+ =
)
z z
( g p
0 A
A
A
+ =
A
B
(p
A
, z
A
)
(p
B
, z
B
)
Sembarang
bidang datum
(z =z
0
)
Reservoir dan Kuantitas Reservoir, hal. 16
) head gravity ( ) absolut tekanan (
B B
B
+ =
Diagram Fasa dan Jenis Reservoir
Secara kimiawi, minyak dan gas bumi terdiri dari molekul-molekul yang tersusun dari unsur
kimia hidrogen (H) dan karbon (C) dengan ikatan kimia tertentu. Komposisi ikatan molekul-
molekul tersebut dapat berbeda satu sama lain; yaitu mempunyai proporsi yang beraneka
ragam. Suatu jenis hidrokarbon yang ditemukan di suatu tempat, akan sangat jarang dapat
ditemukan di tempat lain dengan komposisi yang sama persis. Selanjutnya, komponen
hidrokarbon juga dapat terbentuk menjadi ikatan yang sangat rumit. Tergantung ikatan antara
atom-atom C dan H, hidrokarbon dapat berupa hidrokarbon ringan, seperti gas, atau dapat
pula berupa minyak berat. Semakin banyak komponen ringan yang terbentuk maka semakin
banyak gas yang akan dihasilkan. Sebaliknya, semakin banyak komponen berat yang
terbentuk, maka semakin banyak minyak yang akan dihasilkan.
Keberadaan fasa hidrokarbon apakah itu berupa cairan, yaitu minyak, atau gas tergantung
pada tekanan reservoir. J ika tekanan berubah maka keberadaan fasa juga berubah. Bila
tekanan naik, maka molekul tertekan untuk bersatu bersama-sama sehingga cenderung untuk
menjadi cairan. Sebaliknya bila tekanan berkurang, maka gas akan mengembang dan cairan
akan menguap dan berubah menjadi gas. Keberadaan fasa hidrokarbon juga dipengaruhi oleh
temperatur. Bila temperatur naik, maka molekul mendapat energi kinetik yang tinggi,
sehingga terjadi kecenderungan cairan untuk menjadi gas. Sebaliknya bila temperatur turun,
maka terjadi kondensasi dimana gas menjadi cairan.
Karena perubahan tekanan dan temperatur tersebut maka dapat terjadi perubahan fasa selama
perjalanan hidrokarbon dari reservoir ke permukaan pada waktu hidrokarbon tersebut
diproduksikan. Keadaan ini biasanya digambarkan oleh yang apa yang disebut dengan
diagram fasa. Dengan diagram fasa ini maka reservoir dapat dibagi menjadi beberapa jenis
tergantung keberadaan fluidanya, yaitu:
Reservoir minyak
Reservoir dan Kuantitas Reservoir, hal. 17
Reservoir gas
Reservoir kondensat
Reservoir minyak dapat berupa reservoir dengan volume minyak yang stabil (low shrinkage
oil) dimana pengaruh tekanan terhadap volume tidak terlalu besar atau reservoir dengan
volume minyak yang tidak stabil (high shrinkage oil) dimana volume minyak sangat
dipengaruhi oleh perubahan tekanan. Sedangkan reservoir gas dapat berupa reservoir dengan
gas kering (dry gas) atau gas basah (wet gas).
Secara teknis, jenis reservoir dapat didefinisikan oleh letak temperatur dan tekanan awal
reservoir terhadap daerah dua fasa pada diagram tekanan-temperatur (P-T). Kurva P-T
tersebut, untuk tiap reservoir berbeda-beda tergantung komposisi hidrokarbon yang
dikandungnya. Namun, secara umum dapat digambarkan seperti ditunjukkan pada gambar
berikut. Daerah yang dibatasai oleh garis bubble point dan dew point adalah daerah dimana
terdapat baik fasa gas maupun fasa cair. Kurva-kurva di dalamnya menunjukkan persentase
volumetrik fasa cair. Tinjau suatu reservoir yang pada awalnya mempunyai p =3700 psia dan
T =300
o
F. Reservoir ini berada pada titik A dan hidrokarbon yang dikandungnya adalah
berupa fasa gas. Selama produksi, tekanan turun, namun temperatur tetap sebesar 300
o
F.
Perubahan ini ditunjukkan oleh garis A-A
1
. Selama perubahan tekanan pada kondisi
isothermal ini, fasa di reservoir tetap berupa fasa gas. Komposisi fluida di reservoir tidak
berubah karena temperatur yang lebih besar dari cricondentherm. Begitu pula komposisi
fluida yang diproduksikan tetap. Namun demikian, fasa yang terproduksikan akan berubah
sesuai dengan garis A-A
2
, sehingga di permukaan akan muncul condensate liquid. J ika,
misalnya cricondentherm adalah 50
o
F, maka di permukaan fluida terproduksi akan tetap
sebagai fasa gas, dan reservoir yang demikian disebut dengan dry gas reservoir.
