Anda di halaman 1dari 39

SIFAT LISTRIK MoS2 PADA SUBSTRAT FLEKSIBEL PET

ELECTRICAL PROPERTIES OF MoS2 ON FLEXIBLE


SUBSTRATE PET

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Teknik

Program Studi S1 Teknik Fisika

Disusun oleh :

SARAH ANNISA

1104144060

FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO


UNIVERSITAS TELKOM

BANDUNG

2018
UNIVERSITAS TELKOM No. Dokumen
Jl. Telekomunikasi No. 1 Ters. Buah Batu Bandung 40257 No. Revisi
FORMULIR LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR Berlaku efektif

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS

NAMA : SARAH ANNISA


NIM : 1104144060
ALAMAT : Babakan Leuwi Bandung RT 01/03 Desa Citeureup, Dayeuhkolot
No Tlp/HP : 082240205871
E-mail : sarahannisa16@gmail.com
Menyatakan bahwa Tugas Akhir ini merupakan karya orisinal saya sendiri,
dengan judul :
SIFAT LISTRIK MoS2 PADA SUBSTRAT FLEKSIBEL PET

ELECTRICAL PROPERTIES OF MoS2 ON FLEXIBLE


SUSBTRATE PET

Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko / sanksi yang dijatuhkan kepada
saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap kejujuran
akademik atau etika keilmuan dalam karya ini, atau ditemukan bukti yang
menunjukkan ketidak aslian karya ini.

Bandung, Agustus 2018

Sarah Annisa
1104144060

ii
UNIVERSITAS TELKOM No. Dokumen
Jl. Telekomunikasi No. 1 Ters. Buah Batu Bandung 40257 No. Revisi
FORMULIR LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR Berlaku efektif

LEMBAR PENGESAHAN
TUGAS AKHIR

SIFAT LISTRIK MoS2 PADA SUBSTRAT FLEKSIBEL PET

ELECTRICAL PROPERTIES OF MoS2 ON FLEXIBLE


SUBSTRATE PET

Telah disetujui dan disahkan sebagai Tugas Akhir II


Program S1 Teknik Telekomunikasi
Fakultas Teknik Elektro
Universitas Telkom

Disusun oleh :

SARAH ANNISA
1104144060

Bandung, Agustus 2018

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Ismudiati Puri Handayani Dr. Edy Wibowo


NIP. 00760012 NIP. 14860038

iii
ABSTRAK
Tugas akhir ini mempelajari sifat listrik dan efek tarikan mekanik terhadap sifat
listrik MoS2 yang dideposisi di atas substrat PET. Lapisan MoS2 dibuat dengan cara
memodifikasi 1 mg/mL MoS2 menggunakan teknik eksfoliasi fasa cair dan
interkalator 1 mg/mL NaOH dan 2 mg/mL NaOH. Karakterisasi sifat listrik
dilakukan dengan cara mengukur arus dan hambatan sebelum, pada saat ditarik dan
setelah mengalami tarikan mekanik. Nilai arus yang dihasilkan oleh lapisan MoS2
yang dimodifikasi dengan 2 mg/mL NaOH sebesar 2 nA pada saat tegangan luar 100
V. Nilai arus ini 10 kali lipat lebih rendah dibandingkan lapisan MoS2 yang
dimodifikasi dengan 1 mg/mL NaOH yaitu sebesar 20 nA. Nilai hambatan lapisan 1
mg/mL MoS2 yang dimodifikasi dengan 2 mg/mL NaOH sebesar 40 GΩ. Nilai ini
lebih tinggi dibandingkan lapisan MoS2 yang dimodifikasi dengan 1 mg/mL NaOH
yang memiliki hambatan sebesar 3,4 GΩ. Saat diberi tarikan mekanik, arus dan
hambatan akan mengalami perubahan seiring bertambahnya regangan yang
dihasilkan oleh material PET. Saat diberi tarikan mekanik, arus MoS2 di atas substrat
PET lebih rendah dibandingkan dengan sebelum ditarik, sedangkan hambatannya
lebih tinggi. Setelah tarikan dihilangkan arus dan hambatan kembali mendekati nilai
arus dan hambatan sebelum ditarik. Namun demikian kondisi awal tidak tercapai
kembali pada saat tarikan diulang-ulang lebih dari 3 kali yang menunjukkan bahwa
PET sudah kehilangan sifat elastisnya.

Kata Kunci: MoS2, Substrat Fleksibel, PET, Sifat Listrik, Sifat Mekanik.

iv
ABSTRACT
A study has been conducted to understand the electrical properties of MoS2
deposited on a flexible Polyethylene Terephthalate (PET) substrate. It aims to
determine the mechanical effect on the electrical properties of MoS 2 deposited on
the PET substrate. Here, 1 mg / mL MoS2 is modified using liquid exfoliation
method and intercalator 1 mg / mL NaOH and 2 mg / mL NaOH. The electrical
characterization was performed by measuring the electrical current and resistance.
When the MoS2 was modified using 2 mg / mL NaOH, the current and the resistance
is 2 nA and 40 GΩ, respectively, when applied voltage was 100 V. This current is
10 times lower than the one modified using 1 mg / mL NaOH which has 20 nA
electrical current and resistance of 3,4GΩ. The current and resistance was affected
by mechanical stretch. When mechanical stretch was applient, the electrical current
decreases while the resistance icreased. These values are returned back close to
their original values when the mechanical stretch was released. However, this
reversibility was only existed up to 3 cyclus of experiments which indicates that the
PET looses ots flexibility after 3 cyclus of experiments.

Keywords: MoS2, Flexible Substrate, PET, Electrical Properties, Mechanical


Properties.

v
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena
rahmat, petunjuk, kasih sayang, karunia, dan kuasa-Nya penulis dapat
menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “ Sifat Listrik MoS2 pada Substrat
Fleksibel PET” dengan baik. Tugas Akhir ini merupakan salah satu persyaratan
untuk menyelesaikan Program Studi Jurusan S1 Teknik Fisika di Universitas
Telkom Bandung. Selama mengikuti pendidikan S1 Teknik Fisika sampai dengan
proses penyelasaian Tugas Akhir penulis sampaikan rasa terimakasih yang sebesar-
besarnya atas dukungan yang diberikan, khususnya kepada:

1. Kedua orang tua dan adik-adik penulis, Ayah, Ibu, Imel, dan Fajar yang
tidak henti-hentinya memberikan doa, dukungan, semangat, kesabaran,
cinta, dan kasih sayang kepada penulis dari awal sampai akhir perkuliahan
dan akan terus selamanya.
2. Nenek, Bibi, dan Om yang telah memberikan dukungan dan membanu
selama penulis tinggal di Bandung.
3. Ibu Dr. Ismudiati Puri Handayani selaku pembimbing I atas kesabaran,
bantuan, saran, dan motivasi yang sangat berharga selama penulis
mengerjakan penelitian dan penulisan Tugas Akhir.
4. Bapak Dr. Edy Wibowo selaku pembimbing II bantuan, saran, dan motivasi
yang sangat berharga selama penulis mengerjakan penelitian dan penulisan
Tugas Akhir.
5. Bapak Dr. Mamat Rokhmat selaku penguji yang telah memberikan
komentar, saran, dan masukkannta yang membangun dalam hasil penelitian
dan penulisan Tugas Akhir.
6. Bapak Muhammad Saladin Prawirasasra, S.T., M.T. selaku dosen wali
yang selalu membimbing dan memberikan solusi yang penulis hadapi
selama menempuh studi.
7. Para Dosen Teknik Fisika yang tidak bias disebutkan satu per satu,
terimakasih karena telah mengajar dan memerikan ilmu kepada penulis.

