Anda di halaman 1dari 5

A. Buatlah 1 buah cerpen bertemakan : PERSAHABATAN.

B. Cerpen minimal 1 halaman


C. Hasil karya sendiri (original ) bukan mencari di google atau plagiat
D. Cerpen boleh berdasarkan pengalaman pribadi/ teman
E. Jangan lupa memberikan beberapa pengaturan pada dokumen kamu
F. Jangan lupa menuliskan identitas pada tempat yang di sediakan

Kerjakan setelah mengisikan identitas.

Nama : Evan Dwiar Putra Alphananda

Kelas : X Mipa 6
No. Absen : 14

Ray dan Aona


Di sebuah perkotaan yang padat penduduk hiduplah dua anak sekolah yang masih berumur empat
belas tahun, mereka adalah Ray dan Aona. Ray adalah anak laki laki yang pendiam dan tidak mudah
bergaul. Ray sangat suka menggambar ataupun melukis, ia bisa menghabiskan waktu berjam-jam hanya
untuk menyelesaikan gambarnya. Sedangkan Aona adalah anak perempuan yang sangat mudah berteman
dengan siapa saja dan murah senyum. Aona sangat menyukai piano, sejak ia berumur tujuh tahun,
keluarganya sudah mengenalkan piano kepada aona.

Cerita dimulai saat mereka menduduki kelas delapan SMP. Ray adalah anak pindahan dari luar kota,
kini ia satu sekolah dengan Aona. Di hari pertama sekolah, ia hanya duduk di bangkunya dan tidak keluar
dari kelas sekalipun sebelum waktunya pulang. Teman teman di kelasnya menganggap dia sebagai anak
yang membosankan karena tidak pernah berbicara dan bermain dengan teman sekelas lainnya. Namun,
tidak demikian dengan Aona, ia justru bersemangat untuk mencoba berteman dengannya. Saat bel pulang
sekolah telah tiba, Ray langsung bergegas pulang karena sudah tidak ada kegiatan lain. Sementara itu,
Aona mengikuti ekskul musik dulu sebelum pulang ke rumah.
Saat Aona sampai di rumah, ia memiliki rencana untuk menyapa tetangga barunya yang baru tiba
kemarin malam. Ia akan mengunjungi tetangganya setelah ia menyelesaikan tugas sekolah. Saat tugas
sekolah sudah selesai , ia bergegas menuju ke rumah tetangga barunya. Aona pun tiba di depan rumah
tersebut dan menekan bel rumah. Ia disambut oleh wanita yang bernama Bibi Anna. Aona duduk di ruang
tamu sambil meminum the yang telah di hidangkan . Ia mengobrol dengan Bibi Anna cukup lama. Aona
terkejut saat melihat-lihat foto yang di pajang di dinding. Dalam hatinya berkata “bukankah itu foto anak
baru yang pendiam itu?”. Ia ingin menanyakan pada Bibi Anna, tetapi tidak jadi karena sudah waktunya
untuk pulang sebelum hari gelap.

Keesoka harinya, Aona bergegas berangkat ke sekolah dengan jalan kaki karena jaraknya cukup
dekat. Namun langkahnya sempat terhenti saat ia melihat ada seseorang yang membuka pintu rumah
tetangga yang kemarin di kunjunginya. Dan benar saja, yang keluar adalah Ray. Ray yang melihat ke arah
Aona pun terkejut dalam hatinya. Aona sangat senang saat mengetahui itu adalah rumah Ray. Namun
tidak demikian dengan Ray, ia menganggap memiliki tetangga seperti Aona hanya akan merepotkannya.
Saat Aona menyapanya, ia pura pura tidak dengar. Secara tak sadar mereka berangkat ke sekolah
bersama, dan di perjalanan , Aona tidak berhenti mengajak Ray bermain walaupun ray tidak
memperdulikannya. Aona yang kesal pun menarik tangan Ray dan memaksa Ray untuk melihat ke
arahnya dan berkata dengan nada tinggi “bisakah kau mendengarkanku sedikit saja Ray ?”. Ray yang
takut dengan amarah Aona pun langsung menjawab “baiklah aku akan bermain denganmu, tapi tolong
lepaskan tanganku dan ayo bergegas ke sekolah sebelum terlambat”. Mendengar hal itu Aona sudah
cukup puas dan melepaskan tangan Ray.

Tidak terasa satu bulan telah berlalu, Ray dan Aona sudah sangat akrab karena sering bermain
bersama. Kini Ray merasa, bahwa punya teman ternyata tidak se-merepotkan yang dia kira, namun
berteman dengan Aona saja sudah cukup bagi Ray. Aona pun sangat senang memiliki teman yang tempat
tinggalnya sangat dekat dengannya. Namun, semua kebahagiaan itu tak berjalan lama.

Suatu ketika , Ray dan Aona bermain di tepi sungai yang dekat dengan jalan raya, di sana
pemandangannya sangat indah sehingga Ray tertarik untuk melukis di sana dang mengajak Aona untuk
menemaninya. Aona sudah pasti ikut dan ia membawa pianika nya agar tidak bosan. Sembari menunggu
Ray melukis, Aona memainkan musik yang merdu dari pianikanya. Mereka sangat menikmati waktu yang
mereka habiskan. Saat Ray sudah hampir selesai melukis, tiba tiba angin bertiup cukup kencang, Aona
dan Ray pun memutuskan untuk membereskan barang barang ray dan segera pulang. Namun, saat ray
membereskan barang barangnya, tiba tiba ada satu lembar kertas yang terbang terbawa angin . Ray
mengatakan kepada Aona bahwa kertas itu sangatlah penting baginya. Aona pun segera berlari mengejar
kertas itu, Namun karena terlalu berbahaya, Ray berteriak ke Aona “Sudah lupakan saja kertas itu, terlalu
berbahaya jika kau mengejarnya !!”. Aona yang sangat menyayangj Ray pun tidak mendengarkan apa
yang dikatakan Ray dan berusaha meraih kertas yang berharga bagi Sahabatnya. Ia hanya fokus ke arah
kertasnya dan tidak memperdulikan apapun. Saat kertas tersebut sudah mulai turun, ia berhasi
menangkapnya dan sempat melihat bahwa kertas itu berisi gambar dari wajah Aona, ia pun tersenyum.
Namun Aona tidak sadar bahwa dia sudah berada di tengah jalan raya dan tiba tiba ada truk yang melaju
dengan kencang menuju ke arah Aona . Aona tidak sempat menyelamatkan diri dan tertabrak oleh truk
itu. Ray yang melihat hal itu langsung menangis sekeras kerasnya dan menyesal karena telah
mengajaknya untuk menemaninya.

Di hari pemakaman Aona, seluruh keluarga Aona dan orang orang yang mengikuti acara
pemakaman sangat sedih, karena Aona terbilang anak yang sopan dan ramah. Namun, Ray hanya
mengurung diri di kamar dan menganggap bahwa semua adalah salahnya. Dalam hati, Ray berkata
“Andai saja aku tidak mengenalnya.”

Anda mungkin juga menyukai