Anda di halaman 1dari 28

BADAN AKREDITASI NASIONAL

SEKOLAH/MADRASAH

RINGKASAN
EKSEKUTIF
CAPAIAN DAN ANALISIS
PEMENUHAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN (SNP)
HASIL AKREDITASI SEKOLAH DAN MADRASAH
TAHUN 2018
KEBIJAKAN DAN KEPUTUSAN PENTING BAN-S/M
Akreditasi sekolah dan madrasah tahun 2018 dilakukan dengan
mengacu pada skala prioritas sebagai berikut: (1) Sekolah dan
Madrasah Sasaran Baru dan Tidak Terakreditasi (TT); (2) Sekolah dan
Madrasah Reakreditasi dengan kadaluwarsa 2 tahun atau lebih; dan
(3) Sekolah dan Madrasah Reakreditasi dengan kadaluwarsa 1 tahun.
Yang dimaksud dengan Sekolah dan madrasah sasaran baru adalah
sekolah dan madrasah yang belum pernah diakreditasi oleh BAN-S/M.
Selanjutnya, BAN-S/M juga menetapkan skala prioritas pada sekolah
dan madrasah yang berada di daerah remote/terpencil untuk
diakreditasi.
Pada tahun 2018, selain melaksanakan akreditasi
Sekolah/Madrasah, BAN-S/M juga melakukan akreditasi terhadap
Satuan Pendidikan Kerjasama (SPK) yang memperoleh status ijin
sementara dari Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah,
dan akreditasi untuk Sekolah Indonesia Luar Negeri (SILN). Hasil
akreditasi SPK dan SILN tersebut akan dibahas secara terpisah.
Untuk menjamin tercapainya target akreditasi yang berkualitas dan
kredibel, BAN-S/M telah menetapkan beberapa kebijakan dan
keputusan penting, antara lain:
1. BAN-S/M telah menetapkan keanggotaan Badan Akreditasi
Nasional Sekolah/Madrasah tingkat Provinsi (BAN-S/M Provinsi)
yang sebelumnya diangkat oleh Gubernur sebagaimana telah
diamanatkan dalam Permendikbud Nomor 13 2018 tentang
BAN-S/M dan BAN-PAUD dan PNF pasal 29. Selanjutnya, BAN-
S/M juga telah melakukan seleksi dan menetapkan anggota
BAN-S/M Provinsi yang telah habis masa keanggotannya pada
tahun 2018 meliputi: BAN-S/M Provinsi Nusa Tenggara Timur,
BAN-S/M Provinsi Jambi, BAN-S/M Provinsi DKI, dan BAN-S/M
Kalimantan Barat.
2. Semua tahapan proses akreditasi telah dilakukan secara on-line
yang mencakup: pengisian data isian akreditasi/DIA, audit
dokumen terhadap DIA, mapping asesor, pengisian hasil

BADAN AKREDITASI NASIONAL SEKOLAH/MADRASAH TAHUN 2018 | RINGKASAN EKSEKUTIF 2


akreditasi oleh asesor, validasi, verifikasi dan penetapan hasil
akreditasi.
3. Penerbitan sertifikat hasil akreditasi dalam bentuk elektronik.
4. Melaksanakan program peningkatan sumber daya manusia
untuk mendukung pelaksanaan akreditasi yang meliputi:
Pelatihan untuk Pelatih Asesor (PPA), Pelatihan Asesor Baru,
Resertifikasi asesor lama untuk menghasilkan asesor berkualitas
dan lintas jenjang, dan pelaksanaan Pelatihan Asesor SPK.
Seluruh kegiatan tersebut telah dilaksanakan dengan
menggunakan pendekatan partisipatif.
5. Penugasan asesor secara lintas kabupaten/Kota
6. Sesuai dengan Permendikbud Nomor 13 Tahun 2018, mulai
tahun 2018 BAN-S/M menetapkan kebijakan akreditasi SMK
berbasis satuan pendidikan, bukan lagi program keahlian. Dalam
Implementasinya, BAN-S/M telah menyempurnakan Instrumen
akreditasi yang didukung dengan instrumen supplemen yang
memuat butir-butir penilaian SMK berbasis performance
sekolah.

CAPAIAN HASIL AKREDITASI


Tabel 1 adalah rekapitulasi hasil akreditasi yang telah ditetapkan
oleh BAN-S/M pada tahun 2018. Dari 54.000 kuota yang telah
ditetapkan diawal tahun yang bersumber dari dana APBN Kemdikbud,
BAN-S/M telah mengakreditasi sebanyak 55.717 sekolah dan
madrasah. Pencapaian target yang melebihi kuota tersebut berasal
dari realokasi anggaran dari beberapa provinsi ke provinsi lain, dan
karena efisiensi anggaran di beberapa Provinsi.
Dari jumlah 55.717 sekolah dan madrasah yang diakreditasi,
sebanyak 20.226 (36.3%) merupakan sasaran baru, dan 35.491
(63.7%) merupakan hasil reakreditasi. Dilihat dari jenisnya,
sebanyak 43.755 (78.5%) adalah sekolah, dan 11.961 (21.5%)
adalah madrasah. Sedangkan menurut jenjang, 77.8% yang
diakreditasi berasal dari pendidikan dasar (SD dan MI), dan 32.2%

BADAN AKREDITASI NASIONAL SEKOLAH/MADRASAH TAHUN 2018 | RINGKASAN EKSEKUTIF 3


dari pendidikan menengah. Sebaran hasil akreditasi per jenjang dan
jenis sasaran diperlihatkan dalam Tabel 1.
Tabel 1. Jumlah Sekolah dan Madrasah Hasil Akreditasi 2018

Sasaran SD MI SMP MTs SMA MA SMK Jumlah Persen

Baru 7.885 2.329 4.589 1.453 1.436 884 1.650 20.226 36,3%

Reakreditasi 22.796 4.771 2.976 1.678 1.291 846 1.133 35.491 63,7%

Jumlah 30.681 7.100 7.565 3.131 2.727 1.730 2.783 55.717

Persen 55,1% 12,7% 13,6% 5,6% 4,9% 3,1% 5,0% 100,0%

Sebaran realisasi sekolah dan madrasah yang telah diakreditasi


setiap provinsi disajikan dalam Gambar 1. Berdasarkan data, lebih dari
50% realisasi pelaksanaan akreditasi tahun 2018 berada di 4 provinsi
yaitu Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Sumatera Utara.