vi
8. Muhammad Albar Latief, S.Psi yang selalu menemani dari awal sampai
akhir perkuliahan, terimakasih atas bantuan, motivasi, dukungan, saran dan
pengalaman hidup kepada penulis disaat penulis merasa putus asa.
9. Teman-teman seperjuangan Ian Ramadhani, Delia Wulan Sari, Siti
Maemunnah, Faby yang selalu memberi dukungan, motivasi, semangat,
pengalaman dan kebersamaanya dalam mengerjakan Tugas Akhir.
10. Keluarga Besar Laboratorium Material Elektronika yang saling
meberikan dukungan dan motivasi.
11. Keluarga Besar Himpunan Mahasiswa Teknik Fisika atas kesempatan
memiliki pengalaman dan ilmu yang berharga.
12. Para sahabat TF-38-03 dan Seluruh mahasiswa Teknik Fisika 2014 yang
saling membantu selama menempuh studi.
13. Serta seluruh pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu atas dukungan
selama penulis mengerjakan Tugas Akhir.
Akhir kata, semoga Allah SWT membalas kebaikan semua pihak yang telah
membantu menjadi amal ibadah. Penulis menyadari bahwa penelitian Tugas Akhir
ini belum sempurna dan masih banyak memiliki kekurangan. Karena itu kritik dan
saran yang membangun dari para pembaca akan diterima dengan senang hati.
Semoga Tugas Akhir ini dapat menjadi manfaat dan rujukan penelitian bagi yang
membacanya.

Bandung, Agustus 2018

Penulis

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ....................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... iii
ABSTRAK ............................................................................................................. iv
ABSTRACT ............................................................................................................ v
KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi
DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. x
DAFTAR TABEL .................................................................................................. xi
BAB I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang.......................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 2
1.4. Batasan Masalah ....................................................................................... 2
1.5. Metodologi Penelitian .............................................................................. 3
1.6. Sistematika Penulisan ............................................................................... 4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 5
2.1. Molybdenum Disulfide (MoS2) ................................................................ 5
2.2. Polyethylene Terephthalate (PET) ........................................................... 5
2.3. Hukum Lambert-Beer ............................................................................... 6
2.4. Pengelupasan dengan Metoda Fasa Cair .................................................. 6
2.5. Sifat Listrik ............................................................................................... 7
2.6. Sifat Mekanik ............................................................................................ 8
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN............................................................. 11
3.1. Tahap-Tahap Penelitian .......................................................................... 11
3.2. Proses Pengelupasan Bulk MoS2 ............................................................ 12
3.3. Deposisi .................................................................................................. 12
3.4. Pengukuran Ketebalan MoS2 di atas Substrat PET ................................ 12
3.5. Pengukuran Sifat Listrik ......................................................................... 13
3.6. Efek Sifat Mekanik Terhadap Sifat Listrik ............................................ 14
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 17
4.1. Hasil Modifikasi MoS2 dengan Metode Eksfoliasi................................. 17
4.2. Hasil Deposisi MoS2 di Atas Substrat PET ............................................ 18

viii
4.3. Hasil Pengukuran Ketebalan MoS2 pada Substrat PET ......................... 20
4.4. Efek Tarikan Mekanik Terhadap Sifat Listrik Bahan ............................ 21
4.4.1. Perubahan Mekanik Bahan Material PET ....................................... 21
4.4.2. Arus dan Hambatan Lapisan MoS2 Di Atas Substrat PET Tanpa dan
Dengan Tarikan ............................................................................................. 23
4.4.3. Perubahan Arus dan Hambatan Selama 10 Kali Pengujian ............ 24
BAB V. PENUTUP ............................................................................................... 25
5.1. Simpulan ................................................................................................. 25
5.2. Saran ....................................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 27

ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Struktur Monolayer MoS2 [12] ........................................................ 5
Gambar 2.2. Skematik Eksfoliasi Fasa Cair [10] .................................................. 6
Gambar 2.3. Skematik representasi stress (tekanan) ............................................. 9

Gambar 3.1. Tahapan-Tahapan Penelitian .......................................................... 11


Gambar 3.2. Skema pengukuran ketebalan lapisan MoS2 di atas Subtrat PET .. 13
Gambar 3.3. Skema pengukuran arus lapisan MoS2 di atas Subtrat PET ........... 14
Gambar 3.4. Skema pengujian tarik bersamaan pengukuran sifat listrik MoS 2 di
atas substrat PET ................................................................................................... 15
Gambar 3.5. Realisasi proses penarikan sampel bersamaan dengan pengukuran
sifat listrik.............................................................................................................. 15

Gambar 4.1. Campuran 1 mg/mL MoS2 dengan 2 mg/mL NaOH (a) sebelum
dimodifikasi dan (b) setelah sonikasi (c) setelah sentrifugasi (d) setelah dipisahkan
antara flakes dan endapan ..................................................................................... 17
Gambar 4.2. Citra mikroskop (10 kali perbesaran) lapisan MoS2 di atas substrat
PET dengan cara (a) drop casting (b) menggunakan alat spin coating ................. 18
Gambar 4.3. Citra mikroskop (10 kali perbesaran) lapisan 1 mg/mL MoS2 dengan
1 mg/mL NaOH di atas substrat PET yang dideposisi menggunakan alat spin
coating dengan kecepatan dan tahapan yang berbeda (a) kecepatan 1 (b) kecepatan
2 seperti pada Tabel 4.1 ........................................................................................ 19
Gambar 4.4. Citra mikroskop (10 kali perbesaran) lapisan 1 mg/mL MoS2 di atas
substrat PET menggunakan alat spin coating dengan kecepatan dan tahapan yang
sama dan variasi konsentrasi (a) 1 mg/ml NaOH dan (b) 2 mg/ml NaOH ........... 19
Gambar 4.5. Grafik intensitas cahaya yang ditransmisikan oleh PET dan oleh
lapisan MoS2 pada saat nilai NaOH divariasi. ...................................................... 20
Gambar 4.6. Perubahan panjang sampel selama (a) sebelum ditarik, (b) pada saat
ditarik selama 1 detik sebanyak 1 siklus eksperimen setelah ditarik (c) 1 siklus
eksperimen dan (d) 5 siklus eksperimen ............................................................... 21
Gambar 4.7. Perubahan regangan selama 10 siklus ............................................ 22
Gambar 4.8. Kurva karakteristik I-V dan hambatan lapisan 1 mg/mL MoS2 di atas
substrat PET yang dimodifikasi menggunakan 1 mg/mL dan 2 mg/mL NaOH ... 23
Gambar 4.9. Perubahan arus dan hambatan sebagai fungsi siklus ...................... 24

x
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1. Kecepatan Putar Spin Coating............................................................. 18

xi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
MoS2 (molybdenum disulfide) merupakan senyawa kimia jenis Metal
Transisi Dichalcogenida (TMDC) dengan celah pita semikonduktor direct
~1,8 eV untuk lapisan tunggal dan ~1,2 eV indirect bandgap pada saat
berbentuk bulk [1]. Selain itu material ini memiliki mobilitas pembawa
muatan mencapai 200 cm2/Vs dalam suhu ruang sehingga dapat diaplikasikan
dalam substrat fleksibel [2]. MoS2 memiliki sifat mekanik yang kuat dan
fleksibel. Rata-rata Modulus Young dari lapisan MoS2 bernilai (0,33 ± 0,07)
TPa, yang sebanding dengan graphen oxide. Nilai ini juga lebuh tinggi dari
Modulus Young pada bulk MoS2 yaitu 0,24 TPa [3].

