Bab I Makalah Notaris
Bab I Makalah Notaris
PENDAHULUAN
Page 1
sangat penting yaitu bertanggung jawab untuk melaksanakan kepercayaan yang
diberikan masyarakat umum yang dilayaninya, seorang Notaris harus berpegang
teguh kepada Kode Etik Notaris, namun dalam realitasnya, keselarasan
pelaksanaan hukum dilapangan masih ada Notaris yang melakukan pelanggaran
kode etik Notaris tersebut. Disamping itu, aturan demi aturan yang mengikat
setiap anggotanya belum dijalankan sebagaimana mestinya.
Salah satu kasus pelanggaran kode etik profesi hukum yang dilakukan oleh
seorang Notaris pernah terjadi di wilayah Bintaro kabupaten Tangerang sebut saja
Notaris X, dimana seorang klien yang membeli tanah dengan status tanah Girik
didaerah tersebut berkehendak merubah status tanah menjadi sertipikat yang
merupakan tanda bukti hak yang kuat bagi pemegang hak yang bersangkutan,
dimana Notaris X tersebut mengharuskan klien membayar dimuka seluruh biaya
pembuatan sertipikat tersebut dan klien tersebut telah memenuhi permintaan
Notaris tersebut.
Namun setelah berjalan lebih dari dua tahun ternyata sertipikat tersebut
tidak kunjung selesai, beberapa kali Notaris tersebut dihubungi klien yang
bersangkutan melalui telepon, tetapi Notaris tersebut selalu menghindar dengan
menyuruh pegawainya berbohong bahwa notaris tersebut tidak berada ditempat.
Page 2
Dalam kasus tersebut diatas jelas, telah terjadi pelanggaran kode etik
Notaris yang merugikan klien tersebut dan nama baik lembaga Notaris, dimana
seharusnya seorang Notaris berkewajiban menegakkan Kode Etik Notaris dan
memiliki perilaku profesional ( professional behaviour ) yaitu mepunyai
integritas moral, menghindari sesuatu yang tidak baik, jujur, sopan santun, tidak
semata-mata karena pertimbangan uang dan berpegang teguh pada kode etik
profesi dimana didalamnya ditentukan segala prilaku yang harus dimiliki oleh
notaris.
Adanya kode etik bertujuan agar suatu profesi dapat dijalankan dengan
profesional dengan motivasi dan orientasi pada keterampilan intelektual serta
berargumentasi secara rasional dan kritis serta menjunjung tinggi nilai- nilai
moral.
Page 3
berlandaskan pada sikap pandang yang bersifat formalistik, akan tetapi harus
berlandaskan pada sikap pandang yang bersifat profesionalistik, sehingga usaha
untuk meningkatkan mutu pelayanan Notaris benar-benar membawa hasil yang
positif bagi masyarakat.
Dalam hal kasus tersebut diatas, sebenarnya sudah terbentuk suatu badan
yang mempunyai kewenangan dan kewajiban untuk melaksanakan pembinaan dan
Pengawasan terhadap Notaris seperti tersebut dalam Pasal 67 Undang-undang
nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris, Pengawasan atas Notaris
dilakukan oleh Menteri dalam hal ini adalah Menteri Hukum Dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia dengan membentuk Majelis Pengawas yang terbagi
atas Majelis Pengawas Pusat, Majelis Pengawas Wilayah dan Majelis Pengawas
Daerah. Masing-masing Majelis Pengawas tersebut memiliki tugas dan wewenang
tersendiri, dan secara berjenjang Majelis Pengawas Daerah bertanggung jawab
atas kinerjanya kepada Majelis Pengawas Wilayah kemudian Majelis Pengawas
Wilayah bertanggung-jawab atas kinerjanya kepada Majelis Pengawas Pusat dan
Majelis Pengawas Pusat tersebut bertanggungjawab atas kinerjanya kepada
Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.
