Anda di halaman 1dari 83

IMPLEMENTASI MANAJEMEN STRATEGIS RUMAH TAHFIDZ

MASJID AGUNG KARIMUN DALAM MENCETAK GENERASI


PENGHAFAL AL-QUR’AN

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan

dalam memperoleh gelar

Sarjana Sosial (S.Sos.)

Oleh :

IZZUDDIN AL-GHOZI
NIM. 01180010

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH


SEKOLAH TINGGI ILMU DAKWAH DAN KOMUNIKASI ISLAM
AR-RAHMAH
SURABAYA
2022
i
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI

Saya, (Izzuddin Al-Ghozi, NIM.01180010), menyatakan bahwa:

1. Skripsi saya ini adalah asli dan benar-benar hasil karya saya sendiri, dan bukan
hasil karya orang lain dengan mengatas namakan saya, serta bukan merupakan
hasil peniruan atau penjiplakan (pragiarism) dari karya orang lain. Skripsi ini
belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik baik di STIDKI Ar-
Rahmah maupun di perguruan tinggi lainnya.

2. Dalam Skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau
dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan
sebagai acuan dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam
daftar kepustakaan.

3. Pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya, dan apabila dikemudian hari
terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang diperoleh
karena karya tulis Skripsi ini, serta sanksi-sanksi lainnya sesuai dengan norma
dan peraturan yang berlaku di Universitas STIDKI Ar-Rahmah.

Surabaya, 28 Juli 2022


Tanda tangan diatas
Materai
Rp 10.000,-

Izzuddin Al-Ghozi
NIM.:01180010

ii
Implementation Of Strategic Management Of The Tahfidz House Of The
Agung Karimun In Printing The Generation Of Al-Quran Memorization

Izzuddin Al-Ghozi.

ABSTRAK

Rumah Tahfidz merupakan salah satu lembaga yang menarik perhatian anak-anak
dan remaja untuk mempelajari Al-Qur’an. Rumah Tahfidz menjadi wadah bagi
mereka untuk menghafal dan mengamalkan isi Al-Qur’an. Ada sebuah rumah
tahfidz di Kabupaten Karimun yang bernama Rumah Tahfidz Masjid Agung
Karimun. Rumah tahfidz ini memiliki perkembangan yang baik, sejak berdiri pada
tahun 2013, rumah tahfidz berubah menjadi pondok pesantren pada tahun 2019.
Itu semua pasti membutuhkan sebuah manajemen strategi yang matang agar bisa
berjalan dengan baik. Adapun penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
bagaimana manajemen strategi di Rumah Tahfidz Masjid Agung Karimun dalam
mencetak generasi penghafal Al-Qur’an. Penelitian ini menggunakan metode
kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data
dalam penelitian menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan manajemen strategi yang baik rumah
tahfidz bisa berkembang dengan baik, bisa dilihat dari rumah tahfidz yang
sekarang sudah menjadi pondok pesantren, santri-santri yang memiliki banyak
prestasi dalam hafalan Al-Qur’an ataupun hal lainnya yang sesuai dengan bakat
dan kemampuan santri. Semua itu bisa terjadi karena rumah tahfidz melaksanakan
semua proses manajemen strategi yang harus dilaksanakan dengan baik. Hasil
penelitian ini diharapkan mampu menjadi solusi bagi rumah tahfidz untuk
mengelola rumah tahfidz dengan baik sesuai dengan manajemen strategi.

Kata kunci : Implementasi, Manajemen Strategi, Rumah Tahfidz, Penghafal Al-


Qur’an

iii
Strategic Management Of The Tahfidz House Of The Great Mosque Of
Karimun In Producing A Generation Of Al-Qur'an Memorizers.

Izzuddin Al-Ghozi.

ABSTRACT

Tahfidz House is one of the institutions that attracts the attention of children and
adolescents to study the Qur'an. Tahfidz's house is a place for them to memorize
and practice the contents of the Qur'an. There is a tahfidz house in Karimun
Regency called the Tahfidz House of the Karimun Great Mosque. This tahfidz
house has a good development, since its establishment in 2013, the tahfidz house
turned into a boarding school in 2019. It all definitely requires a mature strategic
management in order to run well. This study aims to determine how strategic
management at the Tahfidz House of the Great Mosque of Karimun creates a
generation of Al-Qur'an memorizers. This study uses a qualitative method using a
descriptive approach. Data collection techniques in the study used observation,
interviews and documentation techniques. The results showed that with good
strategic management the tahfidz house could develop well, it could be seen from
the tahfidz house which has now become a boarding school, the students who
have many achievements in memorizing the Qur'an or other things according to
their talents and abilities. student ability. All of this can happen because the
Tahfidz house carries out all the strategic management processes that must be
carried out properly. The results of this study are expected to be a solution for the
tahfidz house to manage the tahfidz house properly in accordance with strategic
management.

Keywords: Implementation, Strategic Management, Tahfidz House, Al-Qur'an


Memorizing

iv
‫‪ .‬اإلدارة اإلستراتيجية لبيت تحفيظ بجامع كريمون الكبير في تخريج جيل من حفظة القرآن‪.‬‬

‫عز الدين الغوزي نيم‬

‫الـملخص‬
‫دار تحفيظ هي إحدى المؤسسات التي تجذب انتباه األطفال والمراهقين لدراسة القرآن الكريم‪ .‬بيت تحفيظ هو‬
‫مكان لهم لحفظ القرآن وممارسة محتوياته‪ .‬يوجد منزل تحفيظ في كاريمون ريجنسي يسمى بيت التحفيظ في‬
‫جامع كريمون الكبير‪ .‬يتمتع منزل التحفظ هذا بتطور جيد ‪ ،‬منذ إنشائه في عام ‪ ، 3102‬تحول منزل التحفظ‬
‫إلى مدرسة داخلية في عام ‪ .3102‬كل هذا يتطلب بالتأكيد إدارة استراتيجية ناضجة من أجل العمل بشكل‬
‫جيد‪ .‬تهدف هذه الدراسة إلى تحديد كيف أن اإلدارة اإلستراتيجية لبيت التحفيظ للجامع الكبير في كريمون‬
‫تخلق جيالً من حفظة القرآن‪ .‬تستخدم هذه الدراسة المنهج النوعي باستخدام المنهج الوصفي‪ .‬استخدمت‬
‫تقنيات جمع البيانات في الدراسة تقنيات المالحظة والمقابالت والتوثيق‪ .‬أظهرت النتائج أنه من خالل اإلدارة‬
‫اإلستراتيجية الجيدة يمكن أن تتطور دار التحفظ بشكل جيد ‪ ،‬ويمكن رؤيتها من منزل التحفظ الذي أصبح‬
‫اآلن مدرسة داخلية ‪ ،‬والطالب الذين حققوا العديد من اإلنجازات في حفظ القرآن أو غيره من األشياء وفقًا‬
‫لمواهبهم‪ .‬وقدرات ‪ ..‬قدرة الطالب‪ .‬كل هذا يمكن أن يحدث ألن دار تحافظ تنفذ جميع عمليات اإلدارة‬
‫اإلستراتيجية التي يجب تنفيذها بشكل صحيح‪ .‬من المتوقع أن تكون نتائج هذه الدراسة حالً لبيت التحفظ‬
‫إلدارة منزل حفظ بشكل صحيح وفقًا لإلدارة اإلستراتيجية‪.‬‬

‫الكلمات المفتاحية‪ :‬اإلدارة اإلستراتيجية ‪ ،‬دار التحفيظ ‪ ،‬حفظ القرآن‬

‫‪v‬‬
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah semesta alam yang telah memberikan nikmat
kepada kita semua, baik itu nikmat iman, islam dan kesempatan. Shalawat
beriring salama kita haturkan kepada Baginda Rasulullah SAW yang telah
memperjuangkan panji islam hingga sampai sekarang kita masih bisa merasakan
nikmat islam.

Setelah melalui berbagai halangan dan dimudahkan oleh Allah SWT,


penulis menyelesaikan skripsi yang berjudul Manajemen Strategi Rumah
Tahfidz Masjid Agung Karimun Dalam Mencetak Generasi Penghafal Al-
Qur’an. Dalam penyusunan skripsi ini penulis mendapatkan banyak bantuan,
dorongan, dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Ayahanda dan ibunda yang selalu memberikan doa dan motivasi dalam
menyelesaikan skripsi ini
2. Pembina kampus STIDKI Ar-Rahmah Surabaya KH. Muhammad
Shaleh Drehem
3. Dr. Shobikhul Qisom beserta jajaran dosen dan karyawan STIDKI Ar-
Rahmah Surabaya
4. Ustadz Ahmad Faiz Khudlori Thoha, MM. Selaku ketua prodi
manajemen dakwah yang telah memberikan dukungan dan arahan.
5. Ustadz Dr. Suprianto, M.Si. selaku dosen pembimbing 1 yang telah
memberikan arahan dan motivasi selama proses penyusunan skripsi
6. Ustadz Isa Saleh, S.Pd.I., M.Pd.I. selaku dosen pembimbing 2 yang
telah memberikan dukungan berupa motivasi dan arahan serta sabar
dalam proses penyusunan skripsi
7. Angkatan 2018 teman-teman seperjuangan dan siapapun yang telah
mendukung dan memberikan dorongan serta motivasi

Surabaya, 12 Februari 2022

vi
Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................................i
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI.....................................................................ii

ABSTRAK ........................................................................................................................ iiii


ABSTRACT..................................................................................................................... ivv
‫ الـملخص‬................................................................................................................................. v
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... vii
DAFTAR ISI.................................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... ixx
DAFTAR TABEL............................................................................................................... x
BAB 1 ................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 6
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................................... 6
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................................... 6
1.5 Batasan Penelitian ..................................................................................................... 7
1.6 Sistematika Penulisan ............................................................................................... 7
BAB 2 ................................................................................................................................. 9
TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................................... 9
2.1 Penelitian Tedahulu .................................................................................................. 9
2.2 Landasan Teori........................................................................................................ 10
2.2.1 Manajemen ....................................................................................................... 10
2.2.2 Implementasi.....................................................................................................16

2.2.3 Manajemen Strategi ......................................................................................... 16


2.2.4 Generasi Penghafal Al-Qur’an ......................................................................... 20
2.3 Kerangka Penelitian ................................................................................................ 22
BAB 3 ............................................................................................................................... 24
METODE PENELITIAN .................................................................................................. 24

vii
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................................. 24
3.2 Pendekatan Penelitian ............................................................................................. 24
3.3 Sumber Data............................................................................................................ 25
3.4 Teknik Pengumpulan Data ...................................................................................... 25
3.4.1 Observasi.......................................................................................................... 25
3.4.2 Wawancara ....................................................................................................... 26
3.4.3 Dokumentasi .................................................................................................... 26
3.5 Teknik Analisis Data............................................................................................... 27
3.6 Teknik Validasi Data .............................................................................................. 28
BAB 4 ............................................................................................................................... 29
HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................................................... 29
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ........................................................................ 29
4.1.1 Sejarah Berdirinya Rumah Tahfidz Masjid Agung Karimun........................... 29
4.1.2 Profil Rumah Tahfidz Masjid Agung Karimun ............................................... 30
4.1.3 Visi & Misi Rumah Tahfidz Masjid Agung Karimun ..................................... 30
4.1.4 Program Yang Dikembangkan ......................................................................... 31
4.1.5 Data Pendidik Rumah Tahfidz Masjid Agung Karimun .................................. 32
4.2 Hasil Penelitian ....................................................................................................... 33
4.3 Pembahasan............................................................................................................. 47
BAB V .............................................................................................................................. 49
KESIMPULAN & SARAN .............................................................................................. 49
5.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 49
5.2 Saran ....................................................................................................................... 50
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 51
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................................... 53

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Penelitian ..................................................................... 23

Gambar 4.1 Piagam Izin Operasional PP ......................................................... 36

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ........................................................................ 9

x
xi
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masjid memiliki arti yang sangat besar dalam kehidupan umat muslim,
dari segi fisik maupun spiritual. Masjid menjadi sebuah lambang kebangkitan
islam yang bisa dilihat dan diukur dari keadaan suatu masyarakat muslim yang
ada di sekitar masjid. Dengan terbangun masjid maka terjadi juga pembangunan
Islam dalam suatu masyarakat, dan apabila masjid runtuh, maka akan ada juga
keruntuhan di dalam masyarakat (Putra, 2019).

Masjid merupakan sebuah elemen penting dalam kehidupan umat islam.


Pada zaman Rasulullah SAW masjid menjadi tempat yang paling sentral bagi
seluruh aktivitas umat Islam. Tidak hanya itu, pada zaman Rasulullah juga Islam
menjadi salah satu umat yang paling ditakuti oleh umat lainnya dengan
kesuksesan peradabannya. Dari sejarah kita bisa melihat,di zaman Rasulullah
masjid memiliki banyak sekali fungsi dalam garis kehidupan. Tidak hanya
menjadi tempat beribadah, masjid menjadi pusat pendidikan bagi umat Islam,
pengajian keagamaan yang beragam, pendidikan militer bagi pasukan umat
islam dan banyak lagi fungsi-fungsi sosial-ekonomi lainnya. Dengan masjid
menjadi sentral kehidupan bagi umat Islam, sekarang kita bisa mencontoh apa
yang sudah dilakukan oleh Rasulullah agar Islam kembali bangkit menjadi umat
yang paling disegani oleh umat lainnya (Kurniawan, 2014).

Masjid menjadi tempat yang paling sentral untuk umat islam di seluruh
dunia, mencakup masjid sebagai sebuah tempat untuk belajar dan mengajarkan
Al-Qur’an bagi semua umat islam. Mempelajari Al-Qur’an harus dilakukan dari
kecil, sangat penting untuk mengajarkan Al-Qur’an kepada mereka. Karena,
dengan mereka mempelajari Al-Qur’an akan terciptalah generasi Qu’rani.

1
2

Allah telah menurunkan kitabnya yang paling mulia yaitu Al-Qur’an dan
Allah turunkan pula kepada Nabi Muhammad SAW. Al-Qur’an telah dibuat
sebuah mushaf, dipelihara dalam dada orang beriman. Allah menurunkan Al-
Qur’an secara perlahan-lahan sesuai dengan apa yang terjadi pada saat itu,
memakan waktu sekitar 22 tahun 2 bulan 22 hari. Al-Qur’an menjadi sasaran
empuk untuk dipertanyakan keshahihannya oleh orang-orang musyrik. Karena
Al-Qur’an diturunkan dengan beberapa tahapan, dan Allah telah menyebutkan
itu di Al-Qur’an (Al Banna, 1988).

Allah berfirman dalam Surah Al-Furqon :

‫احدَةً ۛ ك َٰذلِكَ ۛ ِلنُث َ ِبتَ ِب ٖه فُ َؤادَكَ َو َرت َّ ْل ٰنهُ ت َْر ِتي ًْال‬
ِ ‫َوقَا َل الَّ ِذيْنَ َكفَ ُر ْوا لَ ْو ََل نُ ِز َل َعلَ ْي ِه ْالقُ ْر ٰانُ ُج ْملَةً َّو‬

Artinya :Dan orang-orang kafir berkata, “Mengapa Al-Qur'an itu tidak


diturunkan kepadanya sekaligus?” Demikianlah, agar Kami memperteguh
hatimu (Muhammad) dengannya dan Kami membacakannya secara tartil
(berangsur-angsur, perlahan dan benar). (QS.Al Furqon : 32 )
Allah telah menjaga Al-Qur’an dari pemalsuan dan perubahan, tidak
akan ada orang yang dapat melakukan pemalsuan dan perubahan isi Al-Qur’an.
Allah menjaga Al-Qur’an tidak hanya dari ayat-ayatnya saja, tetapi dari tata cara
membacanya juga Allah telah menjaganya melalui Rasulullah yang mengajarkan
tata cara membaca Al-Qur’an yang benar. Sering berkembangnya zaman,
dibuatlah sebuah ilmu khusus yang berkaitan dengan tata cara membaca Al-
Qur’an yang benar, biasa disebut dengan “Ilmu Tajwid”. Sampai sekarang cara
penulisan Al-Qur’an yang tertulis di era kekhalifahan Utsman bin Affan masih
ditulis dan dicetak.Walaupun cara dan kaidah penulisan Al-Qur’an telah
berkembang pesat. Tetapi belum ada orang yang berani untuk mengubah atau
memalsukan metode penulisan Al-Qur’an, dan tetap menggunakan kaidah-
kaidah penulisan yang sudah ditetapkan (Qardhawi & al-Kattani, 1999).
3

Rasulullah SAW sangat menganjurkan menghafal Al-Qur’an.