Sekarang, tinjau reservoir yang pada awalnya mempunyai p =3300 psia dan T =180
o
F,
seperti ditunjukkan oleh titik B. Reservoir ini juga mengandung fluida satu fasa berupa gas
karena temperaturnya lebih besar dari temperatur kritik. Karena diproduksikan, maka tekanan
menurun, namun dengan komposisi fluida yang tetap sama seperti halnya yang terjadi di
reservoir A sampai tekanan dew-point dicapai, titik B
1
. Di bawah tekanan ini fasa cair akan
terkondensasi sebagai kabut atau dew dan reservoir demikian disebut dengan dew-point
reservoir. Kondensasi ini mengakibatkan fasa gas kehilangan kandungan cairan. Cairan yang
terkondensasi tersebut kemudian menempel pada dinding pori batuan dan tidak bisa bergerak
Reservoir dan Kuantitas Reservoir, hal. 18
(fenomena membasahi berkenaan dengan tegangan antar muka). Oleh karenanya, gas yang
terproduksikan ke permukaan mempunyai kandungan cairan yang lebih sedikit dibandingkan
dengan kandungan semula di reservoir sehingga untuk jenis reservoir ini producing gas-oil
ratio (GOR) akan meningkat. Kejadian ini disebut dengan retrograde condensation. Disebut
dengan retrograde karena pada kondisi ekspansi isotermal umumnya yang terjadi adalah
vaporization bukan condensation. Proses retrograde condensation akan berlangsung sampai
titik B
2
dicapai, yaitu pada kandungan cairan maksimum 10% pada tekanan 2050 psia.
Kejadian sebenarnya, setelah dew point dicapai, komposisi fluida di reservoir berubah
sehingga diagram P-T juga berubah. Namun untuk penjelasan di sini, perubahan tersebut
diabaikan dan tidak dibahas. Selanjutnya terjadi vaporization dari titik B
2
ke titik B
3
. Hal ini
mengakibatkan liquid recovery dan oleh karenanya kemungkinan terjadi penurunan
producing GOR di permukaan.
4000
3500
3000
2500
2000
1500
1000
500
0 350 300 250 200 150 100 50
A
A
1
A
2
B
B
2
B
3
B
1
C
1
C
D
Temperatur,
o
F
Critical
point
Bubble point
atau
Dissolved gas
reservoirs
Dew point
atau
Retrograde
Gas-Condensate
reservoirs
Single-phase
gas reservoirs
0%
10%
40%
20%
80%
Selanjutnya tinjau reservoir yang pada awalnya mempunyai p =2800 psia dan T =70
o
F,
seperti ditunjukkan oleh titik C. Reservoir ini juga mengandung fluida satu fasa namun
sekarang berupa fasa cair karena temperatur lebih kecil dari temperatir kritik. Reservoir
demikian disebut dengan bubble-point reservoir. Karena diproduksikan, tekanan turun, dan
suatu saat mencapai tekanan bubble-point yaitu pada p =2400 psia, titik C
1
. Di bawah
Reservoir dan Kuantitas Reservoir, hal. 19
tekanan ini gelembung gas akan muncul. Gas ini umumnya akan bergerak menuju sumur dan
kemudian terproduksikan dengan jumlah yang bahkan meningkat. Sebaliknya minyak
terproduksikan akan berkurang dan sebagian bahkan tetap berada di reservoir dan tidak
terproduksikan. Istilah lain yang sering digunakan untuk reservoir dengan fenomena
mekanisme pendorongan semacam ini adalah depletion, dissolved gas, solution gas drive,
expansion, atau internal gas drive.
Dan jenis reservoir yang terakhir adalah jika reservoir berada pada titik D, yaitu yang pada
awalnya mempunyai p =1800 psia dan T =170
o
F. Fluida yang terkandung di reservoir
yang demikian berada dalam dua fasa yaitu fasa cair dan fasa liquid.
Low Shrinkage Oil. Yang dimaksud dengan low shrinkage oil adalah hidrokarbon yang
dengan turunnya tekanan, akibat proses produksi hanya sedikit fasa cairan yang akan berubah
menjadi fasa gas. Hal ini disebabkan oleh banyaknya komponen berat dari hidrokarbon, dan
hanya akan mulai keluar gas, bila komponen-komponen ringan seperti metana, etana dan
propana mulai bergerak menguap.
High Shrinkage Oil. Dengan turunnya tekanan high shrinkage oil akan menguapkan cairan
menjadi gas yang cukup banyak. Hal ini disebabkan kandungan komponen ringan cukup
banyak di dalam sistem hidrokarbonnya. Bila tekanan dan temperatur turun sampai ke
kondisi separator, maka akan diperoleh hidrokarbon sebagai gas. Dengan demikian minyak
yang diperoleh menjadi berkurang.
Dry Gas. Yang dimaksud dengan dry gas adalah kondisi hidrokarbon bila tekanan dan
temperaturnya menurun, tidak akan terbentuk cairan.
Wet Gas. Sedangkan yang dimaksud dengan wet gas adalah hidrokarbon yang bila
temperaturnya diturunkan akan menghasilkan cairan.
Condensate Gas. Condensate gas akan terjadi, bila kondisi hidrokarbon di reservoir
mempunyai temperatur yang lebih besar dari titik kritisnya, sehingga sistem menjadi gas.
Akan tetapi bila tekanan diturunkan, maka akan dihasilkan sejumlah cairan, dan bila
diteruskan penurunan tekanan maka akan kembali menjadi gas.
Reservoir dan Kuantitas Reservoir, hal. 20
Pengurasan dan Mekanisme Pendorongan
Minyak dan gas yang berada di dalam reservoir bergerak menuju lubang sumur akibat
beberapa proses baik proses alamiah maupun buatan. Proses alamiah dapat diakibatkan oleh
(a) ekspansi fluida, (b) pendorongan fluida, (c) gravitasi, dan/atau (d) keadaan kapileritas.