Gambar 1. Jumlah Sekolah dan Madrasah Yang Terakreditasi Tahun 2018 per
Provinsi

Berdasarkan peringkat, hasil akreditasi tahun 2018 per jenjang


disajikan pada Tabel 2 dan Gambar 2. Secara keseluruhan, sebanyak

BADAN AKREDITASI NASIONAL SEKOLAH/MADRASAH TAHUN 2018 | RINGKASAN EKSEKUTIF 4


73,6% sekolah dan madrasah terakreditasi dengan peringkat minimum
B. Pencapaian peringkat dengan minimum B antarjenjang cukup
bervariasi, dimana untuk jenjang SD/MI sebanyak 79,4%, SMP/MTS
sebanyak 60,0%, SMA/MA sebanyak 65,3%, dan untuk SMK sebanyak
60.8%. Hasil analisis akreditasi per jenjang dan per jenis sasaran
dibahas pada sub-bab berikutnya, di mana dari hasil tersebut dapat
dibedakan pencapaian hasil akreditasi satuan pendidikan sasaran baru
dan satuan pendidikan reakreditasi.

Tabel 2. Peringkat Akreditasi Per Jenjang

Peringkat A Peringkat B Peringkat C TT


Jenjang Jumlah %
Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %

SD/MI 7.221 19,1% 22.778 60,3% 6.575 17,4% 1.207 3,2% 37.781 67,8%

SMP/MTs 2.149 20,1% 4.266 39,9% 3.531 33,0% 750 7,0% 10.696 19,2%

SMA/MA 1.154 25,9% 1.754 39,4% 1.252 28,1% 297 6,7% 4.457 8,0%

SMK 440 15,8% 1.253 45,0% 880 31,6% 210 7,5% 2.783 5,0%

Jumlah 10.964 19,7% 30.051 53,9% 12.238 22,0% 2.464 4,4% 55.717 100,0%

Gambar 2. Persentase Peringkat Akreditasi S/M Yang Diakreditasi Tahun 2018

BADAN AKREDITASI NASIONAL SEKOLAH/MADRASAH TAHUN 2018 | RINGKASAN EKSEKUTIF 5


A. HASIL AKREDITASI DAN CAPAIAN PEMENUHAN SNP
JENJANG SD/MI
Distribusi Peringkat hasil akreditasi SD dan MI berdasarkan jenis
sasaran disajikan dalam Tabel 3 dan Gambar 3. Berdasarkan data,
perolehan hasil akreditasi minimum B untuk SD 79,8% sedangkan MI
sebesar 77,8%. Dari data tersebut, terdapat perbedaan cukup nyata
hasil akreditasi antara sasaran baru dan reakreditasi. Untuk SD
sasaran baru, perolehan akreditasi minimal B sebesar 46,8%, dan
untuk reakreditasi sebesar 91,2%. Sedangkan untuk MI, perolehan
akreditasi sasaran baru minimal B sebesar 50,3%, dan untuk
reakreditasi sebesar 91,2%. Dari data tersebut dapat disimpulkan
bahwa mutu pendidikan satuan pendidikan reakreditasi jauh lebih baik
dibandingkan dengan sasaran baru.

Tabel 3. Peringkat Akreditasi SD dan MI


Peringkat A Peringkat B Peringkat C TT
Jenjang Jumlah
Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %

SD 5.958 19,4% 18.520 60,4% 5.215 17,0% 988 3,2% 30.681

- Sasaran Baru 607 7,7% 3.086 39,1% 3.309 42,0% 883 11,2% 7.885

- Reakreditasi 5.351 23,5% 15.434 67,7% 1.906 8,4% 105 0,5% 22.796

MI 1.263 17,8% 4.258 60,0% 1.360 19,2% 219 3,1% 7.100

- Sasaran Baru 79 3,4% 1.092 46,9% 952 40,9% 206 8,8% 2.329

- Reakreditasi 1.184 24,8% 3.166 66,4% 408 8,6% 13 0,3% 4.771

Jumlah 7.221 19,1% 22.778 60,3% 6.575 17,4% 1.207 3,2% 37.781

Gambar 3. Persentase Peringkat Akreditasi SD dan MI Sasaran Baru


dan Reakreditasi

BADAN AKREDITASI NASIONAL SEKOLAH/MADRASAH TAHUN 2018 | RINGKASAN EKSEKUTIF 6


Gambar 4 dan gambar 5 menunjukkan rata-rata pencapaian
pemenuhan 8 standar untuk jenjang SD dan jenjang MI. Berdasarkan
data, baik untuk SD maupun MI, rata-rata nilai 8 standar untuk satuan
pendidikan yang reakreditasi jauh lebih baik dari sasaran baru.
Diantara 8 standar yang diukur, standar pendidik dan tenaga
kependidikan (PTK) dan standar sarana dan prasarana (Sarpras)
merupakan 2 standar yang memiliki rata-rata skor masih rendah.

ISI
89,5
NILAI PROSES
89,3 80,8 86,9
81,2
77,7

BIAYA 81,9 78,1 SKL


90,3 87,0
70,8
78,8
68,8
80,9
PENGELOLAAN 88,3 PTK
76,4
SARPRAS

BARU REAKREDITASI

Gambar 4. Rata-Rata Pemenuhan 8 SNP untuk Jenjang SD

ISI
89,5
NILAI PROSES
89,3 80,8 86,9
81,2
77,7

BIAYA 81,9 78,1 SKL


90,3 87,0
70,8
78,8
68,8
80,9
PENGELOLAAN 88,3 PTK
76,4
SARPRAS

BARU REAKREDITASI

Gambar 5. Rata-Rata Pemenuhan 8 SNP untuk Jenjang MI

BADAN AKREDITASI NASIONAL SEKOLAH/MADRASAH TAHUN 2018 | RINGKASAN EKSEKUTIF 7


Berdasarkan analisis butir terhadap hasil akreditasi, dapat
diidentifikasi mengenai hal-hal yang menyebabkan nilai standar
pendidik dan tenaga kependidikan rendah, antara lain:
1. Kekurangan guru yang memiliki sertifikat pendidik (sebanyak
52,6% Sekolah/Madrasah memiliki guru yang bersertifikat
hanya sebanyak 55%).
2. Guru mata pelajaran (Pendidikan Agama, Pendidikan Jasmani,
Olahraga Kesehatan, Muatan Lokal, dan lain-lain) mengajar
tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan (sebanyak 36,1%
Sekolah/Madrasah hanya memiliki 2 guru yang sesuai dan
sebanyak 17,8% memiliki 1 guru yang sesuai)
3. Keterbatasan tenaga perpustakaan (sebanyak 53%
Sekolah/Madrasah tidak memiliki tenaga perpustakaan)
4. Keterbatasan tenaga administrasi (sebanyak 27,5%
sekolah/madrasah tidak memiliki)
5. Terbatasnya petugas yang melaksanakan layanan khusus (
sebanyak 32,4 % Sekolah/Madrasah hanya memiliki 1 petugas
atau tidak memiliki)

