Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Manajemen Pemasaran Petra Vol, 3 No.

1 (2015) page 1-7

ANALISA PENGARUH PROMOSI DAN HEDONIC MOTIVATION TERHADAP


IMPULSE BUYING DI RON’S LABORATORY GALAXY MALL SURABAYA
Laura Elisabeth Tjantoko 1; Edwin Japarianto 1*
Program Manajemen Pemasaran, Universitas Kristen Petra
Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya
E-mail: m36411048@john.petra.ac.id; edwinj@petra.ac.id
*Korespondensi penulis

Abstrak : Makanan merupakan kebutuhan pokok manusia yang utama karena setiap manusia
membutuhkan makanan untuk memberikan nutrisi dan energi pada tubuhnya. Hal ini merupakan suatu peluang
bagi para pebisnis untuk membuka bisnis makanan. Dapat dilihat bahwa semakin hari pasar bisnis makanan
semakin banyak dan mengalami perkembangan tiap tahunnya, salah satu bisnis makanan yang sedang “hits” saat
ini yaitu Ron’s Laboratory. Bisnis yang bergerak dalam bidang makanan penutup jenis ice cream/gelato ini
menjadi favorit masyarakat. Walaupun sudah dikenal oleh masyarakat bukan berarti Ron’s Laboratory hanya
berdiam saja, harus ada strategi pemasaran yang tepat untuk menarik perhatian konsumen dan juga perusahaan
harus mengetahui konsumen mereka seperti apa agar dapat dilakukan pendekatan yang tepat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh promotion dan hedonic motivation terhadap impulse
buying di Ron’s Laboratory Galaxy Mall Surabaya. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kausal yang
dilakukan secara kuantitatif. Penelitian ini menggunakan teknik SEM-PLS. Sampel penelitian ini berjumlah 100
responden dengan karakteristik anak muda berusia 17-30 tahun yang pernah membeli ice cream/gelato Ron’s
Laboratory Galaxy Mall Surabaya.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa promosi berpengaruh terhadap impulse buying dan hedonic motivation
berpengaruh terhadap impulse buying.
Kata Kunci : Promosi, hedonic motivation, impulse buying.

Abstract : Food is a basic human needs are primary because every human need food to provide
nutrients and energy to the body. This is an opportunity for business people to open the food business. It can be
seen that the market of food business is getting more and more and has developed every year. One of the food
business that are popular today is Ron's Laboratory. Business that specializes in desserts kind of ice cream /
gelato is favored by the public. Although it has been known by the people does not mean Ron's Laboratory just
remain alone, there must be a proper marketing strategy to attract the attention of consumers and consumer
companies need to know what they like in order to do the right approach.
This study aimed to determine the effect of promotion and hedonic motivation to impulse buying in
Ron's Laboratory Galaxy Mall Surabaya. This study is a descriptive study conducted quantitative causal. This
study uses PLS-SEM technique. Sample size was 100 respondents with the characteristics of young people aged
17-30 years who have ever bought ice cream / gelato Ron's Laboratory Galaxy Mall Surabaya.
The results of this study indicate that the promotion effect on impulse buying and hedonic motivation
effect on impulse buying.

Key Words : Promotion, hedonic motivation, impulse buying.

BAB I. PENDAHULUAN tetapi pada saat ini terdapat nilai lain yang
mempengaruhi motif berbelanja konsumen
Makanan adalah kebutuhan pokok manusia terutama pada saat adanya promosi, yaitu nilai yang
yang paling utama karena semua manusia pasti bersifat emosional. Konsumen saat ini lebih
membutuhkan makanan untuk memberikan nutrisi mementingkan aspek kesenangan pada saat
dan energi pada tubuhnya. Melihat kondisi ini membeli produk ketimbang melihat fungsi inti dari
maka berbisnis makanan atau kuliner bisa produk tersebut. Hal tersebut juga terjadi ketika
dikatakan sebagai salah satu jenis usaha yang tidak konsumen membeli makanan di luar rumah.
akan pernah “mati” karena akan selalu dicari oleh Konsumen saat ini lebih melihat aspek emosional
banyak orang untuk memenuhi kebutuhan tubuh seperti ketenaran tempat, kenyamanan tempat,
mereka. Apabila melihat pasar Indonesia, tentu ada desain yang menarik, penyajian yang unik, dan
banyak sekali peluang usaha makanan yang bisa pelayanan yang memuaskan.
dilakukan oleh calon pebisnis yang menyukai usaha Salah satu bisnis yang mengalami
kuliner. perkembangan cukup pesat yaitu bisnis ice cream /
Motivasi berbelanja konsumen pada gelato. Hal ini dapat dilihat dari tingkat konsumsi
awalnya didasari oleh motif bersifat rasional, akan ice cream/gelato oleh masyarakat Indonesia.
Jurnal Manajemen Pemasaran Petra Vol, 3 No. 1 (2015) page 1-7

