Anda di halaman 1dari 6

UAS MATA KULIAH KLINIK SANITASI

RESUME MATERI KONSEP MONITORING & INTERVENSI


PERMENKES NO. 13 TAHUN 2015

NAMA : Arsita Fitri Adini

NIM : P1337433219057

Penyelenggaraan pelayanan kesehatan lingkungan wajib dilakukan disetiap Puskesmas.


Kegiatan pelayanan kesehatan lingkungan dilakukan dalam bentuk:

1. Konseling
2. Inspeksi Kesehatan Lingkungan
3. Intervensi Kesehatan Lingkungan

1. Konseling merupakan hubungan komunikasi antara Tenaga Kesehatan Lingkungan dengan


Pasien yang bertujuan untuk mengenali dan memecahkan masalah kesehatan lingkungan
yang dihadapi.
2. Kegiatan konseling dimulai sejak pasien datang ke Puskesmas kemudian melakukan
regristrasi di loket pendaftaran yang sudah dilengkapi monitoring ditandai dengan adanya
pencatatan medis/riwayat kesakitan dari pasien.
3. Pasien yang sudah melakukan regristrasi kemudian akan melakukan pemeriksaan riwayat
kesehatan di poliklinik/polipoli sesuai dengan keluhan yang diderita pasien, selanjutnya
pasien akan didiagnosa dan akan diberi resep yang kemudian diserahkan kebagian farmasi
untuk ditukar dengan obat. Sedangkan pasien yang datang dengan keluhan penyakit
berbasis lingkungan sebagian besar mendatangi poli umum/poli pengobatan yang
selanjutnya akan mendapatkan analisis dengan diberikannya form wawancara sesuai
dengan keluhan setelah itu akan dirujuk ke bagian klinik sanitasi untuk ditindaklanjut.
4. Pada klinik sanitasi pasien akan melakukan konsultasi dengan petugas dengan konsep
satu tuju
a. SA = Salam dan Sambut
- Beri salam, sambut Pasien dengan hangat.
- Tunjukkan bahwa Anda memperhatikannya, mengerti keadaan dan
keperluannya, bersedia menolongnya dan mau meluangkan waktu.
- Tunjukkan sikap ramah.
- Perkenalkan diri dan tugas Anda.
- Yakinkan dia, bahwa Anda bisa dipercaya dan akan menjaga kerahasiaan
percakapan anda dengan Pasien.
- Tumbuhkan keberaniannya untuk dapat mengungkapkan diri.
b. T = Tanyakan
- Tanyakan bagaimana keadaan atau minta Pasien untuk
menyampaikan masalahnya pada Anda.
- Dengarkan penuh perhatian dan rasa empati.
- Tanyakan apa peluang yang dimilikinya.
- Tanyakan apa hambatan yang dihadapinya.
- Beritahukan bahwa semua keterangan itu diperlukan untuk menolong mencari
cara pemecahan masalah yang terbaik bagi Pasien.
c. U = Uraikan
Uraikan tentang hal-hal yang ingin diketahuinya atau anda menganggap perlu
diketahuinya agar lebih memahami dirinya, keadaan dan kebutuhannya untuk
memecahkan masalah. Dalam menguraikan anda bisa menggunakan media
Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) supaya lebih mudah dipahami.
d. TU = banTu
Bantu Pasien mencocokkan keadaannya dengan berbagai kemungkinan yang bisa
dipilihnya untuk memperbaiki keadaannya atau mengatasi masalahnya.
e. J = Jelaskan
Berikan penjelasan yang lebih lengkap mengenai cara mengatasi permasalahan
yang dihadapi Pasien dari segi positif dan negatif serta diskusikan upaya untuk
mengatasi hambatan yang mungkin terjadi. Jelaskan berbagai pelayanan yang
dapat dimanfaatkan untuk memecahkan masalah tersebut.
f. U = Ulangi
Ulangi pokok-pokok yang perlu diketahui dan diingatnya. Yakinkan bahwa anda
selalu bersedia membantunya. Kalau Pasien memerlukan percakapan lebih lanjut
yakinkan dia bahwa anda siap menerimanya.
5. Sementara itu sebelum dilakukannya konseling petugas sudah menyiapkan apa saja alat
yang dibutuhkan ketika kegiatan konseling berlangsung misalnya seperti alat tulis, form
wawancara, alat perekam dan sebagainya. Kemudian petugas mencatat hal penting seperti
nama, alamat, nomor kontak, keluhan serta umur pada catatan yang sudah disediakan oleh
puskesmas sebagai arsip. Setelah kegiatan konseling berlangsung akan ada tindak lanjut
seperti kunjungan rumah pasien guna dilakukannya inspeksi untuk itu sangat diperlukan
nomer kontak pasien. Setelah mencatat data umum selanjutnya dilakukan konseling
dengan mewawancarai pasien sesuai dengan keluhannya.
6. Setelah konseling dilakukan petugas akan meminta komitmen yang dibuat oleh pasien
untuk dilakukannya inspeksi ataupun kunjungan rumah dengan berdasarkan kebersediaan
pasien. Pada saat konseling petugas juga sudah mulai memberikan intervensi kepada
pasien.
7. Tujuan dari diadakannya kunjungan ataupun inspeksi rumah pasien adalah untuk lebih
mengetahui secara akurat apa saja faktor resiko kesehatan lingkungan ataupun perilaku
yang dihadapi oleh pasien.
8. Setelah inspeksi ataupun kunjungan rumah dan sudah diketahui faktor kesehatan
lingkungan ataupun perilaku apa yang paling mempengaruhi kondisi pasien maka pada
saat bersamaan dilakukan pula intervensi.
Intervensi pasal 7 point 2 permenkes 13 tahun 2013

