Anda di halaman 1dari 32

PENYALURAN DAN PENGAMBILAN DANA

PROGRAM INDONESIA PINTAR (PIP)

DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM

( STUDI KASUS DI MTS. MUHAMMADIYAH CAMPAKA)

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan untuk mengikuti Sidang Usulan Penelitian (SUP) pada Prodi Ekonomi Syariah

Disusun Oleh :

ELAN JAELANI

NPM : 19461037

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI SYARIAH (STIES)

INDONESIA PURWAKARTA

2022 M / 1444 H
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yamg telah

melimpahkan rahmat dan pertolongan-Nya. Shalawat dan salam penulis ucapakan

kepada Nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa manusia dari alam

jaman jahiliyah ke jaman berilmu pengetahuan.

Dalam penyusunan proposal yang berjudul “ Penyaluran dan Pengambilan

Dana Program Indonesia Pintar (PIP) Dalam Prespektif Ekonomi Islam (Studi

Kasus Di MTs. Muhammadiyah Campaka)” penulis menyadari bahwa proposal

ini masih jauh dari kesempurnaan seperti apa yang diharapkan. Oleh karena itu,

dengan segala kerendahan hari penulis mengharapkan kritik dan saran demi

kesempurnaan proposal ini. Dalam menyusun proposal skripsi ini penulis

menemukan beberapa hambatan dan kesulitan , akan tetapi berkat bantuan,

bimbingan dan nasehat dari berbagai pihak penulis dapat menyelesaikan proposal

ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Oleh karena itu penulis ingin

mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya terutama kepada :

1. Bapak Ahmad Damiri, S.Sy., M.Ag., selaku Ketua STIES Indonesia

Purwakarta;

2. Ibu Hj. Rina Nurhayati, S.Sos., M.Si., selaku Wakil Ketua I Bidang

Akademik STIES Indonesia Purwakarta;

3. Ibu Faridha Nurazizah S.Pd., selaku wakil Ketua II Bidang Keuangan dan

Umum STIES Indonesia Purwakarta;

4. Bapak Moch. Cahyo Sucipto, S.Pd., M.Pd., selaku Wakil Ketua III Bidang

Kemahasiswaandan Kerjasama STIES Indonesia Purwakarta;


5. Bapak Jalaludin, S.E., M.E., selaku Ketua Prodi Ekonomi Syariah STIES

Indonesia Purwakarta;

6. Orang Tua dan Istri penulis yang selalu memberikan dukungan dan

semangat hingga proposal ini selesai.

Penulis berharap proposal ini dapat menjadi masukan bagi semua pihak dan

bermanfaat bagi penulis untuk mengetahui sejauhmana kemampuan penulis dalam

mengikuti kelas program Strata 1 Jurusan Ekonomi Syariah STIES Indonesi

Purwakarta.

Penulis,
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN

Pengajuan Judul Skripsi : Penyaluran dan Pengambilan Dana Program

Indonesia Pintar (PIP) Dalam Prespektif

Ekonomi Islam(Studi Kasus di MTs.

Muhammadiyah Campaka)

Tempat/Wilayah Penelitian : MTs. Muhammadiyah Campaka / Purwakarta

Purwakarta, 15 Desember 2022


Yang Mengajukan,

(Elan Jaelani)
NPM 19461037

Menyetujui,
Pembimbing Akademik

(mmmmmmmmm)
NIP. mmmmmmm

Mengetahui,
Ketua Prodi Ekonomi Syariah

(dhsdsdsdhsds)
NIP. Mmmmm
PENYALURAN DAN PENGAMBILAN DANA
PROGRAM INDONESIA PINTAR (PIP)

DALAM PRESPEKTIF EKONOMI ISLAM

( STUDI KASUS DI MTS. MUHAMMADIYAH CAMPAKA)

1.1 Latar Belakang Masalah

Sebagaimana amanat UUD Republik Indonesia Tahun 1945

pemerintah wajib bertanggung jawab dalam mencerdaskan kehidupan

bangsa dan menciptakan kesejahteraan umum. Oleh karena itu, setiap

warga Indonesia berhak memperoleh pendidikan yang bermutu sesuai

dengan minat dan bakat yang dimiliki tanpa memandang status sosial,

ekonomi, suku, etnis, agama dan gender. Akan tetapi angka putus sekolah

di Indonesia masih menjadi perbincangan publik dan merupakan masalah

yang cukup penting. Salah satu factor utama yang menyebabkan terjadinya

putus sekolah khususnya pada jenjang sekolah dasar dan menengah adalah

masalah ekonomi atau kemiskinan. Hal ini disebabkan masih tingginya

biaya pendidikan, baik biaya langsung ataupun tidak langsung.

