Salah satu permasalahan yang sering muncul dalam aktivitas kerja para karyawan
disebuah perusahaan antara lain adanya perbedaan kepentingan yang berbeda antara sesama
karyawan dan atasan dalam mengerjakan suatu tugas dan pekerjaan yang terkadang tidak
sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya karena adanya sesuatu hal diluar kewajaran.
Dalam situasi tersebut akan sering timbul adanya sikap kerja yang saling mengandalkan satu
sama lain dikarenakan tidak adanya budaya job involvement yang dimiliki oleh para
karyawan diperusahaan tersebut.
Job involvement perlu menjadi perhatian bagi perusahaan karena para karyawan yang
memiliki job involvement yang tinggi akan senang bekerja dan menikmati pekerjaannya, baik
dengan para atasan, para bawahan maupun dengan sesama rekan kerja. Karyawan yang
dilibatkan dalam proses pengambilan sebuah keputusan dan kegiatan pemecahan masalah
akan merasa lebih dihargai, hal ini akan mengakibatkan suasana kerja menjadi lebih kondusif
dan lebih menyenangkan. Job involvement juga merupakan tingkat pekerjaan dan aktivitas
yang dilakukan seorang karyawan yang mempengaruhi harga diri, karakter dan kinerjanya
didalam perusahaan. Seberapa besar para karyawan terlibat dalam mendukung tercapainya
tujuan organisasi, menujukkan prestasi serta kemajuannya dalam pekerjaanya juga
merupakan bagian dari ketelibatan kerja. Job involvement berkaitan dengan psikologi
individu yang penting bagi citra individu para pekerja. Job involvement merupakan sikap
yang berkaitan dengan karakteristik pribadi karyawan serta sifat dari sebuah tugas yang dapat
meningkatkan faktor sosial para karyawan tersebut sehingga timbul sikap kerja sama tim,
partisipasi dalam pengambilan keputusan.
Selain karakter, tentu saja seorang pemimpin setidaknya juga memiliki beberapa
keterampilan. Beberapa keterampilan mendasar bagi seorang pemimpin diantaranya adalah:
Selain itu, pemimpin masa kini dan masa depan juga harus memiliki keterampilan
terkait digitalisasi. Keterampilan digitalisasi disini bukan berarti harus menguasai segala hal
terkait dengan dunia digital. Akan tetapi, pemimpintersebut harus mampu beradaptasi dengan
lingkungan digital. Salah satu contohnya adalah memahami kinerja generasi digital yang
tidak lagi berorientasi pada kehadiran secara luring, tetapi lebih kepada optimalisasi
pemanfaatan lingkungan daring, dan lain-lainnya. Selain perkembangan teknologi digital
yang menuntut para pemimpin untuk beradaptasi, juga terdapat perkembangan dan perubahan
lain. Perkembangan dan perubahan tersebut menjadi tantangan dan menjadi perubahan tren
pada kehidupan.
Daftar Pustaka
Nurmubin, F. R. (2022). Aspek Aspek Permasalahan Kinerja Kryawan. Bekasi: PT
KIMSHAFI ALUNG CIPTA.
Rony Sandra Yofa Zebua, S. B. (2023). KEPEMIMPINAN PUBIK DI ERA 5.0. Jambi: PT.
Sonpedia Publishing Indonesia.