Proses buatan dapat berupa pendorongan melalui injeksi di sumur lain (yaitu pemberian
tenaga dorong tambahan) maupun proses alami yang dibantu dengan penciptaan keadaan
buatan (misalnya perubahan sifat fisik minyak sehingga proses alami menjadi lebih mudah
terjadi) atau kedua-duanya.
Tahapan pengurasan minyak dari suatu reservoir biasanya dibagi menjadi tiga tahap yang
berurutan: primer, sekunder, dan tersier. Hampir semua reservoir yang baru dikembangkan
akan melalui tahap primer terlebih dahulu, setidaknya untuk beberapa waktu. Tahapan ini
diperlukan untuk pengumpulan data, pengkajian alternatif teknik produksi, dan studi
pengembangan lapangan. Sebagian reservoir dapat terus diproduksikan dengan menggunakan
tenaga dorong alamiah (yaitu tahap primer) sampai titik abandonment jika tenaga dorong
alamiah tersebut cukup mampu mempertahankan produksi yang diinginkan dan/atau
diperkirakan. Sebagian yang lain hanya dapat berproduksi seperti yang diinginkan dengan
tambahan proses atau mekanisme buatan. Dalam kaitan ini, sebaiknya tidak menggunakan
istilah teknik pengurasan sekunder dan/atau tersier.
Pengurasan Primer Alamiah
Pada umumnya, reservoir mempunyai energi yang cukup besar pada awal reservoir tersebut
diproduksikan. Energi ini bisa merupakan salah satu atau kombinasi dari beberapa
mekanisme, yaitu: solution gas drive, tekanan reservoir awal, efek gravitasi, gas cap, atau
tenaga dari aquifer. Energi reservoir alamiah, dengan bantuan pompa (artificial lift) dapat
memproduksikan minyak melebihi kapasitas alamiahnya sampai menurun ke titik laju
produksi yang tidak ekonomis untuk kemudian produksi dihentikan. Tahap inilah yang biasa
disebut tahap pengurasan alamiah (natural primary recovery). Faktor perolehan (recovery
factor) dalam tahap ini akan tergantung pada energi reservoir alamiah, sifat fisik batuan, sifat
fisik fluida, rencana pengembangan lapangan, dan kondisi ekonomi untuk abandonment.
Faktor perolehan tersebut berkisar pada harga-harga seperti ditunjukkan pada tabel berikut.
Kinerja produksi (karakteristik laju produksi minyak, GOR, WOR, dan penurunan tekanan)
pada tahap primer akan tergantung pada jenis energi reservoir dan parameter geologi dan
reservoir.
Reservoir dan Kuantitas Reservoir, hal. 21
J adi, minyak dapat diproduksikan melalui sebuah sumur secara alamiah jika ada mekanisme
yang mendorong minyak tersebut untuk bergerak ke lubang sumur (ada natural driving
mechanism). Berikut ini penjelasan singkat mengenai beberapa mekanisme pendorong
alamiah yang utama.
Tabel 3: Faktor perolehan minyak
Minyak berat 5 15 %
Minyak ringan dengan
solution gas drive
10 25 %
Minyak ringan dengan
water drive dan/atau gas
cap
20 35 %
Minyak ringan dengan
gravity drainage
30 45 %
Solution Gas Drive. Saturated reservoir dengan solution gas drive tanpa gas cap dan tanpa
water drive akan memperlihatkan kinerja produksi minyak yang menurun dan gas-oil ratio
(GOR) yang meningkat segera setelah dimulainya produksi. GOR akan terus meningkat
sampai titik maksimum untuk kemudian menurun. Sebaliknya, undersaturated reservoir tanpa
water drive akan memperlihatkan penurunan laju produksi minyak dan GOR yang konstan
sepanjang tekanan reservoir berada di atas tekanan saturasi. J ika produksi dilanjutkan, maka
tekanan akan menurun dan mencapai tekanan saturasi sehingga reservoir mulai berperilaku
seperti reservoir dengan solution gas drive.
Minyak
Air Air
Tekanan reservoir turun
melewati tekanan gelembung
WOC
Waktu
Watercut (%)
Tekanan
Producing
GOR
R
si
p
i
p
b
Sumur
Reservoir dan Kuantitas Reservoir, hal. 22
Gas Cap Drive. Keberadaan tudung gas (gas cap) pada bagian atas zona minyak pada
saturated reservoir akan membantu menstabilkan laju produksi minyak dan GOR untuk
beberapa lama. Setelah itu, gas dari gas cap mulai membentuk kerucut (gas coning) dan mulai
terproduksi melalui bagian atas dari perforasi sehingga produksi minyak menurun dan GOR
meningkat dengan tajam (garis putus-putus menunjukkan produksi dengan kontrol GOR).
