DISERTASI
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Guna Memperoleh Gelar Doktor Ilmu
Pendidikan
oleh :
Erlis Warti
NIM. 4103810417109
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA
BANDUNG
2021
`
LEMBAR PERSETUJUAN
MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN UNTUK
MENINGKATKAN MUTU LULUSAN YANG SIAP LANJUT
PERGURUAN TINGGI
(Studi kasus di SMA N 67 dan SMAN 48 Jakarta)
oleh :
Erlis Warti
NIM. 4103810417109
.....................................
Prof. DR.H. Sutaryat Trisnamansyah, M.A.
Ko-Promotor,
.....................................
Dr. H. Hendi S. Muchtar, M.Pd
Anggota,
.....................................
Dr. Hj. Ida Tejawiani, M.M.
i
`
LEMBAR PERNYATAAN
Materai 10 rb
Erlis Warti
NIS :4103810417109
ii
`
ABSTRAK
Manajemen dan Strategi Pembelajaran Untuk Meningkatkan Mutu Lulusan Yang
Siap Lanjut Perguruan Tinggi belum berjalan secara optimal dalam
pelaksanaannya, sehingga dalam proses pembelajaran belum terealisasi
sebagaimana mestinya. Bila tidak ada solusinya dikhawatirkan kegiatan
pembelajaran semakin tidak berjalan.Penelitian ini bertujuan: Untuk mengetahui
perencanaan, ,pelaksanaan,penilain hambatan dan solusi pembelajaran. Landasan
filosofis penelitian ini adalah filsafat Rekontruktivisme , sedangkan landasan teori
yang digunakan adalah teori mananjemen, teori strategi pembelajaran dan teori
mutu lulusan.Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif.
Pengumpulan data dilakukan melalui: Studi dukumentasi, observasi dan
wawancara, triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (a)Perencanaan
mananjemen dan strategi pembelajaran dibuat bersama visi dan misi sekolah
menunjukkan bahwa proses terbentuknya visi dan misi melalui proses
musyawarah tim yang dibentuk oleh pimpinan. Hasil rumusan visi tersebut sesuai
dengan keinginan dan harapan, sikap dan komitmen untuk diwujudkan oleh
semua warga sekolah (b)Pelaksanaan mananjmen dan strategi pembelajaran serta
kebijakan yang telah dirumuskan dalam upaya mencapai tujuan-tujuan visi dan
misi (d).Penilaian mananjmen dan strategi pembelajaran untuk mewujudkan visi
dan misi melalui tujuan yang diimplementasikan (e). Hambatan pada masalah
mananjmen dan strategi pembelajaran manajemen sekolah yang kurang
proporsional dan profesional, terutama fungsi mananjemen sangat tidak berfungsi
(f) Solusi dari masalah mananjmen dan strategi pembelajaran untuk meningkatkan
mutu lulusan adalah dengan langkah-langkah yang dilakukan kepala sekolah
bekerjasama dengan pengawas dan komite SMA sudah tepat yaitu melalui
pembinaan, pelatihan, supervisi, bimbingan dan konseling, penyediaan sarana
prasarana pembelajaran, dan sekolah menyiapkan para siswa memiliki
kompetensi yang unggul,kreatif, inovatif, memahami dunia digital
(IPTEK).Simpulan ; Terdapat kesamaan tujuan mananjmen dan strategi
pembelajaran untuk meningkatkan mutu lulusan,yaitu; peningkatan mutu sesuai
dengan kebutuhan perguruan tinggi, mensingkronisasikan kurikulum dan
mensinergikan program sekolah, meningkatkan daya serap dan penempatan
lulusan sekolah ke perguruan tinggi baik swasta maupun negeri, baik bea siswa
maupun mandiri. mananjmen dan strategi pembelajaran untuk meningkatkan mutu
lulusan, berdampak pada peningkatan kualitas lulusan SMA, baik dari segi input,
process, output maupun outcome. Rekomendasi: (1)Bagi SMA dapat dijadikan
dasar,untuk melakukan kerjasama dengan perguruan tinggi ;(2)Bagi Kepala
sekolah,guru dapat dijadikan dasar untuk melakukan perubahan,inovasi untuk
kemajuan sekolah;(3)Bagi Siswa dijadikan dasar untuk meningkatkan
kompetensinya agar dapat diterima di perguruan tinggi ;(4) Bagi para Peneliti,
dapat dijadikan dasar dalam penelitian lebih lanjut mengenai mananjmen dan
strategi pembelajaran untuk meningkatkan mutu lulusan yang siap masuk
perguruan tinggi pada SMA di DKI Jakarta.
Kata Kunci: Manajemen, Strategi Pembelajaran , Mutu Lulusan ,Lanjut
Pendidikan
iii
`
ABSTRACT
iv
`
KATA PENGANTAR
يم
ِ س ِم هللاِ ال َّر ْحم ِن ال َّر ِح
ْ ِب
v
`
vi
`
vii
`
LEMBAR PERSETUJUAN.....................................................................................i
LEMBAR PERNYATAAN.....................................................................................ii
ABSTRAK..............................................................................................................iii
ABSTRACT............................................................................................................iv
KATA PENGANTAR.............................................................................................v
UCAPAN TERIMA KASIH...................................................................................vi
DAFTAR ISI.......................................................................................................viii
DAFTAR TABEL...................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................xii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
B. Perumusan Masalah dan Pembatasan Masalah......................................................6
1. Perumusan Masalah................................................................................................6
2. Pembatasan masalah...............................................................................................7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian.................................................................................8
1. Tujuan Penelitian................................................................................................8
2. Manfaat Penelitian..................................................................................................8
D. Asumsi dan Pertanyaan Penelitian.............................................................................9
1. Asumsi Penelitian.......................................................................................................9
E. Pendekatan dan Metode Penelitian..........................................................................10
F. Sumber Data Penelitian........................................................................................13
G. Sistematika Penelitian.............................................................................................14
BAB II...................................................................................................................16
TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................16
A. Landasan Teologi..............................................................................................16
B. Landasan Filosofis................................................................................................18
C. Teori Yang Melandasi..........................................................................................19
E. Konsep Dasar Yang Melandasi...........................................................................22
BAB III.................................................................................................................63
PROSEDUR PENELITIAN..............................................................................63
A. Pendekatan dan MetodePenelitian...................................................................63
B. Lokasi dan Subyek Penelitian...............................................................................68
C. Teknik Analisis Data............................................................................................69
viii
`
ix
`
DAFTAR TABEL
Halaman
x
`
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xi
`
DAFTAR LAMPIRAN
xii
`
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
Berdasarkan uraian di atas, maka sintesa mutu pendidikan adalah sejauh mana
2
3
3
4
4
5
5
6
1. Perumusan Masalah
Akar masalah dalam penelitian ini adalah Manajemen dan Strategi
Pembelajaran untuk Meningkatkan Mutu Lulusan yang siap Masuk Perguruan
Tinnggi pada SMAN di DKI Jakarta. Perumusan masalah dalam penelitian ini
dapat dilihat dalam bagan 1.1, berikut:
Bagan 1.1: Alur Pemikiran Menyusun Rumusan Masalah ini sebagai berikut :
Gambar 1.1 Perumusan masalah
Instrumental Input:
Kurikulum
Tendik
Sarpras
Biaya
Environmental Input :
Keluarga
Pemerintah
Pengguna Lulusan/DUDI
6
7
2. Pembatasan masalah
Mengingat luasnya masalah yang dirumuskan maka peneliti membatasi
masalah berkaitan dengan Manajemen dan Strategi Pembelajaran untuk
Meningkatkan Mutu Lulusan yang siap Masuk Perguruan Tinnggi , yang
mencakup:
1. Perencanaan Manajemen dan Strategi Pembelajaran untuk
Meningkatkan Mutu Lulusan yang siap Lanjut Perguruan Tinnggi pada
SMAN 67 dan SMAN 48 di Provinsi DKI Jakarta.
2. Pelaksanaan Manajemen dan Strategi Pembelajaran untuk
Meningkatkan Mutu Lulusan yang siap Lanjut Perguruan Tinnggi pada
SMAN 67 dan SMAN 48 di Provinsi DKI Jakarta.
3. Penilaian Manajemen dan Strategi Pembelajaran untuk Meningkatkan
Mutu Lulusan yang siap Lanjut Perguruan Tinnggi pada SMAN 67
dan SMAN 48 di Provinsi DKI Jakarta.
4. Hambatan Manajemen dan Strategi Pembelajaran untuk Meningkatkan
Mutu Lulusan yang siap Lanjut Perguruan Tinnggi pada SMAN 67 dan
SMAN 48 di Provinsi DKI Jakarta.
5. Solusi Manajemen dan Strategi Pembelajaran untuk Meningkatkan
Mutu Lulusan yang siap lanjut Perguruan Tinnggi pada SMAN 67 dan
SMAN 48 di Provinsi DKI Jakarta.
Proses
Manajemen Pembelajaran
Output :
Partisipatif :
Raw Input: Perilaku
Perencanaan Pembelajaran
Peserta Didik Mutu
Pelaksanaan Pembelajaran
lulusan
Penilaian Pembelajaran
Peserta
Hambatan Pembelajaran
Didik
Solusi
7
8
1. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini untuk mengetahui dan mendiskripsikan
manajemen dan strategi pembelajaran untuk meningkatkan mutu lulusan
yang siap masuk perguruan tinggi dan ikatan dinas.
b. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah untuk :
1. Untuk Mengetahui Perencanaan Manajemen dan Strategi Pembelajaran
untuk Meningkatkan Mutu Lulusan yang siap Lanjut Perguruan
Tinnggi pada SMAN 67 dan SMAN 48 di Provinsi DKI Jakarta.
2. Untuk Mengetahui Pelaksanaan Manajemen dan Strategi
Pembelajaran untuk Meningkatkan Mutu Lulusan yang siap Lanjut
Perguruan Tinnggi pada SMAN 67 dan SMAN 48 di Provinsi DKI
Jakarta.
3. Untuk Mengetahui Penilaian Manajemen dan Strategi Pembelajaran
untuk Meningkatkan Mutu Lulusan yang siap Lanjut Perguruan
Tinnggi pada SMAN 67 dan SMAN 48 di Provinsi DKI Jakarta.
4. Untuk Mengetahui Hambatan Manajemen dan Strategi Pembelajaran
untuk Meningkatkan Mutu Lulusan yang siap Lanjut Perguruan
Tinnggi pada SMAN 67 dan SMAN 48 di Provinsi DKI Jakarta.
5. Untuk Mengetahui Solusi Manajemen dan Strategi Pembelajaran
untuk Meningkatkan Mutu Lulusan yang siap Lanjut Perguruan
Tinnggi pada SMAN 67 dan SMAN 48 di Provinsi DKI Jakarta.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
Memberikan sumbangan pemikiran terhadap manajemen pendidikan
b. Manfaat Praktis
1. Bagi sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai
masukan dalam upaya meningkatkan Mutu Lulusan yang Siap Masuk
Perguruan Tinggi di Provinsi DKI Jakarta.
2. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat di jadikan dasar bagi guru untuk
8
9
1. Asumsi Penelitian
mutu lulusan yang siap lanjut Perguruan tinggi negri (PTN) di SMAN 67 dan
SMAN 48.
9
10
2. Pertanyaan Penelitian
10
11
alamiah yang merupakan instrumen kunci, hal ini sejalan dengan pendapat.
Sugiyono (2005:21), bahwa:
Penelitian kualitatif mengkaji perspektif partisipan dengan strategi-strategi
yang bersifat interaktif dan fleksibel. Penelitian kualitatif ditujukan untuk
memahami fenomena-fenomena sosial dan sudut pandang partisipan.
Dengan demikian artinya pengertian penelitian kualitatif adalah peneltian
yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah dimana
peneliti merupakan instrumen kunci.
11
12
B. Wawancara
Wawancara adalah sumber data dan informasi yang dilakukan dengan
tujuan menggali informasi tentang fokus penelitian. Selain menggunakan
teknik observasi, teknik wawancara dapat digunakan untuk mengumpulkan
data. Wawancara merupakan sebuah percakapan antara dua orang atau lebih
pertanyaan diajukan oleh seseorang yang berperan sebagai pewawancara.
Adapun langkah-langkah untuk mempermudah wawancara peneliti melakukan
dengan cara:
1) Membuat persiapan pedoman wawancara secara sistematis tentang
Manajemen dan Strategi Pembelajaran untuk Meningkatkan Mutu Lulusan
yang siap Lanjut Perguruan Tinnggi pada SMAN 67 dan SMAN 48 di
Provinsi DKI Jakarta.
2) Melakukan wawacara langsung kepada Pengawas Sekolah tentang
Manajemen dan Strategi Pembelajaran untuk Meningkatkan Mutu Lulusan
yang siap Lanjut Perguruan Tinnggi pada SMAN 67 dan SMAN 48 di
Provinsi DKI Jakarta.
3) Melakukan wawancara langsung kepada kepala Sekolah tentang
Manajemen dan Strategi Pembelajaran untuk Meningkatkan Mutu Lulusan
yang siap Lanjut Perguruan Tinnggi pada SMAN 67 dan SMAN 48 di
Provinsi DKI Jakarta.
4) Melakukan wawancara langsung kepada Wakil Kepala Sekolah bidang
kurikulum tentang Manajemen dan Strategi Pembelajaran untuk
Meningkatkan Mutu Lulusan yang siap Lanjut Perguruan Tinnggi pada
SMAN 67 dan SMAN 48 di Provinsi DKI Jakarta.
5) Melakukan wawancara langsung kepada guru tentang Manajemen dan
12
13
13
14
Pengawas Sekolah (b) Kepala sekolah, dan wakil kepala sekolah (c) Guru (d)
Warga belajar, (e). Orang tua murid . Selanjutnya data tertulis berupa daftar
lulusan yang melanjtkan ke perguruan tinggi di dua Sekolah Menengah Atas yang
diteliti.
G. Sistematika Penelitian
Dalam Penulisan disertasi ini, dibagi ke dalam lima bab yakni :
BAB I Merupakan bab pendahuluan yang mencakup : latar belakang
masalah, perumusan dan pembatasan masalah, tujuan penelitian dan
manfaat penelitian, asumsi dan pertanyaan penelitian, metode penelitian
dan sistematika penulisan.
BAB II Berisi uraian mengenai landasan teologi dan filosofis, konsep
dasarpendidikan yang digunakan sebagai alat analisis untuk
menjelaskanpermasalahan yang dibahas dalam penelitian ini.
BAB III Berisi tentang uraian hal-hal yang berkaitan dengan metode dalam
penelitian ini, seperti : pendekatan dan jenis penelitian, data dan sumber
data teknik pengumpulan data, operasionalisasi konsep, teknik analisis
data, dan pengecekan keabsahan data.
BAB IV Penguraian mengenai hasil penelitian dan analisis atau pembahasan hasil
penelitian, dalam hal ini menjelaskan deskripsi mengenai objek
penelitian dan penjelasan analisis atau pembahasan hasil penelitian
berupa data yang diperoleh dari hasil penelitian.Temuan penelitian, Pada
interpretasi, temuan penelitian hasil analisis data kasar (baik penelitian
kuantitatif maupun kualitatif) atau data kasar yang esensial
diinterpretasikan, yaitu diberi penafsiran dan pemaknaan oleh peneliti,
terutama dalam hubungannya dengan tujuan dan fokus penelitian.
Pembahasan
Pada pembahasan, temuan penelitian yang telah diinterpretasikan tersebut
dibahas, dikomentari, atau didiskusikan dengan menggunakan teori dan landasan
kebijakan atau perundangan yang dijadikan dasar pembahasan yang telah
dikemukakan pada Bab II dengan cukup dikemukakan inti-intinya saja sesuai
dengan tujuan penelitian.
14
15
1) Simpulan
Simpulan terdiri atas dua bagian, yaitu simpulan umum dan
simpulan khusus. Simpulan umum menunjukan hasil penelitian
secara umum yang mengacu ke judul, sedangkan simpulan khusus
menunjukkan hasil penelitian secara khusus yang mengacu ke
pertanyaan penelitian.
2) Implikasi
Dalam disertasi sebaiknya dikemukakan juga implikasi dari
simpulan khusus. Implikasi berisi mengenai akibat/konsekuensi
logis dari simpulan khusus tersebut.
3) Rekomendasi
Rekomendasi atau saran, berisi saran-saran masukan bagi pihak-
pihak tertentu yang dapat memanfaatkan hasil penelitian yang
tercantum dalam manfaat praktis pada Bab I. Rekomendasi
hendaknya cukup spesifik bertolak pada temuan hasil penelitian.
Rekomendasi atau saran-saran hendaknya bersifat inovatif yang
dirumuskan secara jelas dan operasional.
4) Produk Penelitian
Produk penelitian dapat berupa pengembangan konsep model
(Hipotetik) atau pengembangan model.
a) Pengembangan Konsep Model (Hipotetik)
Pengembangan konsep model (hipotetik) yaitu para mahasiswa
mengembangkan model dari hasil penelitiannya melalui uji
kepakaran melalui seminar yang pesertanya terdiri atas:
mahasiswa peneliti, tim pembimbing, pakar dan praktisi dari
lokasi penelitian.
b) Pengembangan Model
Pengembangan model yaitu para mahasiswa mengembangkan
model dari hasil penelitiannya melalui research and
development dengan memadukan pendekatan penelitian cara
pertama (kualitatif dengan kuantitatif) atau cara kedua
(kuantitatif dengan kuantitatif) yang ditandai adanya uji
kepakaran, dan uji coba terbatas di lapangan.
c) Publikasi Ilmiah
Hasil penelitian disertasi dapat dimuat di jurnal nasional,
nasional terakreditasi (Sinta), internasional, dan internasional
bereputasi (Scopus/WoS).
15
16
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN UNTUK
MENINGKATKAN MUTU LULUSAN YANG SIAP MASUK
PERGURUAN TINGGI
A. Landasan Teologi.
Strategi pembelajaran dalam pelaksanaannya merupakan suatu
perangkat materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara
bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada peserta didik. Dalam
proses pembelajaran peranan guru dalam memberikan ilmu pengetahuan
sangat penting untuk meningkat mutu lulusan. Dengan keberadaan ilmu
tersebut kehidupannya menjadi berarti, masa depannya cemerlang, selain itu
juga kenikmatan yang tidak pernah dirasakan di dunia pun akan diraihnya.
Maka disertasi ini disusun atas dasar pada sumber kebenaran yang tinggi
yaitu, merujuk pada Al-Quran, hal ini sejalan dalam firman Allah pada
surat Al ‘Arrahman ayat 33, sebagai berikut:
ِ ت َواَأْل ْر
ض فَا ْنفُ^ ُ^ذوا ۚ اَل َّ ستَطَ ْعتُ ْم َأنْ تَ ْنفُ ُذوا ِمنْ َأ ْقطَا ِر
ِ الس^ َما َوا ِ ش َر ا ْل ِجنِّ َواِإْل ْن
ْ س ِإ ِن ا َ يَا َم ْع
ان
ٍ ط ُ تَ ْنفُ ُذونَ ِإاَّل ِب
َ س ْل
Artinya: Wahai golongan jin dan manusia! Jika kamu sanggup
menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi,maka tembuslah.
Kamu tidak akan mampu menembusnya kecuali dengan kekuatan
(dari Allah).” (Q.S. Ar-Rahman: 33)
Ayat 33 memiliki isi kandungan tentang pentingnya ilmu
pengetahuan bagi kehidupan umat manusia. Dengan ilmu pengetahuan,
manusia dapat mengetahui benda-benda langit. Dengan ilmu pengetahuan,
manusia dapat menjelajahi angkasa raya. Dengan ilmu pengetahuan,
manusia mampu menembus sekat-sekat yang selama ini belum terungkap.
Menuntut ilmu tidak hanya terbatas pada hal-hal ke akhiratan saja, tetapi
juga tentang keduniaan.
Hal – hal yang mempengaruhi kehidupan terhadap ilmu pendidikan
16
17
17
18
B. Landasan Filosofis
Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya, bahwa pada
penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan
kualitatif. Maka dalam penelitian ini juga ditentukan atas dasar landasan
filosofi yang merujuk pada pemahaman teori sebagai landasan filosofis
filsafat rekontruktivisme, yaitu suatu aliran yang berusaha merombak
tata sususnan lama dan membangun tata susunan hidup kebudayaan
yang bercorak modern dengan pandangan bahwa keadaan sekarang
merupakan zaman yang menpunyai kebudayaan yang terganggu oleh
kehancuran , kebingungan dan kesimpangsiuran. Mereka ingin
membangun masyarakat baru, masyarakat yang pantas dan adil serta
lebih menekankan peradapan manusia masa depan, pemecahan masalah
dan berpikir kritis.
Filsafat ini memiliki dua buah pemikiran, yaitu (1) masyarakat
memerlukan rekontruksi atau perubahan (2) perubahan sosial tersebut
adalah perubahan pendidikan dan penggunaan pendidikan dalam
merubah masyarakat, hal ini sejalan dengan pendapat Hamalik,O (2011:
62), mengemukakan “premis utama dari filsafat ini adalah untuk
menjadikan sekolah merupakan agen perubahan dalam rekontruksi sosial
dan keberadaan sekolah adalah untuk adanya perbaikan dalam
masyarakat”.
Berdasarkan filosofis rekontruksi ini dalam pelaksanaan
pendidikan, seperti yang dikemukakan di atas, lebih mempertegas
adanya kesesuaian dengan manajemen dan strategi pembelajaran.
