PROPOSAL
ANDRA SAFITRI
180301244
PROPOSAL
Disusun dan Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memenuhi Proposal
Tugas Akhir
ANDRA SAFITRI
180301244
Puji syukur saya persembahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi dengan judul PENGARUH
AKUNTABILITAS, TRANSPARANSI, PENGAWASAN, KOMITMEN
ORGANISASI DAN KETEPATAN WAKTU TERHADAP KINERJA
ANGGARAN BERKONSEP VALUE FOR MONEY. Penulisan skripsi ini
dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana
Ekonomi program studi Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Riau. Dalam penyusunan skripsi ini, saya banyak mendapat
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, baik moril maupun penyusunan
skripsi ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terimakasih kepada :
Penulis
Andra Safitri
180301244
HALAMAN JUDUL
HALAMAN SAMPUL.....................................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR........................................................................................vi
DAFTAR TABEL............................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1. Latar Belakang...............................................................................1
1.2..........................................................................................................
Rumusan Masalah...........................................................................8
1.3..........................................................................................................
Tujuan Penelitian ...........................................................................8
1.4..........................................................................................................
Manfaat Penelitian..........................................................................8
1.5..........................................................................................................
Sistematika Penulisan.....................................................................9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................10
2.1. Landasan Teori..............................................................................10
2.1.1. Goal Setting Theory..............................................................10
2.1.2. Kinerja Anggaran.................................................................11
2.1.3. Konsep Value For Money....................................................11
2.1.4. Akuntabilitas........................................................................12
2.1.5. Transparansi.........................................................................13
2.1.6. Pengawasan..........................................................................15
2.1.7. Komitmen Organisasi...........................................................16
2.1.8. Ketepatan Waktu..................................................................17
2.2. Penelitian Terdahulu......................................................................18
2.3..........................................................................................................
Pengaruh Hipotesis.........................................................................26
2.3.1. Pengaruh Akuntabilitas Terhadap Kinerja
Anggaran Berkonsep Value for Money................................26
2.3.2. Pengaruh Transparansi Terhadap Kinerja
Anggaran Berkonsep Value for Money................................27
2.3.3. Pengaruh Pengawasan Terhadap Kinerja
Anggaran Berkonsep Value for Money................................28
2.3.4. Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja
Anggaran Berkonsep Value for Money................................29
2.3.5. Pengaruh Ketepatan Waktu Terhadap Kinerja
Anggaran Berkonsep Value for Money................................29
2.4..........................................................................................................
Model Penelitian.............................................................................31
BAB III METODE PENELITIAN................................................................32
Tabel 1.1
Realisasi Anggaran Perjanjian Kinerja Tahun 2020-2021
Peningkat
an
Pengemba
53.000.000,00 51.706.225,00
ngan 97,56 70.900.000 70.211.275 99,03
Sistem
Pelaporan
Capaian
Kinerja
Dan
Keuangan
Program
Peningkat 2.463.000.000,0 1.535.797.791,00
an 0 62,35 3.030.000.000 2.647.788.821 87,39
Kapasitas
Kelembag
aan
Jumlah 11.729.145.400, 6.926.237.380,00 59,05 12.150.594.950 10.947.979.84 90,10
00 6
Pada tabel 1.2. dapat dilihat realisasi penyerapan anggaran Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Riau rendah pada tahun 2020 sebesar
82,22% jika dibandingkan dengan tahun 2021. Disebabkan karena beberapa
kegiatan tidak dapat dilaksanakan pada Triwulan ke 3 dan ke 4. Beberapa kegiatan
tidak dapat dilaksanakan pada Triwulan ke 3 dan ke 4 karena terjadinya defisit
anggaran. Defisit anggaran terjadi karena adanya rasionalisasi anggaran atau
pengurangan anggaran sehingga anggaran yang diasumsikan tidak mencukupi di
Triwulan ke 3 dan ke 4. Oleh karena itu kegiatan tersebut tidak terlaksana. Setiap
kegiatan yang tidak terlaksana tersebut mengakibatkan masyarakat tidak bisa
merasakan dampaknya dari kegiatan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
(Bappeda) Provinsi Riau.