Data Kementrian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi pada

tahun 2020 menunjukan masih adanya angka putus sekolah sebanyak

……… salah satu cara yang dilakukan oleh Pemerintah untuk memutus

angka putus sekolah ini yaitu dengan merancang kebijakan pemerataan

dan perluasan akses pendidikan yang diarahkan pada tersedianya layanan

pendidikan yang bermutu, relevan dan kesetaraan disemua Provinsi,


kabupaten dan Kota yang dilakukan antara lain dengan cara pemberian

subsidi.

Instruksi Presiden No.7 Tahun 2014 diantaranya mengamanatkan

tentang Program Indonesia Pintar (PIP) kepada Kementrian Pendidikan

Kebudayaan Riset dan Teknologiuntuk menyiapkan Kartu Indonesia Pintar

(KIP) dan menyalurkan dana Program Indonesia Pintar (PIP). Program ini

merupakan kelanjutan dari Program Bantuan Siswa Miskin (BSM) yang

mencakup jenjang pendidikan SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA dan

siswa yang menempuh pendidikan di Pusat Kegiatan Belajar Mengajar

(PKBM). Denga Program Indonesia Pintar ini, diharapkan dapat

membantu sebagian siswa yang berasal dari keluarga kurang mampu

dalam membiayai sebagian kebutuhan pendidikannya, sehinggga dapat

menyelesaikan pendidikan, bahkan dapat melanjutkan ke jenjang

berikutnya.

Dalam kegiatan pendidikan diperlukan manajemen agar dapat

melaksanakan kegiatan yang menggunakan sumber dana siswa berjalan

dengan baik dan optimal. Pengelolaan keuangan sekolah didasari pada

prinsip-prinsip yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan Yitu

prinsip keadilan, efesiensi, transparansi dan akuntabilitas. Publik.

Peraturan tersebut juga menjelaskan bahwa keempta prinsip tersebut harus

digunakan dlama proses pengelolaan keuangan sekolah yang dimulai dari

perencanaan, realisasi penerimaan dan pengeluaran dana pendidikan,


pengawasan dan pemeriksaan hingga pertanggung jawaban untuk masalah

keuangan sekolah.

Sekolah Menegah Pertama (SMP) atau Madrasah Tsanawiyah (MTs)

adalah lembaga pendidikan nirlaba dalam kegiatan etinitas keuangan dan

laporan pertanggungjawaban yang menggunakan akuntansi dalan

laporannya. Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah yang tertuang

dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2010

tentang Standar Akuntansi Pemerintah salah satu institusi nirlaba

pemerintah adalah sekolah, juga diharuskan untuk mencari sumber dana

keuangan dalam rangka memberikan pelayanan pendidikan berdasarkan

peraturan yang berlaku.

Beberapa hasil evaluasi dan studi berlanjut terhadap pelaksanaan

Program Indonesia Pintar menunjukan kelemahan dari program ini,

diantaranya terkait ketepatan penetapan sasaran PIP yang masih banyak

ditemukan rumah tangga tidak miskin sebagai penerima PIP. Sasaran

penerima PIP masih lemah karena ditemukan penerima PIP bukan berasal

dari keluarga kurang mampu hal ini disebabkan karena proses perankingan

peneriam PIP masih dilakukan secara manual. Selain itu yang menjadi

kelemahan dari Program ini adalah dari cara penerimaan bantuan PIP,

karena disetiap tahunnya memiliki cara yang berbeda dalam proses

pengajuan dan penerimaan PIP.


Salah satu lembaga pendidikan yang menyelenggarakan PIP adalah

MTs. Muhammadiyah Campaka yang berada di KP. Kaum RT 01 RW 01

Desa Campaka Kecamatan Campaka Kabupaten Purwakarta.. sejarah dari

penyelengaraan Program Indonesia Pintar, sebelumnya merupakan

bantuan Gubernur sebesar RP.750.000,- (siswa tidak mampu), bantuan ini

hanya berjalan selama dua tahun di tahun 2007 – 2008. Selanjutnya

ditahun 2009 – 2017 disebut Bangtuan Siswa Miskin (BSM) yang berasal

dari pemerintah pusat. Tahun 2018 sampai saat ini program BSM tersebut

disempurnakan dengan nama PIP.

Dalam penelitian yang berkaitan dengan PIP , pernah dilakukan oleh

saudari Nurindah Kamilahlulusan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, dengan skripsi berjudul Analisis Pengelolaan

Program Indonesia pintar di MTs Bina Madani Bogor. Adapun

perbedaannya yaitu dalam penelian tersebut lebih mengarah kepada

manajemen pengelolaan Dana PIP, sedangkan penelitian yang ditulis oleh

penulis lebih mengarah kepada cara penyaluran dan pengambilan dana

PIP, serta bagaimana pandangan dalam perspektif ekonomi Islam.

