Anda di halaman 1dari 14

PERTEMUAN 6

LAYANAN KESEHATAN LINGKUNGAN/KLINIK SANITASI DALAM GEDUNG

A. Pengertian Pelayanan Kesehatan Lingkungan Sesuai Permenkes No. 13 Th 2015

Pelayanan Kesehatan Lingkungan adalah kegiatan atau serangkaian kegiatan


yang ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik dari aspek fisik,
kimia, biologi, maupun sosial guna mencegah penyakit dan/atau gangguan kesehatan
yang diakibatkan oleh faktor risiko lingkungan. Kegiatan Pelayanan Kesehatan
Lingkungan dilakukan dalam bentuk :
1. Konseling
2. Inspeksi Kesehatan Lingkungan
3. Intervensi Kesehatan Lingkungan
Untuk terselenggaranya kegiatan Pelayanan Kesehatan Lingkungan di Puskesmas
harus didukung dengan ketersediaan :
a. Sumber daya manusia yaitu terdiri dari paling sedikit 1 (satu) orang Tenaga
Kesehatan Lingkungan yang memiliki izin sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
b. Sarana dan prasarana yang diperlukan meliputi:
1) Ruang untuk Konseling yang terintegrasi dengan layanan Konseling lain;
2) Laboratorium kesehatan lingkungan yang terintegrasi dengan laboratorium yang
ada Puskesmas;
3) Peralatan yang dibutuhkan dalam Intervensi Kesehatan Lingkungan; dan
4) Media komunikasi, informasi, dan edukasi
c. Pendanaan yang memadai, yang dibebankan pada anggaran Pemerintah, pemerintah
daerah dan/atau sumber lain yang sah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

B. Alur Pelayanan Kesehatan Lingkungan Di Puskesmas


Alur kegiatan Pelayanan Kesehatan Lingkungan Puskesmas dapat dilihat pada skema
dengan uraian berikut :
1. Pelayanan Pasien yang menderita penyakit dan/atau gangguan kesehatan
yang diakibatkan oleh Faktor Risiko Lingkungan
a. Pasien mendaftar di ruang pendaftaran.
b. Petugas pendaftaran mencatat/mengisi kartu status.

1
c. Petugas pendaftaran mengantarkan kartu status tersebut ke petugas ruang
pemeriksaan umum.
d. Petugas di ruang pemeriksaan umum Puskesmas (Dokter, Bidan, Perawat)
melakukan pemeriksaan terhadap Pasien.
e. Pasien selanjutnya menuju Ruang Promosi Kesehatan untuk mendapatkan
pelayanan Konseling.
f. Untuk melaksanakan Konseling tersebut, Tenaga Kesehatan Lingkungan mengacu
pada Contoh Bagan dan Daftar Pertanyaan Konseling (terlampir).
g. Hasil Konseling dicatat dalam formulir pencatatan status kesehatan lingkungan dan
selanjutnya Tenaga Kesehatan Lingkungan memberikan lembar saran/tindak lanjut
dan formulir tindak lanjut Konseling kepada Pasien.
h. Pasien diminta untuk mengisi dan menandatangani formulir tindak lanjut Konseling.
i. Dalam hal diperlukan berdasarkan hasil Konseling dan/atau hasil surveilans
kesehatan menunjukkan kecenderungan berkembang atau meluasnya penyakit
atau kejadian kesakitan akibat Faktor Risiko Lingkungan, Tenaga Kesehatan
Lingkungan membuat janji Inspeksi Kesehatan Lingkungan.
j. Setelah Konseling di Ruang Promosi Kesehatan, Pasien dapat mengambil obat di
Ruang Farmasi dan selanjutnya Pasien pulang.
2. Pelayanan Pasien yang datang untuk berkonsultasi masalah kesehatan lingkungan
(dapat disebut Klien)

a. Pasien mendaftar di Ruang Pendaftaran.


b. Petugas pendaftaran memberikan kartu pengantar dan meminta Pasien menuju ke
Ruang Promosi Kesehatan.
c. Pasien melakukan konsultasi terkait masalah kesehatan lingkungan atau penyakit
dan/atau gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh Faktor Risiko Lingkungan.
d. Tenaga Kesehatan Lingkungan mencatat hasil Konseling dalam formulir
pencatatan status kesehatan lingkungan, dan selanjutnya memberikan lembar
saran atau rekomendasi dan formulir tindak lanjut Konseling untuk ditindak lanjuti
oleh Pasien.
e. Pasien diminta untuk mengisi dan menandatangani formulir tindak lanjut
Konseling. - Dalam hal diperlukan berdasarkan hasil Konseling dan/atau
kecenderungan berkembang atau meluasnya penyakit atau kejadian kesakitan
akibat Faktor Risiko Lingkungan, Tenaga Kesehatan Lingkungan membuat janji
dengan Pasien untuk dilakukan Inspeksi Kesehatan Lingkungan dan selanjutnya
Pasien dapat pulang.

