Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PERAN KAPOLRES KULONPROGO SEBAGAI ROLE

MODEL DALAM PEMBINAAN KARIER PERSONEL


DI POLRES KULONPROGO

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA


DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
POLRES KULONPROGO

=2022=
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
POLRES KULONPROGO

PERAN KAPOLRES KULONPROGO SEBAGAI ROLE MODEL DALAM


PEMBINAAN KARIER PERSONEL

I. PENDAHULUAN

Reformasi Birokrasi adalah perubahan besar dalam paradigma dan tata


kelola pemerintahan untuk menciptakan birokrasi pemerintah yang
profesional dengan karakteristik adaptif, berintegritas, bersih dari
perilaku korupsi kolusi dan nepotisme, mampu melayani publik secara
akuntabel, netral, sejahtera, berdedikasi serta memegang teguh nilai-
nilai dasar organisasi dan kode etik perilaku aparatur negara.

Dalam teori kepemimpinan, secara sederhana arti dari kata role


model adalah teladan. Menurut Wikipedia, role model adalah “person
who serve as an example, whose behavior is emulated by others” atau
seseorang yang memberikan teladan dan berperilaku yang bisa diikuti
oleh orang lain.

Untuk memastikan bahwa organisasi yang dipimpinnya berjalan dengan


dinamis, seorang pemimpin harus mempunyai nilai-nilai tertentu yang
dapat menjadi teladan. Nilai-nilai tersebut hendaknya dapat bersifat
implementatif, dapat diterapkan dengan mudan dan dapat dipahami
dengan jelas oleh bawahan. Contoh nilai-nilai tertentu atau teladan yang
dapat dijadikan role model, misalnya seorang pemimpin itu harus
mempunyai integritas, attitude, amanah, ikhlas dalam menjalankan
tugasnya. Tujuan utamanya adalah bagaimana dapat menjalankan yang
terbaik untuk organisasi dan kemaslahatan bagi bawahan yang
dipimpinnya.
2

Jika seorang pemimpin menghendaki bawahan berintegritas, maka


pemimpin harus lebih berintegritas. Jika pemimpin menghendaki
bawahan disiplin, jujur, kerja keras dan tepat waktu, maka pemimpin
harus dapat menunjukan kepada bawahan sifat disiplin, kerja keras dan
lebih dapat menghargai waktu. Semua ini perlu diwujudkan oleh
seorang pemimpin dalam upaya membangun kepercayaan bawahan,
sehingga dapat terbentuk team work yang solid.

Para pemimpin wajib menjadi role model, paling tidak dalam akhlak, 


cara berfikir, cara bertindaknya, kejujuran, ketegasannya. Pada
prinsipnya pemimpin harus menjadi sosok manusia yang luar biasa
(extraordinary person), harus lebih banyak berkarya daripada banyak
berbicara. Dipundak pemimpinlah melekat tanggung-jawab untuk
melakukan perubahan dan pembaharuan organisasi. Dengan karakter
seperti itulah, maka seorang pemimpin dapat disebut sebagai role
model.

Ciri utama seorang pemimpin sebagai role model yang baik adalah


pemimpin yang memiliki karakter kuat, seseorang yang memiliki disiplin
yang tinggi, komitmen, kejujuran, integritas, kredibilitas, kepedulian dan
memiliki ciri sebagai pelayan. Dalam cakupan yang lebih luas lagi,
seorang pemimpin itu pantas disebut sebagai pemimpin role model
adalah ketika mampu memikirkan, memanfaatkan dan mewujudkan
dalam bentuk perilaku apa saja yang dimilikinya untuk diberikan kepada
orang lain atau bawahannya.

Role modeL dalam konteks kepemimpinan transformasional, pemimpin


harus mampu berfikir cepat, melakukan analisa yang tepat,
berkeputusan dan bertindak cepat. Dalam sudut pandang pikiran ahli
komunikasi, pemimpin role model itu tidak hanya mengandalkan
hasilnya berupa terbangunnya image positif bagi dirinya, tetapi juga
harus dibarengi karya-karya yang bersifat akbar dan monumental serta
memberikan manfaat bagi organisasi. Esensinya berarti, seorang
pemimpin yang sekaligus sebagai role model harus selalu mampu
3

memberikan contoh yang baik dan keteladanan bagaimana berfikir dan


bertindak.

