Akhmad Jaelani – Aku dan Jurusan yang saya pilih “Hukum Ekonomi Syari’ah”
Sebagai sebuah sistem ekonomi yang belum lama, ekonomi islam atau ekonomi
syariah telah terbukti menjadi sebuah fenomena yang cukup pesat perkembangannya.
Di Indonesia sendiri pamor nya cukup positif diterima oleh masyarakat, berdiri kurang
lebih 31 tahunan (1991-2022). Hal ini dapat dilihat dari cara pengenalannya. Ekonomi
syariah merujuk pada Al-Qur’an dan Hadits yang membuat sistem ini lebih cepat
berkembang di negara dengan mayoritas pemeluk agama Islam ini.
Pada tahun 1991 dan menjadi awal dari perkembangan ekonomi syariah di Indonesia.
Bank Muamalat menjadi pelopor bank syariah pertama yang ada di Indonesia, namun
kegiatan mereka belum berjalan optimal karena landasan hukum yang ada yaitu UU
No. 7 Tahun 1992 masih lemah tanpa rincian hukum dan usaha syariah lebih
mendalam. Karena itu pada tahun 1998, pemerintah dan DPR akhirnya melakukan
penyempurnaan UU tersebut menjadi UU No. 10 Tahun 1998 yaitu penerapan dual
banking system bagi perbankan syariah.
Dual Banking System membuat bank konvensional dapat melakukan kegiatan usaha
sesuai prinsip syariah. Peluang ini tentu disambut dengan baik oleh pemain perbankan
Indonesia. Hal itu ditandai dengan berdirinya beberapa bank syariah lain seperti Bank
Syariah Mandiri, Bank Niaga, Bank BTN, Bank Mega, Bank BRI, BPD Jabar dll.
Perkembangan ekonomi syariah yang sangat cepat membutuhkan adanya ahli hukum
di bidang ekonomi syariah. Orang yang mengambil jurusan Hukum Ekonomi Syariah
(Muamalah) adalah mereka yang akan menjadi ahli dalam bidang hukum ekonomi
syariah menjadi sangat penting di masa yang akan datang. Sebenarnya sumber
informasi tentang ekonomi syariah sudah banyak, terutama di kampus-kampus. Mata
kuliah hukum ekonomi syariah mempelajari segala hal tentang ekonomi syariah, teori
dan juga penerapannya di kehidupan sekarang ini.
Saya ingat waktu saya masih duduk di bangku Madrasahah Aliyah Asy-syafi’iyah, Saya
bercita-cita ingin menjadi pakar ekonomi yang mencerminkan akhlaq dan perilaku islam
sehingga Saya mengambil Jurusan S1 Ekonomi Syariah di STAIN Purwokerto yang kini
menjadi UIN Prof. KH Syaifudin Zuhri Purwokerto atau yang biasa kita sebut UIN
SYAIZU. Pada kesempatan kali ini jika saya diterima di UIN SYAIZU saya akan
mengambil Program studi Hukum Ekonomi Syariah (HES), bukan tanpa sebab saya
mengambil jurusan ini, karena Jurusan ini yang adalah program studi yang memiliki
akreditasi terbaik terbaik dari semua rogram studi yang ada. Saat ini saya telah
menyelesaikan studi Sarjana (S1) Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya (FIA UB) dengan beasiswa Bidikmisi yang diberikan oleh
pemerintah. Studi S1 Ilmu Perpustakaan saya pilih karena merupakan jurusan yang
tidak begitu banyak dilihat, dan bahkan seringkali “dipandang sebelah mata”. Namun
ketika saya berada pada studi ini, belajar, kuliah, bertemu dosen dan teman,
menjadikan wawasan dan cakrawala pengetahuan saya terbuka. Perpustakaan tidak
hanya sebatas “mengelola buku”, tetapi lebih berkembang yaitu, “tata kelola informasi”
menekankan pada aspek tatakelola, dokumentasi, manajemen maupun pelayanan
publik pada lembaga dokumenter bukan hanya perpustakaan, tetapi semua lembaga
yang memiliki dokumen.