Hal-hal yang menyebabkan nilai standar sarana dan prasarana rendah


antara lain:
1. Keterbatasan daya listrik (sebanyak 57,6% Sekolah/Madrasah
hanya memiliki daya 900 watt atau kurang)
2. Keterbatasan luas lahan sekolah (sebanyak 30,6%
Sekolah/Madrasah memiliki lahan kurang dari sebanyak 80%
dari ketentuan)
3. Keterbatasan luas lantai bangunan (sebanyak 26,1%
Sekolah/Madrasah memiliki luas lantai bangunan kurang dari
80% dari ketentuan)
4. Kekurangan prasarana yang lengkap dengan kondisi baik
(sebanyak 22% Sekolah/Madrasah kekurangan prasarana yang
lengkap dan baik)

BADAN AKREDITASI NASIONAL SEKOLAH/MADRASAH TAHUN 2018 | RINGKASAN EKSEKUTIF 8


5. Kekurangan tempat parkir sesuai ketentuan (sebanyak 22,1%
Sekolah/Madrasah memiliki lapangan parkir yang jauh dari
ketentuan)

B. HASIL AKREDITASI DAN CAPAIAN PEMENUHAN SNP


JENJANG SMP/MTs

Distribusi peringkat hasil akreditasi SMP dan MTs berdasarkan jenis


sasaran disajikan dalam Tabel 4 dan Gambar 6. Berdasarkan data,
perolehan hasil akreditasi minimum B untuk SMP 58,4% sedangkan
MTs sebesar 63,8%. Dari data tersebut, terdapat perbedaan cukup
nyata hasil akreditasi antara sasaran baru dan reakreditasi. Untuk SMP
sasaran baru, perolehan akreditasi minimal B sebesar 39,2%, dan
untuk reakreditasi sebesar 88,0%. Sedangkan untuk MTs, perolehan
akreditasi sasaran baru minimal B sebesar 35,8%, dan untuk
reakreditasi sebesar 88,1%. Dari data tersebut dapat disimpulkan
bahwa mutu pendidikan satuan pendidikan reakreditasi jauh lebih baik
dibandingkan dengan sasaran baru.

Tabel 4. Peringkat Akreditasi SMP dan MTs

Peringkat A Peringkat B Peringkat C TT


Jenjang Jumlah
Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %

SMP 1.547 20,4% 2.871 38,0% 2.604 34,4% 543 7,2% 7.565

- Sasaran Baru 276 6,0% 1.522 33,2% 2.270 49,5% 521 11,4% 4.589

- Reakreditasi 1.271 42,7% 1.349 45,3% 334 11,2% 22 0,7% 2.976

MTs 602 19,2% 1.395 44,6% 927 29,6% 207 6,6% 3.131

- Sasaran Baru 39 2,7% 481 33,1% 741 51,0% 192 13,2% 1.453

- Reakreditasi 563 33,6% 914 54,5% 186 11,1% 15 0,9% 1.678

Jumlah 2.149 20,1% 4.266 39,9% 3.531 33,0% 750 7,0% 10.696

BADAN AKREDITASI NASIONAL SEKOLAH/MADRASAH TAHUN 2018 | RINGKASAN EKSEKUTIF 9


Gambar 6. Persentase Peringkat Akreditasi SMP dan MTs Sasaran
Baru dan Reakreditasi

Gambar 7 dan gambar 8 menunjukkan rata-rata pencapaian


pemenuhan 8 standar untuk jenjang SMP dan MTs. Berdasarkan data,
baik untuk jenjang SMP maupun jenjang MTs, rata-rata nilai 8 standar
untuk satuan pendidikan yang reakreditasi jauh lebih baik dari sasaran
baru. Diantara 8 standar yang diukur, standar pendidik dan tenaga
kependidikan (PTK) dan standar sarana dan prasarana (Sarpras)
merupakan 2 standar yang memiliki rata-rata skor masih rendah.

ISI
91,6

NILAI PROSES
90,8 80,6 88,9
79,9
77,7

BIAYA 80,5 76,3 SKL


90,9 87,2
77,8 66,1
69,1

PENGELOLAAN 76,7 PTK


89,7
82,1
SARPRAS

BARU REAKREDITASI

Gambar 7. Rata-Rata Pemenuhan 8 SNP untuk Jenjang SMP

BADAN AKREDITASI NASIONAL SEKOLAH/MADRASAH TAHUN 2018 | RINGKASAN EKSEKUTIF 10


ISI
91,1

NILAI PROSES
90,0 77,6 88,2
76,6 74,4

BIAYA 79,1 74,2 SKL


90,9 87,4
74,9 63,8
66,0
75,5
PENGELOLAAN PTK
88,7
78,2
SARPRAS

BARU REAKREDITASI

Gambar 8. Rata-Rata Pemenuhan 8 SNP untuk Jenjang MTs

Berdasarkan analisis butir terhadap hasil akreditasi, dapat


diidentifikasi mengenai hal-hal yang menyebabkan nilai standar
pendidik dan tenaga kependidikan rendah, antara lain:
1. Kekurangan guru yang memiliki sertifikat pendidik (sebanyak
54,7% Sekolah/Madrasah memiliki guru yang bersertifikat
hanya sebanyak 41%).
2. Kekurangan guru Bimbingan Konseling (BK) yang memiliki
kompetensi profesional (sebanyak 39,8% Sekolah/Madrasah
kekurangan Guru BK)
3. Kekurangan tenaga administrasi yang berkualifikasi akademik
minimal SMA atau yang sederajat (sebanyak 33,8%
Sekolah/Madrasah hanya memiliki 1 dan sebanyak 21,3%
memiliki 2 tenaga administrasi)
4. Kurangnya tenaga perpustakaan memiliki kualifikasi minimal
SMA atau yang sederajat dan memiliki sertifikat kompetensi
pengelolaan perpustakaan Sekolah/Madrasah (sebanyak 41,4%
Sekolah/Madrasah tidak memiliki).

