Anda di halaman 1dari 8

KUMPULAN PERATI]RAN

YANG DITERBITKAN PADA 06 JUNI 2OI5

1. Peraturan Majelis Tarjih dan Tajdid (0I/PRNll.0lBl20l5)


2. Peraturan Majelis Tabligh (02/PRN/I.0/B/201 5)
3. Peraturan Majelis Pendidikan Kader (O3/PRN/I .0 lBl20l 5)
4. Peraturan Majelis Pelayanan Sosial (04/PRN/I.01812015)
5. Peraturan Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan (05/PRN/I.0lB/2015)
6. Peraturan Majelis Wakaf dan Kehartabendaan (06/PRNA.0/B/2015)
7. P eraturan Majelis Pemberdayaan Masyarakat (07IPRN/I.0/B/20 I 5)
8. Peraturan Majelis Hukum dan Hak Asasi Manusia (08/PRN/I.0/B/2015)
9. Peraturan Maj el is Lin gkun gan Hidup (09/PRN 11.0 lB I 20 I 5)
10. Peraturan Majelis Pustaka dan Informasi (10/PRN/I.0/B/2015)
11. Peraturan Lembaga Pengembangan Cabang dan Ranting (l l/PRN/I.0iBl2015)
12. Peraturan Lembaga Pembina dan Pengawas Keuangan (12IPRN/I.0/B/2015)
I 3. Peraturan Lembaga Penelitian dan Pengembangan ( I 3/PRN/I .0 lB 120 1 5)
14. Peraturan Lembaga Penanggulangan Bencana ( 14/PRN/I.0/B/2015)
I 5. Peraturan Lembaga Zakat, lnfaq, dan Shadaqah ( I 5IPRN/I.0/B/20 I 5)
16. Peraturan Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (l6iPRNfi.AE,DOls)
17. Peraturan Lembaga Seni Budaya dan Olahraga (17iPRN/L0iBl2015)
18. Peraturan Lembaga I-h.rbungan & Kerjasama lnternasional (18/PRN/I.0/B/2015)
19. Peraturan Majelis Pembina Kesehatan Umum (19/PRNn.0/Bl20l5)
# u".dr.a

FryrS
-

PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

PERATURAN PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH


NOMOR I 9,PRN/r.0,ts/201 5
TENTANG
MAJELIS PEMBINA KESEHATAN UMUM

BISMILLAAHIRRAHMAAMRRAHIIM

PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH:

Menimbang a. bahwa Surat Keputusan pimpinan pusat Muhammadiyah nomor


87 IKEP lI.0 lB/201 1 tentang pedoman Majelis panbina Kesehatan
Umum perlu disesuaikan dengan ea,idah pimpinan pusat
Muhammadiyah Nomor 0l/eDH/I.0/B/2013 tenrang Unsur
Pembantu Pimpinaa persyarikatan;
b. lahwa Surat Keputusan pimpinan pusat Muhammadiyah nomor
87 /KEP lI.0 lB/201 1 tentang pedoman Majelis pembina
Kesehatan
Umum perlu disesuaikan dengan Surat Keputusan pimpinan pusat
Muhammadiyah nomor 264/y,Epll.O/B/2012 tentang )enis, Tata
Urutan, dan Muatan peraturan dalam Muhammadiyah;

Mengingat : l. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah;


2. Qoidah Pimpinan pusat Muhimmadiyah - nomor
01/QDWl.0iBi20l3 tentang Unsur pembantu pimpinan
Persyarikatan;
3. Surat Keputusan Pimpinan pusat Muhammadiyah nomor
l58lKEPll.0/B,12012 tentang pedoman dan Tata Keda pimpinan
Pusat Muhammadiyah Masa Jabatan 2010-201 5;
4 I9pg1p* Pimpinan pusat Muhammadiyah nomor
264lKEPl1.0/ Bl20l2 tentang Jenis, Tata Urutan dan Muatan
Peraturan dalam Muhammadiyah;

Berdasar : Pembahasan dan keputusan rapat pimpinan pusat Muhammadiyah


tanggal29 Mei 2015 di Yogyakarta;

MEMUTUSI(AN:

Menetapkan : PERATURAN PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH TENTANG


