NIM : P1337433219057
1. Konseling
2. Inspeksi Kesehatan Lingkungan
3. Intervensi Kesehatan Lingkungan
1. Intervensi kesehatan adalah suatu proses tindakan dalam upaya mengatasi keluhan atau
mengatasi gangguan kesehatan pasien. Tindakan yang dilakukan berupa penyehatan,
pengamanan dan pengendalian untuk mewujudkan lingkungan yang sehat baik dari aspek
fisik, kimia, biologi maupun sosial.
2. Intervensi dibagi menjadi 2 yaitu intervensi sosial dan intervensi teknis.
3. Intervensi sosial kegiatannya berupa KIE (komunikasi, informasi, edukasi) plus
penggerakan atau pemberdayaan masyarakat. Pelaksanaan penggerakan/pemberdayaan
masyarakat dilakukan untuk memelihara dan meningkatkan kualitas lingkungan melalui
kerja bersama (gotong royong) melibatkan semua unsur masyarakat termasuk perangkat
pemerintahan setempat dan dilakukan secara berkala.
4. Halhal yang perlu diketahui pada intervensi sosial dalam kegiatan intervensi sosial adalah:
a. Memilah dan milih kepada siapa sasaran kegiatan KIE.
1) Sasaran yang pertama yaitu primer (orang yang sakit),
2) Sasaran yang kedua adalah skunder (orang disekitar orang yang sakit akan tetapi
memiliki pengaruh)
3) Sasaran yang ketiga (tersier) sasaran yang lebih luas lagi orang-orang tertentu
akan tetapi dia yang melakukan misal kepala desa dan orang-orang penting yang
memiliki kekuasaan untuk menggerakan banyak orang.
6. Tujuan KIE adalah untuk meningkatkan pengetahuan, mendukung sikap, dan mendorong
untuk dilakukannya tindakan atau praktek yang lebih baik.
7. Kegiatan Intervensi teknis :
a. Kegiatan perbaikan dan pembangunan sarana.
Akan tetapi petugas sanitarian disini hanya sebatas memberikan pengetahuan
bagaimana untuk membangun sarana yang baik dan memenuhi persyaratan yang
sehat.
b. Pengembangan teknologi tepat guna (teknologi yang tepat sesuai fungsinya akantetapi
tetap bisa digunakan serta terjangkau)
c. Rekayasa lingkungan (merupakan suatu kegiatan memanipulasi/merubah lingkungan
agar terhidar dari faktor resiko penyakit misal dengan adanya kepadatan nyamuk maka
harus dilakukan rekayasa lingkungan dengan menanam tanaman anti nyamuk disekitar
rumah guna menurunkan populasinya).
8. Intervensi teknis juga dapat dilakukan dengan intervensi sosial.
Pemantauan dan evaluasi
a. Pemantauan dan evaluasi merupakan suatu tanda bukti fisik kegiatan pelayanan kesehatan
lingkungan.
b. Pemantauan dan evaluasi sudah dimulai sejak pasien datang dan melakukan regristrasi
pada loket pendaftaran Puskesmas untuk dibutakan catatan medis yang merupakan dasar
dari diagnosis sampai evaluasi.
c. Pada setiap tahapan pasien mulaidari poli umum sampai pada tahap intervensi harus
dibuatkan catatan atau bukti fisik sebagai bahan pamantauan ataupun evaluasi.
d. Catatan yang sudah dibuat pada tahap intervensi maka selanjutnya akan didadakan
mikroplaning (perencanaan lingkup kecil di area puskesmas) dengan teman-teman lintas
program untuk ditindak lanjut.
e. Catatan-catatan tersebut akan dibuatkan laporan untuk dilaporkan kepada kepala
puskesmas, kecamatan, kabupaten, provinsi maupun pusat.
f. Hasil pemantauan dan evaluasi digunakan untuk mengukur kinerja Pelayanan Kesehatan
Lingkungan di Puskesmas yang sekaligus menjadi indikator dalam penilaian akreditasi
Puskesmas.