Anda di halaman 1dari 20

IKATAN KARYAWAN KESEHATAN MUHAMMADIYAH

(IKKM) WILAYAH JAWA TIMUR


Sekretariat : Jl. Kertomenanggal IV/01 Surabaya
Telp. 08125210602, 085708273466

SURAT KEPUTUSAN
PENGURUS WILAYAH IKATAN KARYAWAN KESEHATAN MUHAMMADIYAH JAWA TIMUR
Nomor : 04/IKKM-Wil/Jatim/2014
Tentang :
ANGGARAN DASAR/ ANGGARAN RUMAH TANGGA
IKATAN KARYAWAN KESEHATAN MUHAMMADIYAH
JAWA TIMUR

Pimpinan Wilayah Ikatan Karyawan Kesehatan Muhammadiyah, setelah :


Menimbang : 1. Bahwa Ikatan Karyawan Kesehatan Muhammadiyah Jawa Timur adalah
serikat pekerja di lingkungan Amal Usaha Kesehatan Muhammadiyah.
2. Bahwa setiap serikat pekerja wajib memiliki Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga untuk kelancaran jalannya roda organisasi.
3. Bahwa pembahasan draft AD/ ART IKKM Jawa Timur telah dilaksanakan
sehingga perlu segera disahkan dalam sebuah surat keputusan

Mengingat : 1. UU RI No 10 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja Pasal 11 ayat 1.


2. Berita acara hasil rapat pada Hari Rabu, 12 Februari 2014 tentang
penetapan Pengurus Wilayah IKKM Jawa Timur dan Pengesahan AD/
ART IKKM Jawa Timur.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : ANGGARAN DASAR/ ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN KARYAWAN


KESEHATAN MUHAMMADIYAH JAWA TIMUR
Pertama : Menetapkan Anggaran Dasar/ Anggaran Rumah Tangga Ikatan Karyawan
Kesehatan Muhammadiyah Jawa Timur sebagaimana terlampir.
Kedua : Mengamanatkan kepada seluruh IKKM baik tingkat komisariat, daerah, maupun
wilayah, untuk patuh dan tunduh terhadap aturan yang ada didalam AD/ ART
tersebut.
Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak ditetapkan.
Keempat : Apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan dilakukan perbaikan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Malang
Pada tanggal : 12 R. Akhir 1435 H
Tepat tanggal : 12 Pebruari 2014 M

Ketua, Sekretaris,

Ali Wahono, S.PdI, M.MKes Fahtia Nur Rosyida, S.KM, M.Kes


NBM : 817 642 NBM : 862 747
ANGGARAN DASAR
IKATAN KARYAWAN KESEHATAN MUHAMMADIYAH (IKKM)
JAWA TIMUR

BAB I
NAMA DAN SIFAT ORGANISASI
Pasal 1
Nama, Identitas, dan Tempat Kedudukan
1. Nama organisasi adalah Ikatan Karyawan Kesehatan Muhammadiyah Jawa Timur
disingkat IKKM Jawa Timur beraqidah Islam, bersumber pada Al-Qur’an dan As-Sunnah.
2. IKKM Jawa Timur didirikan pada Hari Kamis tanggal 09 September 2003 M bertepatan
dengan tanggal 12 Rajab 1424 H berkedudukan di Surabaya.
Pasal 2
Sifat
1. Mandiri, demokratis, bebas, bertanggung jawab, tidak terkait dengan organisasi politik
apapun.
2. Senantiasa menjaga integritas dan nama baik anggota serta Amal Usaha Kesehatan
Muhammadiyah Jawa Timur.

BAB II
AZAS DAN TUJUAN
Pasal 3
Azas
IKKM Jawa Timur berazaskan Islam
Pasal 4
Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan organisasi ini adalah :
1. Menghimpun, membina, dan meningkatkan peran serta karyawan Amal Usaha Kesehatan
Muhammadiyah Jawa Timur dalam rangka mewujudkan tujuan Amal Usaha Kesehatan
Muhammadiyah Jawa Timur sebagaimana yang diamanatkan oleh Persyarikatan.
2. Melindungi hak-hak karyawan Amal Usaha Kesehatan Muhammadiyah Jawa Timur
Pasal 5
Cara Mencapai Tujuan
Untuk mencapai maksud dan tujuannya, IKKM Jawa Timur berusaha :
1. Meningkatkan Iman dan Taqwa kepada Allah SWT.
2. Meningkatkan integritas karyawan Amal Usaha Kesehatan Muhammadiyah Jawa Timur.
3. Meningkatkan kualitas karyawan Amal Usaha Kesehatan Muhammadiyah Jawa Timur.

1
4. Meningkatkan kesejahteraan karyawan Amal Usaha Kesehatan Muhammadiyah Jawa
Timur dan keluarganya.
5. Meningkatkan amal sholeh dan Ukhuwah Islamiyah.
6. Usaha-usaha lain yang tidak bertentangan dengan tujuan organisasi.

