Anda di halaman 1dari 7

TUGAS KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 1

ANALISIS KASUS DENGAN MENGGUNAKAN PICOT

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas

DISUSUN OLEH :

RAKA FERANDIKA

09200000115

S1 KEPERAWATAN SEMESTER 3 REG

SEKOLAH TIGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU

Jl.harapan no.50 rt.14/rw.07, lenteng agung kec.jagakarsa, jakarta selatan,


DAERAH KHUSUS IBUKOTA 1261

TAHUN 2021
ARTIKEL 1

1. Population : Gagal jantung merupakan masalah kesehatan masyarakat


yang progresif dengan angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Prevalensi
gagal jantung terus meningkat bersamaan dengan bertambahnya usia. Gagal
jantung adalah suatu kondisi patologis, dimana jantung sebagai pompa tidak
mampu lagi memompakan darah secukupnya dalam memenuhi kebutuhan
sirkulasi untuk metabolisme jaringan tubuh, sedangkan tekanan pengisian ke
dalam jantung masih cukup tinggi

2. Intervensi : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penurunan tekanan


darah pasien GJK dan kesesuaian tekanan darah pasien GJK terhadap target
terapinya menurut the Eighth Joint National Committee (JNC VIII) di Instalasi
Rawat Inap RS. St. Elisabeth Semarang.

3. comparisson : Berdasarkan hasil penelusuran rekam

medik diketahui bahwa jumlah pasien GJK yang memenuhi kriteria inklusi
sebanyak 60

orang, terdiri dari 30 pasien laki-laki dan 30 pasien perempuan. Sebanyak 35


pasien (58,33%) berusia lebih dari 60 tahun.

4. Outcomes : Jenis kelamin merupakan salah satu faktor yang berpengaruh


pada GJK. Lakilaki memiliki resiko gagal jantung 2x lebih besar dibanding
perempuan pada usia 55-64 tahun (Pugsley, 2005). Sebelum menopause,
perempuan mempunyai risiko
lebih kecil terhadap GJK, karena pembuluh darah perempuan dilindungi oleh
hormon estrogen. Hormon estrogen meningkatkan rasio high density
lipoprotein (HDL) sehingga dapat
mencegah terjadinya atherosclerosis
(Syamsudin, 2008). Penelitian di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta juga
menunjukkan bahwa kejadian GJK lebih banyak pada laki-laki (Hamzah, 2016)
tetapi pada penelitian ini jumlah pasien laki-laki dan perempuan sama. Usia
merupakan salah satu faktor yang berpengaruh pada GJK. Semakin bertambah
usia, risiko terkena penyakit GJK semakin bertambah (Aaronson dan
Ward, 2010).

5. Times : Oktober – Desember


https://jurnalfarmasi.or.id/index.php/jrki/article/view/64

Artikel 2

1. Population : gejala jangka panjang yang timbul pada pasien dengan


gagal jantung akan memengaruhi status fungsional pasien dan
kemampuan perawatan diri secara tepat. Penurunan status fungsional
dan kemampuan perawatan diri dapat mempengaruhi kualitas hidup
pasien.

2. Intervention :penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan self-


care dengan kualitas hidup pasien gagal jantung di poliklinik jantung
rumah sakit mangusada. Desain enelitian adalah dekskritif korelasional
dengan menggunakan pendekatan cross sectional.

3. Comparisson : Pada
penelitian ini, sebagian besar responden berusia >50 tahun dan rata-rata
menderita gagal jantung lebih dari 1 tahun. Kedua factor ini
berkontribusi terhadap nilai kualitas hidup yang rata-rata cukup baik.
Berdasarkan uji korelasi non parametrik Rank Spearman di dapatkan
nilai p =0.000 (p<0.05) dan koefisien korelasi sebesar 0.506 (tabel 5.6).
Artinya self care berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas hidup
dengan kekuatan korelasi sedang dan berarah postif, yaitu semakin
tinggi kemampuan self care penderita gagal jantung maka semakin baik
kualitas hidupnya.

4. Outcomes : minnesota (MLHFQ). Hasil penelitian menunjukan bahwa


skor perawatan diri rata-rata adalah 45,25 dan skor rata-rata kualitas
hidup adalah 60,67 .analisis menggunakan uji spearman rank diperoleh
nilai p=0,000 dan r=0,506. Dapat disimpulkan bahwa self care memiliki
korelasi signifikan terhadap kualitas hidup pasien gagal jantung di rumah
sakit daerah mangusada. Hasil penelitian inidi harapkan mampu
mendorong penyedia layanan keperawatan memeinkan peran aktif
dalam memberikan pendidikan dan motivasi kepada pasien gagal
jantung dalam meningkatkan kemampuan self care.