Banyak hal saya raih ketika masa perkuliahan, termasuk beberapa pengalaman saya
seperti Student Employment bagian pengolahan koleksi di Perpustakaan Universitas
Brawijaya. Kemudian Magang di Perpustakaan Universitas Negeri Malang, Student
Employee di Unit Laboratorium Perpustakaan dan Arsip (ULPA) FIA UB, serta
pengabdian masyarakat di Perpustakaan SMPN 6 Malang, Perpustakaan SDN
Bandungrejosari 2 Malang dan TBM Teras Baca Kota Malang.
Salah satu prestasi saya yaitu Finalist of Liblicious Epicentrum 2017 FIKOM UNPAD
bertema “Management development in Museum”. Dalam tema tersebut, saya dan
kedua rekan saya mengeksplorasi konsep pengembangan perpustakaan sebagai ruang
publik agar mampu diterapkan sebagai pengembangan museum. Kami mengusung
konsep, “Museum for Us” dengan menawarkan enam program diantaranya space for
us, open volunteer, museum keliling, intermuseum loan, user of experience dan rembug
santai, program itu ditujukan untuk Museum Sonobudoyo. Kami menuju final dan acara
bertempat di UNPAD Jatinangor. Sempat terpikir bagi kami untuk mengundurkan diri,
karena tidak mempunyai dana. Namun kami tetap berupaya, hingga terbuka jalan, yaitu
prodi yang membantu kami meminta dana ke fakultas. Alhamdulillah, kami berangkat
dengan persiapan apa adanya, karena waktu yang habis untuk menyusun proposal
pengajuan dana. Hasilnya, gagasan kami mendapatkan peringkat 6 tingkat nasional.
Pengalaman dari lomba tersebut kian memperkuat, memperteguh dan mempertegas
saya untuk berupaya mendalami terkait bidang keilmuan “Ilmu Perpustakaan”.
BACA JUGA
ULPA masih dianggap menjadi “tempat penyimpanan buku” dan “tempat baca”, tidak
hanya ULPA saja, tetapi hampir semua perpustakaan dianggap demikian. Ironis
memang, ketika banyak orang menganggap perpustakaan demikian, tak seperti apa
yang dikatakan oleh Rubin (2016: 1-14) yang menyebutkan bahwa perpustakaan
merupakan infrastruktur pengetahuan yang terdiri dari komponen informasi, rekreasi,
pendidikan dan budaya yang mendukung pemenuhan kebutuhan masyarakat yang
dilayani. Infrastruktur pengetahuan itu dipandang sebagai sebuah proses, perangkat,
jaringan, media industri dan institusi yang memberikan sumber informasi terpercaya,
menyediakan banyak materi dan layanan serta akses melalui antarmuka ke sumber
daya di seluruh dunia. Disini dapat kita petik bahwa perpustakaan disebut dengan
“Knowledge Infrastructure”, namun sayangnya anggapan itu masih belum diketahui dan
dipahami.
Selama saya belajar di ULPA sebagai volunteer, banyak hal yang saya dapat bersama
rekan ULPA. Istilah volunteer sendiri muncul ketika ada inovasi dari Pak Hendra dan
saya melihat beberapa permasalahan yang dihadapi oleh ULPA, seperti adanya
anggapan “ruang baca” dan tak adanya “program literasi informasi” yang melibatkan
smart people. Kemudian dicoba untuk open recruitmen volunteer batch 1 pada 15
September 2016 yang diikuti oleh 11 mahasiswa ilmu perpustakaan termasuk saya,
sedikit banyak berpengaruh pada pengembangan ULPA saat ini. Terdapat banyak
program yang berkembang dan masih terus berjalan di ULPA seperti User of The
Month, Student Volunteer (SV), User Education, Bedah Buku dan Bincang Santai.
