com
menyimpulkan untuk memecahkan masalah(Aini et al., 2019; Indayani et al., 2021; Sulaiman et al.,
2019).Keterampilan berpikir kritis diperlukan agar penguasaan suatu konsep oleh siswa tidak hanya
berupa menghafal beberapa konsep yang telah dipelajarinya tetapi juga menerapkan konsep yang
dimilikinya pada aspek lain.(Ritonga et al., 2020).Pentingnya kemampuan berpikir kritis dalam dunia
pendidikan tidak perlu lagi diperdebatkan. Penyelarasan berpikir kritis dapat dilatih dan dikembangkan
dengan berbagai mata pelajaran yang mendukung pengembangan berpikir kritis karena tidak ada mata
pelajaran yang secara khusus berfokus untuk melatih kemampuan berpikir kritis siswa.(Astuti & Sahono,
2019; Darwati & Purana, 2021; Ramdani et al., 2020).Oleh karena itu, penting untuk menerapkannya dalam
berbagaimata pelajaranketerampilan berpikir kritis, salah satunya adalah Pendidikan Kewarganegaraan
(PKn) yang dalam kurikulum 2013 perlu disajikan dan diolah secara interdisipliner.
Namun kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa pembelajaran PKn masih belum dapat
memaksimalkan kemampuan berpikir kritis siswa. Pembelajaran yang diberikan dosen kurang
melibatkan mahasiswa secara aktif. Selain itu, siswa cenderung pasif ketika proses pembelajaran dan
diskusi berlangsung. Mahasiswa cenderung hanya mendengarkan dan mencatat materi yang disampaikan
oleh dosen. Kurangnya keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran ini menyebabkan kurangnya
keterampilan siswa dalam berpikir kritis, misalnya dalam mengajukan pertanyaan, mengemukakan
pendapat, dan memecahkan masalah. Kurangnya kemampuan berpikir kritis siswa dalam proses
pembelajaran PKn khususnya pada materi Negara hukum menyebabkan siswa hanya menghafal konsep
dan teori yang ada tanpa mau mendalami lebih jauh untuk dipahami secara mendalam. Perbedaan tingkat
berpikir kritis setiap siswa disebabkan oleh banyak faktor dan dapat mempengaruhi hasil belajarnya. Oleh
karena itu, diperlukan model pembelajaran dengan strategi yang tepat untuk meningkatkan kemampuan
berpikir kritis. Salah satunya adalah model pembelajaran warga proyek.
Model project citizen merupakan model pembelajaran inovatif yang dapat meningkatkan berpikir
kritis siswa(Fajri et al., 2021; Iriansyah, 2020).Model project citizen dilakukan melalui proses pendekatan
pembelajaran yang membantu siswa untuk menemukan masalah dari kejadian nyata dan mengumpulkan
informasi melalui strategi yang ditentukan sendiri untuk membuat keputusan pemecahan masalah yang
kemudian disajikan dalam bentuk kinerja.(Astuti & Sahono, 2019; Hakim & Pradityayudha, 2021; Widodo
et al., 2018).Model pembelajaran warga negara proyek dirancang dalam desain pembelajaran yang secara
sinergis menggabungkan model pemecahan masalah, penelitian sosial, keterlibatan sosial, pembelajaran
kelompok, simulasi, dialog mendalam dan pemikiran kritis dan kreatif, klarifikasi nilai, dan pembelajaran
demokratis.(Luqman, 2017; Mulyoto & Samsuri, 2017; Nusarastriya et al., 2017).Model ini dapat
membantu guru dalam melibatkan siswa dalam berpartisipasi aktif dan mengembangkan pemikiran kritis.
Hal ini dikarenakan model ini menitikberatkan pada keterlibatan siswa secara utuh dalam hal sikap,
pengetahuan dan keterampilan(Mariyani, 2018; Sahari & Wahyudi, 2020).