5. Times :januari-febuari
2019https://core.ac.uk/download/pdf/288193213.pdf

ARTIKEL 3

1 : POPULIASI

Dalam penelitian ini pengambilan sampel menggunakan metode purposive


sampling dengan jumlah sampel sebanyak 97 orang

3 : INTERVENSI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pola hidup pasien gagal
jantung kongestif paska rawat di RSUD dr. Slamet Garut tahun 2016. Metode
penelitian menggunakan deskriftif dengan variabel penelitiannya adalah pola
hidup pasien gagal jantung kongestif. Populasi seluruh pasien gagal jantung
kongestif paska rawat.

3 : COMPARATION

Dalam Artikel ini peneliti tidak mencatumkan perbandingan dengan artikel


yang lain.

4 : OUTCOME

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui Gambaaran aktivitas/olah raga


pasien gagal jantung kongestif paska rawat di RSUD dr. Slamet Garut
menunjukan sebagian besar responden memiliki aktifitas/olahraga yang rutin.
Gambaran asupan nutrisi pasien gagal jantung kongestif paska rawat di RSUD
dr. Slamet Garut menunjukan hampir seluruh responden asupan nutrisinya
terkontrol.Gambaran kedisiplinan menjalani terapi pasien gagal jantung
kongestif paska rawat di RSUD dr. Slamet Garut menunjukan sebagian besar
responden memiliki kepatuhan terapi yang patuh. Gambaran kebiasaan
merokok pasien gagal jantung kongestif paska rawat di RSUD dr. Slamet Garut
menunjukan hampir seluruh responden sudah tidak merokok.

5 : TIME

Penelitian ini dilakukan dari tanggal 18 Mei – 18 Juni tahun 2016

Link URL : https://jurnalskhg.ac.id/index.php/medika/article/view/63

ARTIKEL 4

1. POPULATION : Gagal jantung merupakan kelainan fungsi jantung untuk


memompa darah ke seluruh tubuh. Penyakit gagal jantung menempati
peringkat ke-4 dari 10 penyakit rawat inap terbanyak di RSAU dr. M
Salamun.

2. INTERVENSI : Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran fatigue


pada pasien gagal jantungdiRsau Ruang Rawat Inap RSAU dr. MSalamun.

3. COMPARISSON : Pada penelitian ini responden yang mengalami


kecemasan sebanyak 18 dari 30 orang (60%). Faktor pertama yang
menyebabkan fatigue pada pasien gagal jantung adalah umur, dalam
penelitian ini rata-rata umur responden 55-65 tahun sebanyak 60%.
sederhana dan tabulasi pembuatan tabel-tabel berisi data yang telah
diberi kode sesuai analisis el-tabelyang dibutuhkan.

4. OUTCOME : Fatiguemerupakan kondisi patologis dimana terjadi


penurunan kapasitas fisik pasien sehingga pasien mengalami penurunan
produktivitas dalam kegiatan sehari-hari (Nugraha, Pebrianti & Platini,
2018). Penyebab kelelahan umumnya disebabkan oleh faktor internal
maupun eksternal. Faktor internal biasanya berasal dari dalam tubuh itu
sendiri berupa faktor somatis (umur, jenis kelamin, ukuran tubuh,
kondisi kesehatan, status gizi) dan faktor psikis (motivasi, kepuasan
kerja, keinginan, dll). Sedangkan faktor eksternal berupa waktu
beraktivitas, istirahat, pekerjaan dan lingkungan. Faktor penyebab
fatigue diantaranya adalah umur, aktivitas monoton,kecemasan, status
gizi, lingkungan dan kondisi kesehatan (Widyasari, 2010).

5. Times : 14 April 2019

https://jurnal.poltekestniau.ac.id/jka/article/view/89

ARTIKEL 5

1. POPULASI : Total 97 subjek ikut serta dalam penelitian

2. INTERFENSI : Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kualitas hidup


pasien gagal jantung kronik yang dinilai dengan menggunakan kuesioner
Minnesotta Living with Heart Failure (MLHF) dan untuk mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hidup pasien dengan gagal
jantung kronik di Poliklinik Jantung RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.

3. COMPARISSON : Dalam jurnal ini tidak ada jurnal pembanding antara


jurnal satu dengan jurnal yang lain hanya ada satu jurnal saja. Tetapi ada
perbandingan hasil penelitian.

4. OUTCOME : Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata skor


total MLHF pada dimensi fisik adalah 16,72±8,68 dan pada dimensi
emosional adalah 5,36±3,26. Perempuan dengan CHF memiliki tingkat
emosional lebih baik dibandingkan laki-laki (p<0,05). Berdasarkan hasil
analisis, hanya fraksi ejeksi yang memiliki perbedaan bermakna terhadap
kualitas hidup (p<0,05). Pasien dengan EF<40% memiliki risiko
mengalami kualitas hidup yang buruk dibandingkan pasien CHF dengan
EF≥40%. Pengaruh komorbid seperti hipertensi dan diabetes,
penggunaan digoksin atau obat golongan angiotensin reseptor blocker
hanya berpengaruh pada dimensi fisik pasien CHF (p<0,05).
5. TIME : Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai April
2015

https://jurnal.uinmedan.ac.id/index.php/JURNALKEPERAWATAN/article/
view/433/426

Anda mungkin juga menyukai