Terkait dengan fleksibel elektronik sebelumnya telah dilakukan


penelitian pada MoS2 yang di deposisi pada substrat polyimide (PI) [4]. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa nilai arus drain mencapai sekitar 85 µA µm-1
pada suhu 300K [4]. Saat diterapkan tensile strain 1% selama uji bending,
karakteristik transfer dari transistor MoS2 fleksibel memiliki stabilitas yang
kuat bahkan setelah 10.000 pembengkokan [4]. Selain menggunakan substrat
PI, telah dilakukan pula penelitian MoS2 yang ditumbuhkan pada substrat
polyethylene terephthalate (PET) dengan arus total yang terukur (Is) yang
meningkat secara siginifikan dari ≈90 nA pada ruang gelap menjadi ≈220 nA
dengan pencahayaan 4,927 mW cm-2 saat diberi tegangan drain sebes -2V [5].
Pada penelitian selanjutnya, film heterostructure graphene/MoS2 pada
substrat PDMS disusupi dengan elektrolit polimer dalam bejana vakum [6].
Heterostructutre tersebut kemudian disatukan menjadi superkapasitor dengan
cara ditekan menggunakan dua elektorda polimer. Ujung elektroda
dihubungkan dengan kawat tembaga menggunakan pasta perak untuk
pengukuran nilai hambatan dengan penerapan tensile strain. Hasil
menunjukkan bahwa hambatan dari sampel yang diinfiltrasi dengan PVA
hanya meningkat dua kali karena diregangkan 0% menjadi 60%, kemudian
meningkat tajam saat ditarik 60% sampai 100% [6].

1
Dalam pengerjaan tugas akhir, penulis melakukan pengukuran sifat
listrik MoS2 yang dideposisikan di atas substrat fleksibel PET. Proses
modifikasi MoS2 menjadi lapisan tipis dapat dilakukan dengan metode
eksfoliasi fasa cair, pembelahan secara mikromekanikal dan pengendapan uap
kimia [1]. Pada tugas akhir ini proses modifikasi lapisan MoS2 dilakukan
dengan metoda eksfoliasi fasa cair karena metode ini memungkinkan
terbentuknya lapisan tipis heterostructure dan berpotensi dapat diukur [7].
Selanjutnya hasil eksfoliasi fasa akan dideposisi di atas substrat PET dan
diamati sifat listriknya maupun mekanik. Diharapkan dengan dilakukannya
penelitian ini dapat memberikan informasi nilai konduktivitas listrik lapisan
MoS2 tanpa atau dengan efek mekanik, dan peluang aplikasi yang lebih luas
lagi.

1.2. Rumusan Masalah


Persoalan yang ingin dipelajari pada penelitian ini meliputi:

1. Bagaimana sifat listrik lapisan MoS2 di atas substrat PET?


2. Apa efek tarikan mekanik terhadap sifat listrik lapisan MoS 2 di atas
substrat PET?

1.3. Tujuan Penelitian


Penelitian tugas akhir ini bertujuan antara lain sebagai berikut:

1. Mengetahui sifat listrik lapisan MoS2 di atas substrat PET tanpa efek
tarikan mekanik.
2. Mengetahui efek tarikan mekanik terhadap sifat listrik lapisan MoS2 di atas
substrat PET.

1.4. Batasan Masalah


Agar penyusunan tugas akhir ini lebih terarah dan tidak meyimpang dari
tujuan penelitian maka, penulis menetapkan beberapa batasan masalah sebagai
berikut:

1. Proses pengelupasan material MoS2 menjadi lapisan tipis dilakukan


dengan menggunakan metoda pengelupasan fasa cair tanpa harus mencapai
lapisan tunggal.
2. Substrat yang digunakan dalam penelitian ini hanya PET

2
3. Sifat listrik lapisan MoS2 di atas substrat PET dipelajari dengan mengamati
respon kurva I-V.
4. Uji tarik dan pengukuran kurva I-V secara bersamaan dilakukan untuk
mengetahui efek sifat mekanik terhadap sifat listrik lapisan MoS2 di atas
substrat PET.

1.5. Metodologi Penelitian


Metode penelitian yang dilakukan dalam menyelesaikan tugas akhir ini
diantaranya sebagai berikut:

Studi Literatur

Studi literatur dilakukan dengan mencari dan mengumpulkan data informasi


mengenai sifat listrik MoS2 pada substrat fleksibel serta mencari literatur-
literatur yang berkaitan dengan topik tugas akhir yang dilakukan.

Proses Fabrikasi dan Karakterisasi

Proses fabrikasi dan karakterisasi dilakukan dengan beberapa cara yaitu:


metode eksfoliasi fasa cair untuk mendapatkan lapisan MoS2, pengukuran sifat
listrik dan pengukuran sifat mekanik MoS2 pada substrat PET.

Analisis Hasil Eksperimen dan Kesimpulan

Setelah proses fabrikasi dan karakterisasi maka dilakukan pengolahan data


kemudian dianalisa sebagai bahan pembahasan dan kesimupalan pada
penelitian Tugas Akhir.

Penyusunan Laporan Akhir

Semua hasil dari penelitian yang telah dianalisa berdasarkan data yang didapat
selanjutnya akan ditulis dalam bentuk laporan Tugas Akhir.

3
1.6. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pemahaman pembaca dalam penulisan ilmiah ini, maka
penulis membuat sistematika penulisan sebagai berikut:

Bab 1: Pendahuluan

Berisi tentang latar belakang penelitian sifat listrik MoS 2 pada substrat PET,
rumusan masalah yang akan diamati, tujuan penelitian, batasan masalah dalam
penelitian dan ringkasan sistematika penulisan.

Bab 2: Tinjauan Pustaka

Bab ini berisi tentang teori-teori yang digunakan yaitu MoS2, Polyethylene
Terephthalate (PET), eksfoliasi menggunakan NMP, hukum Lambert-Beer,
sifat listrik, dan sifat mekanik.

Bab 3: Metode Penelitian

Menjelaskan tentang metode-metode yang dikerjakan seperti tahapan-tahapan


penelitian, metode eksfoliasi bulk MoS2, deposisi, pengukuran ketebalan
lapisan MoS2 di atas substrat PET, pengukuran sifat listrik, efek sifat mekanik
terhadap sifat listrik.

Bab 4: Hasil dan Pembahasan

Menjelaskan tentang hasil penelitian yang telah dikerjakan seperti hasil


modifikasi MoS2 dengan metode eksfoliasi, hasil deposisi, hasil pengukuran
ketebalan, dan efek tarikan mekanik terhadap sifat listrik.

Bab 5: Simpulan dan Saran

Berisi tentang kesimpulan dan saran mengenai hasil penelitian yang telah
dikerjakan.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Molybdenum Disulfide (MoS2)
MoS2 merupakan seyawa kimia jenis TMDC dengan sifat mekanik yang
kuat dan fleksibel. Modulus Young dari lapisan MoS2 bernilai (0,33 ± 0,07)
TPa, yang sebanding dengan graphen oxide [3]. Nilai ini lebih tinggi dari
Modulus Young pada bulk MoS2 yaitu 0,24 TPa [3]. MoS2 tersusun dari
molybdenum dan sulfur yang ikatannya berupa ikatan van der Walls arah axis
kristalografi c dan ikatannya kovalen pada bidang ab sehingga bisa dilepas
selapis demi selapis membentuk lapisan tipis pada arah axis kristalografi c.
Bulk MoS2 merupakan indirect-semiconductor, sedangkan MoS2 lapisan
tunggal bersifat direct-semiconductor. Akibat dari perubahan sifat ini, MoS2
lapisan tunggal dapat memancarkan fotoluminesensi pada panjang gelombang
30 nm [8].