2
Gambar 2. Skema Alur Kegiatan Pelayanan Kesehatan Lingkungan
Kegiatan Klinik Sanitasi dalam Gedung adalah pelayanan klinik sanitasi
yang dilakukan di dalam atau di lingkungan gedung Puskesmas. Tujuan layanan
kesehatan lingkungan dalam gedung (klinik sanitasi). Pelayanan Kesehatan
Lingkungan di Puskesmas diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat melalui upaya preventif, promotif, dan kuratif yang dilakukan secara
terpadu dan berkesinambungan.

Adapun tujuan khusus klinik sanitasi (pelayanan kesehatan lingkungan di


Puskesmas) adalah terciptanya perpaduan kegiatan lintas program dan lintas
sector dalam program pemberantasan penyakit menular dan penyehatan
lingkungan dengan memberdayakan masyarakat, meningkatkan pengetahuan,
kesadaran, kemampuan dan perilaku masyarakat (pasien dan klien serta 12
masyarakat di sekitarnya) untuk mewujudkan lingkungan dan perilaku hidup bersih
dan sehat, meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan kemampuan masyarakat
untuk mencegah menanggulangi penyakit berbasis lingkungan serta masalah
kesehatan lingkungan dengan sumber daya yang ada, dan menurunkan angka
penyakit berbasis lingkungan dan meningkatkan kondisi kesehatan lingkungan.
(Depkes RI, 2003).

3
Konseling merupakan hubungan komunikasi antara tenaga kesehatan
lingkungan dengan pasien yang bertujuan untuk mengenali dan memecahkan
masalah kesehatan lingkungan yang dihadapi. Kegiatan konseling dapat dilakukan
menggunakan alat peraga, percontohan dan media cetak maupun elektronik.
Konseling dilakukan terhadap pasien yang menderita penyakit atau gangguan
kesehatan yang disebabkan oleh Faktor Risiko Lingkungan. Namun apabila pasien
tidak memungkinkan untuk menerima konseling, maka konseling dapat dilakukan
terhadap pihak keluarga pasien atau pihak yang mendampingi pasien.

2. Prinsip Kerja Layanan Klinik Sanitasi Dalam Gedung Sesuai Permenkes RI


13 Tahun 2015

Konseling adalah hubungan komunikasi antara Tenaga Kesehatan


Lingkungan dengan Pasien yang bertujuan untuk mengenali dan memecahkan
masalah kesehatan lingkungan yang dihadapi. Dalam Konseling, pengambilan
keputusan adalah tanggung jawab Pasien. Pada waktu Tenaga Kesehatan
Lingkungan membantu Pasien terjadi langkah- langkah komunikasi secara timbal
balik yang saling berkaitan (komunikasi interpersonal) untuk membantu Pasien
membuat keputusan. Tugas pertama Tenaga Kesehatan Lingkungan adalah
menciptakan hubungan dengan Pasien, dengan menunjukkan perhatian dan
penerimaan melalui tingkah laku verbal dan non verbal yang akan mempengaruhi
keberhasilan pertemuan tersebut. Konseling tidak semata- mata dialog, melainkan
juga proses sadar yang memberdayakan orang agar mampu mengendalikan
hidupnya dan bertanggung jawab atas tindakan-tindakannya. Ciri- ciri Konseling
meliputi :
1. Konseling sebagai proses yang dapat membantu Pasien dalam:
a. memperoleh informasi tentang masalah kesehatan keluarga yang benar;
b. memahami dirinya dengan lebih baik;
c. menghadapi masalah-masalahnya sehubungan dengan masalah
kesehatan keluarga yang dihadapinya;
d. mengutarakan isi hatinya terutama hal-hal yang bersifat sensitif
dan sangat pribadi;
e. mengantisipasi harapan-harapan, kerelaan dan kapasitas merubah perilaku;
f. meningkatkan dan memperkuat motivasi untuk merubah
perilakunya; dan/atau
g. menghadapi rasa kecemasan dan ketakutan sehubungan dengan
masalah kesehatan keluarganya.