WOC
Waktu
Watercut (%)
Tekanan
Producing
GOR
R
si
p
i
Minyak
Air Air
Gas
Sumur
Tekanan reservoir di bawah
tekanan gelembung
Water Drive. Reservoir dengan water drive dapat berupa reservoir dengan aquifer di
sekelilingnya (edge water) atau reservoir dengan reservoir air di bawahnya (bottom water),
J ika permeabilitas di sekeliling reservoir (atau permeabilitas di bawah reservoir) cukup besar,
maka air akan masuk (disebut water influx) ke dalam reservoir sebagai akibat dari
diproduksikannya reservoir tersebut. Water influx ini memberikan efek mempertahankan
tekanan reservoir (pressure maintenance) dan, sebagai akibatnya, akan mempertahankan laju
produksi. Laju produksi minyak umumnya menurun dengan lambat dan GOR meningkat
dengan lambat (atau konstan). Setelah itu air dari aquifer akan mencapai sumur dan WOR
mulai meningkat. Di samping itu, air juga dapat terproduksikan dari air yang berada di bawah
minyak jika air tersebut telah mencapai perforasi (water coning).
Waktu
Watercut (%)
Tekanan
Producing
GOR (R=R
si
)
R
si
p
i
Minyak
Air
Air
WOC
Sumur
Reservoir dan Kuantitas Reservoir, hal. 23
Gravity Drainage. Pada reservoir yang miring dengan permeabilitas vertikal dan horizontal
yang cukup besar, minyak dapat mengalir ke bawah atau ke atas menuju sumur karena efek
gravitasi. Pada reservoir dengan water drive, sumur dapat ditempatkan jauh di atas air yang
mendorongnya. Sebaliknya, pada reservoir dengan gas cap, sumur dapat ditempatkan jauh di
bawah GOC. Hal dapat memperlambat breakthrough (water atau gas coning) dan
mempertahankan energi reservoir.
100
80
60
40
20
0
0 60 50 40 30 20 10
Recovery Efficiency, % IOIP
Pengurasan Primer Dengan Stimulasi
Banyak reservoir yang secara alami sangat ketat (tight) dan mempunyai permeabilitas rendah.
Hal dapat disebabkan oleh kandungan silt dan clay serta ukuran butiran yang kecil. Di
samping itu, bagi reservoir yang normal permeabiltas rendah dapat terjadi di sekitar lubang
bor akibat aktivitas sebelumnya (pemboran, dan sebagainya) yang dikenal dengan formation
damage. Baik reservoir dengan permeabilitas alamiah yang rendah ataupun formasi di sekitar
lubang sumur yang mengalami penurunan permeabilitas (mengalami damaged), laju produksi
minyak bisa rendah atau bahkan tidak ekonomis. Peningkatan produksi pada situasi yang
demikian dilakukan dengan stimulasi. Dan pada keadaan tertentu dapat menggunakan sumur
horizontal. Dua teknik utama stimulasi yang dikenal adalah acidizing dan hydraulic
fracturing.
Reservoir dan Kuantitas Reservoir, hal. 24
Water Influx
Banyak reservoir yang secara alami berbatasan sebagian atau seluruhnya dengan air yang
disebut aquifer secara hidrolik. Ukuran aquifer dapat jauh lebih besar dibandingkan dengan
reservoir sehingga seolah-olah tak terbatas (untuk tujuan praktis) dan dapat jauh lebih kecil
dari reservoir sehingga pengaruhnya terhadap kinerja reservoir dapat diabaikan. Aquifer
dapat dibatasi/dikelilingi oleh batuan yang impermeable sehingga membentuk sistem
tertutup. Tetapi dapat pula reservoir terbuka ke suatu tempat di permukaan atau terangkat
secara struktural sehingga air berada di atas reservoir memberikan energi pendorongan secara
artesis.
Pada waktu reservoir diproduksikan, aquifer bereaksi untuk kembali ke keadaan
keseimbangan sebelumnya (yaitu mengembalikan ke tekanan awal) dengan mengalirkan air
ke zona reservoir (disebut water influx) dengan cara (1) ekspansi air, (2) ekspansi minyak
dalam batuan aquifer, (3) kompresibilitas batuan aquifer, dan/atau (4) aliran artesis (jika
secara struktural aquifer berada di atas reservoir). Akibatnya, penurunan tekanan di reservoir
akibat produksi dapat diperlambat.
Untuk menentukan efek aquifer terhadap produksi maka jumlah air yang masuk ke dalam
reservoir harus dihitung. Cara yang lazim adalah dengan metode material balance dengan
syarat isi awal minyak dan jumlah yang telah diproduksikan diketahui. Telah banyak metode
material balance yang dipublikasikan dan memberikan berbagai alternatif mengenai
pemodelan water influx (lihat Bab IX). Namun demikian, masih terdapat kesulitan dalam
menentukan jumlah water influx tersebut diantaranya penentuan ukuran dan bentuk aquifer
serta sifat fisik batuan aquifer seperti porositas dan permeabilitas.
Tudung Gas (Gas Cap)
Pada keadaan awal, hidrokarbon di dalam reservoir dapat berada dalam keadaan satu fasa
atau dua fasa. Keadaan satu fasa dapat berupa cairan dengan gas terlarut di dalamnya atau
dapat berupa fasa gas saja. Reservoir dengan kedua keadaan hidrokarbon di dalamnya
tersebut, masing-masing disebut reservoir minyak atau reservoir gas. J ika hidrokarbon dari
keadaan satu fasa gas di reservoir menjadi liquid setelah diproduksikan ke permukaan, maka
disebut reservoir gas-condensate atau (istilah lama) gas-distillate. J ika akumulasi dalam
keadaan dua fasa liquid dan gas/uap bagian reservoir dengan fasa uap disebut gas cap
(tudung gas) dan reservori dengan fasa liquid disebut zona minyak. Dalam hal minyak yang
Reservoir dan Kuantitas Reservoir, hal. 25
akan diproduksikan, keberadaan tudung gas dapat menjadi pendorong minyak jika
tekanannya mencukupi (yaitu terjadi ekspansi jika sumur diproduksikan).
