Anda di halaman 1dari 5

RESUME MATERI PELATIHAN PPI DASAR KE 2

1. PPI TB

- TB Kematian nomer 3 setelah jantung dan pernafasan akut


- TB  penyakit karena mycobacterium tuberculosis
- Resiko penularan TB  ruang rawat inap TB, poliklinik TB, IGD, lab, radiologi
(lokasi tmpt kerja), dokter, perawat, radiografer, staf non medis (pekerja)
- Harus ada pokja TB
- Strategi tingkat nasional  program PPI RS secara nasional
- Strategi di RS  PPI TB  mencegah penularan infeksi  mutu pelayanan
meningkta  harus ada dukungan dari menejemen rs agar program PPI TB bisa
terlaksana
- 3 pilar pengendalian PPI TB  pengendalian administratif, lingkungan, perlindungan
diri
- Pengendalian administratif: triage awal, pemisahan px batuk, pengadaan masker,
pelayanan cepat, system rujukan pengobatan MDR-TB, penyuluhan
- Pengendalian lingkungan: menurunkan konsentrasi TB diudara dengan system
ventilasi (alami: jendela, kipas angin, mekanik: hepa filter, campuran: sinar ultra
violet)
- Pengendalian perlindungan diri: masker N95 (cek kedap positif), edukasi etika batuk,
fasilitas box penampungan sputum yang aman
- Pengukuran pertukaran udara/ACH  dalam ruangan pelayanan TB sangat penting
- Faktor keberhasilan program: sdm yang kompeten
- Faktor kendala program: ketersediaan alat pelindung diri, ventilasi kurang memadai,
kewaspadaan kurang, SPO triage belum ada, tidak ada dukungan dari menejemen RS,
surveilans belum dilakukan

2. MANAJEMEN LINEN & LAUNDRY di RS

- Linen dan laundry  salah satu bagian standard precaution


- Unit laundry di RS era normal tidak berubah  area kotor dan area bersih
- Laundry rs  tempat pencucian linen yang dilengkapi dengan sarana desinfektan,
mesin uap (steam boiler), pengering, meja setrika  dapat bergabung dengan CSSD
atau berdiri sendiri sbg instalasi laundry
- Tujuan laundry  mencegah terjadinya infeksi silang, infeksi rumah sakit bagi pasien
dan petugas rumah sakit dengan mengelola dan mengendalikan bahan2 linen,
efisiensi biaya, tersedianya linen yg hygienis dan siap pakai
- Ketenagaan  perawat/tenaga kesehatan lainnya, staf non medis yang telah
mengikuti pelatihan khusus mengenai laundry
- Penanganan linen  linen kotor tidak terkontaminasi (non infeksius), linen kotor
terkontaminasi (infeksius): tidak meletakkan linen dilantai, linen infeksius
dimasukkan kedalam kantong kuning, linen kotor yg bernoda dibersihkan dengan air
mengalir diruang cuci (spoelhok), catat jumlah dan jenis linen setelah dimasukkan
kantong kuning
- Syarat ruang laundry  mudah dijangkau unit, lantai dari beton dan tidak licin, kran
air bersih, saringan alat2 yang telah dicuci, pemisahan ruangan dengan guna masing2,
sirkulasi harus baik, tempat limbah benda tajam, sarana cuci tangan, ada kamar mandi
untuk petugas
- Proses pencucian linen  flush, break, pre was, main wash, bleach, rinse, intermediet
extract, final rinse
- Susun linen dengan teknik tersendiri  linen bersih yang lama harus dipakai (FIFO)
- FIFO  first in fisrt out: untuk mendapatkan perdedaran barang yg selalu berputar
dan selalu berganti
- Montoring petugas  evaluasi

3. PENEMPATAN & TRANSFER PASIEN RUANG ISOLASI

- Ruang isolasi  ruang untuk penempatan px dengan penyakit infeksi menular agar
tdk menular ke px lain, petugas dan pengunjung  ruang terhindar dari lalu lintas
unit lain, lokasi tersendiri dengan angin yang baik
- Fungsi  mencegah transmisi kuman yaitu airbone droplet isolasi protektif
- Klasifikasi ruang isolasi  tekanan standart (S): tekanan udara normal untuk isolasi
droplet, kontak, airbone tertentu, tekanan negative (N): untuk menempatkan px
dengan infeksi transmisi droplet atau udara, tekanan positif (P): untuk mengisolasi px
dengan kekebalan rendah atau menurun spt px onkologi dan transplantasi
- Tipe tekanan negtaif (N)  untuk merawart px dgn infeksi yang dalam membutuhkan
pemantaun khusus terus menerus
- Tipe tekanan positif (P)  untuk merawat px yg sangat rentan terhadap infeksi yg
keadan lebih dalam dan membutuhkan pemantauan terus menerus
- Prinsip dasar pengendalian lingkungan: zonasi, air flow, positioning, ventilation,
pressure P/N, teknologi
- Pemeliharaan  inspection maintenance, preventive maintenance, corrective
maintenance

