Anda di halaman 1dari 58

MATERI I

KEBIJAKAN DAN PROGRAM


BAN-S/M TAHUN 2012

Disampaikan pada
TOT Asesor BAN-S/M Tahun 2012
1
LINGKUP PRESENTASI
I. Dasar Hukum dan Peran BAN-S/M dalam
Penjaminan Mutu
II. Kebijakan Umum Akreditasi
III. Kebijakan Khusus Akreditasi
IV. Sifat, Kedudukan, Tupoksi, dan Struktur
Organisasi BAN-S/M
V. Sasaran Akreditasi S/M dan Tindak Lanjut
Hasil Akreditasi
VI. Prospek Akreditasi Masa Kini dan Masa
Depan
2
I. DASAR HUKUM DAN PERAN BAN-
S/M DALAM PENJAMINAN MUTU

3
Dasar Hukum
1. UU No.20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas (Pasal 60).
2. PP No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
(Pasal 86 dan 87).
3. Permendiknas No.29 Tahun 2005 tentang BAN-S/M.
4. Kepmendiknas No.064/P/2006 tentang Anggota BAN-PT,
BAN-S/M dan BAN-PNF dan Kepmendiknas No. 149/P/2011
tentang Perpanjangan Masa Bakti Keanggotaan BAN-PT,
BAN-S/M, dan BAN-PNF.
5. Permendiknas Nomor 2 Tahun 2010
tentang Rencana Strategis Kemetrian Pendidikan Nasional
2010-2014
6. PP No. 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan
7. Surat Edaran Dirjen Pendidikan Islam No. SE.DJ.I/PP.00/05/
2008 tentang Akreditasi Madrasah 4
PERAN BAN-S/M DALAM PENJAMINAN
MUTU PENDIDIKAN SESUAI SISDIKNAS

• PENJAMINAN MUTU EKSTERNAL : dilakukan oleh


berbagai pihak /institusi di luar satuan pendidikan yang secara
fomal memiliki tugas dan fungsi berkaitan dengan penjaminan
mutu pendidikan baik secara langsung/tidak langsung.

• PENJAMINAN MUTU INTERNAL : dilakukan oleh masing-


masing satuan pendidikan.

Kedua model pendekatan tersebut, sungguhpun dapat


dibedakan, tetapi memiliki keterkaitan satu sama lain,
termasuk keterkaitan antar institusi eksternal dimaksud.

5
PENJAMINAN MUTU EKSTERNAL
ADA 4 PILAR POKOK DLM PENJAMINAN MUTU EKSTERNAL
1. Penetapan Standar Nasional Pendidikan (penetapan oleh Menteri,
pengembangan, pemantauan, dan pengendalian SNP oleh BSNP) PP
19/2005 psl.76 dan 77.
2. Pemenuhan SNP pada setiap satuan pend (oleh Pem Provinsi,
Pem Kab /Kota, LPMP, dan institusi pembina pend Pusat),
PP19/2005 psl 92.
3. Penentuan Kelayakan Satuan/Program (Pengecekan derajat-
pemenuhan SNP yang dicapai satuan/program pend): melalui
penilaian kelayakan satuan/program pend mengacu pada kriteria
SNP, sbg bentuk akuntabilitas publik), UU 20/2003 psl 60, Permen
29/2005 psl 1 AKREDITASI oleh BAN S/M , PP 19/2005 psl 86
dan 87.
4. Penilaian Hasil Belajar (PHB) dan Evaluasi Pendidikan: Ujian
Nasional, USBN, Sertifikasi Lulusan, berbagai bentuk ujian lainnya,
dan evaluasi kinerja pend oleh Pusat, Pem Provinsi, Pem Kab/Kota
serta Lembaga Evaluasi Mandiri. (PP 19/2005)

6
PERAN BAN-S/M DALAM
PENJAMINAN MUTU

• BAN-S/M, memberikan rekomendasi


penjaminan mutu pendidikan kpd program
dan/atau satuan pendidikan yang diakreditasi,
kpd Pemerintah, dan Pemerintah Daerah.
PP 19/2005 Bab XV psl 91 (5)

