Anda di halaman 1dari 11

PEDOMAN INTERNAL

PROGRAM KESEHATAN INDERA

UPT PUSKESMAS GEBANG


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kesehatan indera penglihatan merupakan syarat penting yang menentukan kualitas
sumber daya manusia. Mata yang sehat berpengaruh terhadap kecerdasan, produktifitas,
kemandirian, kemajuan dan kesejahteraan lahir dan batin seseorang. Apabila terdapat
gangguan pada indera penglihatan baik kecil maupun besar maka hal tersebut dapat
mengganggu aktivitas kesehariannya yang pada akhirnya akan mengakibatkan kualitas
hidupnya menurun (Wahyudi dan Rinayati, 2013).

Gangguan penglihatan di dunia utamanya disebabkan oleh kelainan refraksi yang


tidak dikoreksi sebanyak 43% dan katarak 33%. Penyebab lain yaitu glaukoma 2%,
degenerasi makula, retinopati diabetikum, trakoma dan kelainan kornea kira-kira 1% (WHO,
2012).

Empat kelainan refraksi yang paling sering dijumpai yaitu miopia, hipermetropia,
astigmatisme dan presbiopia (WHO, 2013). Miopia sebagai kelainan refraksi, hampir selalu
menduduki urutan teratas dibandingkan dengan kelainan refraksi lainnya (Perdami, 2006).
Penderita miopia di dunia diperkirakan antara 800 juta hingga 2,3 milyar.

Hal ini disebabkan oleh banyaknya penderita miopia yang merasa tidak menderita
miopia (Dunaway dan Berger, 2006). Di negara-negara seperti Cina, India dan Malaysia,
41% dari orang dewasa menderita myopia hingga -1.00 (Wu et al, 2001).

Kasus kelainan refraksi dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Penderita
kelainan refraksi di Indonesia diperkirakan mencapai 25% dari populasi penduduk atau
sekitar 55 juta jiwa (Suharjo, 2006). Angka kejadian miopia di Indonesia pada remaja yang
golongan ekonomi keluarganya menengah ke atas semakin meningkat. Banyak faktor yang
menyebabkan miopia, salah satu faktor yang sangat berpengaruh dalam perkembangan
miopia adalah aktivitas melihat dekat atau nearwork (Sahat, 2006).

Membaca merupakan salah satu aktivitas yang membutuhkan penglihatan dekat


(Dandona & Dandona, 2001). Beberapa penelitian menyebutkan terdapat kaitan yang erat
antara miopia dengan membaca. Miopia lebih sering terjadi pada orang yang sering membaca
(Damian et al., 2010).

Hal ini perlu dikaji kembali mengingat aktivitas penting pelajar yaitu membaca
membutuhkan penglihatan jarak dekat. Sehingga pelajar sangat rentan terkena miopia. Maka
dari itu peneliti tertarik untuk meneliti mengenai kebiasaan-kebiasaan siswa dalam membaca
dengan terjadinya miopia.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dilakukan penelitian mengenai kebiasaan


dalam membaca dengan terjadinya miopia pada siswa SD/MI & SMP/MTs.
B. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Terwujudnya peserta didik dan masyarakat yang sehat dalam segi pendengaran dan
penglihatan melalui kegiatan skrining gangguan refraksi, katarak dan sumbatan serumen
yang teratur di Desa maupun di Sekolah.

2. Tujuan khusus

a. Terdeteksi secara dini gangguan refraksi, pendengaran dan katarak pada peserta
didik dan masyarakat.

b. Tersedianya data atau informasi untuk menilai perkembangan kesehatan peserta


didik, untuk dijadikan pertimbangan dalam penyusunan program pembinaan
kesehatan sekolah

c. Tersedianya data dan informasi mengenai jumlah pasien katarak

d. Bermanfaatnya data untuk perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi


program pembinaan peserta didik dan masyarakat untuk kasus katarak.

e. Meningkatkan jumlah pasien katarak yang dioperasi.