BADAN AKREDITASI NASIONAL SEKOLAH/MADRASAH TAHUN 2018 | RINGKASAN EKSEKUTIF 11


5. Kurangnya tenaga tenaga laboran dengan kualifikasi akademik
sesuai ketentuan standar tenaga laboratorium (sebanyak 37,9%
Sekolah/Madrasah tidak memiliki).

Hal-hal yang menyebabkan nilai standar sarana dan prasarana rendah


antara lain:
1. Keterbatasan luas lahan sekolah (sebanyak 22,6%
Sekolah/Madrasah memiliki lahan kurang dari 71% dari ketentuan)
2. Keterbatasan luas lantai bangunan (sebanyak 19,0%
Sekolah/Madrasah memiliki luas lantai bangunan kurang dari 71%
dari ketentuan)
3. Keterbatasan ruang perpustakaan (sebanyak 31,3%
Sekolah/Madrasah tidak memiliki ruang dengan luas dan sarana
sesuai ketentuan)
4. Keterbatasan ruang konseling (sebanyak 17,8% Sekolah/Madrasah
tidak memiliki ruang konseling)
5. Keterbatasan daya listrik (sebanyak 23,3% Sekolah/Madrasah
hanya memiliki daya 900 watt atau kurang)

C. HASIL AKREDITASI DAN CAPAIAN PEMENUHAN SNP


JENJANG SMA/MA

Distribusi peringkat hasil akreditasi SMA dan MA berdasarkan jenis


sasaran disajikan dalam Tabel 5 dan Gambar 9. Berdasarkan data,
perolehan hasil akreditasi minimum B untuk SMA sebanyak 68,4%
sedangkan untuk MA sebesar 60,3%. Dari data tersebut, terdapat
perbedaan cukup signifikan hasil akreditasi antara sasaran baru dan
reakreditasi. Untuk sasaran baru jenjang SMA, perolehan akreditasi
minimal B sebesar 45,7%, dan untuk reakreditasi sebesar 93,5%.
Sedangkan untuk jenjang MA, perolehan akreditasi sasaran baru
minimal B sebesar 36,8%, dan untuk reakreditasi sebesar 85,0%. Dari
data tersebut dapat disimpulkan bahwa mutu pendidikan satuan

BADAN AKREDITASI NASIONAL SEKOLAH/MADRASAH TAHUN 2018 | RINGKASAN EKSEKUTIF 12


pendidikan yang dilakukan reakreditasi jauh lebih baik dibandingkan
dengan sasaran baru.

Tabel 5. Peringkat Akreditasi SMA dan MA

Peringkat A Peringkat B Peringkat C TT


Jenjang Jumlah
Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %

SMA 877 32,2% 987 36,2% 687 25,2% 176 6,5% 2.727

- Sasaran Baru 127 8,8% 530 36,9% 609 42,4% 170 11,8% 1.436

- Reakreditasi 750 58,1% 457 35,4% 78 6,0% 6 0,5% 1.291

MA 277 16,0% 767 44,3% 565 32,7% 121 7,0% 1.730

- Sasaran Baru 39 4,4% 286 32,4% 448 50,7% 111 12,6% 884

- Reakreditasi 238 28,1% 481 56,9% 117 13,8% 10 1,2% 846

Jumlah 1.154 25,9% 1.754 39,4% 1.252 28,1% 297 6,7% 4.457

Gambar 9. Persentase Peringkat Akreditasi SMA dan MA Sasaran Baru dan


Reakreditasi

Gambar 10 dan gambar 11 menunjukkan rata-rata pencapaian


pemenuhan 8 standar untuk jenjang SMA dan MA. Berdasarkan data,
baik untuk jenjang SMA maupun jenjang MA, rata-rata nilai 8 standar
untuk satuan pendidikan yang reakreditasi jauh lebih baik dari sasaran
baru. Diantara 8 standar yang diukur, standar pendidik dan tenaga
kependidikan (PTK) dan standar sarana dan prasarana (Sarpras)

BADAN AKREDITASI NASIONAL SEKOLAH/MADRASAH TAHUN 2018 | RINGKASAN EKSEKUTIF 13


khususnya pada jenjang MA merupakan 2 standar yang memiliki rata-
rata skor masih rendah.

ISI
93,4

NILAI PROSES
92,4 80,8 91,0
80,1 78,0

BIAYA 79,7 77,3 SKL


92,0 90,4
77,9 68,4
67,8
PENGELOLAAN PTK
80,7
91,6
83,8
SARPRAS

BARU REAKREDITASI

Gambar 10. Rata-Rata Pemenuhan 8 SNP untuk Jenjang SMA

ISI
90,4

NILAI PROSES
89,4 78,7 87,4
77,7 75,5

BIAYA 80,0 76,2 SKL


89,8 87,3
66,5
76,0
65,7
PENGELOLAAN 76,6 PTK
87,4
75,8
SARPRAS

BARU REAKREDITASI

Gambar 11. Rata-Rata Pemenuhan 8 SNP untuk Jenjang MA

Berdasarkan analisis butir terhadap hasil akreditasi, dapat


diidentifikasi mengenai hal-hal yang menyebabkan nilai standar
pendidik dan tenaga kependidikan rendah, antara lain:

BADAN AKREDITASI NASIONAL SEKOLAH/MADRASAH TAHUN 2018 | RINGKASAN EKSEKUTIF 14


1. Kekurangan guru yang memiliki sertifikat pendidik (sebanyak
56,8% Sekolah/Madrasah memiliki guru yang bersertifikat
hanya sebanyak 41%).
2. Kekurangan guru Bimbingan Konseling (BK) yang memiliki
kompetensi profesional (sebanyak 28,8% Sekolah/Madrasah
kekurangan Guru BK)
3. Kekurangan tenaga kepala administrasi yang berkualifikasi
akademik D3/S1 dan pengalaman sesuai ketentuan (sebanyak
18,5% Sekolah/Madrasah memiliki kepala administrasi dengan
kualifikasi akademik dibawah D3)
4. Kurangnya tenaga perpustakaan yang memiliki kualifikasi
minimal SMA atau yang sederajat dan memiliki sertifikat
kompetensi pengelolaan perpustakaan Sekolah/Madrasah
(sebanyak 33,7% Sekolah/Madrasah tidak memiliki tenaga
perpustakaan).
5. Kurangnya tenaga tenaga laboran dengan kualifikasi akademik
sesuai ketentuan standar tenaga laboratorium (sebanyak 37,4%
Sekolah/Madrasah tidak memiliki laboran)

Hal-hal yang menyebabkan nilai standar sarana dan prasarana rendah


antara lain:
1. Keterbatasan ruang perpustakaan (sebanyak 24,2%
Sekolah/Madrasah tidak memiliki ruang dengan luas dan sarana
sesuai ketentuan dan sebanyak 5,6% tidak memiliki
perpustakaan)
2. Laboratorium biologi tidak sesuai ketentuan (sebanyak 35%
Sekolah/Madrasah memiliki kurang dari 3 ketentuan yang
ditetapkan)
3. Laboratorium fisika tidak sesuai ketentuan (sebanyak 44,9%
Sekolah/Madrasah memiliki kurang dari 3 ketentuan yang
ditetapkan)

BADAN AKREDITASI NASIONAL SEKOLAH/MADRASAH TAHUN 2018 | RINGKASAN EKSEKUTIF 15


4. Laboratorium kimia tidak sesuai ketentuan (sebanyak 47%
Sekolah/Madrasah memiliki kurang dari 3 ketentuan yang
ditetapkan)
5. Laboratorium bahasa tidak sesuai ketentuan (59,5%
Sekolah/Madrasah memiliki kurang dari 3 ketentuan yang
ditetapkan)

D. HASIL AKREDITASI DAN CAPAIAN PEMENUHAN SNP


JENJANG SMK

Tahun 2018 BAN-S/M menetapkan kebijakan baru dalam


pelaksanaan akreditasi jenjang SMK. Beberapa perubahan kebijakan
akreditasi untuk jenjang SMK dibandingkan tahun sebelumnya
meliputi:
1. Akreditasi dilakukan terhadap satuan pendidikan
2. Dilakukan modifikasi terhadap Instrumen akreditasi, bobot butir
dan bobot 8 (delapan) komponen Standar Nasional Pendidikan.
3. Dilengkapi dengan instrumen tambahan untuk menilai kinerja
sekolah/madrasah (suplemen).
4. Prioritas utama akreditasi adalah SMK yang belum ada program
keahliannya (Sasaran Baru), dan prioritas berikutnya adalah
SMK di mana kurang dari 50% program keahlian pernah
diakreditasi (Reakreditasi).

Distribusi peringkat hasil akreditasi SMK berdasarkan jenis sasaran


disajikan dalam Tabel 6 dan Gambar 12. Berdasarkan data, terdapat
perbedaan hasil akreditasi antara sasaran baru dan reakreditasi. Untuk
sasaran baru, perolehan akreditasi minimal B sebesar 45,6%, dan
untuk reakreditasi sebesar 83,0%. Dari data tersebut dapat
disimpulkan bahwa mutu pendidikan satuan pendidikan yang dilakukan
reakreditasi jauh lebih baik dibandingkan dengan sasaran baru.

BADAN AKREDITASI NASIONAL SEKOLAH/MADRASAH TAHUN 2018 | RINGKASAN EKSEKUTIF 16


Tabel 6. Peringkat Akreditasi SMK
Peringkat A Peringkat B Peringkat C TT
Jenjang Jumlah
Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %

SMK 440 15,8% 1.253 45,0% 880 31,6% 210 7,5% 2.783

- Sasaran Baru 63 3,8% 690 41,8% 715 43,3% 182 11,0% 1.650

- Reakreditasi 377 33,3% 563 49,7% 165 14,6% 28 2,5% 1.133

Gambar 12. Persentase Peringkat Akreditasi SMK Sasaran Baru dan


Reakreditasi

E. HASIL AKREDITASI MENURUT STATUS SEKOLAH

Di bawah ini akan diuraikan perbandingan hasil akreditasi satuan


pendidikan berdasarkan status sekolah/madrasah, yaitu antara
sekolah/madrasah dengan status swasta dan negeri berdasarkan
jenjang pendidikan. Perbandingan sekolah/madrasah berdasarkan
status tersebut sebagaimana disajikan pada tabel 7, dan gambar 13.
Untuk jenjang SD/MI, persentase satuan pendidikan yang memperoleh
akreditasi minimum B antara negeri dan swasta memiliki perbedaan
siginifikan. Perolehan akreditasi untuk SD/MI negeri sebesar 81,8%
sedangkan untuk swasta sebesar 73,9%. Untuk jenjang SMP/MTs,
tidak ada perbedaan yang signifikan diantaranya keduanya, dimana
perolehan akreditasi untuk SMP/MTs negeri sebesar 60,3% dan untuk
swasta sebesar 59,7%. Untuk SMA/MA, terdapat perbedaan yang

BADAN AKREDITASI NASIONAL SEKOLAH/MADRASAH TAHUN 2018 | RINGKASAN EKSEKUTIF 17


sangat signifikan di mana SMA/MA dengan status negeri memperoleh
sebesar 74,8% dan untuk swasta sebanyak 61,7%. Demikian juga
untuk jenjang SMK, terdapat perbedaan yang signifikan di mana
sebanyak 69,5% SMK dengan status negeri memperoleh akreditasi
minimal B sedangkan swasta memperoleh sebesar 58,6%.