Ikatan kovalen
Ikatan van der Walls

Gambar 2.1. Struktur Monolayer MoS2 [9]


Gambar 2.1 merupakan struktur dari bulk MoS2 yang terdiri dari
tumpukan lapisan dua dimensi dengan jarak antar lapisan 6,5 Å. Proses
pengelupasan menjadi material dua dimensi dengan ukuran skala atomik dapat
terjadi karena adanya lapisan-lapisan yang terikat lemah oleh gaya van der
Walls dan ikatan kovalen yang kuat dalam setiap lapisannya [5].

2.2. Polyethylene Terephthalate (PET)


Perkembangan elektronik pada substrat fleksibel memberikan keuntungan
yang besar dalam mengembangkan piranti yang tipis, kuat dan fleksibel mudah

5
ditarik maupun diubah-ubah bentuknya [10]. Salah satu contoh substrat
fleksibel yang digunakan untuk aplikasi fleksibel elektronik yaitu Polyethylene
Terephthalate (PET). PET adalah polimer plastik dengan sifat termal dan
mekanik yang sangat baik [11]. Modulus Young dari PET bisa mencapai 2-2,7
Gpa dan memiliki nilai konduktivitas termal sebesar 0,15-0,4 W.m-1.K-1 dalam
suhu 23oC [12]. Selain itu PET memiliki kekuatan dielektrik sebesar 17
kV.mm-1 [12].

2.3. Hukum Lambert-Beer


Ketebalan lapisan MoS2 di atas substrat PET dapat ditentukan menggunakan
persamaan Lambert-Beer berikut ini:

𝐼𝐼 = 𝐼0 𝑒 −𝛼.𝑑 (2.1)
α merupakan koefisien lapisan MoS2 serapan yang sudah diketahui. d
adalah ketebalan lapisan MoS2 yang dihasilkan akibat terserapnya inetensitas
cahaya yang datang (I0) dan intensitas cahaya yang ditransmisikan (II) oleh
lapisan MoS2 di atas substrat PET. Pantulan dan penyerapan cahaya dalam
hukum Lambert-Beer dapat diabaikan. Puncak-puncak panjang gelombang
cahaya yang ditransmisikan oleh lapisan MoS2 dapat menjadi informasi untuk
menghitung celah pita energi dan menghitung ketebalan lapisan MoS 2 di atas
substrat PET [13].

2.4. Pengelupasan dengan Metoda Fasa Cair


NMP (N-Metil-2-Pirolidon) merupakan cairan tidak berwarna yang dapat
larut dalam air pada semua suhu dan memiliki stabilitas kimia serta termal yang
tinggi [14]. Dalam penelitian ini NMP digunakan untuk meningkatkan
efisiensi pengelupasan MoS2 yang memberikan kekuatan dielektrik cukup
tinggi untuk MoS2 [1].

Gambar 2.2. Skematik Eksfoliasi Fasa Cair [10]

6
Gambar 2.2 merupakan proses pengelupasan bulk MoS2 dengan metoda
fasa cair dengan ultrasonikasi. Ultrasonik dengan frekuensi 20-100 kHz
mempunyai efek signifikan dalam mempercepat proses kimia dan fisika [15].
Bulk MoS2 dilarutkan menggunakan pelarut NMP dan ditambahkan NaOH
sebagai interkalator. Interkalator akan masuk ke celah antar lapisan. Getaran
gelombang ultrasonik dapat merusak ikatan antar molekul atau mengikis
permukaan bahan padat [16]. Pada saat yang bersamaan, getaran gelombang
ultrasonik juga memicu pembentukan gelembung dalam medium cair.
Gelembung-gelembung ini akan berosilasi mengikuti getaran ultrasonik dan
ketika pecah akan menimbulkan gelombang kejut (shockwave) yang mengarah
ke permukaan padat [17]. Dampak dari shockwave ini sangat kuat, antara lain
dapat mengupas permukaan, mengikis, atau memecah ikatan antar molekul
[18]. Hal ini lah yang menyebabkan antar lapisan MoS2 terpisah.

2.5. Sifat Listrik


MoS2 merupakan semikonduktor anorganik dengan nilai konduktivitas 10 -
4
Ω-1cm-1 pada suhu ruang [19]. Meskipun kenyataanya bahwa nilai resistivitas
atau konduktivitas dapat berbeda, tetapi MoS2 menunjukkan peningkatan yang
bertahap dalam resistivitas dan peningkatan konduktivitas akibat pengaruh
suhu [20]. Konduktivitas merupakan nilai yang diperoleh dari aliran arus yang
berkaitan dengan struktur kristal terutama pada suhu yang lebih tinggi [20].
Menentukan nilai konduktivitas lapisan MoS2 dapat dihitung menggunakan
rumus hukum Ohm.

𝑉
𝐼= (2.2)
𝑅

Pengukuran sifat listrik dilakukan untuk mengetahui kelistrikan suatu


material. Nilai perubahan arus (I) diamati pada saat tegangan (V) divariasi.
Kaitan perubahan arus terhadap variasi tegangan dapat dinyatakan dalam
bentuk kurva I-V. Dari kurva I-V dapat diperoleh nilai rata-rata R terhadap
variasi tegangan yang merupakan hambatan dari lapisan MoS2 di atas substrat
PET. Nilai konduktivitas listrik (𝜎𝑒 ) dapat ditentukan dengan menghitung

7
resistivitas (𝜌) terlebih dahulu yang didapat dari hubungan antara panjang (L)
lapisan MoS2 di atas substrat dan luas permukaan (A) lapisan MoS2.

𝐿
𝑅=𝜌 (2.3)
𝐴

Selanjutnya persamaan 2.2 disubsitusikan dengan nilai gradien (m)


sehingga menjadi:

1 𝐿
=𝜌 (2.4)
𝑚 𝐴

Dari persamaan 2.4 maka diperoleh nilai resistivitas listrik yang


dinyatakan dengan persamaan:

𝐴
𝜌= (2.5)
𝑚𝐿

Kemudian nilai konduktivitas listrik dapat diperoleh dengan persamaan


di bawah ini:
1 𝑚
𝜎𝑒 = = 𝐿
𝜌 𝐴 (2.6)

2.6. Sifat Mekanik


Penerapan regangan dalam material berdimensi rendah dapat digunakan
untuk mempelajari sifat material terutama untuk mencari karakteristik
fleksibel elektronik [3]. Lapisan tunggal MoS2 patah saat tegangan tarik 22 ±
4 Gpa dan regangan tarik kritis 6-11% dengan mengasumsikan tegangan
regangan linier [3]. Hubungan regangan tegangan tarik ideal yang dihitung
menunjukan perilaku yang berbeda untuk arah regangan yang berbeda [3].

Uji tarik merupakan salah satu metode untuk mengetahui kekuatan suatu
bahan/material. Material akan diberi gaya tarik yang bertambah secara kontinyu
dan diamati pertambahan panjangnya yang menyebabkan perubahan luas
penampang.

8
Gambar 2.3. Skematik representasi stress (tekanan)

Gambar 2.3 merupakan representasi dari tekanan yang akan dihitung. Pada
gambar, sampel akan diberi gaya tarik (F) pada sisi kiri dan kanan. Tarikan yang
diberikan secara terus menerus mengakibatkan pertambahan panjang (∆𝐿) yang
akan mempengaruhi nilai luas penampang awal (A0) lapisan MoS2.