Menghafal Al-Qur’an memiliki banyak keutamaan, Al-Qur’an akan
memperbaiki kehidupan seseorang apabila mereka mengamalkan isi dari Al-
Qur’an. Allah akan memberikan penghargaan bagi orang yang mempelajari dan
menghafal Al-Qur’an. Allah juga akan mengangkat derajat bagi orang yang
menghafal Al-Qur’an saat di akhirat. Tetapi menghafal Al-Qur’an tidaklah
mudah , dibutuhkan semangat dan kerja keras dalam menghafalkannya. Yang
terpenting adalah niat yang harus di perhatikan, untuk apa menghafal Al-Qur’an,
karena masih banyak orang yang salah niat dalam menghafal Al-Qur’an(Syatina
et al., 2021).
Ada sebuah cara agar Al-Qur’an bisa dilestarikan hingga sampai saat ini.
Yaitu, dengan menghafalkannya, karena menghafal bisa menjaga isi Al-Qur’an
dan bisa mendapatkan banyak sekali pahala dari Allah SWT. Banyak sekali cara
untuk meningkatkan kekuatan dan kelancaran dalam menghafalkan Al-Qur’an.
Salah satunya adalah dengan mengulang-mengulang hafalan yang sudah kita
miliki atau biasa disebut dengan murojaah.. Kita harus bisa meluangkan waktu
setiap hari untuk mengulang hafalan agar tidak hilang begitu saja.
Pada zaman sekarang telah banyak sekali lembaga-lembaga islam yang
mendidik santri atau muridnya agar bisa mempelajari Al-Qur’an dan santri
tersebut menjadi penghafal Al-Qur’an. Adanya lembaga-lembaga ini banyak
anak-anak dan remaja di zaman sekarang yang mulai tertarik dengan Al-Qur’an,
padahal dizaman sekarang susah sekali untuk menarik perhatian anak-anak dan
remaja zaman sekarang untuk mempelajari Al-Qur’an. Dengan strategi yang
kreatif dan variatif, mulai banyak anak-anak dan remaja yang tertarik untuk
belajar dan menghafalkan Al-Qur’an.
Rumah Tahfidz merupakan salah satu lembaga yang menarik perhatian
anak-anak dan remaja untuk mempelajari Al-Qur’an. Rumah Tahfidz menjadi
wadah bagi mereka untuk menghafal dan mengamalkan isi Al-Qur’an. Hal ini
memberikan sebuah pandangan bahwa umat islam di Indonesia sudah mulai
antusias dalam belajar dan menghafal Al-Qur’an. Orang tua merekapun
4

mendukung mereka dalam mempelajari Al-Qur’an. Sekarang Rumah Tahfidz


menjadi hal yang lumrah untuk umat islam di Indonesia.
Di Karimun ada sebuah masjid yang mendirikan sebuah Rumah Tahfidz
yang bernama Rumah Tahfidz Abdurrahman Bin Auf. Masjid tersebut adalah
Masjid Agung Karimun. Rumah tahfidz ini menjadi rumah kedua bagi santri-
santri. Semua sarana dan prasarana untuk kehidupan sehari-hari telah disediakan.
Sehingga diharapkan santri bisa belajar dan menghafal Al-Qur’an dengan serius
dan konsentrasi. Mereka juga belajar tentang tajwid, makharijul huruf dan
Nagham Al-Qur’an, diajarkan oleh guru-guru yang berkompeten dibidangnya
masing-masing
Rumah Tahfidz Abdurrahman bin Auf menjadi salah satu pelopor
berdirinya rumah Tahfidz yang ada di Karimun. Hingga tahun 2019 telah berdiri
16 lembaga yang awalnya hanya ada 4 lembaga tahfidz yang ada di Karimun.
Maka bisa dilihat mulai banyak yang mendirikan Rumah Tahfidz karena
menyadari bahwa pentingnya belajar dan menghafal Al-Qur’an. Saat ini Rumah
Tahfidz Abdurrahman bin Auf mendapat tempat di hati orang tua untuk
memasukkan anak-anak mereka ke Rumah Tahfidz Abdurrahman bin Auf agar
anak-anak mereka bisa belajar dan menghafal Al-Qur’an.
Tidak hanya menghafal Al-Qur’an, Rumah Tahfidz Masjid Abdurrahman
Bin Auf juga mewajibkan semua santri untuk tetap sekolah seperti biasa, agar
mereka tetap bisa mempelajari pelajaran umum, karena tidak bisa dipungkiri
pelajaran umum juga penting bagi mereka. Rumah Tahfidz sudah menyiapkan
sebuah bus untuk mengantar jemput para santri, sehingga tidak ada alasan bagi
mereka untuk tidak sekolah. Biarpun mereka sekolah, mereka tetap semangat
dalam belajar dan menghafal Al-Qur’an. Dengan begitu Rumah Thafidz
Abdurrahman Bin Auf menghasilkan santri-santri yang berprestasi baik itu
dalam hafalan maupun tilawah. Sejauh ini terdapat 31 santri di Rumah Tahfidz
ini, mereka diseleksi melalui makharijul huruf, tajwidul Qur’an dan hafalan-
hafalan mereka. Mereka dites oleh ustadz-ustadz ternama di Karimun yang
berkompeten dibidangnya. Maka santri yang diterima adalah santri-santri yang
berkualitas. Bisa dilihat dari beberapa santri yang sekarang menjadi imam di
5

Masjid Agung Karimun dan menjuarai Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) baik
itu dari Kecamatan, Kabupaten dan Provinsi.
Setelah beberapa tahun berdiri. Di tahun 2019 takmir Masjid Agung
Karimun ingin merubah Rumah Tahfidz Abdurrahman bin Auf menjadi Pondok
Pesantren Tahfidzul Qur’an. Takmir Masjid Agung Karimun telah melalui
beberapa prosedur untuk mendirikan Pondok Pesantren, dan akhirnya Takmir
Masjid Agung Karimun berhasil merubah Rumah Tahfidz Abdurrahman bin Auf
menjadi Pondok Pesantren. Dengan dirubahnya Rumah Tahfidz menjadi Pondok
Pesantren diharapkan agar santri-santri bisa sekolah di pondok itu dan tidak
keluar-keluar lagi untuk bersekolah di tempat lain.
Agar sebuah rumah tahfidz bisa berjalan dengan baik, maka sangat
diperlukan sebuah manajemen strategi. Manajemen strategi merupakan suatu
seni dan ilmu yang merumuskan, menerapkan dan mengevaluasi setiap
keputusan-keputusan antar fungsi (crassfunctional) agar membuat sebuah
organisasi akan mencapai tujuan-tujuan yang di inginkan. Inti dari dari
manajemen strategi yaitu pada penggabungan manajemen, pemasaran,
keuangan/akuntansi, produksi/operasi, riset dan pengembangan (Rahim Rahman,
Abd & Radjab, 2017).
Manajemen strategi menurut Fred R. David ialah suatu ilmu dan seni
untuk merumuskan, menerapkan dan mengevaluasi keputusan lintas fungsi agar
organisasi dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Sedangkan menurut Michael
A. Hitt & R.. Duane Ireland & Robert E. Hoslisson manajemen strategi adalah
suatu cara untuk membantu menemukan apa yang ingin lembaga capai, dan
bagaimana caranya untuk mencapai hasil yang memiliki nilai tinggi (Rahim
Rahman, Abd & Radjab, 2017).
Yang menarik dari penelitian ini adalah Rumah Tahfidz Abdurrahman
bin Auf merupakan rumah tahfidz yang menjadi pelopor berdirinya dan
percontohan bagi rumah tahfidz lainnya yang ada di Karimun. Karimun
merupakan pulau kecil yang berada di Provinsi Kepulauan Riau. Peneliti tertarik
untuk mengetahui bagaimana manajemen strategi rumah tahfidz yang ada di
kepulauan.
6

Sejauh pengamatan peneliti masih belum ada yang meneliti mengenai


manajemen strategi Rumah Tahfidz di daerah Karimun dan masih sedikit juga
masjid yang mendirikan Rumah Tahfidz di daerah Karimun, sehingga peneliti
tertarik untuk meneliti tentang Rumah Tahfidz Masjid Agung Karimun.
Dari uraian diatas penulis tertarik membuat sebuah penelitian yang
berjudul “Implementasi Manajemen Strategis Rumah Tahfidz Masjid
Agung Karimun Dalam Mencetak Generasi Penghafal Al-Qur’an”

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana manajemen strategi Rumah Tahfidz Masjid Agung Karimun


dalam mencetak generasi penghafal Al-Qur’an?

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui strategi pembelajaran Rumah Tahfidz Masjid Agung


Karimun dalam mencetak generasi penghafal Al-Qur’an.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

1) Memberikan sebuah kontribusi terhadap kajian mengenai

implementasi manajemen strategis rumah tahfidz

2) Sebagai acuan bagi mahasiswa STIDKI Ar-Rahmah atau

mahasiswa kampus lain dan bisa menjadi referensi untuk membuat

penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan implemesntasi

manajemen strategis

3) Menjadi referensi mahasiswa STIDKI Ar-Rahmah untuk membuat

penulisan karya ilmiah atau skripsi


7

2. Manfaat Praktis

1) Menjadi bahan untuk perbaikan strategi di Rumah Tahfidz

Abdurrahman bin Auf.

2) Menjadi sebuah bahan peninjauan bagi Rumah Tahfidz

Abdurrahman Bin Auf untuk mengambil keputusan dan kebijakan

terkait dengan strategi.

1.5 Batasan Penelitian

Agar terhindar dari pelebaran pembahasan, maka penulis akan membatasi


pembahasan dalam penelitian ini, penulis akan memfokuskan pada proses
Implementasi Manajemen Strategis di Rumah Tahfidz Abdurrahman Bin Auf
Masjid Agung Karimun dalam mencetak generasi penghafal Al-Qur’an

1.6 Sistematika Penulisan

Penelitian ini terdiri dari 5 bab, yaitu sebagai berikut:

BAB 1 berisi tentang pendahuluan, yaitu latar belakang yang


menjelaskan mengenai sebab pengambilan judul skripsi ini, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan

BAB 2 berisi mengenai tinjauan pustaka, terdiri dari tinjauan penelitian


terdahulu yang memiliki keterkaitan dan teori yang berhubungan dengan judul
penelitian

BAB 3 berisi metodologi penelitian, terdiri dari pendekatan penelitian,


lokasi dan kapan dilaksanakan penelitian, jenis data yang digunakan, teknik
mengumpulkan data dan teknik analisis data
8

BAB 4 berisi tentang profil dan sejarah Rumah Tahfidz Aburrahman bin
Auf serta penyajian data dan analisi data hasil dari penelitian di Rumah Tahfidz
Masjid Agung Karimun
BAB 5 berisi penutup , terdiri dari kesimpulan dan saran-saran untuk
objek penelitian
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Tedahulu

Peneliti telah melakukan pencarian tentang beberapa penelitian yang


terkait dan relevan terhadap penelitian yang akan diteliti oleh peneliti. Khususnya
penelitian yang berkaitan dengan implementasi manajemen strategis Rumah
Tahfidz Abdurrahman Bin Auf dalam mencetak generasi penghafal Al-Qur’an.
Berikut adalah penelitian terdahulu :

Tabel 2.1 : Penelitian Terdahulu

No Nama Peneliti Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
1. Ahmad Ulin Strategi Penelitian ini Penelitian ini Meneliti Peneliti
Nasik Pengembangan menggunakan berfokus Rumah mengarah
Rumah Tahfidz pendekatan terhadap Tahfidz ke
Di Lembaga kualitatif pengembangan dan manajemen
Program deskriptif program membahas strategi,seda
Pembibitan pembibitan strategi ngkan
Penghafal Al- penghafal Al- penelitian
Qur’an (PPPA) Qur’an di ini
Daarul Qur’an Daarul Qur’an membahas
Surabaya Surabaya. Hasil tentang
Penelitian strategi
menunjukkan pengemban
bahwa bahwa gan
strategi
pengembangan
sudah baik
dengan melalui
berbagai
tahapan strategi
untuk
mengembangka
n program
pembibitan
penghafal Al-
Qur’an
2. Sari Wulandari Strategi Penelitian ini Penelitian ini Meneliti Peneliti
Pembelajaran menggunakan berfokus pada Rumah mengarah
Tahfidzul Qur’an pendekatan strategi Tahfidz ke
(Studi Di Rumah kualitatif pembelajaran dan implementa
Tahfidz Bakti Ilaahi

9
10

Bengkulu) deskriptif dan yang dilakukan membahas si


menggunakan oleh ustadz strategi manajemen
studi kasus disana dengan strategis
menumbuhkan rumah
rasa nyaman tahfidz,
kepada santri. sedangkan
Apabila santri penelitian
merasa nyaman ini
maka akan membahas
mudah untuk tentang
menghafal Al- strategi
Qur’an pembelajara
n
3. Khotijah Implementasi Penelitian ini Hasil Penelitian Meneliti Peneliti
Khoiru Manajemen menggunakan ini Rumah lebih
Ummah Strategis Dalam pendekatan menunjukkan Tahfidz mengarah
Program kualitatif bahwa dan ke
Tahfidzul Qur’an deskriptif implementasi membahas implementa
Di Rumah manajemen strategi si
Tahfidz strategis manajemen
Abdurrahman As- program strategis
Sanad Mulur, tahfidzhul rumah
Bendosari, Qur’an di tahfidz,
Sukoharjo Rumah Tahfidz sedangkan
Abdurrahman penelitian
As-Sanad ini lebih ke
sudah berjalan program
baik,tetapi rumah
harus lebih tahfidznya
dimaksimalkan
agar lebih baik

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Manajemen
1. Pengertian Manajemen

Kata “manajemen” berasal dari bahasa latin “manus” yang berarti


“tangan” dan “agere” yang berarti “melakukan”. Dari kedua kata yang
memiliki makna tersendiri yang terkandung di dalamnya adalah makna
etimologis. Kemudian kata “manus” dan “agere” digabungkan menjadi
satu kesatuan kata kerja “manajer” yang berarti “menangani”. Dalam tata
11

bahasa, pemahaman ini disebut pemahaman terminologis. Dalam bahasa


Inggris "manager" diterjemahkan sebagai kata kerja dalam "mengelola"
dengan kata benda "manajemen". Biasanya orang yang melakukan
kegiatan manajemen disebut manajer atau manager (dalam bahasa
Indonesia). Sedangkan di dalam bahasa Indonesia kata “management”
diterjemahkan menjadi manajemen, yang memiliki makna “pengelolaan”
(Rohman, 2017).

Menurut Terry (1982) manajemen merupakan serangkaian


langkah-langkah yang meliputi planning, organizing, actuating, dan
controlling yang dikerjakan sebagai bentuk untuk menentukan dan
mendapatkan orientasi yang telah ditentukan bersama. Menurut Stoner
(1996) manajemen merupakan beberapa proses untuk menentukan
planning, organizing, actuating dan controlling terhadap sumber daya
untuk mencapai orientasi yang telah ditetapkan.

Di dalam konteks Islam manajemen merupakan perbuatan, cara,


dan aturan tertentu untuk mencapai tujuan akhir dengan optimal dan
berkolaborasi sesuai dengan pekerjaan masing-masing, Kesatuan dan
tujuan akhir merupakan tujuan terpenting yang harus dicapai (Zainati,
2014).

Maka dapat disimpulkan bahwa manajemen merupakan beberapa


proses untuk memperoleh orientasi bersama sebuah organisasi atau
lembaga melalui planning, organizing, actuating dan controlling. Hal
tersebut juga biasa disebut dengan fungsi manajemen.
12

2. Fungsi Manajemen

a) Perencanaan (Planning)

Perencanaan adalah beberapa proses perumusan tujuan dan


sasaran, penetapan bermacam pilihan tindakan, dan analisis terbaik untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dari pengertian di atas,
perencanaan memiliki banyak makna sebagai berikut.

a. Proses, yaitu teori mendasar yang mendeskripsikan bahwa


semua pekerjaan yang dilaksanakan akan berjalan sesuai
dengan tahapan yang sudah ditetapkan bersama.
b. Penetapan tujuan dan sasaran, yaitu pekerjaan untuk
merencanakan arah dan tujuan yang ingin dicapai. Tujuannya
bisa ditetapkan secara umum atau khusus, dan bisa juga
menetapkan tujuan jangka panjang dan jangka pendek
c. Memilih tindakan yang paling efektif agar nanti pelaksanaan
bisa dikerjakan dengan optimal
d. Dengan analisis yang baik maka pekerjaaan yang dilaksanakan
akan berjalan dengan efektif
e. Tujuan Akhir atau sasaran yang yang diinginkan dapat
dinyatakan dalam kelompok standar kualitatif atau
kuantitatif(Krisnandi, 2019)

b) Pengorganisasian (Organizing)

Organisasi adalah sebuah wadah yang digunakan oleh sekelompok


orang untuk melakukan berbagai pekerjaan untuk mencapai suatu tujuan.
Sedangkan pengorganisasian adalah penyatuan, pengaturan dan
penyelarasan struktur-struktur di dalam organisasi. Lebih sederhana lagi
organisasi merupakan sebuah wadah, sedangkan pengorganisasian adalah
pelaksanaan berbagai pekerjaan di dalam organisasi (Rohman, 2017).
13

Dari penjabaran diatas, dapat diketahui bahwa pengorganisasian


mengandung:

a. Untuk mengetahui orientasi


b. Untuk mengetahui bagaimana kebijakan yang telah ditetapkan
untuk mencapai tujuan
c. Untuk menyatakan kegiatan yang dilakukan untuk mencapai
tujuan harus dikelompokkan berdasarkan tujuan
d. Kelompok kegiatan menjadi dasar penentuan bidang-bidang
sesuai dengan sumber daya yang ada
e. Memastikan keseimbangan kegiatan dengan koodinasi yang
baik (Krisnandi, 2019).

c) Pelaksanaan (Actuating)

Setelah melakukan perencanaan dan dan pengorganisasian, maka


dilanjutkan dengan pelaksanaan. Yang paling penting dari pelaksanaan
adalah seorang pemimpin, bagaimana pemimpin itu bisa mempengaruhi
orang lain supaya bertindak sesuai dengan yang sudah diarahkan untuk
mencapai tujuan dan sasaran yang ingin dicapai (Rohman, 2017).

