Anda di halaman 1dari 2

Nama : Dinda Rahmawati

Kelas : XII – Kuliner 1


Absen : 11
Pendidikan Agama Islam

Kerajaan Aceh Darussalam

Kerajaan Aceh Darussalam muncul sebagai kekuatan baru di Selat Malaka setelah
Kerajaan Malaka jatuh ke tangan Portugis tahun 1511 M. Para saudagar muslim yang semua
berlabuh di Malaka beralih ke pelabuhan milik Aceh sehingga peran Malaka sebagai pusat
perdagangan internasional digantikan Aceh selama beberapa abad.
Kerajaan Aceh didirikan Sultan Ali Mughayat Syah tahun 1513 M. Selama
memerintah tahun 1514 – 1530 M, dia berusaha mempertahankan wilayah kekuasaan
terutama dari serangan bangsa Portugis. Sejarah mencatat bahwa usaha beliau untuk
mengusir Portugis dari seluruh bumi Aceh dengan menaklukan kerajaan-kerajaan kecil yang
sudah berada di bawah Portugis berjalan dengan lancar. Selanjutnya, untuk memperkuat
posisi di dunia Islam, beliau menjalin hubungan diplomatik dengan negara-negara Arab.
Setelah beliau wafat, takhta diberikan kepada Sultan Shalahuddin yang memerintah
tahun 1530 – 1537 M. Pada masa pemerintahannya, Kerajaan Aceh mengalami kemunduran
karena ia kurang memperhatikan keadaan pemerintahan kerajaan. Kelemahan tersebut
akhirnya dimanfaatkan Sultan Alauddin Riayat Syah untuk merebut kekuasaan. Semasa
memerintah dari tahun 1537 – 1568 M, Sultan Alauddin mengadakan perbaikan kondisi
kerajaan dan perluasan wilayah. Ia berhasil melaksanakan pembangunan dalam bidang
ekonomi, angkatan bersenjata, maupun agama. Ia juga aktif melakukan dakwah Islam
termasuk kepulau Jawa. Diantara bentuk usaha dakwahnya dengan mengirim mubalig ke
Pulau Jawa, misalnya Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati yang dikirim ke Gresik,
Jawa Timur.
Sebagai daerah Islam, Aceh segera menjalin hubungan persahabatan dengan negeru-
negeri Islam di India, Arab, Turki dan di Kepulauan Indonesia sendiri. Tujuannya,
memperkuat hubungan dan menjaga persatuan sesama umat Islam. Hubungan itu tidak hanya
dalam bidang politik, tapi juga dalam bidang ekonomi dan perdagangan.
Kerajaan Aceh baru mencapai puncak kejayaan dan mengalami perkemba masa
Sultan Iskandar Muda yang memerintah tahun 1607 – 1636 M. Kerajaan Aceh berhasil
menyaingi monopoli perdagangan Portugis di Malaka. Wilayah kekuasaan Aceh masa Sultan
Iskandar Muda sampai ke daerah Semenanjung Malaysia. Adapun struktur pemerintahan
Aceh Darussalam pada saat itu terbagi menjadi dua wilayah, yaitu wilayah kekuasaan kaum
bangsawan dan kekuasaan alim ulama. Dalam kekuasaan kebangsawanan, Aceh terbagi
dalam daerah-daerah kehulubalangan yang dikepalai oleh Hulubalang. Di masa
pemerintahannya juga dibangun masjid besar Aceh yang masih berdiri hingga sekarang,
yakni Masjid Raya Baiturrahman.

Anda mungkin juga menyukai