Kesesuaian tersebut terletak pada karakteristik dan penerapannya dalam
proses pembaharuan pembelajaran, antara lain dalam manajemen dan
strategi pembelajaran serta filsafat rekontruktisme, sama-sama
memperhitungkan minat dan kebutuhan siswa, serta melibatkan siswa
dalam pelaksanaan fungsi manajemennya dalam menghasilkan agen
agen perubahan di sekolah, terutama dalam meningktkan pendidikannya
kejenjang yang lebih tinggi.
18
19
19
20
3. Teori Mutu
Disertasi ini disusun atas dasar Teori Mutu yang menekankan pada
perbaikan yang berkelanjutan dalam rangka meningkatkan mutu lulusan yang siap
lanjut pendidikan ke Perguruan Tinggi, sesuai dengan kebutuhan DUDI, hal ini
sejalan dengan pendapat Goethsch dan Davis (Nasution 2010:22) menyatakan
bahwa;
Mutu, khususnya dalam konteks Total Quality Management (TQM)
merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba
untuk memaksimalkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus
menerus atas produk, tenaga kerja, proses dan lingkungannya.Untuk
mencapai usaha tersebut digunakan unsur-unsur Total Quality Management
(TQM), adalah fokus pada pelanggan yang terobsesi terhadap kualitas,
pendekatan ilmiah, kebebasan yang terkendali, kesatuan tujuan dan
keterlibatan serta pemberdayaan karyawan.
Perbaikan berkesinambungan harus diterapkan baik terhadap proses,
produk maupun terhadap pelaksanaannya agar pelanggan terobsesi terhadap
kualitas, pendekatan ilmiah, kebebasan yang terkendali, kesatuan tujuan dapat
berjalan secara optimal. Dalam melakukan perubahan yang berkesinambungan
20
21
21
22
22
23
23
24
c. Tujuan Manajemen
Tujuan manajemen adalah langka-langkah suatu organisasi
yang terdiri perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan
penilaian,hal ini sejalan dengan pendapat dari Sofian A. &
Muttahidah (2013: 16) bahwa:
Tujuan manajemen adalah penyelenggaraan kegiatan
organisasi dimulai dari perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, pengawasan dengan baik sehingga organisasi
berjalan dengan memuaskan maka akan tercapai tujuan
perusahaan yaitu memperoleh keuntungan yang besar dan
berlangsungnya organisasi dapat berjalan dengan masa
waktu yang lama dan panjang.
24
25
25
26
26
27
lainnya, agar proses belajar mengajar dapat berjalan sesuai dengan tujuan
yang hendak dicapai. Peran dan fungsi guru berpengaruh terhadap
pelaksanaan pendidikan di sekolah. Di antara peran dan fungsi guru tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Guru sebagai Pendidik
Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan dan identifikasi bagi
para peserta didik, dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus memilki
standar kualitas tertentu, yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri,
dan disiplin.
2. Guru sebagai Pengajar
Kegiatan belajar peserta didik dipengaruhin oleh berbagai faktor, seperti
motivasi, kematangan, hubungan peserta didik dengan guru,kemampuan
verbal, tingkat kebebasan, rasa aman dan keterampilan guru dalam ber
komunukasi. Jika faktor-faktor di atas dipenuhi, maka melalui pembelajaran
peserta didik dapat belajar dengan baik. Guru harus berusaha membuat
sesuatu menjadi jelas bagi peserta didik dan terampil dalam memecahkan
masalah. Ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam
pembelajaran, yaitu: Membuat ilustrasi, Mendefenisikan, Menganalisis,
Pandangan yang bervariasi, Menyediakan media untuk mengkaji materi
standar, Menyesuaikan metode pembelajaran, Memberikan nada perasaan.
Agar pembelajaran memilki kekuatan yang maksimal, guru-guru harus
senantiasa berusaha untuk mempertahankan dan meningkatkan semangat
yang telah dimilikinya ketika mempelajari materi standar.
3. Guru sebagai Pembimbing
Guru dapat diibaratkan sebagai pembimbing perjalanan, yang berdasarkan
pengetahuan dan pengalamanya bertanggungjawab atas kelancaran
perjalanan itu. Dalam hal ini, istilah perjalanan tidak hanya menyangkut
fisik tetapi juga perjalanan mental, emosional, kreatifitas, moral dan
spiritual yang lebih dalam dan kompleks. Sebagai pembimbing perjalanan,
guru memerlukan kompetensi yang tinggi untuk melaksanakan empat hal
berikut: a. Guru harus merencanakan tujuan dan mengidentifikasi
kompetensi yang hendak dicapai. b. Guru harus melihat keterlibatan peserta
27
28
didik dalam pembelajaran, dan yang paling penting bahwa peserta didik
melaksanakan kegiatan belajar itu tidak hanya secara jasmaniah, tetapi
mereka harus terlihat secara psikologis. c. Guru harus memaknai kegiatan
belajar. d. Guru harus melaksanakan penilaian.
4. Guru sebagai Pelatih
Proses pendidikan dan pembelajaran memerlukan latihan keterampilan, baik
intelektual maupun motorik, sehingga menuntut guru untuk bertindak
sebagai pelatih. Hal ini lebih ditekankan lagi dalamkurikulum 2004 yang
berbasis kompetensi, karena tanpa latihan tidak akan mampu menunjukkan
penguasaan kompetensi dasar dan tidak akan mahir dalam berbagai
keterampilan yang dikembangkan sesuai dengan materi standar.
5. Guru sebagai Penasehat
Guru adalah seorang penasehat bagi peserta didik juga bagi orang tua,
meskipun mereka tidak memilki latihan khusus sebagai penasehat dan
dalam beberapa hal tidak dapat berharap untuk menasehati orang. Peserta
didik senantiasa berhadapan dengan kebutuhan untuk membuat keputusan
dan dalam prosesnya akan lari kepada gurunya. Agar guru dapat menyadari
perannya sebagai orang kepercayaan dan penasihat secara lebih mendalam,
ia harus memahami psikologi kepribadian dan ilmu kesehatan mental.
6. Guru sebagai Pembaharu (Inovator)
Guru menerjemahkan pengalaman yang telah lalu ke dalam kehidupan yang
bermakna bagi peserta didik. Dalam hal ini, terdapat jurang yang dalam dan
luas antara generasi yang satu dengan yang lain, demikian halnya
pengalaman orang tua memilki arti lebih banyak daripada nenek kitea.
Seorang peserta didik yang belajar sekarang, secara psikologis berada jauh
dari pengalaman manusia yang harus dipahami, dicerna dan diwujudkan
dalam pendidikan. Tugas guru adalah menerjemahkan kebijakan dan
pengalaman yang berharga ini kedalam istilah atau bahasa moderen yang
akan diterima oleh peserta didik. Sebagai jembatan antar generasi tua dan
generasi muda, yang juga penerjemah pengalaman, guru harus menjadi
pribadi yang terdidik.
7. Guru sebagai Model dan Teladan
28
29
Guru merupakan model atau teladan bagi peserta didik dan semua orang
yang menganggap dia sebagai guru. Terdapat kecenderungan yang besar
untuk menganggap bahwa peran ini tidak mudah untu ditentang, apalagi
ditolak. Sebagai teldan. Tentu saja pribadi dan apa yang dilakukan guru
akan mendapat sorotan peserta didik serta orang di sekitar lingkungannya
yang menganggap atau mengakuinya sebagai guru. Ada beberapa hal yang
harus diperhatikan oleh guru: sikap dasar, bicara dan gaya bicara, kebiasaan
bekerja, sikap melalui pengalaman dan kesalahan, pakaian, hubungan
kemanusiaan, proses berfikir, perilaku neurotis, selera, keputusan, kesehatan
gaya hidup secara umum. Perilaku guru sangat mempengaruhi peserta didik
harus berani mengembangkan gaya hidup pribadinya sendiri. Guru yang
baik adalah yang menyadari kesenjangan antara apa yang diinginkan dengan
apa yang ada pada dirinya, kemudian menyadari kesalahan ketika memang
bersalah. Kesalahan harus dikuti dengan sikap merasa dan berusaha untuk
tidak mengulanginya.
8. Guru sebagai Pribadi
Guru harus memiliki kepribadian yang mencerminkan seorang pendidik.
Ungkapan yang sering dikemukakan adalah bahwa “guru bisa digugu dan
ditiru”. Digugu maksudnya bahwa pesan-pesan yang disampaikan guru bisa
dipercaya untuk dilksanakan dan pola hidupnya bisa ditiru atau diteladani.
Jika ada nilai yang bertentangan dengan nilai yang dianutnya, maka dengan
cara yang tepat disikapi sehingga tidak terjadi benturan nilai antara guru dan
masyarakat yang berakibat tergangunya proses pendidikan bagi peserta
didik. Guru perlu juga memilki kemampuan untuk berbaur dengan
masyarakat melaluin kemampuannya, antara lain melalui kegiatan olahraga,
keagamaan dan kepemudaan. Keluwesan bergaul harus dimilki, sebab kalau
tidak pergaulannya akan menjadi kaku dan berakibat yang bersangkutan
kurang bisa diterima oleh masyarakat.
9. Guru sebagai Peneliti
Pembelajaran merupakan seni, yang dalam pelaksanaanya memerlukan
penyesuain-penyesuain dengan kondisi lingkungan. Untuk itu perlukan
berbagai penelitian, yang didalamnya melibatkan guru. Oleh karena itu guru
29
30
30
31
meninggalkan hal lama menuju sesuatu yang baru yang bisa mereka alami.
Guru berusaha keras untuk mengetahui masalah peserta didik, kepercayaan
dan kebiasaaan yang menghalangi kemajuan serta membantu menjauhi dan
meninggalkannya untuk mendapatkannya untuk mendapatkan cara-cara baru
yang lebih sesuai. Guru harus memahami hal yang bermanfaat dan tidak
bermanfaat bagi peserta didiknya.
14. Guru sebagai Pembawa Cerita
Sudah menjadi sifat manusia untuk mengenal diri dan menanyakan
keberadaanny serta bagaimana berhubungan dengan keberadaaanya itu.
Tidak mungkin bagi manusia hanya muncul dalam lingkungannya dan
berhubungan dengan lingkungan, tanpa mengetahui asal usulnya. Semua itu
diperoleh melalui cerita. Guru tidak takut menjadi alat menyampaikan
cerita-cerita tentang kehidupan, karena ia tahu sepenuhnya bahwa cerita itu
sangat bermanfaat bagi manusia. Cerita ini adalah cermin yang bagus dan
merupakan tongkat pengukur. Dengan cerita manusia bisa mengamati
bagaimana memecahkan masalah yang sama dengan yang dihadapinya,
menemukan gagasan dan kehidupan yang nampak diperlukan oleh manusia
lain, yang bisa disesuaikan dengan kehidupan mereka. Guru berusaha
mencari cerita untuk membangkitkan gagasan kehidupan di masa
mendatang.