Sebelumnyastudi telah mengungkapkan bahwa warga proyek dapat mengembangkan
kemampuan mereka untuk bekerja secara kooperatif, inovatif, kreatif, dan kritis melalui kegiatan
pembelajaran praktik empiris.(Fajri et al., 2021).Hasil penelitian selanjutnya juga mengungkapkan hal
yang sama. Disebutkan bahwa melalui project citizen kemampuan berpikir kritis siswa dapat ditingkatkan
secara signifikan melalui hasil belajar yang dikeluarkan setelah pembelajaran(Saylendra, 2017).Penelitian
lain juga mengungkapkan bahwa nilai-nilai dasar pendidikan antikorupsi akan dipahami langsung oleh
siswa ketika melalui proses pembelajaran dengan model project citizen sedangkan nilai-nilai yang akan
dicapai siswa terdiri dari nilai kejujuran, kepedulian, kemandirian, disiplin, tanggung jawab. , kerja keras,
kesederhanaan, keberanian dan keadilan(Azmi, 2020).Berdasarkan hasil penelitian terdahulu dapat
dikatakan bahwa penerapan model project citizen secara signifikan meningkatkan hasil belajar dan
keterampilan sosial. Namun pada penelitian sebelumnya, belum ada penelitian tentang penerapan model
project citizen dalam pendidikan kewarganegaraan dan dampaknya terhadap kemampuan berpikir kritis
siswa pendidikan guru sekolah dasar, sehingga penelitian ini difokuskan pada penelitian ini untuk
mengetahui perbedaan yang signifikan. dalam keterampilan berpikir kritis antara siswa kelas eksperimen
yang diajar dengan model pembelajaran project citizen dan siswa kelas kontrol yang diajar dengan
pembelajaran ceramah.
2. METODE
Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu dengan desain penelitian non-equivalent control
group. Desain eksperimen semu adalah desain yang memiliki kelompok kontrol tetapi secara keseluruhan
tidak berfungsi untuk mengontrol variabel eksternal yang memenuhi pelaksanaan eksperimen.(Indayani
et al., 2021).Dalam hal ini kelas eksperimen diberikan perlakuan pembelajaran dengan menggunakan
model project citizen, dan kelas kontrol tidak diberikan model project citizen. Populasi dalam penelitian
ini adalah mahasiswa semester dua PGSD Universitas PGRI Yogyakarta. Sampel yang digunakan terdiri
dari dua kelas yaitu kelas A7-21 sebagai kelas eksperimen dan kelas A8-21 sebagai kelas kontrol. Jumlah
siswa pada kedua kelas baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol masing-masing sebanyak 25 siswa.
Mella Indra Handayani / Project Citizen Model Dalam Pendidikan Kewarganegaraan Dan Dampaknya Terhadap Kemampuan
Berpikir Kritis Untuk SD
Jurnal Internasional Pendidikan Dasar, Vol. 6, No.2, 2022, hlm.276-281 2
Pengumpulan data dalam penelitian dilakukan dengan menggunakan metode tes, wawancara, dan
observasi dengan instrumen penelitian berupa tes keterampilan berpikir kritis dalam bentuk soal uraian.
Data yang diperoleh dalam penelitian kemudian dianalisis dengan analisis data
teknik menggunakan uji normalitas, uji homogenitas dan uji sampel bebas dengan bantuan aplikasi SPSS.
3. HASIL DAN
PEMBAHASAN Hasil
Penelitian tentang penerapan model project citizen dalam pembelajaran pendidikan
kewarganegaraan dilakukan melalui
analisis univariat dan inferensial. Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui nilai rata-rata pretest
dan posttest kelas eksperimen dan kontrol. Hasil analisis univariat disajikan padaTabel 1.
BerdasarkanTabel 1,nilai rata-rata pretes kelas eksperimen adalah 48,88, nilai rata-rata postes
adalah 77,12 dan diperoleh peningkatan nilai sebesar 28,24. Sedangkan nilai rata-rata pretes kelas kontrol
53,12 dan nilai postes 73,92 dengan peningkatan rata-rata 20,80. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa tes kelas eksperimen yang diajar dengan model pembelajaran Project citizen memiliki nilai rata-
rata yang lebih tinggi daripada kelas kontrol yang diajar dengan model pembelajaran konvensional.