Kompaksi
Pengeluaran (produksi) minyak atau gas dari reservoir mengakibatkan menurunnya tekanan
fluida dan sebagai akibatnya meningkatnya tekanan efektif atau tekanan butiran (beda
tekanan antara tekanan overburden dan tekanan fluida). Peningkatan tekanan antar butiran
akan menyebabkan reservoir terkompaksi dan selanjutnya mengakibatkan subsidence di
permukaan. Beberapa literatur menyebutkan bahwa kompaksi tergantung pada perbedaan
antara vertical stress (overburden) dan internal stress (tekanan fluida) sehingga kompaksi
dapat dengan mudah dihitung di laboratorium.
Tabel 4: Tahap dan proses pengurasan reservoir
Tahap Pengurasan Primer
Alamiah Stimulasi
Sekunder Tersier*)
Solution gas drive Acidizing Injeksi gas Termal
Water drive Fracturing Waterflooding Kimiawi
Gas cap drive Sumur horizontal Tercampur
Gravity Drainage Lainnya
*) Berdasarkan proses pengurasannya, tahap ini menggunakan proses enhanced oil recovery (EOR)
Kompaksi, dan faktor-faktor yang diakibatkannya, akan lebih berperan pada reservoir-
reservoir dangkal dengan unconsolidated sand. Oleh karenanya, sangat perlu untuk
menentukan kompresibilitas batuan reservoir dangkal sehingga diperoleh informasi mengenai
tingkat kompaksi yang dapat membantu meningkatkan kinerja perolehan minyakdisamping
itu, juga untuk menentukan tingkat subsidence yang mungkin akan membahayakan jika
lokasi permukaan lapangan berada dekat dengan laut atau danau.
Satuan dan Simbol Kuantitas Reservoir
Melihat perkembangan metodologi, konsep, dan persamaan khususnya dalam bidang teknik
reservoir, umumnya dalam bidang teknik perminyakan, ada baiknya ditinjau tentang
konvensi penggunaan symbol dan satuan dari kuantitas reservoir. Untuk itu, dalam bagian
ini akan dibahas tentang symbol dan satuan menurut istilah SPE (Society of Petroleum
Reservoir dan Kuantitas Reservoir, hal. 26
Engineers). SPE telah menetapkan bahwa penandaan suatu satuan dalam bentuk singkatan
(misalnya ft untuk feet, kg untuk kilograms, m untuk meters, mol untuk moles, dan
sebagainya) disebut singkatan satuan (unit abbreviation) untuk menghindari kesalahan-
pahaman atau kekeliruan dengan istilah simbol (symbols) yang digunakan untuk simbol
huruf (misalnya p untuk tekanan, q untuk laju alir, dan sebagainya) yang digunakan dalam
persamaan-persamaan matematik. Namun, masyarakat internasional dan Amerika
menyebutnya simbol satuan (unit symbols).
Satuan SI
Istilah SI merupakan singkatan dari Le Systme International dUnits atau Sistem Satuan
International. Sistem satuan ini tidak sama dengan sistem satuan metrik sebelumnya
(misalnya sistem-sistem satuan cgs, mks, atau mksA). Namun demikian, sistem ini
berhubungan sangat erat dan merupakan perbaikan (atau modernisasi) dari sistem-sistem
sebelumnya tersebut. Sistem satuan SI adalah suatu bentuk sistem metrik yang dianggap
sangat cocok untuk semua aplikasi ilmu pengetahuan, khususnya ilmu eksakta dan ilmu
teknik. Simbol SI juga identik dalam hampir semua bahasa di dunia. Dalam kaitan ini, aturan
penulisan, ejaan, dan sebutan adalah sangat penting untuk menghindari kesalahan dalam
pekerjaan numerik disamping juga membuat sistem ini lebih mudah digunakan dan dipahami
di seluruh dunia.
Keuntungan Penggunaan Sistem Satuan Internasional
Sistem Satuan Internasional (SI) mempunyai berbagai keuntungan dibandingkan dengan
sistem-sistem lainnya. Sistem satuan ini terdiri dari sistem satuan yang dipilih secara rasional
dari metric system sehingga secara individual sebenarnya istilah atau nama satuan-satuan
dalam SI tidaklah baru. SI merupakan sistem yang koheren dengan tujuh satuan dasar seperti
yang akan disebutkan di bawah. Bagi ketujuh satuan dasar tersebut, nama, simbol satuan, dan
definisinya telah ditentukan dengan baik. Berikut ini adalah sebagian keuntungan-keuntungan
satuan SI:
(1) satu satuan per kuantitas fisik
(2) simbol satuan yang unik
(3) hubungan desimal
(4) koherensi
(5) satuan dasar.