4. MANAJEMEN LINGKUNGAN

- Pengendalian lingkungan  upaya yg dilakukan untuk mengendalikan berbagai


factor lingkungan, untuk meminimalkan munculnya transmisi mikroorganisme,
menciptakan lingkungan bersih, mencegah terjadinya kecelakaan kerja
- Ruangan dengan resiko tinggi  ventilasi ac dilengkapi filter bakteri, ruang operasi
terpisah dengan ruangan lain, aliran udara bersih masuk kedalam kamar operasi dari
atas kebawah untuk ruang bedah ortopedi/transplantasi organ harus menggunakan
udara UCA system
- Kualitas udara ruang; pemeliharan filter udara, kamar opersai memiliki hepa filter,
pergantian udara minimum 15x per jam
- Kebersihan udaran ruang tunggu harus tetap dipelihara dengan membatasi jumlah
personil diruangan
- Penyehatan air  mutu air/kualitas yaitu digunakan untuk menjelaskan karaterikstik
fisik, kimia, biologis  fungsi untuk fasilitas kesehatan (mandi, minum pencucian,
pembersihan)
- Prinsip dasar pembersihan lingkungan semua permukaan datar harus dibersihkan
setiap hari, prosedur Mops, Cloths, Solution
- Pengendalian lalu lintas manusia  pembatasan kunjungan, kebersihan tangan
- Binatang  pasien menghindari dari kotoran, air liur, urine binatang, anjing kucing
dilarang berkeliaran disekitar rs
- Pengendalian serangga, tikus, binatang pengganggu  jentik aedes, bebas kecoa,
tidak ditemukan keberadaan tikus, tidak ada lalat dibangunan tertutup, bebas kucing
anjing dilingkungan RS, ruangan anti rayap

5. PPI UNIT GIZI

- Penerapan PPI dalam penyelenggaraan makanan  lakukan penyehatan makanan dan


minuman  mengendalikan factor resiko kontaminasi terhadap makanan
- 5 prinsip hygiene sanitasi makanan  kebersihan peralatan, penyimpanan bahan
makanan, pengolahan makanan, pengangkutan makanan, penyajian makanan
- Kebersihan peralatan  pencucian; air bersih+detergen, cara pencucian harus
memenuhi syarat sanitasi; manual dengan 3 bak, dishwasher dengan mesin
- Penyimpanan bahan makanan  terhindar dari kontaminasi, FIFO, kelembapan
ruangan diatur, diurut secara teratur, bebas tikus dan serangga
- Pengolahan makanan  tempat pengolahan makanan, tenaga pengolah, proses
mengolah makanan: mengikuti kaidah CPMB (cara pengolahan makanan yang baik)
- Pengangkutan/distribusi makanan  pengambilan makanan dengan system loket,
petugas menggunakan APD, alat harus bersih, cara pengangkutan harus sesuai syarat,
tidak boleh melewati jalur sampah
- Penyajian makanan  kebersihan alat dan lokasi, hygiene perorangan, pelayanan
baik,cepat, ramah

6. PERAN & FUNGSI IPCN

- IPCN  bagian dari profesi perawat yang bekerja dalam lahan pencegahan dan
pengendalian infeksi
- Perawat PPI/IPCN  perawat professional yg bekerja penuh waktu khusus dibidang
pencegahan dan pengendalian infeksi
- IPCN  harus bisa sebagai educator, surveyor, ahli dalam bidang PPI
- Kriteria IPCN  perawat minimal pendidikan D3 keperawatan, S1 keperawatan ners
diutamakan, mempunyai minat dalam PPI, mengikuti pendidikan dan pelatihan dasar
PPI dan IPCN, memiliki pengalaman sebagai kepala ruangan atau setara, memiliki
kemampuan leadership dan inovatif, bekerja purnawaktu
- Karakteristik individu IPCN  keterampilan orang yang baik, keterampilan berpikir
kritis yang kuat, keterampilan matematika yang baik, kesediaan untuk menempatkan
diri dalam risiko
- Kemampuan ilmiah IPCN  identifikasi proses penyakit menular, surveilans dan
investigasi epidemiologi, mencegah dan mengontrol penularan agen infeksi,
kesehatan karyawan/kerja, manajemen komunikasi, pendidikan dan pelatihan,
lingkungan perawatan, pembersihan, sterilisasi, dis infeksi, asepsis
- Akreditasi  surveilans dan KLB, monitoring dan audit, edukasi, memberikan saran,
laporan kegiatan
- Tugas dan tanggung jawab IPCN  mencatat data surveilans, memberikan motivasi
pelaksanaan kepatuhan PPI, memonitor kepatuhan pelaksanaan kewaspadaan isolasi,
memberitahu kpd IPCN tentang kecurigaan HAIs, memberitahu dan
mengkoordinasikan kecurigaan KLB, penyuluhan ke pasien, petugas, pengunjung,
konsultasi PPI
- Faktor keberhasilan IPCN  gigih, inovatif, leadership, attitude, percaya diri,
koordinasi