Setelah mendapatkan hasil analisis univariat, penelitian kemudian dilanjutkan dengan analisis inferensial.
Analisis inferensial dilakukan dengan uji normalitas, homogenitas, uji t sampel berpasangan, dan uji t
sampel independen. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data penelitian berdistribusi
normal. Data normal diperlukan sebelum analisis statistik parametrik (uji-t sampel berpasangan dan uji-t
sampel independen). Dalam statistik parametrik, dua uji normalitas sering digunakan, uji Kolmogrov-
Smirnov dan uji Shapiro-Kwilk. Hasil uji normalitas pretest dan posttest untuk kelas eksperimen dan
kontrol dapat dilihat padaMeja 2.
Berdasarkan hasil uji normalitas di atas, diketahui bahwanilai signifikansi data pretest kelas
eksperimen pada uji Kolmogrov-Smirnov sebesar 0,200 dan uji Shapiro-Kwilk sebesar 0,395 > 0,05
sehingga berdistribusi normal. Data kelas kontrol pada uji Kolmogrov-Smirnov sebesar 0,176 dan uji
Saphiro-Kwilk sebesar 0,167 > 0,05 sehingga berdistribusi normal. Data postes kelas eksperimen pada tes
Kolmogrov-Smirnov adalah 0,200 dan tes Shapiro-Kwilk 0,446 > 0,05 sehingga berdistribusi normal. Data
posttest kelas kontrol pada tes Kolmogrov-Smirnov adalah 0,064 dan tes Shapiro-Kwilk adalah
0,177 > 0,05, sehingga berdistribusi normal. Selanjutnya data peningkatan (selisih) pada kelas eksperimen
pada uji Kolmogrov-Smirnov sebesar 0,062 dan pada uji Shapiro-Kwilk sebesar 0,062 >
0,05. Itu didistribusikan secara normal. Data peningkatan (beda) pada kelas kontrol pada uji Kolmogrov-
Smirnov sebesar 0,107 dan pada uji Shapiro-Kwilk sebesar 0,157 > 0,05 sehingga berdistribusi normal. Uji
homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh dari kedua kelompok memiliki
varian yang homogen. Hasil uji homogenitas disajikan padaTabel 3.
Mella Indra Handayani / Project Citizen Model Dalam Pendidikan Kewarganegaraan Dan Dampaknya Terhadap Kemampuan
Berpikir Kritis Untuk SD
Jurnal Internasional Pendidikan Dasar, Vol. 6, No.2, 2022, hlm.276-281 2
Hasil uji homogenitas menunjukkan bahwa nilai probabilitas Lavene-statistical > Level of
significant = 0,05, maka data memenuhi asumsi homogenitas. Dengan demikian, populasi yang diteliti
memiliki kesamaan atau kesamaan satu sama lain. Setelah dilakukan uji homogenitas dilanjutkan dengan
uji-t sampel berpasangan. Hasil uji t-test sampel berpasangan disajikan padaTabel 4.
Uji t sampel berpasangan di atas menunjukkan bahwa kelas eksperimen memperoleh nilai sig
sebesar 0,000
< 0,05, sedangkan pada kelompok kontrol diperoleh nilai sig 0,000 < 0,05. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa model pembelajaran Project citizen kelas eksperimen dan model pembelajaran kelas
kontrol konvensional sama-sama efektif. Independent-sample t-test digunakan untuk menentukan apakah
ada perbedaan rata-rata dari dua sampel yang tidak berpasangan. Independent sample t test untuk
menjawab rumusan masalah apakah ada perbedaan antara penggunaan model pembelajaran Project
citizen dengan model pembelajaran konvensional. Dalam hal ini dapat dilihat perbedaan hasil postes kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Data uji independent sample t-test disajikan padaTabel 5.
Berdasarkan hasil independent sample t-test pada tabel di atas diketahui nilai sig sebesar 0,043 <
0,05. Artinya terdapat perbedaan penggunaan model pembelajaran Project citizen dengan model
pembelajaran konvensional.