15. Guru sebagai Aktor
Sebagai seorang aktor, guru melakukan penelitian tidak terbatas pada materi
yang harus ditransferkan, melainkan juga tentang kepribadian manusia
sehingga mampu memahami respon-respon pendengarnya, dan
merencanakan kembali pekerjaannya sehingga dapat dikontrol. Sebagai
aktor, guru berangkat dengan jiwa pengabdian dan inspirasi yang dalam
yang akan mengarahkan kegiatannya. Tahun demi tahun sang aktor
berusaha mengurangi respon bosan dan berusaha meningkatkan minat para
pendengar.
16. Guru sebagai Emansipator
Dengan kecerdikannya, guru mampu memahami potensi peserta didik,
menghormati setiap insan menyadari bahwa kebanyakan insan merupakan
31
32
32
33
2. Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran dalam pelaksanaannya memerlukan
langkah-langkah mulai dari perencanaan,pelaksanaan dan penilaian
sebagai berikut:
a. Perencanaan Strategi Pembelajaran
Perencanaan merupakan proses pendefinisian tujuan dan
bagaimana untuk mencapainya sedangkan perencanaan dalam
pembelajaran berarti menentukan tujuan, aktifitas dan hasil yang ingin
dicapai dalam proses pembelajaran. Dengan demikian perencanaan
berkaitan dengan penentuan apa yang akan dilaksanakan. Fungsi
perencanaan meliputi kegiatan menetapkan apa yang ingin dicapai dan
bagaimana cara mencapainya, berapa lama waktu yang akan dibutuhkan
dan berapa orang yang akan dibutuhkan, hal ini sejalan dengan
pendapat Hamalik (2009:50). Bahwa;
33
34
34
35
35
36
36
37
bermakna.
Dalam kegiatan elaborasi, guru: (1)Membiasakan peserta didik
membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu
yang bermakna.(2)Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian
tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan secara
lisan maupun tertulis,(3)Memberi kesempatan untuk berpikir,
menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa
takut,(4)Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif
dan kolaboratif,(5)Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara
sehat untuk meningkatkan prestasi belajar,(6 )Memfasilitasi peserta
didik membuat laporan eksplorasi baik lisan maupun tertulis,
secara individual maupun kelompok,(7)Memfasilitasi peserta didik
untuk menyajikan hasil kerja,(8)Memfasilitasi peserta didik
melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk yang
dihasilkan,(9).Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang
menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.
c) Konfirmasi adalah serangkaian kegiatan pembelajaran yang
memberi kesempatan bagi peserta didik untuk dinilai, diberi
penguatan dan diperbaiki secara terus-menerus.
Dalam kegiatan konfirmasi, guru (1)Memberikan umpan balik
positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun
hadiah terhadap keberhasilan peserta didik,(2)Memberikan
konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik
melalui berbagai sumber,(3)Memfasilitasi peserta didik melakukan
refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah
dilakukan,(4)Memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh
pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar (5)
Berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab
pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan
menggunakan bahasa yang baku dan benar,(6) Membantu
menyelesaikan masalah,(7)Memberi acuan melakukan pengecekan
hasil eksplorasi,(8)Memberi informasi untuk bereksplorasi lebih
37
38
38
39
39
40
40
41
41
42
42
43
b. Apsek psikologis
Merupakan kecerdasan, bakat, kecakapan nyata atau prestasiyang
telah dimiliki peserta didik baik itu bersifat bawaan maupun yang
diperoleh dari hasil pengaruh lingkungan dan kepribadian tertentu
seperti: sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi,
penyesuaian diri. Sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang
tergolong kedalam faktor psikologis yaitu: intelegensi,
perhatian,minat, bakat, motif, kematengan dan kelelahan. Dari
semuanya itu akan berpengaruh terhadap peningkatan baikdan
buruknya mutu siswa atau keberhasilan yang dicapai siswa.
Ada tiga tipe penilaian siswa yang berbeda dan memiliki sasaran
masing- masing,yaitu:
1. Penilaian atas pembelajaran (atau penilaian sumatif), merangkum
pencapaiansiswapada akhir tahunajaran. Penilaianinimemonitor
seberapa baik siswa telah belajar apa yang diajarkan guru dan
dilaporkan sebagai sebuah angka atau huruf.
2. Penilaian bagi pembelajaran (atau penilaian formatif), memberikan
43
44
44
45
45
46
46
47
47
48
3). Evaluasi
48
49
49
50
50
51
51
52
52
53
Kesadaran
diri
53
54
54
55
e. Nilai Fisik
Nilai fisilologi merupakan fisik pada manusia harus
memaksimalkan fungsi nilai-nilai fisik dalam menjalani kehidupan ini.
Manusia sebagai ciptaan Allah memiliki potensi dan bakat. Di sisi lain
sebagian besar manusia kurang mengoptimalkan potensi dari Allah
yaitu As-Sama’ (pendengaran), Al-Basar (penglihatan), dan Fuad
(hati). As- Sama’ berfungsi berfungsi untuk mendengar ilmu dari orang
lain, Al-Basar berfungsi untuk mengembangkan penemuan ilmu
pengetahuan dan Fuad untuk memfilter ilmu apabila tidak sesuai
55
56
56
57
g. Nilai Teleologik
Nilai teleologi berkaitan dengan manfaat, efektif, efisien,
produktif dan akuntabel dalam setiap sisi kehidupan. Islam sangat
memperhatikan masalah dan manfaat dalam syariatnya untuk
kepentingan manusia dengan lingkungannya. Banyak larangan dan
kewajiban yang memang hikmahnya menjadikanmanfaat. Nilai-nilai
tersebut terwujud dari perilaku dan akan memperkuat manajemen dan
strategi pembelajaran yang harus memberikan manfaat dilaksanakan
secara efektif dengan penggunaan sumber daya yang efisien.
Produktifitas pembelajaran untuk mendorong beroperasinya sistem
manajemen mutu menjadi salah satu atribut nilai yang menunjukan
perkembangan proses pembelajaran yang lebih efektif dan dalam
pelaksanaannya.
Nilai-nilai tersebut di atas dapat menjadikan seseorang menjadi
berkualitas. Selaras dengan mutu kaitannya dengan mutu institusi
pendidikan, hal ini sejalan dengan pendapat Sanusi (2009:14-16) sebagai
berikut:
a. Kesadaran peserta didik, guru/dosen, pimpinan staff mengenai
budaya mutu.
b. Komitmen mereka pada mutu baku (standart).
c. Motivasi kerja diatas mutu baku.
d. Komunikasikan dan sikap terbuka.
e. Komitmen terhadap tempat kerja dengan zero defect.
57
58
58
59
59
60
dengan penelitian ini, lebih banyak ditemui dalam disertasi dan jurnal,
antara lain adalah sebagai berikut;
1. Subandono, (2008); mengadakan suatu penelitian, dengan judul:
Pengaruh Pembelajaran Life Skill Diklat Kimia Produktif dan
Prestasi Belajar Diklat Kewirausahaan Terhadap Minat
Berwirausaha pada Siswa SMA Kimia Industri Theresiana
Semarang. Dari penelitian tersebut mengahsilkan beberapa
kesimpulan yaitu: (a). Pelaksanaan pembelajaran life skill
tergolong kurang baik, 58,70 % siswa memandang bahwa
pelaksanaan pembelajaran life skill pada mata diklat kimia
produktif masih tergolong kurang baik. Pembelajaran lebih
menekankan kecakapan akademik, namun belum sepenuhnya
melatih kecakapan personal, kecakapan sosial, kecakapan
vokasional secara baik.(b).Prestasi belajar mata diklat
kewirausahaan tergolong baik, 54,35 % siswa memperoleh
prestasi baik (antara 76-89) dan 45,65 % siswa memperoleh
prestasi cukup (antara 60-75). Minat berwirausaha tergolong baik,
sebanyak 69,57 % siswa memiliki minat berwirausaha yang baik,
karena memiliki kepercayaan diri baik, berorientasi pada tugas
dan hasil, memiliki keberanian mengambil resiko, kepemimpinan
dan orsinil. (c). Hasil analisis regresi menunjukkan
pelaksanaan pembelajaran life skill berpengaruh positif terhadap
minat berwirausaha, sedangkan prestasi belajar diklat
kewirausahaan tidak berpengaruh.
2. Maswan, mengadakan suatu penelitian, dalam (Jurnal Tarbawi,
Vol. 12, No. 2, Juli-Desember 2015) tentang Manajemen
Peningkatan Mutu Sekolah. Gagasan munculnya Manajemen
Peningkatan Mutu Sekolah adalah suatu strategi manajemen
untuk membangun sebuah sekolah dengan kekuatan sendiri.
Maksudnya potensi yang ada dalam sistem persekolahan tersebut
diberdayakan secara maksimal agar menghasilkan mutu
lulusannya. Dalam konsep manajemen, berarti pemimpin atau
60
61
61
62
62
63
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang diimplementasikan dalam penelitian ini adalah
kualitatif yang mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa,
persepsi, pemikiran informant atau kejadian di SMAN Jakarta secara
komprehensif, integratif dan terbuka, serta menarik perhatian untuk
diteliti. Pendekatan ini digunakan untuk “menemukan karakteristik
esensial-holistik berdasarkan kualitatif bertolak dari pandangan
naturalisme bahwa kenyataan bersifat menyeluruh, terintegrasi, dan
terbuka, hal ini sejalan dengan pendapat Sukmadinata 2005:60), atau
dengan kata lain tujuan pendekatan dalam penelitian ini yaitu“to describe
and to explore” serta “to describe and to explain” Manajemen dan Strategi
Pembelajaran untuk Meningkatkan Mutu lulusan yang siap masuk
Perguruan Tinggi di SMAN Jakarta, sehingga berdampak pada
meningkatkan mutu lulusan, hal ini sejalan dengan pendapat Erickson
dalam Susan Stainback (2003) dalam Sugiyono (2009: 22) menyatakan
bahwa:
Ciri-ciri pendekatan kualitatif adalah: (a). Intensive, long term
participation in field setting. (b). Careful recording of what
happens in the setting by writing field notes and interview notes by
collecting other kinds of documentary evidence. (c). Analytic
reflection on the documentary records obtained in the field. (d).
Reporting the result by means of detailed descriptions, direct
quotes from interview, and interpretative commentary.
63
64
2. Metode Penelitian
64
65
a. Observasi.
65
66
mengatasinya.
b. Wawancara.
66
67
c. Studi Dokumentasi.