C. Sasaran

Sasaran yang ingin dicapai dalam menerapkan pedoman pembinaan kebugaran bagi anak
Sekolah melalui UKS, adalah :

a. SD/MI : 22 Sekolah

b. SMP/MTS : 5 Sekolah

c. Individu berusia 55 tahun keatas

d. Individu dengan penyakit sistematik seperti DM

D. Ruang lingkup

a. Pelayanan Kesehatan Indera

b. Peningkatan Pemeriksaan Kesehatan Indera

c. Upaya pelaksanaan Skrining Katarak

d. Indikator keberhasilan

e. Pemantauan dan Evaluasi

f. Pencatatan dan pelaporan


E. Batasan Oprasional

a. Kesehatan Sekolah dalam Undang – Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
Pasal 79 menyatakan bahwa kesehatan sekolah diselelnggarakan untuk meningkatkan
kemampuan hidup sehat peserta didik dalam lingkungan hidup sehat sehingga peserta
didik belajar, tumbuh dan berkembang secara harmonis dan setinggi – tingginya menjadi
Sumber Daya Manusia yang berkualitas.

b. Peserta didik adalah semua anak yang mengikuti pendidikan di Sekolah Dasar (SD),
Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB), Madrasah Ibtidaiyah (MI), Sekolah Menengah
Pertama (SMP), Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLB), Madrasah
Tsanawiah (MTs), Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK), Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMKLB), Madrasah Aliyah (MA),
termasuk satuan pendidikan keagamaan yang sederajat dan setara.

c. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah segala urusan usaha yang dilakukan untuk
meningkatkan kesehatan peserta didik pada jalur, jenis, dan jenjang pendidikan mulai
dari TK/RA, sampai SMA/MA.

d. Pedoman pembinaan adalah acuan bagi tim UKS untuk melaksanakan dan
mengembangka UKS diwilayahnya.

e. Katarak,adalah proses degenerative berupa kekeruhan alami lensa bola mata


sehinggamenyebabkan menurunnya kemampuan penglihatan sampai kebutaan

f. Sumbatan serumen adalah setiap produk kelenjar sabosea dan abokrin yang terdapat
pada kulit liang telinga.

g. Kelainan refraksi adalah kelainan pembiasan cahaya sehingga bayangan tidak focus tepat
diretina mata yang mengakibatkan penglihatan menjadi kabur.
BAB II

STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifakasi Sumber Daya Manusia

1. Kualifikasi petugas Kesehatan Indera

- Petugas Minimal D3 Keperawatan

- Masa Kerja Kesehatan Indera minimal 2 tahun

- Petugas pernah mengikuti latihan Kesehatan Indera

B. Distribusi Ketenagaan

Distribusi ketenagaan di Puskesmas Gebang untuk program Kesehatan Indera tahun 2019
dapat dilihat pada table dibawah ini :

No Jabatan Fungsional Pendidikan Jumlah Tenaga


1 Perawat Ahli S1 Ners 4 Orang
2 Perawat Pelaksana Lanjutan S1 Keperawatan 1 Orang
3 Perawat Pelaksana D3 Keperawatan 7 Orang

C. Jadwal Kegiatan

No Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan


Menetapkan Sasaran
Melakukan Penyuluhan
1 Didalam Gedung Mensosialisasikan tentang pemeriksaan refraksi
Dokumentasi Hasil Kegiatan
Membuat Jadwal kegiatan skrining katarak
Penyuluhan Kesehatan
Membuat jadwal ke Instansi lain atau kesekolah
2 Diluar Gedung Pemberdayaan anak sekolah dalam PHBS
Dokumentasikan hasil kegiatan
Pembinaan anak sekolah
BAB III

STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruang

Pendaftaran

Konseling
BP Umum, KIA, Asuhan Keperawatan Individu dan
BP Gigi Keluarga
Dokumentasi Asuhan Keperawatan