Tekanan rata-rata yang dirasakan oleh material pada saat mengalami uji tarik
diperoleh dari perbandingan gaya tarik (F) dengan luas penampang awal (A0)
material uji,

𝐹
𝜎𝑚 = (2.7)
𝐴0

Regangan ( 𝜀 ) yang dihasilkan akibat proses penarikan diperoleh dengan


membagi pertambahan panjang (∆𝐿) material dengan panjang awalnya (𝐿0 ).
∆𝐿 𝐿 − 𝐿0
𝜀= = (2.8)
𝐿0 𝐿0

Perubahan bentuk atau regangan bergantung pada besarnya tekanan


(𝜎𝑚 ) yang diberikan. Hubungan regangan dan tekanan dapat direpresentasikan
dengan persamaan:
𝜎𝑚 = 𝐸𝜀 (2.9)

Persamaan di atas merupakan hukum Hooke, dan konstanta E adalah modulus


elastilisitas atau Modulus Young.
Berdasarkan persamaan 2.3, nilai hambatan listrik (R) bahan dipengaruhi
panjang (L) dan luas penampang (A) dari material. Dengan adanya tarikan

9
mekanik yang mempengaruhi nilai L dan A, diharapkan nilai R juga berubah
yang selanjutnya akan teramati dalam bentuk perubahan arus.

10
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Tahap-Tahap Penelitian
Secara umum tahap-tahap penelitian yang dilakukan dapat diperlihatkan pada
diagram alir di bawah ini:

Studi Literatur

Pembuatan atau
modifikasi MoS2 dengan
metode eksfoliasi

Deposisi substrat PET

Apakah deposisi Tidak


substrat PET
bagus?

Ya
Pengukuran Ketebalan
Lapisan MoS2 pada
Substrat PET

Karakterisasi Sifat Listrik


MoS2 pada Substrat PET

Karakterisasi dan analisis


efek mekanik terhadap Pembuatan alat uji mekanik
sifat listrik

Menulis Laporan

Gambar 3.1. Tahapan-Tahapan Penelitian

Gambar 3.1 merupakan tahapan-tahapan penelitian yang dilakukan pada


tugas akhir ini. Penelitian dimulai dengan melakukan studi literatur yang
terkait dengan MoS2 dari mulai proses modifikasi lapisan, deposisi di atas
substrat, sifat listrik maupun sifat mekaniknya. Selanjutnya melakukan
penelitian berdasarkan literatur, yaitu pembuatan atau modifikasi MoS2 dengan

11
metode eksfoliasi selanjutnya, hasil eksfoliasi akan dideposisi pada substrat
PET. Kemudian untuk menganalisis hasil dari penelitian dilakukan pengujian
dan karakterisasi sifat listrik MoS2 tanpa dan dengan efek mekanik. Hasil dari
penelitian yang dilakukan menjadi bahan penulisan laporan tugas akhir.

3.2. Proses Pengelupasan Bulk MoS2


Pada metode ini bulk MoS2 akan dikelupas yang dilarutkan menggunakan
NMP dan NaOH sebagai interkalator dengan konsentrasi 1 mg/mL. Campuran
larutan ini akan disonikasi menggunakan alat ultrasonikator selama kurang
lebih 60 jam. Kemudian, setelah larutan disonikasi selanjutnya akan
disentrifugasi selama 30 menit dengan kecepatan 2000 rpm. Sentrifugasi
bertujuan untuk memisahkan endapan MoS2 yang berat dengan endapan yang
lebih ringan (flakes). Flakes MoS2 akan dipisahkan lalu disonikasi kembali
selama beberapa jam dan dilanjutkan dengan sentrifugasi dengan durasi dan
kecepatan yang sama hingga mengendap. Endapan ini kemudian diambil dan
dilarutkan menggunakan ethanol, disonikasi dan disentrifugasi kembali seperti
awal dan terus menerus sampai pH etanol 6-7.

3.3. Deposisi
Flakes MoS2 setelah melalui proses ekfsoliasi akan dideposisikan ke
substrat PET. Untuk mentrasfer flakes MoS2 pada substrat PET dapat
dilakukan dengan dua cara yaitu dengan spin coating atau langsung diteteskan
saja. Cara mendeposisikan flakes MoS2 pada substrat yang dilakukan akan
mempengaruhi hasil dari pengukuran sifat listrik dan efek sifat mekanik
terhadap listrik. Selain itu akan dicoba juga deposisi dengan proses
pengelupasan secara mekanik lapisan-lapisan tipis yang disaring menggunakan
saringan selulosa.

3.4. Pengukuran Ketebalan MoS2 di atas Substrat PET


Sebelum karakterisasi sifat listrik dan analisis efek mekanik terhadap sifat
listrik terlebih dahulu dilakukan pengukuruan ketebalan MoS2 pada substrat
PET. Untuk mengetahui ketebalan MoS2 pada substrat PET pengukuran
dilakukan menggunakan alat spektrofotometer. Berikut Gambar 3.2 yang
menunjukkan skema pengukuran ketebalan MoS2 di atas substrat PET.

12
Gambar 3.2. Skema pengukuran ketebalan lapisan MoS2 di atas Subtrat
PET
Sumber cahaya diberikan dengan besar cahaya tertentu, dimana cahaya
akan mengenai substrat PET dengan lapisan MoS2 dan ditransmisikan. Hasil
transmisi akan muncul di software pada komputer yang terhubung dengan
spektrofotometer dalam bentuk grafik. Selanjutnya setelah diperoleh hasil
transmisi cahaya maka dilakukan penentuan koefisien serapan. Hal ini
bertujuan untuk menentukan ketebalan lapisan MoS2 di atas substrat PET.
Puncak transimisi cahaya ditetapkan sebagai cahaya datang (Io), sedangkan
puncak transmisi cahaya yang melewati lapisan MoS2 ditetapkan sebagai (I1).
Panjang gelombang untuk semua transmisi cahaya ditentukan pada titik yang
sama.

Kemudian panjang gelombang dikonversi menjadi celah pita energi.


Setelah diketahui besar celah pita energi maka koefisien serapan lapisan MoS 2
di atas substrat PET dapat ditentukan. Koefisien serapan yang sudah diketahui
digunakan untuk menentukan ketebalan menggunakan persamaan Lambert-
Beer.

3.5. Pengukuran Sifat Listrik


Untuk mengetahui sifat listrik dari sampel, maka dilakukan pengukuran
arus dan hambatannya. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan software
Keithley 2400. Sebelum melakukan pengukuran terlebih dahulu membuat
elektroda. Pembuatan elektroda pada substrat PET untuk mengukur besarnya
nilai arus yang dihasilkan saat diberi masukan tegangan. Agar dapat

13
mengahantarkan tegangan dan arus maka digunakan serat kabel tembaga.
Kemudian, serat kabel tembaga direkatkan pada bidang substrat PET
menggunakan silver conductive paste.

Gambar 3.3. Skema pengukuran arus lapisan MoS2 di atas Subtrat PET

Gambar 3.3 merupakan skema pengukuran arus lapisan MoS2 di atas


substrat PET. Selanjutnya lapisan MoS2 yang dideposisikan pada PET diapit
dengan serat kabel tembaga. Serat kabel tembaga pada elektroda sisi kiri dan
kanan disambungkan menggunakan kabel yang terhubung dengan kabel
sourcemeter Keithley 2400 yang terkoneksi dengan komputer. Kemudian akan
diberikan tegangan untuk melihat grafik arus antara PET sebagai substrat
dengan lapisan MoS2. Kurva I-V yang dihasilkan dapat dijadikan nilai untuk
mencari konduktivitas listrik MoS2 pada substrat PET.

3.6. Efek Sifat Mekanik Terhadap Sifat Listrik


Efek sifat mekanik terhadap sifat listrik dapat diamati dengan melakukan
uji tarik bersamaan dengan pengukuran perubahan arus untuk berbagai variasi
tegangan. Berdasarkan persamaan 2.3 pada Bab 3.5 tarikan akan
mempengaruhi nilai hambatan listrik dan arus yang mengalir pada saat material
diberi tegangan tertentu.

