Anda di halaman 1dari 21

TUGAS

RENCANA PASCATAMBANG
Dosen : Dr. Ir. WATERMAN S.B., MT.

MATA KULIAH REKLAMASI DAN PASCATAMBANG

Disusun Oleh :

Zulfahmi (212.140.041)
Fitri Nauli (212.140.042)

MAGISTER TEKNIK PERTAMBANGAN


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2015
DAFTAR ISI

BAB I Pendahuluan........................................................................................
BAB II Profil Wilayah.......................................................................................
BAB III Deskripsi Kegiatan Pertambangan.......................................................
BAB IV Rona Lingkungan Akhir Lahan Pascatambang...................................
BAB V Hasil Konsultasi dengan Pemangku Kepentingan (stakehoders)........
BAB VI Program Pascatambang.......................................................................
BAB VII Pemantauan.........................................................................................
BAB VIII Organisasi............................................................................................
BAB IX Kriteria Keberhasilan Pascatambang..................................................
BAB X Rencana Biaya Pascatambang............................................................
BAB I
PENDAHULUAN

Kegiatan pascatambang adalah kegiatan terencana, sistematis,dan berlanjut


setelah akhir sebagian atau seluruh kegiatan usaha pertambangan untuk
memulihkan fungsi lingkungan alam dan fungsi sosial menurut kondisi lokaldi
seluruh wilayah penambangan. (UU No. 4 Tahun 2009)
Penutupan Tambang adalah kegiatan yang bertujuan memperbaikiatau
menata kegunaan lahan yang terganggu sebagai akibat dihentikannya kegiatan
penambangan dan/atau pengolahan dan pemurnian untuk memenuhi kriteria
sesuai dengan dokumenRencana Penutupan Tambang.(Permen ESDM No.07
Tahun 2014)
Berdasarkan rencana penambangan yang akan dilakukan PT. MAJU di
Pager Jurang , kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten – Jawa Tengah dengan
komoditi tanah liat , system dan metode penambangan yang digunakan adalah
tambang terbuka.
PT. MAJU adalah perusahaan milik perseorangan yang melakukan usaha
dibidang pertambangan mineral bukan logam & batuan yang telah melakukan
tahapan eksplorasi pada area Ijin Usaha Pertambangan (IUP) di Desa Pagerjurang,
Bayat, Klaten seluas 5 Ha. Kegiatan ini didasarkan pada Surat Keputusan Bupati
Klaten No. 124/IJN/TB/2015 tentang Pemberian Ijin Usaha Pertambangan (IUP)
Operasi Produksi kepada PT.MAJU tanggal 20 Nopember 2015.
Penggunaan lahan pada wilayah pertambangan sebagian besar merupakan
perkebunan singkong, dan permukiman penduduk.
BAB II
PROFIL WILAYAH

Lokasi dan Kesampaian Wilayah


Daerah konsesi seluas 5 Ha (250m X 200m), berada di desa Pager Jurang ,
kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten – Jawa Tengah. Secara geografis daerah
penelitian ini terletak pada koordinat seperti terlihat pada tabel
Tabel : Koordinat letak geografis daerah penelitian

No Bujur Timur Lintang Selatan


1 110⁰ 37’ 38.88” -7⁰ 46’ 48.03”
2 110⁰ 37’ 45.49” -7⁰ 46’ 48.03”
3 110⁰ 37’ 38.88” -7⁰ 46’ 55.58”
4 110⁰ 37’ 45.49” -7⁰ 46’ 55.58”

Daerah ini berada kurang lebih 25 km sebelah timur kota Jogjakarta atau ±14 km
selatan kota Klaten dan dapat di tempuh selama 1 jamdengan menggunakan
kendaraan bermotor dari Jogjakarta.

