Empat kelainan refraksi yang paling sering dijumpai yaitu miopia, hipermetropia,
astigmatisme dan presbiopia (WHO, 2013). Miopia sebagai kelainan refraksi, hampir selalu
menduduki urutan teratas dibandingkan dengan kelainan refraksi lainnya (Perdami, 2006).
Penderita miopia di dunia diperkirakan antara 800 juta hingga 2,3 milyar.
Hal ini disebabkan oleh banyaknya penderita miopia yang merasa tidak menderita
miopia (Dunaway dan Berger, 2006). Di negara-negara seperti Cina, India dan Malaysia,
41% dari orang dewasa menderita myopia hingga -1.00 (Wu et al, 2001).
Kasus kelainan refraksi dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Penderita
kelainan refraksi di Indonesia diperkirakan mencapai 25% dari populasi penduduk atau
sekitar 55 juta jiwa (Suharjo, 2006). Angka kejadian miopia di Indonesia pada remaja yang
golongan ekonomi keluarganya menengah ke atas semakin meningkat. Banyak faktor yang
menyebabkan miopia, salah satu faktor yang sangat berpengaruh dalam perkembangan
miopia adalah aktivitas melihat dekat atau nearwork (Sahat, 2006).
Hal ini perlu dikaji kembali mengingat aktivitas penting pelajar yaitu membaca
membutuhkan penglihatan jarak dekat. Sehingga pelajar sangat rentan terkena miopia. Maka
dari itu peneliti tertarik untuk meneliti mengenai kebiasaan-kebiasaan siswa dalam membaca
dengan terjadinya miopia.
1. Tujuan Umum
Terwujudnya peserta didik dan masyarakat yang sehat dalam segi pendengaran dan
penglihatan melalui kegiatan skrining gangguan refraksi, katarak dan sumbatan serumen
yang teratur di Desa maupun di Sekolah.
2. Tujuan khusus
a. Terdeteksi secara dini gangguan refraksi, pendengaran dan katarak pada peserta
didik dan masyarakat.
C. Sasaran
Sasaran yang ingin dicapai dalam menerapkan pedoman pembinaan kebugaran bagi anak
Sekolah melalui UKS, adalah :
a. SD/MI : 22 Sekolah
b. SMP/MTS : 5 Sekolah
D. Ruang lingkup
d. Indikator keberhasilan
a. Kesehatan Sekolah dalam Undang – Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
Pasal 79 menyatakan bahwa kesehatan sekolah diselelnggarakan untuk meningkatkan
kemampuan hidup sehat peserta didik dalam lingkungan hidup sehat sehingga peserta
didik belajar, tumbuh dan berkembang secara harmonis dan setinggi – tingginya menjadi
Sumber Daya Manusia yang berkualitas.
b. Peserta didik adalah semua anak yang mengikuti pendidikan di Sekolah Dasar (SD),
Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB), Madrasah Ibtidaiyah (MI), Sekolah Menengah
Pertama (SMP), Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLB), Madrasah
Tsanawiah (MTs), Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK), Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMKLB), Madrasah Aliyah (MA),
termasuk satuan pendidikan keagamaan yang sederajat dan setara.
c. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah segala urusan usaha yang dilakukan untuk
meningkatkan kesehatan peserta didik pada jalur, jenis, dan jenjang pendidikan mulai
dari TK/RA, sampai SMA/MA.
d. Pedoman pembinaan adalah acuan bagi tim UKS untuk melaksanakan dan
mengembangka UKS diwilayahnya.
f. Sumbatan serumen adalah setiap produk kelenjar sabosea dan abokrin yang terdapat
pada kulit liang telinga.
g. Kelainan refraksi adalah kelainan pembiasan cahaya sehingga bayangan tidak focus tepat
diretina mata yang mengakibatkan penglihatan menjadi kabur.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
B. Distribusi Ketenagaan
Distribusi ketenagaan di Puskesmas Gebang untuk program Kesehatan Indera tahun 2019
dapat dilihat pada table dibawah ini :
C. Jadwal Kegiatan
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang
Pendaftaran
Konseling
BP Umum, KIA, Asuhan Keperawatan Individu dan
BP Gigi Keluarga
Dokumentasi Asuhan Keperawatan
Pengambilan Obat
Pasien Pulang
B. Standar Fasilitas
TATALAKSANA PELAYANAN
A. Lingkup Kegiatan
Lingkup pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat meliputi upaya kesehatan
perorangan (UKP) maupun upaya kesehatan masyarakat (UKM).