4
2. Konseling bukan percakapan tanpa tujuan Konseling diadakan untuk mencapai
tujuan tertentu antara lain membantu Pasien untuk berani mengambil keputusan
dalam memecahkan masalahnya.
3. Konseling bukan berarti memberi nasihat atau instruksi pada Pasien untuk
sesuatu sesuai kehendak Tenaga Kesehatan Lingkungan.
4. Konseling berbeda dengan konsultasi maupun penyuluhan Dalam konsultasi,
pemberi nasehat memberikan nasehat seakanakan dia seorang “ahli" dan
memikul tanggung jawab yang lebih besar terhadap tingkah laku atau tindakan
Pasien, serta yang dihadapi adalah masalah. Sedangkan penyuluhan
merupakan proses penyampaian informasi kepada kelompok sasaran dengan
tujuan meningkatkan kesadaran masyarakat.
5. Ruang Lingkup Konseling
a. Penyakit berbasis lingkungan
b. Penyediaan penyehatan air bersih dan jamban
c. Penyehatan perumahan dan lingkungan
d. Pengelolaan makanan minuman
e. Pengamanan pestisida
f. Penyehatan lingkungan sekolah dan tempat kerja
g. Penyehatan lingkungan tempat umum
h. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

3. Teori Komunikasi (KIE)


Pengertian komunikasi proses penyampaian pesan, gagasan informasi yang
menggunakan lambing-lambang kepada orang lain dengan harapan adanya
pengaruh terhadap penerima pesan (orang lain). Konseling adalah proses
pemberian bantuan yg dilakukan petugas konseling kepada pasien/klien agar
pasien/klien memperoleh pengertian lebih baik tentang dirinya, tentang
permasalahan yang dihadapi, mengutarakan isi hatinya terutama hal yang sensitif,
mengantisipasi harapan, kerelaan dan kepastian merubah prilaku, memotivasi
untuk merubah perilaku, menghadapi rasa kecemasan & ketakutan terkait
kesehatannya. Konseling adalah hubungan komunikasi antara Tenaga Kesehatan
Lingkungan dengan Pasien yang bertujuan untuk mengenali dan memecahkan
masalah kesehatan lingkungan yang dihadapi.

Berlangsungnya kegiatan konseling, bahwa pengambilan keputusan menjadi


tanggung jawab pasien/klien bukan petugas konseling. Pada waktu Tenaga

5
Kesehatan Lingkungan membantu Pasien terjadi langkah-langkah komunikasi
secara timbal balik yang saling berkaitan (komunikasi interpersonal) untuk
membantu Pasien membuat keputusan.

a . Dimensi yang mempengaruhi proses komunikasi:


1) Sumber
Terdiri dari pengetahuan, keterampilan, sikap
2) Pesan
Terdiri dari tingkat kesulitan, seleksi dan organisasi
3) Saluran Media
Terdiri dari identitas dan banyaknya
4) Penerima
Terdiri dari pengetahuan, keterampilan dan sikap.

b. Hambatan-hambatan yang sering terjadi dalam komunikasi:


1) Keterbatasan waktu
2) Jarak psikologis
3) Adanya evaluasi terlalu dini
4) Lingkungan yang tidak mendukung
5) Keadaan komunikator/komunikan

c. Aspek penting dalam komunikasi:


1) Cara penyajian pesan (komunikator dituntut utk menyiapkan pesan-
pesan dg sebaik mungkin & cara penyajian yg menarik dg
menggunakan berbagai media komunikasi)
2) Pesan sederhana & mudah dimengerti oleh penerima pesan.
3) Menggunakan bahasa yang sama/ sederhana
4) Pesan disusun sesuai kebutuhan subyek penerima pesan
5) Pesan sesuai norma dan budaya setempat
Pelaksanaan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) dilakukan
untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran, dan prilaku masyarakat
terhadap masalah kesehatan dan upaya yang diperlukan sehingga dapat
mencegah penyakit dan/atau gangguan kesehatan akibat Faktor Risiko
Lingkungan. KIE dilaksanakan secara bertahap agar masyarakat umum
mengenal lebih dulu, kemudian menjadi mengetahui, setelah itu mau
melakukan dengan pilihan/opsi yang sudah disepakati bersama.

6
4. Layanan Konseling Dan Pedoman Konseling

Komunikasi sebagai inti dalam melakukan konseling. Konseling bukan sekedar


dialog tanpa tujuan tetapi proses sadar untuk pemberdayaan agar orang mampu
mengendalikan hidupnya (mengambil keputusan dan memecahkan masalahnya).
Tujuan dan Manfaat Konseling:
a. Menyediakan dukungan teknis bagi yang mempunyai masalah kesling
dan penyakit berbasis lingkungan
b. Mencegah terjadinya/penularan penyakit berbasis lingkungan
c. Meningkatkan pengetahuan, kemauan dan ketrampilan pasien/klien
untuk menggali potensi dan sumber daya serta yankes yang dapat
membantu pasien/klien memecahkan masalahnya
d. Peningkatan kualitas hidup (pasien/klien) lebih baik (sehat)
e. Klinik sanitasi sebagai pendekatan penyelesaian masalah kesehatan
lingkungan
f. Klinik sanitasi sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan di puskesmas
g. Klinik sanitasi melakukan pelayanan di dalam dan di luar gedung
h. Melakukan pendekatan personal (pasien/klien) dari masalah kesehatan
masyarakat (lingkungan dan penyakit )
i. Petugas klinik sanitasi harus bisa melakukan komunikasi/konseling
dengan baik. Sasaran Konselingadalah a) pasien
(penyakit berbasis lingkungan) puskesmas/keluarganya
yang dirujuk ke klinik sanitasi. b) Klien (masyarakat) yang

7
mempunyai masalah kesling dan penyakit berbasis lingkungan. c) Orang
yang ingin meningkatkan kesehatannya dengan PHBS. Konseling bisa
dilakukan dimana saja (klinik sanitasi, rumah pasien, posyandu), tempat
konseling harus memperhatikan faktor :
a. Kenyamanan (hindari tempat yg suhunya terlalu panas atau dingin)
b. Ketenangan (hindari tempat yang bising sehingga komunikasi antara
petugas dengan pasien/klien tidak terganggu)
c. Keamanan (pilih tempat dimana pasien/klien bebas
berbicara/menyampaiakan masalahnya tanpa diamati atau didengar
orang lain)
Saat-saat sulit dalam Konseling:
a. Masalah yg timbul dari pasien/klien
- Pasien/klien diam
- Pasien/klien menangis
- Pasien/klien bicara terus dan tidak pada topiknya
b. Masalah yg timbul dari ptgs konseling
- Petugas konseling meyakini tidak ada jalan keluar terhadap
masalah pasien/kliennya
- Petugas konseling tidak bisa menjawab pertanyaan pasien/klien
- Waktu terbatas
- Petugas konseling merasa malu dengan subyek pembicaraan
Langkah – langkah Pelaksanaan Konseling.
Pelaksanaan Konseling dilakukan dengan fokus pada permasalahan
kesehatan yang dihadapi Pasien. Langkah-langkah kegiatan konseling sebagai
berikut:
1) Persiapan (P1)
- Menyiapkan Tempat (Aman, Nyaman, Tenang)
- Menyiapkan Informasi yang dibutuhkan
- Menyiapkan Media Bila Diperlukan
- Mengatur Waktu Konseling yang Tepat
2) Pelaksanaan (P2) Ada 6 Langkah Pelaksanaan Yaitu (Satu Tuju):
Sa=Salam, Sambut
a. Beri salam, sambut dengan hangat
b. Tunjukkan anda memperhatikan, mengerti keadaan & keperluan,
bersedia menolong dan mau meluangkan waktu.
8
c. Tunjukkan sikap ramah
d. Perkenalkan diri dan tugas anda

9
e. Yakinkan dia, bahwa anda bisa dipercaya dan akan menjaga
kerahasiaan percakapan dengan pasien.
f. Tumbuhkan keberanian utuk mengungkapkan diri.
T-Anyakan
a. Tanyakan bagaimana keadaan atau minta Pasien untuk
menyampaikan masalahnya pada Anda.
b. Dengarkan penuh perhatian dan rasa empati.
c. Tanyakan apa peluang yang dimilikinya.
d. Tanyakan apa hambatan yang dihadapinya.
e. Beritahukan bahwa semua keterangan itu diperlukan untuk
menolong mencari cara pemecahan masalah yang terbaik bagi
Pasien.
U-Raikan
Uraikan tentang hal-hal yang ingin diketahuinya atau anda menganggap
perlu diketahuinya agar lebih memahami dirinya, keadaan dan
kebutuhannya untuk memecahkan masalah. Dalam menguraikan anda
bisa menggunakan media Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE)
supaya lebih mudah dipahami.
Tu- Bantu
Bantu Pasien mencocokkan keadaannya dengan berbagai kemungkinan
yang bisa dipilihnya untuk memperbaiki keadaannya atau mengatasi
masalahnya.
J-Elaskan
Berikan penjelasan yang lebih lengkap mengenai cara mengatasi
permasalahan yang dihadapi Pasien dari segi positif dan negatif serta
diskusikan upaya untuk mengatasi hambatan yang mungkin terjadi.
Jelaskan berbagai pelayanan yang dapat dimanfaatkan untuk
memecahkan masalah tersebut.
U-Ulangi
Ulangi pokok-pokok yang perlu diketahui dan diingatnya. Yakinkan
bahwa anda selalu bersedia membantunya. Kalau Pasien memerlukan
percakapan lebih lanjut yakinkan dia bahwa anda siap menerimanya.
Setelah proses SATU TUJU dilaksanakan, Tenaga Kesehatan
Lingkungan menindaklanjuti dengan:
1) Melakukan penilaian terhadap komitmen Pasien (Formulir tindak
lanjut konseling) yang telah diisi dan ditandatangani untuk
10
mengambil keputusan yang disarankan, dan besaran masalah yang
dihadapi.
2) Menyusun rencana kunjungan untuk Inspeksi Kesehatan Lingkungan
sesuai hasil Konseling.

11
3) Menyiapkan langkah-langkah untuk intervensi.
Dalam melaksanakan Konseling kepada Pasien, Tenaga Kesehatan
Lingkungan menggunakan panduan Konseling sebagaimana contoh
bagan dan daftar pertanyaan terlampir. Tenaga Kesehatan Lingkungan
dapat mengembangkan daftar pertanyaan terhadap Pasien dengan
diagnosis penyakit lain atau sesuai kebutuhan. Tenaga Kesehatan
Lingkungan dalam memberikan saran tindak lanjut sesuai dengan
permasalahan kesehatan lingkungan yang dihadapi berdasarkan
pedoman teknis yang berlaku.

Gambar 3. Contoh Pedoman Konseling Penderita Penyakit


12
Berbasis Lingkungan

13
A. RANGKUMAN

Kegiatan Pelayanan Kesehatan Lingkungan dilakukan dalam


bentuk: a) Konseling b) Inspeksi Kesehatan Lingkungan c) Intervensi
Kesehatan Lingkungan. tujuan khusus klinik sanitasi (pelayanan
kesehatan lingkungan di Puskesmas) adalah terciptanya perpaduan
kegiatan lintas program dan lintas sector dalam program pemberantasan
penyakit menular dan penyehatan lingkungan dengan memberdayakan
masyarakat, meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemampuan dan
perilaku masyarakat (pasien dan klien serta 12 masyarakat di sekitarnya)
untuk mewujudkan lingkungan dan perilaku hidup bersih dan sehat,
meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan kemampuan masyarakat
untuk mencegah menanggulangi penyakit berbasis lingkungan serta
masalah kesehatan lingkungan dengan sumber daya yang ada, dan
menurunkan angka penyakit berbasis lingkungan dan meningkatkan
kondisi kesehatan lingkungan.
Dalam konseling, pengambilan keputusan adalah tanggung jawab
pasien/klien bukan petugas konseling. Pada waktu Tenaga Kesehatan
Lingkungan membantu Pasien terjadi langkah-langkah komunikasi secara
timbal balik yang saling berkaitan (komunikasi interpersonal) untuk
membantu Pasien membuat keputusan. Ada enam langkah dalam
melaksanakan Konseling yang biasa disingkat dengan "SATU TUJU".
Setelah proses SATU TUJU dilaksanakan, Tenaga Kesehatan Lingkungan
menindaklanjuti dengan: Melakukan penilaian terhadap komitmen Pasien
(Formulir tindak lanjut konseling) yang telah diisi dan ditandatangani untuk
mengambil keputusan yang disarankan, dan besaran masalah yang
dihadapi. Menyusun rencana kunjungan untuk Inspeksi Kesehatan
Lingkungan sesuai hasil Konseling dan menyiapkan langkah- langkah untuk
intervensi.

B. REFERENSI

Permenkes RI Nomor 50 Tahun 2017 Tentang Standar Baku Mutu


Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan untuk Vektor dan
Pembawa Penyakit serta Pengendalian

Peraturan Pemerintah RI Nomor 66 Tahun 2014 Tentang Kesehatan Lingkungan

Permenkes Nomor 13 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan


Kesehatan Lingkungan di Puskesmas
Permenkes Nomor 43 Tahun 2019 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat

14

Anda mungkin juga menyukai