Gambar 1.1: Lokasi daerah penelitian


Kepemilikan dan Peruntukan Lahan
Usaha dibidang pertambangan mineral bukan logam & batuan yang telah
melakukan tahapan eksplorasi pada area Ijin Usaha Pertambangan (IUP) di Desa
Pagerjurang, Bayat, Klaten seluas 5 Ha. Kegiatan ini didasarkan pada Surat
Keputusan Bupati Klaten No. 124/IJN/TB/2015 tentang Pemberian Ijin Usaha
Pertambangan (IUP) Operasi Produksi kepada PT.MAJU tanggal 20 Nopember
2015 Penggunaan lahan pada wilayah pertambangan sebagian besar merupakan
perkebunan singkong, dan permukiman penduduk..
Rona Lingkungan Awal
Berdasarkan Perda Kabupaten Klaten No. 11 tahun 2011 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Klaten Tahun 2011-2031, wilayah IUP Eksplorasi
diperuntukkan sebagai Kawasan Pemukiman dan Pertanian/Tegalan. Mengingat
Eksplorasi yang dilakukan dengan melakukan Pemetaan Geologi dan Topografi
ditambah dengan pengeboran dengan menggunakan Handauger, maka
diperkirakan tidak akan merubah ataupun menganggu tata guna lahan setelah
kegiatan eksplorasi berlangsung.

Peta Tataguna Lahan Kabupaten Klaten, blok hitam adalah daerah penelitian.
Kondisi penggunaan lahan sebelum pertambangan
BAB III
DESKRIPSI KEGIATAN PERTAMBANGAN

Pengeboran dangkal dengan menggunakan hand auger telah dilakukan dengan


pola grid square patern dengan jarak spasi antar titik bor berjarak 25 m. Jumlah
total titik bor yang telah dilakukan pemboran adalah 63 titik (Gambar ). Pemboran
ini dilakukan untuk mengetahui ketebalan tanah pucuk dan ketebalan lempung
sampai batas kontak dengan batuan dasar.
Dari data log drilling juga dihasikan Peta Ketebalan Tanah Pucuk /OB, Peta
Ketebalan Endapan Lempung, Peta Kontur Top dari Lapisan Lempung dan Peta
Kontur Bottom dari Lapisan Lempung

Gambar : Lokasi titik bor


SAMPLING
Seluruhnya ada 9 sample yang diambil secara komposit dari 9 titik bor yang
dianggap mewakili daerah penelitian. Sampel tersebut di ambil dari bor nomor: 1,
11, 7, 29, 32, 35, 57, 53 dan 63 untuk analisa unsur unsur SiO2, Al2O3, Fe2O3,
CaO, Na2O, MgO, K2O dan TiO2.
Hasil analisa laboratorium menunjukkan bahwa semua sampel yang dianalisa
telah memenuhi persyaratan lempung sebagai bahan baku pembuatan keramik.
Dari hasil analisa laboratorium ini dapat disimpulkan bahwa lempung di daerah
penelitian dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan keramik.

ESTIMASI SUMBERDAYA DAN CADANGAN


Perhitungan volume overburden / tanah pucuk dan tonase sumberdaya dilakukan
dengan metoda daerah pengaruh (area of influence). Perhitungan ini dilakukan
dengan cara menghitung endapan tiap lubang bor, dimana tiap lubang bor
mempunyai pengaruh sejauh setengah jarak dari lubang bor terdekatnya. Metode
ini menggunakan nilai titik sampel yang berada di pusat blok sebagai pengganti
terbaik nilai rata rata luas tertentu di dalam blok tersebut tanpa
mempertimbangkan pengaruh, hubungan letak dan ruang titik contoh
disekelilingnya. Perhitungan seperti ini dilakukan dengan asumsi bahwa endapan
bersifat homogen.
Untuk mengestimasi volume daerah pengaruh tiap tiap polygon dilakukan dengan
cara mengalikan luas daerah pengaruh tiap tiap polygon dengan tebal lapisan
material bijih atau OB pada daerah pengaruh tersebut.
Volume dari masing masing daerah pengaruh dapat diestimasi dengan
menggunakan persamaan sebagai berikut:
v=axt
dimana,
v = volume daerah pengaruh
a = luas daerah pengaruh (m²)
t = tebal lapisan endapan (m)
Untuk mengestimasi volume total:
V total = v1 + v2 + v3+……..+vn
V total = a1.v1 + a2.t2+………+.an.tn
Dimana,
v1, v2, ….,vn = volume masing masing polygon
a1, a2,……,an = luas daerah pengaruh masing-masing piligon (m²)
t1, t2,….. . ,tn, = tebal lapisan endapan masing masing polygon.