1. Intervensi kesehatan adalah suatu proses tindakan dalam upaya mengatasi keluhan atau
mengatasi gangguan kesehatan pasien. Tindakan yang dilakukan berupa penyehatan,
pengamanan dan pengendalian untuk mewujudkan lingkungan yang sehat baik dari aspek
fisik, kimia, biologi maupun sosial.
2. Intervensi dibagi menjadi 2 yaitu intervensi sosial dan intervensi teknis.
3. Intervensi sosial kegiatannya berupa KIE (komunikasi, informasi, edukasi) plus
penggerakan atau pemberdayaan masyarakat. Pelaksanaan penggerakan/pemberdayaan
masyarakat dilakukan untuk memelihara dan meningkatkan kualitas lingkungan melalui
kerja bersama (gotong royong) melibatkan semua unsur masyarakat termasuk perangkat
pemerintahan setempat dan dilakukan secara berkala.
4. Halhal yang perlu diketahui pada intervensi sosial dalam kegiatan intervensi sosial adalah:
a. Memilah dan milih kepada siapa sasaran kegiatan KIE.
1) Sasaran yang pertama yaitu primer (orang yang sakit),
2) Sasaran yang kedua adalah skunder (orang disekitar orang yang sakit akan tetapi
memiliki pengaruh)
3) Sasaran yang ketiga (tersier) sasaran yang lebih luas lagi orang-orang tertentu
akan tetapi dia yang melakukan misal kepala desa dan orang-orang penting yang
memiliki kekuasaan untuk menggerakan banyak orang.

Sedangkan sasaran berdasarkan jumlahnya terbagi menjadi

1) Satu individu (pada saat konseling dipkm)


2) Dua kelompok kecil (pada saat kunjungan rumah kepada keluarga)
3) Ketiga kelompok besar (melakukan pertemuan pada masyarakat desa)
4) Keempat umum/masyarakat luas (dengan cara melakukan penempelan poster,
sepanduk, serta melakukan siaran radio ataupun tv sesuai dengan penyakit yang
diderita)
b. Sumber daya
Sumber daya yang perlu diadakan dan dipenuhi dalam rangka memenuhi intervensi
KIE adalah sumber daya yang terkait dengan hubungannya dengan KIE, informasi dan
edukasi sehingga dapat berjalan dengan lancar.
c. Sarana yang mendukung kegiatan intervensi sosial KIE diantaranya adalah pamflet
berbagai jenis penyakit yang mengandung 5W 1H. brosur, poster, lembar balik.
Manfaat dari sarana ini adalah untuk lebih bisa difahami oleh pasien.
5. Bentuk dan jenis intervensi sosial KIE:
a. Ceramah tanya jawab
(penyuluhan)
b. Melakukan pameran yang menampilkan informasi kesehatan
c. Melakukan demontrasi/simulasi kegiatan
d. Kunjungan lapangan

6. Tujuan KIE adalah untuk meningkatkan pengetahuan, mendukung sikap, dan mendorong
untuk dilakukannya tindakan atau praktek yang lebih baik.
7. Kegiatan Intervensi teknis :
a. Kegiatan perbaikan dan pembangunan sarana.
Akan tetapi petugas sanitarian disini hanya sebatas memberikan pengetahuan
bagaimana untuk membangun sarana yang baik dan memenuhi persyaratan yang
sehat.
b. Pengembangan teknologi tepat guna (teknologi yang tepat sesuai fungsinya akantetapi
tetap bisa digunakan serta terjangkau)
c. Rekayasa lingkungan (merupakan suatu kegiatan memanipulasi/merubah lingkungan
agar terhidar dari faktor resiko penyakit misal dengan adanya kepadatan nyamuk maka
harus dilakukan rekayasa lingkungan dengan menanam tanaman anti nyamuk disekitar
rumah guna menurunkan populasinya).
8. Intervensi teknis juga dapat dilakukan dengan intervensi sosial.
Pemantauan dan evaluasi

a. Pemantauan dan evaluasi merupakan suatu tanda bukti fisik kegiatan pelayanan kesehatan
lingkungan.
b. Pemantauan dan evaluasi sudah dimulai sejak pasien datang dan melakukan regristrasi
pada loket pendaftaran Puskesmas untuk dibutakan catatan medis yang merupakan dasar
dari diagnosis sampai evaluasi.
c. Pada setiap tahapan pasien mulaidari poli umum sampai pada tahap intervensi harus
dibuatkan catatan atau bukti fisik sebagai bahan pamantauan ataupun evaluasi.
d. Catatan yang sudah dibuat pada tahap intervensi maka selanjutnya akan didadakan
mikroplaning (perencanaan lingkup kecil di area puskesmas) dengan teman-teman lintas
program untuk ditindak lanjut.
e. Catatan-catatan tersebut akan dibuatkan laporan untuk dilaporkan kepada kepala
puskesmas, kecamatan, kabupaten, provinsi maupun pusat.
f. Hasil pemantauan dan evaluasi digunakan untuk mengukur kinerja Pelayanan Kesehatan
Lingkungan di Puskesmas yang sekaligus menjadi indikator dalam penilaian akreditasi
Puskesmas.

Anda mungkin juga menyukai