penggunaan sumber daya publik (Halim & Wahyu, 2019). Untuk mencapai tujuan
anggaran, maka pemerintah harus bertanggung jawab dalam mengelola dan
menjalankan segala kewajibannya dengan baik sehingga akan menciptakan kinerja
anggaran sesuai dengan yang diharapkan oleh masyarakat. Dengan adanya
pengelolaan keuangan publik yang dilakukan oleh pemerintah, akan menekankan
terwujudnya kinerja anggaran berkonsep value for money. Hasil penelitian yang
dilakukan oleh Rigian & Sari (2019) menunjukkan bahwa akuntabilitas
berpengaruh terhadap kinerja anggaran berkonsep value for money. Sedangkan
hasil penelitian yang dilakukan oleh (Arifani et al., 2018) menunjukkan bahwa
akuntabilitas tidak berpengaruh terhadap kinerja anggaran berkonsep value for
money.
Komitmen organisasi merupakan nilai personal yang mengacu pada sikap loyal
disuatu organisasi. Artinya komitmen organisasi ini adalah tingkat kepercayaan dan
penerimaan pekerja terhadap tujuan organisasi serta mempunyai keinginan untuk
tetap ada dalam organisasi tersebut meskipun pada akhirnya akan tergambar dalam
statistik kehadiran dan masuk keluarnya pekerja dari organisasi (turnover). Untuk
mencapai keberhasilan dalam mengelola anggaran atau keuangan daerah yang
berdasarkan pada standar akuntansi pemerintahan akan berpengaruh pada faktor
regulasi yaitu komitmen. Komitmen organisasi di suatu pemerintahan akan
mempengaruhi tingkat pencapaian kinerja anggaran borkonsep value for money,
karena komitmen organisasi akan bekerja sama dalam mencapai tujuan pemerintah.
Komitmen organisasi juga akan memberikan arahan serta motivasi kepada pegawai
aparatur pemerintah untuk bekerja sesuai dengan penerapan tersebut.
berkaitan dengan kinerja anggaran pemerintah daerah. Selain itu penelitian ini
diharapkan dapat menjadi pengembangan atas teori-teori yang telah ada.
2. Secara Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan dan
informasi tambahan mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja
anggaran daerah sehingga dapat membantu pemerintahan untuk meningkatkan
pengelolaannya.
1.5. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika dalam penelitian ini adalah :
BAB I PENDAHULUAN :
Pada Bab ini menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penelitian serta sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA :
Pada Bab ini menguraikan tentang kajian teori dari masing-masing variabel,
kerangka pemikiran dan hipotesis.
BAB III METODE PENELITIAN :
Pada Bab ini menguraikan tentang metode penelitian yang meliputi jenis
penelitian, lokasi penelitian, populasi & sampel, sumber data, teknik pengumpulan
data, definisi operasional variabel serta menguraikan tentang teknik analisis data.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
2.1.1. Goal Setting Theory
Menurut Locke & Latham (2013) konsep dasar dibalik teori goal setting adalah
bahwa manusia menerjemahkan motivasi mereka ke dalam perilaku yang dapat
diamati melalui proses menetapkan dan mencapai tujuan. Goal Setting Theory
menekankan pada pentingnya hubungan antara tujuan yang ditetapkan dan kinerja
yang dihasilkan. Mekanisme dari tujuan ini adalah untuk mengoperasionalkan
motivasi dalam bentuk perilaku. Menurut Robbins (2008) Goal Setting Theory
mengisyaratkan bahwa seorang individu berkomitmen pada tujuannya, maka
komitmen tersebut akan memengaruhi tindakannya dan mempengaruhi konsekuensi
kinerjannya. Capaian atas sasaran (tujuan) yang ditetapkan dapat dipandang sebagai
tujuan atau tingkat kinerja yang ingin dicapai oleh indvidu. Sehingga individu harus
mempunyai keterampilan, tujuan dan mau menerima umpan balik untuk menilai
kinerjannya.
