Tugas Diklat Dedy Setiawan
Tugas Diklat Dedy Setiawan
OLEH:
Halaman
DAFTAR ISI i
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan 2
1.2.1 Tujuan Umum 2
1.2.2 Tujuan Khusus 2
BAB 3 PENUTUPAN 14
DAFTAR PUSTAKA 15
i
BAB I
PENDAHULUAN
1
pelatihan, mempunyai kecenderungan untuk menghasilkan output yang lebih baik
dibandingkan karyawan yang tidak berpendidikan. Oleh karena itu, diperlukan
pembahasan yang mendalam tentang pendidikan dan pelatihan sebagai upaya
pengembangan sumber daya manusia suatu organisasi.
Program pelatihan merupakan suatu keharusan bagi sebuah
industri/perusahaan bila menghendaki hasil yang lebih maksimal dari kinerja para
pekerjanya. Menurut Heinrich, penyebab kecelakaan kerja yang sering ditemui
adalah perilaku yang tidak aman sebesar 88%, kondisi lingkungan yang tidak
aman sebesar 10%, atau kedua hal tersebut di atas terjadi secara bersamaan. Oleh
karena itu, pelaksanaan pendidikan dan pelatihan keselamatan dan kesehatan
tenaga kerja dapat mencegah perilaku yang tidak aman dan memperbaiki kondisi
lingkungan yang tidak aman.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Menjelaskan konsep pendidikan dan pelatihan secara umum dan di bidang
keselamatan dan kesehatan kerja.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
pelatihan. Karena adanya tuntutan pekerjaan yang dapat berubah akibat perubahan
lingkungan kerja, strategi, dan lain sebagainya.
Menurut Rivai (2009) pelatihan merupakan bagian yang menyangkut proses
belajar untuk memperoleh dan meningkatkan ketrampilan diluar sistem
pendidikan yang berlaku dalam waktu relatif singkat dengan metode yang lebih
mengutamakan pada praktek daripada teori. Pelatihan adalah merupakan bagian
dari suatu proses pendidikan formal, yang tujuannya untuk meningkatkan
kemampuan atau keterampilan kerja seseorang atau sekelompok orang. Pelatihan
lebih berkaitan dengan peningkatan kemampuan atau keterampilan karyawan
yang sudah menduduki suatu pekerjaan atau tugas tertentu, pelatihan
penekanannya pada tugas yang harus dilaksanakan (Notoadmojo, 1998).
4
mengembangkan dirinya tanpa adanya suatu pendidikan khusus. Pengembangan
diri dengan hanya melalui pengalaman saja akan lebih lambat dibandingkan
dengan pendidikan. Pendidikan dan pelatihan bertujuan untuk menstabilisasi
karyawan atau mengurangi angka turn over. Pegawai yang mendapatkan
pendidikan dan pelatihan kemungkinan mengembangkan diri lebih tinggi, pada
umumnya cenderung lebih lama bekerja dalam suatu instansi jika dibandingkan
dengan instansi yang tidak memberikan kesempatan berkembang bagi
karyawannya.
Hasibuan (2001), berpendapat bahwa tujuan pendidikan dan pelatihan
adalah sama dengan pengembangan yang pada hakikatnya menyangkut hal-hal
berikut ini:
1. Produktivitas kerja
Melalui pengembangan, produktivitas kerja pegawai akan meningkat,
kualitas, kuantitas produksi semakin baik karena technical skill, human skill,
dan managerial skill pegawai yang semakin baik.
2. Efisiensi
Pengembangan bertujuan untuk meningkatkan efisiensi tenaga, waktu,
bahan baku, dan mengurangi kerusakan mesin-mesin. Pemborosan
berkurang, biaya produksi relatif kecil sehingga daya saing perusahaan
semakin besar.
3. Kerusakan
Pengembangan bertujuan untuk mengurangi kerusakan barang, produksi,
dan mesin-mesin karena pegawai semakin ahli dan terampil dalam
melaksanakan pekerjaannya.
4. Kecelakaan
Pengembangan bertujuan untuk mengurangi tingkat kecelakaan sehingga
jumlah biaya pengobatan yang dikeluarkan perusahaan berkurang.
5. Pelayanan
Pengembangan bertujuan untuk meningkatkan pelayanan yang lebih baik
dari pegawai kepada masyarakat yang dilayani, karena pemberian pelayanan
yang baik merupakan daya penarik yang sangat penting bagi masyarakat.
5
6. Moral
Melalui pengembangan, moral pegawai akan lebih baik karena keahlian dan
keterampilan sesuai dengan pekerjaannya sehingga mereka antusias untuk
menyelesaikan pekerjaannya dengan baik.
7. Karier
Melalui pengembangan, kesempatan untuk meningkatkan karier pegawai
semakin besar, karena keahlian, keterampilan, dan prestasi kerjanya lebih
baik. Promosi ilmiah biasanya didasarkan pada keahlian dan prestasi kerja
seseorang.
8. Konseptual
Melalui pengembangan, manajer semakin cakap dan cepat dalam
mengambil keputusan yang lebih baik, karena technical skill, humanskill,
dan managerial skill-nya lebih baik.
9. Kepemimpinan
Melalui pengembangan, kepemimpinan seorang manajer akan lebih baik,
human relation-nya lebih luwes, motivasinya lebih terarah sehingga
pembinaan kerja sama vertical dan horizontal semakin harmonis.
10. Balas Jasa
Melalui pengembangan, balas jasa (gaji, upah intensif dan benefis) pegawai
akan meningkat karena prestasi kerja mereka semakin besar.
6
3. Kemampuan Instruktur Pelatihan
Mencari sumber-sumber informasi yang lain yang mungkin berguna dalam
mengidentifikasi kebutuhan pelatihan.
4. Sarana atau Prinsip-prinsip Pembelajaran
Pedoman dimana proses belajar akan berjalan lebih efektif.
5. Peserta Pelatihan
Sangat penting untuk memperhitungkan tipe pekerja dan jenis pekerja yang
akan dilatih.
6. Evaluasi Pelatihan
Setelah mengadakan pelatihan hendaknya di evaluasi hasil yang didapat
dalam pelatihan, dengan memperhitungkan tingkat reaksi, tingkat belajar,
tingkat tingkah laku kerja, tingkat organisasi dan nilai akhir.
7
2.1.7 Metode Pendidikan dan Pelatihan
Notoatmodjo (2003) menyatakan bahwa pada garis besarnya terdapat dua
metode yang digunakan dalam pendidikan dan pelatihan karyawan, yaitu :
1. Metode di luar pekerjaan (off the job side). Pelatihan dengan menggunakan
metode ini berarti pegawai yang akan mengikuti pelatihan akan keluar untuk
sementara dari kegiatan pekerjaannya, kemudian mengikuti pelatihan yang
menggunakan teknik belajar-mengajar seperti biasanya. Pada prinsipnya
metode off the job side dikelompokkan menjadi 2, yaitu :
a. Teknik presentase informasi. Teknik ini dilakukan dengan menyajikan
informasi, dan tujuannya untuk mengintroduksi pengetahuan, sikap
dan keterampilan baru kepada petugas. Harapan akhir dari penyajian
ini adalah pengetahuan, sikap dan keterampilan tersebut dapat di
adopsi oleh peserta latihan. Teknik penyajian informasi antara lain :
Ceramah
Teknik diskusi
Teknik pemodelan perilaku (behavior modeling)
Metode magang
b. Metode simulasi. Simulasi adalah suatu peniruan karakteristik atau
perilaku dari dunia real sedemikian rupa sehingga peserta latihan
dapat mereaksikannya seperti keadaan yang sebenarnya. Metode-
metode simulasi ini mencakup :
Simulator alat-alat
Studi kasus (case study)
Permainan peranan (role playing)
Teknik di dalam keranjang (in basket)
2. Metode di dalam pekerjaan (on the job side). Pelatihan ini berbentuk
penugasan pegawai-pegawai baru kepada supervisor yang telah
berpengalaman (senior). Metode ini berarti pegawai baru akan meminta
bimbingan kepada pegawai yang sudah berpengalaman. Para pegawai senior
yang bertugas untuk membimbing pegawai baru diharapkan
memperlihatkan contoh-contoh pekerjaan yang baik serta penanganan suatu
8
pekerjaan yang jelas dan konkrit yang nantinya akan dikerjakan oleh
pegawai baru setelah pelatihan berakhir. Cara ini mempunyai banyak
keuntungan antara lain :
a. Sangat ekonomis karena tidak perlu membiayai trainers dan trainee,
serta tidak memerlukan penyediaan peralatan dan ruangan khusus
b. Para trainee sekaligus berada dalam situasi kerja yang aktual dan
konkret
c. Memberikan praktek aktif bagi para trainee terhadap pengetahuan
yang dipelajari olehnya
d. Para trainee belajar dan langsung mempraktekkan, sehingga dapat
diketahui apakah yang dikerjakan sudah benar atau salah.