Untuk menghitung total tonase sumberdaya,


Tonase total = v1.bj + v2.bj2 +……….+vn.bjn
Dimana,
Bj = berat jenis material endapaan
Dengan Microsoft excel hasil perhitungan volume tanah pucuk (over burden) di
daerah penelitian sebesar 20937,5 m³ (Perhitungan disajikan pada Lampiran 7)
dan total tonase sumberdaya lempung adalah 235390,625 ton (Perhitungan
disajikan pada Lampiran 8).
Bila penggunaan lahan panca tambang akan dikembalikan sebagai lahan
pemukiman seperti rencana tata ruang kabupaten Klaten dan ketebalan endapan
lempung yang relative tipis, maka seluruh sumberdaya di daerah penelitian secara
teknis memungkinkan untuk ditambang, sehingga jumlah total tonase
sumberdaya akan sama dengan jumlah total cadangan.
Peta Rencana penambangan

Tahun 1
Tahun ke 7
BAB IV
RONA LINGKUNGAN AKHIR LAHAN PASCATAMBANG
Sesuai dengan rancangan penambangan rona lahan setelah kegiatan penambangan
akan membentuk cekungan sedalam ±3 meter dari rona awal. Untuk bukaan
tambang 250 x200 meter (5 ha)
Kegiatan penambangan direncanakan dalam kurun waktu 7 tahun dengan
suberdaya tanah liat sebesar 250.000 ton. Volume overburden yang harus dikupas
sebesar 20937,5 m³
BAB V
HASIL KONSULTASI PEMANGKU KEPENTINGAN

Sesuai dengan Peraturan Menteri ESDM Nomor 07 Tahun 2014 tentang


Pelaksanaan Reklamasi dan Pasca tambang, PT. Maju menyelenggarakan
Kegiatan Konsultasi Publik Rencana Pasca Tambang Kabupaten Klaten dengan
melibatkan seluruh pemangku kepentingan, bertempat di Ruang Sidang
Pemerintah Kabupaten Klaten.
Dengan diselenggarakannya kegiatan konsultasi publik terkait Rencana
Pasca Tambang (RPT), nantinya dokumen rencana pasca tambang yang dihasilkan
memang berdasarkan hasil kesepakatan dari kedua belah pihak, baik pemegang
IUP maupun para pemangku kepentingan, seperti dinas teknis yang membidangi
pertambangan mineral, Instansi terkait lainnya dan masyarakat yang terkena
dampak langsung dari akibat kegiatan usaha pertambangan.
Hasil konsultasi dengan pemangku kepentingan di wilayah IUP PT Maju
daeah bekas penambangan PT Maju akan di jadikan lagi Lahan perkebunan.
BAB VI
PROGRAM PASCATAMBANG

Kegiatan reklamasi pada pascatambang adalah penataan lahan (pengamanan


bukaan tambang) , dan pada fasilitas penunjang yang dibongkar, serta meneruskan
program reklamasi pada akhir masa penambangan tahun yang lalu. Adapun kegiatan
reklamasi pada periode pascatambang adalah sebagai berikut :
1. Penataan lahan bekas tambang dan menjadi kan kembali daerah
perkebunan pemukiman
2. Pembongkaran dan reklamasi lahan bekas stockpile seluas 30 m x 30 m
Tabel 6.1 Rencana Pascatambang
No Lokasi lahan Rencana pascatambang Keterangan
a. Perkebunan lahan 5 ha
Tampak Bekas b. reklamasi lahan bekas stockpile lahan 30 mx 30 m
1
Tambang c reklamasi jalan tambang  Lahan 9 m
d  
Fasilitas a    
2
Pengolahan b    
Fasilitas a. rekondisi kantor  
3
Penunjang b.    
a air permukaan  
4 Pemantauan
b    
BAB VII
PEMANTAUAN