Locke & Latham (2013), menyatakan bahwa terdapat hubungan yang linear
antara prestasi dengan goal setting, dimana semakin sulit dan tinggi tujuan yang
ditetapkan akan semakin tinggi pula prestasi yang didapatkan. Goal setting dapat
meningkatkan motivasi kerja karena disaat seseorang telah mencapai apa yang
menjadi tujuannya maka akan menimbulkan suatu pencapaian dan penyelesaian
yang dapat memodifikasi motivasi intrinsik mereka untuk bekerja. Dalam
pencapaian atas sasaran (tujuan) mempunyai pengaruh terhadap perilaku pegawai
kinerja dalam organisasi. Sehingga goal setting theory ini berpengaruh pada
ketetapan anggaran. Dimana setiap organisasi yang telah menetapkan sasaran (goal)
yang diformulasikan ke dalam rencana anggaran lebih mudah untuk mencapai
target kinerjannya sesuai dengan visi dan misi organisasi itu sendiri.
Sebuah anggaran tidak hanya sekedar mengandung rencana dan jumlah
nominal yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan atau program, tetapi juga
mengandung sasaran yang ingin dicapai. Menurut Goal Setting Theory,
keberhasilan organisasi dalam meningkatkan kinerja anggaran melalui perwujudan
value for money dalam menjalankan atau melaksanakan kegiatannya tersebut
merupakan tujuan yang ingin dicapai. Perwujudan value for money dalam
organisasi dilakukan dengan melaksanakan kegiatan organisasi secara ekonomis,
efektif, dan efisien. Sementara itu, variabel akuntabilitas, transparansi, pengawasan,
komitmen organisasi dan ketepatan waktu sebagai faktor penentunya. Semakin
tinggi faktor penentu tersebut maka akan semakin tinggi pula kemungkinan
pencapaian tujuannya.
2.1.2. Kinerja Anggaran
Sistem kinerja anggaran berkonsep value for money atau anggaran berbasis
kinerja merupakan suatu sistem anggaran yang mengutamakan upaya pencapaian
hasil kerja atau ouput dari perencanaan alokasi biaya atau input yang ditetapkan
(Bastian, 2006). Dari definisi tersebut dapat disimpulkan jika anggaran berbasis
kinerja lebih efektif dibandingkan dengan anggaran program atau organisasi dengan
outcome yang telah diantisipasi, karena sistem ini menjelaskan hubungan biaya
(Rp) dengan hasil (result) maka dapat dikatakan bahwa sistem ini menangani suatu
program dengan efektif. Dalam sistem ini adanya variasi antara perencanaan dan
kejadian sebenarnya membuat manajer dapat menentukan input-input resource dan
bagaimana input-input tersebut berhubungan dengan outcome untuk menentukan
efektivitas dan efisiensi program.
2.1.3. Konsep Value for Money
Value for Money merupakan konsep pengelolaan anggaran sektor publik yang
mendasarkan pada tiga jenis elemen utama yaitu, ekonomi, efisiensi, dan efektifitas,
menurut Mardiasmo (2009) pengertian dari ketiga konsep tersebut yaitu:
a) Ekonomi, merupakan perolehan masukan (input) dengan kualitas dan kuantitas
tertentu dengan harga terendah.
b) Efisiensi, merupakan perbandingan keluaran/masukan (output/input) yang
dikaitkan dengan standar kinerja atau target yang telah ditetapkan.
c) Efektifitas, merupakan tingkat pencapaian hasil program dengan target yang
ditetapkan. Secara sederhana efektifitas merupakan perbandingan outcome
dengan output.
Menurut Mardiasmo (2009) manfaat yang diharapkan dari implementasi
konsep value for money pada organisasi sektor publik yaitu:
a) Meningkatkan efektifitas pelayanan publik, dalam arti pelayanan yang
demokrasi dan pasar yangefisien, penghindaran salah alokasi dam investasi, dan
pencegahan korupsibaik secara politik maupun administratif, menjalankan disiplin
anggaranserta penciptaan legal and political framework bagi tumbuhnya
aktivitasusaha. Akuntabilitas menurut Ulum (2009 "Suatupertanggungjawaban oleh
pihak-pihak yang diberi kepercayaan olehmasyarakat/individu di mana nantinya
terdapat keberhasilan atau kegagalan di dalam pelaksanaan tugasnya tersebut dalam
mencapai tujuan yang telahditetapkan Pertanggungjawaban tersebut berkaitan
langsung denganaktivitas birokrasi dalam memberikan memberikan pelayanan
sebagaikontra prestasi atas hak-hak yang telah dipungut langsung maupun
tidaklangsung dari masyarakat.