Kecenderungan bertambahnya tingkat konsumsi ice promosi ke alat promosi yang lain karena nilai
cream/gelato di sebabkan oleh meningkatnya ekonominya lebih baik, atau mungkin saja suatu
pendapatan masyarakat Indonesia. Selain itu perusahaan ingin mencapai tingkat penjualan
ditambah dengan budaya kurang pas kalau belum tertentu dengan beragam bauran promosi.
makan makanan dessert setelah makan berat.Salah
satu bisnis ice cream/gelato yang sedang “hits” di Bauran Promosi
kalangan masyarakat saat ini yaitu Ron’s Menurut Kotler dan Armstrong (2008),
Laboratory. Konsep laboratorium yang diterapkan ”Bauran promosi (promotion mix) juga disebut
dalam proses pembuatan menjadi daya tarik bagi bauran komunikasi pemasaran (marketing
pengunjung yang lewat, akan tetapi karena semakin communication mix) perusahaan merupakan paduan
banyaknya bisnis makanan ice cream/gelato, maka spesifik hubungan masyarakat, iklan, promosi
diperlukan strategi yang tepat agar dapat memikat penjualan, penjualan personal, dan sarana
perhatian konsumen. pemasaran langsung yang digunakan perusahaan
Strategi yang utama yang harus dilakukan untuk mengkomunikasikan nilai pelanggan secara
oleh perusahaan yaitu mengetahui dengan baik persuasif dan membangun hubungan pelanggan.”
siapa konsumennya dan seperti apa perilaku Terdapat 6 variabel yang ada di dalam
konsumennya. Perusahaan harus mengenal dengan promotional mix yaitu advertising, sales
jelas bagaimana karakter dan perilaku dari target promotion, personal selling, public relation,
pasar perusahaan karena hal ini merupakan kunci sponsorship, direct marketing(Chris Fill, 2005) :
utama dalam menentukan strategi yang tepat untuk a. Advertising
memenangkan persaingan di pasar makanan Periklanan memiliki tujuan yaitu untuk
penutup/ dessert. menyediakan sarana untuk menyampaikan
Ron’s Laboratory memiliki target konsumen pesan kepada target konsumen yang sesuai.
dari kalangan menengah keatas. Salah satu perilaku Dengan melihat iklan tersebut, konsumen
terlihat pada masyarakat menengah terutama ketika diharapkan membeli produk, menanyakan
berada dalam shopping centre/ mall yaitu perilaku tentang produk, atau melakukan tindakan
hedonic atau perilaku yang cenderung konsumtif pembelian di masa yang akan datang.
dalam berbelanja. Kebiasaan memiliki perilaku b. Sales Promotion
hedonic ini membuat masyarakat memiliki Promosi penjualan yaitu menawarkan sebuah
kecenderungan untuk melakukan impulse buying. nilai tambah untuk konsumen yang dimana
Hedonic merupakan salah satu faktor internal nilai tersebut akan menguntungkan konsumen.
penyebab impulse buying yaitu perilaku konsumen Nilai tambah yang dimaksudkan seperti
yang melakukan pembelian secara spontan, tanpa potongan harga, kupon, dll.
perencanaan terlebih dahulu. Sedangkan salah satu
faktor eksternal yang menyebabkan impulse buying c. Personal Selling
yaitu promosi yang dilakukan perusahaan. Personal Selling merupakan sebuah bentuk
Berdasarkan fenomena diatas dapat promosi yang bersifat personal kepada
disimpulkan beberapa masalah penelitian sebagai konsumen. Promosi yang bersifat personal
berikut: akan membina relasi antara konsumen dengan
perusahaan. Hal ini membuat konsumen akan
1. Apakah terdapat pengaruh variabel memiliki keterikatan dengan perusahaan.
promosi terhadap impulse buying?
2. Apakah terdapat pengaruh variabel d. Public Relation
hedonic motivation terhadap impulse Public Relation adalah pengelolaan hubungan
buying? antara organisasi dengan stakeholder
(konsumen, pemegang saham dan karyawan.).
Selain itu dalam public relation harus menjadi
BAB II. LANDASAN TEORI sarana atas permasalahan-permasalahan yang
terjadi dalam organisasi dengan stakeholder.
Promotion
Menurut Simamora (2000), promosi adalah e. Sponsorship
usaha perusahaan untuk mempengaruhi calon Sponsorship berguna untuk membangun
pembeli melalui pemakaian segala unsur atau kesadaran akan merek, mengembangkan
bauran pemasaran. Definisi diatas menunjukkan loyalitas pelanggan, dan untuk meningkatkan
bahwa promosi harus dapat membuat konsumen persepsi konsumen terhadap merek atau
tertarik dan mau membeli produk perusahaan perusahaan tersebut.
tersebut. Semua alat promosi ini bekerja sama
untuk mencapai sasaran komunikasi perusahaan. f. Direct Marketing
Perusahaan juga selalu mencari cara untuk bisa Pemasaran langsung adalah istilah yang
mencapai efektivitas dengan beralih dari satu alat digunakan untuk mengacu pada semua
Jurnal Manajemen Pemasaran Petra Vol, 3 No. 1 (2015) page 1-7

