Anda di halaman 1dari 3

KARAKTERISTIK PRIBADI DARI KARYAWAN

Karakteristik pribadi adalah karakteristik yang merujuk pada karakteristik fisik


berserta konsistensi tanggapan terhadap situasi atau informasi. Karakteristik pribadi yang
dimaksud merupakan cerminan bagaimana seorang karyawan maupun atau tidak dalam
melakukan aktivitas dan tugas secara mudah atau sulit dan sukses atau tidak pernah sukses.
Kinerja selalu identik dengan suatu kegiatan yang dilakukan oleh para karyawan pada suatu
perusahaan atau lembaga dan instansi swasta lainnya. Sebagai salah satu aset vital dalam
perusahaan, sumber daya manusia yang dimiliki harus selalu dijaga dan dikelola sebaik
mungkin untuk menjamin para karyawan tersebut dipekerjakan secara efektif, efisien dan
bijak agar bermanfaat bagi karyawan itu sendiri maupun buat perusahaan dan masyarakat
serta lingkungan.

Salah satu permasalahan yang sering muncul dalam aktivitas kerja para karyawan
disebuah perusahaan antara lain adanya perbedaan kepentingan yang berbeda antara sesama
karyawan dan atasan dalam mengerjakan suatu tugas dan pekerjaan yang terkadang tidak
sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya karena adanya sesuatu hal diluar kewajaran.
Dalam situasi tersebut akan sering timbul adanya sikap kerja yang saling mengandalkan satu
sama lain dikarenakan tidak adanya budaya job involvement yang dimiliki oleh para
karyawan diperusahaan tersebut.

Job involvement merupakan sebuah pemikiran yang mengartikan sampai sejauh


mana seorang karyawan atau para karyawan secara psikologis mampu bersikap dan memihak
kepada pekerjaan mereka, berpartisipasi aktif di dalamnya dan menganggap pekerjaan itu
penting bagi diri dan keluarganya sehingga tingkat kinerja yang dicapai merupakan bentuk
penghargaan diri terhadap kinerjanya . Karyawan yang mempunyai sikap job involvement
yang tinggi akan sangat memihak perusahaan dan benar benar peduli dengan bidang
pekerjaan yang diberikan oleh atasan kepada mereka, karena mereka menganggap bahwa
pekerjaannya merupakan hal yang penting dalam hidup dan kehidupannya. Dalam suatu
perusahaan atau sebuah oganisasi, job involvement timbul sebagai bentuk respon atau
kontribusi para karyawan terhadap pekerjaan atau situasi tertentu dalam lingkungan kerjanya.
Dengan kata lain bahwa situasi lingkungan atau jenis pekerjaan yang dijalani akan
mempengaruhi seseorang terlibat dalam pekerjaannya.

Job involvement perlu menjadi perhatian bagi perusahaan karena para karyawan yang
memiliki job involvement yang tinggi akan senang bekerja dan menikmati pekerjaannya, baik
dengan para atasan, para bawahan maupun dengan sesama rekan kerja. Karyawan yang
dilibatkan dalam proses pengambilan sebuah keputusan dan kegiatan pemecahan masalah
akan merasa lebih dihargai, hal ini akan mengakibatkan suasana kerja menjadi lebih kondusif
dan lebih menyenangkan. Job involvement juga merupakan tingkat pekerjaan dan aktivitas
yang dilakukan seorang karyawan yang mempengaruhi harga diri, karakter dan kinerjanya
didalam perusahaan. Seberapa besar para karyawan terlibat dalam mendukung tercapainya
tujuan organisasi, menujukkan prestasi serta kemajuannya dalam pekerjaanya juga
merupakan bagian dari ketelibatan kerja. Job involvement berkaitan dengan psikologi
individu yang penting bagi citra individu para pekerja. Job involvement merupakan sikap
yang berkaitan dengan karakteristik pribadi karyawan serta sifat dari sebuah tugas yang dapat
meningkatkan faktor sosial para karyawan tersebut sehingga timbul sikap kerja sama tim,
partisipasi dalam pengambilan keputusan.

Bentuk partisipasi aktif dari para karyawan denganmenggunakan seluruh kapasitas


dan kemampuannya serta sebagai ukuran dan tingkatan sampai sejauh mana para karyawan
berkomitmen dengan pekerjaannya sehingga menganggap pekerjaan mereka menjadih hal
yang paling penting untuk harga dirinya juga menjadi bagian dari job involvement. Job
involvement juga berkaitan erat dengan tingkat absensi kehadiran dari para karyawan sebagai
salah satu jadi ukuran dari keaktifan dalam bekerja. Semakin besar individu dari masing-
masing karyawan mampu mengidentifikasi dirinya dengan pekerjaannya, maka job
involvement dari para karyawan tersebut juga akan semakin besar. Rendah nya job
involvement pada diri karyawan pada akhirnya juga akan menurunkan kinerja dan
kontribusinya bagi perusahaan. Seorang pekerja atau karyawan yang memiliki job
involvement yang rendah menunjukkan minat, dan semangat yang kurang dalam
menyelesaikan tugas pekerjaannya dan cenderung membatasi diri dan menghindari peran
ekstra untuk terlibat dalam job desk pekerjaannya di perusahaan. Karyawan yang memiliki
job involvement yang tinggi adalah karyawan yang mempunyai karakter dan prinsip :