2.1.5. Transparansi
Transparansi adalah keterbukaan dan kejujuran kepada masyarakat berdasarkan
pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengetahui secara terbuka
dan menyeluruh atas pertanggungjawaban pemerintahan dalam sumber daya yang
di percayakan kepadanya dan ketaatannya pada peraturan perundang-undangan
(Hafiz, 2011). Transparansi yakni adanya kebijakan terbuka bagi pengawasan.
Sedangkan yang dimaksud dengan informasi adalah informasi mengenai setiap
aspek kebijakan pemerintah yang dapat dijangkau oleh publik. Keterbukaan
informasi diharapkan akan menghasilkan persaingan politik yang sehat, toleran, dan
kebijakan dibuat berdasarkan pada preferensi publik (Ganie-Rochman, 2000).
Prinsip ini memiliki 2 aspek, yaitu (1) komunikasi publik oleh pemerintah, dan
(2) hak masyarakat terhadap akses informasi. Keduanya akan sangat sulit dilakukan
jika pemerintah tidak menangani dengan baik kinerjanya. Manajemen kinerja yang
baik adalah titik awal dari transparansi. Transparansi harus seimbang, juga, dengan
kebutuhan akan kerahasiaan lembaga maupun informasi-informasi yang
mempengaruhi hak privasi individu. Karena pemerintahan menghasilkan data
dalam jumlah besar, maka dibutuhkan petugas informasi profesional, bukan untuk
membuat dalih atas keputusan pemerintah, tetapi untuk menyebarluaskan
keputusankeputusan yang penting kepada masyarakat serta menjelaskan publik dari
setiap kebijakan tersebut. Krina (2003) menjelaskan bahwa Prinsip transparansi
paling tidak dapat diukur melalui sejumlah indikator seperti:
1. Mekanisme yang menjamin sistem keterbukaan dan standarisasi dari semua
masyarakat memiliki hak untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas
pertanggungjawaban pemerintah dalam pengelolaan sumber daya yang
dipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada peraturan perundang-undangan.
Penyelengaraan pemerintahan yang transparan akan memiliki kriteria: adanya
pertanggungjawaban terbuka; adanya aksesibilitas terhadap laporan
keuangan;adanya publikasi laporan keuangan, hak untuk tahu hasil audit dan
ketersediaan informasi kinerja. Dalam hal pelaksanaan transparansi
pemerintah,media massa mempunyai peranan yang sangat penting, baik sebagai
sebuah kesempatan untuk berkomunikasi pada publik maupun menjelaskan
berbagai informasi yang relevan, juga sebagai penonton atas berbagai aksi
pemerintah dan prilaku menyimpang dari aparat birokrasi. Untuk melaksanakan itu
semua, media membutuhkan kebebasan pers sehingga dengan adanya kebebasan
pers maka pihak media akan terbebas dari intervensi pemerintah maupun pengaruh
kepentingan bisnis (Wiranto, 2012). Dengan adanya keterbukaan ini, maka
konsekuensi yang akan dihadapi adalah kontrol yang berlebihan dari masyarakat,
untuk itu harus ada pembatasan dariketerbukaan itu sendiri, dimana pemerintah
harus pandai memilah mana informasi yang perlu dipublikasikan dan mana yang
tidak perlu sehingga ada kriteria yang jelas dari aparat publik mengenai jenis
informasi apa saja yang boleh diberikan dan kepada siapa saja informasi itu akan
diberikan. Hal ini perlu dilakukan untuk menjaga supaya tidak semua informasi
menjadi konsumsi publik. Ada hal-hal yang menyebabkan informasi tersebut tidak
boleh diketahui oleh publik.
2.1.6. Pengawasan
Pengawasan merupakan suatu proses kegiatan yang dilakukan secara terus
menerus atau berkesinambungan untuk mengamati, memahami, dan meneliti setiap
pelaksaan kegiatan tertentu sehingga dapat dicegah atau diperbaiki kesalahan atau
penyimpangan yang terjadi Ulum (2009. Sedangkan menurut Sukirno (2005)
pengawasan (controlling) adalah proses pemantauan kegiatan untuk menjaga bahwa
suatu kegiatan dilaksanakan terarah dan menuju kepada tercapainya tujuan yang
telah direncanakan dengan mengadakan penilaian, tindakan kooperatif terhadap
kegiatan-kegiatan yang menyimpang atau kurang tepat dengan sasaran yang dituju.
Secara umum terdapat tiga indikator yang digunakan dalam kegiatan
pengawasan, yaitu:
a) Input (masukan): Pengawasan Input (masukan) pengawasan adalah segala
sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksanaan kegiatan dapat berjalan dengan baik
untuk menghasilkan keluaran. Input dalam kegiatan pengawasan terkait dengan
sumber daya manusia, anggaran yang tersedia, sarana dan prasarana, serta
waktu yang dipergunakan dalam melaksanakan aktivitas pengawasan.
5
5 Moediono & Pengaruh Akuntabilitas Dan Hasil studi
Akbar (2021) Transparansi Anggaran mengindikasikan
Terhadap Kinerja Dinas akuntabilitas dan
Yangberadadi Mall transparansi anggaran
Pelayanan Publik Siola Kota berbasis
Surabaya kinerjamempengaruhi
positif signifikan terhadap
kinerja pemerintah daerah
(Pemda) dengannilai
koefisien parameter
masing-masing variabel
yaitu 0.363 dan 0.494.
6 Analisis pengaruh Akuntabilitas dan
6 Nasution (2018) pengelolaan keuangan Transparansi terhadap
daerah, akuntabilitas dan Kinerja Keuangan pada
transparansi terhadap Pemerintah Provinsi
kinerja keuangan Sumatera Utara adalah
pemerintah sebagai berikut:
(1) Secara parsial
pengelolaan keuangan
daerah dan akuntabilitas
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap
kinerja keuangan pada
Pemerintah Provinsi
Sumatera Utara;
(2) Secara parsial
transparansi berpengaruh
negatif dan signifikan
terhadap kinerja
keuangan pada
Pemerintah Provinsi
Sumatera Utara.
9
No Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian
dan Tahun
dapat membantu usaha dalam mengatur pekerjaan agar dapat terlaksana dengan
baik.
Menurut Goal Setting Theory, Locke & Latham (2013) pengawasan sangat
dibutuhkan oleh pemerintah dalam kaitannya meningkatkan kinerja anggaran
pengawasan yang efektif dapat membantu usaha dalam mengatur pekerjaan agar
dapat terlaksana dengan baik. Penelitian Anggraini et al. (2017) tentang pengaruh
akuntabilitas, transparansi, dan pengawasan terhadap pengelolaan anggaran
berkonsep value for money pada SKPD Kota Pekanbaru. Hasilnya menyatakan
bahwa pengawasan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengelolaan
anggaran berkonsep value for money SKPD Kota Pekanbaru. Berdasarkan uraian
tersebut, maka perumusan hipotesis 3 adalah:
H3 : Pengawasan berpengaruh positif terhadap kinerja anggaran berkonsep
value for money
didukung oleh penelitian Wandari (2015) yang menyatakan bahwa ketepatan waktu
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja anggaran berkonsep value for
money. Berdasarkan uraian tersebut, maka perumusan hipotesis 5 adalah:
H5 : Ketepatan waktu berpengaruh positif terhadap kinerja anggaran
berkonsep value for money
2.4. Model Penelitian
Akuntabilitas (A)
H1
Transparansi (T) H2
Kinerja Anggaran
H3
Pengawasan (P) berkonsep Value
for Money (KA)
H4
Komitmen
Organisasi (KO)
H5
Ketepatan
Waktu (KW)
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif, dimana
deskriptif kuantitatif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai
variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat
perbandingan atau menghubungkan dengan variabel yang lain (Sugiyono, 2013).