Para pemimpin wajib menjadi role model, setidaknya dalam hal akhlak,
cara berfikir, cara berperilaku dan bertindak, kejujuran, dan
ketegasannya. Pada prinsipnya pemimpin harus menjadi sosok manusia
yang luar biasa (extraordinary person), harus lebih banyak berkarya
daripada banyak berbicara. Dipundak pemimpinlah melekat tanggung-
jawab untuk melakukan perubahan dan pembaharuan organisasi.
Dengan karakter seperti itulah, maka seorang pemimpin dapat disebut
sebagai role model.

Pada ruang lingkup instansi Kepolisian ditingkat Kepolisian Resor praktis


Kapolres menjadi tokoh sentral yang menjadi role model termasuk pada
aspek pembinaan karier bagi personel dilingkungan kerjanya. Kapolres
dapat menjadi panutan bagi personel untuk meningkatkan karier karena
personel secara langsung pernah merasakan auranya, passionnya, dan
atmosfernya saat bekerja bersama Kapolres.

A. Dasar

1. Peraturan Kepala Kepolisian Republik Indonesia Nomor 9 tahun 2016


tentang Sistem Pembinaan Karier Anggota Kepolisian Negara Republik
indonesia;

2. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi


Birokrasi Nomor 52 Tahun 2014 Tentang Pedoman Pembangunan
Zona Lntegritas;

3. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi


Birokrasi Nomor 14 Tahun 2014 Tentang Pedoman Evaluasi
Pelaksanaan Reformasi Birokrasi

4. Peraturan Kepolisian Negara Republik indonesia Nomor 2 Tahun 2021


tentang SOTK Polres dan Polsek.
4

B. Maksud dan tujuan

1. Maksud

pembuatan laporan ini adalah sebagai bentuk laporan pelaksanaan


peran Kapolres Kulonprogo sebagai role model dalam pembinaan
karier personel di Polres Kulonprogo.

2. Tujuan

Tujuan dari penyusunan laporan ini adalah untuk memberikan


gambaran kepada pimpinan tentang sejauh mana hasil yang dicapai
dan sebagai evidance dalam pembangunan Zona integritas menuju
WBK dan WBBM.

II. PELAKSANAAN
Sistim karir adalah suatu sistim kepegawaian, dimana untuk
pengangkatan pertama didasarkan atas kecakapan yang bersangkutan,
sedang dalam pengembangannya lebih lanjut, masa kerja, kesetiaan,
pengabdian dan syarat-syarat obyektif lainnya juga menentukan. Sistim
prestasi kerja adalah suatu sistim kepegawaian, dimana pengangkatan
seseorang untuk menduduki sesuatu jabatan atau untuk naik pangkat
didasarkan atas kecakapan dan prestasi yang dicapai oleh pegawai yang
diangkat. Kecakapan tersebut harus dibuktikan dengan lulus dalam ujian
dinas dan prestasi dibuktikan secara nyata. Sistim prestasi kerja tidak
memberikan pengharapan terhadap masa kerja.

Ada tiga hal yang biasanya menghambat karir seseorang diantaranya;

1. Tidak memiliki target yang jelas, memiliki bidikan karir yang tidak
focus dan tidak bersemangat. membidik karir yang spesifik,
meliputi jenjang karir yang hendak dicapai, Berapa lama ingin
mencapainya, apa saja potensi penghambat untuk mencapainya,
Strategi apa untuk mengantisipasi dan mengatasinya.
5

2. Tidak Memiliki Model Anutan

(Role Model ). Mereka yang berhasil bersaing untuk menempati


kompetensi dalam fast track career adalah mereka yangmemiliki
Role Model untuk sukses. Baik secara sengaja atau tidak sengaja,
sadar atau tidak sadar, mereka memiliki model yang dijadikan
anutan (contoh yang baik) untuk bisa memiliki karir yang bagus.

3. Tidak Mencintai Pekerjaan. Tidak memiliki kecintaan terhadap


pekerjaan, profesi atau job desk akan melahirkan kemandulan
kreatifitas, kerja jenuh, dan bekerja dengan prinsip yang penting
rutin.