MA.IELIS PEMBINA KESEHATAN UMUM-

BAB I
KETENTUANUMUM

Pasal I
Pengertian Umum

Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan:


1. Persyarikatan adalah Muhammadiyah.
2. Pimpinan Persyarikatan sesuai dengan tingkatannya adalah Pimpinan Pusat Muhammadiyah,
Pimpinan Wilayah Muhammadiyah, Pimpinan Daerah Muhammadiyah, dan pimpinan
Cabang Muhammadiyah.
3. Majelis Pembina Kesehatan umum, selanjutnya disebut Majelis, adalah unsur pembantu
Pimpinan Persyarikatan yang diserahi tugas sebagai penyeleng-ga*'amut *ut
a-p-gam, dan
kegiatan pokok dalam bidang kesehatan, seruai d"ng- kebljakan pi-piran'Ferivarikatan
masing-masing tingkat.
4. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik seoara fisik, mentar, spritual maupun sosial yang
, memungkinkan setiap orang untuk hidup produktifsecara sosial dan ekonomis.
5. Amal Usaha adarah bentuk usaha bidang kesehatan yang d embagakan dan
pengorganisasiannya diatur dengan ketentuan tersendiri dalam rangfa pelakanin
program
M uhammadiyah.
6. Program adalah bentuk usaha bidang kesehatan, berupa tindakan yang direncanakaq disusun
dan dilaksanakan oleh Majelis secara berkesinambungan untuk jangft-" *rk"
tertenL dalam
rangka pelaksanaan program Muhammadiyah.
7. Kegiatan adalah bentuk usaha bidang kesehatan, berupa tindakan di masyarakat, meliputi
^ 3ltihtas dalam rangka pelaksanaan program Muhamma&yah.
S Keuangan dan kekayaan adalah seluruh harta benda yang aimitlti dan diperoleh dari sumber
yang sah dan halal serta digunakan untuk kepentingan penyelenggaraan amal
usah4
pelaksanaan program dan kegiatan persyarikatan yang aikitota
^
9 ot"r, rraajiir.
adalah pengarahan, pengkoordinasian dan pengembangari yang dilakukan oleh
l.embrnaal
Pimpinan Persyarikatan terhadap Majelis.
10. Pengawasan adalah pemeriksaan dan pengendalian yang
dilakukan oleh pimpinan
Persyarikatan terhadap Majelis dalam menyelenggarakr" i.a usaha, program dan kegiatan
serta mengelola keuangan dan kekayaan.
11. Penghargaan adalah pemberian penghormatan yang dilakukan
oleh pimpinan persyarikatan
terhadap Majelis yang berprestasi.
12. Sanksi adalah tindakan administratif dan/atau yuridis, dilakukan
oleh pimpinan persyarikatan
terhadap Majelis, institusi dan/atau perorangan, yang menyalahi peraturan yang berlaku.

KEDUDUKAN Sff #u*u*-**


Pasal 2
Kedudukan dan Pembentukan

(1) Majelis berkedudukan di tingkat pusat, wilayah, daerah, dan cabang.


(2) Majelis dibentuk oleh Pimpinan Persyarikatan masing-masing tingkat berdasar kebutuhan.

FLrNGSr, rucoTBit, wEwENANG

Pasal 3
Fungsi

Majelis berfungsi sebagai pembantu Pimpinan Persyarikatan dalam menyelenggarakan tugas


pokok Persyarikatan bidang kesehatan, meliputi:
1. Pembinaan faham agama dan ideologi Muhammadiyah di lingkungan Majelis.
2. Perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian dan pengawasan atas pengelolaan amal
usaha, program, dan kegiatan.
3. Peningkatan kualitas dan kuanfitas sumberdaya manusia.
4. Pengembangan kualitas dan kuantitas amal usaha, program dan kegiatan.
5. Peningkatan kesadaran dan kemampuan warga Muhammadiyah dan masyarakat untuk
berperan serta dalam bidang kesehatan.
6. Penelitian dan pengembangan bidang kesehatan.
7. Penyampaian masukan kepada Pimpinan Persyarikatan sebagai bahan pertimbangan dalam
penetapan kebijakan bidang kesehatan.
Pasal 4
Tugas

