik
o Ciptakan suasana  terapeutik untuk
kemampuan untuk
meyakinkan diri sendiri menumbuhkan kepercayaan
o Temani pasien untuk mengurangi
- Klien dapat
mempertahankan tingkat kecemasan , jika memungkinkan
o Pahami situasi yang membuat
fungsi peran yang
diinginkan beserta anxietas
16

pemecahan masalahnya o Dengarkan dengan penuh perhatian


- Klien dapat o Gunakan pedekatan yang tenang
mengidentifikasi dan dan meyakinkan
mengemukakan pemicu o Motivasi mengidentifikasi situasi
kecemasan, konflik dan yang memicu kecemasan
ancaman o Diskusikan perencanaan  realistis
- Klien menunjukan tentang peristiwa yang akan datang
kembalinya keterampilan 3. Edukasi
dasar dalam pemecahan o Jelaskan prosedur, termasuk sensasi
masalah yang mungkin dialami
- Klien menunjukan o Informasikan secara factual
peningkatan fokus fikiran mengenai diagnosis, pengobatan,
- Klien memiliki postur, dan prognosis
ekspresi wajah, gerakan dan o Anjurkan keluarga untuk tetap
tingkat aktivitas yang bersama pasien, jika perlu
mencerminkan penurunan o Anjurkan melakukan kegiatan yang
tekanan stres atau cemas tidak kompetitif, sesuai kebutuhan
- Klien menunjukan o Anjurkan mengungkapkan perasaan
pengendalian diri terhadap dan persepsi
kecemasan o Latih kegiatan pengalihan, untuk
mengurangi ketegangan
o Latih penggunaan mekanisme
pertahanan diri yang tepat
o Latih teknik relaksasi
4. Kolaborasi
o Kolaborasi pemberian obat anti
anxietas, jika perlu

3 Setelah dilakukan tindakan


3 Manajemen energi
keperawatan selama 3x24 Toleransi aktivitas meningkat
3 ditandai dengan:
jam diharapkan pasien 1. Observasi
o Identifkasi gangguan fungsi tubuh
menurun atau me - Saturasi oksigen dalam
yang mengakibatkan kelelahan
batas normal tidak ada o Monitor kelelahan fisik dan
emosional
gangguan
o Monitor pola dan jam tidur
- Frekuensi pernafasan o Monitor lokasi dan
17

ketika beraktivitas normal ketidaknyamanan selama


melakukan aktivitas
tidak ada gangguan
2. Terapeutik
- Kemudahan bernafas saat o Sediakan lingkungan nyaman dan
rendah stimulus (mis. cahaya,
beraktivitas tidak
suara, kunjungan)
terganggu o Lakukan rentang gerak pasif
dan/atau aktif
- Kekuatan tubuh bagian
o Berikan aktivitas distraksi yang
atas sala 5 tidak menyenangkan
o Fasilitas duduk di sisi tempat tidur,
terganggu
jika tidak dapat berpindah atau
- Kekuatan tubuh bagian berjalan
bawah skala 5 dak 3. Edukasi
o Anjurkan tirah baring
terganggu o Anjurkan melakukan aktivitas
secara bertahap
o Anjurkan menghubungi perawat
jika tanda dan gejala kelelahan
tidak berkurang
o Ajarkan strategi koping untuk
mengurangi kelelahan
4. Kolaborasi
o Kolaborasi dengan ahli gizi tentang
cara meningkatkan asupan makanan
19

CATATAN KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny. X


No. Register :12345
NO T
TANGGAL JAM TINDAKAN KEPERAWATAN
DX T
28 November 08:00 1 1. Memonitor tekanan darah
2014
08.00 TD : 120/70 mmHg
2. Memonitor nadi
08.15 N : 74x/mnt
3. Memonitor pernapasan
RR : 20x/mnt
08.15 4. Memonitor hasil pemeriksaan hemoglobin
Hb : 7,8 gr/dl
5. Mendokumentasikan hasil pemantauan
08.15 dokumentasi pada rekam medis
6. Menginformasikan hasil pemantauan
memberitahukan hasil pemantau kepada keluarga
08.30 pasien atau pasien

08:15 2 1. Mengidentifikasi tingkat anxietas berubah (mis.


Kondisi, waktu, stressor)
08:20 2. Memonitor tanda anxietas (verbal dan non
verbal)
08:45 3. Menemani pasien untuk mengurangi kecemasan ,
jika memungkinkan
09:00 4. Menciptakan suasana  terapeutik untuk
menumbuhkan kepercayaan
09:20 5. Menginformasikan secara factual mengenai
diagnosis, pengobatan, dan prognosis
09:30 6. Kolaborasi pemberian obat anti anxietas, jika
perlu
10:00 3.