Diskusi
Hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran project citizen
dengan tahapan mengidentifikasi masalah, memilih masalah sebagai bahan pembelajaran kelas,
mengumpulkan informasi, mengembangkan portofolio kelas, menyajikan portofolio, dan merefleksi
pengalaman belajar dapat meningkatkan berpikir kritis siswa. Model pembelajaran warga proyek
memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar sesuai dengan kecepatan dan caranya sendiri.
Project citizen adalah teknik pembelajaran untuk menginspirasi siswa di kelas, yang selanjutnya dapat
dijadikan model perilaku warga dalam kehidupan sehari-hari(Azmi, 2020; Sutrisno, 2019).Dalam model
ini, siswa diajari cara mendapatkan pengetahuan berbasis masalah dengan menganalisis masalah yang
ada di sekitarnya dan cara memecahkan masalah tersebut(Oktaviarini & Jadmiko, 2018; Rubei,
2020).Dengan penerapan model warga negara proyek dalam Pendidikan Kewarganegaraan, siswa
diharapkan memiliki kemampuan berpikir kritis terhadap konsep negara hukum. Hal ini dikarenakan
pembelajaran model project citizen lebih menitikberatkan pada strategi untuk memahami siswa dengan
dasar-dasar pengetahuan, bagaimana warga negara harus mengambil tanggung jawab kewargaan.
(Mulyoto & Samsuri, 2017).
Kekuatan penggunaan model pembelajaran warga negara proyek adalah transfer keterampilan
pengetahuan dan sikap yang dicapai melalui strategi pembelajaran aktif berbasis masalah untuk
mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sifat kewarganegaraan demokratis yang
memungkinkan dan mendorong partisipasi siswa dalam pemerintahan dan masyarakat sipil. (Astuti &
Sahono, 2019; Hakim & Pradityayudha, 2021; Widodo et al., 2018).Program warga proyek mendorong
untuk terlibat aktif dengan organisasi pemerintah dan masyarakat sipil untuk memecahkan masalah di
sekolah atau masyarakat serta mengasah masalah di sekolah atau masyarakat serta mengasah kecerdasan
sosial dan intelektual, yang penting untuk demokrasi yang bertanggung jawab.
Mella Indra Handayani / Project Citizen Model Dalam Pendidikan Kewarganegaraan Dan Dampaknya Terhadap Kemampuan
Berpikir Kritis Untuk SD
Jurnal Internasional Pendidikan Dasar, Vol. 6, No.2, 2022, hlm.276-281 2
sebagai mengasah kecerdasan sosial dan intelektual, yang penting untuk kewarganegaraan demokratis
yang bertanggung jawab(Fajri et al., 2021).Hasil penelitian selanjutnya juga mengungkapkan hal yang
sama. Disebutkan bahwa melalui project citizen kemampuan berpikir kritis siswa dapat ditingkatkan
secara signifikan melalui hasil belajar yang dikeluarkan setelah pembelajaran(Saylendra, 2017).Penelitian
lain juga mengungkapkan bahwa nilai-nilai dasar pendidikan antikorupsi akan dipahami langsung oleh
siswa ketika melalui proses pembelajaran dengan model project citizen, sedangkan nilai-nilai yang akan
dicapai siswa terdiri dari nilai-nilai kejujuran, kepedulian, kemandirian, kedisiplinan, tanggung jawab,
kerja keras, kerendahan hati, keberanian, dan keadilan(Azmi, 2020).Berdasarkan hasil penelitian yang
didukung oleh penelitian terdahulu dapat dikatakan bahwa penerapan model pembelajaran project
citizen dapat mengembangkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa secara signifikan..
4. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian di atas, penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan
penggunaan model pembelajaran Project citizen dengan model pembelajaran konvensional. Artinya
penerapan model project citizen dalam pendidikan kewarganegaraan berpengaruh terhadap kemampuan
berpikir kritis siswa pada konsep negara hukum.
5. REFERENSI
Aini, NR, Syafril, S., Netriwati, N., Pahrudin, A., Rahayu, T., & Puspasari, V. (2019). Pembelajaran Berbasis
Masalah untuk Keterampilan Berpikir Kritis dalam Matematika. Jurnal Fisika: Seri Konferensi,
1155(1).https://doi.org/10.1088/1742-6596/1155/1/012026.