(1) Majelis bertugas menyelenggarakan amal usaha, program, dan kegiatan pokok dalam bidang
kesehatan sesuai dengan kebijakan pimpinan Persyarikatan.
(2) Majelis fingkat pusat bertugas mengatur:
a. pelaksanaan pasal 3;
b. pendirian dan pembubaran amal usaha;
c. pengangkatan dan pemberhentian Badan Pembina Harian amal usaha kesehatan yang
berbentuk Rumah Sakit;
d pengangkatan dan pemberhentian karyawan amal usaha;
e. pengelolaan keuangan dan kekayaan amal usaha;
f. penyusunan dan pengesahan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja amal usaha;
g. pelaporan amal usaha.
(3) Majelis tingkat wilayah sampai dengan cabang bertugas melaksanakan aturan dari Majelis
tingkat pusat.

Pasal 5
Wewenang

(1) Majelis tingkat pusat berwenang menetapkan Ketentuan Majelis tentang:


a- pelaksanaan pasal 3;
b. pendirian dan pembubaran amal usaha, dengan aturan:
1) pendirian amal usaha ditetapkan Pimpinan persyarikatan masing-masing tingkat.
2) pembubaran amal usaha ditetapkan pimpinan wilayah, kecuali amal usaha bidang
kesehatan yang langsung di bawah Pimpinan pusat Muhammadiyah;
c. pengusulan pengangkatan dan pemberhentian Badan pembina Harian amal usaha
kesehatan yang berbentuk Rumah sakit, dengan aturan penetapannya dilakukan oleh
Pimpinan Persyarikatan masing-masing tingkat atas usulan Majelis, kecuali amal usaha
bidang kesehatan yang langsung di bawah Pimpinan Pusat Muhammadiyah;
d. pengusulan pengangkatan dan pemberhentian Direktur/Kepala dan Wakil
Direktur/Kepala amal usaha bidang kesehatan kepada pimpinan persyarikatan
penyelenggara, kecuali amal usaha bidang kesehatan yang langsung di bawah pimpinan
Pusat Muhammadiyah;
e. pengusulan sebagaimana dimaksud pada huruf c dan d harus merupakan keputusan Rapat
Pleno Majelis;
f pengangkatan dan pemberhentian karyawan, dengan aturan penetapannya dilakukan oleh
Badan Pembina Harian amal usaha kesehatan yang berbentuk Rumah Sakit, kecuali amal
usaha bidang kesehatan yang langsung di bawah Pimpinan Pusat Muhammadiyah;
g. pengelolaan keuangan dan kekayaan amal usaha;
h. peny.usunan dan pengesahan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja amal usaha;
i. pelaporan amal usaha.
(2) Majelis tingkat wilayah sampai dengan cabang berwenang menyelenggarakan amal usah4
program, dan kegiatan sebagaimana diatur pada Pasal 5 ayat (1).

BAB IV
HUBUNGAN DAN TATA KERJA

Pasal 6
Hubungan

(1) Majelis mengadakan hubungan vertikal dalam penyelenggaraan amal usaha, pro$am, dan
kegiatan Persyarikatan di bidang kesehatan dengan pemberitahuan baik kepda Pimpinan
Persyarikatan setingkat maupun yang dituju. Dalam hal hubungan dengan Pimpinan
Persyarikatan dilalrukan dengan persetujuan dan atas nama Pimpinan Persyarikatan setingkat.
(2) Majelis mengadakan hubungan horizontal dengan Majelis dan Lembaga lain serta Organisasi
Otonom, dengan pemberitahuan kepada Pimpinan Persyarikatan.
(3) Maje,lis dengan persetujuan Pimpinan persyarikatan dapat mengadakan hubungaa dengan
Amal usaha Majelis lain dalam pelaksanaan program dan kegiatan yung r*4dilakukan
dengan pemberitahuan sebelumnya kepada Majelis yang membawahi amat usaha tersebut
dan Pimpinan Persyarikatannya.
(4) Majelis dapat mengadakan hubungan dan ke{asama dengan pihak lain di luar persyarikatan,
dengan {rrsetujuan Pimpinan Persyarikatan setingkat. Dalam hal hub,ngan dan le4asama
dengan pihak luar negeri, diatur oleh pimpinan pusat Muhammadiyah.

