Sifat Fisis Berat Jenis, Porositas
Sifat Fisis Berat Jenis, Porositas
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Teknik Mesin
Program Studi Teknik Mesin
Diajukan oleh :
Oleh Nama : Felix Sigit .T
NIM : 005214112
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2006
i
THE EFFECTS OF COOPER CONTENT ON PHYSICAL AND
MECHANICAL PROPERTIES OF Al Si ALLOY
FINAL PROJECT
Presented Partial Fulfillment of the Requirement
To Obtain the Sarjana Teknik Degree
By :
Felix Sigit .T
Student Number : 005214112
ii
iii
iv
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tugas akhir ini tidak terdapat karya
Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis
Yogyakarta,
Penulis
v
MOTTO :
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat-Nya yang diberikan sehingga terselesaikannya Tugas Akhir dengan judul
Pengaruh Kadar Tembaga Terhadap Sifat Fisis Dan Mekanis Coran Aluminium
Silisium dengan baik
Tugas Akhir ini merupakan syarat memperoleh gelar sarjana di Fakultas
Tehnik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Dalam penyusunan Tugas Akhir
ini, kami telah mendapatkan banyak bantuan, bimbingan berupa saran maupun
petunjuk serta dukungan moril sehingga terselesaikannya Tugas Akhir ini.
Pada kesempatan ini kami menyampaikan rasa terima kasih yang tiada
terhingga kepada :
1. Bpk Ir. Greg. Heliarko, S.T, S.S, B.S.T, M.A, M.Sc, selaku Dekan
Fakultas Teknik Universitas Sanata Dharma Yoygyakarta
2. Bpk. Yosef Agung Cahyanta, S.T, M. T, selaku Ketua Jurusan Teknik
Mesin Fakultas Teknik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Bpk. I Gusti Ketut Puja, S.T, M.T, selaku dosen pembimbing yang
telah banyak membantu penulisan Tugas Akhir ini.
4. Dosen-dosen Jurusan Teknik Mesin, atas ilmu pengetahuan selama
penulis belajar.
5. Mas Martono mas Intan, dan mas Ronny, selaku Laboran Ilmu Logam
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
6. Kedua Bapak dan ibu atas pengertian, motivasi, kehangatan cinta dan
ketulusan doa yang tak pernah berhenti untuk penulis
7. Emilia Kurnia Dewi yang dengan tulus selalu mendoakan dan
menemani hingga terselesaikannya tugas akhir ini.
8. Teman-teman angkatan 00 atas dukungan semangatnya.
9. Semua pihak yang telah membantu memberikan masukan serta kritik
selama penulis menyusun Tugas Akhir ini.
Penulis menyadari bahwa tugas ini jauh dari sempurna.Oleh karena itu
kepada semua pihak, penulis sangat terbuka untuk semua saran, kritik yang
vii
membangun untuk perbaikkan Tugas Akhir ini. Akhirnya harapan penulis, Tugas
Akhir ini dapat berguna bagi semua pihak dan dapat dijadikan bahan kajian lebih
lanjut
Yogakarta, 2006
Penulis
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL . .. i
HALAMAN PENGESAHAN . iii
HALAMAN PERNYATAAN v
HALAMAN MOTTO dan PERSEMBAHAN . .. vi
KATA PENGANTAR vii
DAFTAR ISI . .. ix
DAFTAR GAMBAR .. xi
DAFTAR TABEL . .. xii
DAFTAR NOTASI . xiii