Reservoir dan Kuantitas Reservoir, hal. 27
Satuan Dasar
Sistem Satuan International didasarkan pada tujuh satuan dasar yang berdasarkan konvensi
dianggap tidak bergantung pada dimensi lain. Ketujuh satuan dasar ini adalah: (1) meter
untuk panjang, (2) kilogram untuk massa, (3) detik untuk waktu, (4) ampere untuk arus
listrik, (5) kelvin untuk temperatur termodinamika, (6) mole untuk jumlah molekul, dan (7)
candela untuk intesitas cahaya. Disamping itu, ada dua satuan tambahan yaitu: (1) radian
untuk sudut bidang dan (2) steradian untuk sudut solid.
Aturan Dalam Menggunakan Satuan SI
Selain mempunyai satuan yang standar, sistem satuan SI juga mempunyai tatacara penulisan
(syntax rules) yang tertentu dalam menulis satuan dan kombinasinya. Setiap satuan ditulis
dengan singkatan yang menggunakan simbol-simbol khusus. Berikut adalah sebagian dari
aturan-aturan tersebut.
(1) Ekspresi untuk satuan turunan diperoleh dengan menggunakan tanda-tanda matematis
perkalian dan pembagian. Contoh: satuan kecepatan adalah m/s; satuan torsi adalah Nm
(bukan N-m atau Nm).
(2) Pemakaian skala untuk satuan umumnya menggunakan kelipatan 1000.
(3) Simbol satuan selalu ditulis dengan huruf Roman tanpa memperdulikan pemakaian huruf
lainnya di dalam text. Kekecualian biasanya digunakan untuk simbol untuk liter, dimana
huruf el kecil (l) bisa tertukar dengan angka satu (1). Dalam hal ini liter dapat ditulis
dengan liter atau menggunakan script l atau L.
(4) Simbol tidak mempunyai bentuk jamak. Contoh: 45 kg, bukan 45 kgs.
(5) Setelah simbol tidak menggunakan titik, kecuali simbol terjadi pada akhir kalimat.
(6) J ika simbol berupa huruf, maka selalu ada jarak antara kuantitas dan simbol. Contoh: 45
kg, bukan 45kg. Namun, ketika karakter pertama dari simbol bukan berupa huruf, maka
tidak ada jarak antara kuantitas dengan simbol. Contoh: 32
o
C, bukan 32
o
C atau 32
o
C;
42
o
12 45, bukan 42
o
12 45 .
(7) Semua simbol ditulis dalam bentuk huruf kecil (lowercase), kecuali jika satuan yang
digunakan diturunkan dari nama kepunyaan (proper name). Contoh: m untuk meter, s
untuk second, A untuk ampere, Wb untuk weber, N untuk newton, W untuk watt, dan
sebagainya.
(8) Awalan ditulis tanpa jarak (spasi) antara awalan tersebut dengan simbol satuan. Contoh:
km adalah simbol untuk kilometer.
Reservoir dan Kuantitas Reservoir, hal. 28
(9) Dalam teks, simbol digunakan dalam kaitannya dengan bilangan/angka. Namun, jika
tidak ada bilangan, satuan harus ditulis lengkap. Contoh: luas permukaan sebuah karpet
adalah 16 m
2
(bukan 16 meter persegi); karpet biasanya dijual per meter persegi (bukan
per m
2
).
(10) Di beberapa negara (termasuk Indonesia) tanda pemisah desimal digunakan koma (tidak
titik atau dot seperti di negara-negara Amerika Utara dan Eropa). Di beberapa negara
lainnya pemisah bilangan yang panjang ke dalam kelompok tiga-tiga angka juga
digunakan koma. Oleh karena itu, agar supaya seragam maka pemisahan angka yang
panjang digunakan spasi. Contoh: 32 453.246 072 5. Catatan: Untuk bilangan dengan
empat angka biasa tidak digunakan spasi jadi 1234 atau 1 234.
(11) J ika menggunakan fraksi desimal suatu satuan, selalu gunakan angka nol sebelum tanda
desimal. Contoh: 0.45 kg, bukan .45 kg. Hal ini untuk menekankan perhatian terhadap
pemisah desimal dan mencegah kesalahan skala.
(12) Kebingungan mungkin terjadi dengan kata tonne (1000 kg). J ika kata ini digunakan
dalam bahasa Perancis di Canada, artinya dapat menjadi a ton of 2000 pounds.
Penggunaan Satuan SI untuk Kuantitas Tertentu
Satuan SI merupakan suatu bentuk metric system yang sangat cocok untuk semua aplikasi
khususnya bidang teknik (engineering). Adalah sangat penting bahwa versi sistem metrik
yang dimodernisasi ini dapat dimengerti dan digunakan secara benar. Oleh karena itu,
penggunaan simbol satuan dalam sistem ini harus hati-hati. Kesepakatan standar internasional
maupun nasional telah memberikan aturan-aturan yang seragam (misalnya penggunakan
huruf kapital, bentuk jamak dan fraksi (bentuk pembagian), titik, tanda desimal,
pengelompokkan angka, spasi, pemangkatan, satuan gabungan, dan sebagainya). Harus
diingat bahwa aturan-aturan ini harus diikuti dengan sebenar-benarnya agar diperoleh
kemudahan komunikasi dan untuk mencegah kesalahan-kesalahan yang sebenarnya tidak
perlu. Penggunaan nama-nama satuan dapat sedikit berbeda di beberapa negara karena
perbedaan bahasa. Namun, dengan menerapkan aturan-aturan di atas dapat mengurangi
kesulitan-kesulitan komunikasi. Berikut ini adalah beberapa kuantitas dan penggunaan satuan
SI-nya.