14
Gambar 3.4. Skema pengujian tarik bersamaan pengukuran sifat listrik MoS2
di atas substrat PET

Gambar 3.4 merupakan skema dari pengujian efek tarikan terhadap sifat
listrik MoS2. Lapisan MoS2 yang dideposisikan pada PET yang terhubung
dengan alat ukur listrik ditarik kedua sisinya menggunakan alat uji tarik. Saat
ditarik akan terjadi pertambahan panjang yang mempengaruhi kurva I-V. Dari
kurva I-V yang dihasilkan dapat diperoleh nilai hambatan listrik. Nilai
hambatan listrik ini dipengaruhi oleh pertambahan panjang dan perubahan luas
penampang material saat mengalami uji tarik.

Gambar 3.5. Realisasi proses penarikan sampel bersamaan dengan


pengukuran sifat listrik

Gambar 3.5 merupakan realisasi proses penarikan sampel yang dilakukan


bersamaan dengan pengukuran sifat listrik. Material PET dengan lapisan MoS 2
diletakkan di alat uji tarik yang dihubungkan dengan kabel sourcemeter
Keithley 2400. Kabel motor dihubungkan ke catu daya sebagai sumber
tegangan untuk menarik material PET. Tegangan yang diberikan untuk
menarik sampel sebesar 3 V. Penarikan dilakukan selama 1 detik dengan 10
siklus eksperimen yang kemudian akan dikembalikan pada posisi semula. Hal

15
ini dilakukan agar dapat mengetahui tingkat elastisitas dari material PET yang
akan mempengaruhi sifat listrik MoS2 pada PET. Saat dilakukan proses
penarikan, arus akan ditampilkan pada layar Keithley 2400.

16
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Modifikasi MoS2 dengan Metode Eksfoliasi
Modifikasi larutan MoS2 dilakukan menggunakan alat ultrasonikator yang
disonikasi selama 60 jam. Selama sonikasi, larutan MoS2 harus selalu dicek
dan dilakukan pengocokkan setiap 10 jam agar larutan tercampur dengan rata.
Setelah disonikasi akan dilanjutkan proses sentrifugasi. Sentrifugasi bertujuan
untuk memisahkan endapan MoS2 yang berat dengan endapan yang lebih
ringan (flakes). Berikut Gambar 4.1 yang menunjukkan perubahan larutan
MoS2 sebelum dan sesudah dimodifikasi.

Gambar 4.1. Campuran 1 mg/mL MoS2 dengan 2 mg/mL NaOH (a) sebelum
dimodifikasi dan (b) setelah sonikasi (c) setelah sentrifugasi (d) setelah
dipisahkan antara flakes dan endapan

Gambar 4.1 menunjukkan campuran 1 mg/mL MoS2 dengan 2 mg/mL


NaOH sebelum dan sesudah disonikasi. Pada gambar 4.1 (a), larutan MoS2
sebelum melalui proses sonikasi masih berwarna hitam pekat. Sedangkan
larutan MoS2 yang sudah disonikasi selama 60 jam berwarna hijau gelap, lebih
terang dibandingkan sebelum disonikasi seperti ditunjukkan Gambar 4.1 (b).

17
Gambar 4.1 (c) memperlihatkan larutan MoS2 yang telah disentrifugasi.
Terlihat endapan yang lebih berat akan terpisah dengan endapan yang lebih
ringan (flakes). Flakes akan dipisahkan ke tabung yang lainnya seperti pada
Gambar 4.1 (d) sebelah kiri. Setelah melalui proses sonikasi kembali, flakes
inilah yang akan dideposisi di atas substrat PET untuk dikarakterisasi.

4.2. Hasil Deposisi MoS2 di Atas Substrat PET


Deposisi MoS2 pada substrat PET dilakukan dengan 2 cara, yaitu secara
penetesan (drop casting) dan secara pemutaran menggunakan alat spin
coating. Hasil dari masing-masing cara dapat dilihat pada Gambar 4.2.

Gambar 4.2. Citra mikroskop (10 kali perbesaran) lapisan MoS2 di atas
substrat PET dengan cara (a) drop casting (b) menggunakan alat spin coating

Berdasarkan gambar tersebut MoS2 di atas substrat PET yang dideposisi


secara drop casting (Gambar 4.2 (a)) terlihat masih menggumpal dibandingkan
dengan cara pemutaran menggunakan alat spin coating (Gambar 4.2 (b)) yang
tersebar lebih merata.

Tabel 4.1. Kecepatan Putar Spin Coating

Larutan Ramp Pick Dwell


Kecepatan Step RPM
1mg/mL MoS2 (s) (s)
0 10 60 50
Dengan 1 1 10 60 100
1
mg/mL NaOH 2 10 300 100
3 10 60 50
0 10 60 50
2 Dengan 1 1 10 60 100
mg/mL NaOH 2 10 300 150
3 10 60 50

18
Tabel 4.1 merupakan kecepatan putar dan tahapan dari spin coating yang
digunakan untuk mendeposisi lapisan MoS2 yang ditunjukkan pada Gambar
4.3. Kecepatan putar dan tahapan akan mempengaruhi hasil penyebaran MoS2
di atas susbstrat PET, namun demikian pada tugas akhir ini belum dilakukan
penelitian secara sistematis yang mempelajari efek putaran dan tahapan spin
coating terhadap hasil akhir MoS2 di atas substrat PET.

Gambar 4.3. Citra mikroskop (10 kali perbesaran) lapisan 1 mg/mL MoS2
dengan 1 mg/mL NaOH di atas substrat PET yang dideposisi menggunakan
alat spin coating dengan kecepatan dan tahapan yang berbeda (a) kecepatan 1
(b) kecepatan 2 seperti pada Tabel 4.1

Berdasarkan Gambar 4.3 penyebaran lapisan MoS2 lebih merata (Gambar


4.3 (b)) pada saat kecepatan pada tahap 2 lebih cepat sebesar 150 RPM
dibandingkan dengan kecepatan yang digunakan pada Gambar 4.3 (a) sebesar
100 RPM. Maka pada penelitian selanjutnya lapisan MoS2 dideposisi
menggunakan alat spin coating dengan parameter seperti pada kecepatan 2
Tabel 4.1.

Gambar 4.4. Citra mikroskop (10 kali perbesaran) lapisan 1 mg/mL MoS2 di
atas substrat PET menggunakan alat spin coating dengan kecepatan di
tahapan yang sama dan variasi konsentrasi (a) 1 mg/ml NaOH dan (b) 2
mg/ml NaOH

19
Konsentrasi larutan NaOH juga mempengaruhi proses penyebaran.
Berdasarkan Gambar 4.4 lapisan MoS2 yang dimodifikasi dengan 2 mg/ml
NaOH lebih tersebar merata dan homogen serta tidak menggumpal (Gambar
4.4 (b)) dibandingkan dengan lapisan yang dimodifikasi dengan 1 mg/mL
NaOH dan dideposisi dengan cara yang sama (Gambar 4.4 (a)).

4.3. Hasil Pengukuran Ketebalan MoS2 pada Substrat PET


Setelah dilakukan deposisi lapisan MoS2 di atas substrat PET, selanjutnya
perlu diketahui ketebalan dari masing-masing lapisan MoS2 di atas substrat
PET.

PET Murni
2000 MoS2 dengan
2 mg/ml NaOH
MoS2 dengan
Intensitas Cahaya

1500 1 mg/ml NaOH

1000

500

0
200 400 600 800 1000
Panjang Gelombang (nm)

Gambar 4.5. Grafik intensitas cahaya yang ditransmisikan oleh PET dan
oleh lapisan MoS2 pada saat nilai NaOH divariasi.