Peneliti sebagai alat peneliti atau instrumen, hal ini sejalan dengan
pendapat Nasution, (2002:34), bahwa :
67
68
1. Lokasi Penelitian
2. Subyek Penelitian
68
69
69
70
1. Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian disini dilakukan dengan tiga tahap, hal ini
sejalan dengan pendapat Nasution, (2003:33) yaitu:
a. Tahap Orientasi
Bertujuan untuk memperoleh gambaran secara dan jelas
mengenai masalah yang akan diteliti. Pada tahapan ini peneliti
melakukan berbagai kegiatan: (1) observasi awal atau penjajakan
lapangan untuk memperoleh gambaran permasalahan dan upaya
menentukan subjek sejak dini; (2) melakukan pendalaman
masalah/problem; dan (3) memilih dan menetapkan lokasi yang
relevan.
b. Tahap Ekplorasi
Tahapan eksplorasi ini merupakan tahapan sesungguhnya
dalam proses pengumpulan data sesuai dengan fokus dan tujuan
penelitian yang telah ditetapkan. Tahapan ini merupakan implementasi
kegiatan pengumpulan data yang meliputi; (1) melakukan wawancara
secara insentif dengan pengawas, kepala sekolah, guru, dan siswa; (2)
melakukan observasi terhadap pelaksanaan berbagai kegiatan; dan (3)
melakukan studi dokumentasi terhadap pelaksanaan supervisi.
c. Tahap Member Check
Tahapan member cek ini merupakan tahapan yang dilakukan
untuk mengecek keabsahan atau kebenaran data atau informasi-
informasi yang telah dikumpulkan agar hasil penelitian dapat
dipercaya. Adapun tujuan dari tahapan member cek adalah untuk dapat
menguji validitas, reliabilitas dan objektivitas. Selain itu pula penulis
dapat meminta sumber informasi dan persetujuan kepada informan
intuk mengoreksi catatan hasil dari lapangan baik berupa data
observasi, wawancara dan trigulasi kepada infrorman atau reponden.
Dengan demikian tujuan member cek agar dapat menguji validitas,
70
71
71
72
1. Kredibilitas (credibility)
Kredibilitas atau derajat kepercayaan merupakan salah satu
ukuran tentang kebenaran (the truth value) data yang dikumpulkan.
Dalam penelitian ini bermasud untuk menggambarkan konsep penelitian
dengan konsep yang ada pada responden atau narasumber. Untuk
mencapai hal tersebut dalam penelitian ini dilakukan, antara lain:
a. Perpanjangan pengamatan, mengulang ke lapangan melakukan
wawancara kembali tentang rencana mengagendakan data secara rutin
melakukan pertemuan/rapat yang akan datang kemudian pula
mencocokkan kembali data serta memperluas dan memperdalam data.
b. Meningkatkan ketekunan, pengamatan terhadap sumber data di
lapangan dilakukan dengan lebih cermat dan berkesinambungan sesuai
dengan urutan peristiwa. Seperti untuk sumber data bagaimana
terwujudnya metode pembelajaran mulai dari pendekatan terhadap
proses mengajar kemudian diproses sampai pada pemilihan materi
pokok pemebelajaran terhadap kompetensi dasar.
c. Tringgulasi, bertujuan mengecek kebenaran data dengan
membandingkan terhadap data yang diperoleh dari sumber lain, atau
dengan melalui teknik berada dan atau melalui kondisi yang
berbeda.Sebagaimana dikemukakan Wiliam Wiersma dalam
(Sugiyono, 2009:125): “Triangulationis qualitative cross-validitation.
Is assesses the sufficiency of data according to convergence of
multiple data sources or multiple data collection procedures”.
Triangulasi dalam pengujuankredibilitas ini diartikan sebagai
pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan
berbagai waktu. Dengan demikian terdapat trianggulasi sumber,
trianggulasi teknik pengumpulan data, dan waktu.
Adapun yang dimaksud sumber, triangulasi teknik pengumpulan
oleh banyak orang menurut Sugiyono (2009: 131) seperti yang di
kemukakan bahwa:
Agar kebenaran dan objektivitas hasil penelitian dapat
dipertanggungjawabkan (akuntabilitas), dilakukan dengan cara
72
73
E. Kisi-kisi Penelitian
Penyusunan kisi-kisi instrumen sesuai pendapat G.R Terry (2010:16)
bahwa:
Manajemen merupakan sebuah proses yang khas, yang terdiri dari
tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan
pengawasan, yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-
sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia
serta sumber-sumber yang lainnya.
73
74
74
75
75
76
76
77
77
Langkah Penelitian
No Fokus Penelitian Pertanyaan Penelitian Sumber Data
DO DW DD
63
Langkah Penelitian
No Fokus Penelitian Pertanyaan Penelitian Sumber Data
DO DW DD
2 Bagaimana Pengorganisasia 1. Bagaimana Struktur 1. KepalaSekolah
Manajemen dan Strategi OrganisasiSekolah? 2. W.K,Sekolah
Pembelajaran untuk 2. Bagaimana Tupoksi Satuan 3. Guru
4. BimbinganKonseling
meningkatkan Mutu lulusan siap Organisasi Sekolah?
5 Siswa
3. Bagaimana Proporsi
5. Komite Sekolah
Penempatan
PersonalitySekolah?
4. Bagaimana Proporsisi dalam
Lingkup Sekolah?
64
Langkah
No Fokus Penelitian Pertanyaan Penelitian Sumber Data
Penelitian
DO DW DD
65
Pendidikan ke Perguruan Tinggi Pembelajaran yang dilaksanakan 4. BimbinganKonseling
Negeri dan Ikatan Dinas? untuk mencapai siswa mampu lulus dan 5. Siswa
lanjut pendidikan ke perguruan tinggi?
6. KomiteSekolah
media apa saja yang digunakan
dalam pembelajaran?
4. Bagaimana Sistem Pelaksanaan
yang diterapkandalammutu
lulusan siap lanjut Pendidikan
Tinggi Negeri dan Ikatan Dinas?
5. Apa Yang Menjadi Nilai dan
Capaian Nilai Untuk Sekolah.
Kepala Sekolah, Guru,
Bimbingan Konseling, Komite
Sekolah dan Siswa dari
66
Langkah Penelitian
No Fokus Penelitian Pertanyaan Penelitian Sumber Data
DO DW DD
4 Bagaimana Pengawasa 1. Bagaimana Pengawasan 1. KepalaSekolah
Manajemen dan Strategi terhadap 2. W.K,Sekolah
Pembelajaran untuk meningkatkan Perencanaan yang ditetapkan? 4. BimbinganKonseling
2. Bagaimana Pengawasan
5. Siswa
Terhadap
6. KomiteSekolah
Organisasi?
3. Bagaimana Pengawasan
Terhadap
67
87
F. Teknik PengumpulanData
1. Wawancara.
87
88
88
89
G. Prosedur Penelitian
89
90
90
91
c. Penentuan lokasi dan kasus yang akan dikaji lebih seksama dan
mendapat persetujuan dari kepala sekolah SMAN 67 Jakarta Timur
dan kepala sekolah SMAN 48 Jakarta Timur yang menjadi obyek
penelitian.
d. Pembagian waktu tugas untuk melakukan studi dokumentasi,
observasi, dan wawancara ke beberapa wilayah dan sekolah sampel,
yang ditetapkan. Terkait dengan lingkup Manajemen dan Strategi
Pembelajaran Untuk Meningkatkan Mutu Lulusan yang Siap Lanjut
Pendidikan Tinggi.
3. Pelaksanaan Penelitian
91
92
4. Penyusunan laporan
Kegiatan akhir penelitian ini berupa penyusunan laporan penelitian
yang ditulis dalam bentuk disertasi. Pada disertasi telah direkomendasikan
terkait Kebijakan Di SMAN 67 dan SMAN 48 dengan Manajemen dan
Strategi Pembelajaran Untuk Meningkatkan Mutu Lulusan yang Siap
Lanjut Pendidikan Tinggi.
92
93
sendiri metode yang dinilainya cocok dengan sifat penelitiannya. Data dan
informasi yang telah diolah dan disajikan secara deskriptif dianalisis lebih
lanjut dengan teknik analisis Trianggulasi. Kajian teoretis praktis, analisis
kualitatif, dan ekspert judgment banyak digunakan pada fase
pembahasan dan penyusunan model intervensi. bagi percepatan capaian
dalam mewujudkan Peningkatan Mutu Mutu lulusan dengan tujuan lanjut
pendidikan tinggi negeri dan Ikatan Dinas.
H. Validitas dan Reliabilitas Data
93
94
94
95
Gambar 3.1 Diagram Model interaktif analisis data Sumber: Matthew B Miles dan
A Michael Huberman (1994:12)
95
96
BAB IV
DESKRIPSI HASIL TEMUAN , INTERPRETASI DAN PEMBAHASAN
96
97
97
98
98
99
99
100
100
101
101
102
Jika dilihat dari data siswa 3 tahun terakhir disimpulkan bahwa; Tahun
pertama (2017/2018), Laki-laki lebih banyak daripada perempuan. Yaitu,
keseluruhan 864 siswa dengan selisih 28 siswa. Tahun kedua (2018/2019),
102
103
Perempuan lebih banyak daripada laki-laki. Yaitu, keseluruhan 858 siswa, dengan
selisih 200 siswa. Tahun ketiga (2019/2020), Perempuan lebih banyak daripada
laki-laki. Yaitu, keseluruhan 863 siswa, dengan selisih 211 siswa. Jadi
perkembangan siswa, jika dilihat dari jenis kelamin, siswa perempuan lebih
banyak daripada siswa laki-laki.
2. Data Sarpas
No. Uraian Jumlah
1 Ruang Kelas 24
2 Ruang Lab 7
103
104
3 Ruang Perpus 1
TOTAL 32
2. jadwal
104
105
105
106
Hal ini juga akan berdampak terhadap mutu lulusan di SMA Negeri 67 Berikut
hasil nilai UN rata-rata tiga tahun terakhir :
Tabel 4.6
Hasil UN SMA Negeri 67 Jakarta Tahun Pelajaran 2016-2017,2017-2018
dan 2018-2019
No Program IPA 2016/2017 2017/2018 2018/2019
1 Bahasa Indonesia 83,26 80,40 85,49
2. Bahasa Inggris 76,42 76,93 84,60
3 Matematika 66,55 59,58 65,17
4 Fisika 66,65 59,58 69,12
5 Kimia 74,94 73,43 76,44
6 Biologi 77,74 71,92 74,31
Rata -Rata 74,26 70,31 75,86
106
107
PPKB UI : 16
SBMPTN: 72
KEDINASAN : 15
MANDIRI : 114
SIMAK UI : 10
JAPRES :1
Jml :233
Daya serap siswa yang diterima di PTN Th 2020 dan th 2021
107
108
108
109
109
110
110
111
111
112
duduk siswa juga kurang relevan dengan kondisi fisik peserta didik.Guru
kurang nampak melakukan identifikasi potensi berkaitan dengan sifat dan
kepribadian siswa.Guru kurang nampak perubahannya dalam penguasaan
karaktersitik peserta didik, hal ini dapat dilihat dalam penataan tempat
duduk siswa belum mengarah secara ideal sesuai dengan karakteristik
peserta didik.