Berdasarkan hal tersebut maka peran role model dalam hal ini
Kapolres sangatlah signifikan dalam pengembangan karier personel
dilingkungan kerjanya. Secara konkrit personel dapat mencontoh
Kapolres saat menjabat bagaimana sikapnya kepada bawahan,
bagaimana cara memerintah, bagaimana saat memimpin koordinasi, dan
secara keseluruhan bagaimana mengarahkan visi misi instansi yang
dipimpin bisa tercapai.

Gambar 1
Pengarahan Kapolres Kulonprogo kepada personel tentang pembinaan karier
7

Gambar 2
Pengarahan Kapolres Kulonprogo bersama Karo SDM Polda DIY
kepada personel tentang pembinaan karier

Gambar 3
Kegiatan Kapolres dalam rangka serah terima jabatan
sebagai bagian dalam pembinaan karier
8

Gambar 4
Kegiatan Kapolres memimpin tanda tangan pakta integritas untuk menjamin akuntabilitas
dalam mengemban jabatan

Gambar 6
Kegiatan diskusi antara Kapolres dan personel sebagai wahana transfer knowledge
9

Pengembangan karir pada dasarnya berorientasi pada perkembangan


imnstansi dalam menjawab tantangan di masa mendatang. Setiap
organisasi harus menerima kenyataan, bahwa ekstensinya di masa
depan tergantung pada SDM yang kompetitif sebuah organisasi akan
mengalami kemunduran dan akhirnya dapat tersisih karena
ketidakmampuan menghadapi pesaing. Kondisi seperti itu
mengharuskan organisasi untuk melakukan pembinaan karir pada
pekerja, yang harus dilaksanakan secara berencana dan berkelanjutan.
Dengan kata lain, pembinaan karir adalah salah satu kegiatan
menejemen SDM, harus dilaksanakan sebagai kegiatan formal yang
dilakukan secara terintegrasi dengan kegiatan SDM lainnya.

Pengembangan karir ( career development ) meliputi perencanaan karir


(career planning) dan manajemen karir (career management).
Memahami pengembangan karir dalam sebuah organisasi membutuhkan
suatu pemeriksaan atas dua proses, yaitu bagaimana masing-masing
individu merencanakan dan menerapkan tujuan-tujuan karirnya
(perencanaan karir) dan bagaimana organisasi merancang dan
menerapkan program-program pengembangan karir atau manajemen
karir.

Tantangan yang sering dihadapi oleh pimpinan sebagai role model yaitu
bagaimana dapat memilih pendekatan penilaian prestasi kerja pegawai
yang dapat memberikan rasa adil, dan benar secara peraturan
kelembagaan juga menyentuh tujuan pelaksanaan program penilaian itu
sendiri. Usaha untuk meningkatkan semangat kerja bagi para pegawai
bukanlah hal yang mudah, karena menyangkut sikap mental dan
perilaku individu. Dengan demikian perlu diterapkan metode serta
analisis kebijaksanaan pengembangan karir. Hal tersebut dimaksudkan
agar para pegawai dapat mengubah, membentuk dan menata kembali
kehidupan kelompok ataupun organisasi dalam praktek penerapan
fungsi-fungsi manajemen.
10

III. PENUTUP

Kepemimpinan sebagai role model yang ditetapkan di suatu instansi


merupakan dasar dari berbagai aspek pengembangan sumber daya
yang dimiliki, yang dikondisikan sebagai upaya pendukung dalam
pencapaian kinerja organsiasi, dengan keunggulan kinerja merupakan
modal penting untuk mengantar organisaasi mencapai tingkat
keunggulan bersaing yang optimal dan efisien.

Kepemimpinan mampu memberikan perubahan seperti memperbaiki


kapasitas diri pegawai, memenuhi komitmen pegawai dan
menyelaraskan dengan komitmen instansi. Membangun kerja sama yang
baik diantara pegawai satu dan lainnya sehingga dapat meminimalkan
konflik pada instansi tersebut melalui musyawarah untuk mufakat dari
setiap permasalahan yang dihadapi oleh instansi.

Kulonprogo, Juni 2022


KEPALA KEPOLISIAN RESOR KULONPROGO

MUHAROMAH FAJARINI, S.H., S.I.K.


AJUN KOMISARIS BESAR POLRI NRP 77010224

Anda mungkin juga menyukai