BAB III
KEANGGOTAAN
Pasal 6
Anggota IKKM
Anggota IKKM Jawa Timur terdiri atas :
1. Anggota IKKM Wilayah adalah seluruh IKKM Daerah dalam satu propinsi
2. Anggota IKKM Daerah adalah seluruh IKKM Komisariat dalam satu kota/ kabupaten
3. Anggota IKKM Komisariat adalah seluruh karyawan di masing-masing amal usaha
kesehatan Muhammadiyah/ ‘Aisyiyah.
Pasal 7
Hak dan Kewajiban Anggota
1. Setiap anggota mempunyai hak suara, memilih dan dipilih serta hak-hak lainnya sesuai
ketentuan anggota.
2. Setiap anggota wajib mentaati dan mematuhi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga Organisasi serta ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

BAB IV
KEORGANISASIAN
Pasal 8
Susunan Organisasi
Susunan organisasi IKKM Jawa Timur terdiri atas :
1. IKKM Wilayah adalah kesatuan IKKM Daerah dalam satu propinsi
2. IKKM Daerah adalah kesatuan IKKM Komisariat dalam satu kota/ kabupaten
3. IKKM Komisariat adalah IKKM yang ada di masing-masing amal usaha kesehatan
Muhammadiyah

Pasal 9
Penetapan Organisasi
1. Penetapan IKKM Wilayah adalah MPKU PWM Jawa Timur melalui hasil musyawarah
Wilayah IKKM.
2. Penetapan IKKM Daerah adalah IKKM Wilayah melalui hasil musyawarah daerah IKKM.

2
3. Penetapan IKKM Komisariat adalah IKKM Daerah melalui hasil musyawarah komisariat
IKKM.
4. Jika IKKM Daerah belum terbentuk, maka penetapan IKKM Komisariat dilakukan oleh
IKKM Wilayah.

BAB V
PENGURUS
Pasal 10
Pengurus Wilayah
1. Pengurus Wilayah adalah Pengurus tertinggi yang memimpin IKKM di tingkat wilayah
2. Pengurus Wilayah terdiri atas sekurang-kurangnya 9 (sembilan) orang dan berjumlah
gasal, dipilih dan ditetapkan dalam musyawarah IKKM Wilayah
3. Ketua Pengurus Wilayah di tetapkan dari dan atas usul anggota Pengurus wilayah terpilih.
4. Anggota Pengurus wilayah terpilih menetapkan sekretaris umum dan diumumkan dalam
forum musyawarah wilayah
5. Pengurus wilayah IKKM dapat menambah anggotanya jika dipandang perlu
6. Pengurus wilayah diwakili oleh ketua, sekretaris atau orang yang ditunjuk mewakili IKKM
wilayah untuk tindakan di dalam dan di luar pengadilan jika diperlukan
Pasal 11
Pengurus Daerah
1. Pengurus Daerah adalah Pengurus IKKM dalam daerahnya serta melaksanakan kebijakan
Pengurus wilayah
2. Pengurus daerah terdiri atas sekurang-kurangnya 7 (tujuh) orang dan berjumlah gasal,
dipilih dan ditetapkan dalam musyawarah IKKM Daerah
3. Ketua Pengurus daerah di tetapkan dari dan atas usul anggota Pengurus daerah terpilih.
4. Anggota Pengurus daerah terpilih menetapkan sekretaris umum dan diumumkan dalam
forum musyawarah daerah
5. Pengurus daerah IKKM dapat menambah anggotanya jika dipandang perlu dengan
mengusulkan kepada Pengurus diatasnya
Pasal 12
Pengurus Komisariat
1. Pengurus komisariat adalah Pengurus IKKM yang ada di masing-masing amal usaha
kesehatan Muhammadiyah serta melaksanakan kebijakan Pengurus daerah
2. Pengurus komisariat terdiri atas sekurang-kurangnya 5 (lima) orang dan berjumlah gasal,
dipilih dan ditetapkan dalam musyawarah IKKM komisariat
3. Ketua Pengurus komisariat di tetapkan dari dan atas usul anggota Pengurus komisariat
terpilih.
3
4. Anggota Pengurus komisariat terpilih menetapkan sekretaris umum dan diumumkan dalam
forum musyawarah komisariat
5. Pengurus komisariat IKKM dapat menambah anggotanya jika dipandang perlu dengan
mengusulkan kepada Pengurus diatasnya
Pasal 13
Pemilihan Pengurus
1. Anggota Pengurus terdiri atas anggota IKKM
2. Pemilihan dapat dilakukan secara langsung atau formatur
3. Syarat anggota Pengurus IKKM dan cara pemilihan diatur dalam anggaran rumah tangga
Pasal 14
Susunan Kepengurusan
1. Pengurus inti IKKM Jawa Timur sekurang-kurangnya terdiri dari : Ketua, sekretaris,
bendahara dan bidang-bidang.
2. Bidang-bidang dimaksud antara lain : Keislaman dan kemuhammadiyahan, K3, Kaderisasi,
Kesejahteraan anggota, Hukum dan advokasi, Hubungan masyarakat dan kerjasama
lembaga
Pasal 15
Masa Jabatan Pengurus
1. Masa jabatan pengurus IKKM Jawa Timur 3 (tiga) tahun
2. Masa jabatan Ketua IKKM Jawa Timur maksimal 2 (dua) periode berturut-turut

