Anda di halaman 1dari 2

STEFANUS CALVIN GUNAWAN

11.2020.1.00847

Geologi sejarah menggunakan prinsip-prinsip geologi untuk merekonstruksi dan memahami


sejarah bumi. Bidang ini berfokus pada proses-proses geologi yang mengubah permukaan
dan bawah permukaan bumi, dan penggunaan stratigrafi, geologi struktur, serta paleontologi
untuk menjelaskan urutan kejadian tersebut. Bidang ini juga berfokus pada evolusi tumbuhan
dan binatang selama periode waktu berbeda dalam skala waktu geologi. Penemuan radioaktif
dan perkembangan berbagai metode penentuan umur radiometrik pada paruh pertama abad
ke-20 telah membawa arti penting untuk mendapatkan umur absolut dari umur relatif dalam
sejarah geologi.

Endapan Rawa (Tanah Lempung): terdiri dari campuran silikon, oksigen, dan alumunium
dalam jumlah tertentu, sehingga menghasilkan tanah yang lembek, mudah dibentuk, mudah
ditekan, tidak kenyal dan kaku.
Pembentukan sama dengan proses endapan bauksit yaitu terbentuk dari batuan Zenith.
Lempung residual terdapat sebagai lempung berwarna putih atau disebut kaolin.
Tanah lempung jenis ini akan tetap berwarna putih apabila dibakar dan lempung akan
menjadi merah jika sesudah dibakar.
Dalam proses ini disebabkan karena proses endapan saat terjadi proses pengendapan bahan
galian dimana tanah lempung yang konsentrasi tinggi akan menghasilkan kaolin dalam
jumlah yang besar.

Proses Aluvium: diendapkan batupasir lempung berunur Plio-Plistosen yang di dalamnya


banyak mengandung fosil Moluska yang mencirikan endapan laut dangkal. Pada saat
pegunungan mengalami pelapukan, erosi dan transportasi, sehingga bahan rombakannya
diendapkan diatas batupasir lempung kaya akan Moluska inilah awal pembentukan Alivium.

Proses Pasir Kuarsa: terjadi dari hasil pelapukan batuan yang banyak mengandung mineral-
mineral kuarsa (SiO2) selanjutnya mengalami transportasi alam, terbawa oleh media
trasportasi (air/es) yang kemudian terendapkan dan terakmulasi di cekungan-cekungan
(danau, pantai dan lain-lain). Kristal kuarsa yang asli di alam karena kekerasannya, tahan
terhadap asam maupun basa.

Formasi Terbanggi (Batu Sedimen): terdiri dari batuan gamping koral (Qg), formasi Telisa
(Tmtp), sebagian besar formasi Baturaja (Tmbg) dan formasi lingsing (Kls). Formasi ini
seluas 173.181,19 hektar (32,52% luas wilayah) berarti bahwa batuan sedimen banyak
terdapat di sebagian besar di bagian utara dan sedikit selatan, dengandominasinya terdapat di
Kecamatan Way Bungur (37.638 hektar).

Formasi Kasai: terdiri tuf berbatuapung, konglomerat, dan batupasir tufan di bagian bawah,
sedangkan di bagian atas terutama terdiri atas batulanau tufaan. Formasi Kasai berketebalan
140 meter, diendapkan di lingkungan darat yang dipengaruhi oleh kegiatan gunungapi, dan
ditindih tak selaras oleh endapan sungai Kuarter yang terdiri atas kerakal dan pasir kurang
padu.

Formasi Muaraenim: terdiri atas batupasir dan batulempung yang mana batulempung lebih
dominan serta mengandung sisa tumbuhan terutama berupa cetakan daun dengan sisipan tuf.
Formasi ini berketebalan sekitar 180 m, menindih selaras Formasi Airbenakat, dan
merupakan hasil endapan sungai bermeander yang dicirikan oleh alur-alur dangkal, mudah
perpindah-pindah, dan sering banjir (Miall, 1992) serta berasosiasi dengan sistem
pengendapan delta.

Anda mungkin juga menyukai