Dari latar belakang pemaparan di atas penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Penyaluran dan Pengambilan Dana Program

Indonesia Pintar (PIP) Dalam Persfektif Ekonomi Islam (Studi Kasus

di MTs. Muhammadiyah Campaka” .


1.2 Rumusan Masalah

Dengan memperhatikan latar belakang masalah dan focus pada penelitian

di atas maka dapat diuraikan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut :

1. Bagaimana cara penyaluran dan pengambilan dana PIP di MTs.

Muhammadiyah Campaka?

2. Bagaimana persfektif Ekonomi Islam tentang cara penyaluran dan

pengambilan dana PIP di MTs, Muhammadiyah?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan Rumusan Penelitian diatas maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui cara penyaluran dan pengambilan dana PIP di MTs.

Muhammadiyah Campaka.

2. Untuk Mengetahui perspektif ekonomi Islam tentang cara penyaluran

dan pengambilan dana PIP di MTs. Muhammadiyah Campaka.

1.4 Kegunaan Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan

kegunaan sebagai berikut :

1. Manfaat akademis:

a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan

wawasan mengenai cara penyaluran dan pengambilan dana PIP

dalam perspektif Ekonomi Islam.

b. Sebagai bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya mengenai

penyaluran dan pengambilan dana PIP dalam perspektif Ekonomi

Islam.
2. Manfaat teoritis :

a. Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjelaskan cara

penyaluran dan pengambilan dana PIP dalam perspektif Ekonomi

Islam.

b. Menambah khazah pengetahuan mengenai cara penyaluran dan

pengambilan dana PIP dalam perspektif Ekonomi Islam.

3. Manfaat Praktis :

a. Bagi peneliti, sebagai syarat untuk memperoleh gelar S1.

b. Bagi MTs. Muhammadiyah Campaka, sebagai bahan masukan

untuk dapat menjalankan konsep Syariah dalam cara penyaluran

dan pengambilan dana PIP.

c. Bagi masyarakat, dapat dijadikan sebagai suatu informasitambahan

yang bermanfaat mengenai pengelolaan dana PIP di madrasah

dalam membantu masyarakat untuk berpartisipasi dalam

pendidikan.

1.5 Kerangka Pemikiran

A. Program Indonesia Pintar (PIP)

1. Program Indonesia Pintar (PIP) adalah bantuan berupa uang tunai,

perluasan akses dan kesempatan belajar dari pemerintah yang

diberikan kepada peserta didik dan mahasiswa yang berasal dari

keluarga miskin atau rentan miskin membiayai pendidikan.

2. Landasan Hukum Program Indonesia Pintar (PIP).


a. Intruksi Presiden Republik Indonesia nomor 7 Tahun 2014

tentang Pelaksanaan Program Simpanan Indonesia Sejahtera,

Program Indonesia Pintar, dan Program Indonesia Sehat untuk

membangun Keluarga Produktif.

b. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 166 Tahun 2014

tentang Program Percepatan Penanggulangan kemiskinan.

3. Tujuan Program Indonesia Pintar (PIP)

a. Bagi Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah :

1) Meningkatkan akses bagi anak usia 6 (enam) tahun sampai 21

(dua puluh satu) tahun untuk mendapatkan layanan pendidikan

sampai tamat satuan pendidikan menengah untuk mendukung

pelaksanaan pendidikan menengah universal/rintisan wajib

belajar 12 (dua belas) tahhun;

2) Mencegah peserta didik dari kemungkinan putus sekolah (drop

out) atau tidak melanjutkan pendidikan akibat kesulitan

ekonomi; dan

3) Menarik siswa putus sekolah atau tidak melanjutkan agar

kembali mendapatkan layanan pendidikan di sekolah, sanggar

kegiatan belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat, lembaga

kursus dan pelatihan, satuan pendidikan nonformal lainnya,

atau balai latihan kerja.

b. Bagi Pendidikan Tinggi :


1) Meningkatkan perluasan akses dan kesempatan belajar di

Perguruan Tinggi bagi Mahasiswa warga Negara Indonesia

yang tidak mampu secara ekonomi;

2) Meningkatkan prestasi Mahasiswa pada bidang akademik dan

non akademik;

3) Menjamin keberlangsungan studi Mahasiswa yang berasal dari

daerah terdepan, terluar atau tertinggal, dan/atau menempuh

studi pada perguruan tinggi wilayah yang terkena dampak

bencana alam atau konflik sosial;