Gambar 4.5 merupakan perbandingan intesitas cahaya transmisi saat


cahaya dilewatkan pada PET murni, PET dengan lapisan MoS2 yang
dimodifikasi dengan 1 mg/ml NaOH, dan PET dengan lapisan MoS2 yang
dimodifikasi dengan 2 mg/ml NaOH. Berdasarkan grafik tersebut intesitas
cahaya transmisi tertinggi dimiliki oleh PET murni. Lapisan MoS2 yang
dideposisi di atas substrat PET mengakibatkan turunnya transmisi cahaya.
Transmisi cahaya yang dimiliki oleh lapisan MoS2 dengan 2 mg/mL NaOH
lebih tinggi dibandingkan lapisan MoS2 dengan 1 mg/mL NaOH. Hal ini
menunjukkan lapisan yang dimodifikasi dengan 2 mg/mL NaOH lebih tipis
dibandingkan dengan lapisan yang dimodifikasi dengan 1 mg/mL NaOH.
Berdasarkan pengolahan data Grafik 4.5 dengan menggunakan hukum

20
Lambert Beer (Persamaan 2.1), ketebalan rata-rata 1 mg/mL lapisan MoS2
yang dimodifikasi dengan 2 mg/mL NaOH dan dideposisi di atas substrat PET
bernilai 10 nm. Nilai ini lebih tipis dibandingkan lapisan MoS2 yang
dimodifikasi dengan 1 mg/mL NaOH yang memiliki ketebalan sebesar 16 nm.

4.4. Efek Tarikan Mekanik Terhadap Sifat Listrik Bahan


Efek tarikan mekanik terhadap sifat listrik MoS2 dilakukan dengan cara
mengukur arus yang mengalir pada sampel pada saat variasi tegangan dan
bersamaan dengan sampel diberikan tarikan mekanik selama 1 detik. Skema
pengukuran dituliskan pada Bab 3.6.

4.4.1. Perubahan Mekanik Bahan Material PET


Hasil citra mikroskop lapisan selama (a) sebelum ditarik, (b) pada saat
ditarik selama 1 detik sebanyak 1 kali pengujian, setelah ditarik (c) 1 kali
pengujian dan (d) 5 kali pengujian ditunjukkan oleh Gambar 4.6.

Gambar 4.6. Perubahan panjang sampel selama (a) sebelum ditarik, (b)
pada saat ditarik selama 1 detik sebanyak 1 kali pengujian, setelah ditarik
(c) 1 kali pengujian dan (d) 5 kali pengujian

21
Berdasarkan Gambar 4.6 panjang awal lapisan MoS2 di atas substrat
PET sebesar 3,359 mm seperti pada Gambar 4.6 (a). Ketika dilakukan
penarikan selama 1 detik panjang berubah menjadi 3,371 mm (Gambar 4.6
(b)). Selanjutnya terlihat pada Gambar 4.6 (c) bahwa setelah ditarik panjang
lapisan MoS2 kembali seperti sebelum ditarik yaitu sebesar 3,359 mm.
Namun ketika ditarik selama lebih dari 3 kali pengujian, material PET sudah
melewati batas elastisitas dan sampel tidak sepenuhnya kembali seperti
semula. Panjang sampel setelah pengujian ke 5 menjadi 3,367 mm seperti
yang ditunjukkan oleh Gambar 4.6 (d). Perubahan sifat elastis ini
selanjutnya akan dijelaskan pada Gambar 4.7. Terlihat bahwa pada saat
ditarik sampel mengalami pertambahan panjang, sehingga memiliki
regangan sebesar 0,004. Selanjutnya nilai regangan semakin bertambah
hingga mencapai nilai 0,015 pada pengujian ke 10. Saat sampel
dikembalikan pada posisi semula setelah pengujian 1 sampai pengujian 3,
sampel kembali ke posisi semula yang ditunjukkan dengan nilai regangan
mendekati 0. Namun demikian, setelah pengujian ke 3 sampel kehilangan
sifat elastisnya yang ditunjukkan dengan bertambahnya nilai regangan
hingga mencapai nilai 0,003. Berikut Gambar 4.7 yang menunjukkan grafik
perubahan regangan terhadap fungsi siklus.

0.016

0.012
Regangan

0.008

0.004

saat ditarik
0.000 setelah ditarik
2 4 6 8 10
Pengujian ke-n

Gambar 4.7. Perubahan regangan 10 kali pengujian

Perubahan panjang yang dialami oleh material PET yang dilapisi MoS 2 akan
mempengaruhi keseluruhan sifat listrik MoS2/PET.

22
4.4.2. Arus dan Hambatan Lapisan MoS2 Di Atas Substrat PET Tanpa dan
Dengan Tarikan

48 sebelum ditarik (a) (b)


saat ditarik 60
40 setelah ditarik
2 mg/mL NaOH
32 1 mg/mL NaOH 40

Hambatan (G)
24
Arus (nA)

4.4
6

4 2 mg/mL NaOH 4.0


1 mg/mL NaOH
2 3.6

0 3.2
100 110 120 130 140 150 100 110 120 130 140 150
Tegangan (V)

Gambar 4.8. Kurva karakteristik I-V dan hambatan lapisan 1 mg/mL


MoS2 di atas substrat PET yang dimodifikasi menggunakan 1 mg/mL dan
2 mg/mL NaOH

Sebelum menguji efek tarikan terhadap sifat listrik terlebih dahulu diuji
sifat listrik tanpa tarikan. Gambar 4.8 merupakan kurva karakteristik I-V
dan hambatan lapisan 1 mg/mL MoS2 yang dimodifikasi dengan
menggunakan 1 mg/mL dan 2 mg/mL NaOH serta dideposisi di atas substrat
PET. Berdasarkan Gambar 4.8 (a) kurva warna hitam, arus akan semakin
tinggi saat tegangan dinaikkan. Ini berbanding terbalik dengan nilai
hambatan, di mana hambatan MoS2 di atas substrat PET cenderung konstan
atau semakin rendah ketika tegangan dinaikkan seperti yang ditunjukkan
oleh kurva warna hitam Gambar 4.8 (b).

Saat mengalami tarikan mekanik, arus MoS2 di atas substrat PET lebih
rendah dibandingkan dengan sebelum ditarik (kurva warna merah Gambar
4.8 (a)), sedangkan hambatannya lebih tinggi (kurva warna merah Gambar
4.8 (b)). Setelah tarikan mekanik dihilangkan arus dan hambatan kembali
atau mendekati nilai arus dan hambatan sebelum ditarik (kurva warna biru
Gambar 4.8).

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari grafik, nilai arus yang dihasilkan
oleh lapisan MoS2 yang dimodifikasi dengan 2 mg/mL NaOH sebesar 2 nA

23
pada saaat nilai tegangan 100 V. Nilai arus ini 10 kali lipat lebih rendah
dibandingkan lapisan MoS2 yang dimodifikasi dengan 1 mg/mL NaOH
yaitu sebesar 20 nA. Sedangkan nilai hambatan lapisan yang dimodifikasi
dengan 2 mg/mL sebesar 40 GΩ. Nilai ini lebih tinggi dibandingkan lapisan
MoS2 yang dimodifikasi dengan 1 mg/mL NaOH yaitu sebesar 3.4 GΩ pada
saat tegangan luar 100 V.