BAB VI
PERMUSYAWARATAN
Pasal 16
Musyawarah Wilayah
1. Musyawarah wilayah ialah permusyawaratan tertinggi dalam IKKM Jawa Timur yang
diselenggarakan oleh dan atas tanggung jawab IKKM wilayah
2. Musyawarah dilaksanakan 1 kali dalam 3 tahun
3. Agenda musyawarah wilayah adalah :
a. Laporan pertanggungjawaban
b. Pemilihan pengurus periode yang akan datang
c. Membahas program kerja
4. Anggota musyawarah wilayah terdiri atas :
a. Pengurus IKKM wilayah
b. Ketua dan sekretaris daerah
c. Ketua dan sekretaris komisariat
5. Acara dan ketentuan lain tentang musyawarah diatur dalam anggaran rumah tangga.
4
Pasal 17
Musyawarah Luar Biasa
1. Musyawarah luar biasa ialah musyawarah darurat disebabkan oleh keadaan yang
membahayakan IKKM dan atau kekosongan kepemimpinan.
2. Musyawarah luar biasa diadakan oleh pengurus wilayah atas keputusan rapat pengurus
wilayah.
3. Anggota musyawarah luar biasa terdiri atas :
a. Pengurus IKKM wilayah
b. Ketua dan sekretaris daerah
c. Ketua dan sekretaris komisariat
4. Ketentuan mengenai musyawarah luar biasa diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
Pasal 18
Musyawarah Daerah
1. Musyawarah daerah ialah permusyawaratan dalam IKKM Jawa Timur di tingkat daerah
yang diselenggarakan oleh dan atas tanggung jawab IKKM daerah
2. Musyawarah dilaksanakan 1 kali dalam 3 tahun
3. Agenda musyawarah daerah adalah :
a. Laporan pertanggungjawaban
b. Pemilihan pengurus periode yang akan datang
c. Membahas program kerja
4. Anggota musyawarah daerah terdiri atas :
a. Pengurus IKKM daerah
b. Ketua dan sekretaris komisariat
c. Dua orang utusan dari IKKM wilayah
5. Acara dan ketentuan lain tentang musyawarah diatur dalam anggaran rumah tangga.
Pasal 19
Musyawarah Komisariat
1. Musyawarah komisariat ialah permusyawaratan dalam IKKM di tingkat komisariat yang
diselenggarakan oleh dan atas tanggung jawab IKKM komisariat
2. Musyawarah dilaksanakan 1 kali dalam 3 tahun
3. Agenda musyawarah komisariat adalah :
a. Laporan pertanggungjawaban
b. Pemilihan pengurus periode yang akan datang
c. Membahas program kerja
4. Anggota musyawarah komisariat terdiri atas :
a. Pengurus IKKM komisariat
b. Seluruh anggota IKKM komisariat
5
c. 2 orang utusan dari IKKM daerah
5. Acara dan ketentuan lain tentang musyawarah diatur dalam anggaran rumah tangga.
Pasal 20
Musyawarah Pengurus
1. Musyawarah pengurus ialah permusyawaratan pengurus dalam IKKM di tingkat wilayah,
daerah, dan komisariat yang berkedudukan di bawah musyawarah pada masing-masing
tingkat.
2. Musyawarah dilaksanakan sekurang-kurangnya sekali dalam satu masa jabatan.
3. Musyawarah pengurus diselenggarakan oleh dan atas tanggung jawab pengurus IKKM
masing-masing tingkat.
4. Agenda musyawarah pengurus adalah :
a. Laporan pelaksanaan kegiatan
b. Masalah yang akan dibahas dalam musyawarah sebagai pembicaraan pendahuluan
c. Masalah mendesak yang tidak dapat ditangguhkan sampai berlangsungnya
musyawarah
d. Usulan-usulan
5. Anggota musyawarah pengurus terdiri atas :
a. Pengurus IKKM di masing-masing tingkat
b. Wakil dari pengurus IKKM setingkat dibawahnya masing-masing 1 orang
6. Acara dan ketentuan lain mengenai musyawarah pengurus diatur dalam Anggaran Rumah
Tangga.
Pasal 21
Keabsahan Musyawarah
Musyawarah tersebut dalam pasal 17 sampai dengan pasal 20 dinyatakan sah apabila dihadiri
oleh dua pertiga anggotanya yang telah diundang secara sah oleh pengurus IKKM di tingkat
masing-masing.
Pasal 22
Keputusan Musyawarah
Keputusan Musyawarah tersebut dalam pasal 17 sampai dengan pasal 20 diusahakan dengan
cara mufakat. Apabila keputusan secara mufakat tidak tercapai maka dilakukan pemungutan
suara dengan suara terbanyak mutlak.

6
BAB VII
RAPAT
Pasal 23
Rapat Pengurus
1. Rapat Pengurus ialah rapat dalam IKKM di tingkat Wilayah dan Daerah yang
diselenggarakan oleh dan atas tanggung jawab pengurus di tingkatnya apabila diperlukan
2. Rapat pengurus membicarakan masalah kebijakan organisasi
3. Ketentuan lain mengenai Rapat Pengurus diatur dalam Anggaran Rumah Tangga
Pasal 24
Rapat Kerja
1. Rapat Kerja ialah rapat yang diadakan untuk membicarakan segala sesuatu yang
menyangkut program dan kegiatan organisasi.
2. Rapat Kerja dibedakan dalam dua jenis yaitu Rapat Kerja Pengurus dan Rapat Kerja
Bidang-bidang.
3. Rapat Kerja Pengurus pada tiap tingkat diadakan sekurang-kurangnya satu kali dalam satu
tahun.
4. Rapat Kerja Bidang-bidang diadakan dua kali dalam satu masa jabatan.
5. Ketentuan mengenai masing-masing jenis Rapat Kerja diatur dalam Anggaran Rumah
Tangga.
Pasal 25
Rapat Anggota Komisariat
1. Rapat anggota komisariat ialah rapat yang dilakukan oleh seluruh anggota IKKM untuk
menampung aspirasi anggota.
2. Rapat anggota komisariat diadakan minimal dua kali dalam satu masa jabatan.
3. Ketentuan mengenai rapat anggota komisariat diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
Pasal 26
Tanfidz
1. Tanfidz adalah pernyataan berlakunya keputusan Musyawarah dan Rapat yang dilakukan
oleh Pengurus IKKM masing-masing tingkat.
2. Keputusan Musyawarah dan Rapat berlaku sejak ditanfidzkan oleh Pengurus IKKM
masing-masing tingkat.
3. Tanfidz keputusan Musyawarah dan Rapat semua tingkat :
a. Bersifat redaksional
b. Mempertimbangkan kemaslahatan
c. Tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga

7
BAB VIII
KEUANGAN DAN KEKAYAAN
Pasal 27
Pengertian
Keuangan dan kekayaan IKKM Jawa Timur adalah semua harta benda yang diperoleh dari
sumber yang sah dan halal serta digunakan untuk kepentingan pelaksanaan amal usaha,
program, dan kegiatan IKKM Jawa Timur.
Pasal 28
Sumber
Keuangan dan kekayaan IKKM Jawa Timur diperoleh dari:
1. Uang Pangkal, Iuran, dan Bantuan
2. Hasil hak milik IKKM Jawa Timur
3. Infaq, Shadaqah, Wakaf, Wasiat, dan Hibah
4. Usaha-usaha perekonomian IKKM Jawa Timur
5. Sumber-sumber lain yang halal
Pasal 29
Pengelolaan dan Pengawasan
Ketentuan mengenai pengelolaan dan pengawasan keuangan dan kekayaan diatur dalam
Anggaran Rumah Tangga.

BAB IX
PERATURAN PERALIHAN
Pasal 30
Anggaran Rumah Tangga
1. Hal-hal yang tidak disebut dalam Anggaran dasar diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
2. Anggaran Rumah Tangga dibuat oleh pengurus IKKM dengan tidak bertentangan dengan
Anggaran Dasar.

BAB X
PEMBUBARAN
Pasal 31
Pembubaran
1. Pembubaran IKKM hanya dapat dilakukan dalam musyawarah luar biasa yang
diselenggarakan khusus untuk keperluan itu atas usul musyawarah wilayah.
2. Musyawarah luar biasa yang membicarakan tentang pembubaran dihadiri sekurang-
kurangnya tiga perempat dari jumlah anggota musyawarah luar biasa.
3. Keputusan pembubaran diambil sekurang-kurangnya tiga perempat dari yang hadir.
8
4. Musyawarah luar biasa memutuskan pihak yang berhak menerima segala hak milik IKKM
setelah IKKM dinyatakan bubar.

BAB XI
PERUBAHAN
Pasal 32
Perubahan Anggaran Dasar
1. Perubahan Anggaran Dasar ditetapkan oleh musyawarah wilayah.
2. Rencana perubahan Anggaran Dasar diusulkan dan harus sudah tercantum dalam acara
musyawarah wilayah.
3. Perubahan Anggaran Dasar dinyatakan sah apabila diputuskan oleh sekurang-kurangnya
dua pertiga dari jumlah anggota musyawarah wilayah yang hadir.

BAB XII
PENUTUP
Pasal 33
Penutup
1. Anggaran Dasar ini berlaku sejak ditetapkan.
2. Anggaran Dasar ini berlaku di seluruh jaringan Amal Usaha Kesehatan Muhammadiyah/
‘Aisyiyah Jawa Timur
3. Setelah Anggaran Dasar ini ditetapkan, Anggaran Dasar sebelumnya dinyatakan tidak
berlaku lagi.