Pelaksanaan kompetensi pedagogik berkaitan dengan aspek
kemampuan guru dalam mengembangkan Kurikulum pada mata pelajaran
yang diampunya, menunjukan bahwa kinerja guru dalam pengembangan
Kurikulum pada materi pelajaran yang diampunya belum bisa
mencerminkan kebutuhan peserta didik, dimana materi yang dipilih masih
bersifat umum dan cenderung ke aspek kognitif saja. Metode pembelajaran
yang masih berpusat pada guru, evaluasi jarang dilakukan padahal guru
sudah membuat silabus dan RPP.
Pelaksanaan kompetensi pedagogik berkaitan dengan aspek
kemampuan guru dalam menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik,
menunjukkan bahwa guru telah melakukan persiapan pembelajaran dalam
silabus, RPP yang sesuai dengan prinsip-prinsip pembuatan RPP. Guru
menyusun perencanaan pembelajaran, pelaksanaan penilaian hasil
pembelajaran dan pengawasan hasil pembelajaran. Hal ini dikuatkan dari
hasil data wawancara dengan Kepala Sekolah, supervisi, dan kunjungan
kelas menunjukkan bahwa kinerja guru yang dalam aspek ini sudah cukup
baik dimana para pendidik telah memiliki kemampuan dalam (1)
memahami prinsip perancangan pembelajaran .(2) mampu
mengembangkan komponen rancangan pembelajaran. (3) membuat RPP
yang lengkap.(4) menggunakan media pembelajaran dan sumber belajar
yang relevan dengan mata pelajaran yang diampunya.
Tujuan Strategi Pembelajaran merupakan dasar yang dijadikan
landasan untuk menentukan strategi, materi, media dan evaluasi
pembelajaran. Maka dari itu, penentuan tujuan komponen yang pertama
kali harus dipilih oleh guru merupakan target yang ingin dicapai dalam
kegiatan pembelajaran.
h. Bahan Pelajaran merupakan medium untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang berupa materi yang tersusun secara sistematis
dan dinamis sesuai dengan arah tujuan dan perkembangan
kemajuan ilmu pengetahuan dan tuntutan.
i. Kegiatan Pembelajaran dilakukan agar tujuan pembelajaran dapat
dicapai secara optimal, maka dalam menentukan strategi
pembelajaran perlu dirumuskan komponen kegiatan pembelajaran
yang sesuai dengan standar proses pembelajaran.
j. Metode adalah satu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan. Penentuan metode yang akan
112
113
113
114
114
115
115
116
namun pada sisi lain kelengkapan administrasi pembelajaran, guru selalu membuat
dan ditanda tangani oleh Kepala Sekolah. Pelaksanaan pembelajaran secara umum
masih berpusat pada guru. Penilaian yang dilakukan guru bervariasi, pada aspek
kognitif masih ada yang belum mencapai KKM, pada aspek afektif dan
psikomotorik para peserta didik masih kurang sesuai dengan harapan .
Berdasarkan hasil supervisi dan kunjungan kelas menunjukan guru dalam
membuat perencanaan pembelajaran (RPP) sudah sesuai dengan kaidah
penyusunan RPP. Dalam pelaksanaan pembelajaran masih kurang produktif dan
efektif dalam penerapan metode pembelajaran. Hasil free test dan post tes jarang
ditindaklanjuti.
Hasil temuan di lapangan menunjukan bahwa hasil penilaian yang bervariasi
setiap kelasnya dari mata pelajaran yang berbeda, namun ada titik persamaan
yakni hampir semua guru telah membuat perencanaan pembelajaran, pelaksanaan
dan penilaian pembelajaran, hampir seluruhnya berpusat pada guru. Penilaan
proses pembelajaran hampir semua guru lebih cenderung kepada aspek kognitif
peserta didik, adapun aspek afektif dan psikomotorik kurang begitu diperhatikan
oleh guru. Hal ini terlihat dari data penilaian kognitif datanya selalu ada namun
dalam aspek afektif dan psikomotorik hampir rata-rata guru malas melakukan
penilaian dan pengarsipan data nilainya.
116
117
117
118
pelatihan, dan diikutsertakan dalam seminar, work shop yang menunjang kepada
pembentukan kompetensi utama guru. Menerapkan Tunjangan Kinerja Daerah
(TKD) berbasis kinerja yang diikuti rewards dan punishment. Untuk
menumbuhkan kesadaran diri akan profesi dilakukan pembinaan, supervisi,
kunjungan kelas kepada semua pendidik.Untuk sarana prasarana yang kurang
memadai, maka dilakukan terobosan dengan berbagai pihak terkait baik dengan
Dinas Pendidikan DKI Jakarta, orang tua siswa dan masyarakat sekitar dan
memberdayakan sarana prasarana yang ada.
Untuk sistem pengawasan dilakukan sistem pengawasan melekat dengan
pemberdayaan tenaga guru piket, para wakil kepala sekolah bidang Kurikulum,
kesiswaan dan sarana prasarana yang setiap minggunya membuat laporan dari hasil
pengawasan untuk dievaluasi dan ditindak lanjuti. Untuk sarana komunikasi dan
informasi dibuat jalinan kerjasama dengan instansi terkait, memasang telepon, bel,
speaker, media informasi untuk guru dan peserta didik, serta memberdayakan
wakil kepala sekolah bidang sarpras dan humas. Disisi lain langkah yang dilakukan
guru adalah, memberdayakan sarana prasarana yang ada, meningkatkan kualitas
sumber daya guru melalui ikut dalam pelatihan, seminar, meneruskan sekolah yang
relevan dengan kualifikasi akademik, melakukan kunjungan kepada para peserta
didik untuk menjalin hubungan baik dengan orang tua dan masyarakat.
Kepala Sekolah, guru, komite Sekolah dan pengawas yaitu; (a)
Menyediakan fasilitas dan sumber belajar untuk kegiatan produktif dan kreatif
yang mudah dicapai sehingga guru yang mempunyai sikap malas dan loyo
diarahkan dengan intensif yang pada giliranya akan membuat mereka mengarah
pada kerja yang produktif dan kreatif. (b) Menciptakan budaya kerja guru. Budaya
kerja merupakan suatu tata cara dimana suatu pekerjaan sesuai dengan norma-
norma serta nilai-nilai kerja. (c) Menumbuhkan sikap kreatif dan positif terhadap
tantangan-tantangan dan tidak pernah merasa puas dengan hasil yang dicapai.(d)
Untuk kompetensi guru yang belum merata dilakukan pembinaan, pelatihan, dan
diikutsertakan dalam seminar, work shop yang menunjang kepada pembentukan
kompetensi utama guru.(e) Untuk menumbuhkan kesadaran diri akan profesi
dilakukan pembinaan , supervisi, class visit kepada semua pendidik.(f) Untuk
sarana prasarana yang kurang memadai, maka dilakukan menggalang dana melalui
net working bagi penyediaan sarana prasarana pendidikan dan memberdayakan
sarana prasarana yang lebih utama sambil mempersiapkan kebutuhan sarana yang
lainnya.
118
119
119
120
120
121
orang untuk kelas XI dan XII, sedangkan kelas X di isi 40 orang tiap
kelasnya. Kondisi ini mau tidak mau akan mempengaruhi mutu
pembelajaran.
Hasil temuan setelah penulis melakukan wawancara dan observasi di tempat
penelitian di temukan bahwa Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM) .Berikut
tabel KKM :
Tabel 4.1
KKM SMA Negeri 48 Jakarta Tahun Pelajaran 2020-2021
121
122
mampu menerapkan nilai Teologik, fisik, etik, logik, estetik dan teleologi
di masyarakat. Guru sebagai pendidik adalah guru yang memiliki
kompetensi terintegrasidalam pengetahuan, sikap, ucapan dan perbuatan
dengan ahlak yang mulia. Standar adalah kriteria minimal yang dijadikan
alat untuk mengukur keberhasilan guru. Guru profesional adalah guru
yang menyenangi akan profesinya dan disenangi oleh para peserta
didiknya, dimana ilmu yang dimilikinya didedikasikan untuk melakukan
berbagai perubahan yang terus menerus.
Dalam melaksanakan tugas sebagai guru SMA Negeri 48 Jakarta,
secara umum mengacu kepada Undang-undang Sistem Pendidikan
Nasional no 20 tahun 2003, yang dijabarkan dalam Peraturan pemerintah
nomer 19 th 2005 terutama Permendikbud nomor 21 tahun 2016 tentang
standar isi, Permendikbud no. 20 tahun 2016 tentang standar lulusan,
Permendiknas nomor 16 tahun 2007 tentang standar kualifikasi akademik
dan kompetensi guru. Permendikbud no. 23 tahun 2016 tentang standar
penilaian, Permendikbud nomor 22 tahun 2016 tentang standar proses,
Permendikbud nomor 24 tahun 2016 tentang KI dan KD. Secara khusus
landasan yang digunakan berupa juknis pelaksanaan pengawasan hasil
pembelajaran di sekolah menengah atas dan juknis analisis standar isi,
standar proses, standar lulusan dan standar penilaian serta dokumen
panduan teknis pengembangan Kurikulum SMA 2013. Landasan tersebut
dijadikan fondasi bagi guru untuk melaksanakan standar kompetensi
pedagogik, kepribadian, sosial dan standar kompetensi profesional.. Hal
tersebut sesuai dengan keberadaan dokumen perencanaan acuan tugas guru
pada SMAN 48 Jakarta.
Kompetensi pedagogik merupakan kompetensi yang harus dimiliki
guru berkaitan dengan kemampuan dalam melakukan kegiatan hasil
pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Dari
hasil pengamatan langsung dilapangan menunjukan bahwa, standar guru
berhasil di SMA Negeri 48, dalam upaya meningkatkan mutu
pembelajaran pada aspek kompetensi pedagogik,secara umum adminitrasi
guru sudah lengkap namun masih nampak titik kelemahan dalam
kemampuan mengembangkan silabus, pemahaman akan teori
pembelajaran, ucapan, sikap dan perbuatan yang kurang mencerminkan
sikap profesionalitas yang ditandai dengan lemahnya daya kreativitas,
idealisme dan motivasi bekerja.
Dari hasil pengamatan langsung dilapangan menunjukan bahwa,
standar guru di SMA Negeri 48, dalam upaya meningkatkan mutu
pembelajaran pada aspek kompetensi profesional kurang nampak secara
utuh prinsip-prinsip dan syarat profesionalitas unjuk kerja guru dalam
melaksanakan proses pembelajaran PKWU yang dapat merangsang dan
menumbuhkan kecerdasan peserta didik, rendahnya kemampuan
melakukan pengembangan sikap keprofesionalan melalui tindakan
inovatif, kreatif, penelitian tindakan kelas. Bahwa standar guru pada
SMAN 48 di Jakarta, masih belum terintegrasi secara utuh antara
kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional diterapkan
dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini diakui oleh Kepala Sekolah dan
Komite Sekolah .
122
123
123
124
membuat silabus dan RPP, sesuai hasil observasi dengan guru kelas XII.
Fungsi actuating justru lebih menekankan pada kegiatan pelaksanaan
pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan
penutup.
1) Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan, guru:
a) Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti
proses pembelajaran,
b) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan
pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari,
c) Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar,
d) Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan.
2) Kegiatan Inti
Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk
mencapai KD yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, dan memotivasi peserta didik berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik. Kegiatan inti menggunakan metode yang
disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, yang
dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
a) Eksplorasi adalah serangkaian kegiatan pembelajaran yang memberi
kesempatan kepada peserta didik untuk mencaritemukan berbagai
informasi, pemecahan masalah, dan inovasi.
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
(1) Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan
dalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan
menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari
aneka sumber,
(2) Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media
pembelajaran, dan sumber belajar lain,
(3) Memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta
antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber
belajar lainnya,
(4) Melibatkan peserta didik secara aktif dalam pembelajaran,
(5) Memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di
laboratorium, studio, atau lapangan.
124
125
125
126
126
127
127
128
128
129
siswa, karena guru berperan sebagai orang tua siswa di sekolah, tetapi
kedekatannya harus dibatasi oleh norma agama, hukum, sosial, budaya
sehingga tidak menimbulkan penafsiran yang negatif. Perilaku guru dalam
norma hukum memberlakukan sama semua peserta didik, menjunjung tinggi
nilai sosial dan budaya.
Pelaksanaan strategi pembelajaran guru pada aspek etos kerja,
tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, menunjukan masih
rendah. Motivasi kerja masih bersifat materi yang berdampak kepada etos
kerja yang kurang mandiri. Sementara data lain menunjukan program
sertifikasi sedikit ada perubahan dalam etos kerja,tetapi semuanya bersifat
normatif. Guru dalam merumuskan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
idealnya yaitu; Kompetensi Dasar diurutkan dari mudah hingga yang sukar,
metode yang digunakan relevan dalam memberikan penjelasantujuan
pembelajaran sehingga bisa direspon dengan baik oleh para peserta didik.
Adanya kesesuaian antara Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, dan
Indikator,adanya kelengkapan Indikator dan kejelasan Kompetensi
Dasar.Pemahaman guru akan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar kurang
nampak secara jelas dalam kegiatan PBM , ini terlihat dari guru kurang bisa
mengaitkanKompetensi Inti dan materi ajar dengan kenyataan yang terjadi.
Walaupun secara administrasi guru telah membuat kelengkapan persiapan
pembelajaran dalam bentuk Silabus, RPP, yang tersusun dalam perangkat
pembelajaran.Guru dalam pelaksanaan kompetensi profesional berkaitan
dengan aspek dalam mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan
dengan melakukan tindakan reflektif, menunjukan bahwa kurang nampak
secara utuh penerapan prinsip dan syarat profesionalitas dalam unjuk kerja
guru selama proses belajar mengajar yang dapat merangsang menumbuhkan
kecerdasan jiwa kewirausahaan peserta didik.
Berkaitan dengan pengembangan keprofesionalan, hasil wawancara
menunjukanguru aktif dalam organisasi profesi, MGMP, dokumen penelitian
tindakan kelas, dan membuat makalah. Guru berminat mengikuti kegiatan
ilmiah seperti seminar,work shop. Didapatkan juga dokumen kegiatan guru
dalam mengisi jurnal peserta didik, PTK, dan menulis di media masa. Dan
hasil temuan di lapangan berkaitan dengan guru dalam melaksanakan
pembelajaran partisipatif menunjukan bahwa masih rendahnya penguasaan
materi , struktur dan konsep pembelajaran oleh guru, hal ini terlihat dari
kurang pahamnya terhadap Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar dari mata
pelajaran yang diampunya, pemilihan dan pengolahan materi ajar kurang
memperhatikan tingkat perkembangan siswa, dan lemahnya kepemilikan
kompetensi penggunaan teknologi informasi dan komunikasi untuk
kepentingan pembelajaran dalam upaya pengembangan peserta didik.
129
130
130
131
131
132
132
133
budaya kerja guru. Budaya kerja merupakan suatu tata cara dimana suatu
pekerjaan sesuai dengan norma-norma serta nilai-nilai kerja. (c)
Menumbuhkan sikap kreatif dan positif terhadap tantangan-tantangan dan
tidak pernah merasa puas dengan hasil yang dicapai.(d) Untuk kompetensi
guru yang belum merata dilakukan pembinaan, pelatihan, dan
diikutsertakan dalam seminar, work shop yang menunjang kepada
pembentukan kompetensi utama guru.(e) Untuk menumbuhkan kesadaran
diri akan profesi dilakukan pembinaan , supervisi, class visit kepada semua
pendidik.(f) Untuk sarana prasarana yang kurang memadai, maka
dilakukan menggalang dana melalui net working bagi penyediaan sarana
prasarana pendidikan dan memberdayakan sarana prasarana yang lebih
utama sambil mempersiapkan kebutuhan sarana yang lainnya.
Hasil wawancara dengan ketua komite SMAN 48 di peroleh bahwa
untuk bisa menimbulkan kesadaran guru perludilakukan pelatihan dan
pembinaan yang rutin dengan daya kontrol yang kontinu, PKG harus
objektif dilakukan kepala Sekolah, memberikan rewards kepada guru agar
mau melanjutkan studi lagi, menjalin kerjasama dengan orang tua siswa
dan masyarakat dengan baik. Perlu diberlakukan punishment yang tegas
dan jelas.Melakukan pendekatan dengan Kepala Sekolah untuk melakukan
keterbukaan terutama dalam masalah keuangan sekolah, melakukan
pendekatan dan kerjasama dengan para tokoh masyarakat yang dianggap
mewakili para orang tua peserta didik. Melakukan pembenahan
manajemen sekolah secara perlahan-lahan, memberikan masukan kepada
kepala Sekolah untuk perbaikan, menjalin kerjasama dengan pihak lain
dalam rangka pengadaan sarana prasarana pembelajaran,meningkatkan
kesejahteraan guru,memberikan pembinaan tentang profesionalisme guru
secara berkesinambungan, memberikan masukan kepada kepala Sekolah
akan pengelolaan Sekolah yang proporsional, dan profesional sesuai
dengan kebutuhan para customersnya. Langkah yang dilakukan guru
adalah, memberdayakan sarana prasarana yang ada, meningkatkan kualitas
sumber daya guru melalui ikut dalam pelatihan, seminar, meneruskan studi
yang relevan dengan kualifikasi akademik, melakukan home visit kepada
para peserta didik untuk menjalin hubungan baik dengan orang tua dan
masyarakat.
Dari hasil wawancara dengan kepala sekolah di temukan bahwa
kegiatan MGMP di sekolah keberadaan hanya seremonial belaka tidak
sesuai dengan apa fungsi MGMP yang sebenarnya. Seharusnya Pembinaan
yang dilaksanakan melalui kegiatan MGMP kepada guru dapat
meningkatkan pembelajaran bagi guru-guru. Karena Setelah guru
melaksanakan kegiatan yang diselenggarakan oleh pengurus MGMP
diharapkan pengetahuan, sikap dan keterampilan guru dalam mengajar
semakin meningkat yang diaktulisasikan melalui proses belajar mengajar
di kelas untuk meningkatkan mutu pembelajaran yang berkesinambungan
yang pada akhirnya meningkatkan mutu pendidikan. Musyawarah Guru
Mata Pelajaran (MGMP), merupakan forum atau wadah kegiatan guru
mata pelajaran yang dibentuk atas dasar kebutuhan untuk meningkatkan
kompetensi dan kinerja guru mata pelajaran serta mengimbangi
perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang sangat
133
134
134
135
135
136
136
137
137
138
138
139
a. Pengelolaan Kebijakan
Penerapan kegiatan di bidang kurikulum, pada dasarnya mengacu
pada: (1) kompetensi, (2) pembelajaran tuntas (mastery learning),
(3) berbasis luas dan mendasar, (4) menggunakan system ganda
(mengikuti kurikulum sesuai kompetensi lulusan yang
distandarkan dinas pendidikan dan mengacu kepada standar
kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia kerja), (5) mengarah
pada penguatan daya saing dan kemandirian lulusan. Dari hal itu,
maka kepada setiap sekolah menengah atas diberi keleluasaan
untuk secara aktif mengembangkan kurikulum yang ada, sesuai
dengan kemampuan sekolah dan perkembangan tuntutan
masyarakat terhadap mutu pendidikan, yang kemudian dikenal
dengan istilah kurikulum tingkat satuan pendidikan.
Kurikulum tingkat satuan pendidikan yang diterapkan pada kedua
sekolah menengah atas tersebut, diantaranya memiliki
karakteristik sebagai berikut (1) telah ditelaah dan disesuaikan
secara bersama antara pihak sekolah, dunia udaha dan industri
serta pihak perguruan tinggi, (2) terdapat beberapa kesepakatan
antara pihak sekolah dengan dunia industri terkait sub-sub
kompetensi lulusannya, (3) kurikulum diimplementasikan dengan
cara menambah dan mengoptimalkan jam pelajaran, terutama
untuk materi praktek laboratorium, sehingga memberikan
pengalaman yang lebih baik, (4) untuk mengetahui kesesuaian
kurikulum, sekolah bersama-sama dengan pihak industri secara
bersama mengevaluasinya secara periodik tiap tahun. Berdasarkan
uraian di atas, terlihat bahwa siswa mempunyai beberapa
kelebihan, selain kompetensi yang disyaratkan oleh dinas
pendidikan melalui standar kompetensi, dan kompetensi dasarnya,
para siswa juga memiliki keahlian yang dibutuhkan secara teknis
oleh pihak dunia usaha. Digunakannya kurikulum tambahan yang
telah disesuaikan dengan industri ini, diantaranya terdapat dua
alasan pokok yaitu: (1) percepatan perkembangan teknologi
industri biasanya lebih cepat daripada informasi yang diperoleh
sekolah (bilamana tidak langsung mengadopsi), sehingga
kemudian pihak sekolah harus senantiasa berupaya untuk selalu
menyesuaikan diri terhadap perkembangan teknologi tersebut; (2)
perkembangan situasi dan kondisi industri pada tiap tempat tidak
selalu bersamaan, sehingga terkadang terdapat industri yang
sudah sangat maju atau ada pula industri yang relatif belum maju.
Hal tersebut merupakan suatu tantangan bagi sekolah, untuk
seantiasa menyediakan tenaga terampil, yang benar-benar sesuai
139
140
140
141
141
142
142
143
143
144
144
145
pembebanan biaya pendidikan bagi siswa tidak mampu, dengan mencari jalan
keluar berupa mencarikan donatur tetap sebagai orang tua asuh bagi anak
tersebut, menangguhkan beban biaya sampai mereka bekerja; (5) mengusulkan
calon-calon kepala sekolah dan wakil-wakilnya yang sesuai dengan tujuan
sekolah, senantiasa mampu mensinkronkan antara kepentingan sekolah dan
kepantingan yayasan yang kemudian berujung untuk meningkatkan kualitas
lulusan.