Menurut Fiedler (1970) pemimpin merupakan sosok yang berada


di suatu kelompok atau organisasi, sebagai pemberi tugas dan
mengarahkan/mengkoordinasikan bawahannya sesuai dengan pekerjaan
masing-masing. Pemimpin menjadi penanggung jawab utama bagi
bawahannya (Krisnandi, 2019).

d) Pengendalian (Controlling)

Pengendalian merupakan suatu proses agar pelaksanaan kegiatan


sesuai dengan apa yang sudah diarahkan. Pengendalian mencakup pada
kegiatan mengamati, memantau, menyelidiki, dan mengevaluasi seluruh
kegiatan manajemen agar tujuan yang sudah ditetapkan tercapai dengan
baik (Krisnandi, 2019).
14

Menurut Stoner, Freeman dan Gilbert (1996) pengendalian adalah


proses manajemen untuk memastikan bahwa kegiatan sudah benar
dilaksanakan dan sesuai dengan yang sudah direncanakan (Krisnandi,
2019). Wijayanti berpendapat bahwa dalam pengendalian ada empat
langkah yang harus diperhatikan, yakni:

a. Menetapkan standar terlebih dahulu. Standar ditetapkan di


semua kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan oleh
organisasi atau lembaga.
b. Melakukan pengukuran performa terhadap kinerja bawahan
dengan cara observasi, wawancara, dan menelaah laporan-
laporan tertulis terkait hasil yang dicapai. Apabila terlihat ada
penyimpangan, maka akan terlihat dalam performance report
yang telah disusun dan direncanakan sebelumnya.
c. Menganalisis, menyatakan pendapat, dan mengevaluasi kinerja
sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan
d. Mengambil tindakan apabila ditemukan penyimpangan-
penyimpangan yang dilakukan oleh bawahan. Mengambil
tindakan wajib dilakukan agar bisa diperbaiki untuk
kedepannya. (Rohman, 2017)

3. Manajemen Dalam Perspektif Islam

Konsep manajemen Islam menjelaskan bahwa setiap manusia


(bukan hanya organisasi) hendaknya memperhatikan apa yang telah
diperbuat pada masa yang telah lalu untuk merencanakan hari esok.
Seperti yang dijelaskan di dalam QS. Al-Hasyr (59): 18

‫ت ِلغ ٍَۚد َوات َّقُوا ه‬


‫ّٰللاَ ۗا َِّن ه‬
‫ّٰللاَ َخ ِبي ٌْر ۢ ِب َما‬ ْ ‫س َّما قَدَّ َم‬ ‫ٰيٰٓاَيُّ َها َّال ِذيْنَ ٰا َمنُوا اتَّقُوا ه‬
ُ ‫ّٰللاَ َو ْلت َ ْن‬
ٌ ‫ظ ْر نَ ْف‬
َ‫ت َ ْع َملُ ْون‬
15

Artinya : Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada


Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah
diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah.
Sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.
Konsep ini menjelaskan bahwa rencana yang akan dijalankan harus
Beradaptasi dengan situasi dan kondisi masa lalu, sekarang dan masa lalu
perkiraan masa depan. Karena perencanaan adalah bagian yang penting
kesuksesan. Pemerintahan Islam bersifat universal, komprehensif, dan
memiliki fitur berikut:

a. Manajemen memiliki hubungan yang sangat erat dengan masyarakat,


Manajemen adalah bagian dari sistem sosial yang penuh dengan nilai,
etika, dan moral dan keyakinan dari Islam
b. Teori manajemen Islam untuk memecahkan masalah kekuasaan Tidak ada
perbedaan antara manajemen, kepemimpinan dan karyawan. perbedaan
kelas Pemimpin hanya menunjukkan wewenang dan tanggung jawab
atasannya, Bawahan bekerja sama tanpa perbedaan kepentingan. tujuan
dan Harapan mereka sama dan akan terwujud bersama.

Sebagaimana dijelaskan dalam QS. Al-Ma’idah (05): 2

ٰٓ َ ‫ْي َو ََل ْالقَ َ ۤال دِٕىدَ َو‬


‫َل‬ َ ‫ش ْه َر ْال َح َر َام َو ََل ْال َهد‬ ‫ش َع ۤا دِٕى َر ه‬
َّ ‫ّٰللاِ َو ََل ال‬ َ ‫ٰيٰٓاَيُّ َها َّال ِذيْنَ ٰا َمنُ ْوا ََل ت ُ ِحلُّ ْوا‬
ۤ
‫طاد ُْوا َۗو ََل‬ ْ ‫ٰا ِميْنَ ْالبَيْتَ ْال َح َر َام يَ ْبتَغُ ْونَ َفض ًْال ِم ْن َّربِ ِه ْم َو ِرض َْوانًا َۗو ِاذَا َحلَ ْلت ُ ْم فَا‬
َ ‫ص‬

َ ‫شن َٰانُ قَ ْوم ا َ ْن‬


‫صد ُّْو ُك ْم َع ِن ْال َمس ِْج ِد ْال َح َر ِام ا َ ْن ت َ ْعتَد ْۘ ُْوا َوت َ َع َاونُ ْوا َعلَى ْال ِب ِر‬ َ ‫َيجْ ِر َم َّن ُك ْم‬
ِ ‫ش ِد ْيدُ ْال ِعقَا‬
‫ب‬ َ َ‫ّٰللا‬ ‫ان َۖواتَّقُوا ه‬
‫ّٰللاَ ۗا َِّن ه‬ ِ ‫اَلثْ ِم َو ْالعُد َْو‬
ِ ْ ‫َوالتَّ ْق ٰو ۖى َو ََل تَعَ َاونُ ْوا َع َلى‬

Artinya : Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah


kamu melanggar syiar-syiar kesucian Allah, dan jangan (melanggar
kehormatan) bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) hadyu
(hewan-hewan kurban) dan qala'id (hewan-hewan kurban yang
diberi tanda), dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang
mengunjungi Baitulharam; mereka mencari karunia dan keridaan
Tuhannya. Tetapi apabila kamu telah menyelesaikan ihram, maka
bolehlah kamu berburu. Jangan sampai kebencian(mu) kepada
suatu kaum karena mereka menghalang-halangimu dari
Masjidilharam, mendorongmu berbuat melampaui batas (kepada
mereka). Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan)
16

kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat


dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah
sangat berat siksaan-Nya.
Ayat di atas menjelaskan bahwa Islam memerintahkan
kepada manusia untuk bekerja sama dalam segala hal, kecuali
dalam perbuatan dosa dan melakukan aniaya kepada sesama
makhluk (Safri, 2017).

2.2.2 Implementasi

Kata implementasi berasal dari kata kerja implement, menurut Oxford


Advanced Learner's Dictionary (1995:595).Untuk mencapai kemampuan untuk
membuat sesuatu memiliki dampak (untuk memindahkan sesuatu untuk memiliki
dampak); untuk melakukan sesuatu. Jadi implementasi literalnya adalah Terapkan
sesuatu sehingga mengimplementasikan pertanggungan berfungsi didefinisikan
sebagai pelaksanaan cakupan (keputusan, pedoman atau hukum yang berbeda)
(Aziz, Abdul dan Humaizi. 2013).

2.2.3 Manajemen Strategis


1. Pengertian Manajemen Strategi

Secara etimologi kata strategi berasal dari bahasa Yunani yaitu


kata ‘stratv’ yang berarti tentara dan kata ‘agein’ yang berarti untuk
memimpin. Secara terminologi strategi merupakan sebuah keahlian untuk
merencanakan atau mengarahkan sesuatu (Prasojo, 2018). Strategi
merupakan seni mengimplementasikan keahlian dan sumber daya
organisasi agar memperoleh sebuah tujuan dengan efektif dan efisien.
Strategi bisa juga disebut tindakan penyelarasan terhadap reaksi situasi di
lingkungan tertentu, tindakan penyelarasan itu dilaksanakan dengan
keadaan sadar berdasarkan pendapat yang lumrah. Strategi dibuat dengan
sangat baik supaya jelas apa yang diharapkan organisasi untuk
memperoleh orientasi yang telah ditetapkan bersama (Budio, 2019).
17

Manajemen strategi merupakan proses manajemen untuk


merealisasikan visi dan misi organisasi, menjaga keterkaitan organisasi
terhadap lingkungan sekitar, apalagi kepentingan petinggi terkait,
penetapan strategi, penerapan strategi dan pengendalian strategi agar bisa
memastikan visi dan misi organisasi bisa tercapai (Rahim Rahman, Abd &
Radjab, 2017).

Menurut Husein Umar (1999), manajemen strategi artinya ilmu


atau seni pada perumusan, penerapan serta penilaian keputusan-keputusan
strategis antar fungsi supaya sebuah organisasi bisa memperoleh tujuan
yang ingin dicapai pada masa mendatang (Taufiqurokhman, 2016).
Menurut Michael Porter Manajemen strategi merupakan suatu hal yang
membuat organisasi menjadi lebih baik karena terdapat sinergi di
dalamnya, dan menurut H. Igor Ansoff manajemen strategi adalah analisis
logis perihal bagaimana organisasi bisa menyesuaikan diri dengan
lingkungan baik itu berupa ancaman ataupun peluang pada aneka macam
kegiatannya (Rahim Rahman, Abd & Radjab, 2017).

Strategi merupakan sebuah alat yang dipakai untuk mencapai


tujuan. Dengan strategi akan lebih memberikan arah dan tujuan untuk
melaksanakan kegiatan kepada semua anggota organisasi. Konsep strategi
yang tidak jelas akan membuat keputusan yang diambil tidak efektif dan
bersifat subjektif.

2. Manfaat Manajemen Strategi

Banyak sekali manfaat yang bisa didapatkan ketika menggunakan


manajemen strategi. Menurut Greenley, berikut adalah manfaat
manajemen strategi bagi organisasi :

a) Manajemen strategi memudahkan untuk menemukan,


menetapkan prioritas, dan pemanfaat peluang yang ada
b) Bisa membuat sebuah pemikiran yang lebih objektif terkait
masalah manajemen
18

c) Memberikan kemudahan untuk mengontrol pekerjaan dan kerja


sama yang baik
d) Bisa mengurangi resiko dari perubahan kondisi yang ada
e) Manajemen strategi membuat keputusan besar akan berjalan
lebih efektif dengan tujuan yang telah ditentukan
f) Manajemen strategi membuat alokasi waktu dan sumber daya
yang ada lebih efisien dan dapat dimaksimalkan secara efektif
g) Dapat menmbuat rancangan kerja untuk komunikasi internal
dan personel
h) Manajemen strategi dapat memberikan suasana yang lebih
kooperatif, terintegrasi dan antusias pendekatan terhadap
masalah dan peluang
i) Manajemen strategi dapat mendorong pemikiran tentang masa
depan
j) Manajemen strategi dapat meningkatkan kedisiplinan dan
moralitas kepada manajemen perusahaan (Taufiqurokhman,
2016).

3. Proses Manajemen Strategi

a) Perumusan strategi

Perumusan strategi adalah proses penyusunan langkah-langkah


selanjutnya yang bertujuan untuk menetapkan visi dan misi mengorganisir,
menetapkan tujuan strategis dan keuangan perusahaan, dan menyusun
strategi untuk mencapai tujuan tersebut sehingga memberikan nilai
pelanggan terbaik. langkah pertama yang diperlukan yang harus dilakukan
adalah menyusun strategi yang akan dijalankan. Ada perumusan strategi
juga ditentukan oleh sikap. memperluas, menghindari atau membuat
keputusan proses yang aktif. Teknik pembuatan strategi yang penting
dapat diintegrasikan ke dalam kerangka kerja termasuk:
19

a. Tahap masukan (input)

b. Proses yang dilakukan pada tahap ini adalah meringkas informasi


sebagai input awal, dasar yang diperlukan mengembangkan
strategi.

c. Tahap pencocokan Proses adalah kuncinya pada menghasilkan


strategi alternatif yang layak menggabungkan faktor eksternal dan
internal.

b) Implementasi strategi

Implementasi strategi adalah proses di mana beberapa


menerjemahkan strategi dan kebijakan ke dalam tindakan melalui
pembangunan rencana, anggaran dan prosedur. Meskipun implementasi
biasa namun, hanya pertimbangkan setelah mengembangkan strategi
implementasi adalah kunci keberhasilan manajemen strategis.
Implementasi strategi sering disebut sebagai fase aksi karena:
Implementasi berarti melibatkan orang Organisasi menerjemahkan strategi
yang mereka kembangkan menjadi tindakan. Tahap ini adalah yang paling
sulit karena membutuhkan disiplin, komitmen dan pengorbanan.
pengembangan strategi dan implementasi strategi harus dilihat sebagai dua
sisi mata uang yang sama.

c) Evaluasi Strategi

Tahap terakhir dari strategi adalah evaluasi strategis. Ada tiga jenis
kegiatan dasar untuk mengevaluasi strategi adalah:

a. Periksa potensi faktor eksternal dan internal strategi

b. Ukur kinerja (sesuaikan hasil yang diharapkan dengan kenyataan

c. Mengambil tindakan korektif tidak selalu berarti strategi Apa yang


sudah ada akan ditinggalkan, bahkan strategi harus dikembangkan
( David, Fred, 2002).
20

2.2.4 Generasi Penghafal Al-Qur’an


1. Pengertian Menghafal Al-Qur’an

Al-Qur’an secara etimologi merupakan kata benda dari kata kerja


Qoro-a yang berarti membaca atau bacaan. Pendapat yang lain
mengatakan bahwa Qur’an merupakan mashdar yang bermakna isim
maf’ul, maka dari itu artinya yang dibaca atau maqru’. Ahli bahasa
menyatakan bahwa kata yang wazan fu’lan mempunyai makna
kesempurnaan. Dengan begitu Al-Qur’an memiliki arti bacaan yang
sempurna. Sedangkan secara terminologi Al-Qur’an memiliki pengertian
yaitu, kitab Allah yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW. Tertulis
dalam mushaf, dan disebarluaskan kepada ummatnya secara berangsur-
angsur (Abdul Latif, 2017).

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata hafal berarti masuk ke


dalam ingatan. Dan bisa diucapkan kembali tanpa melihat teks. Menghafal
artinya berusaha meresapkan ke dalam pikiran agar selalu ingat. Kata
menghafal dalam bahasa arab haffazha – yuhaffidzhu – tahfidz artinya
memelihara, menjaga dan menghafal. Tahfidz atau menghafal Al- Qur’an
adalah perbuatan yang mulia dan disukai oleh Allah. Bagi yang menghafalkan
Al-Qur’an mereka adalah salah satu hamba Allah yang ada dimuka bumi
(Supriono & Rusdiani, 2019).

Menghafal Al-Qur’an merupakan sebuah proses menghafal semua


ayat, baik itu tulisan, letak halaman, waqaf, dll. Semua itu harus dihafal
dengan baik. Maka dari itu, ketika menghafal Al-Qur’an harus mengingat
semua bagian-bagian yang ada di Al-Qur’an, tidak boleh keliru, karena Al-
Qur’an adalah kalam Allah. Apabila keliru dalam menghafal maka akan
sulit untuk mengingatnya kembali (Mubarokah, 2019).

Menghafal Al-Qur’an merupakan hal yang mulia di sisi Allah


SWT. Rasulullah telah menyampaikan banyak sekali terkait
menghafalkan Al-Qur’an di dalam haditsnya. Bagi manusia yang
21

menghafal, memahami dan mengamalkan Al-Qur’an mereka adalah


manusia yang Allah pilih untuk mewarisi Al-Qur’an untuk menerima
warisan Al-Qur’an. Dan mereka akan mendapat syafaat dari Allah di
akhirat nanti.

‫سابِ ۢ ٌق‬ َ ‫طفَ ْينَا ِم ْن ِعبَا ِدن ٍَۚا فَ ِم ْن ُه ْم‬


ِ ‫ظا ِل ٌم ِلنَ ْفس ِٖه ٍَۚو ِم ْن ُه ْم ُّم ْقت‬
َ ‫َصد ٌ ٍَۚو ِم ْن ُه ْم‬ ْ ‫ب الَّ ِذيْنَ ا‬
َ ‫ص‬ َ ‫ث ُ َّم ا َ ْو َرثْنَا ْال ِك ٰت‬
ْ َ‫ّٰللاِ ٰۗذلِكَ ه َُو ْالف‬
‫ض ُل ْال َكبِي ۗ ُْر‬ ‫ت بِ ِاذْ ِن ه‬ ِ ‫بِ ْال َخي ْٰر‬

Artinya : Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang


yang kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada
yang menzalimi diri sendiri, ada yang pertengahan dan ada (pula) yang
lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu
adalah karunia yang besar. (QS.Fathir : 32)
Ketika menghafal Al-Qur’an Allah telah mengatakan semua orang
pasti bisa menghafal Al-Qur’an. Bagi umatnya yang ingin menghafal Al-
Qur’an, Allah telah memudahkan dan meringankan dalam proses
menghafal (Meirani, Ngadri Yusro, Syaiful Bahri, 2020).

Di dalam firmannya Allah telah mengatakan :

‫َولَقَ ۡد يَس َّۡرنَا ۡالقُ ۡر ٰانَ ِللذ ِۡك ِر فَ َه ۡل ِم ۡن ُّمدَّ ِكر‬

Artinya : Dan sungguh, telah kami mudahkan Al-Qur’an untuk


peringatan, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran? (QS.Al-
Qomar : 17)

2. Keutamaan Menghafal Al-Qur’an

Dengan menghafal Al-Qur’an maka banyak keutamaan yang bisa


kita peroleh dalam menghafal Al-Qur’an. Salah satunya adalah Allah
menaikkan derajat dan memberi syafaat bagi umatnya yang menghafalkan
Al-Qur’an, Allah berjanji akan memberi mahkota bagi orang tua yang
memiliki anak seorang penghafal Al-Qur’an, hati seorang penghafal Al-
Qur’an akan selalu dijaga oleh Allah, hati mereka selalu tenang dan
tentram, serta akan dijauhkan dari penyakit lupa (Masduki, 2018).
22

Rasulullah menyampaikan dalam haditsnya yang diriwayatkan oleh


Muadz Al-Juhani Radhiyallahu ‘Anhu bahwasannya Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah bersabda:

َ ِ‫ أ ُ ْلب‬،‫َم ْن قَ َرأ َ ْالقُ ْرآنَ َو َع ِم َل ِب َما فِي ِه‬


‫س َوا ِلدَاهُ ت َا ًجا يَ ْو َم ْال ِقيَا َم ِة‬

Artinya :“Barangsiapa yang menghafal Al-Qur’an dan


mengamalkan isinya, maka akan dipakaikan kepada kedua orang tuanya
mahkota pada hari kiamat.”