4. Prinsip Pelaksanaan Program Indonesia Pintar (PIP)

PIP dilaksanakan dengan berdasarkan prinsip:

a. Efisien, yaitu menggunakan dana dan daya yang ada untuk

mencapai sasaran yang ditetapkan dalam waktu singkat, cepat,

dan dapat dipertanggungjawabkan;

b. Efektif, yaitu sesuai dengan kebutuhan yang telah ditetapkan

dan dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya sesuai

dengan sasaran yang ditetapkan;

c. Transparan. Yaitu menjamin adanya keterbukaan yang

memungkinkan masyarakat dapat mengetahui, mendapatkan

informasi mengenai PIP;

d. Akuntabel, yaitu pelaksanaan kegiatan dapat

dipertanggungjawabkan;
e. Kepatuhan, yaitu penjabaran program/kegiatan dilaksanakan

secara realistis dan proporsional; dan

f. Manfaat, yaitu pelaksanaan program/kegiatan yang sejalan

dengan prioritas nasional

5. Sasaran Program Indonesia Pintar (PIP)

Program Indonesia Pintar yang diperuntukan bagi anak berusia

6 (enam) tahun sampai dengan 21 (dus puluh satu) tahun untuk

mendapatkan layanan pendidikan sampai tamat. Satuan pendidikan

dasar dan Menengah dengan prioritas sasaran:

a. Peserta Didik pemegang KPI;

b. Peserta didik dari keluarga miskin/rentan miskin dan/atau

dengan pertimbangan khusus seperti :

1) Peserta didik dari keluarga peserta Program Keluarga harapan

(PKH);

2) Peserta didik dari keluarga pemegang Kartu Keluarga

Sejahtera (KKS);

3) Peserta didik yang berstatus yatim piatu/yatim/piatu dari

sekolah/panti sosial/panti asuhan;

4) Peserta didik yang terkena dampak bencana alam;

5) Peserta didik yang tidak bersekolah (drop out) yang diharapkan

kembali bersekolah;

6) Peserta didik yang mengalami kelainan fisik, korban musibah,

dari orang tua yang mengalami pemutusan hubungan kerja,


didaerah konflik, dari keluarga terpidana, berada di Lembaga

Pemasyarakatan, memiliki lebih dari 3 (tiga) saudara yang

tinggal serumah; atau

7) Peserta pada lembaga kursus atau satuan pendidikan nonformal

lainnya, anak yang termasuk dalam prioritas sasaran dapat

diusulkan oleh sekolah, sanggar kegiatan belajar, pusat

kegiatan belajar masyarakat, lembaga kursus, lembaga

pelatihan, atau pemangku kepentingan

6. Pengelola Program Indonesia Pintar (PIP)

Pengelola PIP tingkat satuan pendidikan merupakan sekolah,

Perguruan Tinggi, sanggar kegiatan belajar, pusat kegiatan belajar

masyarakat, atau lembaga kursus dan pelatihan yang ditunjuk,

dengan rincian tugas meliputi:

a. Mengusulkan peserta didik/mahasiswa calon penerima Program

Indonesia Pintar sesuai dengan persyaratan;

b. Memantau dan membantu kelancaran proses pengambilan PIP;

dan

c. Menerima anak usia 6 (enam) tahun sampai 21 (dua puluh satu)

tahun pemegang KPI yang belum/putus sekolah

7. Mekanisme Aktivasi dan Penyaluran Program Indonesia Pintar

Madrasah tsanawiyah sesuai Edaran Dirjen Pendis Nomr

B-1298/DJ.I/Dt.I.I/HM.01/05/2022 perihal Pencairan Bantuan

Sosial PIP Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah


(MA) Tahap I Tahun Anggaran 2022, siswa yang ditetapkan

sebagai penerima bantuan sosial PIP Tahap I tahun Anggaran 2022

melakukan proses pencairan dana bantuan di Bank Mandiri

terdekat dengan mengikuti prosedur dan mekanisme pencairan atau

dalam juknis PIP tahun 2022. Bagi penerima yang telah memiliki

rekening tentu dapat mencairkan dana PIP dengan datang langsung

ke Bank penyalur atau ATM. Sedangkan bagi yang belum

melakukan aktivasi rekening proses aktivasi bias dilakukan oleh

peserta oleh peserta didik yang bersangkutan dengan dating

langsung ke Bank Mandiri dengan persyaratan aktivasi yang harus

disiapkan adalah :

a. Kartu identisa pengenal;

b. Foto copy kartu keluarga;

c. Surat keterangan sebagai penerima bantuan dari kepala

Sekolah/madrasah;

d. Mengisi Aplikasi Pembukaan Rekening; dan

e. SKPR (Surat Kuasa Pembukaan dan Pendebitan Rekening)

Penerima Bantuan Sosial PIP.1

1
Andriani Syofyan, Irsadunas Irsadunas, and Vera Yulia Anggraini, “Analisis
Dampak Beasiswa Program Indonesia Pintar (PIP) Terhadap Prestasi Belajar Peserta
Didik Di SMPN 2 Luhak Nan Duo Kab. Pasaman Barat,” Jesya (Jurnal Ekonomi Dan
Ekonomi Syariah) 5, no. 1 (2022): 596–612.
Bagan 1.5.1 Kerangka Pemikiran