Program ULPA ini merupakan hasil dari ide dan gagasan seluruh sumber daya manusia
(SDM) ULPA. ULPA ke depannya saya yakin akan bertumbuh dan berkembang lebih
baik, karena ditunjang SDM yang berkualitas. Tidak hanya dari segi program, tetapi
juga beberapa produk “kemas ulang informasi” dihasilkan seperti infografis,
sinopsis,resensi dan artikel. Tidak hanya program dan produk yang dihasilkan,
sekarang ini ULPA pun berusaha memberikan jasa pengembangan lembaga
dokumenter “Lab Digital”. Lab digital bertujuan untuk mengembangkan lembaga
dokumenter pada aspek pemanfaatan teknologi informasi Kedepannya, Lab digital ini
tidak hanya ditawarkan secara profit, tetapi juga nirlaba dalam rangka mengembangkan
TBM.
Berbekal keilmuan, pengalaman, serta keahlian yang saya kuasai, saya berkeinginan
untuk melanjutkan studi ke jenjang Magister (S2) Teknologi Informasi untuk
Perpustakaan Institut Pertanian Bogor. Saya ingin fokus dan lebih ahli dalam bidang
keilmuan saya dan mengaplikasikannya kepada masyarakat, sehingga dapat berguna
dan bermanfaat. Ada banyak hal yang belum saya tahu, belum saya gali, pun belum
saya terapkan di masyarakat terkait dengan keilmuan saya. Namun dengan perlahan,
saya mulai untuk menerapkan dan mengaplikasikan ilmu saya di masyarakat dalam
bentuk pengabdian masyarakat.
Bila saya diberikan kesempatan untuk menerima beasiswa LPDP Afirmasi ini, saya
ingin menentukan peran sebagai seorang dosen pada sebuah institusi pendidikan
tinggi. Saya ingin menjadi seorang dosen, karena dosen merupakan sebuah profesi
bernilai tinggi. Peran dosen bukan hanya mentransfer pengetahuan tetapi juga nilai-nilai
luhur, agar mahasiswa unggul secara akademik maupun mengakar pribadi yang
berintegritas. Dosen mampu melahirkan manusia-manusia berkualitas, karena itu saya
ingin menjadi seorang dosen. Saya ingin mengajar dan memberikan apa yang telah
saya peroleh kepada individu dan masyarakat yang mau belajar dan mempraktikannya
kembali kepada masyarakat, baik di institusi perguruan tinggi maupun acara pelatihan,
forum diskusi, seminar dan workshop. Saya juga ingin menjadi konsultan untuk
membantu mengembangkan lembaga dokumenter maupun TBM, sehingga lembaga
tersebut dapat mewujudkan perannya sebagai sebuah infrastruktur pengetahuan yang
mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan bagi bangsa ini.
Pertama, saya memilih mata kuliah Fundamental Issues in International Law yang akan
ditempuh selama dua semester.Setelah mempelajari hukum internasional secara umum
saat pendidikan sarjana dulu, sangat penting untuk mempelajarinya dengan lebih
mendalam. Itulah yang akan ditawari oleh mata kuliah ini, untuk mendapatkan landasan
yang lebih kuat dan pemahaman yang lebih holistik.
Kedua, saya akan memilih mata kuliah International Criminal Law yang juga akan
ditempuh selama dua semester. Kuliah ini akan jauh mendalami aspek-aspek substansi
dan formil dalam prinsip dan penegakan hukum pidana internasional. Dengan demikian
saya akan lebih memahami dimensi masalah serta prospek solusi dalam penegakan
hukum pidana internasional.
Ketiga, saya juga akan menempuh mata kuliah International Relations Theory yang
akan berlangsung pada semester satu. Mata kuliah dari jurusan politik ini akan
membantu memahami politik internasional yang sangat erat kaitannya dengan
pembentukan hukum internasional.
Terakhir, pada semester dua, saya akan menempuh mata kuliah History and Theory of
International Law. Mata kuliah ini sangat penting untuk melanjutkan International
Relations Theory untuk lebih mendalami situasi politik dalam kacamata konstruksi
perkembangan hukum internasional.