4.4.3. Perubahan Arus dan Hambatan Selama 10 Kali Pengujian


Pada pembahasan sebelumnya arus dan hambatan diukur hanya dalam
satu kali pengujian. Namun demikian dari Gambar 4.7, teramati berubah
pada saat pengamatan lebih dari tiga 3 pengujian. Untuk reversibilitas sifat
listrik material, perubahan arus dan tegangan diamati hingga 10 kali
pengujian seperti pada kasus regangan Gambar 4.9 menunjukkan perubahan
arus dan hambatan selama 10 kali pengujian.

saat ditarik (1 mg/mL NaOH)


28 setelah ditarik (1 mg/mL NaOH)
100
saat ditarik (2 mg/mL NaOH)
setelah ditarik (2 mg/mL NaOH) 80
24
60

Hambatan (G)
Arus (nA)

20

2
4

2 4 6 8 10 2 4 6 8 10
Pengujian ke-n

Gambar 4.9. Perubahan arus dan hambatan 10 kali pengujian

Berdasarkan Gambar 4.9 arus dan hambatan yang dihasilkan oleh


MoS2 di atas substrat PET akan berubah seiring dengan bertambahnya
pengujian. Nilai arus semakin rendah ketika dilakukan lebih dari 1 kali
pengujian hingga pengujian ke 10, namun nilai hambatan mengalami
kenaikan. Hal ini terjadi karena regangan yang dialami oleh material PET
juga berubah setiap pengujiannya. Nilai arus dan hambatan setelah ditarik
sampai pengujian ke-3 tetap bernilai sama. Namun, setelah ditarik selama
lebih dari pengujian ke-3 nilai arus dan hambatan berubah.

24
BAB V
PENUTUP
5.1. Simpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat ditarik beberapa
simpulan yaitu:

1. Arus yang mengalir melalui MoS2 yang dideposisi di substrat PET akan
mengalami kenaikan seiring bertambahnya tegangan. Sedangkan
hambatannya akan semakin rendah ketika tegangan dinaikkan. Arus yang
dihasilkan oleh lapisan MoS2 yang dimodifikasi dengan 2 mg/mL NaOH
dan 1 mg/mL NaOH berturut-turut bernilai 2 dan 20 nA pada saat diberi
tegangan luar 100 V. Nilai hambatan lapisan 1 mg/mL MoS2 yang
dimodifikasi dengan 2 mg/mL sebesar 40 GΩ. Nilai ini lebih tinggi
dibandingkan lapisan MoS2 yang dimodifikasi dengan 1 mg/mL NaOH
yang memiliki hambatan 3.4 GΩ.
2. Perubahan panjang yang dialami oleh material PET yang dilapisi MoS 2 akan
mempengaruhi keseluruhan sifat listrik MoS2/PET. Saat ditarik arus MoS2
di atas substrat PET lebih rendah dibandingkan dengan sebelum ditarik,
sedangkan hambatannya lebih tinggi. Setelah tarikan dihilangkan arus dan
hambatan kembali atau mendekati nilai arus dan hambatan semula jika
pengukuran dilakukan hingga 3 kali pengujian. Jika pengukuran lebih dari
3 kali pengujian, MoS2 yang dideposisi di atas substrat PET kehilangan sifat
reversibilitasnya.

5.2. Saran
Diharapkan adanya penelitian lebih lanjut dan pengembangan lebih lanjut
untuk memperbaiki kekurangan Tugas Akhir ini. Adapun saran yang
dianjurkkan adalah sebagai berikut:

1. Dalam memodifikasi MoS2, perlu dilakukan dengan waktu yang lebih lama
untuk proses sonikasi agar flakes MoS2 lebih tipis.
2. Perlu mengeksplorasi substrat yang lebih agar elastisitasnya tidak berubah
jika dilakukan penarikan untuk beberapa siklus.

25
3. Proses karakterisasi mekanik sebaiknya menggunakan alat uji tarik dengan
ketelitian yang pasti.

26
DAFTAR PUSTAKA
[1] G. S. Bang, K. W. Nam, J. Y. Kim, J. Shin, J. W. Choi, and S. Choi, “E ff
ective Liquid-Phase Exfoliation and Sodium Ion Battery Application of MoS
2 Nanosheets,” pp. 2–7, 2014.
[2] H. Chang et al., “High-Performance , Highly Bendable MoS 2 Transistors
with High ‑ K Dielectrics for Flexible Low-Power,” ACS Nano, no. 6, pp.
5446–5452, 2013.
[3] Z. M. Wang, MoS2: Materials , Physics , and Devices. 2014.
[4] H. Y. Chang et al., “Large-Area Monolayer MoS2 for Flexible Low-Power
RF Nanoelectronics in the GHz Regime,” Adv. Mater., vol. 28, no. 9, pp.
1818–1823, 2016.
[5] W. Wu et al., “Piezophototronic Effect in Single-Atomic-Layer MoS2 for
Strain-Gated Flexible Optoelectronics,” Adv. Mater., pp. 8463–8468, 2016.
[6] N. Li, T. Lv, Y. Yao, H. Li, K. Liu, and T. Chen, “highly fl exible and
stretchable all-solid-state,” J. Mater. Chem. A Mater. energy Sustain., vol. 5,
pp. 3267–3273, 2017.
[7] V. Nicolosi, M. Chhowalla, M. G. Kanatzidis, M. S. Strano, and J. N.
Coleman, “Liquid Exfoliation of Layered Materials,” Science (80-. )., vol.
340, no. 6139, pp. 1226419–1226419, 2013.
[8] G. Eda, H. Yamaguchi, D. Voiry, T. Fujita, M. Chen, and M. Chhowalla,
“Photoluminescence from Chemically Exfoliated MoS 2,” 2011.
[9] B. Radisavljevic, A. Radenovic, J. Brivio, V. Giacometti, and A. Kis,
“Single-layer MoS2 transistors,” Nat. Nanotechnol., vol. 6, no. 3, pp. 147–
150, 2011.
[10] W. A. Macdonald, “Latest Advances in Substrates for Flexible Electronics,”
Large Area Flex. Electron., no. February 2015, pp. 291–314, 2015.
[11] R. K. Al-tamimi, M. N. Khalaf, M. Sabri, and L. Sabri, “Post consumer
poly(ethylene terephthalate) depolymerization by waste of battery acid
hydrolysis,” J. Mater. Environ. Sci., vol. 2, no. 2, pp. 88–93, 2011.
[12] Phoenix Technologies International LLC, “Polyethylene terephthalate key
properties,” p. 1, 2008.
[13] T. Suharti, DASAR-DASAR SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS DAN

27
SPEKTROMETRI MASSA UNTUK PENENTUAN STRUKTUR SENYAWA
ORGANIK. Bandar Lampung: AURA CV. Anugrah Utama Raharja, 2017.
[14] N.--pyrrolidinone Msds, “Material Safety Data Sheet N-methyl-2-
pyrrolidone,” Sci. Lab.com, pp. 1–6, 2013.
[15] L. Landau, “Acoustics Australia,” Acoust. Aust. Vol 40, No 1, vol. 40, no. 2,
2012.
[16] F. John, “N95- 31783,” pp. 369–378, 2017.
[17] K. S. Suslick and G. J. Price, “Application of Ultrasound to Materials
Chemistry,” Annu. Rev. Mater. Sci, vol. 29, no. 5, pp. 295–326, 1999.
[18] K. Vilkhu, R. Mawson, L. Simons, and D. Bates, “Applications and
opportunities for ultrasound assisted extraction in the food industry - A
review,” Innov. Food Sci. Emerg. Technol., vol. 9, no. 2, pp. 161–169, 2008.
[19] H. Chermette and C. Bernard, “Electrical properties of molybdenum
disulfide MoS2 . Experimental study and density functional calculation
results and density functional calculation results,” no. November 2014, 1997.
[20] Y. Epshteyn and T. Risdon, “Molybdenum disulfide in lubricant
applications–a review,” 12 Lubr. Grease Conf., no. January, pp. 2–12, 2010.

28

Anda mungkin juga menyukai