a. Merasa bahwa pekerjaannya memberikan sebuah memotivasidan memiliki


perasaan harus mampu menyelesaikannya.
b. Mempunyai komitmen untuk selalu bekerja dan berorganisasi yang membuat
para karyawan cenderung mempertimbangkan untuk tetap bertahan dengan
pekerjaannya.
c. Terlibat secara aktif dalam berkomunikasi dan berinteraksi sosial dengan
atasan, bawahan dan sesama rekan kerja.

KEPEMIMPINAN MASA DEPAN

Sistem kepemimpinan yang diterapkan sekarang tentunya akan mengalami perubahan


sesuai dengan kebutuhan zaman. Model kepemimpinan lama yang menekankan kekuasaan
tidak efektif dan relevan lagi untuk diterapkan, oleh karena itu sekarang perlu sekali adanya
perubahan sistem kepemiminan. Setiap pemimpin membutuhkan karakter dan kompetensi
yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi masa sekarang dan masa depan. Ada beberapa
karakter yang seharusnya ditumbuh kembangkan, dilatih, dan dijaga secara terus menerus
oleh seorang pemimpin masa sekarang dan masa depan. Karakter-karakter tersebut, antara
lain:

1. Karakter senantiasa belajar dan mau memperbaiki atau memperbaharui diri.


2. Karakter adil dan bijaksana, sehingga antara pemikiran, perasaan, perbuatan
sejalan dan realistis, serta menerima aspirasi.
3. Karakter jujur.
4. Karakter Amanah.
5. Karakter respek dan kasih sayang.
6. Karakter sederhana dan rendah hati.
7. Karakter berani dan berintegritas.

Karakter-karakter tersebut memang seharusnya menjadi karakter dasar para


pemimpin. Namun, tidak ada seseorangpun manusia saat ini yang sempurna dan bisa
memiliki karakter pemimpin yang lengkap dan ideal. Sehingga tidak mungkin menemukan
seseorang yang dapat dikatakan sebagai seorang pemimpin yang tanpa cela. Namun,
setidaknya seorang pemimpin dapat memulai kepempimpinannya dengan baik dan stabil
apabila dia memiliki karakter melayani mengayomi, membimbing, serta senantiasa belajar
untuk meningkatkan kualitas karakter dan kompetensinya.

Selain karakter, tentu saja seorang pemimpin setidaknya juga memiliki beberapa
keterampilan. Beberapa keterampilan mendasar bagi seorang pemimpin diantaranya adalah:

1. Keterampilan komunikasi yang efektif baik kepada orang yang dipimpinnya


maupun kepada pihak lain.
2. Keterampilan bernegosiasi dalam mencari solusi atau mencapai tujuan, baik
dalam lingkup internal maupun dengan pihak lawan/pihak lain.
3. Kemampuan untuk memotivasi dan menginspirasi orang-orang yang
dipimpinnya.
4. Keterampilan dalam mendelegasikan Amanah.
5. Keterampilan mengambil keputusan.
6. Keterampilan manajerial dan akuntabilitas.

Selain itu, pemimpin masa kini dan masa depan juga harus memiliki keterampilan
terkait digitalisasi. Keterampilan digitalisasi disini bukan berarti harus menguasai segala hal
terkait dengan dunia digital. Akan tetapi, pemimpintersebut harus mampu beradaptasi dengan
lingkungan digital. Salah satu contohnya adalah memahami kinerja generasi digital yang
tidak lagi berorientasi pada kehadiran secara luring, tetapi lebih kepada optimalisasi
pemanfaatan lingkungan daring, dan lain-lainnya. Selain perkembangan teknologi digital
yang menuntut para pemimpin untuk beradaptasi, juga terdapat perkembangan dan perubahan
lain. Perkembangan dan perubahan tersebut menjadi tantangan dan menjadi perubahan tren
pada kehidupan.

Daftar Pustaka
Nurmubin, F. R. (2022). Aspek Aspek Permasalahan Kinerja Kryawan. Bekasi: PT
KIMSHAFI ALUNG CIPTA.

Rony Sandra Yofa Zebua, S. B. (2023). KEPEMIMPINAN PUBIK DI ERA 5.0. Jambi: PT.
Sonpedia Publishing Indonesia.

Thamrin. (2022). MANAJEMEN PERUSAHAAN PELAYARAN (SHIPPINGCOMPANY


MANAGEMENT). Yogyakarta: K-Media.

Anda mungkin juga menyukai