7
PENJAMINAN MUTU OLEH PEMERINTAH
(PP 17 Tahun 2010)
Dalam rangka penjaminan mutu pendidikan:
 Pemerintah menyelenggarakan dan/atau memfasilitasi :
a. akreditasi program pendidikan;
b. akreditasi satuan pendidikan;
c. sertifikasi kompetensi peserta didik;
d. sertifikasi kompetensi pendidik; dan/atau
e. sertifikasi kompetensi tenaga kependidikan.
(Pasal 12 ayat 2)

 Pemerintah provinsi mengoordinasikan dan memfasilitasi akreditasi


program dan satuan pendidikan. (Pasal 23 ayat 3)

 Pemerintah kabupaten/kota memfasilitasi akreditasi program dan


satuan pendidikan. (Pasal 34 ayat 3)

8
II. Kebijakan Umum Akreditasi

9
10
11
STRATEGI
STRATEGI DAN
DAN ARAH
ARAH KEBIJAKAN
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
PEMBANGUNAN
PENDIDIKAN
PENDIDIKAN NASIONAL
NASIONAL TAHUN
TAHUN 2010-2014
2010-2014

TAHUN
KONDISI
SASARAN
NO AWAL 2010 2011
STRETAEGIS 2012 (%) 2013 (%) 2014 (%)
(2009) (%) (%)

Persentase
1 SD/SDLB 65.4 70.2 75.2 80.1 85.1 90.0
Berakreditasi
Persentase
SD/SDLB
2 8.2 9.6 10.9 12.3 13.6 15.0
Berakreditasi
Minimal B
Persentase
3 SMP/SMPLB 61 66.8 72.6 78.4 84.2 90.0
Berakreditasi
Persentase
4 SMP/SMPLB 19.0 20.6 22.2 23.8 25.4 27.0
12
STRATEGI
STRATEGI DAN
DAN ARAH
ARAH KEBIJAKAN
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
PEMBANGUNAN
PENDIDIKAN
PENDIDIKAN NASIONAL
NASIONAL TAHUN
TAHUN 2010-2014
2010-2014

TAHUN
KONDISI
SASARAN
NO AWAL
STRETAEGIS 2010 (%) 2011 (%) 2012 (%) 2013 (%) 2014 (%)
(2009)

Persentase
5 SMA/SMLB 64.7 70.7 76.8 82.9 88.9 95.0
Berakreditasi

Persentase
SMA/SMLB
6 19.2 23.4 27.5 31.7 35.8 40.0
Berakreditasi
Minimal B

Persentase SMK
7 70.0 74.0 78.0 82.0 86.0 90.0
Berakreditasi

Persentase SMK
8 20.0 22.0 24.0 26.0 28.0 30.0
Berakreditasi > B 13
VISI BAN-S/M

“Terwujudnya lembaga akreditasi


sekolah/madrasah yang profesional
dan terpercaya”

14
MISI BAN-S/M
1. Mengembangkan sistem penyelenggaraan akreditasi
yang efektif dan efisien sebagai bagian dari
penjaminan mutu pendidikan nasional
2. Mengembangkan perangkat akreditasi dan mekanisme
yang tepat dan bermutu.
3. Mengembangkan integritas dan kompetensi pengelola
dan pelaksana akreditasi.
4. Mengembangkan jejaring akreditasi dengan berbagai
pemangku kepentingan.
5. Mengembangkan sistem informasi akreditasi sebagai
bagian dari akuntabilitas publik dan mendukung
pengambilan keputusan.
6. Mengembangkan jejaring dan kemitraan dengan
institusi akreditasi negara lain.