Bagi yang sudah menghafal Al-Qur’an wajib hukumnya untuk


memelihara hafalan yang sudah dihafal, harus faham denga apa yang
dipelajari dan harus diamalkan di kehidupan sehari-hari. Al-Qur’an yang
sudah dihafal menjadi tanggung jawab yang sangat besar bagi yang sudah
menghafalnya dan harus dijaga hafalannya sampai ajal menjemput
(Masduki, 2018).

2.3 Kerangka Penelitian

Proposal ini akan membahas tentang implementasi manajemen strategi


dalam mencetak generasi penghafal Al-Qur’an (studi pada Rumah Tahfidz Masjid
Agung Karimun).

Bagan ini akan menerangkan aspek yang bisa dijadikan sebagai kerangka
berfikir agar memudahkan pelaksanaan penelitian, serta memudahkan orang yang
ingin membaca dan mempelajari isi skripsi ini. Pokok dari skripsi ini adalah
bagaimana Implementasi manajemen strategis Rumah Tahfidz Masjid Agung
Karimun dalam Mencetak Generasi Penghafal Al-Qur’an.
23

Gambar 2.1 : Kerangka Penelitian

Manajemen Strategi Rumah Tahfidz Masjid


Agung Karimun

Perencanaan Strategi Implementasi Strategi Evaluasi Strategi

Mencetak Generasi Penghafal Al-Qur’an


BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Lokasi yang menjadi tempat pelaksanaan penelitian berada di Masjid


Agung Karimun Jalan Jenderal Sudirman - Poros, Meral Kota, Meral, Kabupaten
Karimun, Kepulauan Riau 29663. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan
November 2021. Peneliti akan melaksanakan penelitian selama tiga bulan hingga
bulan Januari 2022. Peneliti akan langsung melakukan observasi dengan
mendatangi tempat penelitian, melakukan wawancara atau pesan Whatsapp
dengan pengurus rumah tahfidz, mendokumentasikan beberapa hal yang
diperlukan dan mencari data dokumen cetak resmi yang dimiliki lembaga.

3.2 Pendekatan Penelitian

Peneliti akan menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif.


Penelitian kualitatif adalah penelitian yang lebih fokus ke analisis makna,
pandangan, teori, tanda-tanda, dan deskripsi sebuah fenomena, memprioritaskan
kualitas, memakai banyak metode dan mengkomunikasikan secara deskriptif.
(Shidiq & Choiri, 2019) Penelitian kualitatif menggunakan kata-kata, gambar dan
tidak menggunakan angka dalam pengumpulan data. Dapat dikatakan penelitian
kualitatif ialah penelitian yang memiliki tujuan agar menemukan jawaban atas
kejadian, fakta, variabel dan keadaan yang sebenarnya terjadi pada saat penelitian
itu dilakukan (Shidiq & Choiri, 2019). Penelitian kualitatif berfokus terhadap
fakta yang terjadi di lapangan. Data yang akan dicari adalah kata-kata, kalimat
atau gambar-gambar yang mempunyai keterkaitan dengan fakta yang ada di
lapangan. Peneliti akan membuat deskripsi dengan rinci, lengkap, dan
menggambarkan situasi yang sebenarnya untuk membantu menyajikan data..
Peneliti menganalisis data dengan warna yang berbeda tergantung apa bentuk
aslinya (Nugrahani, F, 2014).

24
25

3.3 Sumber Data

Sumber data yang akan peneliti ambil adalah dari beberapa narasumber,
yaitu pimpinan pondok rumah tahfidz, guru-guru rumah tahfidz, santri-santri
rumah tahfidz, dokumen-dokumen yang diperlukan, foto-foto dokumentasi.
Secara umum, sumber data terbagi menjadi 2, yaitu :

a). Data Primer

Data primer adalah data yang diterima atau dikumpulkan langsung


oleh peneliti. Teknik yang peneliti gunakan untuk mengumpulkan dan
mencari data primer antara lain observasi dan wawancara pimpinan dan
guru Rumah Tahfidz

b) Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang didapatkan dan dikumpulkan


peneliti dari beberapa sumber yang sudah ada. Data sekunder yang dipakai
di penelitian ini antara lain buku, laporan, jurnal dan beberapa hal lain
yang berkaitan terhadap penelitian yang dilaksanakan (Siyoto, Sandu, &
Sodik, 2015).

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Di dalam penelitian yang sudah ditetapkan perlu untuk mengumpulkan


data yang ada di lapangan, ada beberapa teknik dalam mengumpulkan data yaitu,
observasi, wawancara dan dokumentasi.

3.4.1 Observasi
Observasi adalah teknik mengumpulkan data dengan cara mengamati
langsung peristiwa, karakterisitik objek dan subjek penelitian tanpa adanya
rekayasa, mencatat hal-hal penting yang berkaitan dengan objek penelitian.
Observasi bisa dilaksanakan secara terbuka, maksudnya pihak lain bisa
mengetahui aktivitas observasi dan bisa juga pihak lain tidak mengetahui bahwa
sedang ada penelitian. Untuk Penelitian ini peneliti akan melakukan pengamatan
26

langsung terhadap objek penelitian yaitu Rumah Tahfidz Masjid Agung Karimun.

3.4.2 Wawancara
Wawancara merupakan kegiatan tanya jawab secara lisan antara dua orang
atau lebih. Wawancara dilaksanakan oleh dua orang atau lebih , yaitu
pewawancara yang tugasnya memberikan beberapa pertanyaan dan yang
diwawancarai menjawab semua pertanyaan yang sudah ditanyakan (Hardani et al.,
2015).

Wawancara terdiri dari 2 macam, yaitu wawancara terstruktur dan


wawancara tidak terstruktur. Wawancara tersktrutur biasanya digunakan ketika
diasumsikan bahwa semua sampel penelitian mempunyai struktur untuk
menjawab semua pertanyaan yang diajukan. Sedangkan Wawancara tidak
terstruktur merupakan wawancara yang mempunyai tujuan untuk mendapatkan
informasi yang bahasanya tidak baku. Perbedaan antara wawancara tidak
terstruktur dengan wawancara terstruktur adalah jumlah waktu yang dibutuhkan
untuk mengajukan pertanyaan dan memberikan jawaban yang lebih bebas (
Nugrahani,F, 2014). Dalam penelitian ini akan menggunakan wawancara
terstruktur, peneliti akan menyiapkan pertanyaan dan menanyakannya kepada
narasumber yang terkait.

3.4.3 Dokumentasi
Agar data-data yang dibutuhkan terpenuhi maka peneliti akan mencari data
terkait dengan dokumentasi yang terdiri dari arsip-arsip, laporan-laporan, buku-
buku, dan foto-foto yang memiliki sangkut paut dengan Rumah Tahfidz Masjid
Agung Karimun
27

3.5 Teknik Analisis Data

Supaya data yang sudah didapatkan bisa dipahami dengan mudah dan
baik, maka diperlukan sebuah analisis terhadap data. Analisis menurut Miles dan
Huberman (1992) dibagi dalam tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan.
Ketiga alur tersebut adalah (1) reduksi data (data reduction); (2) penyajian data
(data display); dan (3) penarikan simpulan.

a) Reduksi Data
Pada saat di lapangan akan banyak sekali data yang bisa
ditemukan, maka semua itu harus dicatat dengan baik. Dengan banyaknya
data tersebut akan membuat rumit dan kompleks, maka diperlukan sebuah
reduksi data. Mereduksi data adalah merangkum, menentukan hal yang
penting saja, menemukan tema dan template dan menghapus yang tidak
perlu. Data yang sudah direduksi bisa membuat gambaran kepada peneliti
dan akan lebih mudah dalam mengumpulkan data selanjutnya, apabila
mencari data tersebut lagi maka akan mudah untuk dicari. Peneliti akan
mencari data sebanyak-banyaknya, baik itu dari observasi, wawancara dan
dokumrn lainnya. Setelah itu peneliti akan merangkum hal-hal yang
penting saja agar bisa membuat gambaran dan mempermudah dalam
mengumpulkan data selanjutnya (Hardani et al., 2015).
b) Penyajian Data

Setelah melakukan reduksi data, maka hal selanjutnya yang harus


dilakukan adalah menyajikan data. Data yang sudah ada dibuat deskripsi
singkat, gambar, keterkaitan antar kategori, dll. Dengan penyajian data itu,
akan tersusun dan terorganisasi semua data yang ada. Dari data-data yang
sudah dikumpulkan baik itu observasi, wawancara dan dokumen lainnya.
Peneliti akan membuat sebuah deskripsi singkat untuk menyajikan data
tersebut agar tersusun dengan rapi (Hardani et al., 2015).
28

c) Penarikan Kesimpulan

Apabila data sudah direduksi dan disajikan, maka selanjutnya


adalah menarik beberapa kesimpulan terhadap hal yang sudah dilakukan
sebelumnya. Tetapi penarikan kesimpulan yang dilakukan hanya bersifat
sementara, data yang diperoleh bisa saja berubah atau tidak ditemukan
bukti-bukti yang kuat pada tahap pengumpulan data berikutnya. Dan bisa
juga ketika kesimpulan awal didukung dengan data yang valid, maka
kesimpulan awal tersebut bisa dikatakan kesimpulan yang kredibel.
Peneliti akan mengambil kesimpulan dari data-data yang sudah direduksi
dan disajikan. Dengan begitu peneliti bisa mengetahui data yang sudah
dikumpulkan valid atau tidak (Hardani et al., 2015)

3.6 Teknik Validasi Data

Agar penelitian yang sudah dilakukan bisa menunjukkan bahwa penelitian


ini benar-benar ilmiah dan data yang dikumpulkan benar ada dilapangan. Maka
diperlukan sebuah validasi terhadap data tersebut. Agar bisa mengetahui data-data
tersebut benar hasil dari temuan di lapangan. Triangulasi data adalah pengecekan
data dengan cara mengumpulkan data dari berbagai sumber yang tersedia, dengan
begitu data yang diperoleh lebih tinggi tingkat kebenarannya. Contohnya,
membandingkan antara hasil wawancara dengan observasi (Nugrahani, F, 2014).

Penelitian ini menggunakan salah satu triangulasi, yaitu triangulasi sumber


data, peneliti akan mencari apakah informasi yang sudah ditemukan benar-benar
bisa di validasi dan akan dibandingkan dengan berbagai cara dan sumber
perolehan data. Misalnya, selain dari wawancara dan observasi penulis akan
mencari beberapa dokumen, arsip, catatan resmi dan foto-foto yang berkaitan
dengan penelitian. Semua itu akan melahirkan data yang beda, sehingga bisa
membuat pandangan yang beda pula terhadap apa yang sedang diteliti.
BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

4.1.1 Sejarah Berdirinya Rumah Tahfidz Masjid Agung Karimun


Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an (PPTQ) Abdurrahman Bin ‘Auf
DKM–Masjid Agung Karimun adalah lembaga pendidikan agama non formal
yang di khususkan memperdalam ilmu tahfidzul Qur’an bagi generasi muda di
usia produktif. Program ini diprakarsai oleh DKM – Masjid Agung Karimun pada
tahun 2013, bertujuan untuk memberikan pelayanan bagi para calon Hafidz/ah
yang telah diseleksi langsung oleh PPTQ Abdurrahman Bin ‘Auf. Para calon
Hafidz/ah tersebut merupakan putra putri dari Kecamatan-kecamatan yang ada di
Kabupaten Karimun. Disamping itu, program ini juga mengakomodir siapapun
yang ingin belajar membaca, menulis dan menghafal Al-Qur'an, terutama
generasi Santri dini dan remaja. Dengan cara ini, di harapkan tahun-tahun
mendatang Karimun telah memiliki generasi Hafidz Qur'an.

Metode pendidikan PPTQ Abdurrahman Bin ‘Auf mengacu pada metode


pendidikan pesantren yang memfokuskan santri untuk menghafal Al-Qur’an
dengan menggunakan metode “TALAQQI” (Belajar secara berhadapan dengan
guru)” dan mengharuskan semua Santri menginap dalam asrama pendidikan,
minimal 3 tahun. Metode ini telah diterapkan di Pondok Pesantren Mazro’atul
‘Ulum yang merupakan asal Pondok pimpinan PPTQ Abdurrahman Bin ‘Auf.
Namun demikian Santri PPTQ Abdurrahman Bin ‘Auf tetap sekolah formal diluar
Pondok Pesantren. Dengan sistem asrama pendidikan seperti ini diharapkan setiap
Santri mampu belajar mandiri, memiliki kompetensi dan potensi yang berbeda
dengan siswa yang lain terutama mampu menghafalkan Al-Qur’an 30 Juz.

29
30

Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an (PPTQ) Abdurrahman Bin ‘Auf DKM


Masjid Agung Karimun sebelumnya lebih dikenal dengan nama Rumah Tahfidz
Abdurrahman Bin ‘Auf dan pada saat itu penerimaan hanya 6 Santri, berbeda
dengan saat ini Santri sudah mencapai sejumlah 24 santri, dan berdasarkan
Peraturan Menteri Agama Nomor 3 Tahun 2012, Pada pasal 32 (1) Pesantren
yang memiliki 15 (lima belas) Santri atau lebih wajib mendaftarkan diri ke kantor
Kementerian Agama Kabupaten Kota. Inilah yang menjadi awal perubahan
Rumah Tahfidz menjadi Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an.

4.1.2 Profil Rumah Tahfidz Masjid Agung Karimun


1) Nomor Statistik : 510021020018
2) Jenjang : PP Umum
3) Nama Lembaga : PESANTREN TAHFIDZUL QUR’AN
ABDURRAHMAN BIN AUF
4) Alamat Lembaga : Jalan Jend. Sudirman ( Poros)
5) Provinsi : Kepulauan Riau
6) Kab/Kota : Karimun
7) Kecamatan : Meral
8) Desa/Kelurahan : Sungai Raya
9) RT/RW atau jalan : RT 003/RW 005 Kp. Sidodadi
10) Kode pos : 29664
11) Email : abdurrahmanbinauf230@gmail.com
12) Nama Pimpinan/Kepala : H. Moh. Asyrop Saepul Kudus Al-Hafidz
13) No kontak : +62812 – 1580 – 2994

4.1.3 Visi & Misi Rumah Tahfidz Masjid Agung Karimun


VISI :

“Menjadi Pondok Pesantren yang Berkomitmen Tinggi Mewujudkan


Masyarakat dan Santri yang Memiliki Keseimbangan Spritual, Intelektual dan
Moral, Berlandaskan Al-Quran dan Ahlussunnah Wal Jama'ah”
31

MISI :

1. Menyelenggarakan Proses Pendidikan Islam yang Berorientasi Pada Mutu,


Berdaya Saing Tinggi, dan Berbasis Pada Sikap Spiritual, Intelektual dan
Moral Guna Mewujudkan Kader Umat Rahmatan Lil Alamin.
2. Mencetak Santri yang Hafal Al-Quran, Berwawasan Luas dan
Bertanggungjawab.
3. Mewujudkan Hafidz/ah Quran Yang Berjiwa Pemimpin, Berani dan Mandiri.

4.1.4 Program Yang Dikembangkan


a. Program Khusus
No Nama Program Keterangan
1. Tahfidzul Qur’an
b. Program Unggulan
No Nama Program Keterangan
1. Tahfidzul Qur’an
2. Pembelajaran Kitab Kuning
3. Pembelajaran Tilawah Qur’an
4. Pembelajaran Kesenian Sholawat Rebana

3. Pembinaan Bahasa Asing


No Bahasa Keterangan
1. Arab

4. Kegiatan Tambahan
No Jenis Kegiatan Keterangan
Teknik/Keterampilan
- Pembelajaran Public Speaking
32

4.1.5 Data Pendidik Rumah Tahfidz Masjid Agung Karimun

Pendidikan
No Nama Tgl. Lahir Formal Jabatan
Terakhir
Ketua PPTQ AbA
H. Moh. Asyrof Saepul 04 - 02 -
1. SMA & Pengajar
Kudus Al - Hafidz 1977
Tahfidzul Qur'an
11 - 10 - Pengajar Tahfidzul
2. Maemunah SMA
1984 Qur'an
07 - 04 -
3. H. M. Abdul Wahid SMA Pengajar Tilawah
1972
18 - 08 - Pengajar Akhlak &
4. Faizin SMA
1983 Tajwid
22 - 05 - Pengajar Fiqih &
5. Abdur Rohman SMA
1981 Aqidah
24 - 10 - Ketua Pengurus
6. Iash Maulana Nugrahan SMA
1982 Harian
25 – 09 -
7. Muhamad Farid, S.E S-1 Sekretaris Umum
1990
30 - 10 -
8. Munaroh, A.Md.Kl D-3 Bendahara Umum
1997
09 - 12 - Staf Sarana dan
9. Adryanto Deny Saputro SMA
1979 Prasarana
26 – 09 - Staf Bidang
10. Nurlela, S.E S-1
1991 Rumah Tangga
01 - 09 - Pembimbing
11. M. Daratul Baidha SMA
1999 Santriwan
06 – 10 - Pembimbing
12. Sahrudin SMA
1999 Santriwan
26 - 01 - Pembimbing
13. Futri Murni SMA
2000 Santriwati
14 - 03 - Pembimbing
14. Siti Nurhaliza SMA
2001 Santriwati
33

4.2 Hasil Penelitian

Rumah Tahfidz Masjid Agung Karimun merupakan tempat atau wadah


untuk santri-santri yang menghafal Al-Qur’an, fasilitas rumah tahfidz sudah
memadai dengan dilengkapi sarana dan prasarana yang sudah baiik untuk
kebutuhan dan kenyamanan hidup santri-santri. Dengan terpenuhinya fasilitas
tersebut diharapkan para santri bisa fokus terhadap kewajiban hafalan yang
dimilikinya serta santri bisa menjadi mandiri. Rumah tahfidz Masjid Agung
Karimun memiliki cita-cita untuk mencetak generasi penghafal Al-Qur’an agar
Kabupaten Karimun menjadi kota yang diberkahi oleh Allah karena banyaknya
penghafal Al-Qur’an. Rumah Tahfidz tidak hanya mewajibkan santri menghafal
Al-Qur’an tetapi diajari juga tentang materi tajwid, makharijul huruf, tilawah, dll.