Tabel 7. Peringkat Akreditasi Satuan Pendidikan Negeri dan Swasta

Peringkat A Peringkat B Peringkat C TT


Jenjang Jumlah
Jumlah (%) B (%) C (%) TT (%)
SD/MI 7.221 19,1% 22.778 60,3% 6.575 17,4% 1.207 3,2% 37.781
Negeri 4.948 18,7% 16.686 63,1% 4.103 15,5% 725 2,7% 26.462
Swasta 2.273 20,1% 6.092 53,8% 2.472 21,8% 482 4,3% 11.319
SMP/MTS 2.149 20,1% 4.266 39,9% 3.531 33,0% 750 7,0% 10.696
Negeri 1.041 25,8% 1.389 34,5% 1.324 32,9% 274 6,8% 4.028
Swasta 1.108 16,6% 2.877 43,1% 2.207 33,1% 476 7,1% 6.668
SMA/MA 1.154 25,9% 1.754 39,4% 1.252 28,1% 297 6,7% 4.457
Negeri 541 44,5% 368 30,3% 242 19,9% 65 5,3% 1.216
Swasta 613 18,9% 1.386 42,8% 1.010 31,2% 232 7,2% 3.241
SMK 440 15,8% 1.253 45,0% 880 31,6% 210 7,5% 2.783
Negeri 128 22,4% 269 47,1% 131 22,8% 44 7,7% 572
Swasta 312 14,1% 984 44,5% 749 33,9% 166 7,5% 2.211
Jumlah 10.964 19,7% 30.051 53,9% 12.238 22,0% 2.464 4,4% 55.717

Gambar 13. Persentase Peringkat Akreditasi Negeri dan Swasta per


Jenjang

BADAN AKREDITASI NASIONAL SEKOLAH/MADRASAH TAHUN 2018 | RINGKASAN EKSEKUTIF 18


F. HASIL AKREDITASI DAN CAPAIAN PEMENUHAN SNP
SEKOLAH INDONESIA LUAR NEGERI (SILN)

Pada tahun 2018, BAN-S/M telah melaksanakan akreditasi untuk


Sekolah Indonesia Luar Negeri (SILN) sebanyak 5 SILN di dua negara,
yaitu: Sekolah Indonesia Yangon (SD, SMP, dan SMA), dan Sekolah
Indonesia Kota Kinabalu (SD dan SMP).
Hasil Akreditasi dan Pemenuhan 8 SNP seluruh jenjang pada SILN di
dua negara tersebut disajikan dalam Tabel 8.

Tabel 8. Hasil Akreditasi Sekolah Indonesia Luar Negri

Sekolah SI SPR SKL SPT SSP SB SPL SPN Nilai Peringkat


SD Yangon 93 90 92 94 98 68 61 77 86 B
SMP Yangon 95 97 88 89 99 63 63 92 87 B
SMA Yangon 98 99 90 91 90 64 67 84 87 B
SD Kinabalu 95 94 96 95 98 98 97 97 96 A
SMP
97 96 96 94 95 95 97 96 96 A
Kinabalu

G. HASIL AKREDITASI SATUAN PENDIDIKAN KERJASAMA (SPK)

Pada tahun 2018, BAN-S/M telah melaksanakan akreditasi sebanyak


31 Satuan Pendidikan Kerjasama (SPK) yang berstatus ijin sementara
dari Ditjen DikdaSekolah/Madrasahen. Akreditasi SPK merupakan
amanat Permendikbud No. 31 tahun 2014 tentang kerja sama
penyelenggaraan dan pengelolaan pendidikan oleh lembaga pendidikan
asing yang selanjutnya disebut LPA dengan lembaga pendidikan di
Indonesia yang selanjutnya disebut LPI. Dalam Pasal 5 Permendikbud
tersebut dinyatakan bahwa Kerja sama penyelenggaraan pendidikan
harus dilaksanakan dengan syarat mengikuti akreditasi oleh Badan
Akreditasi Nasional.
Sebagai bagian penting dari tindaklanjut dari amanat Permendikbud
Nomor 31 tahun 2014, BAN-S/M pada tahun 2018 telah
mengembangkan Perangkat Akreditasi Sekolah Nasional untuk SPK

BADAN AKREDITASI NASIONAL SEKOLAH/MADRASAH TAHUN 2018 | RINGKASAN EKSEKUTIF 19


yang telah disahkan dalam Permendikbud Nomor: 034/H/AK/2018
Tentang Kriteria dan Perangkat Akreditasi Satuan Pendidikan
Kerjasama (SPK). Perangkat Akreditasi tersebut digunakan dalam
pelaksanaan akreditasi terhadap 31 SPK.
Berbeda dengan perangkat akreditasi lainnya, Perangkat Akreditasi
SPK menetapkan status terakreditasi apabila:
1. Memperoleh Nilai Akhir Hasil Akreditasi sekurang-kurangnya 91.
2. Tidak ada nilai komponen standar di bawah 81.
SPK dinyatakan tidak terakreditasi jika tidak memenuhi kriteria di
atas. SPK memperoleh peringkat akreditasi A (Unggul) jika
memperoleh Nilai Akhir Akreditasi (NA) sebesar 91 sampai dengan 100
(91< NA < 100), dan Tidak terakreditasi jika sekolah memperoleh Nilai
Akhir Akreditasi kurang dari 91. Hasil Akreditasi terhadap 31 SPK
disajikan dalam Tabel 9.

Tabel 9. Hasil Akreditasi Satuan Pendidikan Kerjasama (SPK)

JENJANG TERAKREDITASI A TIDAK TERAKREDITASI JUMLAH


SD 6 5 11
SMP 5 6 11
SMA 5 4 9
Jumlah 16 15 31

Berdasarkan analis butir hasil akreditasi SPK, dapat diuraikan


bahwa salah satu penyebab utama SPK tidak terakreditasi adalah
rendahnya perolehan nilai Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan.
Kondisi ini disebabkan oleh tidak terpenuhinya kepemilikan sertifikat
pendidik oleh sebagian besar guru, dan tidak dimilikinya sertifikat
pendidik dan sertifikat kepala sekolah. Hasil rata-rata pencapaian 8
standar untuk SPK disajikan dalam Gambar 14.

BADAN AKREDITASI NASIONAL SEKOLAH/MADRASAH TAHUN 2018 | RINGKASAN EKSEKUTIF 20


100,0

100,0

100,0
98,7

97,8
97,5
96,9

96,4

96,4
96,9

96,1
96,0

95,9
100

94,0

94,5

92,7
92,7
95
89,7

88,8
88,4
90

84,9
85

80

75

68,3
68,0
70

65

59,0
60

55

SD SMP SMA

Gambar 14. Rata-Rata Pemenuhan 8 SNP untuk SPK

H. TEMUAN ATAS SATUAN PENDIDIKAN YANG TELAH TUTUP


DAN FIKTIF

Berdasarkan hasil verifikasi yang dilakukan oleh BAN-S/M provinsi


dan kunjungan asesor, banyak ditemukan Sekolah/Madrasah yang
masih tercatat dalam Dapodik, tetapi Sekolah/Madrasah tersebut telah
tutup, telah bergabung (merger), atau double NPSN. Berdasarkan
data, terdapat sebanyak 705 Sekolah/Madrasah dengan kondisi tutup,
merger, atau double NPSN sebagaimana disajikan dalam Gambar 15.