Ditetapkan di : Malang
Pada tanggal : 12 R. Akhir 1435 H
12 Pebruari 2014 M

IKATAN KARYAWAN KESEHATAN MUHAMMADIYAH


(IKKM) WILAYAH JAWA TIMUR

Ketua, Sekretaris,

Ali Wahono, S.PdI, M.MKes Fahtia Nur Rosyida, S.KM


NBM : 817 642 NBM : 862 747

9
ANGGARAN RUMAH TANGGA
IKATAN KARYAWAN KESEHATAN MUHAMMADIYAH (IKKM)
JAWA TIMUR

Pasal 1
Lambang
1. Lambang organisasi berbentuk segi empat berwarna biru dengan gambar bulan sabit
merah, bertuliskan Muhammadiyah dan IKKM berwarna putih.
2. Arti dari lambang tersebut :
a. Warna biru menunjukkan kepercayaan dan kejujuran.
b. Segi empat merupakan ikatan yang utuh, bersatu untuk mencapai tujuan organisasi.
c. Bulan sabit merah adalah lambang pelayanan kesehatan Muhammadiyah.
d. Tulisan putih menunjukkan kesucian.
e. Muhammadiyah menunjukkan bahwa organisasi ini ada dalam lingkup persyarikatan
Muhammadiyah.
f. IKKM menunjukkan nama organisasi.
Pasal 2
Bendera
Bendera organisasi adalah segi empat, berwarna biru, bergambarkan lambang IKKM.
Pasal 3
Bentuk Organisasi
IKKM adalah organisasi karyawan non kedinasan yang bergerak di lingkungan Amal Usaha
Kesehatan Muhammadiyah Jawa Timur.
Pasal 4
Jenis Keanggotaan
Keanggotaan IKKM Jawa Timur terdiri dari :
1. Anggota Biasa
Adalah semua karyawan Amal Usaha Kesehatan Muhammadiyah/ Aisyiyah se Jawa Timur
yang diangkat sesuai dengan aturan kekaryawanan yang berlaku.
2. Anggota Kehormatan
Adalah orang yang dianggap mempunyai jasa terhadap organisasi IKKM Jawa Timur
Pasal 5
Ketentuan Menjadi Anggota
1. Anggota biasa adalah semua karyawan Amal Usaha Kesehatan Muhammadiyah/ Aisyiyah
se Jawa Timur yang diangkat sesuai dengan peraturan maka secara otomatis menjadi
anggota IKKM Jawa Timur.
2. Anggota kehormatan adalah orang yang dianggap mempunyai jasa terhadap organisasi
IKKM Jawa Timur yang diangkat oleh Pengurus Wilayah IKKM Jawa Timur melalui pleno.
10
Pasal 6
Hak Anggota
1. Anggota biasa berhak untuk :
a. Menyatakan pendapat di dalam permusyawaratan.
b. Memilih dan dipilih dalam permusyawaratan.
2. Anggota kehormatan berhak untuk menyatakan pendapat di dalam permusyawaratan.
Pasal 7
Kewajiban Anggota
Setiap anggota berkewajiban :
1. Taat menjalankan ajaran Islam
2. Menjaga nama baik dan setia kepada IKKM, amal usaha, dan persyarikatan
3. Taat pada peraturan IKKM, keputusan musyawarah, dan kebijakan Pengurus
4. Mendukung dan mengindahkan kepentingan IKKM serta melaksanakan usahanya
5. Membayar iuran anggota
6. Membayar infaq
Pasal 8
Berakhirnya Keanggotaan
1. Keanggotaan biasa berakhir apabila :
a. Meninggal dunia
b. Diberhentikan oleh organisasi
2. Keanggota kehormatan berakhir apabila :
a. Meninggal dunia
b. Mengundurkan diri
c. Diberhentikan oleh pleno
Pasal 9
Pemberhentian Keanggotaan
1. Organisasi dapat memberhentikan keanggotaan seseorang dikarenakan :
a. Anggota melakukan tindakan-tindakan dan usaha-usaha yang merugikan nama baik
organisasi
b. Anggota dengan sengaja tidak mematuhi ketentuan-ketentuan yang diatur dalam
Anggaran Dasar/ Anggaran Rumah Tangga dan peraturan-peraturan organisasi
lainnya
2. Organisasi dapat memberhentikan keanggotaan seseorang dengan 2 (dua) tahap :
a. Pemberhentian sementara
b. Pemberhentian tetap

11
Pasal 10
Tata Cara Pemberhentian Keanggotaan
1. Anggota biasa :
a. Pengurus Komisariat mengusulkan pemberhentian anggota kepada Pengurus Daerah
berdasarkan bukti yang dapat dipertanggungjawabkan.
b. Pengurus Daerah meneruskan atau tidak meneruskan usulan pemberhentian anggota
kepada Pengurus Pusat setelah melakukan penelitian dan penilaian.
c. Pengurus Daerah dapat melakukan pemberhentian sementara (skorsing) yang berlaku
paling lama 6 (enam) bulan selama menunggu proses pemberhentian anggota dari
Pengurus Wilayah.
d. Pengurus Wilayah, setelah menerima usulan pemberhentian anggota, memutuskan
memberhentikan atau tidak memberhentikan paling lama 6 (enam) bulan sejak
diusulkan oleh Pengurus Daerah.
e. Pengurus Wilayah membentuk tim yang diserahi tugas mempelajari bukti-bukti atas
usulan yang diajukan. Pengurus Wilayah menetapkan keputusan akhir setelah
mendengar pertimbangan tim.
f. Keputusan pemberhentian tetap diumumkan dalam Berita Resmi IKKM Jawa Timur.
2. Anggota Kehormatan diberhentikan oleh pleno.
Pasal 11
Pembelaan Diri
1. Anggota yang diusulkan pemberhentian keanggotaannya, selama proses pengusulan
berlangsung, dapat mengajukan keberatan kepada Pengurus Komisariat dan Pengurus
Daerah.
2. Setelah keputusan pemberhentian tetap dikeluarkan, yang bersangkutan dapat
mengajukan keberatan kepada Pengurus Wilayah paling lama 6 (enam) bulan sejak
keputusan ditetapkan.
3. Pengurus Wilayah kembali menugaskan tim sebagaimana dimaksud pada ayat e pasal 9
untuk mempelajari keberatan yang diajukan oleh anggota yang diberhentikan. Pengurus
Wilayah menetapkan keputusan akhir setelah mendengar pertimbangan tim.
4. Apabila setelah pembelaan diri tersebut tidak terbukti kesalahannya maka saat itu juga
dikeluarkannya keputusan pemulihan keanggotaan bagi yang bersangkutan.
Pasal 12
Kepengurusan
1. Kepengurusan IKKM Jawa Timur adalah secara kolektif dan merupakan sebuah tim kerja.
2. Tata kerja pengurus IKKM diatur dan disyahkan oleh Pengurus.