15
Pengertian Akreditasi
UU N0. 20/2003 tentang SISDIKNAS

 Akreditasi dilakukan untuk menentukan


kelayakan program dan/atau satuan pendidikan
pada jalur pendidikan formal dan non-formal pada
setiap jenjang dan jenis pendidikan. [Pasal 60 ayat
(1)]

 Akreditasi terhadap program dan satuan


pendidikan dilakukan oleh pemerintah dan/atau
lembaga mandiri yang berwenang sebagai bentuk
akuntabilitas publik.
[Pasal 60 ayat (2)]
16
Akreditasi Sekolah/Madrasah
berdasarkan PP No. 19/2005
Akreditasi adalah kegiatan penilaian kelayakan program dan/atau
satuan pendidikan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan
[Pasal 1 ayat 21]
Pemerintah melakukan akreditasi pd setiap jenjang dan satuan
pendidikan untuk menentukan kelayakan program dan/atau satuan
pendidikan. [Pasal 86 ay 1]
Akreditasi merupakan bentuk akuntabilitas publik dilakukan
secara obyektif, adil, transparan, dan komprehensif dengan
menggunakan instrumen dan kriteria yang mengacu kepada
Standar Nasional Pendidikan [Pasal 86 ayat 3]

17
Akreditasi S/M
Berdasarkan Permendiknas 29/2005
• Akreditasi S/M adalah suatu kegiatan penilaian
kelayakan suatu S/M berdasarkan kriteria yang telah
ditetapkan dan dilakukan oleh BAN-S/M yang
hasilnya diwujudkan da-lam bentuk pengakuan
peringkat kelayakan.
[Pasal 1 ayat (5)]

• Untuk melaksanakan akreditasi S/M, pemerintah


membentuk BAN-S/M
[Pasal 2 ayat (1)]

18
Tujuan Akreditasi S/M

 Memberikan informasi tentang kelayakan S/M sebagai


satuan pendidikan atau program pendidikan
berdasarkan Standar Nasional Pendidikan.
 Memberikan pengakuan peringkat kelayakan.
 Memberikan rekomendasi tentang penjaminan mutu
pendidikan kepada program dan/atau satuan
pendidikan yang diakreditasi dan pihak terkait
(rekomendasi tindak lanjut).

19
Manfaat Akreditasi S/M

1. Acuan dalam upaya peningkatan mutu S/M dan rencana


pengembangan S/M.
2. Motivator agar S/M terus meningkatkan mutu
pendidikan secara bertahap, terencana, dan kompetitif
baik di tingkat kabupaten/kota, provinsi, nasional bahkan
regional dan internasional.
3. Umpan balik dalam usaha pemberdayaan dan
pengembangan kinerja warga S/M dalam rangka
menerapkan visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, dan
program S/M.

20
Manfaat Akreditasi S/M

4. Membantu mengidentifikasi S/M dan program dalam


rangka pemberian bantuan pemerintah, investasi dana
swasta dan donatur atau bentuk bantuan lainnya.
5. Bahan informasi bagi S/M sebagai masy. belajar untuk
meningkatkan dukungan dari pemerintah, masy, maupun
sektor swasta dalam hal profesionalisme, moral, tenaga,
dan dana.

21
Fungsi Akreditasi S/M

 Akuntabilitas, yaitu sebagai bentuk pertanggung-jawaban


S/M kepada publik, apakah layanan yang dilakukan dan
diberikan oleh sekolah/ madrasah telah memenuhi harapan
atau keinginan masyarakat.
 Pengetahuan, yaitu sebagai informasi bagi semua pihak
tentang kelayakan S/M dilihat dari berbagai unsur terkait
yang mengacu pada standar minimal beserta indikator-
indikatornya.
 Pembinaan dan pengembangan, yaitu sebagai dasar bagi
S/M, pemerintah, dan masyarakat dalam upaya peningkatan
atau pengembangan mutu S/M.