BADAN AKREDITASI NASIONAL SEKOLAH/MADRASAH TAHUN 2018 | RINGKASAN EKSEKUTIF 21


Gambar 15. Rekapitulasi Sekolah/Madrasah yang telah tutup

I. PERKEMBANGAN HASIL AKREDITASI TAHUN 2013 DAN 2018

Sebagaimana telah menjadi kebijakan BAN-S/M bahwa, masa


berlaku sertifikat akreditasi Sekolah/Madrasah adalah selama 5 tahun.
Untuk melihat perkembangan capaian pemenuhan Standar Nasional
Pendidikan pada sekolah/madrasah yang telah diakreditasi dari periode
akreditasi sebelumnya, berikut ini akan disajikan data perbandingan
peringkat akreditasi per jenjang antara tahun 2013 dan 2018
sebagaimana terlihat pada Tabel 10. Selanjutnya pada gambar 16,17,

BADAN AKREDITASI NASIONAL SEKOLAH/MADRASAH TAHUN 2018 | RINGKASAN EKSEKUTIF 22


dan 18 disajikan skor 8 standar nasional pendidikan. Hasil akreditasi
tahun 2018 yang digunakan sebagai pembanding dengan tahun 2013
adalah Sekolah/Madrasah reakreditasi karena Sekolah/Madrasah
sasaran baru pada saat tahun 2013 belum dilakukan akreditasi.
Berdasarkan data pada Tabel 10, dapat dilihat bahwa pencapaian
akreditasi untuk seluruh jenjang dengan minimum pencapaian
akreditasi B mengalami peningkatan dari sebesar 86% pada tahun
2013 menjadi sebesar 90,7% pada tahun 2018. Jika dilakukan
pembandingan selama kurun waktu 5 tahun, peningkatan untuk tiap
jenjang dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Jenjang SD/MI, terjadi peningkatan pencapaian hasil akreditasi
minimum B dari sebesar 87,5% menjadi sebesar 91,2%,
2. Jenjang SMP/MTs, terjadi peningkatan pencapaian hasil
akreditasi minimum B dari sebesar 84,1% menjadi 88,0%, dan
3. Jenjang SMA/SMK, terjadi peningkatan pencapaian hasil
akreditasi minimum B dari sebesar 83,2% menjadi sebesar
90,1%.

Tabel 10. Hasil Akreditasi S/M Tahun 2013 dan 2018

PERINGKAT
JENJANG JUMLAH
A B C TT
2013 31,7% 54,3% 12,8% 1,2% 17.350
SD/MI 28,9% 58,6% 11,5% 0,9% 9.724
SMP/MTS 32,6% 51,5% 14,4% 1,5% 5.529
SMA/MA 41,7% 41,5% 14,7% 2,1% 2.097
2018 27,2% 63,5% 8,8% 0,5% 34.358
SD/MI 23,7% 67,5% 8,4% 0,4% 27.567
SMP/MTS 39,4% 48,6% 11,2% 0,8% 4.654
SMA/MA 46,2% 43,9% 9,2% 0,7% 2.137
JUMLAH 14.847 31.223 5.265 373 51.708

Berdasarkan data, pembandingan pemenuhan 8 standar


nasional pendidikan antara tahun 2013 dan 2018 untuk masing-
masing jenjang, sebagaimana disajikan dalam gambar 16, 17 dan 18
terlihat memiliki pola yang konsisten. Secara umum terjadi

BADAN AKREDITASI NASIONAL SEKOLAH/MADRASAH TAHUN 2018 | RINGKASAN EKSEKUTIF 23


peningkatan di semua 8 Standar Nasional Pendidikan, meskipun
terdapat variasi antar standar dan jenjang. Untuk jenjang SD/MI,
terjadi peningkatan cukup signifikan pada standar kompetensi lulusan
(SKL) dari sebesar 73,5% menjadi sebesar 87,1%, akan tetapi untuk
standar Sarpras peningkatan yang dicapai tidak terlalu signifikan, yaitu
hanya 1%, dan untuk standar PTK sebesar 3%. Seperti SD/MI, untuk
jenjang SMP/MTs juga mengalami peningkatan, yaitu rata-rata skor
standar SKL sebelumnya sebesar 75,2% menjadi sebesar 87,2%.
Namun, pada standar PTK, tingkat kenaikan sangat kecil yaitu sebesar
1%, dan dikuti standar Sarpras sebesar 3%. Untuk jenjang SMA/MA,
semua standar mengalami peningkatan skor rata-rata cukup
signifikan, kecuali standar PTK yang mengalami peningkatan tidak
signigikan, yaitu sebesar 1%.