145
146
146
147
147
148
meningkatkan mutu lulusan yang siap masuk perguruan tinggi (2). Pelaksanaan
Menejemen dan Strategi Pembelajaran untuk meningkatkan mutu lulusan yang
siap masuk perguruan tinggi ; (3). Penilaian Menejemen dan Strategi
Pembelajaran untuk meningkatkan mutu lulusan yang siap masuk perguruan
tinggi ;(4). Hambatan Menejemen dan Strategi Pembelajaran untuk
meningkatkan mutu lulusan yang siap masuk perguruan tinggi (5). Solusi
Menejemen dan Strategi Pembelajaran untuk meningkatkan mutu lulusan yang
siap masuk perguruan tinggi , diantaranya;
148
149
149
150
150
151
151
152
152
153
hedonisme.
Konsumtif merupakan pola hidup yang suka boros dalam
menggunakan apa yang dimilikinya tanpa dengan kerja keras.
Masyarakat konsumtif selalu panjang angan-angan untuk selalu
mendapatkan sesuatu dengan apa saja caranya. Kecenderungan
pola konsumtif dimasyarakat sudah nampak sekali dimana
masyarakat lebih suka memakai dari pada membuat. Hal ini
memperlihatkan rendahnya daya kreativitas dalam berpikir,berbuat
dan bertindak.
153
154
4) Perubahan Politik
Perubahan politik biasanya berkaitan erat dengan perubahan
kekuasaan yang berdampak kepada dunia pendidikan. Di Indonesia
kebijakan pendidikan merupakan produksi dari kepentingan
politik. Para pejabat pendidikan lebih cenderung ditempatkan oleh
para birokrat politik untuk kepentingan keutuhan kekuasan
kedepan. Hal ini membawa kecenderungan kepada pola kinerja
guru profesional yang terkadang mengarahkan peserta didik dan
masyarakat keranah politik tertentu.
5) Perubahan Ekonomi
Perubahan ekonomi berkaitan erat dengan adanya
perubahan kesejahteraan hidup masyarakat. Pendidikan dapat
mengembangkankualitas sumber daya manusia sehingga bisa
melatar belakangi ditemukan inovasi baru untuk meningkatkan
taraf hidup masyarakat. Semakin terbukanya lapangan pekerjaan
memberikan peluang untuk hidup lebih baik dari sebelumnya.
Disisi lain krisis ekonomi yang berkepanjangan membawa dampak
kepada meningkatnya angka putus sekolah pada jenjang SMA
walaupun SMAN di DKI Jakarta sudah gratis, dan bertambah
naiknya angka kemiskinan. Program sertifikasi guru telah
membawa kecenderungan kedepan dari kinerja guru profesional
dilihat dari aspek ekonomi dalam sisi negatif lebih mengarah
kepada pola kerja yang konsumtif, boros. pamrih. Dari sisi
positifnya kesejahteran meningkat pola kerja akan lebih giat,
kreatif, dan inovatif dalam mendidik para peserta didik.
Dari semua uraian diatas dapat ditarik suatu kesimpulan
bahwa kinerja guru profesional yang diharapkan sesuai dengan
tuntutan perubahan adalah kinerja guru yang didasari dengan
tatanan nilai-nilai luhur yaitu nilai teologi, fisik, etika, estetika dan
teleologika. Kinerja guru yang didasari nilai teologi menjadikan
Allah SWT, sebagai tempat bergantung akan segala macam
pekerjaan. Perubahan yang terjadi tidak bisa mengubah falsafah
guru akan bekerja giat tanpa diawasi oleh pimpinandengan niat
Lillahita’ala dan niat yang ikhlas
Nilai fisik diartikan adanya kesesuaian antara ucapan,
sikap dan perbuatan guru dalam melaksanakan peran tugas dan
fungsinya. Dalam kinerjanya guru lebih menampilkan diri sebagai
suri tauladan bagi para peserta didik. Nilai etik berkaitan dengan
penerapan kode etik profesi guru dalam mendidik, mengajar,
154
155
155
156
156
157
157
158
158
159
dan data tentang kinerja guru dan kualitas hasil pembelajaran baik faktor
pendukung, penghambat, kelemahan dan kekuatan, peluang dan ancaman.
(2) Menganalisis data. (3) Mengambil keputusan yang strategis (4)
Mengembangkan program strategis.
Ketiga, pendekatan investigasi. Pendekatan ini dimaknai sebagai
pendekatan yang menggunakan jasa penelitian untuk mendapatkan data
tentang kegiatan, proses dan hasil pendidikan suatu lembaga pendidikan.
Adapun langkah-langkah stratejik yang dilakukan pendekatan ini adalah :
(1) Melakukan orientasi terhadap pendidikan yang lalu. (2) Melakukan
penilaian sumber-sumber pendidikan yang tersedia. (3) Merumuskan
kembali strategi baru yang terbaik.
Perencanaan pembiayaan menempati posisi strategi karena sebaik
apapun program dalam peningkatan kinerja guru dan mutu pembelajaran
tanpa ditunjang dengan dana yang memadai akan sulit terwujudkan. Dalam
membuat sebuah perencanaan pembiayaan dalam mengantisispasi
hambatan mengaplikasikan standar kinerja guru untuk meningkatkan mutu
pembelajaran, maka kepala sekolahan guru perlu memperhatikan :
(1)Aspek struktur yaitu dimulai dengan mengidentifikasi kelompok
program, elemen program dan tujuan spesifik.(2) Aspek analisa yaitu
untuk mengetahui tingkat efektivitas biaya pada setiap tugas melalui
berbagai alternatif. (3) Aspek kontrol. Pembiayaan pendidikan pada
SMAN di Jakarta secara global terdiri dari biaya investasi, operasional
dan personal.
Berdasarkan uraian diatas terdapat relevansi bahwa sumber
pembiayaan pada SMAN di Jakarta bersumber dari pemerintah melalui
dana BOS dan BOP. Adapun sekolah swasta sumber pembiayaan dari
pemerintah dalam bentuk BOS, dan sumber pembiayaan dari orang tua
siswa dalam bentuk dana komite. Agar penggunaan pembiayaan
pendidikan tepat sasaran perlu dilakukan analisis kebutuhan biaya, analisis
keefektifan biaya, keuntungan biaya, manfaat biaya dan kemungkinan
biaya. Aspek kebijakan pemerintah. Kebijakan pemerintah dalam upaya
meningkatkan kualiatas pendidikan dan kesejahteraan guru dilakukan
dengan lahirnya Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Nasional Pendidikan, PP no 19 tahun 2005 tentang SNP, yang diikuti oleh
Undang-undang nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Masing-
masing undang-undang tersebut dilengkapi dengan berbagai Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Salah satu
kebijakan pemerintah yang sangat penting adalah kualifikasi dan sertifikasi
guru dengan harapan kesejahteraan guru meningkat yang berpengaruh
kepada peningkatan motivasi kerja sehingga peningkatan mutu
pembelajaran dapat terwujud. Program sertifikasi dan kualifikasi belum
bisa merubah etos kerja guru yang belum maksimal sehingga berimbas
kepada proses dan mutu pembelajaran yang belum memenuhi rasa
kebutuhan para pelanggan pendidikan. Hal ini terjadi karena lemahnya
sistem pengawasan di setiap sekolah oleh Kepala Sekolah dan Pengawas
terhadap kinerja guru. Supaya tidak terjadi penurunan mutu lulusan perlu
disusun sebuah perencanaan dan strategi pembelajaran yang baik.
Perencanaan strategis berkaitan dengan kinerja guru bersertifikat
159
160
160
161
161
162
162
163
163
164
164
165
165
166
166
167
167
168
168
169
169
170
Bagan 4.8
Ruang lingkup manajemen pembiayaan
Fungsi Planning Organizng Actuatig controllig Evaluating
Kompone A B C D E
n
BOS A.1 B.1 C.1 D.1 E.1
BOP A.2 B.2 C.2 D.2 E.2
Donatur A.3 B.3 C.3 D.3 E.3
170
171
171
172
172
173
adanya perbedaan pendapat dan masih banyak harapan positif lainnya yang
lahir dari adanya perubahan tersebut serta pada akhirnya siswa akan
dihadapkan pada realitas yang sebenarnya dalam memandang dan memahami
konteks dalam kehidupan kesehariannya.
2. Aspek manajemen lembaga pendidikan. Hal ini menyangkut manajemen
lembaga pendidikan itu sendiri, seperti telah dialami selama ini dimana pada
waktu sebelumnya sekolah hanya bergerak dan beroperasi sendiri-sendiri
secara mandiri. Maka dalam konteks pembelajaran masa kini dan kedepan
setiap sekolah harus mempunyai dan membangun networking antar lembaga
pendidikan yang dapat saling bertukar informasi, pengetahuan dan sumber
daya, artinya sekolah lain sebagai institusi tidak lagi dipandang sebagai
competitor semata tetapi lebih sebagai mitra (counterpart). Memang jika di
kembali ketiga aspek paradigma baru ini dalam implementasinya tidak akan
semudah seperti membalik telapak tangan. Akan banyak ekses maupun aspek
lainnya yang harus dipikirkan seperti misalnya berakibat akan adanya
perubahan dan peran sebuah lembaga pendidikan yang selama ini dipahami
oleh khalayak. Namun melalui konteks perubahan ini kelak akan jelas terlihat
bagaimana sektor pendidikan dapat bersinergi dan seiring sejalan dengan
kemajuan dan perkembangan teknologi, pengetahuan dan bisnis sekalipun,
karena ouput dari suatu pendidikan menjadi lebih berkualitas.
Berpusat pada peserta didik, dalam mengembangkan potensi, melalui
pelayanan lembaga pendidikan kepada peserta didik. Mengingat perbedaan
karakteristik peserta didik, maka cara penilaiannya pun beragam sesuai
dengan kemampuan peserta didik. Meski subyektif, namun penilaian model
ini sangat relevan dengan beragamnya kondisi peserta didik. Belajar dengan
melakukan, KBM memberikan pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-
hari, dan dunia tugas yang terkait dengan penerapan konsep, kaidah, prinsip
disiplin ilmu, yang dipelajari peserta didik. Pendekatan ini mendorong
berkembangnya kreativitas peserta didik melalui pengalaman
berkuat.Mengembangkan kemampuan sosial.
Aspek penting dalam muatan Kurikulum Berbasis Kompetensi(KBK)
adalah memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan kemampuan sosial. Yang mencakup bagaimana
menjalin relassi dengan sesamanya, lingkungan ciptaan Tuhan
lainnya.Mengembangkan keingintahuan.
Di dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) memuat
serangkaian program pembelajaran yang mampu membangkitkan
173
174
174
175
175
176
176
177
177
178
178
179
179
180
180
181
181
182
182