Pemantauan flora dan fauna dilakukan dengan kegiatan sebagai berikut :


 Membuat area pemantauan (plotting area) untuk mengetahui keberhasilan revegetasi
dengan cara menghitung jumlah tumbuhan hasil revegetasi yang hidup dan yang
mati, umur tumbuhan dan penyulaman yang telah dilakukan.
 Inventarisasi jenis tumbuhan, menghitung jenis tumbuhan yang dapat hidup selain
yang sengaja ditanam dan dihitung nilai pentingnya.
 Pemantauan terhadap jenis-jenis mamalia, aves dan reptilia. Pengumpulan
data satwa liar yang ada di wilayah studi dilakukan secara primer dan
sekunder. Untuk memperoleh data primer digunakan peralatan bantu, yaitu
kamera dengan telelens, teropong dan buku referensi jenis hewan dan burung.
Inventarisasi jenis burung dilakukan dengan pengamatan langsung bersamaan
dengan penghitungan populasi.
 Pemantauan jenis mamalia dan reptil adalah dengan melihat langsung jejak,
kotoran dan hasil pertemuan dicatat.
 Data sekunder diperoleh berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat
setempat seperti hasil buruan dan jerat dan data dari instansi atau dinas yang
terkait dengan masalah satwa liar.
 Kegiatan pemantauan flora dan fauna dilakukan periodik 6 bulan sekali
selama masa pascatambang.

Sosial dan Ekonomi


Pemantauan sosial ekonomi dilakukan area yang terkena dampak kegiatan
penambangan PT. MAJU Adapun kegiatan pemantauannya adalah sebagai berikut :
 Mencatat data penduduk yang terlibat langsung kehilangan kesempatan kerja dan
berusaha sehingga menyebabkan penurunan pendapatan.
 Mencatat data penduduk yang terkena pemutusan hubungan kerja baik yang secara
langsung tercatat sebagai tenaga kerja maupun yang tidak langsung, namun terlibat
dalam kegiatan PT. MAJU
 Observasi dan menggunakan bantuan kuisioner untuk mengetahui data mengenai
sikap, tanggapan ataupun pernyataan penduduk mengenai bisa difungsikannya
kembali lahan bekas tambang setelah selesai dilakukan kegiatan pembongkaran
terhadap peralatan dan infrastruktur bekas tambang pada lahan bekas tambang
BAB VIII
ORGANISASI

Penanganan dan persiapan yang menyeluruh dalam perencanaan organisasi


proyek diperlukan untuk kepentingan operasi penambangan tanah liat yang efisien, yang
akan menentukan keberhasilan pencapaian tujuan proyek penambangan yang dikelola
oleh PT.MAJU.
Agar manajemen operasi proyek penambangan tanah liat dapat mencapai tujuan
yang diharapkan, maka dibutuhkan suatu organisasi proyek untuk menanganinya. Bentuk
organisasi yang direncanakan untuk melaksanakan manajemen operasi penambangan ini
adalah organisasi garis dan staff (Line and staff organization).
Pelaksanaan operasi penambangantanah liat PT. MAJU dilakukan secara kontrak
untuk pengupasan overburden. Berikut bagan organisasi PT. MAJU.