100,0

90,2
89,5

89,2
88,3
87,1
86,9

85,6
81,0
82,4

82,3
90,0
76,6
81,3

79,0
78,1

75,2
73,5

80,0

70,0

60,0

50,0

40,0

30,0

20,0

10,0

0,0

SD/MI SD/MI

Gambar 16. Rata-Rata Pemenuhan 8 SNP untuk Jenjang SD/MI Tahun


2013 dan 2018

BADAN AKREDITASI NASIONAL SEKOLAH/MADRASAH TAHUN 2018 | RINGKASAN EKSEKUTIF 24


91,4

90,9

90,5
89,3
88,6
100,0

87,2

80,7

83,4
82,5

82,3
80,5

76,3
90,0

78,1
75,8

75,8
75,3
80,0
70,0
60,0
50,0
40,0
30,0
20,0
10,0
0,0

SMP/MTS SMP/MTS

Gambar 17. Rata-Rata Pemenuhan 8 SNP untuk Jenjang SMP/MTs


Tahun 2013 dan 2018
92,2

90,0

91,1

91,2
89,6

89,2

100,0

84,1
83,7

82,9
80,9

79,1

80,6
79,6

79,4
78,0

90,0
73,3

80,0
70,0
60,0
50,0
40,0
30,0
20,0
10,0
0,0

SMA/MA SMA/MA

Gambar 18. Rata-Rata Pemenuhan 8 SNP untuk Jenjang SMA/MA


Tahun 2013 dan 2018

BADAN AKREDITASI NASIONAL SEKOLAH/MADRASAH TAHUN 2018 | RINGKASAN EKSEKUTIF 25


TANTANGAN DAN REKOMENDASI
Realisasi pelaksanaan akreditasi tahun 2018 telah melampaui
target dari yang direncanakan. Namun demikian, dalam pelaksanaan
program, ditemukan beberapa masalah yang menjadi hambatan
sehingga berpengaruh terhadap efektifitas dan efisiensi pelaksanaan
program BAN-S/M. Masalah yang dihadapi BAN-S/M selama
pelaksanaan akreditasi tahun 2018 menjadi tantangan tersendiri yang
perlu diidentifikasi sehingga dalam pelaksanaan program akreditasi
pada tahun 2019 dapat berjalan lebih baik. Tantangan yang dihadapi
BAN-S/M meliputi:
1. Masih banyak satuan pendidikan khususnya untuk jenjang SD/MI
dan SMP/MTs yang tidak mengetahui manfaat akreditasi dan
menganggap akreditasi tidak penting. Hal ini ditunjukkan oleh
sebagian satuan pendidikan yang tidak bersedia atau enggan
mengisi Data Isian Akreditasi (DIA) sebagai syarat awal untuk
dilakukan akreditasi.
2. Akses terhadap SISPENA mengalami kendala di banyak satuan
pendidikan di daerah terpencil akibat jaringan internet, sarana dan
sumber daya yang terbatas.
3. Perubahan kebijakan saat akreditasi berlangsung berpengaruh
terhadap proses akreditasi karena SISPENA yang belum sempurna
terutama terkait dengan kapasitas software dan hardware dalam
sistem.
4. Belum dimilikinya data akreditasi yang akurat satuan pendidikan di
beberapa provinsi, mengakibatkan adanya perubahan-perubahan
data sasaran pada saat proses akreditasi berlangsung.
5. Belum adanya data asesor yang akurat dan masalah kekurangan
asesor di beberapa provinsi berakibat penugasan asesor mengalami
hambatan.
6. Beberapa BAN-S/M Provinsi tidak melaksanakan tahapan sesuai
langkah dalam standar operasional prosedur (POS) yang telah
ditetapkan oleh BAN-S/M.

BADAN AKREDITASI NASIONAL SEKOLAH/MADRASAH TAHUN 2018 | RINGKASAN EKSEKUTIF 26


7. Masih ditemukan asesor yang melanggar kode etik di mana terjadi
praktik menyimpang yang dilakukan oleh asesor, misalnya
menerima gratifikasi.
8. Sebagian besar aseor tidak memiliki kemampuan untuk menyusun
rekomendasi yang tepat (bersifat operasional) sesuai ketentuan
yang diatur dalam Pedoman dan Prosedur Operasional Standar
(POS) Akreditasi.
9. Terlambatnya pencairan dana akibat masalah administrasi
menyebabkan pelaksanaan akreditasi tidak dapat dilaksanakan
sesuai dengan rencana kerja yang direncanakan.
10.Kurang optimalnya kinerja anggota BAN-S/M Provinsi di beberapa
provinsi

Berdasarkan analisis hasil akreditasi BAN-S/M dan temuan selama


pelaksanaan akreditasi, BAN-S/M merumuskan poin-poin rekomendasi
sebagai berikut:
1. Kemendikbud dan BAN-S/M perlu menyosialisasikan akreditasi
kepada masyarakat dan pemangku kepentingan secara kontinyu
sehingga masyarakat dan pihak-pihak terkait mengetahui
manfaat akreditasi sebagai bagian penting dalam proses
penjaminan mutu pendidikan.
2. BAN-S/M perlu mendorong pemangku kepentingan agar dapat
menindaklanjuti rekomendasi hasil akreditasi, sehingga
pemanfaatan hasil akreditasi dan rekomendasi yang dihasilkan
BAN-S/M memberikan dampak yang optimal.
3. Perlu dipertimbangkan agar ada regulasi yang secara khusus
mengatur tentang perlunya memberikan apreasiasi dalam
bentuk penghargaan kepada satuan pendidikan yang
memperoleh akreditasi baik, dan pemberian sanksi
(punishment) kepada yang menolak untuk diakreditasi.
Sedangkan satuan pendidikan yang memperoleh akreditasi C
atau TT, perlu ada program pembinaan yang terintegrasi antara
pemerintah pusat dan daerah.

BADAN AKREDITASI NASIONAL SEKOLAH/MADRASAH TAHUN 2018 | RINGKASAN EKSEKUTIF 27


4. Perlu sinkronisasi sistem penilaian dan evaluasi terhadap
kinerja/kelayakan satuan pendidikan terhadap pemenuhan 8
standar nasional pendidikan, seperti yang dilakukan oleh BAN-
S/M dan LPMP.
5. Perlu penguatan infrastruktur di BAN-S/M untuk penguatan
implementasi SISPENA secara optimal, baik hardware, software
maupun penguatan Sumber Daya Manusia yang ada.
6. Perlu penguatan kapasitas dan kelembagaan BAN-S/M Provinsi
terkait dengan bergabungnya sekretariat BAN-S/M Provinsi di
LPMP
7. Perlu penyempurnaan perangkat akreditasi yang lebih
menekankan pada penilaian kinerja satuan pendidikan
(performance) daripada pemenuhan dokumen administrasi
(compliance).
8. Perlu penguatan kapasitas asesor khususnya dalam penyusunan
rekomendasi yang lebih operasional sehingga dapat menjadi
acuan dalam intervensi kebijakan oleh pihak-pihak terkait.
9. Untuk pelaksanaan akreditasi di provinsi/daerah terpencil, perlu
dipikirkan mekanisme pendanaan akreditasi melalui penugasan
asesor lintas provinsi.

BADAN AKREDITASI NASIONAL SEKOLAH/MADRASAH TAHUN 2018 | RINGKASAN EKSEKUTIF 28

Anda mungkin juga menyukai