Program Indonesia Pintar

a. Tujuan PIP
b. Sasaran dan Kriteria
Penerima
c. Besaran dan
Penggunaan Manfaat
PIP

Pengelolaan Program Indonesia


Pintar

Mekanisme PIP

Penyaluran dan Pengambilan Dana


PIP Dalam Perspektif Ekonomi
Islam di MTs. Muhammadiyah
Campaka

1.6 Tinjauan Literatur

A. Prinsip-prinsip Ekonomi Islam adalah sebagai berikut:

1. Tauhid

Tauhid merupakan fondasi ajaran Islam. Dengan tauhid, manusia

menyaksikan bahwa tiada sesuatupun yang layak disembah selain Allah


Swt. Dalam Islam, segala sesuatu yang ada tidak diciptakan sia-sia

tetapi memiliki tujuan. Tujuan diciptakannya manusia dalam

hubungannya dengan alam dan sumber daya manusia dibingkai dengan

kerangka hubungan dengan Allah swt. Karena kepada-Nya manusia

akan mempertanggungjawabkan segala perbuatan termasuk aktivitas

ekonomi dan bisnis.

2. Ma’ad

Secara harfiah Ma’ad berarti kembali, karena kita semua akan kembali

kepada Allah Swt. Hidup manusia bukan hanya didunia tetapi terus

berlanjut hingga alam akhirat. Prinsip keseimbangan ini tidak hanya

diarahkan untuk dunia dan akhirat saja, tetapi juga berkaitan dengan

kepentingan perorangan dan kepentingan umum serta keseimbangan

antara hak dan kewajiban. Selanjutnya, azas ini juga berhubungan erat

dengan pengaturan hak milik individu, hak milik kelompok yang

didalamnya terdapat keseimbangan antara kepentingan masyarakat dan

kepentingan individu. Apabila keseimbangan mulai bergeser yang

menyebabkan terjadinya ketimpangan-ketimpangan sosial ekonomi

dalam masyarakat, maka harus ada tindakan untuk mengembalikan

keseimbangan tersebut baik dilakukan oleh individu ataupun pihak

pengusaha2.

3. Wadi’ah

2
Muhammad Harfin Zuhdi, “Prinsip-Prinsip Akad Dalam Transaksi Ekonomi
Islam,” IQTISHADUNA 8, no. 1 (2017): 78–115.
Dalam fikih Islam Al-wadi’ah diartikan titipan murni dari saru pihak ke

pihak lain, baik individu atau badan hukum yang harus dijaga dan

dikembalikan kapan saja si penitip menghendaki.

a. Dasar hukum Al-wadi’ah :

1) Al-Qur’an

Ulama fikih sependapat bahwa Al-wadi’ah adalah satu akad

dalam rangka tolong menolong (Ta’awun) antara sesama

manusia. Landasannya Firman Allah Swt dalam Surat An-Nisa

Ayat (58) Artinya : “Sungguh, Allah menyuruhmu

menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya,

dan apabila kamu menetapkan hokum di antara manusia

hendaknya kamu menetapkannya dengan adil. Sungguh, Allah

sebaik-baik yang memberi pengajaran kepadamu. Sungguh,

Allah Maha mendengar, Maha melihat”. Dalam Surat Al-

Baqarah Ayat 283 Artinya : “Dan jika kamu dalam perjalanan

sedang kamu tidak mendapatkan seorang penulis, maka

hendaklah ada barang jaminan yang dipegang. Tetapi, jika

sebagian kamu mempercayai itu menunaikan amanatnya

(utangnya) dan hendaklah dia bertaqwa kepada Allah.

Tuhannya. Dan janganlah kamu menyembunyikan kesaksian,

karena barang siapa menyembunyikannya, sungguh hatinya

kotor (berdosa), Allah Maha mengetahui apa yang kamu

kerjakan”. Menurut para musafir, ayat ini berkaitan dengan


penitipan kunci ka’bah kepada utsman bin tholhah (seorang

sahabat Nabi) sebagai amanat dari Allah Swt, tetapi hal ini

berlaku juga dalam setiap amanat.

2) Hadist

Dari Abu Hurairah, diriwayatkan bahwa rasulullah Saw

bersabda: “Tunaikanlah amanat (titipan) kepada yang berhak

menerimanya dan janganlah membalas khianat kepada orang

yang telah mengkhianatimu”. (H.R. Abu Daud dan Tirmidzi).