22
Prinsip Akreditasi S/M

1. Objektif
Akreditasi S/M pada hakikatnya merupakan kegiatan penilaian
tentang kelayakan penyelenggaraan pendidikan yang ditunjukkan
oleh suatu S/M.
Dalam pelaksanaan penilaian ini berbagai aspek yang terkait dengan
kelayakan itu diperiksa dengan jelas dan benar untuk memperoleh
informasi tentang kebera-daannya. Agar hasil penilaian itu dapat
menggambarkan kondisi yang sebenarnya untuk dibandingkan
dengan kondisi yang diharapkan maka dalam prosesnya digunakan
indikator-indikator terkait dengan kriteria-kriteria yang ditetapkan.

23
Prinsip Akreditasi S/M (Lanjutan)

2. Komprehensif
Dalam pelaksanaan akreditasi S/M, fokus penilaian tidak hanya terbatas
pada aspek-aspek tertentu saja tetapi juga meliputi berbagai komponen
pendidikan yang bersifat menyeluruh. Dengan demikian hasil yang
diperoleh dapat menggambarkan secara utuh kondisi kelayakan S/M
tersebut.
3. Adil
Dalam melaksanakan akreditasi, semua S/M harus diperlakukan sama
dengan tidak membedakan S/M atas dasar kultur, keyakinan, sosial budaya,
dan tidak memandang status S/M baik negeri ataupun swasta. S/M harus
dilayani sesuai dengan kriteria dan mekanisme kerja secara adil dan/atau
tidak diskriminatif.

24
Prinsip Akreditasi S/M (Lanjutan)
4. Transparan
Data dan informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan
akreditasi S/M seperti kriteria, mekanisme kerja, jadwal serta
sistem penilaian akreditasi dan lainnya harus disampaikan
secara terbuka dan dapat diakses oleh siapa saja yang
memerlukannya.
5. Akuntabel
Pelaksanaan akreditasi S/M harus dapat
dipertanggungjawabkan baik dari sisi penilaian maupun
keputusannya sesuai aturan dan prosedur yang telah
ditetapkan.

25
Lingkup Akreditasi Satuan Pendidikan

1. Taman Kanak-kanak (TK)/Raudhatul Atfal (RA).


2. Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI).
3. Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah
(MTs).
4. Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA).
5. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah
Kejuruan (MAK).
6. Sekolah Luar Biasa (SLB) yang terdiri dari Taman
Kanak-kanak Luar Biasa (TKLB), Sekolah Dasar Luar
Biasa (SDLB), Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Luar
Biasa (SLTPLB), dan Sekolah Menengah Luar Biasa
(SMLB).

26
Persyaratan Mengikuti Akreditasi
Sekolah/Madrasah

1. Memiliki Surat Keputusan Pendirian/ Operasional


Sekolah/Madrasah.
2. Memiliki peserta didik pada semua tingkatan kelas.
3. Memiliki sarana dan prasarana pendidikan.
4. Memiliki pendidik dan tenaga kependidikan.
5. Melaksanakan kurikulum yang berlaku, dan
6. Telah menamatkan peserta didik.

27
III. Kebijakan Khusus Akreditasi

28
KEBIJAKAN AKREDITASI SLB
Kebijakan akreditasi untuk SLB diatur sebagai berikut:
A. Persyaratan Mengikuti Akreditasi Khusus SLB
1. Memiliki Surat Keputusan Pendirian/
Operasional Sekolah/Madrasah
2. Memiliki sarana dan prasarana pendidikan;
3. Memiliki pendidik dan tenaga kependidikan;
4. Melaksanakan kurikulum yang berlaku;
5. Telah melaksanakan pendidikan dalam 4 tahun
berturut-turut untuk SMALB dan SMPLB, 3
tahun berturut-turut untuk SDLB dan TKLB.