Massa (kg), Gaya (Newton), dan Berat (hindari)
Dimensi linier (meter)
Temperatur termodinamika (kelvin)
Waktu (second)
Reservoir dan Kuantitas Reservoir, hal. 29
Sudut (radian)
Volume (cubic meter)
Energi (joule)
Torsi dan momen pelengkungan (Newtonmeter)
Tekanan dan Stress (pascal)
Simbol Standar SPE
Standar pemakaian simbol untuk menyatakan kuantitas reservoir telah ditetapkan untuk
pertama kalinya pada 1956. SPE (Society of Petroleum Engineers) kemudian
mempublikasikan Symbol Standard ini dengan berbagai simbol-simbol tambahan. Simbol-
simbol tambahan ini diakibatkan oleh pertumbuhan teknologi perminyakan dalam berbagai
bidang. Versi terakhir telah dipublikasikan pada tahun 1993. Tujuan publikasi ini antara lain
adalah: (1) untuk menciptakan konsistensi dalam penggunaan simbol dan memaksimalkan
kemudahan dalam persamaan-persamaan yang digunakan dalam makalah SPE, dan (2) untuk
memberikan pedoman dalam pengkodean daftar simbol dan aturannya dalam makalah teknis.
Beberapa prinsip yang digunakan dalam standarisasi simbol tersebut adalah:
1. Simbol sedapat mungkin harus mengikuti standar
2. Simbol harus jelas dalam referensi (tidak ada konflik, tidak berarti ganda)
3. Simbol harus dapat didentifikasi dengan mudah
4. Simbol harus bersifat ekonomis dalam publikasi (makalah).
Simbol Sekunder
Simbol-simbol sekunder seperti subskrip dan superskrip digunakan secara luas untuk
berbagai tujuan. Sebagai contoh, sebuah subskrip dapat berarti (1) tempat dimana istilah
tersebut dipakai; (2) menunjukkan keadaan, titik, bagian, atau waktu; (3) sifat konstan dari
suatu kuantitas independen di antara yang lainnya; atau (4) sebuah variabel yang menyatakan
dasar turunan (derivative). Demikian pula, sebuah superskrip dapat berarti (1) eksponen bagi
pemangkatan, (2) label pembeda, (3) sebuah satuan, atau (4) index tensor. Untuk semua
kasus-kasus di atas, tujuan-tujuan yang ingin dicapai harus jelas. Beberapa subskrip atau
superskrip kadang-kadang dipisahkan oleh koma, dapat pula digabungkan dengan simbol
yang bersangkutan. Singkatan, juga terstandarisasi, dapat muncul diantara subskrip. Namun,
nomor tanda referensi, dapat tidak digabungkan dengan simbol, untuk menghindari
kesalahpahaman.
Reservoir dan Kuantitas Reservoir, hal. 30
Subskrip Berganda
Variasi dan kompleksitas masalah yang dipelajari dalam literatur perminyakan membuat
tidak mungkin untuk menghindari penggunaan subskrip berganda dengan menggunakan
berbagai simbol. Untuk mengurangi kebingungan dalam penggunaan dan pembacaannya,
berikut ini adalah sebagai pedoman yang telah dikeluarkan oleh SPE.
1. Ketika subskrip r untuk relative digunakan, subskrip itu harus muncul pertama dalam
urutan subskrip.
Contoh: k
ro
dan k
rg
2. Ketika subskrip i untuk injection, injected, atau irreducible digunakan, subskrip
tersebut harus muncul pertama dalam urutan subskrip.
Contoh:
BB
ig
, formation volume factor dari gas yang diinjeksikan;
c
ig
, compressibility dari gas yang diinjeksikan
3. Kecuali untuk Kasus-kasus 1 dan 2 di atas (dan simbol k
h
dan L
v
), fasa, komposisi, dan
sistem, subskrip harus muncul pertama dalam urutan subskrip.
Contoh:
BB
gi
, initial atau original gas FVF;
BB
oi
, initial atau original oil FVF;
BB
ti
, initial atau original total FVF;
C
O2i
, initial atau original oxygen concentration;
BB
ti
, initial atau original total system formation volume factor;
sE
, densitas partikel padat yang mengisi suatu paket eksperimen.
4. Singkatan subskrip seperti ext, lim, max, min, ketika digunakan pada suatu simbol
yang sudah diberi subskrip, subskrip harus muncul terakhir dalam urutan subskrip dan
simbol dasar dan subskrip awal diberi tanda kurung terlebih dahulu.
Contoh: (i
a
)
max
dan (S
hr
)
min
5. Kecuali untuk Kasus 4, subskrip numerik harus muncul terakhir dalam urutan subskrip.
Contoh:
Q
oD3
, dimensionless oil-production rate selama Periode Waktu 3;
P
R2
, reservoir pressure pada Waktu 2;
(i
a1
)
max
, maximum air injection rate selama Periode Waktu 1
6. Kecuali untuk Kasus 4 dan 5, subskrip D untuk dimensionless harus muncul terakhir
dalam urutan subskrip.
Reservoir dan Kuantitas Reservoir, hal. 31
Contoh: P
tD
, q
oD
, (q
oD3
)
max
7. Kecuali untuk Kasus-kasus 4, 5, dan 6, subskrip berikut harus muncul terakhir dalam
urutan subskrip; region seperti bank, burned, depleted, front, swept, dan
unburned (b, b, d, f, s, dan u); separation, differential, dan flash (sp, d, dan f); dan
identifikasi komponen individual (i atau lainnya).