Pasal 7
Tata Kerja

Majelis menyusun Tata Ke{a dengan menerapkan prinsip.prinsip amanah, adil, transparan,
akuntabel, dan partisipatif berdasarkan peraturan persyarikatan.

BAB V
PIMPINAN

Pasal 8
Persyaratan

(1) Syarat Pimpinan Majelis:


a. taat beribadah dan mengamalkan ajaran Islam;
b. setia pada prinsipprinsip rlasar pe{uangan Muhammadiyah;
c. dapat menjadi teladan dalam Muhammadiyah;
d. taat pada garis kebijakan pimpinan Muhammadiyah;
e. memiliki kecakapan dan berkemampuan menjalankan tugasnya;
f. telah menjadi anggota Muhammadiyah sekurang-kurangnya satu tahun dar/atau
dalam kepemimpinan di ringkungan Muharnmadiyah bagi pimpinan
!9+"1sau*-
Majelistingkat Daerah, Wilayah dan Pusat;
g. tidak merangkap jabatan pimpinan penyarikatan dan amal usahany4 baik vertikat
maupun horizontal;
h. tidak merangkap jabatan dengan pimpinan organisasi politik dan pimpinan organisasi
lain yang amal usahanya sama dengan Muhammadiyah di semua tingtat;'
(2) Penyimpangan dari ketenhran pasal 8 ayat (l) huruf f, g, dan h tranya-aapat dilakukan
atas
keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

Pasal 9
Susunan

Susunan Pimpinan Majelis terdiri atas:


l. Ketua dan Wakil Ketua.
2. Seketaris dan Wakil Seketaris.
3. Bendahara dan Wakil Bendahara.
4. Ketua dan Anggota Bidang yang diperlukan.
Pasal 10
Penetapan

(1) Penetapan susunan dan personalia Pimpinan Majelis dilakukan oleh Pimpinan Persyarikatan
masing-masing tingkat.
(2) Masa jabatan Pimpinan Majelis sama dengan masa jabatan Pimpinan Persyarikatan.
(3) Jabatan Ketua Majelis tingkat pusat, wilayah, dan daerah dapat dijabat oleh orang yang sama
paling banyak dua kali masajabatan berturut-turut.
(4) Perubahan personalia Pimpinan Majelis dapat dilakukan dalam tenggang masa jabatan oleh
Pimpinan Persyarikatan masing-masing tingkat
(5) Tugas Pimpinan Majelis berakhir pada waktu dilakukan serah terima jabatan dengan
Pimpinan baru.
(6) Penyimpangan dari ketentuan pasal l0 ayat (3) dapat dilakukan oleh Pimpinan Persyarikatan
masing-masing tingkat dengan persetujuan Pimpinan Persyarikatan setingkat di atasnya.

BABVI
RAPAT

Pasal 1 I
Rapat Pimpinan Majelis

(1) Rapat Pimpinan Majelis adalah rapat yang membahas pelaksanaan kebijakan dan program
Persyarikatan yang berkaitan dengan tugas Majelis.
(2) Rapat Pimpinan Majelis terdiri atas:
a. Rapat Harian;
b. Rapat Bidang;
c. Rapat Pleno.
Pasal 12
Rapat Ke{a Majelis

(1) Rapat Ke{a Majelis adalah rapat yang membahas tindak lanjut pelaksanaan kebijakan dan
program Persyarikatan yang berkaitan dengan tugas Majelis.
(2) Rapat Ke{a Majelis dihadiri oleh:
a. pada tingkat pusat:
1) wakil Pimpinan Pusat Muhammadiyah;
2) anggota Majelis tingkat pusat;
3) wakil Majelis tingkat wilayah;
4) wakil Pimpinan Organisasi Otonom tingkat pusat;
5) undangan.
b. pada tingkat wilayah:
1) wakil Pimpinan Wilayah Muhammadiyah;
2) anggota Nlajelis tingkat wilayah;
3) wakil Majelis tingkat daerah;
4) wakil Pimpinan Organisasi Otonom tingkat wilayah;
5) undangan.
c. pada tingkat daerah:
1) wakil Pimpinan Daerah Muhammadiyah;
2) anggota Majelis tingkat daerah;
3) wakil Majelis tingkat cabang;
4) wakil Pimpinan Organisasi Otonom tingkat daerah;
5) undangan.
d. pada tingkat cabang :

1) wakil Pimpinan Cabang Muhammadiyah;


2) anggota Majelis tingkat cabang;
3) wakil Majelis tingkat ranting,
4) wakil Pimpinan Organisasi Otonom tingkat cabang;
5) undangan.
(3) Keputusan Rapat Ke{a Majelis mulai berlaku setelah ditanfidz oleh Pimpinan Penyarikatan
setingkat.