Dalam ekstrakurikuler, saya akan bergabung dalam tim debat international criminal law
moot court UE yang belum lama ini menjuarai lomba tingkat UK. Kemampuan saya
untuk berargumen secara hukum dan beranalisis dalam hukum pidana internasional
dapat diasah di sana.
Tentu saya tidak akan berhenti di sana. Saya berencana nantinya menempuh studi
doktor di Groningen University, untuk menyusun disertasi yang membahas konflik
antara jus cogens dan doktrin imunitas, serta aplikasinya dalam penegakan hukum
pidana internasional.
Dengan demikian, saya akan memiliki dasar yang lebih kuat dalam pemahaman hukum
internasional baik secara umum maupun khusus di bidang hukum pidana internasional,
baik sebagai bekal untuk mengajar dengan lebih mantap maupun sebagai landasan
untuk kelak meneliti dengan baik.
Produk dari setiap jenjang pendidikan yang saya tempuh akan berdampak substantif
dalam peran saya sebagai seorang akademisi hukum. Inshaa Allah rencana ini dapat
terwujud sehingga tujuan dapat tercapai dengan baik
Jurusan Hukum Ekonomi Syariah (HES) merupakan salah satu jurusan yang ada di
Fakultas Syariah atau Fakultas Hukum. Bagi calon mahasiswa yang tertarik dengan
perbankan syariah dan juga bisnis syariah, jurusan ini bisa menjadi pilihan tepat.
Jurusan ini biasanya dibuka di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri atau swasta.
Cakupan ilmu yang dipelajari sangatlah luas. Mahasiswa akan mempelajari 3 ilmu, yaitu
ilmu Hukum, ilmu Ekonomi dan ilmu Agama Islam. Contohnya seperti belajar tentang
pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya manusia, ekonomi mikro maupun
ekonomi makro, dan sebagainya.
Tidak mengherankan jika kemudian mahasiswa jurusan ini akan sangat paham dan
menguasai bagaimana cara mengelola berbagai unsur ekonomi supaya bisa
bermanfaat bagi masyarakat. Mahasiswa juga akan mendapatkan wawasan seputar
landasan hukum Islam. Hal ini berarti semua unsur ekonomi dan tata kelolanya
disesuaikan dengan Al-Qur’an, hadis, dan juga kaidah fikih turunannya. Meski begitu,
mahasiswa jurusan ini juga akan tetap memperoleh ilmu Ekonomi konvensional
Ketahanan Nasional merupakan salah satu program studi yang berada di bawah
naungan Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada. Program studi ini merupakan
hasil kerjasama Lemhannas RI, Dephan RI dan Universitas Gadjah Mada pada tahun
1989 yang kemudian diperkuat dengan keputusan bersama antara Menteri Pertahanan
Keamanan RI dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Surat
keputusan dengan nomor KEP/01/II/1989 dan 046/U/1998 yang ditandatangani pada
tanggal 27 Februari 1998 menjadi saksi bisu relasi erat antara berbagai pihak tersebut.
Berangkat dari SK Rektor UGM Nomor: 89/P/SK/HT/2006 tentang Penyelenggaraan
Program Pascasarjana, maka Program Studi Ketahanan Nasional kemudian ditetapkan
sebagai Program Pascasarjana Multidisiplin, bersanding dengan prodi yang lain.
Program Studi Ketahanan Nasional UGM berhasil mengantongi akreditasi A oleh BAN-
PT sesuai keputusan BAN-PT No. 090/SK/BAN-PT/Akred/M/III/2015. Prodi ini memiliki
tenaga pengajar yang kompeten di bidangnya dan telah bersumbangsih cukup besar
dalam pembangunan dan penjagaan stabilitas keamanan nasional. Selain itu,
lingkungan akademisi yang cukup suportif serta nilai-nilai nasionalisme yang dijunjung
tinggi membuat prodi ini menduduki posisi penting dalam jajaran program studi dengan
konsentrasi Pengelolaan SDA dan Manajemen Konflik.
Prodi Ketahanan Nasional Universitas Gadjah Mada menawarkan waktu tempuh sekitar
1,5 – 2 tahun untuk menyelesaikan studi di jenjang pendidikan S-2. Adapun gelar yang
akan dianugerahkan pada mahasiswa yang berhasil menyelesaikan studinya dari prodi
ini adalah M.Sc. Sebagai salah satu prodi bergengsi untuk jenjang pendidikan S2 di
Indonesia, Ketahanan Nasional UGM menawarkan beragam mata kuliah berbobot dan
diajarkan oleh dosen yang ahli di bidangnya.
Adapun jumlah mata kuliah yang akan saya pelajari secara mendalam pada semester
pertama berjumlah 7 mata kuliah dengan bobot 3 sks/mata kuliah. Tujuh mata kuliah
yang ditawarkan tersebut adalah Wawasan Nusantara (3 sks); Teori Ketahanan
Nasional (3 sks); Geopolitik dan Sumber Daya Alam (3 sks); Demografi dan
Sumber Daya Manusia (3 sks); Ideologi, Nasionalisme dan Politik Identitas (3
sks); Politik Indonesia dan Otonomi Daerah (3 sks); dan Ekonomi Politik, Digital
dan Inovasi Disruptif (3 sks).
Ketujuh mata kuliah tersebut memiliki kontribusi yang besar dalam membentuk
perspektif baru mengenai manajemen konflik kenegaraan. Terutama karena saya
mengambil topik ini sebagai landasan dalam menyusun tesis. Karena tesis saya akan
membahas mengenai manajemen konflik multikultural pada komunitas adat dan agama
lokal di Indonesia, maka mata kuliah semacam Wawasan Nusantara; Geopolitik dan
Sumber Daya Alam; Demografi dan Sumber Daya Manusia; serta Ideologi,
Nasionalisme dan Politik Indonesia akan banyak membantu saya dalam menyusun
fondasi yang kokoh dalam perumusan strategi ketananan nasional Indonesia sebagai
negara multikultural.
Pada semester II, beban kuliah yang ditawarkan lebih sedikit dan mengerucut. Prodi
Ketahanan Nasional memang menyediakan dua jalur penerimaan, yakni reguler dan
khusus beasiswa dari Kemenpora. Karena akan masuk melalui jalur beasiswa LPDP,
maka mata kuliah yang akan saya pilih adalah mata kuliah untuk jalur reguler. Ada
sebanyak enam mata kuliah dengan beban SKS sebanyak 3 sks dan 2 sks per
matkulnya.
Untuk mendukung keberhasilan penulisan dan implementasi riset tersebut, saya akan
mengikuti beberapa kegiatan riset yang dilakukan oleh dosen dari prodi Ketahanan
Nasional, maupun pusat studi yang relevan dengan bidang ilmu pilihan ini. Kegiatan lain
yang rencananya akan saya lakukan pula saat menempuh jenjang pendidikan magister
adalah menulis buku yang memuat hasil penelitian terdahulu maupun hari ini.
Keikutsertaan dalam konferensi nasional maupun internasional juga akan rutin saya
lakukan untuk mengembangkan perspektif yang lebih beragam serta menjalin relasi
yang lebih erat dengan orang lain.
Mental yang kuat, mudah beradaptasi dengan lingkungan baru secara cepat, berdaya
juang tinggi dan ditunjang dengan kemampuan menulis dan menganalisis topik riset
dengan baik menjadi salah satu kekuatan tersendiri dalam menghadapi dinamika dunia
perkuliahan nantinya. Meski demikian, saya merasa perlu banyak belajar hal baru,
terutama mengenai mata kuliah yang saya paparkan di atas. Selain melakukan
beragam kegiatan riset, konferensi dan kepenulisan, saya juga akan aktif terlibat dalam
kegiatan sukarela atau volunteer sebagai bagian dari kontribusi terhadap bangsa,
terutama dalam kegiatan seni, pendidikan, dan kesejahteraan masyarakat.
Demikian rencana studi ini saya susun sebagai proyeksi dari apa yang akan saya
lakukan selama menempuh jenjang pendidikan magister (S2) nantinya.