Anda di halaman 1dari 11

PROGRAM STUDI TEKHNOLOGI HASIL PERIKANAN

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS IBRAHIMY
2022

PERIKANAN BUDIDAYA BERKELANJUTAN


Oleh:
ASNAWIYAH & DITA AULIA SUSANTI

Dosen:
DR. SAWIYA, M.P.
,Akuakultur secara global
Pitch Deck Lembaga Konservasi Laut

didefinisikan FAO sebagai “usaha


budidaya organisme air termasuk
ikan, moluska, krustasea, dan
tanaman air secara terkontrol
yang bertujuan untuk
meningkatkan produksi, dimiliki,
dan diusahakan oleh individu atau
badan usaha”.
Indonesia sendiri menyederhanakan tipe usaha perikanan budidaya
menjadi usaha budidaya ikan skala kecil yang berisikan budidaya
subsistence and artisanal serta usaha budidaya ikan skala menengah
dan besar.
Penyederhanaan klasifikasi tipe usaha budidaya ikan ini secara umum
ditujukan untuk melindungi pembudidaya ikan kecil terkait dengan
kompetisi penggunaan lahan, dukungan subsidi serta akses input
produksi dan pasar.
PERIKANAN BUDIDAYA BERKELANJUTAN

Perikanan Budidaya Berkelanjutan atau sustainable aquaculture


diturunkan dari definisi umum "sustainability" yang berarti
pemanfaatan sumber daya perikanan budidaya yang ditujukan
untuk memenuhi kebutuhan generasi saat ini dan secara
bersamaan menjamin bahwa generasi masa depan dapat terus
memanfaatkan sumber daya tersebut.
Perspektif internasional yang saat ini dilakukan oleh
Indonesia dalam mengendalikan pembangunan perikanan
budidaya sehingga dapat berkelanjutan didasarkan pada 5
aspek utama, yaitu:

Ecosystem based
Input control, Technical measures, management, Indirect economic
mengendalikan mengendalikan teknik pengendalian kegiatan
Output control, instruments,
penggunaan input budidaya yang budidaya yang selalu
mengendalikan jumlah mengendalikan
produksi seperti benih, dilakukan mengedepankan
output seperti total hasil instrumen ekonomi
pakan, investasi, media konektivitas dan
budidaya dan limbah yang berdampak
budidaya serta lokasi keseimbangan antara
budidaya kepentingan socio- langsung dalam sistem
ekonomi perikanan budidaya
budidaya dengan
perlindungan
lingkungan,
Perikanan budidaya berkelanjutan di
Indonesia masih berevolusi pada tahap
peningkatan produksi. Namun secara
bertahap, perikanan budidaya Indonesia
telah memulai mengembangan aspek
budidaya ramah lingkungan, usaha
konservasi sumber daya ikan (SDI)
perikanan budidaya dan mengurangi
pengaruh negatif dari kegiatan perikanan
budidaya.
TEKHNOLOGI AKUAKULTUR BERKELANJUTAN
Hatchery menjadi fondasi dalam membangun perikanan budidaya yang
berkelanjutan untuk mensuplai benih ikan yang berkualitas, baik dari sisi produksi
maupun kesehatan secara kontinyu dan dalam jumlah yang besar. Secara umum,
hatchery terbagi atas dua yaitu:

Hatchery skala besar dikembangkan secara lengkap mengikuti tahapan-


tahapan pemilihan lokasi yang sesuai.

Hatchery skala kecil (Skala Rumah Tangga), merupakan bentuk segmentasi


sistem produksi benih yang memanfaatkan peluang ekonomi untuk mensuplai
benih ikan dan seringkali bekerjasama dengan hatchery skala besar.
Memastikan kesejahteraan masyarakat baik
Arah pembangunan perikanan pembudidaya maupun masyarakat luas yang
budidaya saat ini difokuskan pada terkait dengan proses dan hasil perikanan
pembangunan berbasis ekosistem budidaya.
atau Ecosystem Approach to Memastikan perlindungan lingkungan lokal,
Aquaculture (EAA). EAA pada regional dan global yang terdampak secara
prinsipnya adalah strategi
langsung maupun tidak langsung oleh
pembangunan perikanan budidaya
yang berkelanjutan yang pembangunan perikanan budidaya.
berdasarkan pada tiga pilar utama Memfasilitasi konektifitas and keseimbangan
yaitu: keduanya, yang tentu saja disesuaikan dengan
arah kebijakan pembangunan perikanan budidaya
nasional.
Arah pengembangan perikanan budidaya
berkelanjutan 2020 – 2024 juga didominasi
oleh ide-ide terkait dengan penyempurnaan
manajemen dan mitigasi pengaruh negatif dari
aktivitas budidaya ikan terhadap lingkungan
baik di laut, payau maupun tawar. Usaha
penyempurnaan ini dapat difokuskan pada
kegiatan pengembangan Decision Support
System (DSS) kelayakan lahan dan daya
dukung untuk setiap aktivitas budidaya ikan di
berbagai sistem dan memfasilitasi konektivitas
stake holder terkait (pembudidaya, pengepul,
pemerintah daerah dan provinsi).
KESIMPULAN

Kompleksnya usaha-usaha untuk mencapai pembangunan perikanan berkelanjutan di


Indonesia tentu saja tidak boleh dibebankan seluruhnya kepada lembaga teknis terkait.
Peran lembaga riset sebagai pengawal kebijakan pembangunan dan menyediakan
inovasi-inovasi kreatif terkait perikanan budidaya berkelanjutan perlu diperkuat. Peran
lembaga penyuluhan dan pendidikan juga menjadi aspek penting terkait dengan
penguatan kemampuan teknis dan manajemen dari pembudidaya ikan khususnya
pembudidaya skala kecil. Koordinasi yang baik antara lembaga teknis, riset, dan
penyuluhan serta training serta tentu saja masyarakat pembudidaya utama menjadi hal
yang penting jika Indonesia ingin terus berada sebagai salah satu produsen terbesar
perikanan budidaya di Indonesia
SUMBER

Sjarief Widjaja & Kadarusman. 2019.


Sumber Daya Hayati Maritim. Buku
Besar Maritim Indonesia. Hal 248 -
287

Anda mungkin juga menyukai