KERANGKA ACUAN
PELATIHANTENAGAPELATIHKESEHATAN(TPK)
PELAKSANAAN KLASIKAL (LURING)
A. Latar Belakang
Salah satu kegiatan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas SDM dalam
rangka pengembangan pegawai yaitu dengan memberikan pelatihan sesuai dengan
kemampuan yang harus dimiliki tiap pegawai di bidang tugasnya. Selama ini pelatihan di
bidang kesehatan tidak hanya dilakukan oleh instansi diklat kesehatan yang terakreditasi
tetapi juga dilakukan oleh banyak pihak seperti unit program di jajaran Kementerian
Kesehatan, Rumah Sakit, Organisasi Profesi dan lain-lain. Para pelatih (fasilitator) yang
selama ini memberikan materi pada pelatihan tersebut yaituseseorang yang ahli (master)
dalam bidang yang diajarkan. Sebagai pelatih (fasilitator) tidak bisa hanya berbekal
keahlian dibidangnya semata namun harus memiliki kemampuan dalam mentransfer
keahliannya (knowledge-attitude-psychomotoric) kepada peserta latihnya karena dengan
penguasaan dalam teknik melatih akan menentukan kualitas pelatihan yang akan
diberikan.
Pusat Pelatihan Sumber Daya Manusia (SDM) sesuai dengan tugas dan fungsinya
melakukan pembinaan terhadap pelatihan kesehatan baik teknis upaya kesehatan, teknis
profesi, maupun fungsional kesehatan. Agar pelatihan yang dilaksanakan oleh
penyelenggara selain institusi diklat terakreditasi memenuhi ketentuan yang berlaku
sesuai dengan pedoman penyelenggaraan pelatihan Kemenkes, salah satunya yaitu tenaga
pelatih (fasilitator) telah bersertifikat sebagai Fasilitator yang memiliki kompetensi
Teknik Melatih.
Untuk menjawab kebutuhan akan adanya pelatih non widyaiswara yang bersertifikat di
lingkungan Kementerian Kesehatan maka sejak tahun 2004 Pusat Pelatihan SDM
Kesehatan melaksanakan Pelatihan Tenaga Pelatih Program Kesehatan (TPPK) yang
selanjutnya pada revisi kurikulum tahun 2019 dirubah namanya menjadi Pelatihan
Tenaga Pelatih Kesehatan (TPK).
Pelatihan TPK diperuntukkan bagi para tenaga kesehatan medis dan paramedis yang
bekerja di rumah sakit, organisasi profesi dan unit program yang selama ini
melaksanakan pelatihan kesehatan, agar dapat melaksanakan tugasnya sebagai pelatih
(fasilitator) sesuai dengan kaidah kediklatan. Tenaga Pelatih (fasilitator) yang sudah
mengikuti Pelatihan TPK akan menjadi tenaga pelatih (fasilitator) untuk materi yang
sesuai dengan substansi sesuai dengan kompetensi teknisnya bukan untuk mengajar
materi teknik melatih yang merupakan kompetensi Widyaiswara.
B. Tujuan Pelatihan
1. TujuanUmum
Setelah mengikuti pelatihan ini peserta mampu memfasilitasi mata pelatihan sesuai
dengan keahliannya di pelatihan teknis kesehatan.
2. TujuanKhusus
Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta dapat:
a. Menjelaskan Konsep Pembelajaran Orang Dewasa
b. Menyusun Rencana Pembelajaran (RP)
c. Melakukan Manajemen Kelas
d. Menentukan Metode Pembelajaran
e. Menentukan Media dan Alat Bantu Pembelajaran
f. Melakukan Teknik Presentasi Interaktif
g. Melakukan Evaluasi Pembelajaran
C. Struktur Kurikulum
Struktur kurikulum Klasikal
NO MATA PELATIHAN WAKTU
T P JML
A. MATA PELATIHAN DASAR
1 Kebijakan Pelatihan SDM Kesehatan 2 0 2
2 Manajemen Pelatihan 2 0 2
SUB TOTAL 4 0 4
B. MATA PELATIHAN INTI
1 Pembelajaran Orang Dewasa (POD) 2 0 2
2 Rencana Pembelajaran (RP) 2 3 5
3 Manajemen Kelas 1 3 4
4 Metode Pembelajaran 2 4 6
5 Media dan Alat Bantu Pembelajaran 2 4 6
6 Teknik Presentasi Interaktif 2 4 6
7 Evaluasi Hasil Pembelajaran 1 2 3
SUB TOTAL 12 20 32
C. MATA PELATIHAN PENUNJANG
1 Building Learning Commitment (BLC) 0 3 3
2 Anti Korupsi 2 0 2
SUB TOTAL 2 3 5
TOTAL 18 23 41
Keterangan:
T: Teori; P: Penugasan/Praktik; Micro teaching dibagi dalam 3 (tiga) kelompok
(10 peserta/ kelompok), penilaian tiap kelompok memerlukan waktu sebanyak 7
jpl sehingga total waktu yang diperlukan sebanyak 21 jpl. Fasilitator tim teaching
D. Peserta Pelatihan
Kriteria peserta pada Pelatihan TPKyaitu:
1. SDM Kesehatan;
2. Pendidikan minimal Sarjana (S1) atau;
3. D3 RMIK dengan pengalaman kerja minimal 5 tahun.
G. Sertifikasi
Bagi peserta yang telah mengikuti pelatihan sekurang-kurangnya 95 % dari alokasi
waktu pelatihan akan diberikan sertifikat yang dikeluarkan oleh BBPK Jakarta Badan
PPSDM Kementerian Kesehatan RI dengan nilai angka kredit 1 (satu) yang akan
ditandatangani oleh pejabat yang berwenang dan panitia Penyelenggara.