Dan diriwayatkan dari Rasulullah Saw bahwa beliau

mempunyai (tanggung jawab) titipan. Ketika beliau akan

berangkat hijrah, beliau menyerahkannya kepada Ummu

‘Aiman dan ia (Ummu ‘Aiman) menyuruh Ali bin Abi Thalib

untuk menyerahkan kepada yang berhak. Ulama sepakat

diperbolehkannya wadi’ah, ia termasuk ibadah sunah. Dalam

kitab Ishfah disebutkan Ulama sepakat bahwa Wadi’ah

termasuk iabadah sunah dan menjaga barang titipan itu

mendapatkan pahala.

b. Rukun dan Syarat Al-Wadi’ah

Dalam pelaksanaan wadi’ah harus memenuhi rukun dan syarat

tertentu. Al-jaziri mengungkapkan pendapat para imam madzhab

adalah sebagai berikut :

1) Menurut Hanafiyah, rukun Al-Wadi’ah ada satu yaitu ijab dan

qabul sedangkan yang lainnya termasuk syarat dan tidak


termasuk rukun. Menurut Hanafiyah, dalam shighat ijab

dianggap sah apabila ijab tersebut dilakukan dengan perkataan

yang jelas (sharih) maupun dengan perkataan samara

(khinayah). Hal ini berlaku juga untuk qabul, disyaratkan bagi

yang menitipkan dan yang dititipi barang dengan mukalaf.

Tidak sah apabila yang menitipkan dan yang menerima benda

titipan adalah orang gila atau anak yang belum dewasa

(shabiy);

2) Menurut Syafi’iyah Al-Wadi’ah memiliki tiga rukun yaitu :

a) Barang yang dititipkan : syarat barang yang dititipkan

adalah barang atau benda itu merupakan sesuatu yang

dapat dimiliki menurut syara’;

b) Orang yang menitipkan dan yang menerima titipan :

disyaratkan bagi penitip dan penerima titipan sudah

baligh, berakal, serta syarat-syarat lain yang sesuai dengan

syarat-syarat berwakil; dan

c) Pernyataan serah terima disyaratkan pada ijab qabul ini

dimengerti oleh kedua belah pihak baik dengan jelas

maupun samar3.

B. Konsep Kemiskinan Dalam Islam

3
Desminar Desminar, “Akad Wadiah Dalam Perspektif Fiqih Muamalah,”
Menara Ilmu 13, no. 3 (2019).
Dalam sudut pandang Islam, kemiskinan didefinisikan menjadi 3 tingkatan

yaitu:

1. Miskin Iman

Yang dimaksud dari miskin Iman adalah orang yang jiwanya tidak ada

kontak atau hubungan dengan Allah Swt, atau jika ada hubungan pun

terlalu tipis, yaitu hanya ingat pada Allah Swt saat susah saja;

2. Miskin Ilmu

Miskin ilmu ini menjadi penyebab yang kedua mengapa manusia

miskin dan tidak tahu cara menyelesaikan masalah hidup. Saat ini etos

kerja umat muslim sangat rendah, mereka enggan untuk mengkaji ilmu-

ilmu Allah Swt; dan

3. Miskin Harta

Para ulama mazhab seperti Malikiyah, syafi’iyah, dan Hanabilah

mendefinisikan miskin adalah sebagai seseorang yang masih memiliki

kemampuan untuk bekerja berusaha dalam rangka memperoleh harta

dan menghidupi keluarganya secara halal tetapi hasil yang didapat

masih belum mencukupi bagi pemenuhan kebutuhan dirinya dan

keluarganya4.

1.7 Metode Penelitian

Metode dapat dirumuskan sebagai suatu proses atau prosedur yang

sistematik berdasarkan prinsip dan teknik ilmiah yang dipakai oleh disiplin

4
Syaiful Ilmi, “Konsep Pengentasan Kemiskinan Perspektif Islam,” Al-Maslahah
13, no. 1 (2017): 67–84.
(ilmu) untuk mencapai suatu tujuan.5 Penelitian atau research dapat

diartikan sebagai rangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan

pemahaman baru yang lebih kompleks, lebih mendetail, dan lebih

komprehensif dari suatu hal yang diteliti.6

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 7 Dalam

melakukan penelitian, perlu adanya suatu metode atau cara sebagai

langkah-langkah yang ditempuh oleh peneliti dalam memecahkan suatu

permasalahan untuk mencapai suatu tujuan.