29
KEBIJAKAN AKREDITASI SLB
B. Kepemilikan dan penggunaan fasilitas dan sumber daya bersama
SLB yang menyelenggarakan pendidikan satu atap serta memiliki
tingkat pendidikan dan program berbeda dapat mendayagunakan
pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan
dan pembiayaan bersama.
1. Pendidik dan tenaga kependidikan
 Guru (Guru tidak melampaui jumlah maksimum beban
mengajar)
 Kepala sekolah/madrasah, TU, dan Tenaga pendukung lainnya
2. Sarana dan prasarana (tidak melampaui kapasitas maksimal
penggunaan)
 Pepustakaan
 Ruang ibadah
 Ruang bina diri
 Tempat dan alat olah raga

30
KEBIJAKAN AKREDITASI SLB (Lanjutan)
3. Pengelolaan
 Dapat dikelola dalam satu sistem manajemen untuk
semua program pendidikan, tingkat satuan, dan
jenjang yang dimiliki
4. Pembiayaan
 Boleh terintegrasi atau terpisah

 Catatan:
Fasilitas dan sumber daya bersama harus menjamin proses
pembelajaran secara layak sesuai ketentuan

31
KEBIJAKAN AKREDITASI SLB
C. Asesor SLB

Asesor akreditasi Sekolah Luar Biasa (SLB),


memiliki kewenangan untuk melakukan
penilaian kelayakan program pada semua
tingkat satuan dan jenjang pendidikan TKLB,
SDLB, SMPLB, dan SMALB

32
KEBIJAKAN AKREDITASI TK/RA
Dasar kebijakan akreditasi TK/RA mengacu kepada
Standar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) jalur
pendidikan formal untuk kelompok usia 4 – 6 tahun
A. Standar
Standar PAUD merupakan bagian integral dari 8
SNP, sebagaimana diamanatkan dalam PP nomor
19 tahun 2005. Kedelapan SNP tersebut
dikelompokkan menjadi 4 standar sebagai berikut.
1. Standar tingkat pencapaian perkembangan
2. Standar pendidik dan tenaga kependidikan
3. Standar isi, proses, dan penilaian
4. Standar sarana dan prasarana, pengelolaan, dan
pembiayaan
33
KEBIJAKAN AKREDITASI TK/RA

B. Perangkat Akreditasi

1. Terdapat kekhususan instrumen untuk kelompok


usia 4 – 5 tahun dan 5 – 6 tahun, pada standar
tingkat pencapaian perkembangan

2. Instrumen untuk standar ke-2 , 3, dan 4 sama untuk


kelompok usia 4 -5 tahun dan 5 – 6 tahun.

34
Akreditasi Pendidikan Satu Atap

Layanan pendidikan satu atap adalah dua satuan


pendidikan yang dikelola dalam satu manajemen
dengan memanfaatkan sumber daya bersama untuk
meningkatkan efektifitas dan efisiensi pengelolaan
dalam rangka wajib belajar 9 tahun.
Akreditasi Satuan Pendidikan Satu Atap terdiri dari
TK-SD Satap, SD-SMP Satap, RA-MI Satap, dan MI-
MTs Satap.

35
Akreditasi Pendidikan Satu Atap

Satuan pendidikan satu atap ditentukan berdasarkan


realitas di lapangan yang dilengkapi dengan Surat
Keterangan atau bukti tertulis dari pihak berwenang.
1. Sekolah Negeri Satu Atap ditentukan oleh Dinas
Pendidikan;
2. Sekolah Swasta Satu Atap ditentukan oleh
Yayasan;
3. Madrasah Negeri Satu Atap ditentukan oleh
Kanwil atau Kankemenag Kabupaten/Kota; dan
4. Madrasah Swasta Satu Atap ditentukan oleh
Yayasan

36
Akreditasi Sekolah Satu Atap

1. Pendidik dan Tenaga Kependidikan serta Sarana dan Prasarana


dapat dimanfaatkan secara bersama
2. Akreditasi bagi sekolah/madrasah satu atap dilaksanakan dan
berlaku untuk setiap satuan pendidikan.
3. Waktu pelaksanaan akreditasi di antara dua satuan pendidikan
dalam sekolah/madrasah satu atap bisa sama dan bisa pula
berbeda.
4. Hasil akreditasi di antara dua satuan pendidikan dalam
sekolah/madrasah satu atap bisa sama dan bisa pula berbeda.
5. Akreditasi sekolah/madrasah satu atap dilaksanakan oleh
asesor sesuai kompetensi berdasarkan pelatihan dan sertifikat
asesor yang dimiliki dan masih berlaku.