Contoh: E
bD
, R
sf
, n
pj
.
Penulisan (Tipografi)
Ketika sebuah simbol yang menggunakan suatu huruf muncul dalam bentuk huruf yang
dicetak tidak tebal, maka simbol huruf untuk kuantitas fisik dan subskrip dan superskrip
lainnya, baik menggunakan huruf besar ataupun huruf kecil, tersebut harus dicetak miring
(italic). Angka Arab dan huruf alfabet lain yang digunakan dalam persamaan matematis
dicetak tegak (tidak italic).
Penggunaan Khusus
Berikut adalah beberapa catatan yang menjelaskan penggunaaan huruf sebagai simbol secara
khusus. Hal ini perlu disampaikan karena penggunaan huruf sebagai simbol dalam hal-hal
tersebut telah dibuat sebelumnya dan telah menjadi sangat umum. Oleh karenanya, dalam
beberapa hal tertentu seperti dalam istilah well logging, memerlukan catatan khusus.
1. Rumus kimia yang disingkat digunakan sebagai subskrip untuk paraffin hydrocarbons: C
1
untuk methane, C
2
untuk ethane, C
3
untuk propane C
n
untuk C
n
H
2n+2
.
2. Rumus kima yang ditulis lengkap digunakan sebagai subskrip untuk material lain: CO
2
untuk carbon dioxide, CO untuk carbon monoxide, O
2
untuk oxygen, N
2
untuk nitrogen,
dan sebagainya.
3. Huruf R tetap dipertahankan untuk resistivity listrik dalam well logging. Simbol
digunakan untuk hal-hal lainnya.
4. Huruf C tetap dipertahankan untuk conductivity listrik well logging. Simbol digunakan
untuk hal-hal lainnya.
5. Bilangan tanpa dimensi digunakan sebagai kriteria untuk geometrik, kinematik, dan
similaritas dinamik antara dua sistem dan untuk hal-hal lainnya. Contoh are N
Re
, N
Pr
, N
Pe
,
N
Da
.
6. Kuantitas x dapat dimodifikasi untuk menunjukkan harga rata-rata dengan menggunakan
sebuah garis (bar) di atasnya, x.
Reservoir dan Kuantitas Reservoir, hal. 32
Perbedaan Antara Singkatan dan Simbol Huruf
Kebingungan sering terjadi dalam hal bagaimana membedakan antara singkatan dan simbol
huruf. SPE telah memberikan beberapa penjelasan seperti dipaparkan berikut ini.
Singkatan
Untuk penggunaan dalam hubungannya dengan tulisan (text), tabel, gambar, dan dalam
pembicaraan. Sebuah singkatan adalah huruf atau kelompok huruf yang digunakan untuk
menggantikan nama lengkap suatu kuantitas. Singkatan tidak dapat dibenarkan dalam
konteks penulisan persamaan matematis.
Contoh:
FVF, formation volume factor
GOR, gas-oil ratio
PI, productivity index
Simbol Huruf
Untuk digunakan dalam persamaan-persamaan matematis. Sebuah simbol huruf merupakan
sebuah huruf, dimodifikasi jika perle oleh satu atau lebih subskrip, digunakan untuk
menggambarkan suatu kuantitas fisik tertentu.
Contoh:
B, formation volume factor
R, gas-oil ratio
J , productivity index
Perlu untuk dicatat di sini bahwa SPE juga telah mempersiapkan simbol-simbol cadangan
(reserve symbols) yang dapat dipakai jika simbol-simbol yang telah diutarakan di atas tidak
dapat dipakai karena sesuatu hal. Simbol cadangan ini umumnya berupa huruf tunggal dan
dapat dimodifikasi jika perlu oleh satu atau lebih subskrip atau superskrip serta dapat
digunakan sebagai alternatif jika dua jenis kuantitas, berdasarkan standar yang ada,
mempunyai simbol yang sama. Beberapa contoh untuk ini diperlihatkan pada tabel berikut.
Tabel 5: Simbol Cadangan
Quantity Letter Symbol Reserve Symbols
Area A S
oil formation volume factor BB
o
F
o
oil production rate q
o
Q
o
Saturation S s
skin effect s S,
dan sebagainya
Reservoir dan Kuantitas Reservoir, hal. 33
Reservoir dan Kuantitas Reservoir, hal. 34
Gambar 1. Berat lapisan endapan yang saling tumpang tindih mengakibatkan terbentuknya
batuan sedimen.
Gambar 3. Beberapa jenis patahan diantaranya: normal dip-slip (A), reverse atau thrust dip-
slip (B dan C), lateral (D), overthrust (E), dan growth (F)
Gambar 4. Graben dan Horst.
Gambar 5. Dua jenis ketidakselarasan adalah disconformity (A) dan angular unconformity
(B).
Gambar 6. J enis perangkap minyak pada dasarnya dibagi menjadi dua kelompok yaitu
perangkap struktur (A) dan perangkap stratigrafi (B). Dua gambar di bawahnya
menunjukkan jenis-jenis perangkap struktur, yaitu patahan, antiklinal, dan dome
plug.
Gambar 7. J enis-jenis perangkap stratigrafi.
Reservoir dan Kuantitas Reservoir, hal. 35