12
Pasal 13
Pengurus Wilayah
Pengurus Wilayah bertugas :
1. Menetapkan kebijakan IKKM Jawa Timur berdasarkan keputusan musyawarah wilayah
serta memimpin dan mengendalikan pelaksanaannya.
2. Membuat pedoman kerja dan pembagian wewenang bagi para anggotanya.
3. Membimbing dan meningkatkan kegiatan di tingkat daerah.
4. Membina, membimbing, mengintegrasikan, dan mengkoordinasikan kegiatan bidang-
bidang dibawahnya.
5. Apabila Ketua Umum Pengurus Wilayah yang karena sesuatu hal berhenti dalam
tenggang masa jabatan, maka tugas dan tanggung jawab diambil alih oleh salah seorang
wakil ketua berdasar keputusan rapat pengurus wilayah.
Pasal 14
Pengurus Daerah
Pengurus Daerah bertugas :
1. Menetapkan kebijakan IKKM di tingkat daerah berdasarkan kebijakan pengurus diatasnya,
keputusan musyawarah daerah, dan rapat di tingkat daerah, serta memimpin dan
mengendalikan pelaksanaannya.
2. Membuat pedoman kerja dan pembagian wewenang bagi para anggotanya.
3. Membimbing dan meningkatkan kegiatan di tingkat komisariat.
4. Membina, membimbing, mengintegrasikan, dan mengkoordinasikan kegiatan bidang-
bidang dibawahnya.
5. Apabila Ketua Umum Pengurus Daerah yang karena sesuatu hal berhenti dalam tenggang
masa jabatan, maka tugas dan tanggung jawab diambil alih oleh salah seorang wakil ketua
berdasar keputusan rapat pengurus daerah.
Pasal 15
Pengurus Komisariat
Pengurus Komisariat bertugas :
1. Menetapkan kebijakan IKKM di tingkat komisariat berdasarkan kebijakan pengurus
diatasnya, keputusan musyawarah komisariat, dan rapat di tingkat komisariat, serta
memimpin dan mengendalikan pelaksanaannya.
2. Membuat pedoman kerja dan pembagian wewenang bagi para anggotanya.
3. Membina, membimbing, mengintegrasikan, dan mengkoordinasikan kegiatan bidang-
bidang dibawahnya.
4. Apabila Ketua Umum Pengurus Komisariat yang karena sesuatu hal berhenti dalam
tenggang masa jabatan, maka tugas dan tanggung jawab diambil alih oleh salah seorang
wakil ketua berdasar keputusan rapat pengurus komisariat.
13
Pasal 16
Pembidangan Tugas Pengurus
1. Guna lebih memudahkan kerja organisasi maka dibentuk bidang yang disesuaikan dengan
peran, fungsi, dan kebutuhan organisasi berdasarkan ketetapan pengurus.
2. Ketua bertangggung jawab ke dalam maupun ke luar atas segala masalah yang dihadapi
oleh organisasi, memimpin rapat-rapat pengurus serta mengkoordinir semua bidang-bidang
organisasi.
3. Sekretaris bertanggung jawab terhadap kesekretriatan, terlaksananya program, kebijakan
organisasi dan urusan rumah tangga organisasi.
4. Koordinator bidang bertanggung jawab dalam bidangnya sesuai dengan ketentuan.
5. Koordinator bidang bertanggung jawab untuk mengkoordinasi kegiatan dalam organisasi.
6. Pembagian tugas para anggota pengurus lainnya,ditetapkan oleh pengurus.
Pasal 17
Pemilihan Pengurus
1. Syarat anggota pengurus IKKM :
a. Taat beribadah dan mengamalkan ajaran Islam
b. Setia dan taat pada prinsip-prinsip dasar perjuangan dan garis kebijakan IKKM
c. Dapat menjadi teladan
d. Memiliki kecakapan dan berkemampuan menjalankan tugasnya
e. Telah menjadi anggota IKKM Jawa Timur sekurang-kurangnya satu tahun dan
berpengalaman dalam kepemimpinan
f. Tidak merangkap jabatan dengan pimpinan organisasi politik dan pimpinan organisasi
sejenis
g. Pengurus inti di tingkat komisariat tidak boleh merangkap sebagai pejabat struktural di
amal usaha kesehatan Muhammadiyah/ ‘Aisyiyah
h. Penyimpangan dari ketentuan ayat (1) butir e, f, dan g pasal ini hanya dapat dilakukan
atas keputusan pengurus wilayah.
2. Pengurus IKKM dipilih dalam musyawarah masing-masing tingkat dan dapat dilakukan
secara langsung atau formatur berdasar keputusan musyawarah.
3. Pelaksanaan pemilihan pengurus dilakukan oleh Panitia Pemilihan dengan ketentuan:
a. Panitia Pemilihan Pengurus ditetapkan atas usul Pimpinan IKKM di masing-masing
tingkatan
b. Panitia Pemilihan diangkat untuk satu kali pemilihan
4. Pelaksanaan pemilihan pengurus diatur dalam Peraturan Tata Tertib Pemilihan Pengurus.

