Ada empat tema besar yang menjadi tema pembelajaran paud di kurikulum merdeka yaitu
sebagai berikut:
Tema ini bertujuan untuk mengenalkan peserta didik pada isu lingkungan, eksplorasi dalam
mencari solusi kreatif yang dapat dilakukan oleh peserta didik, serta memupuk kepedulian
terhadap alam sebagai perwujudan rasa sayang terhadap ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.
Tema ini bertujuan agar peserta didik mengenal identitas dan karakteristik negara,
keberagaman budaya dan ciri khas lainnya tentang Indonesia, sehingga mereka memahami
identitas dirinya sebagai anak Indonesia, serta bangga menjadi anak Indonesia.
Tema ini bertujuan untuk mengajak peserta didik untuk mampu berinteraksi dengan teman
sebaya, menghargai perbedaan, mau berbagi, dan mampu bekerja sama.
Tema ini bertujuan untuk mengajak peserta didik belajar mengenali dunianya melalui
imajinasi, eksplorasi, dan eksperimen. Pada tema ini peserta didik distimulasi dengan
serangkaian kegiatan yang dapat membangkitkan rasa ingin tahu, memperkaya
pengalamannya, dan menguatkan kreativitasnya.
Jadi tema besar pembelajaran paud untuk kurikulum Merdeka ini sudah disediakan yaitu ada
empat tema: (1) tema aku sayang bumi; (2) aku cinta Indonesia; (3) tema bermain dan
bekerjasama; dan (4) imajinasiku. Tema-tema tersebut sangat umum sehingga dapat kita
kembangkan lagi menjadi beberapa topik. Sekarang kita bersama-sama belajar membuat tema.
Contoh Membuat Tema PAUD
Mengembangkan tema yang sudah disediakan dari empat tema besar tersebut misalnya akan
mengambil tema besar yang pertama yaitu tema aku sayang bumi. Bagaimana cara
mengembangkan tema besar tersebut menjadi beberapa topik yaitu caranya dengan membuat
peta konsep (mindmap/peta minda). Contohnya tadi mengambil tema aku sayang bumi, lalu
kita buat peta konsepnya. Supaya kita tidak bingung kita buat pertanyaan terbuka untuk diri
kita sendiri apa sih yang muncul di benak ayah dan bunda dengan tema tersebut?
“Aku sayang bumi” – Apa permasalahan yang muncul jika disuguhkan dengan tema tersebut
pasti otomatis kita arahnya ke tumpukan sampah yang menggunung, longsor, banjir, polusi, dll.
Nah itu semua bisa kita tulis permasalahan-permasalahannya yaitu tentang sampah baik itu
sampah plastik, sampah kertas, atau apapun itu yang bisa mengakibatkan longsor, banjir, dan
polusi. Sampai sini jika ada permasalahan yang muncul berarti kan harus ada solusi bukan? Nah
kita tulis solusi dari permasalahan tadi apa solusinya, kita tarik solusinya.
Jadi untuk menghindari sampah tersebut solusinya harus bagaimana? Misalnya yang pertama
mengelola sampah, menghijaukan lingkungan, mendukung pelestarian satwa yang dilindungi.
Apabila sudah menemukan masalah dan solusi, selanjutnya kita cari sumber belajar yang
konkrit yang bisa mengatasi masalah tersebut. Siapa saja orang-orang yang bisa mengatasi
masalah tersebut? Kita bisa cari melalui media atau video atau buku atau bisa dengan
menghadirkan narasumber yaitu petani atau ahli botani komunitas pecinta binatang dan lain-
lain. Atau bisa juga ke tempat yang bisa kita kunjungi seperti lingkungan sekitar sekolah,
perkebunan, sawah, dan lain-lain.
Rumusan STPPA PAUD
Enam aspek perkembangan anak sebagaimana yang tercantum dalam STPPA dirumuskan
secara terpadu dalam bentuk deskripsi capaian perkembangan yang terdiri dari sebagaimana
berikut. Sementara untuk ruang lingkup masing-masing rumusan STPPA PAUD silahkan
lihat Ruang Lingkup Standar Isi:
1. mengenal dan percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa, mengenal ajaran pokok agama, dan menunjukkan
sikap menyayangi dirinya, sesama manusia serta alam sebagai ciptaan Tuhan Yang Maha Esa melalui
partisipasi aktif dalam merawat diri dan lingkungannya;
2. mengenali identitas diri, mengetahui kebiasaan di keluarga, sekolah, dan masyarakat, mengetahui
dirinya merupakan bagian dari warga Indonesia, serta mengetahui keberadaan negara lain di dunia;
3. mengenali emosi, mampu mengendalikan keinginannya sebagai sikap menghargai keinginan orang lain,
dan mampu berinteraksi dengan teman sebaya;
4. mengenali serta menghargai kebiasaan dan aturan yang berlaku, serta memiliki rasa senang terhadap
belajar, menghargai usahanya sendiri untuk menjadi lebih baik, dan memiliki keinginan untuk berusaha
kembali ketika belum berhasil;
5. memiliki daya imajinasi dan kreativitas melalui eksplorasi dan ekspresi pikiran dan/atau perasaannya
dalam bentuk tindakan sederhana dan/atau karya yang dapat dihasilkan melalui kemampuan kognitif,
afektif, rasa seni serta keterampilan motorik halus dan kasarnya;
6. mampu menyebutkan alasan, pilihan atau keputusannya, mampu memecahkan masalah sederhana,
serta mengetahui hubungan sebab akibat dari suatu kondisi atau situasi yang dipengaruhi oleh hukum
alam;
7. mampu menyimak, memiliki kesadaran akan pesan teks, alfabet dan fonemik, memiliki kemampuan
dasar yang diperlukan untuk menulis, memahami instruksi sederhana, mampu mengutarakan
pertanyaan dan gagasannya serta mampu menggunakan kemampuan bahasanya untuk bekerja sama;
dan
8. memiliki kesadaran bilangan, mampu melakukan pengukuran dengan satuan tidak baku, menyadari
adanya persamaan dan perbedaan karakteristik antar objek, serta memiliki kesadaran ruang dan waktu.
CP: Capaian Pembelajaran
Sebagai acuan untuk pembelajaran intrakurikuler, CP dirancang dan ditetapkan dengan
berpijak pada Standar Nasional Pendidikan terutama STPPA dan Standar Isi. Oleh karena itu,
pendidik yang merancang pembelajaran dan asesmen PAUD tidak perlu lagi merujuk pada
dokumen STPPA dan standar isi, cukup mengacu pada CP.
Pemerintah menetapkan Capaian Pembelajaran (CP) sebagai kompetensi yang ditargetkan untuk
mencapai perkembangan anak yang lebih optimal dan merujuk pada STPPA. Acuan utama yang
digunakan dalam pembelajaran di sekolah adalah CP. STPPA dapat digunakan satuan pendidikan
sebagai referensi tambahan dan menjadi pertimbangan saat satuan pendidikan dalam merumuskan visi,
misi, dan profil lulusan dalam kurikulum operasional KOSP.
Memahami CP adalah langkah pertama dalam perencanaan pembelajaran dan asesmen. Untuk
dapat merancang pembelajaran dan asesmen PAUD dengan baik, CP fase fondasi perlu
dipahami secara utuh, termasuk keterkaitan fase fondasi dengan fase di atasnya, serta tujuan
dan karakteristik dari PAUD yang perlu tercermin di dalam proses pembelajaran.
PAUD adalah pijakan pertama anak di dunia pendidikan dan titik awal perjalanannya dalam
berkembang dan berperan di komunitas, negara, dan dunia. Sebagai pijakan pertama,
pengalaman anak di PAUD sangatlah penting. Apabila pengalaman belajar yang mereka alami
di PAUD menyenangkan dan bermakna, maka akan terbangun rasa positif terhadap belajar
yang menjadi bekal mereka dalam melanjutkan jenjang pendidikan berikutnya. Kualitas layanan
yang diterimanya juga menentukan apakah pengalaman tersebut berhasil mengoptimalkan
tumbuh kembang anak usia dini yang merupakan kesempatan yang tak dapat kembali.
contoh-contoh modul ajar disediakan oleh pemerintah sehingga dapat dijadikan sebagai
inspirasi bagi satuan pendidikan, lalu satuan pendidikan dan pendidik itu bisa mengembangkan
modul ajar sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik, memodifikasi dan atau
menggunakan modul yang disediakan pemerintah sesuai dengan karakteristik daerah, satuan
pendidikan, dan peserta didik. Maka dari itu didikannya menggunakan modul ajar yang
disediakan oleh pemerintah itu tidak perlu lagi menyusun perencanaan pembelajaran, RPP, atau
modul ajar secara keseluruhan.
Home
Apakah ada hubungan CP dan STPPA? Apabila ada capaian pembelajaran CP kenapa harus
ada standar tingkat pencapaian anak STPPA? Satuan pendidikan anak usia dini (PAUD) kini
masuk dalam jajaran objek penerapan kurikulum Merdeka. Nah dengan adanya perubahan
kurikulum ini otomatis juga mengubah pada STPPA dan CP. Bagaimana penerapannya?
Yuk simak sampai selesai.
Peta Konten hide
Pada jenjang PAUD, SKL nya adalah standar tingkat pencapaian perkembangan anak usia
dini (STPPA) yang memuat profil peserta didik sebagai kesatuan sikap, keterampilan, dan
pengetahuan yang menjadi deskripsi capaian perkembangan peserta didik dari hasil
partisipasinya pada akhir pendidikan anak usia dini.
PAUD adalah pijakan pertama anak di dunia pendidikan dan titik awal perjalanannya dalam
berkembang dan berperan di komunitas, negara, dan dunia. Sebagai pijakan pertama,
pengalaman anak di PAUD sangatlah penting. Apabila pengalaman belajar yang mereka
alami di PAUD menyenangkan dan bermakna, maka akan terbangun rasa positif terhadap
belajar yang menjadi bekal mereka dalam melanjutkan jenjang pendidikan berikutnya.
Kualitas layanan yang diterimanya juga menentukan apakah pengalaman tersebut berhasil
mengoptimalkan tumbuh kembang anak usia dini yang merupakan kesempatan yang tak
dapat kembali.
contoh-contoh modul ajar disediakan oleh pemerintah sehingga dapat dijadikan sebagai
inspirasi bagi satuan pendidikan, lalu satuan pendidikan dan pendidik itu bisa
mengembangkan modul ajar sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik, memodifikasi
dan atau menggunakan modul yang disediakan pemerintah sesuai dengan karakteristik
daerah, satuan pendidikan, dan peserta didik. Maka dari itu didikannya menggunakan
modul ajar yang disediakan oleh pemerintah itu tidak perlu lagi menyusun perencanaan
pembelajaran, RPP, atau modul ajar secara keseluruhan.
Berikut adalah model pembelajaran yang dapat digunakan di satuan PAUD: projek, inquiry,
maupun model pembelajaran lain yang masih relevan digunakan selama dapat
membangun pengalaman bermain belajar yang bermakna, kontekstual, dan sesuai dengan
minat dan kebutuhan anak. Nah gimana ayah bunda sudah siapkah dengan model-model
pembelajaran baru?