kegiatan media yang menghasilkan membeli yang sebelumnya tidak diakui secara
serangkaian komunikasi dan tanggapan sadar sebagai hasil dari suatu pertimbangan atau
dengan pelanggan yang ada atau konsumen niat membeli yang terbentuk sebelum memasuki
potensial. toko” (Mowen dan Minor 2002). Dua elemen
penting dalam pembelian impulsif :
Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen dapat didefinisikan a. Aspek Kognitif
sebagai perilaku yang diperlihatkan dalam mencari, Elemen ini meliputi kegiatan pembelian yang
membeli, menggunakan, mengevaluasi, menjual diikuti dengan kurangnya perencanaan dan
barang, jasa dan ide yang diharapkan dapat ketidaksabaran untuk mendapatkan suatu
memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen barang.
(Schiffman dan Kanuk, 2007). Dari definisi diatas
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa mempelajari b. Aspek Afektif
perilaku konsumen tidak sekedar menganalisis Elemen ini berfokus pada pembelian
perilaku konsumen pada kegiatan-kegiatan yang konsumen yang didasari oleh kondisi
tampak secara jelas saja, tetapi juga proses-proses emosional dalam diri.
yang sulit diamati yang sering menyertai proses
pembelian dan menganalisis kegiatan-kegiatan Kerangka Konseptual
sebelumnya.
Promosi
Hedonic Motivation
Impulse
Mehrabian dan Russel (1974)
mengemukakan bahwa respon afeksi menimbulkan Buying
Hedonic
motif hedonik pembelanja. Perasaan (aspek afeksi) Motivation
menyeleksi kualitas lingkungan belanja dari sisi
kenikmatan(enjoyment) yang dirasakan, rasa Gambar 1. Kerangka Konseptual
tertarik akibat pandangan mata(visual appealed)
dan rasa lega(escapism). Perasaan tersebut Hipotesa
membuat seseorang senang atau pleasure. Terdapat H1 : Diduga promosi berpengaruh terhadap
6 kategori motivasi hedonis : impulse buying
H2 : Diduga hedonic motivation berpengaruh
a. Adventure shopping terhadap impulse buying
Konsumen berbelanja karena mengarah pada
petualangan pembelian.