Agar sebuah rumah tahfidz bisa berjalan dengan baik maka dibutuhkanlah
sebuah manajemen strategi, berikut adalah proses manajemen strategi yang
terdapat dalam teori Fred R David :

1. Perumusan Strategi

Rumah tahfidz Masjid Agung Karimun merumuskan visi & misi melalui
proses yang panjang, sebelum berdiri rumah tahfidz, para pimpinan daerah ingin
mendirikan sebuah rumah tahfidz karena disaat itu lagi dibutuhkan putra-putri
daerah yang menghafalkan Al-Qur’an agar bisa mengikut lomba Musabaqah
Tilawatil Qur’an. Karena, sebelum berdiri rumah tahfidz Kabupaten Karimun
sering mendatangkan peserta dari luar daerah untuk mewakili Kabupaten
Karimun. Dengan begitu pimpinan daerah dan takmir Masjid Agung Karimun
melakukan rapat untuk mendirikan sebuah rumah tahfidz. Hal ini seperti yang
diungkapkan oleh Bapak Iash Maulana Nugrahan pada tanggal 12 Januari 2022 di
Masjid Agung Karimun selaku Ketua harian Rumah Tahfidz sebagai berikut :
34

“Jadi beberapa tahun yang lalu kemajuan musabaqoh tilawatil


qur’an di kepulauan riau ini kan pesat, otomatis kebutuhan akan qori’-
qori’ah, hafidz-hafidzhah itu juga tinggi, jadi dengan sangat terpaksa
waktu itu kita harus mendatangkan qori’-qoriah dari luar kepulauan
riau atau luar karimun, atas pertimbangan itu, dan atas pengarahan
pimpinan daerah waktu itu pak bupati dan wakil bupati, kita punya visi
tidak muluk-muluk waktu itu, kita hanya ingin punya 1 lembaga
pencetak hafdz- hafidzhah”.
Dari wawancara di atas, peneliti bisa mengambil kesimpulan bahwa visi
dan misi rumah tahfidz telah sesuai dengan pembentukan visi dan misi sebelum
rumah tahfidz berdiri. Visi dan misi dirumuskan dengan diadakan rapat antara
pimpinan daerah dengan takmir Masjid Agung Karimun agar bisa berdiri Rumah
Tahfidz yang bertujuan untuk mencetak generasi penghafal Al-Qur’an.

Perumusan visi dan misi Rumah Tahfidz Masjid Agung Karimun juga
melihat keadaan masyarakat Kabupaten Karimun yang membutuhkan pembinaan
mengenai Al-Qur’an. Berikut adalah tabel data hasil temuan dokumentasi tentang
visi dan misi Rumah Tahfidz Masjid Agung Karimun :

VISI :

“Menjadi Pondok Pesantren yang Berkomitmen Tinggi Mewujudkan Masyarakat


dan Santri yang Memiliki Keseimbangan Spritual, Intelektual dan Moral, Berlandaskan Al-
Quran dan Ahlussunnah Wal Jama'ah”

MISI :

1. Menyelenggarakan Proses Pendidikan Islam yang Berorientasi Pada Mutu, Berdaya


Saing Tinggi, dan Berbasis Pada Sikap Spiritual, Intelektual dan Moral Guna
Mewujudkan Kader Umat Rahmatan Lil Alamin.
2. Mencetak Santri yang Hafal Al-Quran, Berwawasan Luas dan Bertanggungjawab.
3. Mewujudkan Hafidz/ah Quran Yang Berjiwa Pemimpin, Berani dan Mandiri.
35

Dari data tersebut, peneliti mengetahui bahwa visi dan misi yang telah
dirumuskan memiliki harapan yang tinggi dari Bupati Karimun untuk mencetak
santri-santri penghafal Al-Qur’an di Kabupaten Karimun yang juga menjadi
kebutuhan masyarakat agar Kabupaten Karimun menjadi kota yang diberkahi oleh
Allah SWT karena banyak penghafal Al-Qur’an didalamnya.

Selanjutnya, proses dari manajemen strategi adalah penentuan profil dari


Rumah Tahfidz, agar mampu menggambarkan kuantitas dan kualitas berbagai
sumber daya yang dapat atau mungkin tersedia untuk digunakan dalam rangka
pelaksanaan strategi yang telah ditetapkan.

Setiap organisasi menghadapi keterbatasan kapasitas untuk menyediakan


dan memperoleh sumber daya yang dibutuhkan dalam hal pendanaan, sarana,
prasarana, waktu dan orang. Menghadapi kenyataan ini, manajemen puncak perlu
melakukan analisis objektif untuk menentukan kapabilitas organisasi berdasarkan
berbagai sumber yang telah atau mungkin mereka peroleh. Profil yang dimaksud
menggambarkan kuantitas dan kualitas berbagai sumber daya yang dapat atau
dapat dikuasai untuk digunakan dalam rangka pelaksanaan strategi yang telah
ditentukan.(Sondang, P, 1995).

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan, peneliti mengamati


bahwa Rumah Tahfidz Masjid Agung Karimun sudah menentukan profil dengan
baik, bisa dilihat dari perkembangan rumah tahfidz yang sekarang menjadi
Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an (PPTQ). Dan memang seharusnya penentuan
profil dan tujuan proses manajemen srategi harus dipersiapkan dengan matang
sebelum di didirikannya sebuah lembaga. Karena, dengan penentuan profil yang
baik akan memperkuat identitas lembaga tersebut.

Lebih lanjut, bisa dilihat dari dokumentasi yang saya dapatkan dari
pengurus rumah tahfidz terkait profil rumah tahfidz:
36

1) Nomor Statistik : 510021020018

2) Nama Lembaga : Pesantren Tahfidzul Qur’an Abdurrahman Bin Auf

3) Alamat Lembaga: Jalan Jend. Sudirman ( Poros)

4) Provinsi : Kepulauan Riau

5) Kab/Kota : Karimun

6) Kecamatan : Meral

7) Desa/Kelurahan : Sungai Raya

8) RT/RW atau jalan: RT 003/RW 005 Kp. Sidodadi

9) Kode pos : 29664

10) Email : abdurrahmanbinauf230@gmail.com

11) Nama Pimpinan/Kepala : H. Moh. Asyrop Saepul Kudus Al-Hafidz

12) No kontak : +62812 – 1580 – 2994

Gambar 4.1 Piagam Izin Operasional PP


37

Setelah melakukan penentuan profil, selanjutnya adalah menganalisis dan


memilih strategi yang tepat untuk santri-santri dalam menghafal Al-Qur’an.
Ketika menganalisis berbagai kemungkinan ini, manajemen mutlak perlu
menyaring dengan cermat untuk melihat perbedaan nyata antara apa yang
merupakan peluang dan apa yang diharapkan. Jika proses ini dijalankan dengan
benar, hasilnya adalah pilihan strategis. Pilihan strategis harus menggabungkan
tujuan jangka panjang dan strategi yang mendasari organisasi sehingga
perusahaan berada pada posisi terbaik untuk menghadapi lingkungan guna
menjalankan misi yang telah ditetapkan sebelumnya.(Sondang, P, 1995).

Sesuai dengan yang disampaikan oleh Bapak Iash Maulana Nugrahan,


bahwa Rumah Tahfidz Masjid Agung Karimun telah melakukan tahap ini :

“Jadi yang paling utama itu adalah talaqqi itu mendengarkan


bacaan dari gurunya dan anak-anak menyimak dan istrinya juga
mengajar, jadi beberapa metode ada disini, tidak seperti metode-metode
modern, talaqqi itulah dibaca oleh gurunya dan didengarkan anak-anak
dan setelah itu setoran”.
Selanjutnya peneliti melakukan wawancara dengan M.Daratul Baida
selaku kakak pembimbing santri-santri rumah tahfidz Masjid Agung Karimun
pada kamis 27 Januari 2022 secara online via Whatsapp, beliau mengatakan:

‘Metode Tahqiq, Tahsin, Ziyadah dan Taqrir, untuk metode tidak


pernah tau”.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi peneliti dapat menyimpulkan
bahwa analisis dan pilihan strategi yang digunakan oleh Rumah Tahfidz ini masih
menggunakan metode lama dalam menghafal Al-Qur’an, yaitu dengan metode
Talaqqi. Padahal di zaman sekarang sudah banyak metode-metode belajar dan
menghafal Al-Qur’an yang bagus, seperti metode ummi dan wafa. Tetapi,
program tahfidz masih berjalan dengan lancar dan santri-santri tetap antusias
dalam menghafal Al-Qur’an setiap harinya , tetapi metode yang digunakan kurang
efisien, karena metode yang digunakan adalah metode lama.
38

Setelah melakukan analisis dan pilihan strategi, selanjutnya adalah


menetapkan tujuan jangka panjang rumah Tahfidz Masjid Agung Karimun.
Tujuan jangka panjang adalah hasil yang diharapkan dari implementasi strategis
tertentu. Strategi adalah serangkaian tindakan apa yang harus dilakukan untuk
mencapai tujuan jangka panjang. Dalam proses manajemen strategis dalam
menetapkan tujuan jangka panjang Ada tiga proses manajemen strategis yang
sudah dilakukan yaitu, perumusan visi dan misi, penetapan profil dan tujuan, dan
analisis strategi. Berikut adalah hasil wawancara bersama bapak Iash Maulana
Nugrahan terkait tujuan jangka panjang dari rumah Tahfidz Masjid Agung
Karimun :

“Sekarang kan sudah ada pondok pesantren sudah ada undang-


undang pesantren, sudah ada perpres kalau gak salah yang mengatur
bahwa pondok pesantren diperbolehkan melaksanakan pendidikan formal
dan ada ijazah penyetaraan, jadi tidak perlu lagi kejar paket A,B dan C,
ketika di pondok itu ada pelajaran formal pokoknya sesuai dengan
kurikulum, baik dari kementrian agama maupun pendidikan, kedepannya
kita pingin anak-anak ini fokus menghafal”.
Dari hasil wawancara dan observasi peneliti bisa mengambil kesimpulan
bahwa rumah Tahfidz Masjid Agung Karimun memiliki mimpi yang besar agar
santri-santri bisa fokus menghafal dan belajar Al-Qur’an Di pondok, karena, saat
ini santri masih sekolah diluar sehingga seringkali santri menjadi tidak fokus
diakibatkan oleh pengaruh dari luar pondok. Dengan penyetaraan ijazah ini
diharapkan santri bisa fokus belajar dan menghafal Al-Qur’an di pondok.
Penyetaraan ijazaah ini masih dalam proses pengerjaan karena masih ada yang
kurang untuk memenuhi standar dari penyetaraan ijazah tersebut.

Suatu lembaga harus harus mempersiapkan dengan matang penetapan


sasaran jangka panjang dan dalam penelitian ini rumah Tahfidz Masjid Agung
Karimun telah menetapkan penetapan sasaran jangka panjang dengan baik dan
harus mengeksekusi semua itu dengan baik kedepannya.
39

Strategi induk adalah rencana induk yang komprehensif atau deskripsi


tindakan yang komprehensif yang terpenting, jika dapat diterapkan dengan benar,
itu akan mengarah pada tujuan jangka panjang dalam lingkungan eksternal yang
dinamis. Untuk Mencapai tujuan yang ditetapkan di setiap organisasi diperlukan
strategi induk. dalam sebuah manajemen ada metode yang akan digunakan di
masa depan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Adapun metode ini,
dapat dikatakan bahwa gunakan metode yang akan digunakan untuk menjalankan
roda organisasi, yang kesemuanya berkaitan dengan pencapaian tujuan, Karena
jaminan ini, di organisasi tidak akan bisa begitu saja mempertahankan
keberadaannya, akan tapi bisa terus tumbuh dan berkembang(Sondang, P, 1995).

Penentuan strategi induk rumah Tahfidz Masjid Agung Karimun memiliki


orientasi yang jelas. Bisa dilihat dari hasil wawancara yang peneliti lakukan
kepada Bapak Iash Maulana Nugrahan:

“Disini sebelum santri menghafal Al-Qur’an, mereka akan


menjalani program tahsin terlebih dahulu, setelah itu baru mereka bisa
menghafal dan menyetorkan hafalan mereka kepada ustadz dan setiap
hari ada jadwal tahsin”.
Dari pengamatan yang peneliti lakukan selama disana, peneliti melihat
beberapa contoh yang terkait dengan kegiatan tahfidz di rumah Tahfidz Masjid
Agung Karimun agar kegiatan tahfidz bisa mencapai tujuannya. Contohnya adalah
dalam waktu tahfidz setiap harinya, santri membuat halaqoh sesuai dengan
kelompok masing-masing yang sudah ditentukan, sebelum menghafalkan Al-
Qur’an mereka akan di talaqqi terlebih dahulu, dibacakan dulu ayatnya oleh
ustadz, setelah santri mendengarkan ayat yang sudah dibacakan baru santri
menghafalkan ayat-ayat yang mereka hafalkan. Setelah menghafal dan sudah
lancar baru mereka menyetorkan hafalan mereka kepada ustadz yang sudah stand
by. Di saat setoran ustadz akan membenarkan hafalan santri, baik itu dari tajwid,
makharijul huruf, sesuai dengan apa yang sudah santri pelajari sebelum boleh
melakukan setoran hafalan, yaitu belajar tahsin terlebih dahulu. Peneliti melihat
penentuan strategi induk sudah jelas bahwa tujuan utama wajib tercapai, dan
40

apabila ditemukan hal-hal yang belum tercapai, ketua harus melakukan evaluasi
dengan bawahannya.

Dari hasil wawancara dan pengamatan yang telah peneliti lakukan, peneliti
bisa melihat pentingnya sebuah penentuan strategi induk, apabila tidak ada hal
tersebut akan sulit untuk mencapai target yang telah ditetapkan, dengan
mengetahui strategi induk apa yang akan dilaksanakan akan mengetahui cara
untuk mencapai target yang ingin dicapai bersama. Dengan begitu lembaga akan
terus bertumbuh dan berkembang. Seperti Rumah Tahfidz Masjid Agung Karimun
pengurusnya sudah menentukan bagaimana agar kegiatan tahfidz bisa berjalan
dengan maksimal, dan santri bisa memiliki hafalan yang kuat dan diamalkan
dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini sesuai dengan visi dan misi dari Rumah
Tahfidz yang ingin mencetak generasi penghafal Al-Qur’an

Strategi operasional adalah sebuah proses manajemen strategis, badan atau


organisasi bisnis, Terdiri dari satuan kerja yang biasa disebut dengan nomenklatur
seperti departemen, divisi, seksi, bagian, dll. bertanggung jawab Bertanggung
jawab untuk melaksanakan berbagai kegiatan fungsional seperti: produksi,
pemasaran, keuangan, akuntansi, sumber daya manusia dan Berbagai fungsi
organisasi lainnya. Rencana implementasi dan strategi perusahaan dan institusi.
itu untuk mereka Sebuah strategi bisnis adalah dasar untuk penciptaan dan tekad
(Sondang, P, 1995).

Informasi terkait penentuan strategi operasional disampaikan oleh bapak


Iash Maulana Nugrahan dalam wawancara berikut :

“Guru dan kakak pembimbing akan mencatat perkembangan


hafalan para santri lalu akan disampaikan dalam rapat/ musyawarah ”.
Berdasarkan wawancara diatas peneliti mengetahui bahwa rumah tahfidz
telah melaksanakan proses manajemen strategis yaitu penentuan strategi
operasional. Rumah tahfidz memberikan tugas kepada setiap bagian dirumah
tahfidz, terutama kepada kakak pembimbing santri-santri. Kakak pembimbing
telah melaksanakan tugasnya untuk selalu memperhatikan perkembangan santri-
41

santri lalu nanti akan disampaikan dalam rapat/ musyawarah bersama semua
bagian dari rumah tahfidz agar visi dari rumah tahfidz untuk menjadi lembaga
pencetak penghafal Al-Qur’an bisa tercapai.

Tujuan jangka panjang adalah organisasi atau lembaga-lembaga yang


membutuhkan pementasan, termasuk menetapkan tujuan tahunan. Dengan kata
lain, tujuan jangka panjang pasti perlu dirinci dalam tujuan jangka panjang area
target jangka panjang, jadi bisa dikategorikan pada tujuan jangka pendek. Ini
hanya waktu untuk mencapai tujuan kerangka waktu jangka pendek lebih dekat,
detailnya harus lebih banyak jelas, spesifik, dan mencakup detail dan kuantitatif
(Sondang, P, 1995).