14
Pasal 18
Penggantian Pengurus
1. Pengurus IKKM dapat mengadakan penggantian pengurus bilamana terjadi kekosongan
jabatan.
2. Penggantian pengurus dapat dilakukan melalui rapat pleno pengurus dan keputusannya
disyahkan oleh pengurus.
Pasal 19
Musyawarah Luar Biasa
1. Musyawarah luar biasa diadakan berdasarkan keputusan musyawarah wilayah atas usul
pimpinan wilayah atau dua pertiga pimpinan daerah.
2. Undangan dan acara musyawarah luar biasa dikirim kepada anggota musyawarah luar
biasa selambat-lambatnya satu bulan sebelum musyawarah luar biasa berlangsung.
3. Musyawarah luar biasa dihadiri oleh sekurang-kurangnya dua pertiga dari anggota
musyawarah luar biasa dan keputusannya diambil sekurang-kurangnya dua pertiga dari
yang hadir.
4. Keputusan musyawarah luar biasa harus sudah ditanfidzkan selambat-lambatnya satu
bulan sesudah musyawarah luar biasa.
5. Pertemuan dan atau kegiatan lain yang diselenggarakan bersamaan waktu musyawarah
luar biasa diatur oleh penyelenggara.
Pasal 20
Musyawarah Wilayah
1. Ketentuan tentang pelaksanaan tata-tertib, dan susunan acara musyawarah wilayah
ditetapkan oleh pengurus wilayah.
2. Undangan dan acara musyawarah wilayah dikirim kepada anggota musyawarah wilayah
selambat-lambatnya satu bulan sebelum musyawarah wilayah berlangsung.
3. Pengurus wilayah berhak untuk mengundang pihak lain diluar anggota musyawarah
wilayah jika diperlukan dan disebut undangan khusus.
4. Anggota musyawarah wilayah berhak menyatakan pendapat, memilih, dan dipilih.
Undangan khusus tidak berhak memilih, dan dipilih.
5. Keputusan musyawarah wilayah harus sudah ditanfidzkan selambat-lambatnya satu bulan
sesudah musyawarah wilayah.
6. Pertemuan dan atau kegiatan lain yang diselenggarakan bersamaan waktu musyawarah
wilayah diatur oleh penyelenggara.
Pasal 21
Musyawarah Daerah
1. Ketentuan tentang pelaksanaan tata-tertib, dan susunan acara musyawarah daerah
ditetapkan oleh pengurus daerah.
2. Undangan dan acara musyawarah daerah dikirim kepada anggota musyawarah daerah
selambat-lambatnya satu bulan sebelum musyawarah daerah berlangsung.
15
3. Pengurus daerah berhak untuk mengundang pihak lain diluar anggota musyawarah daerah
jika diperlukan dan disebut undangan khusus.
4. Anggota musyawarah daerah berhak menyatakan pendapat, memilih, dan dipilih.
Undangan khusus tidak berhak memilih, dan dipilih.
5. Keputusan musyawarah daerah harus sudah dilaporkan kepada pengurus wilayah
selambat-lambatnya satu bulan sesudah musyawarah daerah. Apabila dalam waktu satu
bulan sesudah laporan dikirim tidak ada keterangan atau keberatan dari pengurus wilayah,
maka keputusan musyawarah daerah dapat ditanfidzkan oleh pengurus daerah.
6. Pertemuan dan atau kegiatan lain yang diselenggarakan bersamaan waktu musyawarah
daerah diatur oleh penyelenggara.
Pasal 22
Musyawarah Komisariat
1. Ketentuan tentang pelaksanaan tata-tertib, dan susunan acara musyawarah komisariat
ditetapkan oleh pengurus komisariat.
2. Undangan dan acara musyawarah daerah dikirim kepada anggota musyawarah komisariat
selambat-lambatnya satu bulan sebelum musyawarah komisariat berlangsung.
3. Pengurus komisariat berhak untuk mengundang pihak lain diluar anggota musyawarah
komisariat jika diperlukan dan disebut undangan khusus.
4. Anggota musyawarah komisariat berhak menyatakan pendapat, memilih, dan dipilih.
Undangan khusus tidak berhak memilih, dan dipilih.
5. Keputusan musyawarah komisariat harus sudah dilaporkan kepada pengurus wilayah
selambat-lambatnya satu bulan sesudah musyawarah komisariat. Apabila dalam waktu 15
hari sesudah laporan dikirim tidak ada keterangan atau keberatan dari pengurus daerah,
maka keputusan musyawarah komisariat dapat ditanfidzkan oleh pengurus komisariat.
6. Pertemuan dan atau kegiatan lain yang diselenggarakan bersamaan waktu musyawarah
komisariat diatur oleh penyelenggara.
Pasal 23
Musyawarah Pengurus
1. Ketentuan tentang pelaksanaan tata-tertib, dan susunan acara musyawarah pengurus
ditetapkan oleh pengurus masing-masing tingkat.
2. Undangan dan acara musyawarah daerah dikirim kepada anggota musyawarah pengurus
selambat-lambatnya :
a. Tingkat Wilayah atau Daerah, satu bulan,
b. Tingkat Komisariat, 15 hari,
sebelum musyawarah pengurus berlangsung.
3. Pengurus berhak untuk mengundang pihak lain diluar anggota musyawarah pengurus jika
diperlukan dan disebut undangan khusus.
16
4. Anggota musyawarah pengurus berhak menyatakan pendapat, memilih, dan dipilih.
Undangan khusus tidak berhak memilih, dan dipilih.
5. Keputusan musyawarah pengurus mulai berlaku setelah ditanfidzkan oleh pengurus
penyelenggara musyawarah harus sampai diubah atau dibatalkan oleh keputusan
musyawarah wilayah/ daerah/ cabang/ ranting, selambat-lambatnya satu bulan sesudah
musyawarah pengurus berlangsung.