Kegiata pembinaan kesehatan Indera dilaksanakan sesuai dengan pelaksanaan Trias UKS
terdiri dari :
a. Pendidikan Kesehatan
Kegiatan pendidikan kesehatan Indera dianggap sebagai bagian dari upaya promotif dan
preventative disekolah dengan memberikan pengetahuan bagi guru dan peserta didik
pencegahan gangguan refraksi dini dan sumbatan serumen.
- Praktek Penanganan cedera olahraga akut secara sederhana dengan metode RICE
(Rest, Ice, Compressorion, Elevation).
- Tes kebugaran jasmani sebagai screening awal atau penjaringan dan evaluasi
- Program latihan fisik spesifik bagi peserta didik dengan masalah fisik, seperti :
latihan khusus obesitas, konseling gizi, dll.
- SMP dan SMA : Pembinaan Kesehatan Olahraga bagi peserta didik yang berbakat
dibidang prestasi Olahraga.
Pembinaan lingkungan sekolah berupa adanya sarana dan prasarana untuk beraktivitis
fisik/olahraga yang sehat dan aman bagi peserta didik. Kegiatan olahraga permainan atau
olahraga beladiri sebagai kegiatan ekstrakulikuler dilingkungan sekolah ( bagi siswa SD,
SMP dan SMA) mulai dari pemanduan bakat ( Talent Scounting) sampai dengan
pembinaan kesehatan fisiknya.
Petugas Puskesmas membina lingkungan Sekolah untuk sarana dan prasarana Olahraga
yang aman, tidak menimbulkan cedera, misalnya lapangan tidak berpasir atau licin,
pencahayaannya dan ventilasi udara yang cukup pada lapangan indoor, dll
B. Metode
Upaya kesehatan Indera yang dilaksanakan meliputi pelayanan kesehatan pada kegiatan
skrining dan pemanfaatan skrining untuk meningkatkan derajat kesehatan dan kebugaran
jasmani yang diselenggarakan nsecara terpadu dan menyeluruh melalui pendekatan promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitative.
3) Pendekatan kuratif, Kesehatan Indera diharapkan dapat menjadi salah satu metode
pengobatan terhadap penyakit Katarak dan Kebutaan
LOGISTIK
Adalah penetapan standar peralatan Kesehatan Indera yang meliputi : penentuan kebutuhan
individu serta pengelolaan dalam upaya mewujudkan pelayanan skrining yang berkualitas.
Standar peralatan kesehtan jasmani terdiri dari : standar alat dan fasilitas dan standar alat
pencatatan dan pelaporan.
i. Opthalmoscope
j. Otoscope
l. Tonometer Schiotz.
BAB VI
KESELAMATAN KERJA
Pencatatan dan pelaporan pembinaan Skrining Mata dan Pendengaran merupakan bagian
dari pencatatan “Penjaringan Kesehatan Peserta Didik”.
Pencatatan hasil Kesehatan Indera sebagai bagian dari screening kesehatan pada awal tahun
ajaran dapat diisikan pada BAB VII (Penjaringan Kesehatan Anak Sekolah Lanjutan).
Tentang Kesehatan Indera dalam bentuk Pemeriksaan test (3 item kegiatan) Skrining katarak
diluar gedung, Pemeriksaan Indera Penglihatan, Pemeriksaan Indera Pendengaran.
Pencatatan hasil skrining sebagai bagian dari monitoring pada akhir semester genap berupa 1
item tes ( skrining) dapat dicatat dalam kartu individu peserta didik.
BAB VII
PENUTUP
Peserta didik dan masyarakat diharapkan tahu dan mau melakukan aktivitas fisik,
latihan fisik dan atau olahraga dan makan makanan yang banyak mengandung Vit. A dalam
kehidupan sehari – hari untuk meningkatkan derajat kesehatan dan kebugaran jasmani yang
optimal sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar dan penurunan tingkat kebutaan.