b. Social shopping BAB III. METODOLOGI PENELITIAN


Konsumen melakukan pembelian berdasarkan
suasana kebersamaan. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan untuk
c. Gratification shopping menganalisa pengaruh antara variabel promosi dan
Konsumen berbelanja karena dapat hedonic motivation terhadap impulse buying
mengurangi rasa stress dan tertekan. adalah penelitian deskriptif kausal yang dimana
penelitian ini memiliki tujuan yang jelas yaitu
d. Idea shopping menghubungkan sebab akibat antara promosi dan
Konsumen berbelanja untuk mendapatkan hedonic motivation terhadap impulse buying
pengalaman baru. (Malhotra, 2007). Pendekatan yang digunakan
penulis adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan
e. Role shopping kuantitatif adalah suatu metode penelitian yang
Konsumen berbelanja karena termotivasi digunakan untuk mengukur data, biasanya
melakukan pembelian untuk orang lain. diaplikasikan dalam bentuk analisa
statistik.(Malhotra, 2007)
f. Value shopping
Konsumen memiliki motivasi pembelian Populasi dan Sampel
karena barang sedang dalam diskon Populasi dalam penelitian ini adalah
konsumen yang pernah membeli gelato di Ron’s
Impulse Buying Laboratory Galaxy Mall Surabaya. Sedangkan
Pembelian tak terencana adalah kegiatan sampel dalam penelitian ini adalah konsumen anak
pembelian mendadak tanpa ada perencanaan muda yang pernah membeli gelato di Ron’s
terlebih dahulu pada saat memasuki suatu toko. Laboratory Galaxy Mall Surabaya dengan usia 17-
Impulse Buying didefinisikan sebagai “tindakan
Jurnal Manajemen Pemasaran Petra Vol, 3 No. 1 (2015) page 1-7

30 tahun. Sampel dalam penelitian ini adalah 100 Konsumen beranggapan bahwa
responden. kenikmatan dalam berbelanja akan
tercipta ketika konsumen menghabiskan
waktu bersama dengan keluarga ataupun
Teknik Pengambilan Sampel teman.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan - X23 = Gratification Shopping


dalam penelitian ini adalah non-probability Konsumen beranggapan bahwa dengan
sampling, yang dimana setiap unsur dalam populasi berbelanja, dapat menjadi alternatif
tidak memiliki kesempatan atau peluang yang sama untuk mengurangi stress.
untuk dipilih sebagai sampel (Siregar, 2010). - X24 = Idea Shopping
“Teknik non-probability yang dipilih adalah Konsumen melakukan kegiatan belanja
purposive sampling, yaitu teknik sampling yang untuk menambah pengetahuan mereka
dimana cara mendapatkan sampel nya dengan tentang belanja, tentang trend dan mode
memilih sampel diantara populasi yang sesuai baru yang sedang berkembang
dengan yang dikehendaki peneliti. - X25 = Role Shopping
Menurut Malhotra (2007), sampel adalah Konsumen melakukan kegiatan belanja
bagian dari populasi yang dipilih untuk untuk orang lain dan bukan untuk
berpartisipasi dalam suatu penelitian. Dalam dirinya sendiri.
penelitian ini sampel yang digunakan yaitu - X26 = Value Shopping
sebanyak 100 sampel. Sampel tersebut di ambil Konsumen akan senang apabila
berdasarkan pendapat Cooper dan Emory(1995) mendapatkan tempat pembelanjaan yang
bahwa sampel yang jumlahnya 100 dari populasi menawarkan diskon.
5000, secara kasar mempunyai ketepatan hampir
sama dengan ketepatan estimasi 100 dari 200 juta c. Variabel terikat atau endogen yaitu impulse
populasi. buying(Y) dengan dimensi :
- Y1 = Kognitif
Definisi Operasional Variable Elemen ini fokus pada kurangnya
perencanaan dan ketidaksabaran
Definisi operasional yang digunakan dalam konsumen.
penelitian ini terdiri dari 3 variabel, yaitu: - Y2 = Afektif/Emosional
Terdapat perasaan yang muncul dari diri
a. Variabel bebas atau eksogen yang pertama konsumen untuk segera membeli produk
yaitu promotion (X1) dengan dimensi : tersebut. Perasaan ini sulit untuk
- X11 = Advertising dihindari.
Menyediakan sarana untuk
menyampaikan pesan yang diingini
perusahaan untuk target konsumennya. Teknik Analisa Data
- X12 = Sales Promotion
Memberikan nilai tambah pada suatu 1. Pengujian hipotesis pada penelitian ini
produk yang akan memberikan dilakukan dengan menggunakan teknik path
keuntungan bagi konsumen maupun bagi analysis
perusahaan. 2. Peneliti menggunakan analisis PLS-SEM
- X13 = Personal Selling yang diterapkan didalam penelitian ini.
Promosi yang bersifat personal sehingga
dapat terciptka keterikatan pada setiap BAB IV. ANALISA DAN PEMBAHASAN
konsumen
- X14 = Public Relation Profil Responden
Menciptakan hubungan baik antara
perusahaan dengan konsumen, Tabel 1. Usia Responden
pemegang saham maupun dengan Usia Frekuensi Persen
karyawan. 17-20 tahun 12 12%
21-25 tahun 65 65%
b. Variabel bebas atau eksogen yang kedua yaitu 26-30 tahun 23 23%
hedonic motivation (X2) dengan dimensi : TOTAL 100 100%
- X21 = Adventure Shopping
Konsumen berbelanja karena adanya Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa
sesuatu yang dapat membangkitkan dari 100 responden terdapat 12 responden berusia
gairah belanja konsumen itu sendiri. 17-20 tahun, 65 responden berusia 21-25 tahun,
- X22 = Social Shopping
Jurnal Manajemen Pemasaran Petra Vol, 3 No. 1 (2015) page 1-7