Al-Khansa, BB, & Dewi, DA (2021). Pendidikan Kewarganegaraan: Membangun Masyarakat Demokrasi
Yang Berkeadaban Dari Saat Ini. Jurnal Kewarganegaraan, 5(1), 249–
258.https://doi.org/10.31316/jk.v5i1.1429.
Astuti, H., & Sahono, B. (2019). Penerapan Model Pembelajaran Project Citizen Untuk Meningkatkan
Keterampilan Berpikir Kritis Dan Prestasi Belajar. Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan, 12(1),
138–149.https://doi.org/10.33369/diadik.v12i1.21371.
Azmi, SRM (2020). Implementasi Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Kuliah Pkn Berbasis Project Citizen
Di STMIK Royal Kisaran. Jurnal Internasional Hipertensi, 1(1), 1–
171.https://doi.org/10.54314/jssr.v3i1.392.
Darwati, IM, & Purana, IM (2021). Problem Based Learning (PBL) : Suatu Model Pembelajaran Untuk
mengembangkan Cara Berpikir Kritis Peserta Didik. Widya Accarya, 12(1), 61–
69.https://doi.org/10.46650/wa.12.1.1056.61-69.
Fajri, I., Yusuf, R., Zailani, M., & Yusoff, M. (2021). Model Pembelajaran Project Citizen Sebagai Inovasi
Pembelajaran Dalam Meningkatkan Pemberdayaan manusia. Jurnal Hurriah: Jurnal Evaluasi
Pendidikan Dan Penelitian, 2(3), 105–118.https://academicareview.com/index.php/jh/article
/lihat/30.
Hakim, TL, & Pradityayudha, R. (2021). Implementasi Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Ppkn
Berbasis Project Citizen Di SMAN 6 Kabupaten Tangerang Banten. Jurnal Pendidikan
Kewarganegaraan Dan Ilmu Sosial (CESSJ), 3(2), 112.https://doi.org/10.32585/cessj.v3i2.1638.
Indayani, R., Supeno, I., & Wicaksono. (2021). Pengaruh Videoscribe Terhadap Keterampilan Berpikir
Kritis Peserta Didik Pada Pembelajaran IPA. Jurnal Pendidikan Sains Dan Matematika, 2(37), 107–
115.https://doi.org/10.23971/eds.v9i2.2008.
Iriansyah, HS (2020). Penerapan Model Pembelajaran Project Citizen untuk Meningkatkan Critical
Thinking Mahasiswa. DWIJA CENDEKIA: Jurnal Riset Pedagogik, 4(1),
62.https://doi.org/10.20961/jdc.v4i1.40905.
Luqman, L. (2017). Penerapan Model Pembelajaran Project Citizen untuk Meningkatkan Keterampilan
Berpikir Kritis dan Kreatif Siswa. Ilmu Pendidikan: Jurnal Kajian Teori Dan Praktik Kependidikan,
2(1), 44–59.https://doi.org/10.17977/um027v2i12017p044.
Mariyani. (2018). Penerapan Model Pembelajaran Project Citizen Pada Mata Pelajaran PKn Sebagai
Penguatan Ecological Citizenship. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, 8(1), 99–
08.https://doi.org/ /kewarganegaraan.v8i1.4279.
Mulyoto, GP, & Samsuri, S. (2017). Pengaruh model project citizen dengan pendekatan saintifik terhadap
penguasaan kompetensi kewarganegaraan dalam pembelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan. Jurnal Kewarganegaraan: Media Kajian Kewarganegaraan, 14(1), 105–
118.https://doi.org/10.21831/civics.v14i1.14566.
Nusarastriya, YH, Sapriya, Wahab, AA, & Budimansyah, HD (2017). Kembangkan Berpikir Kritis
Mella Indra Handayani / Project Citizen Model Dalam Pendidikan Kewarganegaraan Dan Dampaknya Terhadap Kemampuan
Berpikir Kritis Untuk SD