Pasal 13
Rapat Koordinasi

(1) Rapat Koordinasi adalah rapat yang mengkoordinasikan tindak lanjut pelaksanaan kebijakan
dan program Persyarikatan yang berkaitan dengan tugas Majelis.
(2) Rapat Koordinasi dihadiri oleh unsur terkait sesuai bidang tugas dan kepentingan sp31
Majelis.
BAB \rII
KEUANGANDANKEKAYAAN

Pasal 14
Keuangan

(l) Pembiayaan Majelis menjadi tanggung jawab pimpinan persyarikatan masing-masing


tingkat.
(2) Majelis dapat menyelenggarakan usaha dan/atau administrasi keuangan sendiri atas
persetujuan dan dalam koordinasi Pimpinan persyarikatan masing-masing tingkat.
(3) Majelis menyusun Rencana Anggaan pendapatan dan Belanjiuntuk aaj"tar., kepada dan
disahkan oleh Pimpinan Persyarikatan masing-masing tingkat.
(4) Pimpinan Persyarikatan masing-masing tingkat melakukan pengawasan atas pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja yang dilakukan oleh Majelis.

Pasal 15
Kekayaan

(1) Kekayaan Majelis secara hukum milik pimpinan pusat Muhammadiyah.


(2) Pengelolaan dan pemanfaatan kekayaan dapat dilakukan oleh Majelis sesuai dengan
ketentuan dan/atau kebijakan Pimpinan Persyarikatan.
(3) Pemindahan hak atas kekayaan berupa benda bergerak dilakukan oleh pimpinan
Persyarikatan masing-masing tingkat atas pelimpahan wewen:rng dari pimpinan pusat,
sedang untuk benda tidak b€rgerak dilakukan atas izin pimpinan pusat tu"nammiayan

BAB VIII
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pasal 16
Pembinaan dan Pengawasan

Pembinaan dan pengawasan Majelis dalam bidang faham agama, ideologi, penyelenggaraan
amal usaha, progam, kegiatan, dan pengelolaan keuangan dan kekayaan- diiatutii oleh
.
Pimpinan Persyarikatan.

BABrx
LAPORAN

Pasal 17 :

Laporan

(l).Majetis wajib membuat laporan pelaksanaan tugas pokok disertai laporan keuangan dan
kekayaan kepada Pimpinan Persyarikatan.
(2).Laporan Majelis terdiri atas Laporan Akhir Masa Jabatan, laporan Tahunan, Laporan
Insidental, dan Laporan Khusus.

BABX
PENGHARGAAN DAN SANKSI

Pasal 18
Penghargaan dan Sanksi

Penghargaan dan sanksi terhadap Majelis dilakukan oleh Pimpinan Persyarikatan


BAB)(I
KETENTUAN PERALIIIAN

Pasal 19
Ketentuan Peralihan

segala peraturan tentang Majelis yang selama ini berlaku


harus disesuaikan dengan peraturan
I.

BABXII
PENUTUP

Pasal 20
penutup

(l)Pada saat Peraturan mr.rlai berlak., surat Keputusan pimpinan pusat


Muhammadiyah nomor
87lKEP/t.o/B/20il rertanggar 28 Jumadilawal 1432 H bertepatan d"rg*
pembina
0, M;ilorr vr
Pedoman Majeris
_^. lentang Kesehatan umum dicabut dan
(2) Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
dinyadt* tiar[ u*r"u

Ditetapkan di : Yogyakarta
Pada tanggal : 19 Syakban 1436 H
06 Juni 2015 M

KetuaUmum, ris Umum-


Ar-+
6f. Dr. H. M. Din Syarnpuddin-
Dsarr6-, M Ag.
608658

Anda mungkin juga menyukai