Pasal 24
Kuorum
1. Permusyawaratan dianggap telah memenuhi quorum jika telah dihadiri oleh setengah lebih
dari jumlah anggota permusyawaratan.
2. Apabila anggota musyawarah tidak memenuhi quorum, maka musyawarah ditunda selama
satu jam dan setelah itu dapat dibuka kembali. Apabila anggota musyawarah belum juga
memenuhi quorum, maka musyawarah ditunda lagi selama satu jam dan setelah itu dapat
dibuka serta dinyatakan sah tanpa memperhitungkan jumlah kehadiran anggota
musyawarah.
Pasal 25
Pengambilan Keputusan
1. Setiap keputusan diusahakan diambil melalui musyawarah untuk mencapai mufakat.
2. Apabila tidak berhasil, keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak.
3. Khusus untuk pembubaran organisasi harus disetujui sekurang-kurangnya 2/3 (dua per
tiga) dari jumlah organisasi.
Pasal 26
Rapat Pengurus
1. Rapat pengurus sebagaimana dimaksud pada pasal 23 Anggaran Dasar dihadiri oleh :
a. Pengurus di tingkat penyelenggara
b. Ketua dan sekretaris pengurus setingkat di bawah penyelenggara
2. Ketentuan pelaksanaan dan acara rapat pengurus ditentukan oleh pengurus IKKM
masing-masing tingkat.
3. Keputusan rapat pengurus mulai berlaku setelah ditanfidzkan oleh pengurus IKKM
penyelenggara rapat pengurus.
Pasal 27
Rapat Kerja Pengurus
1. Rapat kerja pengurus ialah rapat yang diselenggarakan oleh dan atas tanggungjawab serta
dipimpin oleh pengurus IKKM di masing-masing tingkat, untuk membahas pelaksanaan
program dan mendistribusikan tugas kepada bidang-bidang.
2. Rapat kerja pengurus dihadiri oleh :
a. Pengurus inti yaitu ketua, sekretaris, bendahara, di tingkat penyelenggara
17
b. Ketua atau wakil dari masing-masing bidang di tingkat penyelenggara
3. Keputusan rapat kerja pengurus mulai berlaku setelah ditanfidzkan oleh pengurus IKKM
yang bersangkutan.
Pasal 28
Rapat Kerja Bidang
1. Rapat kerja bidang ialah rapat yang diselenggarakan oleh dan atas tanggungjawab serta
dipimpin oleh ketua bidang pada setiap tingkatan untuk membahas penyelenggaraan
program sesuai pembagian tugas yang ditetapkan oleh pengurus IKKM.
2. Rapat kerja bidang dihadiri oleh :
a. Anggota pengurus masing-masing bidang di tingkat penyelenggara
b. Wakil anggota pengurus masing-masing bidang setingkat dibawah penyelenggara
c. Undangan
3. Keputusan rapat kerja bidang mulai berlaku setelah ditanfidzkan oleh pengurus IKKM yang
bersangkutan.
Pasal 29
Rapat Anggota Komisariat
1. Rapat anggota komisariat ialah rapat yang diselenggarakan oleh dan atas tanggungjawab
serta dipimpin oleh pengurus IKKM komisariat untuk menampung aspirasi anggota.
2. Rapat anggota komisariat dihadiri oleh :
a. Seluruh anggota di tingkat komisariat
b. Pengurus komisariat
c. Wakil dari pengurus daerah
d. Undangan
3. Hasil dari rapat anggota komisariat akan diteruskan pada rapat kerja bidang dan atau rapat
kerja pengurus sebagai masukan.
Pasal 30
Iuran Anggota
Besarnya iuran anggota adalah Rp.10.000,00 (sepuluh ribu rupiah) tiap bulan dengan
pembagian :
1. Komisariat sebesar 75%
2. Daerah sebesar 15%
3. Wilayah sebesar 10%
Pasal 31
Pengelolaan Keuangan
1. Bendahara bertanggung jawab atas penerimaan, pengelolaan, dan pelaporan keuangan
organisasi
2. Administrasi keuangan harus jelas, terbuka dan dapat dipertanggung jawabkan.
18
3. Iuran anggota digunakan untuk keperluan silaturahim dan keperluan organisasi lain bila
memungkinkan.
Pasal 32
Laporan
Laporan terdiri dari:
1. Laporan pertanggungjawaban dibuat oleh pengurus IKKM serta masing-masing bidang dan
disampaikan pada musyawarah pengurus dan musyawarah masing-masing tingkat.
2. Laporan tahunan tentang perkembangan IKKM dibuat oleh masing-masing pengurus dan
disampaikan kepada pengurus setingkat diatasnya untuk dipelajari dan ditindaklanjuti.
Pasal 33
Ketentuan Lain-lain
1. IKKM menggunakan Tahun Takwim dimulai tanggal 1 Januari dan berakhir tanggal 31
Desember.
2. Surat-surat resmi IKKM menggunakan tanggal Hijriyah dan Miladiyah.
3. Surat resmi IKKM ditandatangani ketua bersama sekretaris di masing-masing tingkat.
4. Surat resmi mengenai masalah keuangan ditandatangani oleh ketua bersama bendahara.
5. Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ditetapkan oleh pengurus
wilayah.
Pasal 34
Penutup
1. Anggaran Rumah Tangga ini mulai berlaku sejak ditetapkan.
2. Anggaran Rumah Tangga ini berlaku di seluruh jaringan Amal Usaha Kesehatan
Muhammadiyah/ ‘Aisyiyah Jawa Timur
3. Setelah Anggaran Rumah Tangga ini ditetapkan, Anggaran Rumah Tangga sebelumnya
dinyatakan tidak berlaku lagi.
Ditetapkan di : Malang
Pada tanggal : 12 R. Akhir 1435 H
12 Pebruari 2014 M

IKATAN KARYAWAN KESEHATAN MUHAMMADIYAH


(IKKM) WILAYAH JAWA TIMUR

Ketua, Sekretaris,

Ali Wahono, S.PdI, M.MKes Fahtia Nur Rosyida, S.KM, M.Kes


NBM : 817 642 NBM : 862 747

19

Anda mungkin juga menyukai