Terkait penentuan sasaran jangka pendek rumah tahfidz telah disampaikan


dalam wawancara bersama bapak Iash Maulana Nugrahan :

“Santri diharapkan mampu menerapkan metode hafalan santri dan


istiqomah dalam menghafal, target tahunan menyesuaikan dengan
kemampuan setiap santri”.
Berdasarkan hasil wawancara, peneliti dapat menyimpulkan bahwa rumah
tahfidz ini rumah tahfidz ini sudah memiliki penentuan sasaran jangka pendek
tetapi belum maksimal, karena masih belum spesifik apa yang menjadi sasaran
jangka pendek yang akan dilaksanakan kedepannya.

2. Implementasi Strategi

Ada langkah dalam proses manajemen strategis adalah pembentukan


kebijaksanaan. kebijaksanaan berarti prosedur operasi beku, disebut dalam bahasa
Inggris Istilah "Prosedur Operasi Standar" (SOP). yang memutuskan Prosedur
baku ini dapat meningkatkan produktivitas manajer Diharapkan dalam
menjalankan misi dan strategi fundamental organisasi, Mencapai tujuan jangka
panjang dan jangka panjang Ini singkat karena sangat tepat dalam hal membuat
keputusan secara teratur. Meskipun Argumen bahwa pembuatan kebijakan akan
membatasi diskresi pemerintah Implementasi strategi organisasi oleh manajer dan
42

bawahannya berarti lebih sedikit interpretasi strategi dan rencana subyektif


(Sondang, P, 1995).

Sebagaimana yang disampaikan dalam wawancara bersama bapak Iash


Maulana Nugrahan terkait perumusan kebijakan rumah tahfidz terhadap tahfidz
para santri:

“Hafalan dan target hafalan menyesuaikan dengan kemampuan


santri dan diarahkan bilamana santri mempunyai kemampuan atau bakat
dibidang lain”.
Rumah tahfidz memang sudah merumuskan kebijakan kepada santri,
kebijakan tersebut mengatakan bahwa target hafalan sesuai dengan kemampuan
santri dan bila santri memiliki bakat lain akan diarahkan ke hal tersebut, disini
akan terjadi kekurangan dan kelebihan terhadap kebijakan rumaah tahfidz
tersebut. Kelebihannya adalah santri-santri yang memilik kemampuan dan bakat
lain akan mudah untuk berkreasi dengan kemampuan mereka, tetapi
kekurangannya adalah fokus mereka terhadap menghafal akan berkurang, mereka
akan lebih fokus terhadap bakat mereka. Padahal visi dari rumah tahfidz ingin
mencetak para penghafal Al-Qur’an.

Agar suatu organisasi dapat menerapkan strategi strategis dan operasional


secara keseluruhan dalam konteks langkah-langkah yang diambil untuk semua
komponen organisasi, tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan untuk dicapai,
tugas yang harus dilakukan, pilihan strategis yang dibuat, Strategi yang
mendasari, semua area fungsional aktivitas yang telah dikembangkan, harus
dimiliki oleh setiap orang dalam organisasi. Inilah yang dimaksud dengan strategi
institusional. Dengan pelembagaan yang efektif, segala sesuatu yang terjadi dalam
suatu organisasi selalu dioperasionalkan untuk berbagai hal tersebut di atas.
Dalam pelembagaan, tiga unsur organisasi yang mutlak dihargai, yaitu struktur
organisasi, gaya kepemimpinan, dan budaya organisasi.
43

Pentingya perhatian ditujukan pada struktur terletak pada kenyataan bahwa:

a. dalam struktur harus tergambar hierarki kekuasaan dan kewenangan;


b. dalam struktur tergambar hubungan satu satuan kerja dengan satuan kerja
yang lainnya;
c. struktur organisasi memaparkan jaringan informasi yang ada dan dapat
dimanfaatkan;
d. dalam struktur organisasi terlihat berbagai saluran komunikasi yang
tersedia;
e. struktur organisasi menggambarkan cara yang digunakan untuk membagi
tugas dan tanggung jawab satuan kerja yang ada.

Terkait pelembagaan strategi peneliti melakukan wawancara bersama


bapak Iash Maulana Nugrahan terkait pelembagaan strategi:

“Mengingat keterbatasan SDM dan dana operasional pondok,


struktur yang ada dan jumlah santri menyesuaikandengan kondisi
keuangan daerah, insya allah tahun ini akan ada perubahan dan
penyesuaian metode pembelajaran dan administrasi pondok secara
keseluruhan”.
Berdasarkan wawancara diatas peneliti mengetahui bahwa rumah tahfidz
telah membuat pelembagaan strategi, tetapi karena adanya keterbatasan sdm
pelembagaan menjadi kurang efektif. Tahun ini akan ada perubahan terkait
pelembagaan strategi agar rumah tahfidz akan berjalan dengan lebih baik lagi

3. Evaluasi Strategi

Setelah melakukan pelembagaan strategi, selanjutnya dalam proses


manajemen strategi adalah penciptaan sistem pengawasan rumah tahfidz.
Pengawasan mengacu pada pengamatan atau pemantauan dengan berbagai cara
seperti pengamatan langsung operasi lapangan dan membaca laporan selama
berbagai kegiatan bisnis sedang dilakukan. Kuncinya adalah untuk mengetahui
apakah ada penyimpangan yang disengaja dari rencana dan rencana yang
dimaksudkan dalam pelaksanaannya. Para ahli sering menekankan bahwa
44

pengawasan diperlukan bukan karena manajer tidak mempercayai bawahan, tetapi


karena orang tidak sempurna dan oleh karena itu dapat membuat kesalahan atau
membuat kesalahan. Disiplin, ketekunan dan kehati-hatiannya sangat tinggi
sebelumnya. Untuk alasan ini, sering ditekankan bahwa pengawasan yang efektif
harus ditunjukkan pada sistem yang ada, bukan pada manusia(Sondang, P, 1995).

Rumah tahfidz memiliki sistem pengawasan yang telah dijelaskan dalam


wawancara bersama bapak Iash Maulana Nugrahan pada tanggal 12 Januari 2022
di Masjid Agung Karimun :

“Terus salah satu dari kakak pembimbing juga melaporkan


perkembangan santri kepada saya atau langsung ke ustadz asyraf,
evaluasi itu ada ada buku litang buku panjangnya, grafik anak setiap anak
itu ada”.
Selanjutnya, bapak M. Daratul Baidha selaku kakak pembimbing juga
mengatakan hal yang sama terkait dengan pengawasan terhadap perkembangan
santri-santri:

“Dikarenakan di pondok ini tidak menggunakan target. Jadi lebih


kepada kemampuan santri. Untuk cara memantau perkembangan, kita
melakukan pendataan setiap bulan. Dari situ, dapat dilihat apakah santri
tersebut meningkat atau menurun”.
Berdasarkan wawancara diatas peneliti menarik kesimpulan bahwa sistem
pengawasan yang dilaksanakan oleh rumah tahfidz sudah sesuai dengan teori
sondang seperti pengamatan langsung terhadap kegiatan-kegiatan operasional di
lapangan, membaca laporan dan berbagai cara lainnya. Rumah tahfidz melakukan
pengamatan terhadap perkembangan santri setiap bulannya. Agar bisa diperbaiki
apabila ada penurunan dalam perkembangan hafalan santri. Sehingga
perkembangan santri-santri bisa meningkat terus setiap bulannya.

Proses manajemen strategi selanjutnya adalah penilaian. Evaluasi


merupakan salah satu fungsi manajemen yang sangat penting dan oleh karena itu
mutlak perlu dilakukan oleh manajemen. Karena manajemen adalah sebuah
proses, begitu fase implementasi jangka pendek telah dilakukan, evaluasi akan
45

dilakukan. Di sini, kita dapat melihat perbedaan dalam evaluasi yang diawasi.
Evaluasi adalah teknik perbandingan yang membandingkan hasil yang sebenarnya
dicapai dengan hasil yang seharusnya dicapai menurut rencana yang telah
ditetapkan menurut kriteria tertentu, seperti waktu, dana yang digunakan,
kuantitas dan kualitas produk yang dihasilkan, serta tenaga dan prosedur yang
digunakan(Sondang, P, 1995).

Penilaian menjadi sangat penting karena tiga hal dapat dilihat dari
evaluasi, yaitu tujuan yang terlampaui, hasil yang diperoleh sama dengan tujuan
yang telah ditetapkan atau tujuan yang tidak tercapai. Setiap situasi sangat penting
sebagai dasar pengambilan keputusan dalam proses manajemen
strategis(Sondang, P, 1995).

Sistem penilaian yang digunakan oleh Rumah Tahfidz Masjid Agung


Karimun adalah dengan melakukan evaluasi. Bapak Iash Maulana Nugrahan
menyampaikan tersebut dalam wawancara:

“Evaluasi itu ada ada buku litang buku panjangnya, grafik anak
setiap anak itu ada, tentunya ukurannya gitu, kita tidak bisa misalkan dia
satu angkatan terus grafiknya kita samakan seperti grafik bayi umum bayi
itu umurnya sekian itu harusnya sudah berjalan grafiknya kan seperti itu
ada garis hijau yang ditarik, tapi kalau menghafal al-qur’an itu saat ini
kita belum bisa, karena kita kan tentu tidak memakai target ya”.
Hal ini juga disampaikan oleh kakak pembimbing yaitu M.Daratul Baida
terkait evaluasi santri:
“Sebagai evaluasinya, pengurus menambahkan jam
mempersiapkan hafalan. Yang sebelumnya 1 jam, sekarang menjadi 1 jam
30 menit”
Berdasarkan observasi peneliti, kakak pembimbing benar melakukan
evaluasi kepada santri-santri yang perkembangannya menurun akan diberi
tambahan waktu untuk menghafal agar santri tersebut bisa meningkatkan hafalan
mereka dan mencapai tujuan dari rumah tahfidz untuk mencetak generasi
penghafal Al-Qur’an
46

Dari hasil wawancara dan observasi peneliti di lapangan sistem penilaian


dengan menggunakan cara evaluasi selaras dengan teori yang telah disampaikan
oleh sondang terkait proses manajemen strategi.

Proses manajemen strategi yang harus dilakukan selanjutnya adalah


penciptaan sistem umpan balik. Disaat melakukan implementasi strategi yang
ingin dijalankan sangat dibutuhkan umpan balik. Para ahli teori dan praktisi
mengatakan bahwa dalam setiap dan semua jenis kegiatan yang terjadi dalam
suatu organisasi, umpan balik diperlukan. Manajemen puncak sangat tertarik
untuk mendapatkan umpan balik tentang bagaimana menerapkan strategi yang
telah ditetapkan. Dengan umpan balik yang faktual, tepat waktu, dan objektif,
manajemen puncak dapat memahami semua aspeknya.Manajer tingkat bawah juga
sangat berkepentingan dalam perolehan umpan balik karena dengan demikian
mereka mengetahui hal-hal pa yang perlu dikoreksi dimasa yang akan datang,
khususnya yang menyangkut bidang fungsional yang menjadi tanggung jawab
masing-masing(Sondang, P, 1995).

Rumah tahfidz juga melakukan sistem umpan balik, yaitu dengan cara
memberikan motivasi kepada santri-santi dan asatidz. Hal ini lebih jelas
disampaikan oleh Bapak Iash Maulana Nugrahan:

“Tapipun itu juga saya kasih motivasi, yang paling sering ngasih
motivasi itu sebenarnya malah justru saya dalam lisan ya, tapi kalau
perbuatan dan lisan paling banyak ustadz asyraf, tapi semua guru saya
pikir pasti ngasih motivasi”.

Hal ini juga disampaikan oleh kakak pembimbing M. Daratul Baida dalam
wawancara terkait sistem umpan balik :

“Ustadz Asyraf selalu memberi motivasi kepada santri-santri


disini”
Berdasarkan hasil wawancara diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa
ustadz-ustadz selalu memberikan motivasi kepada santri-santri agar selalu
47

semangat untuk menghafal Al-Qur’an. Dan umpan balik dari santri-santri pun
terlihat dengan mereka semangat dalam menghafal Al-Qur’an. Tetapi masih ada
beberapa santri yang sudah diberi motivasi masih juga tidak semangat dalam
menghafal Al-Qur’an, rumah tahfidz akan melakukan evaluasi terhadap hal
tersebut, karena pasti ada yang salah dengan santri tersebut.

4.3 Pembahasan

Dari hasil penelitian melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi


dapat diketahui bahwa Rumah Tahfidz Masjid Agung Karimun memilik cita-cita
yang besar untuk mencetak generasi-generasi penghafal Al-Qur’an di Karimun,
Bisa dilihat dari perkembangan rumah tahfidz yang cepat, yaitu dalam 6 tahun
sejak berdirinya tahun 2013 Rumah Tahfidz Masjid Agung Karimun telah
menjadi pondok pesantren yang bernama Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an
Abdurrahman bin Auf.

Dengan berubahnya rumah tahfidz menjadi Pondok Pesantren, ustadz-


ustadz ingin santri-santri agar tidak sekolah diluar lagi, rumah tahfidz akan
melakukan penyetaraan ijazah agar bisa melaksanakan pendidikan formal, mereka
tidak lagi mengejar paket A, B, C dan bisa fokus menghafal di Rumah Tahfidz.

Sejak awal berdiri santri-santri rumah tahfidz telah memiliki banyak


prestasi baik itu tingkat Kecamatan, Kabupaten dan Provinsi. Dengan itu kita bisa
mengetahui bahwa program tahfidz yang dijalankan sudah berjalan dengan baik.
Walaupun dari hasil penelitian bisa dilihat masih banyak kekurangan, terutama
terkait dengan metode yang digunakan oleh rumah tahfidz. Apabila menggunakan
metode yang lebih modern mungkin program tahfidz akan lebih efektif dan efisien
dan lebih bisa meningkatkan hafalan para santri.

Rumah Tahfidz tidak menetapkan target kepada santri-santri. Dari hasil


wawancara ketua harian rumah tahfidz mengatakan bahwa santri-santri disini
masih sekolah diluar sehingga rumah tahfidz tidak ingin memberatkan beban
hafalan kepada santri, karena mereka pulang sekolah sudah sore. Dan ustadz-
48

ustadz ingin santri-santri tidak hanya menghafal Al-Qur’an tapi ustadz-ustadz


juga berharap mereka bisa mengamalkan isi Al-Qur’an yang telah mereka
hafalkan dalam kehidupan sehari-hari.
49

BAB V

KESIMPULAN & SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai implementasi manajemen strategi s


rumah tahfidz dalam mencetak generasi penghafal Al-Qur’an, maka peneliti
memiliki kesimpulan sebagai berikut :

a. Untuk Perencanaan strategi rumah tahfidz memiliki cita-cita yang besar


untuk mencetak santri penghafal Al-Qur’an dan rumah tahfidz sudah
memiliki perkembangan dan sekarang sudah menjadi Pondok Pesantren.
Kedepannya rumah tahfidz ingin santri-santri tidak lagi sekolah diluar,
mereka akan sekolah di pondok pesantren, pondok pesatren sedang
berusaha untuk mendapatkan penyetaraan ijazah, pemerintah sudah
menyediakan itu, tinggal rumah tahfidz bisa mengeksekusi itu dengan
baik.
b. Untuk Implementasi strategi rumah tahfidz memiliki kebijakan bahwa
santri tidak ditetapkan target hafalan dengan maksud agar santri tersebut
bisa mengamalkan isi Al-Qur’an yang sudah dihafal dalam kehidupan
sehari-hari. Metode yang digunakan dalam menghafal adalah metode
talaqqi, yaitu dengan mendengarkan ayat yang dibaca oleh ustadz lalu
santri menghafal ayat yang sudah dibaca oleh ustadz tersebut.
c. Untuk Evaluasi strategi rumah tahfidz melakukan pengawasan terhadap
perkembangan hafalan santri dengan cara kakak pembimbing melaporkan
hasil perkembangan santri tersebut kepada Ketua rumah tahfidz, setelah itu
akan diadakan rapat untuk mengevaluasi santri-santri yang
perkembangannnya menurun.
50

5.2 Saran

1. Bagi Rumah Tahfidz

a. Rumah tahfidz bisa menggunakan metode yang lebih modern dalam


menghafal dan belajar Al-Qur’an seperti metode ummi dan wafa.
b. Rumah Tahfidz sebaiknya tetap memberi target hafalan kepada santri, agar
mempermudah dalam evaluasi perkembangan santri

2. Bagi Peneliti Berikutnya

a. Bagi peneliti berikutnya agar bisa meneliti lebih banyak lagi terkait
manajemen strategi yang sering diterapkan dalam menghafal quran agar
dapat membentuk generasi muda yang qurani dimasa yang akan datang.
51