INTISARI xiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Tujuan Penelitian 2
1.3 Batasan Masalah . 2
BAB II DASAR TEORI
2.1 Sifat Aluminium . 3
2.2 Paduan Aluminium . 3
2.2.1 Klasifikasi Paduan 3
2.2.2 Paduan Aluminium Utama ... 5
2.3 Paduan Aluminium Cor .. 9
2.4 Pengaruh Unsur Paduan dalam Aluminium ... 11
2.5 Pengecoran . 12
2.6 Bagian-bagian dalam Pengecoran .. 15
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
3.1 Pelaksanaan Pengecoran . 17
3.1.1 Bahan 17
3.1.2 Alat-alat yang digunakan pada saat pengecoran .. 17
3.1.3 Proses Peleburan .. 18
ix
3.1.4 Pelepasan Hasil Coran .. 18
3.2 Pembuatan Benda Uji . 18
3.3 Alat-Alat yang digunakan pada saat proses pengujian ... 19
3.4 Pengujian Tarik .. 19
3.5 Pengujian Kekerasan Brinell .. 20
3.6 Pengujian Berat Jenis 22
3.7 Pengamatan Porositas . 23
3.8 Pengujian struktur mikro 24
3.9 Metode Penelitian Pengecoran Al Si Cu .. 26
BAB IV HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN
4.1 Pengujian Tarik .. 27
4.2 Pengujian Kekerasan .. 28
4.3 Pengujian Berat Jenis . 29
4.4 Pengamatan Struktur Mikro ... 30
4.5 Pengamatan Porositas . 34
BAB V KESIMPULAN dan SARAN
5.1 Kesimpulan . 37
5.2 Saran ... 37
DAFTAR PUSTAKA ... 38
LAMPIRAN
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR NOTASI
xiii
INTISARI
xiv
This document was created with Win2PDF available at http://www.daneprairie.com.
The unregistered version of Win2PDF is for evaluation or non-commercial use only.
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
3
4
2. Paduan Al Mn
Mn adalah unsur yang memperkuat Al tanpa mengurangi ketahanan
korosi, dan dipakai untuk membuat paduan yang tahan korosi. Fasanya
mempunyai titik eutetik adalah 1, 82 % dan pada 5000 C, sedangkan
pada temperatur biasanya kelarutannya hampir 0.
8
3. Paduan Al-Si
Paduan Al-Si sangat baik kecairannya, yang mempunyai
permukaan bagus sekali tanpa kegetasan panas dan sangat baik untuk
paduan coran. Paduan Al - Si mempunyai ketahanan korosi yang baik,
sangat ringan koefisien pemuaian yang kecil dan sebagai penghantar
panas yang baik untuk listrik. Paduan Al -12% Si sangat banyak dipakai
untuk paduan cor cetak. Umumnya dipakai paduan dengan 0,15-0,4%
Mn dan 0,5 Mg. Koefisien pemuaian dari Si sangat rendah, oleh karena
itu paduannya mempunyai koefisien yang rendah apabila ditambah Si
lebih banyak.Penghalusan kristal primer Si tidaklah efektif tetapi
9
4. Paduan Al Mg
Paduan Al Mg mempunyai ketahanan korosi yang sangat baik, sejak
lama disebut hidronalium dan dikenal sebagai paduan yang tahan
korosi. Dalam paduan biner Al Mg satu fasa yang ada dalam
keseimbangan dengan larutan padat Al adalah larutan padat yang
senyawa antara logam yaitu : Al2 Mg2. Paduan 5052 adalah paduan
yang biasa dipakai sebagai bahan tempaan. Paduan tersebut adalah yang
paling kuat dalam sistem ini dipakai setelah dikeraskan oleh pengerasan
regangan apabila diperlukan kekerasan tinggi.
Pengaruh buruk :
1. Meningkatkan kekasaran butiran partikel
2. Menurunkan kemampuan penuangan
E. Ti (Titanium)
Pengaruh baik :
1. Meningkatkan kekuatan hasil cor pada temperatur tinggi
2. Memperhalus butiran kristal dan permukaan.
Pengaruh buruk :
1. Menaikan viskositas logam cair dan mengurangi fluiditas logam cair.
F. Fe (Besi)
Pengaruh baik :
1. Mencegah terjadinya penempelan logam cair pada cetakan selama proses
penuangan
Pengaruh buruk :
1. Menimbulkan bintik kertas dan cacat porositas pada hasil cor
2. Menurunkan sifat mekanis dan kekuatan tarik
G. Zn (Seng)
Pengaruh baik :
1. Meningkatkan sifat mampu cor, sifat mampu mesin, keuletan, kekuatan
terhadap beban kejut dan mempermudah pembentukan
Pengaruh buruk :
1. Menurunkan ketahanan korosi dan mengurangi pengaruh baik dari unsur
besi dan apabila kadar Zn terlalu tinggi dapat menimbulkan cacat ronga
udara
2.5 Pengecoran
1. Perencanaan pengecoran
Perencanaan pengecoran ini sasarannya adalah keberhasilan akan hasil coran.
Proses pengecoran sebagai berikut :
13
Strukrur mikro dari suatu bahan dapat diketehui dengan cara memfoto
bahan yang sudah dilakukan perlakuan kimia
d. Pengujiam berat jenis coran
Coran dipotong dengan ukuran tertentu kemudian ditimbang dengan kondisi
yang kering supaya tidak menganggu pengaruh berat. Disiapkan gelas ukur
yang presisi kemudian diisi dengan air dan potongan coran tadi. Masukan
potongan coran kedalam gelas ukur tersebut
e. Uji Porositas
Pengujian yang dilakukan untuk mengetahui kepadatan molekul dari benda
tersebut. Pada pengujian ini yang patut diketahui adalah sedikit banyaknya
pori-pori. Dengan mengetahuinya dapat memberikan kesimpulan pada kita.
Semakin sedikit pori-pori suatu benda berarti semakin padat molekul yang
terdapat pada benda tersebut dan sebaliknya.
pengisian yang cepat dan lancar sedangkan yang kedua dipakai apabila
diperlukan penahanan kotoran sebanyak mungkin. Saluran turun dibuat dengan
melubangi cetakan dengan mempergunakan satu batang tahan panas
4. Pengalir adalah saluran yang membawa logam cair dari saluran turun ke
bagian-bagian yang ada pada cetakan. Bagian ini mempunyai irisan seperti
trapezium atau setengah lingkaran karena mudah dibuat pada permukaan pisah.
Pengalir lebih baik dibuat sebesar mungkin untuk memperlambat pendinginan
logam cair.
5. Saluran masuk adalah saluran yang mengisi logam cair dari pengalir kedalam
rongga cetakan. Dibuat dengan irisan yang lebih kecil daripada irisan pengalir
agar dapat mencegah kotoran masuk kedalam rongga cetakan. Bentuk irisan
masuk berupa bujur sangkar, trapesium, atau setengah bola yang membesar
kearah rongga cetakan untuk pengikisan.
This document was created with Win2PDF available at http://www.daneprairie.com.
The unregistered version of Win2PDF is for evaluation or non-commercial use only.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
r
w
t
Lo
17
18
Thermokopel
Cetakan logam
Tang penjepit
Kompresor
Kowi
2P kg
BHN =
x D x (D-D2 d2) mm2
b. Proses penelitian
Benda uji yang sudah disiapkan diamplas dengan menggunakan amplas 120,
600, 1200 dan 1500, setelah itu digosok dengan autosol sampai mengkilat
permukaannya. Bagian permukaan yang mengkilat tadi lalu dilakukan proses
pengetsaan dengan waktu yang bersamaan dan berbeda, setelah semua siap
barulah mulai proses pemotretan. Bahan etsaan berupa : HNO3 dan alkohol
75 %.
26
1% Cu ; 2% Cu
3 % Cu ; 4 % Cu
Pengujian tarik
Kekerasan Brinell
Berat jenis
Struktur mikro
Porositas
Hasil penelitian
Kesimpulan
This document was created with Win2PDF available at http://www.daneprairie.com.
The unregistered version of Win2PDF is for evaluation or non-commercial use only.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
18
16
kekuatan tarik
14
(kg/mm2)
12
10
8
6
4
2
0
Al-Si Al-Si- Al-Si- Al-Si- Al-Si-
1%Cu 2%Cu 3%Cu 4%Cu
27
28
Regangan (%)
5
0
Al-Si Al-Si- Al-Si- Al-Si- Al-Si-
1%Cu 2%Cu 3%Cu 4%Cu
Dalam Gambar 4.1 tampak bahwa kekuatan tarik pada coran Al-Si
terhadap variasi Cu mengalami kenaikan kekuatan tarik. Disini terlihat pada
grafik pengujian tarik dimana grafik coran Al-Si mula-mula lebih rendah
kekuatan tariknya dengan coran Al-Si yang sudah diberi variasi kadar Cu.
Disini bisa diketahui dari grafik bahwa Al-Si yang diberi variasi kadar Cu
mengalami kenaikan kekuatan tarik sekitar 22 %.
Sedangkan Gambar 4.2 menunjukan bahwa regangan pada coran Al-Si
terhadap variasi Cu mengalami penurunan prosentase regangannya. Bisa dilihat
pada grafik regangan mengalami penurunan pada variasi penambahan 1 %
sampai 4 % Cu, tapi disini pada penambahan 2 % dan 3 % Cu belum begitu
nampak jelas penambahan regangan. Penambahan prosentase regangan coran
Al-Si-Cu nampak jelas penurunan sekitar 18%.
Kekerasan (BHN)
100.00
80.00
60.00
40.00
20.00
-
Al-Si Al-Si- Al-Si- Al-Si- Al-Si-
1%Cu 2%Cu 3%Cu 4%Cu
Pada gambar 4.5 sampai 4.10 disajikan hasil pengamatan struktur mikro,
berturut turut adalah struktur mikro Aluminium Silisium, struktur mikro
Aluminium silisium 1% Cu, struktur mikro Aluminium silisium 2% Cu,
struktur mikro Aluminium silisium 3% Cu, struktur mikro Aluminium
silisium 4% Cu. Dari gambar 4.5 4.6 disajikan gambar struktur mikro
Aluminium silisium dan struktur mikro Aluminium silisium 1% Cu, terlihat
batas butiran aluminium masih jelas. Butiran-butiran unsur aluminium Silisium
terlihat masih besar dan bintik-bintik endapan terlihat masih sedikit.
Pada gambar 4.7 4.10 disajikan gambar struktur mikro Aluminium
silisium 2% Cu, 3% Cu dan struktur mikro Aluminium silisium 4% Cu
sudah mengalami perubahan bentuk struktur yang sangat jelas yang berbentuk
seperti serat daun berwarna hitam pekat, itu merupakan pengaruh penambahan
unsur Cu.
3.5
Prosentase porositas
3
2.5
2
(%)
1.5
1
0.5
0
Al-Si Al-Si- Al-Si- Al-Si- Al-Si-
1%Cu 2%Cu 3%Cu 4%Cu
5.1 Kesimpulan
Dari pengujian yang dilakukan akan disampaikan kesimpulan dari hasil-
hasil yang diperoleh dalam penelitian, dan kesimpulannya sebagai berikut :
1. Penambahan tembaga pada alumunium silisium dimulai dari
penambahan 1 % Cu sampai dengan 4 % Cu akan menaikkan kekuatan
tarik sekitar 22% pada setiap pertambahan Cu dan menurunkan
regangan sekitar 18 %.
2. Pada kekerasan kadar tembaga menaikkan kekerasan sekitar 18 %
yaitu 46 BHN pada Al-Si, 58 BHN pada Al-Si 1 % Cu, 73 BHN pada
Al-Si 2% Cu, 80 BHN pada Al-Si 3% Cu, dan 87 BHN pada Al-Si 4%
Cu.
3. Berat jenis setelah penambahan kadar tembaga mengalami kenaikan
sekitar 43%.
4. Perubahan struktur mikro terlihat jelas dengan penambahan Cu pada
kadar 2%, 3% dan 4% , yaitu tumbuh butiran berbentuk seperti serat
daun berwarna hitam pekat.
5. Porositas disini mengalami kenaikan sekitar 59 % pada setiap
pertambahan Cu.
5.2 Saran
Pelaksanaan pengecoran sebaiknya dilakukan diruangan tertutup, sebab
bila dilakukan diruang terbuka akan mengalami banyak gangguan berupa
banyaknya hembusan angina yang menggangu proses pembakaran yang akan
menyebabkan pemborosan bahan bakar (sebab apinya tidak fokus pada
kowinnya).
37
38
DAFTAR PUSTAKA
2 Al Si + 1 % Cu 555,98 10,30
3 Al Si + 2 % Cu 721,62 13,05
4 Al Si + 3 % Cu 805,76 14,71
5 Al Si + 4 % Cu 895,86 16,08
i. Al Si
4.1 = 377,5 : 54,51 = 6,92
4.2 = 323,0 : 54,74 = 5,90
4.3 = 485,8 : 53,71 = 9,04
4.4 = 479,7 : 52,41 = 9,15
4.5 = 349,9 : 54,37 = 6,43
Rata-rata = 7,47
ii. Al Si 1% Cu
4.6 = 599,2 : 54,67 = 10,96
4.7 = 424,4 : 52,8 = 8,03
4.8 = 547,0 : 53,77 = 10,17
4.9 = 633,9 : 54,6 = 11,60
4.10 = 575,4 : 54,0 = 10,65
Rata-rata = 10,30
iii. Al Si 2% Cu
3.1 = 763,5 : 53,07 = 14,38
3.2 = 746,1 : 55,43 = 13,46
3.3 = 771,5 : 56,63 = 13,62
3.4 = 612,7 : 55,43 = 11,05
3.5 = 714,3 : 55,89 = 12,78
Rata-rata = 13,05
iv. Al Si 3% Cu
2.1 = 817,9 : 54,82 = 14,91
2.2 = 780,6 : 55,89 = 13,96
2.3 = 757,5 : 55,18 = 13,72
2.4 = 838,4 : 53,84 = 15,57
2.5 = 834,4 : 54 = 15,45
Rata-rata = 14,71
v. Al Si 4% Cu
1.1 = 936,4 : 56,19 = 16,66
1.2 = 838,4 : 55,28 = 15,16
1.3 = 921,9 : 54,49 = 16,91
1.4 = 961,5 : 56,49 = 17,02
1.5 = 820,7 : 56,12 = 14,62
Rata-rata = 16,08
i. Al Si
1.1 = 1,61 %
1.2 = 4,93 %
1.3 = 8,26%
1.4 = 2,88%
1.5 = 3,27 %
Rata-rata = 4,18 %
ii. Al Si 1% Cu
2.1 = 4,39 %
2.2 = 1,64 %
2.3 = 2,41 %
2.4 = 5,37 %
2.5 = 3,33 %
Rata-rata = 2,88 %
iii. Al Si 2% Cu
3.1 = 2,04 %
3.2 = 1,24 %
3.3 = 4,14 %
3.4 = 0,82%
3.5 = 4,11 %
Rata-rata = 2,47 %
iv. Al Si 3% Cu
4.1 = 0,82 %
4.2 = 0,83 %
4.3 = 0,84 %
4.4 = 2,50 %
4.5 = 6,66 %
Rata-rata = 2,32 %
v. Al Si 4% Cu
4.6 = 2,53 %
4.7 = 0,84 %
4.8 = 3,76 %
4.9 = 1,24 %
4.10 = 0,84 %
Rata-rata = 1,84 %
d. Data hasil penelitian kekerasan
No Jenis Coran D P d BHN
1 Al - Si 5 125 1,83 45,87
2 Al - Si - Cu 1% Cu 5 125 1,64 57,52
3 Al - Si - Cu 2% Cu 5 125 1,46 73,01
4 Al - Si - Cu 3% Cu 5 125 1,40 79,56
5 Al - Si - Cu 4% Cu 5 125 1,34 86,98
i. Al Si
d1 = 1,92
d2 = 1,92
d3 = 1,83
d4 = 1,81
d5 = 1,87
d6 = 1,86
d7 = 1,84
d8 = 1,81
d9 = 1,74
d10 = 1,70
Rata rata = 1,83
BHN = 45,87
ii. Al Si 1% Cu
d1 = 1,66
d2 = 1,68
d3 = 1,66
d4 = 1,64
d5 = 1,63
d6 = 1,64
d7 = 1,64
d8 = 1,66
d9 = 1,63
d10 = 1,63
Rata rata = 1,64
BHN = 57,52
iii. Al Si 2% Cu
d1 = 1,42
d2 = 1,45
d3 = 1,43
d4 = 1,43
d5 = 1,49
d6 = 1,48
d7 = 1,50
d8 = 1,50
d9 = 1,46
d10 = 1,44
Rata rata = 1,46
BHN = 73,01
iv. Al Si 3% Cu
d1 = 1,36
d2 = 1,39
d3 = 1,35
d4 = 1,36
d5 = 1,40
d6 = 1,43
d7 = 1,47
d8 = 1,45
d9 = 1,43
d10 = 1,45
Rata rata = 1,40
BHN = 79,56
v. Al Si 4% Cu
d1 = 1,38
d2 = 1,30
d3 = 1,30
d4 = 1,34
d5 = 1,33
d6 = 1,39
d7 = 1,35
d8 = 1,35
d9 = 1,33
d10 = 1,34
Rata rata = 1,34
BHN = 86,98
i. Al Si
42,26 : 16 = 2,641 g/ml³
ii. Al Si 1% Cu
40,39 : 15 = 2,692 g/ml³
iii. Al Si 2% Cu
46,96 : 17 = 2,762 g/ml³
iv. Al Si 3% Cu
43,51 : 12 = 3,625 g/ml³
v. Al Si 4% Cu
41,55 : 11 = 3,777 g/ml³
f. Data hasil perhitungan prosentase porositas
i. Al Si
( 89 : 11303 ) x 100 % = 0,787 %
ii. Al Si 1% Cu
( 265 : 11303 ) x 100 % = 2,344 %
iii. Al Si 2% Cu
( 275 : 11303 ) x 100 % = 2,433 %
iv. Al Si 3% Cu
( 340 : 11303 ) x 100 % = 3,008 %
v. Al Si 4% Cu
( 377 : 11303 ) x 100 % = 3,335 %
This document was created with Win2PDF available at http://www.daneprairie.com.
The unregistered version of Win2PDF is for evaluation or non-commercial use only.
II. Lampiran Gambar Grafik
P (kg) P (kg)
5,9
6,9
l (mm) l (mm)
P (kg) P (kg)
9,15 6,43
l (mm) l (mm)
l (mm) l (mm)
Gb. 1.5 Grafik Al Si Gb. 2.2 Grafik Al Si 1% Cu
P (kg) P (kg)
10,6
10,9
l (mm) l (mm)
Gb. 2.1 Grafik Al Si 1% Cu Gb. 2.3 Grafik Al Si 1% Cu
P (kg) P (kg)
14,3
10,1
l (mm) l (mm)
P (kg) P (kg)
13,6
11,6
l (mm) l (mm)
l (mm) l (mm)
P (kg) P (kg)
14,9
11
l (mm) l (mm)
l (mm) l (mm)
P (kg) P (kg)
15,5 15,4
l (mm) l (mm)
l (mm)
P (kg)
16,9
l (mm)
l (mm)
P (kg) P (kg)
17
14,6
l (mm) l (mm)