37
Akreditasi Online
1. Pengertian dan Lingkup Akreditasi Online
Akreditasi online adalah proses akreditasi yang menggu-nakan
teknologi informasi dan komunikasi serta jaringan internet
secara online yang dilaksanakan oleh BAN-S/M, BAP-S/M , dan
sekolah/madrasah yang diakreditasi.
Proses akreditasi yang dilaksanakan secara online ini mencakup:
a. Informasi umum tentang pelaksanaan akreditasi online
b. Pemberian informasi tentang panduan, perangkat dan
prosedur akreditasi dalam website BAN-S/M:
http://www.ban-sm.or.id
c. Pengunduhan keseluruhan bahan akreditasi online
d. Pengisian instrumen akreditasi oleh sekolah/madrasah yang
akan diakreditasi
e. Pengiriman instrumen akreditasi yang sudah diisi kepada
BAP-S/M
f. Pemberitahuan tentang waktu vistasi oleh BAP-S/M
g. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh BAN-S/M tentang
persoalan yang belum jelas

38
Akreditasi Online
2. Tujuan
a. Mempercepat proses pelaksanaan akreditasi
dengan menggunakan ICT
b. Meningkatkan efisiensi pelaksanaan akreditasi
c. Mengikuti perkembangan dan kemajuan
teknologi informasi yang diterapkan dalam
proses akreditasi
d. Mempercepat proses komunikasi antara BAP-
S/M dan sekolah/madrasah dalam proses
akreditasi secara akurat dan profesional
e. Memanfaatkan SIA-S/M yang telah
dikembangkan oleh BAN-S/M

39
Akreditasi Online
3. Manfaat
a. Meningkatkan kredibilitas dan profesionalitas
BAN-S/M dalam pelaksanaan akreditasi
b. Untuk mewujudkan badan akreditasi yang
independen, maju, dan modern
c. Meningkatkan kemampuan sekolah/ madrasah
dalam menggunakan ICT dalam proses akreditasi
secara cepat, tepat dan akurat
d. Membawa perubahan di kalangan guru, siswa,
dan orang tua dalam penggunaan ICT di
sekolah/madrasah

40
Akreditasi Online
4. Syarat

a. Memenuhi persyaratan umum untuk


diakreditasi
b. Memiliki fasilitas ICT dan jaringan
internet
c. Memiliki SDM yang terampil untuk
mengoperasikan ICT

41
PROVINSI PELAKSANA ON-LINE 2012

• Sumatera Selatan • Sumatera Utara


• DKI Jakarta • Kepulauan Riau
• Jawa Barat • Bengkulu
• Jawa Tengah • Banten
• Kalimantan Timur • D.I. Yogyakarta
• Jawa Timur
• Bali
• Kalimantan Selatan
• Aceh
• Lampung
IV. Sifat, Kedudukan, Tupoksi, dan
Struktur Organisasi BAN-S/M

43
Sifat dan Kedudukan BAN-S/M

BAN-S/M adalah badan evaluasi mandiri yang


menetapkan kelayakan program dan/ atau satuan
pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah
jalur formal dengan mengacu pada standar nasional.
[Permen No.29/2005, Pasal 1]

 BAN-S/M merupakan badan nonstruktural yang


bersifat nirlaba dan mandiri yang bertanggung
jawab kepada Mendiknas.
[Permen No.29/2005, Pasal 2]

44
TUGAS BAN-S/M

1. Merumuskan kebijakan operasional


2. Melakukan sosialisasi kebijakan
3. Melaksanakan akreditasi
sekolah/madrasah

45
FUNGSI BAN-S/M
1. Merumuskan kebijakan dan menetapkan akreditasi S/M.
2. Merumuskan kriteria dan perangkat akreditasi S/M untuk
diusulkan kepada Menteri.
3. Melaksanakan sosialisasi kebijakan, kriteria, dan perangkat
akreditasi S/M.
4. Melaksanakan dan mengevaluasi pelaksanaan akreditasi S/M.
5. Memberikan rekomendasi tindak lanjut hasil akreditasi.
6. Mengumumkan hasil akreditasi S/M secara nasional.
7. Melaporkan hasil akreditasi S/M kepada Menteri dengan
tembusan disampaikan kepada Menteri Agama.
8. Melaksanakan ketatausahaan BAN-S/M.

46
Badan Akreditasi Provinsi Sekolah/Madasah
(BAP-S/M)

 Dalam melaksanakan akreditasi, BAN-S/M dibantu


oleh BAP-S/M yang dibentuk oleh Gubernur [PP No.
19/2005, Pasal 87]
 BAP-S/M adalah badan evaluasi mandiri di provinsi
yang membantu BAN-S/M dalam pelaksanaan
akreditasi [Permen No. 29/2005, Pasal 1]
 Dalam pelaksanaan akreditasi, BAN-S/M dibantu
oleh BAP-S/M [Permen No. 29/2005, Pasal 7).

4747
TUGAS BAP-S/M (1)
1. Melakukan sosialisasi kebijakan dan pencitraan BAN-S/M dan
BAP-S/M kepada Pemprov, Kanwil Kemenag, Kankemenag,
S/M, dan masy. pendidikan pada umumnya.
2. Merencanakan program akreditasi S/M yang menjadi sasaran
akreditasi.
3. Menugaskan asesor untuk melakukan visitasi.
4. Mengadakan pelatihan asesor sesuai dengan pedoman yang
ditetapkan oleh BAN-S/M.
5. Menetapkan hasil peringkat akreditasi melalui Rapat Pleno
Anggota BAP-S/M.
6. Menyampaikan laporan pelaksanaan program dan pelaksanaan
akreditasi serta rekomendasi tindak lanjut kepada BAN-S/M dan
kepada Gubernur.
7. Menyampaikan laporan hasil akreditasi dan rekomendasi tindak
lanjut kepada Dinas Pendidikan Provinsi, Kanwil Depag, dan
LPMP.
48
TUGAS BAP-S/M (2)

8. Menyampaikan laporan hasil akreditasi dan rekomendasi tindak


lanjut kepada Pemerintah Kab/Kota, Kankemenag, dan satuan
pendidikan dalam rangka penjaminan mutu sesuai lingkup
kewenangan masing-masing.
9. Mengumumkan hasil akreditasi kepada masyarakat, baik melalui
pengumuman maupun media massa.
10. Mengelola sistem basis data akreditasi.
11. Melakukan monitoring dan evaluasi secara terjadwal terhadap
kegiatan akreditasi.
12. Melaksanakan kesekretariatan BAP-S/M.
13. Merumuskan tugas pokok dan fungsi sesuai dengan kerangka
tugas pokok BAP-S/M, dan
14. Melaksanakan tugas lain sesuai kebijakan BAN-S/M.

49
TUGAS UPA KAB/KOTA
Dengan penugasan dari BAP-S/M, UPA-S/M membantu BAP-
S/M dalam hal:
1. Sebagai penghubung antara BAP-S/M dengan Dinas Pendidikan
dan Kankemenag.
2. Mengusulkan jumlah S/M yang akan diakreditasi kepada BAP-
S/M.
3. Mengusulkan jumlah asesor yang dibutuhkan untuk kab/kota
yang bersangkutan.
4. Menyusun data S/M yang telah dan akan diakreditasi di tingkat
kab/kota
5. Mengkoordinasikan sasaran penugasan asesor.
6. Mengkoordinasikan jadwal pemberangkatan asesor.
7. Menyiapkan perangkat akreditasi dan adm. bagi asesor.
8. Melaporkan pelaksanaan kegiatan, dan
9. Melaksanakan tugas lain yang ditetapkan oleh BAP-S/M.
50
MENAG MENDIKBUD

DITJEN BADAN
DITJEN DITJEN
PENDIS PSDMP & PMP
BALITBANG BAN-S/M BSNP
DIKDAS DIKMEN
GUBERNUR

KANWIL DISDIK
KEMENAG LPMP BAP-S/M
PROVINSI
BUPATI/
WALIKOTA Asesor
KANTOR
DISDIK Unit Pelaksana
KEMENAG
KAB/KOTA Akreditasi BAP-S/M
KAB/KOTA

MADRASAH SEKOLAH Instruksi


Koordinasi
Konsultasi
Alur akreditasi
Koordinasi dan Konsultasi
51
V. Sasaran Akreditasi S/M dan Tindak
Lanjut Hasil Akreditasi

52
Sasaran Akreditasi Sekolah/Madrasah 2012

Jumlah
No Satuan Pendidikan Keterangan
Sekolah/Madrasah
1 TK/RA 2.548

2 SD/MI 29.533
Sasaran operasional
3 SMP/MTs 5.229
telah dimantapkan
4 SMA/MA 3.555
dalam Rakornas
5 SMK 3.637

6 SLB 138

Jumlah 44.640

53
Tindak Lanjut Hasil Akreditasi
Hasil akreditasi sekolah/madrasah dilaporkan ke berbagai pihak sesuai
dengan tugas dan fungsinya masing-masing, sebagai berikut.
a. BAN-S/M melaporkan kegiatan dan hasil akreditasi
sekolah/madrasah kepada Mendikbud.
b. BAP-S/M melaporkan kegiatan dan hasil akreditasi sekolah/madrasah
kepada Gubernur dan BAN-S/M, dengan tembusan kepada Dinas
Pendidikan Provinsi, Kanwil Kemenag, Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota, Kankemenag, dan LPMP disertai bahan
rekomendasi tindak lanjut.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Agama,
Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, dan penyelenggara
sekolah/madrasah melakukan pembinaan kepada satuan pendidikan
berdasarkan hasil akreditasi sesuai dengan kewenangannya.

54
VI. Prospek Akreditasi Masa Kini dan
Masa Depan

55
1. Hasil akreditasi sudah mulai diakui oleh berbagai pihak,
sebagai bagian dari mata rantai penjaminan mutu sistem
pendidikan nasional.
a. Berbagai lembaga donor seperti: AusAid, Uni Eropa,
Usaid, dll, mulai menggunakan hasil akreditasi sebagai
salah satu indikator mutu pendidikan.
b. SNMPTN menggunakan akreditasi sebagai salah satu
kriteria bagi sekolah melalui jalur undangan.
c. Beberapa Dinas Provinsi/Kabupaten/Kota dan Kanwil
Kemenag mulai memperhatikan peta hasil akreditasi
dan analisis hasil akreditasi sebagai bagian penting di
dalam penyusunan program-program pembinaan
pendidikan.
Oleh karena itu sistem akreditasi nasional perlu
disempurnakan dari waktu ke waktu.
56
2. Akreditasi tidak boleh dipandang hanya sebagai pengakuan
dan pemberian peringkat kepada satuan pendidikan tetapi
harus berperan membantu satuan pendidikan dengan
memberi masukan berdasarkan hasil dan analisisnya untuk
memperbaiki kinerja dan mutu layanan serta lulusannya,
sebagaimana lembaga akreditasi di luar negeri, sehingga
satuan pendidikan merasakan manfaat akreditasi
3. Pengembangan akhlak mulia/budi pekerti harus secara
intensif dan terpadu, sehingga harus masuk di dalam salah
satu fokus akreditasi, agar sekolah/madrasah memberikan
perhatian semestinya, mengingat pendidikan budi pekerti
tidak diujikan secara nasional.
4. Sistem akreditasi online perlu dilanjutkan serta
disempurnakan, karena terbukti mendapatkan respon positif
dari kalangan satuan pendidikan menengah. Sesuai rencana,
tahun 2014 seluruh provinsi dapat melaksanakan.
57
58

Anda mungkin juga menyukai