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Latif. (2017). Al-Quran sebagai sumber hukum utama. Jurnal Ilmiah:
Hukum dan Keadilan, 4, 62–74.
Aziz, Abdul dan Humaizi. (2013). “Implementasi Kebijakan Publik Studi Tentang
Kegiatan Pusat Informasi Pada Dinas Komunikasi Dan Informatika Provinsi
Sumatera Utara”. Vol 3, No. 1 Jurnal Dinas Kominfo pemerintah Provinsi
Sumatera Utara., 4
Al Banna, H. (1988). Panggilan Al-Qur’an. Penerbit Pustaka.
https://doi.org/10.1163/_q3_SIM_00374
Budio, S. (2019). Strategi Manajemen Sekolah. Jurnal Menata, 2(2), 56–72.
https://jurnal.stai-yaptip.ac.id/index.php/menata/article/view/163
David, Fred Manajemen Strategi Konsep,(Jakarta:Prenhalindo, 2002)
Nugrahani, F. (2014). dalam Penelitian Pendidikan Bahasa. 1(1), 38–42. http://e-
journal.usd.ac.id/index.php/LLT%0Ahttp://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdp
b/article/viewFile/11345/10753%0Ahttp://dx.doi.org/10.1016/j.sbspro.2015.
04.758%0Awww.iosrjournals.org
Hardani, Auliya, N. H., Andriani, H., Ustiawaty, R. A. F. J., Utami, E. F.,
Sukmana, D. J., & Ria Rahmatul Istiqomah. (2015). Buku Metode Penelitian
Kualitatif dan Kuantitatif. In Pustaka Ilmu (Nomor March).
Krisnandi, H. (2019). Pengantar Manajemen. In Melati (Ed.), Pengantar
Manajemen. LPU-UNAS. https://doi.org/10.21070/2018/978-602-5914-18-8
Kurniawan, S. (2014). Masjid dalam lintasan sejarah umat islam. Jurnal
Khatulistiwa-Journal of Islamic Studies, 4(2), 169–184.
Masduki, Y. (2018). Implikasi Psikologis Bagi Penghafal Al-Qur’an. Medina-Te:
Jurnal Studi Islam, 14(1), 18–35.
Meirani, Ngadri Yusro, Syaiful Bahri, A. (2020). Strategi peningkatan minat
menghafal al quran santri di pondok pesantren arrahmah curup. Didaktika:
JURNAL PENDIDIKAN, 14(1), 1–17.
Mubarokah, S. (2019). Strategi Tahfidz Al-Qur’an Mu’allimin Dan Mu’allimat
Nahdlatul Wathan. Jurnal Penelitian Tarbawi, 4(1), 1–17.
Prasojo, D. (2018). Manajemen Strategi (1 ed.). UNY Press.
https://doi.org/10.31227/osf.io/xu37y
Putra, M. (2019). STRATEGI DAKWAH PENGURUS MASJID DALAM
MEMAKMURKAN MASJID (Studi Pada Masjid Abu Bakar Ash-Shidiq
Kelurahan Pekan Sabtu Kota Bengkulu). IAIN BENGKULU.
52

Qardhawi, Y., & al-Kattani, A. H. (1999). Berinteraksi Dengan Al-Quran/Yusuf


Al-Qaradhawi.
Rahim Rahman, Abd & Radjab, E. (2017). Manajemen Strategi (1 ed.). Lembaga
Perpustakaan dan Penerbitan Universitas Muhamadiyah Makassar.
https://doi.org/10.31227/osf.io/xu37y
Rohman, A. (2017). Dasar dasar manejemen (1 ed.). Inteligensia Media.
https://repository.widyatama.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/6350/
Bab 2.pdf?sequence=11
Safri, H. (2017). Manajemen dan Organisasi dalam Pandangan Islam. Kelola:
Journal of Islamic Education Management, 2(2), 154–166.
https://doi.org/10.24256/kelola.v2i2.437
Siyoto, Sandu, & Sodik, A. (2015). DASAR METODOLOGI PENELITIAN (1
ed.). Literasi Media Publishing.
Sondang, P, S. (1995). MANAJEMEN STRATEJIK. PT Bumi Aksara.
Supriono, I. A., & Rusdiani, A. (2019). Implementasi Kegiatan Menghafal Al-
Qur’an Siswa Di Lptq Kabupaten Siak. Jurnal Isema : Islamic Educational
Management, 4(1), 54–64. https://doi.org/10.15575/isema.v4i1.5281
Syatina, H., Zulfahmi, J., & Agustina, M. (2021). Peran Orang Tua Dalam
Meningkatkan Hafalan Al-Qur’an Siswa. At-Ta’Dib: Jurnal Ilmiah Prodi
Pendidikan Agama Islam, 13(1), 15.
https://doi.org/10.47498/tadib.v13i01.475
Taufiqurokhman. (2016). Manajemen Stratejik (1 ed.). Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Prof. Dr. Moestopo Beragama.
https://doi.org/10.31227/osf.io/gj9de
Zainati. (2014). Manajemen Islami Persfektif A-l-Qur’an. Jurnal Iqra, 01, 48–56.
53

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1

TRANSKIP HASIL WAWANCARA 1

Informan : Bapak Iash Maulana Nugrahan

Jabatan : Ketua harian rumah tahfidz

Tanggal : Rabu, 12 Januari 2022

Pukul : 13.00 -13.35 WIB

Lokasi : Masjid Agung Karimun

Peneliti : Assalamualaikum pak, mohon maaf sebelumnya menganggu waktu


bapak, saya ingin bertanya sedikit tentang rumah tahfidz untuk penelitian saya
yang berjudul Manajemen Strategi Rumah Tahfidz Masjid Agung Karimun dalam
mencetak generasi penghafal al’qur’an, baik pak lanjut saja ke pertanyaan pertama

Peneliti : di sebuah lembaga pasti ada visi misi pak, apa visi dan misi rumah
tahfidz ini pak ?

Narasumber : baik makasih, yang pertama kita awalnya iya namanya rumah
tahfidz, berjalannya waaktu bertambahnya santri, bertambah apa namanya
perubahan peraturan kementrian, sekarang sini sudah berubah menjadi pondok
pesantren tahfidzul qur’an Abdurrahman bin Auf, jadi secara apa namanya secara
tekstual saya tidak begitu menghafal,saya mau tengok dulu,kalau kita bicara visi
misi ini, kita bicara awal sekali berdirinya pondok pesantren abdurrahman bin
Auf, jadi beberapa tahun yang lalu kemajuan musabaqoh tilawatil qur’an di
54

kepulauan riau ini kan pesat, otomatis kebutuhan akan qori’-qori’ah, hafidz-
hafidzhah itu juga tinggi, jadi dengan sangat terpaksa waktu itu kita harus
mendatangkan qori’-qoriah dari luar kepulauan riau atau luar karimun, atas
pertimbangan itu, dan atas pengarahan pimpinan daerah waktu itu pak bupati dan
wakil bupati, kita punya visi tidak muluk-muluk waktu itu, kita hanya ingin
punya 1 lembaga pencetak hafdz- hafidzhah, kalau visinya secara tekstual
bunyinya pondok pesantren tahfidzul qur’an itu ““Menjadi Pondok Pesantren
yang Berkomitmen Tinggi Mewujudkan Masyarakat dan Santri yang Memiliki
Keseimbangan Spritual, Intelektual dan Moral, Berlandaskan Al-Quran dan
Ahlussunnah Wal Jama'ah”. Misinya sama kurang lebih secara singkat
1.Menyelenggarakan Proses Pendidikan Islam yang Berorientasi Pada Mutu,
Berdaya Saing Tinggi, dan Berbasis Pada Sikap Spiritual, Intelektual dan Moral
Guna Mewujudkan Kader Umat Rahmatan Lil Alamin.
2.Mencetak Santri yang Hafal Al-Quran, Berwawasan Luas dan
Bertanggungjawab.
3.Mewujudkan Hafidz/ah Quran Yang Berjiwa Pemimpin, Berani dan Mandiri.
Jadi visinya secara tekstual ada tapi berangkat visi misi itu berangkat dari cita-
cita pimpinan daerah dan itu kebutuhan masyarakat sendiri kurang lebih seperti
itu

Peneliti : bagaiman perumusan visi dan misi tersebut ?

Narasumber : sebenarnya tadi sudah sya sampaikan, ee dengan misi yang


disampaikan,kalau visi jelas ya orientasinya itu, misinya pun kita sebenarnya tidak
muluk-muluk kita sampaikan berdasarkan kebutuhan kebutuhan menyesuaikan
masyarakat akan penghafal Al-Qur’an tentunya pemerintah pasti, dilain sisi butuh
untuk kompetisi tanda kutip, disisi lain saya seringk ke kecamatan ke pulau-
pulau dikita itu kan agak terlambat daerah kepulauan ya, secara geografis
,masyarakat di kepulauan itu hanya mnedengar bacaa al-qur’an dengan merdu,
dengan menghafal itu hanya melihat di rekaman-rekaman mp3 waktu itu, jadi di
mushola-mushola masjid-masjid pulau itu diperdengarkan oleh seorang syeh atau
55

seorang ustadz yang kita tidak pernah tau beliau itu siapa ,kalaupun tau namanya,
belum pernah ketemu orangnya ,jadi itu seperti mimpi masyarakat yang mulai
tertarik dengan apa namanya ee pendalaman pemahaman al-qur’an itu sendiri,
semakin apa namanya semakin banyak minat, dan setelah oran g tuanya secara
umum itu anak-anak pun sudah mulai punya bakat dan berminat mereka ppunya
bakat alam ya, itu muncul karena kebutuhan masyarakat itu sendiri dan hanya
ingin menjadikan karimun sesuai azam salah satu azamnya kan iman dan taqwa,
jadi kalau kita mencetak qori’-qori’ah atau hafidz-hafidzhah penghafal al-qur’an
kita mewujudkan disisi pemerintah dan juga mampu berusaha mewujudkan azam
iman dan taqwa,kurang lebih seperti itu.

Peneliti : Apa rencana jangka panjang dan pendek rumah tahfidz pak ?

Narasumber : Pondok pesantren tahfidzul Qur’an Abdurrahman bin Auf secara


kuantitas jumlah maksudnya setiap tahun ada peningkatan, secara kualitas tentu ee
apa namanya berjenjang ya maksudnya begini penghafal al-qur’an itu kan bukan
soal seberapa bagus metodenya , karena metode itu kan banyak,jadi secara
kualitas kita tidak bisa mengukur, karena itu menyangkut bakat anak itu sendiri,
terus untuk sekarang itu anak-anak masih sekolah diluar , jadi beberapa orang tua,
balik lagi kultur dikabupaten karimun ini mereka baru mengenal pondok
pesantren dan santri kita ini kan 98% masyarakat karimun itu sendiri, jadi ini kan
seperti belajar mondok, kedepannya kita juga pengen, sekarang kan sudah ada
pondok pesantren sudah ada undang-undang pesantren, sudah ada perpres kalau
gak salah yang mengatur bahwa pondok pesantren diperbolehkan melaksanakan
pendidikan formal dan ada ijazah penyetaraan, jadi tidak perlu lagi kejar paket
A,B dan C, ketika di pondok itu ada pelajaran formal pokoknya sesuai dengan
kurikulum, baik dari kementrian agama maupun pendidikan, kedepannya kita
pingin anak-anak ini fokus menghafal, nah Cuma masalahnya di orang tua , orang
tua ini kadang anak ini berbakat sekolah formalnya ranking 1 dan anak ini juga
mampu menghafal, akhirnya harapan orang tuanya terlalu tinggi, ketika
dipondokkan tentu harus ada yang dikorbankan , bukan dikorbankan dalam arti
56

berarti milik agama atau itu tidak bisa dibandingkan, tapi setiap anak ini kan
walaupun dia memiliki kemapuan diatas rata-rata , dia juga punya batas, oke
ketika kemarin kelas 1 2 dia oke, tapi dengan bertambahnya umur, bertambahnya
beban pelajaran baik itu formal maupun hafalan, itu buka ngorbankan sebenarnya,
maksudnya harus apa minimal dia akan tau sendiri,oh iya saya lebih suka apa
namanya ngafal saja, karena tidak sedikit, beberapa santri itu mereka meimilih
mau keluar dari sekolah, itu akhirnya jadi sperti itu. Karena orang tuanya takut, ini
mohon maaf, ini mindset orang tua daripada gitu mending saya keluarkan dari
pondok, jadi gitu, kita kedepannya pengen menyesuaikanlah dengan kultur di
Kabupaten Karimun pondok itu punya sekolah minimal punya program
penyetaraaan ijazah untuk sekolah formal, sehingga tidak perlu keluar lagi

Peneliti : Strategi/ metode hafalan apa yang digunakan untuk tahfidz disini pak ?

Narasumber : yang pertama tentunya tahfidzul qur’an ya, hafalan ini ustadz
Asyraf ini sanadnya pertama dari kudus, beliau lulusan kudus, lulusa atau tidak
saya tidak tau, karena orang tua beliau juga metodenya sama , sanadnya
nyambung pondok pesantren krapyak dan kudus, jadi yang paling utama itu
adalah talaqqi itu mendengarkan bacaan dari gurunya dan anak-anak menyimak
dan istrinya juga mengajar, jadi beberapa metode ada disini, tidak seperti metode-
metode modern, talaqqi itulah dibaca oleh gurunya dan didengarkan anak-anak
dan setelah itu setoran, hafalannya juga tidak Cuma itu tidak Cuma tahfidzul
qur’an, dibeberapa pelajaranpun, seperti fiqh, akhlak itu juga hafalan, sistem
pondok salaf sorogan, menghafal setoran gitu juga.

Peneliti : Program apa saja yang diadakan di rumah tahfidz ?

Narasumber : program kita itu program 3 tahun minimal santri disini selama 3
tahun, makanya anak yang diterima disini itu ,paling muda kelas 4 sd, harapannya
nanti kelas 6, kalaupun dia nanti mau pindah ke pondok lain, dia sudah bawa
bekal, tapi kami tidak pakai sistem target, ustadz asyraf tidak berkenan dengan
sistem target,,karena, sama seperti saya juga, maksudnya kita sepakat, minimal ini
57

pendapat pribadi saya lah, walaupun pendapat ustadz asyraf sama, harusnya beliau
yang nyampaikan, menghafal al-qur’an itu, jaman sekarang, tidak perlu dipondok,
beberapa orang itu mampu menghafal, padahal sesuai kebutuhan masyarakat kita,
kita kan berangkat dari kebutuhan masyarakat ni, animo masyarakat yang tinggi,
semangat anak-anak yang tinggi untuk menghafal, tentu kita harus menjaga itu
semua, karena biar tidak liar, karena contoh akhirnya terbentur dengan kebutuhan
masyarakat, ketika suatu hari ada di satu pulau, didatangkanlah penghafal al-
qur’an 30 juz, itu akhirnya berbenturan dengan kebutuhan masyarakat, masyarakat
itu melihat sampai sekarang di beberapa masjid atau surau di kepulauan
itu,seorang imam itu multitalenta all in one. Selain dia ngimam, dia juga bisa jadi
bilal, dia juga bisa bersihin masjid, dia juga ngajar tpq, dia juga bisa khutbah, dia
juga bisa fardhu kifayah, dia bisa semuanya, akhirnya jika hanya diajarkan
menghafal al-qur’an, saya banyak punya temen dia tidak mondok tapi menghafal
al-qur’an, tentu pemahaman saya dengan ustadz asyraf sama, menjaga sanad dan
kemurnian apa yang sudah diajarkan oleh guru-guru ustadz Asyraf itu seperti itu
menjaga agar al-qur’an ini tidak hanya dihafalkan,sebagai apa ya, sebagai
orientasi lah, kalau keluarga kadang ada orientasi yang untuk keabanggaan, untuk
syarat tertentu yang akhrinya kita berharap lebih terhadap penghafal al-qur’an,
kita bagaimana sih ngeliatnya apalagi dikepulauan, mungkin kalau dikota-kota
besar biasa saja, orang yang tidak seperti penghafal al-qru’an dia penghafal al-
qur’an, para kyai itu menghafal al-qur’an juga tapi belakangnya tidak dikasih al-
hafidz, tapi ketika kita melihat orang ustadz tersinggung karena ketika saya
mengumumkan sholat jum’at tidak ada alhafidznya, itu pernah saya ditelpon, staff
saya ditelpon, kenapa nama saya tidak ada alhafidznya, ketika diumumkan
belakangnya ada alhafidznya orang itu akan berpikir bahwa dia itu penghafal al-
qur’an, dikepulauan orang yang sudah menghafal al-qur’an al-qur’an loh yang
dihafal itu tidak semua orang bisa, walaupun kalau dia mau bisa tanpa guru
akhirnya kan dia berharap banyak punya ekspektasi itu lebih kepada seorang
penghafal al-qur’an, dia pasti paham segalanya, akhrinya ekspektasi itu patah,
patahnya ketika misalkan mohon maaf, pernah dulu dengar kasus di moro dia dulu
58

pernah ngimam disini kena kasus asusila terus yang di darul mukmin, itu beberapa
orang itu apa namanya yang tidak tau dan mungkin juga dia tidak tertarik juga,
akhirnya mau tertarik pun jadi kok gitu, mereka berharap terlalu besar, makanya
di ustadz asyraf itu menjaga, mending dia hafal Cuma 1 juz, tapi dia benar-benar
menguasai,kalau soal menghafal itu kan metodenya sudah diajarkan, kalau
menghafal itucaranya gini, dirumahpun nanti setelah dari pondok pun bisa yang
penting sanadnya sudah dijelaskan, cara menghafal al-qur’an sesuai dengan sanad
yang telah guru saya ajarkan, dan ilmu pengetahuan lainnya untuk menjaga
itu,diri, hati, tidak sombbong, makanya kata ustadz asyraf, mending 1 juz tapi dia
benar-benar menguasai, baik itu makhrajnya, sifath hurufnya, surat yang dibacca,
ayat yang dibaca dia paham betul, kapan menempatkan sura itu, karena kalau
tidak akan ngawur, itu dulu pernah loh 30 juz santri itu ngatri , kita minta imam
ketika dites suaranya memang bagus, tapi ketika sholat tumakninahnya dapat
teguran,itulah makanya kita haru seimbang itu sperti itu, tidak pakai target itu
sperti itu, kalau ditarget pun saya pikir banyak,jadi gitu.