10:20 1. Mengidentifkasi gangguan fungsi tubuh yang


mengakibatkan kelelahan
10:30 2. Monitor kelelahan fisik dan emosional
3. Menyediakan lingkungan nyaman dan rendah
10:45 stimulus (mis. cahaya, suara, kunjungan)
4. Melakukan rentang gerak pasif dan/atau aktif
10:50 5. Menganjurkan melakukan aktivitas secara
bertahap
20

11:00 6. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara


meningkatkan asupan makanan
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Pasien : Ny X
No. Register :12345
NO
TANGGAL 20 Nov 2014 TANGGAL 29 Nov 2014 TANGGAL 30 Nov 2014
DX
1 S : Pasien mengatakan S : Pasien mengatakan pusing S : -
mengeluarkan darah tanpa berkurang O: Mukosa bibir kering (-
sebab dari kemaluan O : Mukosa bibir kering CRT <2 dtk
sebanyak 3x ganti pembalut CRT <2 dtk Konjungtiva anemis (-)
sejak 6 jam dan merasa Konjungtiva anemis Perdarahan (-)
pusing Perdarahan (-) Hasil pemeriksaan lab :
O : Konjuntiva anemis Hasil pemeriksaan lab : Hb Hb : 11,9 gr/dl
CRT >2 detik : 9,6 gr/dl A :Masalah teratasi
Mukosa bibir kering A : Masalah teratasi sebagian seluruhnya
Perdarahan P : Lanjutkan intervensi P : Hentikan intervensi
Hasil Lab : hemoglobin
7,8 g/dL,
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
2 S : Pasien mengatakan cemas

S : Pasien mengatakan cemas mulai menurun


akan kehamilannya O : Pasien sudah tidak tampak

O : saat sakit pasien hanya cemas raut wajah tidak tegang


makan ½ piring 3x sehari, Pasien makan 3x sehari 1
pasien tampak cemas, raut piring penuh
wajah tegang 1. Tensi :120/80 mmhg BB

1. Tensi :120/80 mmhg : 66 kg

BB : 66 kg 2. Nadi :80x/ menit TB

2. Nadi :80x/ menit : 157

TB : 157 3. RR : 20x/ menit

3. RR : 20x/ menit 4. Suhu :37

4. Suhu :37 A : Masalah teratasi

A : Masalah belum teratasi P : Hentikan intervensi

P : Lanjutkan intervensi
22
3. S : Pasien mengatakan sudah

S : Pasien mengatakan lemas, bisa duduk dan, mampu


dan hanya berbaring di bed aktivitas mandiri seperti
selama di rumah sakit makan dan menyisir rambut

O : Pasien tampak lemas, sendiri


tidak melakukan aktivitas O : Pasien tampak segar, tidak
selama di rumah sakit tampak wajah yg lesu dan

1. Tensi :120/80 mmhg pucat

BB : 66 kg 1. Tensi :120/80 mmhg BB

2. Nadi :80x/ menit : 66 kg

TB : 157 2. Nadi :80x/ menit TB

3. RR : 20x/ menit : 157

4. Suhu :37 3. RR : 20x/ menit

A : Masalah belum teratasi 4. Suhu :37

P : Lanjutkan intervensi A : Masalah teratasi


P : Hentikan intervensi

DAFTAR PUSTAKA

Smeltzer, Suzanne. C, Bare, Brenda. G. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner
& Suddarth Edisi 8 Vol. 2. Jakarta: EGC

Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Editor : Abdul Bari
Saifudin, George Adriaansz, Gulardi Hanifa Wiknjosastro, Djoko Waspodo. Jakarta : Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo. 2000

Doenges. 2001. Rencana Perawatan Maternal / Bayi : Pedoman Untuk Perencanaan dan
Dokumentasi Perawatan Pasien. Jakarta : EGC
23
Nurarif, A H dan Kusuma H. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan  Diagnosa
Medis dan NANDA NIC NOC. Jil 2. Ed. Revisi. Media Action Publishing. Yogyakarta.

Herdman, T. Heather. 2012. Nursing Diagnoses Definition and Classification 2012-2014.


Oxford: Wiley-Blackwell

Moorhead, Sue.et al. 2004. Nursing Outcome Classification (NOC) Fourth Edition. Missouri :
Mosby. Elsevier

Dochterman, Joanne McCloskey.et al. 2008. Nursing Intervention Classification Fifth Edition.
Missouri : Mosby. Elsevier

Manuaba IBG. Ilmu kebidanan, penyakit kandungan & keluarga berencana untuk pendidikan
Bidan. Jakarta: EGC; 2010. hlm. 253-7. 2. Sastrawinata S. Obstetri patologi ilmu kesehatan
reproduksi. Edisi ke-2. Jakarta: EGC; 2005. hlm. 83-91.

Prawirohardjo S. Ilmu kebidanan. Edisi ke-4. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo;
2009. hlm. 495-502.

Chalik TMA. Perdarahan pada kehamilan lanjut dan persalinan. Dalam: Saiffudin A B,
Rachimadhi T, Wiknjosastro GH. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Edisi ke-4. Jakarta:
PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2010. hlm. 492-521.

Cunningham, FC, Gant NF, Leveno KJ, Gilstrap LC, Hauth JC, Wenstrom KD. Placenta previa.
Dalam: William Obstetrics. Edisi ke-23. New York: Mc Graw Hill; 2005. hlm. 809-54.

Anda mungkin juga menyukai