Jadwal Pelaksanaan Pascatambang


Penutupan tambang adalah kegiatan yang bertujuan memperbaiki atau menata
kegunaan lahan yang terganggu sebagai akibat dihentikannya kegiatan penambangan
untuk memenuhi kriteria sesuai dengan dokumen rencana penutupan tambang. Proses
penutupan tambang akan berlangsung sampai kegiatan revegetasi berhasil, antara lain
tanaman dapat hidup dengan. Berikut jadwal pelaksanaan pascatambang PT. MAJU

Tabel 8.1 Jadwal Pelaksanaan Pascatambang


Tahun
N
TAHAP 1
O 1 2 3 4 5 6 7 8 9
0
1 OPERASI PENAMBANGAN
2 REKLAMASI
3 PASCATAMBANG
a. Pembongkaran
b. Reklamasi
c. Pemeliharaan dan perawatan
d. Pemantauan
e. Pelaporan

BAB IX
KRITERIA KEBERHASILAN PASCATAMBANG

Tabel 9.1 kreria keberhasilanit


Realisasi/ Standar
Kegiatan Obyek
NO Rencana Hasil Keberhasilan
Pascatambang Kegiatan
penelitian Sesuai Rpt
reklamasi jalan
a Sesuai rencana
1 tambang  9 m  8.000.000
Tampak
 reklamasi lahan
Bekas b 30 mx 30 m 30 x 30 m Sesuai rencana
  bekas stockpile
Tambang
reklamasi kolam
c.
  pengendapan      
2 Fasilitas a      
  pengolahan b        
3 Fasilitas a Rekondisi kantor      
  penunjang b        
Kualitas air
permukaan
Air permukaan 1 lokasi 1 lokasi memenuhi baku
Pemantauan mutu lingkungan
4 a (BML)
  b        
     c        

BAB X
RENCANA BIAYA PASCATAMBANG

Tabel 10.1 Rancangan Biaya Pascatambang


no kegiatan luas biaya (Rp)
baiaya langsung    
a. Biaya pada tampak bekas tambang, terdiri atas
biaya    
1. reklamasi jalan tambang  9 m  8.000.000
2 Pembongkaran kolam pengendapan 2.500.000
3 reklamasi kolam pengendapan 5m x15 m 18.500.000
4 Reklamasi lahan bekas stockpile 30mx 30m 30.000.000
   
b. Biaya fasilitas penunjang    
1. pebongkaran sisa bagunan  1 unit  2.000.000
1 2. pembongkaran peralatan    
c. Pengembangan sosial,budaya dan ekonomi    
1. Pembuatan warung kecil 10 unit 10.000.000
2
2. Pemodalan pengembangan pertanian kelompok 14.000.000
d. Pemeliharaan  
1. Pemeliharaan tanaman 5 ha 5.000.000
2. pemupukan 5 ha 14.285.714
e.pemantauan  
1.air permukaan  5 tahun 5.000.000
subtotal    109.285.714
biaya tidak langsung, terdiri atas biaya    
a. Mobilitas  2,5 % 2.732.142.85
2 b. Perencanaan pascatambang  5 %  5.464.285,7
c. biaya administrasi dan keuntungan kontraktor 4% 4.371.428,56
d. biaya supervisi 3% 3.278.571,42
 15.846.4228,6
sobtotal   7
Total biaya 125.132.142,7

JAMINAN PASCATAMBANG
Total biaya rencana pascatambang PT. MAJU sebesar Rp 125.132.142,7 Jaminan
penutupan tambang tersebut akan ditempatkan setiap tahun saat dimulainya kegiatan
tambang hingga 2 (dua) tahun sebelum penutupan tambang. Rincian penempatan jaminan
penutupan tambang setiap tahun dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 10. 2 penempatan jaminan pascatambang

umur penempatan jaminan reklamasi


tambang tahun 1 tahun 2 tahun 3 tahun 4
7 tahun 0,063 0,187 0,313 0,437
Rp 7.883.324,99 Rp23.399.710,68 Rp39.166.360,67 Rp54.827.746

Anda mungkin juga menyukai