Metode penelitian meliputi tiga jenis, yaitu kualitatif, kuantitatif, dan

campuran (gabungan kualitatif dan kuantitatif). Dalam penelitian ini

peneliti menggunakan metode kualitatif. Metode kualitatif adalah metode

penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan

untuk meneliti pada kondisi obyek alamiah, (sebagai lawannya adalah

eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik

pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data

bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan

makna dari generalisasi.8 Tujuan penelitian kualitatif adalah untuk

memahami fenomena dari sudut pandang partisipan, konteks sosial, dan

institusional dengan tujuan utama menjelaskan suatu masalah tetapi


5
Juliansyah Noor “Metodologi Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi dan
Karya Ilmiah” (Jakarta, Prenadamedia Group, 2011), 22.
6
Albi Anggito & Johan Setiawan “Metodologi Penelitian Kualitatif”
(Sukabumi: CV Jejak, 2018), 7.
7
Sugiyono “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D” (Bandung:
Alfabeta, 2017), 2.
8
Sugiyono “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D”, 9.
menghasilkan generalisasi. Penelitian kualitatif bertujuan mendapatkan

pemahaman yang sifatnya umum terhadap kenyataan sosial dari perspektif

partisipan.9

a. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan pendekatan studi kasus sebagai

bagian dari penelitian kualitatif. Secara umum, studi kasus merupakan

strategi yang lebih cocok bila pokok pertanyaan suatu penelitian

berkenaan dengan how atau why, bila peneliti hanya memiliki sedikit

peluang untuk mengontrol peristiwa-peristiwa yang akan diselidiki,

dan bilamana fokus penelitiannya terletak pada fenomena

kontemporer (masa kini) di dalam konteks kehidupan nyata. 10 Studi

kasus berfokus pada spesifikasi kasus dalam suatu kejadian baik itu

yang mencakup individu, kelompok budaya, ataupun suatu potret

kehidupan.

Penelitian studi kasus dapat dibedakan menjadi tiga tipe, yaitu

studi kasus eksplanatoris, eksploratoris, dan deskriptif. Di sini peneliti

menggunakan studi kasus eksplanatoris yang bertujuan untuk

memajukan penjelasan-penjelasan tandingan untuk rangkaian

peristiwa yang sama dan menunjukkan bagaimana penjelasan

semacam itu mungkin bisa diterapkan pada situasi-situasi yang lain.11

b. Sumber Data

9
Albi Anggito & Johan Setiawan “Metodologi Penelitian Kualitatif”, 15-16.
10
Robert K.Yin “Studi Kasus: Desain dan Metode” (Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada, 2015), 1.
11
Robert K.Yin “Studi Kasus: Desain dan Metode”, 6.
Pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti yaitu: sumber

data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer adalah

sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data,

dan sumber data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung

memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain

atau lewat dokumen.12

c. Jenis Data

Jenis data yang diperoleh peneliti sebagai berikut :

a) Data Primer

Data primer diperoleh dari hasil wawancara yang dilakukan

penulis dengan Kepala Sekolah MTs. Muhammadiyah Campaka,

Pengelola PIP MTs. Muhammadiyah Campaka, Pihak Bank Penyalur

dana PIP dan siswa MTs Muhammadiyah Campaka penerima manfaat

PIP, data tersebut meliputi :

1. Mekanisme PIP di MTs. Muhammadiyah Campaka.

2. Cara penyaluran dan pengambilan PIP di MTs. Muhammadiyah

Campaka.

b) Data Sekunder

Data sekunder berasal dari referensi jurnal, buku, skripsi terdahulu

dan atau website yang membahas mengenai praktik giveaway dan

teori yang dibahas sebelumnya

d. Teknik Pengumpulan Data

12
Sugiyono “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D”, 225.
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling

strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah

mendapatkan data.13 Teknik pengumpulan data yang digunakan

peneliti adalah sebagai berikut:

1) Observasi

Teknik ini menuntut adanya pengamatan dari peneliti baik

secara langsung maupun tidak langsung terhadap objek penelitian.

Beberapa informasi yang diperoleh dari hasil observasi antara lain:

ruang (tempat), pelaku, kegiatan, objek, perbuatan, kejadian atau

peristiwa, waktu.14 Peneliti akan melakukan pengamatan langsung

terhadap cara penyaluran dan pengambilan dana PIP, konsep

penelitian ini dengan cara penelitian lapangan.

2) Wawancara

Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data

yang dilakukan secara langsung dengan yang diwawancarai tetapi

dapat juga diberikan daftar pertanyaan dahulu untuk dijawab pada

kesempatan lain. Teknik wawancara yang digunakan dalam

penelitian kualitatif adalah wawancara mendalam. Wawancara

mendalam (in-depth interview) adalah proses memperoleh

keterangan untuk tujuan penelitian dan cara tanya jawab sambil

bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang

yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman


13
Sugiyono “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D”, 224.
14
Juliansyah Noor “Metodologi Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi dan
Karya Ilmiah”, 140.
(guide) wawancara, dimana pewawancara dan informan terlibat

dalam kehidupan sosial yang relatif lama.15

3) Dokumen

Dokumen merupakan kajian yang berupa tulisan, foto, atau

hal-hal yang dapat dijadikan sumber kajian selain melalui

wawancara dan observasi dalam penelitian kualitatif. Dokumen-

dokumen yang dikumpulkan oleh peneliti dipilih untuk diambil

mana yang sesuai dengan fokus yang diteliti. Dokumen yang

diambil dijadikan data pendukung penelitian.

Sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam bahan yang

berbentuk dokumentasi. Dokumentasi dilakukan untuk

memperjelas dan memaparkan dengan bentuk visual baik dengan

screenshoot, foto, dan lain-lain. Demi memperjelas mekanisme

cara penyaluran dan pengambilan dana PIP.

e. Analisis Data

Setelah tahapan pengolahan data, langkah selanjutnya yaitu

menganalisis data. Dalam penelitian kualitatif, analisis data dilaksanakan

sebelum peneliti terjun ke lapangan, selama peneliti mengadakan

penelitian di lapangan, sampai dengan pelaporan hasil penelitian. Analisis

data dimulai sejak peneliti menentukan fokus penelitian sampai dengan

pembuatan laporan penelitian selesai. Jadi teknis analisis data

dilaksanakan sejak merencanakan penelitian sampai penelitian selesai.

15
Juliansyah Noor “Metodologi Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi dan
Karya Ilmiah”, 139.
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis

data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-

bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat

diinformasikan kepada orang lain.16

Pada penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan peneliti

mengunakan model Miles dan Huberman. Analisis data dalam penelitian

kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah

selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Pada saat wawancara,

peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang diwawancarai.

Miles dan Huberman (1984), mengemukakan bahwa aktivitas dalam

analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara

terus-menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.17, yang

meliputi :

1. Reduksi Data

2. Penyajian Data

3. Penarikan Kesimpulan

Gambar 1.7.1 Model Analisis Milles dan Huberman

16
Sugiyono “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D”, 244.
17
Sugiyono “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D”, 246.
f. Teknik Validitas Data

Untuk membuktikan dan keabsahan data maka peneliti menggunakan

teknik triangulasi. Triangulasi diartikan sebagai pengecekan data dari

berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Melakukan

triangulasi baik triangulasi teknik pengumpulan data maupun triangulasi

waktu. Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan

dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang

berbeda. Dan triangulasi waktu, dilakukan dengan cara melakukan

pengecekan dengan wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu

atau situasi yang berbeda.18 Dengan teknik ini peneliti dapat mengecek

temuan dan memperoleh informasi yang luas dan lengkap.

1.8 Rencana Penelitian

Bulan
No Rencana Penelitian Maret April Mei Juni Juli Agustus
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Penyusunan
1
Proposal

Sidang Usulan
2
Penelitian

18
Sugiyono “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D”, 274.
Bulan
No Rencana Penelitian Maret April Mei Juni Juli Agustus
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

3 Penyusunan BAB I


4 Revisi BAB I

  
5 Penyusunan BAB II

  
6 Revisi BAB II

  
Penelitian ke
7
Lapangan
  
Penyusunan BAB
8
III
  
9 Revisi BAB III

  
Penyusunan BAB
10
IV
  
11 Revisi BAB IV

  
12 Penyusunan BAB V

  
13 Sidang Munaqosah

1.9 Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan pemahaman penelitian ini, peneliti membagi

pembahasannya dalam lima bab terdiri dari beberapa sub bab dan secara

umum dapat digambarkan sebagai berikut:


1. Bagian awal terdiri dari Cover Depan, Cover Dalam, Lembar

Pengesahan, Lembar Persetujuan, Lembar Tim Penguji, Lembar

Pernyataan Penulis, Lembar Motto, Kata Pengantar, Abstrak

(Indonesia), Abstract (English), Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar

Gambar, Daftar Lampiran.

2. BAB I PENDAHULUAN terdiri dari Latar Belakang Penelitian,

Rumusan Penelitian, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian,

Kerangka Dasar Penelitian, Rencana Penelitian, Perbandingan

Penelitian, Sistematika Penelitian.

3. BAB II TINJAUAN PUSTAKA terdiri dari Landasan Teori yang

bersumber dari berbagai pendapat ahli, Kerangka Pemikiran dan

Hipotesis, hasil penelitian dan buku-buku rujukan yang berhubungan

dengan permasalahan yang menjadi objek kajian dalam penelitian

yang dilakukan.

4. BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODOLOGI

PENELITIAN menjelaskan metode yang digunakan dalam

pengumpulan data dan teknik analisis data yang dilakukan.

5. BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN menjelaskan

deskripsi objek penelitian dan hasil analisis data penelitian.

6. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN terdiri dari Kesimpulan dan

Saran.

1.10 Referensi
.

Anda mungkin juga menyukai