7. PENATALAKSANAAN KLB & PENYAKIT MENULAR

- KLB  timbulnya/meningkatnya kejadian kesakitan/kematian yang bermakna secara


epidemiologi pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu
- Kriteria KLB  menurut penyebab: toxin, infeksi, toxin biologis, toxin kimia,
menurut sumbernya: dari manusia, dari kegiatan manusia, binatang, serangga, udara,
makanan/minuman
- Beda wabah dan KLB  wabah: jumlah kasus yang besar, daerah yang luas, waktu
yang lebih lama, dampak yang ditimbulkan lebih berat
- Penanggulangan KLB  penyelidikan epidemiologi dan surveilans, penatalaksanaan
penderita, pencegahan dan pengebalan, pemusnahan penyebab penyakit, penangan
jenazah, penyuluhan masyarakat
- Berakhirnya KLB  Membuat laporan penanggulangan KLB, komunikasi dan
penyampaian, keputusan berakhirnya KLB oleh direktur RS, evaluasi kinerja

8. PPI ICU

- Perilaku petugas  kepatuhan handhygiene, pemasangan devices, nursing daily care


dan sarana pendukung, lingkungan jg merupakan reservoir kuman pathogen
- Factor kontribusi  beratnya penyakit, stress, usia, penggunaan antibiotika, kurang
tidur, malnutrisi, dibawah pengawasan staf yg kompeten
- Strategi pencegahan infeksi di ICU  engineering control, administrative control,
surveilans (VAP, BSI, UTI, SSI), kewaspadaan isolasi, penggunaan antibiotic yang
bijaksana
- Penerapan standart precaution: hand hygiene, gloves, mask, face shield, peralatan
perawatan pasien
- Edukasi pasien dan keluarga, batasi pengunjung, kebijakan jam berkunjung
- Penerapan bundle PPI  menurunkan rate infeksi di ICU  Audit secara berkala dan
terstruktur
- Komitmen setiap individu diperlukan untuk keberhasilan PPI diruang ICU
- HAIs di ICU 5-10x lebih besar dari ruang biasa

9. MANAJEMEN LIMBAH

- Limbah medis  hasil buangan dari aktifitas medis pelayanan kesehatan


- Limbah infeksius  limbah yang terkontaminasi organisme pathogen yang tidak
secara rutin ada dilingkungan dan organisme tersebut dalam jumlah dan virulensi
yang cukup untuk menularkan penyakit pada manusia rentan
- Jenis limbah  limbah padat: infeksius & non infeksius, limbah cair: infeksius & non
infeksius, limbah benda tajam
- Tujuan pengelolaan limbah  melindungi pasien, petugas kesehatan, pengunjung dan
masyarakat sekitar fasyankes dari penyebaran infeksi, membuang bahnan-bahan
berbahaya dengan aman
- Identifikasi jenis limbah  Limbah yang terkontaminasi cairan tubuh pasien, limbah
yang tidak terkontaminasi cairan tubuh pasien, limbah benda tajam, limbah patologis,
limbah sitotoksik, limbah farmasi, limbah yang mengandung logam berat, limbah
kemasan bertekanan
- Pemisahan limbah: penghasil limbah, jenis limbah
- Labeling  kuning: limbah infeksius, hitam: non infeksius, merah: radioaktif, ungu:
sitotoksik, coklat: farmasi, safety box: benda tajam
- Setiap container limbah diberi jarak 10 meter, ikat limbah jika sdh terisi ¾ penuh
- Penanganan limbah sesuai tatanan dengan teknik cost effective

10. PPI DALAM AKREDITASI


- Fokus standar PPI: penyelenggaraan PPI di RS, program PPI, pengkajian risiko,
peralatan medis dan BMHP, kebersihan lingkungan, manajemen linen, limbah
infeksius, pelayanan makanan, risiko infeksi pada konstruksi dan renovasi, penularan
infeksi, kebersihan tangan, peningkatan mutu dan program edukasi, edukasi,
pendidikan dan pelatihan  dokumen regulasi

Anda mungkin juga menyukai