Pengambilan Obat

Pasien Pulang

B. Standar Fasilitas

Nama Barang/ Jenis Keadaan Barang


No Jumlah
Barang Baik Kurang Rusak
1 Timbangan BB 1 - - 1
2 Alat Pengukur TB 1 - - 1
3 Penlight 1 - - 1
4 Snellenchart 1 - - 1
5 Garpu tala 1 - - 1
6 Alat Tulis 1 - - 1
BAB IV

TATALAKSANA PELAYANAN

A. Lingkup Kegiatan

Lingkup pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat meliputi upaya kesehatan
perorangan (UKP) maupun upaya kesehatan masyarakat (UKM).

Kegiata pembinaan kesehatan Indera dilaksanakan sesuai dengan pelaksanaan Trias UKS
terdiri dari :

a. Pendidikan Kesehatan

Kegiatan pendidikan kesehatan Indera dianggap sebagai bagian dari upaya promotif dan
preventative disekolah dengan memberikan pengetahuan bagi guru dan peserta didik
pencegahan gangguan refraksi dini dan sumbatan serumen.

b. Pelayanan Kesehatan Olahraga

Pelayanan dalam bentuk :

- Praktek Penanganan cedera olahraga akut secara sederhana dengan metode RICE
(Rest, Ice, Compressorion, Elevation).

- Tes kebugaran jasmani sebagai screening awal atau penjaringan dan evaluasi

- Program latihan fisik spesifik bagi peserta didik dengan masalah fisik, seperti :
latihan khusus obesitas, konseling gizi, dll.

- SMP dan SMA : Pembinaan Kesehatan Olahraga bagi peserta didik yang berbakat
dibidang prestasi Olahraga.

c. Pembinaan Lingkungan Sekolah

Pembinaan lingkungan sekolah berupa adanya sarana dan prasarana untuk beraktivitis
fisik/olahraga yang sehat dan aman bagi peserta didik. Kegiatan olahraga permainan atau
olahraga beladiri sebagai kegiatan ekstrakulikuler dilingkungan sekolah ( bagi siswa SD,
SMP dan SMA) mulai dari pemanduan bakat ( Talent Scounting) sampai dengan
pembinaan kesehatan fisiknya.

Petugas Puskesmas membina lingkungan Sekolah untuk sarana dan prasarana Olahraga
yang aman, tidak menimbulkan cedera, misalnya lapangan tidak berpasir atau licin,
pencahayaannya dan ventilasi udara yang cukup pada lapangan indoor, dll
B. Metode

Upaya kesehatan Indera yang dilaksanakan meliputi pelayanan kesehatan pada kegiatan
skrining dan pemanfaatan skrining untuk meningkatkan derajat kesehatan dan kebugaran
jasmani yang diselenggarakan nsecara terpadu dan menyeluruh melalui pendekatan promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitative.

1) Pendekatan promotif, Kesehatan Indera diharapkan dapat meningkatkan deteksi dini


penyakit gangguan refraksi, sumbatan serumen dan Katarak.

2) Pendekatan preventif, Kesehatan Indera diharapkan dapat mencegah timbulnya kebutaan,


faktor resiko penyakit akibat tidak makan sayur dan buah- buahan yang mengandung vit.
a serta memperlambat proses kebutaan.

3) Pendekatan kuratif, Kesehatan Indera diharapkan dapat menjadi salah satu metode
pengobatan terhadap penyakit Katarak dan Kebutaan

4) Pendekatan Rehabilitatif diharapkan dapat memulihkan gangguan Mata dan Telinga

C. Langkah – langkah Kegiatan

Langkah – langkah kegiatan Pemeriksaan pendengaran, penglihatan dan Katarak sebagai


berikut :

- Pemeriksaan keadaan umum

- Pengukuran tekanan darah dan denyut nadi

- Pemeriksaan Indera Penglihatan dan Pendengaran

- Pengukuran kesegaran Jasmani peserta didik

- Penilaian status gizi

- Deteksi dini penyimpangan mental emosional


BAB V

LOGISTIK

Adalah penetapan standar peralatan Kesehatan Indera yang meliputi : penentuan kebutuhan
individu serta pengelolaan dalam upaya mewujudkan pelayanan skrining yang berkualitas.