Peneliti : Apakah ketua rumah tahfidz ada memberikan motivasi atau peengarahan
kepada santri dan ustadz-ustadz disini ?

Narasumber : Jelas-jelas, baik secara lisan ataupun tingkah laku, secara lisan pasti,
dia ada waktu khusus dalam zikir, malam jum’at, atau ketika pelajaran pembuka
atau penutupnya, motivasi itu pasti, motivasi itu banyak dari ustadz asyraf, Ustadz
Asyraf ini juga berangkat bukan menjadi seorang pengajar seorang penghafal al-
qur’an yang instan, itu lisan pasti beliau sampaikan dengan bercerita saja itu
sudah motivasi, terus dengan tingkah laku ya perbuatan, beliau it sudah mungkin
kalau di Karimun, kalau disusunan itu beliau ketua, beliau termasuk sesepuh dari
umur mungkin penghafal Al-qur’an yang sanadnya jelas, setiap pagi itu beliau
masih menghafalkan Al-Qur’an, didepan rumahnya itu beliau masih menghafal,
hari-hari itu hidupnya penuh dengan menghafal, jadi beliau itu kan memotivasi,
orang yang sudah 30 juz saja masih ngafalin, mulutnya bergerak terus, karena
saya itu besar dipondok, semua berawal dari pondok semuam,kyai-kyai kita guru-
59

guru kita itu, apa ya seperti kita berjalan, beliau itu mengajarkan tanbihul
muta’allim ya beliau berlaku seperti itu juga ,apa yang diajarkan itu beliau
lakukan, itulah motivasi buat saya ustadz abdurrahman ustadz faizin beliau yang
ngajar fiqih saya kan mengajar aswaja, bagaimana kita berakidah menyikapi
perbedaan ditengah masyarakat apa itu motivasi itu, disinikan tidak seperti
pondok dijawa 24 jam dia dipondok pelajarannya pondok gitu, tidak seperti disini,
kalau disini dia pagi samapai siang sekolah, dia masih ada terkontaminasi tanda
kutip dari luar, tapipun itu juga saya kasih motivasi, yang pealing sering ngasih
motivasi itu sebenarnya malah justru saya dalam lisan ya, tapi kalau perbuatan
dan lisan paling banyak ustadz asyraf, tapi semua guru saya pikir pasti ngasi
motivasi

Peneliti : Selanjutnya pak, apakah ada pemberian hadiah atau hukuman kepada
santri disini ?

Narasumber : Pasti, etiap semester pasti ada, kita kan masih ikut ujiannya masih
ikut menyesuaikan ya dengan kurikulum sekolah formal dinas pendidikan ,jadi
setiap apa namanya semester kita ujian juga, ujian ya pastinya ada nilai tertinggi ada
juara 1,2,3 itu ketika terima rapor, tapi dalam event-event tertentu ustadz asyraf gitu
juga, ini contoh saja simak bacaan saya kalau salah saya kasih 100 ribu, jadi
ustadz asyraf seperti itu, terus lomba-lomba entah hari santri, hari besar islam
pasti ada, kadang anak-anak ini juga e kita bisa tau juga akhirnya kan ada
beberapa yang menghafal butuh orientasi, butuh tujuan kadang kalau ada lomba
anak-anak ini yang biasanya menghafalnya males jadi semangat, kadang seperti
itu juga, kurang lebih seperti itu ada pasti.

Peneliti : bagaimana sistem pengawasan kinerja ustadz dan perkembangan santri


disini pak ?

Narasumber : Jadi di kita ini pondok pesantren tahfidzul qur’an Abdurrahman Bin
Auf ini dibawah manajemen masjid Agung Karimun, saat ini masih double job
gitu ya, dimasjid agung karimun saya sebagai kasubag kepegawaian, administrasi
60

umum dan humas ditambah ketua harian pondok, jadi dibawah saya ada
sekretariat seperti munaroh juga pegawai masjid agung ada juga kakak
pembimbing, karena kita susunan pengurus sama kerjanya pondoknya
menyesuaikan dengan kulturnya disini, kalau dipondok saya yang namanya
pengurus itu ya sperti atul itu pengurus sebutnya itu yang ngurusin santri itu
pengurus kalau dikita itu disebunya kakak pembimbing, kakak pembimbing itu
bagian dari kita digaji oleh pemerintah melalui masjid agung, dia bertugas
masing-masing ya kakak pembimbing karena ada 2 pembimbing putra dan 2
kakak pembimbing putri. Masing-masing mereka merangkap, kalau dipondok
saya santri senior dia mulai belajar sambil jadi pengurus, kalau misalkan dia
belum lulus atau sudah lulus, tapi diminta kyai, ada keamanan bagian mencari
kesalahan itu, ini untuk bagian menggembleng hafalan,setoran kalau disana
banyak diberdayakan, tapi kita belum bisa seperti itu karena santrinya juga tidak
banyak, anak-anak pun setelah lulus dia langsung keluar kota ataupun
orientasinya sudah berbeda lagi sesuai orang tuanya. Kakak pembimbing dia
melapor ke bagian rumah tangga farid apapun kebutuhannya termasuk
kelengkapan santri, terus salaha satu dari kakak pembimbing juga melaporkan
perkembangan santri kepada saya atau langsung ke ustadz asyraf, evaluasi itu ada
ada buku litang buku panjangnya, grafik anak setiap anak itu ada, tentunya
ukurannya gitu, kita tidak bisa misalkan dia satu angkatan terus grafiknya kita
samakan seperti grafik bayi umum bayi itu umurnya sekian itu harusnya sudah
berjalan grafiknya kan seperti itu ada garis hijau yang ditarik, tapi kalau
menghafal al-qru’an itu saat ini kita belum bisa, karena kita kan tentu tidak
memakai target ya, kita garis seperti inipun ini bisa-bisa diluar garis atas
melampaui garis hijau taua dibawah garis hijau, kita tidak bisa pakai ukuran
bahwa 3 tahun itu dia akan menghafal sekian misalkan 10 juz, karena dulu rumah
tahfidz itu seleksinya ketat dari 50 orang hanya 2 atau 3 orang yang bisa diterima,
dulu tapi dibiayai oleh pemerintah, sekolahnya uang sakunya dibayar oleh
pemerintah waktu itu, sekarang tidak mereka bayar, orientasi orang tua lah yang
paling penting, kadang orang tua stelah masuk nelpon saya, pak tolong lah pak
61

anak saya tidak perlu ngafal lah pak yang penting dia mau aja disitu, hanya skedar
penitipan anak terlalu nakal anaknya atau yang penting dia mau ngaji aja pak
seperti itu, akhirnya karena ini lembaga pemerintah, masih bagian dari
pemerintah,kadang menurunkan akhirnya bukan kualitas ya, menurunka standar
kita ya karena ustadz asyraf pun keinginan anak ini kita ambil anak ini inin
menghafal walaupun sedikit, kan kita disini kita hanya 1 ayat waktu seleksi, kita
Cuma kasih 1 ayat lima menit menghafal, kan kita bisa tau keinginan dia untuk
menghafal dan kemampuan dia dan kemauan bisa keliatan 1 ayat dikasih 5 menit,
bisa tidak, terus bagaimana dia berusaha menghafal atau bahkan ada yang susah
ustadz gitu pun ada saya tidak bisa,jadi gitu kurang lebih

Peneliti : Setelah melakukan evaluasi apakah ada perkembangan pak ?

Narasumber : ee, sebenarnya evaluasi itu akan dikembalikan ke santrinya, ini


yang membuat dilematis di kita, orientasi mereka itu berubah-rubah ketika di
pondok dia oke fine, tapi ketika dia sampai sekolah dia bertemu dengan orang-
orang, dia ketemu dengan gurunya, ketemu teman-temannya orientasinya bisa
bergeser sedikit ataupun banyak, jadi evaluasi itu juga sebenarnya ketika sama
kita ketika di pondok otak mereka Cuma yaudah saya dipondok dia terima
kenyataan kondisinya semua menghafal, tapi ketika sudah disekolah, dia akhrinya
mikirin futsal, mikirin basket, mikirin pramuka, mikirin pelajaran itu bergeser lagi
seperti itu kita kan gak mungkin gak usah sekolah, kita masih berkutat disitu,
makanya tadi saya bilang kedepan kita pengen menerima santri yang tidak
sekolah diluar, kita siapka pelajran disini, kita butuh itu saya butuh tandem untuk
menyiapkan itu semua.

Peneliti : Sebelum santri menghafal al qur'an apakah ada program Tahsin terlebih
dahulu ?

Narasumber : Tentu, setiap hari ada jadwal tahsin

Peneliti : Apakah rumah Tahfidz ada mengadakan rapat untuk menggerakkan


Tahfidz santri ?
62

Narasumber : Ada, Guru dan pembimbing mencatat perkembangan hafalan santri


dan disampaikan dalam musyawarah/ rapat

Peneliti : Apa tujuan jangka pendek atau sasaran tahunan rumah tahfidz ?

Narasumber : Program jangka pendek, santri diharapkan mampu menerapkan


metode hafalan dan istiqomah dalam menghafal, target tahunan menyesuaikan
dengan kemampuan setiap santri.

Peneliti : Apakah ada perumusan kebijakan terkait Tahfidz para santri ?

Narasumber : itu tadi, hafalan dan target hafalan menyesuaikan dengan


kemampuan santri dan diarahkan bilamana santri mempunyai kemampuan atau
bakat di bidang lain.

Peneliti : Apakah ada pelembagaan struktur dirumah tahfidz? Maksudnya apakah


rumah tahfidz mempunyai struktur organisasi yang sesuai dengan manajemen
strategi ?

Narasumber : mengingat keterbatasan SDM dan dana operasional pondok,


struktur yang ada dan jumlah santri masih menyesuaikan dengan kondisi
keuangan daerah, insya Allah tahun ini akan ada perubahan dan penyesuaian
metode pembelajaran dan administrasi pondok secara oeseluruhan.

Peneliti : Baik pak, mungkin itu saja yang saya tanyakan, terima kasih atas
waktunya

Narasumber : baik...
63

Lampiran 2

TRANSKIP HASIL WAWANCARA 2

Informan : M. Daratul Baida

Jabatan : Kakak Pembimbing

Tanggal : Kamis, 27 Januari 2022

Pukul : 09.00 -09.35 WIB

Via : Whatsapp

Peneliti : Assalamu’alaikum bang saya ada yang mau ditanyakan untuk skripsi,
metode tahfidz apa yang digunakan pondok untuk santri disana ?

Narasumber : Tahqiq, Tahsin, Ziyadah, Taqrir. Untuk metode tidak pernah tau zi

Peneliti : Apakah ada program khusus yang diadakan di pondok ?

Narasumber : ini lebih ke tahfidz zi. Program khusus tu, ada. Taushilan namanya
zi

Peneliti :Taushilan itu apa bang ?

Narasumber : baca 1 ayat, bergantian zi

Peneliti : selanjutnya bang, Ustadz Asyraf ada gak memberikan motivasi ataupun
pengarahan ke santri ?

Narasumber : selalu zi
64

Peneliti : selanjutnya bang, apakah ada pemberian hadiah atau hukuman bagi
perkembangan santri dalam hafalan ?

Narasumber : tidak ada

Peneliti : apa saja agenda harian santri bang ?

Narasumber : Bangun Tidur, sholat subuh, Setoran hapalan baru (Ziadah) ,


Sekolah Umum, Sholat Ashar, Setoran Mengulang hapalan ( Taqrir) / Pelajaran
Pondok ( Fiqh, Akhlaq, Tajwid, Aqidah, Tilawah) , Sholat Maghrib,Perbaiki
bacaan ( Tahqiq), Sholat Isya, Mempersiapkan hapalan baru, Mempersiapkan
pelajaran sekolah umum, Tidur.

Peneliti : Selanjutnya bang, bagaimana cara memantau hafalan santri santri di


sana bang ?

Narasumber : Dikarenakan di pondok ini tidak menggunakan Target. Jdi lebih ke


kemampuan santri. Untuk cara memantau perkembangan, kita melakukan
pendataan setiap bulan. Dari situ, dpt dilihat apakah santri tersebut meningkat atau
menurun.

Peneliti : Trus bang, setelah tau perkembangan nya ada evaluasi gak bang
terhadap santri yang perkembangannya menurun ?

Narasumber : Ada zi. Sebagai evaluasi nya, pengurus menambah kan jam
mempersiapkan hapal. Yg sebelumnya 1 jam. sekarang jadi 1 jam 30 menit.

Peneliti : Ooo oke bang, mungkin itu aja, Makasih bang atas waktunya

Narasumber : Oke zi, Siap zi. Sama-sama zi


65

DOKUMENTASI

Daftar Nama- Nama dan Prestasi Santriwan/Wati PPTQ Abdurrahman Bin ‘Auf

NO SANTRIWAN/PUTRA NO SANTRIWATI/PUTRI
1 Aziz Budyansyah 21 Cikal Aura Lestari
2 Ahmad Muamar 22 Chalisa Nabila
3 Fiqhy Asfa Meyori 23 Erina Naila Haaniah
4 Miftahul Naufal 24 Fildzah Annisa Bazlin
5 M. Farhan Al-Habsyi Harahap 25 Hasya Nazifa Gisang
6 M. Fariz Al- Kahfi Harahap 26 Mazaya Arrajwa
7 M. Fatin Al- Ikram 27 Regina Felicia Kosasih
8 M. Iqbal Maulana 28 Aunilla Putri Khayanikayla
9 M. Naufal Syafiq 29 Fely Nashwa Meyori
10 M. Rayhan Aulya 30 Nabila Azzahra Nurul Putri
11 M. Zidan Maulana 31 Nur Qhaila Ananda
12 Mohd Nadhif Syahgilang 32 R. Kyra Azalea
13 M. Faturrahman
14 Brilyan Syah Putra
15 Sultan Kabir
16 Jasons Gunawan
17 M. Rifqy Novriansyah
18 M. Afgan Hermawan
19 Kenzie Alaufi Syaif
20 Abdul Mughist Al-Wafi
66

Sains Madrasah (LOKETA), MTQ Putra 2 SMP 2015


1
67

2 Seni Baca Al-Qur’an FLS2N 2 SMP 2015


3 Cabang Hifzil Qur’an Putra 1 KEC. Meral 2015
4 MTQ Cabang Tahfidz 1 Juz & Tilawah Putra 3 KAB. Karimun 2015
5 MTQ Cabang Tahfidz 1 Juz & Tilawah Putri 3 KAB. Karimun 2015
6 MTQ Hifzil Quran Putra 1 KEC. Meral 2016
7 MTQ Cabang Tilawah Remaja Putra 3 KEC. Karimun 2016
8 MTQ HUT TNI KE-72 (Putra) 1 - 2017
9 MTQ Cabang Tahfidz 1 Juz Putra 1 KEC. Meral 2017
10 MTQ Cabang Tahfidz 5 Juz Putra 3 KEC. Meral Barat 2017
11 MTQ Cabang Tilawah Remaja Putra 1 KEC. Meral Barat 2017
12 MTQ Cabang Tahfidz Quran Putra 1 KEC. Tebing 2017
13 MTQ Cabang Tilawah Remaja Putra 1 KEC. Tebing 2017
Festival Anak Sholeh (FASI) Ke-VI Cabang
14 1 KAB. Karimun 2017
Tahfidz Juz’amma TQA Putra
Festival Anak Sholeh (FASI) Ke-VI Cabang
15 2 KAB. Karimun 2017
Tilawah TQA Putra
16 MTQ Cabang Tilawah Remaja Putra 1 KEL. Tebing 2018
17 MTQ Cabang Tilawah Remaja Putra 2 KEC. Tebing 2018
18 Sholawat Avicenna Indonesia 2 KAB. Kaimun 2018
19 OPQ ODOJ Cabang Hifzil Qur’an Putra 2 PROV. Kepri 2018
20 STQ Cabang Tahfidz 5 Juz Putra 3 PROV. Kepri 2019
21 MTQ Cabang 5 Juz Tilawah Putra 2 KAB. Karimun 2020
22 MTQ Cabang Tahfidz 1 Juz Putra 1 Kec. Meral 2020
23 MTQ Cabang Tahfidz 5 Juz Putra 1 Kec. Meral 2020
24 MTQ Cabang Tahfidz 1 Juz Putri 2 Kec. Meral 2020
25 MTQ Cabang Tartil Putri 2 Kec. Meral 2020
26 MTQ Cabang 1 Juz Tilawah 2 Kec. Meral 2020
27 MTQ Cabang Tilawah Anak-anak 2 Kec. Tebing 2020
28 MTQ Cabang Tartil Putri 2 Kec. Karimun 2020
29 STQ Cabang Tahfidz 5 Juz PutrI 1 Kec. Meral 2021
30 STQ Cabang Tahfidz 1 Juz Putri 1 Kec. Meral 2021
31 STQ Cabang Tahfidz 1 Juz Putra 3 Kec. Meral 2021
32 STQ Cabang Tahfidz Juz 30 Putri 3 Kec. Meral 2021
33 STQ Cabang Tartil Putra 2 Kec. Meral 2021
68

34 STQ Cabang Tilawah Anak-anak 3 Kec. Karimun 2021

1. Ruang Belajar Santri

2. Asrama Putri
69

3. Asrama Putra

4. Ruang Makan Santriwati


70

5. Ruang Makan Santriwan

Gambar 6.1: Sarana Ibadah

6. Peringatan Maulid Nabi


71

Anda mungkin juga menyukai