Majelis Pengawas Notaris yang dibentuk Menteri Hukum Dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia sebagai pelaksana pembinaan dan pengawasan
terhadap Notaris harus lebih maksimal dalam menjalankan tugas pengawasan juga
dalam memberikan peringatan kepada Notaris yang melakukan pelanggaran
dengan memberikan sanksi yang tegas dengan menggunakan Pedoman
Pelaksanaan Tugas Majelis Pengawas Notaris yang dituangkan dalam Keputusan
Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor: M.39-
PW.07.10 Tahun 2004.
Page 4
pengawasan terhadap pelaksanaan jabatan Notaris Sanga tepat, karena dalam
menjalankan jabatannya seorang Notaris tidak hanya menjalankan jabatan yang
diamanatkan oleh undang-undang, tetapi juga berfungsi sebagai pengabdi hukum
yang meliputi bidang yang Sangat luas. Dengan adanya kode etik, kepentingan
masyarakat yang dilayani akan terjamin sehingga semakin memperkuat
kepercayaan masyarakat.
Tujuan penelitian
Page 5
Untuk memahami pelanggaran yang dilakukan Notaris atas Kode Etik
Notaris.
Untuk menganalisa secara sistematis mengenai penerapan sanksi atas
pelanggaran kode etik profesi notaris dengan cara melakukan analisis
terhadap analisis-analisis hukum yang berkaitan dengan kode etik
notaris dala sistem hukum di Indonesia.
Untuk menganalisa dan menganalisis tanggungjawab notaris dalam
pembuatan akta yang berakibat pidana.
Manfaat Penelitian
Page 6
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Bertens (1994), Etika berasal dari bahasa Yunani kuno ethos
dalam bentuk tunggal yang berarti adat kebiasaaan, adat istiadat, akhlak yang
baik. Arti etika adalah ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang
adat kebiasaan, dengan demikian, menurut Bertens tiga arti Etika dapat
dirumuskan sebagai berikut:
2. Etika dipakai dalam arti kumpulan asas-asas atau nilai moral, yang
dimaksud disini adalah kode etik, misalnya Kode Etik Notaris Indonesia.
3. Etika dipakai dalam arti ilmu tentang yang baik atau yang buruk. Arti
Etika disini sama dengan filsafat moral.
Page 7
Etika moral berhubungan dengan kebiasaan berperilaku baik dan benar
berdasarkan kodrat manusia. Apabila Etika ini dilanggar timbul perbuatan yang
tidak baik dan tidak benar. Kebiasaan ini berasal dari kodrat manusia yang
disebut moral.
3. Etika bisa pula dipahami sebagai ilmu tentang yang baik dan yang
buruk.
Page 8
Dalam Ensiklopedia Indonesia, terbitan Ikhtisar Baru tahun 1984,
dijelaskan bahwa etika berasal dari bahasa Inggris Ethics yang berarti ilmu
tentang kesusilaan yang menentukan bagaimana seharusnya manusia hidup di
dalam masyarakat.
1. Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan
kewajiban moral (akhlak).
3. Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau
masyarakat umum.
Page 9
Bertens dalam bukunya tentang etika menyatakan bahwa kode etik profesi
merupakan norma yang ditetapkan dan diterima oleh kelompok profesi, yang
mengarahkan atau memberi petunjuk kepada anggotanya bagaimana seharusnya
dan sekaligus menjamin mutu moral itu di mata masyarakat. Apabila salah satu
anggota kelompok profesi itu berbuat menyimpang dari kode etiknya, maka
kelompok profesi tersebut akan tercemar di mata rnasyarakat. Oleh karena itu,
kelornpok profesi harus menyelesaikan berdasarkan kekuasaannya sendiri.
Page 10
kelompok anggota profesi atau antara anggota kelompok profesi dan masyarakat.
Anggota kelompok protesi atau anggota masyarakat dapat melakukan control
melalui rumusan kode etik profesi, apakah anggota kelompok protesi telah
memenuhi kewajiban profesionalnya sesuai dengan kode etik protesi.
Kode etik protesi pad a dasarnya adalah norma perilaku yang sudah
dianggap benar atau yang sudah mapan dan tentunya akan lebih efektif lagi
apabila norma berlaku tersebut dirumuskan sedemikian baiknya, sehingga
memuaskan pihak-pihak yang berkepentingan. Kode etik profesi merupakan
kristalisasi perilaku yang dianggap benar menurut pendapat umum karena
berdasarkan pertimbangan kepentingan protesi yang bersangkutan. Dengan
demikian kode etik profesi dapat mencegah kesalahpahaman dan konflik, dan
sebaliknya berg una sebagai bahan refleksi nama baik protesi. Kode etik protesi
yang baik adalah yang mencerminkan nilai moral anggota kelompok profesi
sendiri dan pihak-pihak yang membutuhkan pelayanan protesi yang bersangkutan.
Page 11
peristiwa, keadaan atau perbuatan hukum tersebut yang menjadi dasar dari hak
atau suatu perikatan.
Berkaitan dengan hal tersebut, diperlukan adanya pejabat umum dan atau
suatu lembaga yang diberikan wewenang untuk membuat akta otentk yang juga
dimaksudkan sebagai lembaga notariat. Lembaga kemasyarakatan yang dikenal
sebagai "notariat' ini muncul dari kebutuhan dalam pergaulan sesama manusia,
yang menghendaki adanya alat bukti dalam hubungan hukum keperdataan yang
ada dan/atau terjadi diantara mereka.
Notaris yang mempunyai peran serta aktivitas daJam prafesi hukum tidak
dapat dilepaskan dari persoalan-persoalan mendasar yang berkaitan dengan fungsi
serta peranan hukum itu sendiri, dimana hukum diartikan sebagai kaidah-kaidah
yang mengatur segala perikehidupan masyarakat, lebih luas lagi hukum berfungsi
sebagai alat untuk pembaharuan masyarakat.
Page 12
Tanggung jawab notaris dalam kaitannya dengan prafesi hukum di dalam
melaksanakan jabatannya tidak dapat dilepaskan dari keagungan hukurn itu
sendiri, sehingga terhadapnya diharapkan bertindak untuk merefleksikannya di
dalam pelayanannya kepada masyarakat",
Page 13
tersebut tidak boleh disamakan dengan kerja biasa, yang bertujuan mencari nafkah
dalam jabatannya profesionalisme mensyaratkan adanya tiga watak kerja:
Page 14
Pada permulaan abad ke 19, lembaga notariat in meluas ke negara- negara
sekitarnya bahkan ke negara-negara lainnya. Pada saat puncak perkembangannya
dan setelah terjadi pelembagaan notariat, lembaga ini dibawa Belanda dengan dua
buah dekrit kaisar yaitu pada tanggal 8 Nopember tahun 1810 dan tanggal 1 Maret
tahun 1811 yang berlaku di seluruh negeri Belanda.
Page 15
Oktober tahun 2004 disahkan dan diundangkan Undang-undang Nomor 30 tahun
2004 Tentang Jabatan Notaris.
Page 16
”Dengan kehadiran UUJN tersebut merupakan satu-satunya Undang-
undang yang mengatur Notaris Indonesia, yang berarti telah terjadi
unifikasi hukum dalam bidang pengaturan Notaris, sehingga UUJN dapat
disebut sebagai penutup (pengaturan) masa lalu dunia Notaris Indonesia
dan membuka (pengaturan) dunia Notaris Indonesia masa datang.
Sekarang UUJN saja yang merupakan ”rule of law” untuk dunia Notaris
Indonesia”
Page 17
September 1908 Nomor 9. Nama Belanda kemudian diganti atau diu bah menjadi
Ikatan Notaris Indonesia yang hingga sekarang merupakan satu-satunya wadah
organisasi profesi di Indonesia.
Page 18
sendiri damn mengikat mereka dalam mempraktekkarinya. Dengan demikian
Kode etik Notaris adalah tuntunan, bimbingan, pedoman moral atau kesusilaan
Notaris baik selaku pribadi maupun pejabat umum yang diangkat oleh pemerintah
dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat umum khususnya dalam
bidang pembuatan akta.(lihat Liliana Tedjosaputro. Elika Profesi Notaris Da/am
Penegakan Hukum Pidana, Bigraf Publishing, Yogyakarta. 1995, him 29.
a. Berjiwa Pancasila;
Page 19
Yang dimaksud dengan perilaku profesional ( Professional
behaviour ), adalah memenuhi unsur-unsur sebagai berikut:
c. Jujur tidak saja pada pihak kedua atau pihak ketiga, tetapi juga kepada
diri sendiri;
Page 20
3. Etika pelayanan terhadap klien
Page 21
i. Dilarang membujuk-bujuk atau dengan cara apapun memaksa klien
membuat akta padanya, atau membujuk-bujuk seseorang agar pindah
dari Notaris lain;
c. Harus saling menjaga dan membela kehormatan dan nama baik korps
Notaris atas dasar rasa solidaritas dan sikap tolong menolong secara
konstruktif.
Page 22
5. Etika Pengawasan
Page 23
c. Penyisihan atau pengucilan (pencabutan hak-hak tertentu)
Penegakan kode etik Notaris adalah usaha melaksanakan kode etik Notaris
sebagaimana mestinya, mengawasi pelaksanaannya supaya tidak terjadi
pelanggaran, dan jika terjadi pelanggaran memulihkan kode etik yang dilanggar
itu supaya ditegakkan kembali.
Penegakan hukum Kode Etik Notaris tercantum dalam Bab IV dan V yaitu
dari Pasal 6 sampai dengan Pasal 13. Yang meliputi :
2.7. Pengawasan
Page 24
Pengawasan Notaris diatur dalam Pasal 67-81 UUJN, yang intinya
pengawasan dilakukan oleh Menteri dan dalarn rnelaksanakan pengawasan
tersebut Menteri menunjuk Majelis Pengawas, yang terdiri dari Majelis Pengawas
Oaerah, Majelis Pengawas Wilayah dan Majelis Pengawas Pusat. Majelis
Pengawas terdiri dari 3 unsur yaitu unsure dari Pemerintah, organisasi Notaris dan
akademisi.
Page 25
BAP ditolak dan Notaris direhabilitasi nama baiknya. Bila Notaris terbukti
melanggar, putusan harus memuat alasan dan pertimbangan yang cukup yang
dijadikan dasar untuk menjatuhkan putusan.
MPW membuat berita acara atas setiap keputusan penjatuhan sanksi, yang
kemudian disampaikan kepada Mennteri, pelapor, teriapor, MPD, MPP dan
pengurus Pusat Ikatan Notaris Indonesia.
a. Akta dibuat tanpa dihadiri oleh saksl-saksl, padahal di dalam akta itu sendiri
disebut dan dinyatakan "denqan dihadiri saksi-saksi"
c. Akta yang bersangkutan tidak ditandatangai di hadapan Notaris, bahkan min
uta Akta tersebut dibawa oleh orang lain dan ditandatangani oleh dan
ditempat yang tidak diketahui oleh Notaris yang bersangkutan
d. Notaris membuat akta diluar wilayah jabatannya, akan tetapi Notaris yang
bersangkutan mencantumkan dalam akta tersebut seolah-oleh dilangsungkan
Page 26
dalam wilayah hukum kewenangannya atau seolah-oleh dilakukan di tempat
kedudukan dari Notaris tersebut.
e. Seorang Notaris membuka kantor cabang dengan cara sertiap cabang
dalarn . waktu yang bersamaan melangsungkan dan memproduksi akta
Notaris yang seolah-olah kesemua akta tersebut dibuat di hadapan Notaris
yang bersangkutan.
Akibat hukum terhadap akta yang dibuat oleh Notaris yang telah
rnelakukan pelanggaran terhadap Undang-Undang Jabatan Notaris, yaitu kata
Notaris tersebut tidak otentik dan akta itu hanya mempunyai kekuatan seperti akta
yang dibuat di bawah tangan apabila ditandatangani oleh para pihak yang
bersangkutan.
Kode etik Notaris yang diatur oleh organisasi Notaris yaitu !katan Notaris
Indonesia (IN!) merupakan salah satu organisasi profesi jabatan Notaris yang
diakui dan telah mempunyai cabang di seluruh Indonesia. Pelanggaran menurut
Kode etik Notaris diatur dalam Pasal1 angka (9) yaitu :
2.9. Sanksi
Page 27
1. Sanks; yang dikenakan terhadap anggota yang melakukan pefanggaran Kode
Etik dapat berupa :
a. teguran
b. peringatan
Page 28
Dewan Kehormatan adalah alat perlengkapan Perkumpulan sebaga; suatu
badan atau lembaga yang mandiri dan bebas dari keberpihakan da/am
Perkumpulan yang bertugas untuk:
Page 29
dari keanggotaan perkumpulan dapat diajukan/dimohonkan banding kepada
Dewan Kehormatan Wilayah. Apabila pemeriksaan dan penjatuhan sanksi dalam
tingkat pertama telah dilakukan oleh Dewan Kehormatan Wilayah, berhubung
pada tingkat kepengurusan daerah yang bersangkutan belum dibentuk Dewan
Kehormatan Daerah, maka keputusan Dewan Kehormatan Wilayah tersebut
merupakan keputusan tingkat banding. Pemeriksaan dan Penjatuhan saksi pad a
tingkat terakhir dilaksanakan oleh Dewan Kehormatan Pusat (pasal 11). Putusan
yang berisi penjatuhan sanksi pemecatan sementara (schorsing) atau pemecatan
(onzetting) dari keanggotaan perkumpulan yang dilakukan oleh Dewan
Kehormatan Wilayah dapat diajukanl dimohonkan pemeriksaan pada tingkat
terakhir kepada Dewan Kehormatan Pusat. Eksekusi atas sanksi-sanksi dalam
pelanggaran kode etik berdasarkan putusan yang ditetapkan oleh dewan
Kehormatan Daerah, dewan Kehorrnatan Wilayah maupun yang ditetapkan oleh
Dewan Kehormatan Pusat dilaksanakan oleh Penqurus Daerah.
Dalam hal pemecatan sementara secara rind tertuang dalam pasal 13.
Dalam hal pengenaan sanksi pemecatan sementara (schor sing) demikian juga
sanksi onzetting maupun pemberhentian dengan tidak hormat sebagai anggota
perkumpulan terhadap pelanggaran sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 13
diatas wajib diberitahukan oleh Pengurus Pusat kepada Majelis Pengawas Daerah
(MPD) dan tembusannya disampaikan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia.
Page 30
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Notaris merupakan pejabat umum yang membuat akta otentik yang
dibutuhkan oleh masyarakat. Diperlukan tanggung jawab terhadap jabatannya,
sehingga diperlukan lembaga kenotariatan untuk mengatur perilaku profesi notaris
tersebut. Pada hakekatnya Kode Etik Notaris adalah merupakan penjabaran lebih
lanjut apa yang diatur dalam Undang-undang Jabatan Notaris , mengingat Notaris
dalarn melaksanakan jabatannya harus tunduk dan mentaati seqala ketentuan
dalam Undang-undang yang mengatur jabatannya.
Yang tercantum dalam kode etik notaris yang dibuat oleh organisasi INI
yang merupakan satu-satunya organisasi notaris yang berbadan hukum sesuai
dengan UUJN. Artinya seluruh notaris wajib tunduk kepada Kode Etik Notaris.
3.2. Saran
Berdasarkan uraian tentang kewajiban dan larangan sebagaimana terinci di
atas, diharapkan notaris dalam menjalankan jabatannya senantiasa bercermin pada
etika moral profesi yang diembannya, taat asas, serta tunduk dan patuh pada setiap
Page 31
peraturan yang mengatur jabatannya tersebut sehingga masyarakat dan semua
kalangan benar-benar dapat memaknai profesi notaris sebagai salah satu profesi
yang mulia dan bermartabat.
DAFTAR PUSTAKA
Perundang-undangan :
http://situscoplug.blogspot.com/
http://pusat-makah-hukum.blogspot.com/
Page 32
Page 33