Bentuk lain dari on the job side adalah metode rotasi pekerjaan. Metode ini
pada umumnya dilakukan pegawai-pegawai yang sudah lama, kemudian
akan dipindahkan tugasnya baik secara vertikal (promosi) maupun secara
horizontal (bagian lain yang sederajat dengan pekerjaan sebelumnya).
Metode rotasi pekerjaan dapat membantu para pegawai untuk
mempertahankan tujuan-tujuan karir mereka sebelum menduduki suatu
jabatan baru, dan juga memperluas cakrawala pegawai.
9
b. Informal, dengan diskusi antara peserta dengan panitia. Disamping
evaluasi pada akhir pelatihan, kadang-kadang pada setiap akhir sesi
pada setiap hari pelatihan dapat juga dilakukan evaluasi terhadap sesi
pelatihan pada waktu tersebut.
10
7. Mengurangi biaya pemeliharaan mesin
8. Mengurangi keluhan-keluhan
9. Meningkatkan kepuasaan kerja
10. Meningkatkan produksi
11. Komunikasi yang baik
12. Kerjasama yang baik
11
5. Analisa kebutuhan pelatihan
Melakukan analisa keselamatan kerja untuk mengetahui apa saja potensi
bahaya yang ada dalam suatu pekerjaan. Dari analisa keselamatan kerja
dapat diidentifikasi jenis bahaya dan tingat resiko dari setiap pekerjaan.
6. Menentukan sasaran dan target pelatihan
Pelatihan K3 diharapkan akan memperbaiki atau meningkatkan
pengetahuan, keterampilan dan perilaku dari masing-masing pekerja.
Sasaran dan target pelatihan harus ditetapkan dengan tepat sebagai masukan
untuk merancang format dan silabus pelatihan.
7. Mengembangkan objektif pembelajaran
Pelatihan K3 harus dapat menjangkau semua tingkat dan perbedaan pekerja
yang ada dalam suatu perusahaan.
8. Melaksanakan pelatihan
Pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja dapat dilakukan secara eksternal
melalui lembaga pelatihan atau secara internal yang dirancang sesuai
dengan kebutuhan.
9. Melakukan evaluasi
Hasil pelatihan harus dievaluasi untuk menentukan efektifitasnya. Evaluasi
dilakukan terhadap seluruh aspek pelatihan seperti materi pelatihan dan
dampak terhadap pekerja setelah kembali ke tempat kerja masing-masing.
10. Melakukan perbaikan
Langkah terakhir dalam proses pelatihan adalah melakukan perbaikan
berdasarkan hasil evaluasi yang telah dilakukan.
12
2. Pelatihan Khusus K3
Pelatihan ini berkaitan dengan tugas dan pekerjaan masing-masing pekerja.
Misalnya pekerja di lingkungan pabrik kimia harus diberi pelatihan
mengenai bahan-bahan kimia dan pengendaliannya.
3. Pelatihan K3 Umum
Pelatihan K3 umum merupakan program pelatihan yang bersifat umum dan
diberikan kepada semua pekerja mulai level terbawah sampai manejemen
puncak. Pelatihan ini umumnya bersifat awareness yaitu untuk
menanamkan budaya atau kultur K3 di kalangan pekerja. Misalnya
pelatihan mengenai dasar K3 dan petunjuk keselamatan seperti keadaan
darurat dan pemadam kebakaran.
13
BAB III
PENUTUPAN
14
DAFTAR PUSTAKA
15