Serta menggunakan metode survey dengan menggunakan alat bantu daftar
pertanyaan (kuesioner) atau wawancara langsung antara peneliti dengan objek
penelitian (responden).
penelitian ini populasinya adalah seluruh Pegawai Negeri Sipil Pada Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi yang berjumlah 163 orang.
a. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi. Pada penelitian ini peneliti tidak mengambil seluruh populasi sebagai
sampel, karena jumlahnya yang cukup besar yaitu sebesar 163 orang. Untuk
menentukan jumlah sampel yang akan diambil digunakan rumus Slovin dengan
tingkat kesalahan 10% (Umar, 2011)
Keterangan :
n = Jumlah sampel
N = Ukuran populasi
e = Tingkat kesalahan
n= 163
1+ 163 (0,1)2
n= 163
1+163 (0,01)
n= 163 = 61,97 = 62
1+ 1,63
Keterangan:
KA = Kinerja Anggaran Berkonsep VFM
α = Nilai Konstanta
β1, β2, β3, β4, β5 = Koefisien Variabel
A = Akuntabilitas
T = Transparansi
P = Pengawasan
KO = Komitmen Organisasi
KW = Ketepatan Waktu
e = Error
3.7. Pengaruh Hipotesis
3.7.1. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien Determinasi (R2) bertujuan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien
determinasi adalah anatar nol dan satu. Nilai R2 yang kecil menujukkan bahwa
kemampuan variabel- variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen
Arifani, C., Salle, A., & Rante, A. (2018). Pengaruh Akuntabilitas, Transparansi
Da Pengawasan Terhadap Kinerja Anggaran Berbasis Value For Money
(Studi Empiris pada Pemerimtah Kota Jayapura). Jurnal Akuntansi &
Keuangan Daerah, 13(1), 68–82.
Chariri, A., & Ghozali, I. (2003). Teori Akuntansi. Badan Penerbit Universitas
Diponegoro.
Fajri, R. N., Djumali, & Hartono, S. (2019). Analisis Pengaruh Penerapan Sistem
Informasi Keuangan, Sistem Pengawasan Melekat Dan Prinsip Transparansi
Terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja
Daerah (Apbd) (Studi Empiris Pada Dprd Kabupaten Rembang). Balance:
Economic, Business, Management and Accounting Journal, 16(1).
Ghozali, I. (2018). Desain Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif (1st ed.). Badan
Penerbit Universitas Diponegoro.
Hair, Anderson, Tatham, & Black. (1998). Multivariate Data Analysis, Fifth
Edition, Prentice Hall, Upper Saddle River. New Jersey.
Hardy, W. Y., Agus, R., & Setianti, Y. (2021). Sistem akuntabilitas kinerja
instansi pemerintah (sakip) kabupaten sumedang dalam mewujudkan
reformasi birokrasi. 2, 2–11.
Hendriksen, E. S., & Breda, M. F. Van. (2000). Teori Akuntansi Buku Satu Alih
Bahasa Herman Wibowo (5th ed.). Interaksa.
Indriasari, D., & Nahartyo, E. (2008). Pengaruh Kapasitas Sumber Daya Manusia,
Pemanfaatan Teknologi Informasi, Dan Pengendalian Intern Akuntansi
Terhadap Nilai Informasi Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah.
Simposiumnasional Akuntansi (Sna) Ke Xi Pontianak, 23 - 24 Juli 2008.
Krina, L. L. (2003). Indikator & Alat Ukur Prinsip Akuntabilitas, Transparansi &
Partisipasi. Sekretariat Good Public Governance Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional.
Locke, E. A., & Latham, G. P. (2013). New Development In Goal Setting And
Task Performance. In E. A. Locke & G. P. Latham (Eds), New Developments
in Goal Setting and Task Performance. Routledge/Taylor & Francis Group.
Mathis, R. L., Jackson, & Jhon, L. (2001). Manajemen Sumber Daya Manusia,
Penerjemah: Sadeli Jimmy. Salemba Empat.
Umar, H. (2011). Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis Edisi 11. PT
Raja Grafindo Persada.