dan 23 responden berusia 26-30 tahun. Usia 21- sebelumnya. Discriminant validity dilakukan
25 tahun mendominasi responden. dengan melihat nilai akar kuadrat dari AVE
yang harus lebih besar daripada nilai korelasi
antar variabel laten (Chin, 2010).

Analisa SEM-PLS
Tabel 4. Checking Discriminant Validity
Analisis Validitas dan Realibilitas Variabel HM IB P
Penelitian HM 0,753
IB 0,674 0,784
Langkah awal untuk memeriksa apakah P 0,700 0,712 0,788
indikator-indikator yang digunakan untuk
mengolah data dapat dikatakan reliabel yaitu Tabel 4 menunjukkan bahwa tiap variabel
dengan melakukan uji reliabilitas menggunakan pada penelitian ini memiliki nilai lebih besar
indicator reliability. Nilai indikator didapatkan dari daripada nilai korelasi antar variabel laten.
hasil pangkat dua dari outer loading, dan dikatakan Dengan demikian maka evaluasi discriminant
baik jika nilainya diatas 0,7. Berikut merupakan validity sudah baik. Untuk hubungan identitas
nilai outer loading yang sudah diolah menjadi merek dan citra merek memiliki AVE dan
indicator reliability. Dapat disimpulkan bahwa korelasi yang sangat dekat, untuk itu perlu
variabel hedonic motivation, impulse buying dan dikaji lebih mendalam indikator yang menjadi
promotion memiliki nilai indicator reliability yang pembeda antara dua variabel tersebut.
lebih besar dari 0,7. Dengan demikian evaluasi
indicator reliability setiap indikator sudah reliabel. 2. Evaluasi Inner Model
Evaluasi atas inner model di dalam analisa
Tabel 2. Internal Consistency Realibility partial least square dilakukan untuk
C. Realibility Kesimpulan mengetahui kesesuaian model struktural yang
HM 0,928 Reliabel telah disusun. Dalam evaluasi inner model
IB 0,904 Reliabel akan diuraikan nilai R-square (R2) dan
P 0,935 Reliabel pengujian hipotesis penelitian.
a. R-square
Keseluruhan variabel memiliki nilai Berdasarkan pengolahan data dengan
composite reliability diatas 0,7 sehingga dapat PLS, dihasilkan nilai koefisien
disimpulkan bahwa keseluruhan variabel memiliki determinasi (Rsquare) pada Tabel 5
level internal consistency reliability yang tinggi.
Convergent validity dilihat dari nilai AVE setiap Tabel 5. Nilai Rsquare
variabel laten. Jika tiap variabel menghasilkan nilai R square R square adjusted
lebih besar dari kriteria 0,5, maka disimpulkan IB 0,567 0,558
telah memenuhi validitas (Chin,2010). Berikut ini
adalah hasil validitas konvergen masing-masing R-square digunakan untuk
variabel. mengetahui goodness of fit model pengaruh
dari variabel eksogen terhadap variabel
Tabel. 3 Convergent Validity endogen, dimana semakin tinggi nilai R-
AVE Kesimpulan square maka akan semakin signifikan
HM 0,568 Valid pengaruh yang diberikan (Ghozali, 2011).
IB 0,615 Valid Diketahui nilai R-square untuk variabel
P 0,621 Valid impulse buying adalah sebesar 0,558 yang
memiliki arti bahwa model mampu
Tabel 3 menunjukkan bahwa keseluruhan menjelaskan hubungan variabel sebesar
variabel yang digunakan pada penelitian ini 55,8% sedangkan 44,2% di jelaskan oleh
memiliki AVE lebih besar dari 0,50. Dengan variabel lain.
demikian maka evaluasi convergent validity sudah
baik. b. Inner Weight
Evaluasi atas inner weight digunakan untuk
1. Evaluasi Discriminant Validity melihat besarnya pengaruh yang ada pada
Discriminant validity adalah evaluasi setiap jalur model struktural dimana nilai-nilai
selanjutnya pada uji validitas dalam analisis yang didapatkan ini merupakan nilai hasil
PLS. Discriminant validity berbeda dengan bootstrapping dari sampel yang ada. Dilihat
convergent validity yang telah dijelaskan dari Gambar 2, ditemukan hasil nilai nilai
Jurnal Manajemen Pemasaran Petra Vol, 3 No. 1 (2015) page 1-7

bootstrapping dengan sampel sebesar 100 maka semakin meningkat pula impulse
menghasilkan nilai estimasi T-statistics seperti buying.
Tabel 6. Pengaruh antar variabel dikatakan
bersifat signifikan apabila nilai T-statistics 2. Hedonic Motivation terhadap Impulse Buying
lebih besar dari angka 1,96. Sehingga Hasil penelitian menunjukkan bahwa
diketahui bahwa hedonic motivation berpengaruh terhadap
berdasarkan Tabel 6, terdapat pengaruh impulse buying dengan nilai T-statistic > 1.96
antara promosi terhadap impulse buying dan yaitu sebesar 3,725. Motivasi belanja
hedonic motivation terhadap impulse buying. konsumen merupakan dorongan untuk
berbelanja yang berasal dari dalam diri
konsumen dengan tujuan untuk memenuhi
kepuasan. Salah satu motivasi yang didorong
oleh emosi mencari kesenangan semata yaitu
motivasi hedonis. Seseorang yang memiliki
motivasi hedonis akan lebih mudah dalam
melakukan pembelian impulsif atau
pembelian yang tidak direncanakan. Hal ini
dikarenakan konsumen yang hedonis akan
lebih cepat dalam melakukan pembelian.
Penelitian yang dilakukan oleh Adiska, et
al(2014) menyatakan bahwa nilai belanja
hedonis berpengaruh secara langsung terhadap
pembelian impulsif.
Selain itu, dengan melihat nilai path
Gambar 2. Evaluasi Bootstrapping coefficient sebesar 0,344, hal tersebut
menjelaskan bahwa terdapat pengaruh yang
Tabel 6. Pengujian Hipotesis positif, dimana semakin tinggi hedonic
PC SM SE TS PV motivation maka semakin meningkat pula
impulse buying.
P-IB 0,471 0,474 0,084 5,642 0,00
HM- 0,344 0,352 0,092 3,725 0,00 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
IB Kesimpulan

Berdasarkan penelitian diatas maka dapat ditarik


Pembahasan kesimpulan sebagai berikut :

1. Promosi terhadap Impulse Buying 1. Hedonic Motivation mempunyai pengaruh


Hasil penelitian menunjukkan bahwa terhadap impulse buying yang dapat dilihat
promotion berpengaruh terhadap impulse dari nilai t-statistik yang lebih besar dari 1,96
buying dengan nilai T-statistic > 1.96 yaitu yaitu 5,642. Nilai tersebut menjelaskan bahwa
sebesar 5,642. Hal ini berarti jika promosi variabel hedonic motivation menjadi prediktor
dilakukan dengan baik maka akan bagi munculnya impulse buying pada
meningkatkan daya beli konsumen dalam hal pengunjung Ron’s Laboratory Galaxy Mall
ini adalah impulse buying. Promosi Surabaya
merupakan strategi pemasaran yang seringkali 2. Promotion mempunyai pengaruh terhadap
diterapkan oleh perusahaan supaya terjadi impulse buying yang dapat dilihat dari nilai t-
peningkatan penjualan, yang dimana hampir statistik yang lebih besar dari 1,96 yaitu
sebagian besar peningkatan penjualan yang 3,725. Nilai tersebut menjelaskan bahwa
diperoleh berasal dari konsumen yang variabel promotion menjadi prediktor bagi
melakukan impulse buying. Hal ini dapat munculnya impulse buying pada pengunjung
dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan Ron’s Laboratory Galaxy Mall Surabaya.
oleh C.Nagadeepa, et al.(2015) bahwa teknik
promosi memiliki memainkan peranan Saran
penting dalam keputusan pembelian impulsif
oleh konsumen. Adapun saran bagi perusahaan yaitu :
Selain itu, dengan melihat nilai path
coefficient sebesar 0,471, hal tersebut 1. Perusahaan sebaiknya membuat suatu bentuk
menjelaskan bahwa terdapat pengaruh yang promosi yang lebih menarik selain promosi
positif, dimana semakin tinggi promotion dalam bentuk diskon. Sebaiknya perusahaan
Jurnal Manajemen Pemasaran Petra Vol, 3 No. 1 (2015) page 1-7

membuat bentuk promosi dalam lingkup Fill,Chris.(2005) Marketing Communication.


public relation, yang mengikut sertakan Prentice Hall.
konsumen dalam kegiatannya sehingga
konsumen memiliki pengalaman tersendiri Ghozali, I. (2011). Aplikasi analisis multivariate
terhadap Ron’s Laboratory. Contohnya yaitu dengan program SPSS. Semarang:
dengan pengadaan event seperti promo “make Universitas Diponegoro.
your own gelato” dimana promo ini Hair, J.F et al. (2014). A Primer on Partial Least
melibatkan konsumen dalam proses Square Structural Equation Modelling.
pembuatan gelato nya dan konsumen dapat Thousand Oaks. Sage.
membuat gelato sesuai dengan kreasinya
sendiri. Kotler,P dan Amstrong, G. (2008). Dasar-dasar
Pemasaran. Jakarta : PT. Indeks Kelompok
2. Perusahaan sebaiknya melakukan pengarahan Media.
karyawan mengenai handling consumer,
karena karyawan dinilai masih kurang Kotler,P dan Amstrong, G. (2009). Prinsip prinsip
menjalin hubungan baik dengan konsumen. pemasaran 1 (12th ed). Jakarta : Erlangga.

3. Ron’s Laboratory sebaiknya membuat produk Malhotra, Naresh.(2007). Marketing Research : an


baru selain ice cream/gelato. Proses applied orientation. New Jersey, USA :
pembuatan makanan menggunakan molecular Pearson education, inc., fifth edition.
gastronomy merupakan cara yang dapat
menarik banyak konsumen sehingga dengan Mehrabian, Albert and James Russel.(1974). An
selalu menciptakan produk dan varian baru approach to enviromental psychology,
akan membuat konsumen tidak bosan dan cambridge , mass : MIT Press.
penasaran untuk datang dan mencoba.
Mowen, John.C dan Minor,
4. Advertising yang dilakukan Ron’s di koran Michael.(2002).Perilaku konsumen alih
Jawa Pos dan media sosial masih cenderung Bahasa Lina Salim. Jakarta : Erlangga.
kurang mendapatkan perhatian dari
konsumen. Advertising tersebut lebih ke arah Nagadeepa.C, et al.(2015). Impact of Sale
menjangkau masyarakat luas di Surabaya. Promotion Techniques on Consumers
Contohnya dapat membuat ambient media Impulse Buying Behavior Towards Apparel
yang diletakkan di dalam Galaxy Mall. at Bangalore. Asian Journal Management
Bentuk ambient media dapat berupa stiker Journal of Management Sciences and
berbentuk ice cream/gelato Ron’s Laboratory Education.Vol.4.
yang dipasang di lantai Galaxy Mall sehingga
dapat menarik perhatian pengunjung yang Schiffman & Lazar Kanuk.(2007). Customer
posisinya berada jauh dari gerai Ron’s Behavior. International Edition. Prentice
Laboratory. Hall.

Simamora, Henry.(2000) Manajemen Pemasaran


DAFTAR PUSTAKA Internasional jilid 1. Jakarta : Salemba
empat.
Adiska, et. Al. (2014). Pengaruh Nilai Belanja
Hedonis terhadap Pembelian Impulsif pada Siregar, Syofian.(2010). Statistik deskriptif untuk
Toko Online dengan Emosi Positif sebagai penelitian.Jakarta:Rajagrafindo Persada.
variabel Perantara. Jurnal Administrasi
Bisnis. Vol. 8 No.2 .

Chin et al. (2010). A partial least squares latent


variable model approach for measuring
interacttion effects: results from a monte
carlo simulation study and an electronic
mail emotion. Information Systems
Research, 14, pp 353-363

Cooper, D.R. dan Emory, C.W. (1995). Business


Research Methods. US: Irwin.

Anda mungkin juga menyukai