Standar peralatan kesehtan jasmani terdiri dari : standar alat dan fasilitas dan standar alat
pencatatan dan pelaporan.

1. Standar alat dan fasilitas

Alat dan fasilitas yamg di persiapkan :

a. Bingkai uji-coba untuk pemeriksaan refraksi

b. Buku Ishihara Tes

c. Emesin basin/Nierbeken besar

d. Garputala 512 Hz, 1024 Hz, 2084 Hz

e. Lampu kepala/Head Lamp + Adaptor AC/DC

f. Lampu senter untuk periksa/pen light

g. Lensa uji-coba untuk pemeriksaan refraksi

h. Lup binokuler (lensa pembesar) 3-5 Dioptri

i. Opthalmoscope

j. Otoscope

k. Snellen Chart 2 jenis (E Chart + Alphabet i. Chart)

l. Tonometer Schiotz.
BAB VI

KESELAMATAN KERJA

Program pelayanan kesehatan Indera yang dilaksanakan oleh petugas puskesmas


dengan didukung oleh masyarakat, maupun instansi lain dalam ranmgka mencapai derajat
kesehatan Mata dan Pendengaran secara optimal. Skrining Gangguan mata dan pendengaran
dilakukan dengan menggunakan perlengkapan olahraga seperti: memakai Garputala, Lampu
senter untuk periksa/pen light, Snellen Chart 2 jenis (E Chart + Alphabet i. Chart) dan
lainnya sesuai dengan prosedur Skrining. Pertolongan pertama pada anak sekolah dengan
menyediakan obat – obatan atau P3K apabila terjadi yang tidak diinginkan.

2. Standar alat pencatatan dan pelaporan

Pencatatan dan pelaporan pembinaan Skrining Mata dan Pendengaran merupakan bagian
dari pencatatan “Penjaringan Kesehatan Peserta Didik”.

Pencatatan hasil Kesehatan Indera sebagai bagian dari screening kesehatan pada awal tahun
ajaran dapat diisikan pada BAB VII (Penjaringan Kesehatan Anak Sekolah Lanjutan).

Tentang Kesehatan Indera dalam bentuk Pemeriksaan test (3 item kegiatan) Skrining katarak
diluar gedung, Pemeriksaan Indera Penglihatan, Pemeriksaan Indera Pendengaran.

Pencatatan hasil skrining sebagai bagian dari monitoring pada akhir semester genap berupa 1
item tes ( skrining) dapat dicatat dalam kartu individu peserta didik.
BAB VII

PENUTUP

Peningkatan derajat kesehatan Indera di masyarakat dan sekolah merupakan upaya


dasar dalam meningkatkan mengurangi kebutaan. Pembinaan Kesehatan Indera bagi peserta
didik melalui Skrining mata dan pendengaran bagi peserta didik dan masyarakat melalui
pemeriksaan skrining gangguan refraksi, pendengaran dan Katarak

Peserta didik dan masyarakat diharapkan tahu dan mau melakukan aktivitas fisik,
latihan fisik dan atau olahraga dan makan makanan yang banyak mengandung Vit. A dalam
kehidupan sehari – hari untuk meningkatkan derajat kesehatan dan kebugaran jasmani yang
optimal sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar dan penurunan tingkat kebutaan.

Puskesmas melalui Kesehatan Indera diharapkan dapat membantu sekolah dan


berkoordinasi dengan lintas program maupun lintas sektor terkait untuk mengembangkan
penyelenggaraan kesehatan Indera disekolah maupun masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai