Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Menurut Ramadhan, Hafezs Satriani, dkk, 2021 :“Perhitungan
perbandingan volume menggunakan 3D Modeling menggunakan software
dengan volume aktual yang dilakukan di tambang terbuka (Opet Pit Mining), Site
Satui, Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan didapatkan persentasi selisih hasil
perhitungan volume, yaitu 2,78%. Metode FEM memperoleh hasil terbaik dengan
selisi persentasi dengan selisih perhitungan 11,933.13 m3 terhadap volume aktual
atau sebesar 0.181% pada bulan Juni dan selisi perhitungan 5,698.86 m 3 terhadap
volume aktual sebesar 0.084% pada bulan Juli, sedangkan untuk ketelitian
terendah adalah menggunakan metode Inverse Distance to a Power (IDW) dengan
selisi sebesar -233,873.86 m3 atau mencapai -3.543% untuk bulan Juni dan -
241,981.57 m3 atau mencapai -3.560% untuk bulan Juli, hal ini disebabkan karena
surface yang terbentuk pada interpolasi grid IDW tidak sesuai dengan bentuk
permukaan sebenarnya sehingga perhitungan volume tidak akurat”.
Menurut Sujiman, 2015 : “penelitian untuk mengetahui volume tanah
penutup (Overburden), volume batubara dan striping ratio (SR) dari sumberdaya
batubara dan overburden dengan dua metode permodelan yaitu Blok Model 2D
dan metoode creoss section dalam Software Surfac Vision. Hasil penelitian yang
dilakukan di PT Tanito Harum Kalimantan Timur yang dilakukan dengan
Software Surfac dengan model ukuran 10 x 10 m dan Cross Section dengan jarak
antar section 10 m dan Geologi Losess (0.95) dan berat jenis batubara (1,30)
sehingga diperoleh volume batubara 315.447,60 MT, volume overburden sebesar
3.815.681,50 BCM dan Stripping Ratio (SR) 12,09 (blok model 2D). sedangkan
volume batubara (cross section) sebesar 310.713,34 MT, volume Overburden
sebesar 3.812.632,08 BCM dan stripping ratio (SR) 12,27 jadi diperoleh selisi
perhitungan volume Overburden 3.049,42 BCM, 0,08% lebih banyak blok model
2D dan volume batubara sebesar 4.734,26 MT, 1,50% lebih banyak metode blok
model”.
Menurut Triono dan Mitra Wardhana, 2014 : “Penelitian menghitung
volume overburden, volume batubara dan Stripping Rasio (SR) dari cadangan
terukur dengan menggunkan dua metode permodelan yaitu metode cross section
dan blok model dalam Software Surfac Vision V4.0-L. hasil dari perhitungan
cadangan batubara, volume overburden dan stripping ratio (SR) di CV Mine Tech
Consultan Jobsite PT Welarco Suburjaya Kalimanta Timur dengan metode Cross
Section jarak antar section 10 m dan Blok Model ukuran 10 x 10 mtelah dikalikan
dengan geologi losess (0,90) dan berat jenis batubara (1,25) sehingga diperoleh
tonase batubara sebesar 119.165,495 MT, volume overburden sebesar
1.479.932,048 BCM dan Stripping Ratio (SR) 12,41 (cross section). Sedangkan
tonase batubara (blok model) sebesar 211.185,57 MT, volume overburden seebsar
2.667,048 BCM dan stripping ratio (SR) 12,41. Dan hasil selisi dari dua (2) model
tersebut dengan menggunakan Software Surfac Vision V4.0-L yaitu selisih dari
Overburden sebesar 1.1887.900,0052 BCM dan tonase batubara sebesar
92.020,074 MT”.
Menurut Dzulfikri, Bayu, 2021 : “ Perbandingan hasil perhitungan
kuantitas batubara menggunkan metode pengukuran situasi detail dengan metode
perhitungan timbangan di PT Baturona Adimulya Dari hasil data pengelolahan
data pengukuran dengan menggunakan Software Minesacpe 5.7, didapatkan
jumlah kuantitas batubara, yaitu 51.914,26 MT sedangkan data yang didapat
ditimbangan 53.528,92 MT, terdapat selisih 2.334,58 MT, dari hasil Analisa
terdapat enam (6) factor selisih yaitu Swabakar, amterial yang terajtuh pada saat
loading/hauling batubara ke kapal tongkang, terjadi demo yang dilakukan oleh
pihak sopir, stovkpile sementara, timbangan, material yang terjatuh pada saat
perjalanan menuju Pelabuhan”.
Menurut Sobirin, ahmad, 2020 : “ hasil perhitungan menggunakan metode
timbangan di PT Bara Permata Mining pada bulan januari 2020 sebesar 14.735.58
MT, sedangkan perhitungan menggunakan pengukuran situasi detail dengan
aplikasi Usrfac Vision 6.6.2 sebesar 13.890 MT terjadi selisih sebesar 846 MT
atau 5,74% antar perhitungan kedua metode tersebut. Pada bulan Februari 2020
perhitungan menggunakan metode timbangan sebesar 16.989.861 MT terjadi
selisih 591 MT atau 3,48%, pada bulan maret 2020 perhitungan menggunakan
metode timbangan sebesar 7.772.995 MT sedangkan perhitungan menggunakan
pengukuran situasi detail sebesar 7.283 MT terjadi selisih 490 MT atau 6,30%.
Berdasarkan hasil analisi yang telah dilakukan pada kedua metode tersebut,
penyebab losse batubara ada empat (4), yaitu : Swabakar, Material yang jatuh
pada proses crusher dan loading batubara ketongkang, material hanyut terbawa air
hujan, material terbang, timbangan”.
Berdasarkan beberapa hasil penelitian di atas, peneliti akan meneliti
tentang Analisis Perbandingan Kuantitas Batubara Menggunakan Metode
Pengukuran Situasi Detail Dengan Aplikasi Surfac 6.5.1 dengan Model Blok 2D
dan Cross Section dengan Metode Timbangan di PT xxx, yang membedakan
dalam penelitian yang akan dikaji disini peneliti hanya menghitung perbandingan
antara volume batubara pada metode pengukuran detail dengan aplikasi Surfac
6.5.1 dengan Model Blok 2D dan Cross Section dan timbangan saja tidak
menghitung perbandingan antara volume Overburden dan Stripping Ratio (SR)
yang ada di PT xxx.

Anda mungkin juga menyukai