Anda di halaman 1dari 3

EBP / EVIDENCE BASED PRACTICE

“HUBUNGAN PEMASANGAN KATETER URINE DENGAN KEJADIAN INFEKSI


SALURAN KEMIH”

Nama : Loni Budi Rosanti

Nim : 01501190133

EBP : 3

Tanggal : 21 Februari 2022

A. MASALAH
Infeksi Saluran Kemih merupakan keadaan dimana terdapat infeksi bakteri atau
mikroorganisme pada saluran kemih (Rahmi, 2016).
Kateterisasi urine adalah Tindakan pemasangan selang kateter dengan memasukkanya
kedalam kandung kemih melalui uretra untuk mengeluarkan urine (Rahmi, 2016).
Infeksi saluran kemih menjadi penyebab utama dari infeksi nosocomial dan 80%
diperoleh dari penggunaan kateter urine,. Tingginya angka kejadian infeksi setelah
pemasangan kateter merupakan akibat dari sulitnya pengontrolan dan perawatan serta
penggatian kateter pada pasien . Pasien yang terpasang kateter mengalami
peningkatan infeksi sebanyak 5% setiap hari karena munculnya bacteriuria yang
berkembang seiring dengan durasi kateterisasi (Ana, 2020).

B. HASIL PENELITIAN
Penelitian yang dilakukan oleh (Rahmi, 2016) bertujuan untuk melihat hubungan
lama kateter terpasang dengan kejadian infeksi saluran kemih dengan menggunakan
metode deskriptif kolerasi dimana untuk mengetahui hubungan korelatif antara
variable independn dan dependen dengan pendekatan cross sectional. Hasil yang
didapat dari penelitian ini adalah pasien yang terpasang kateter urin selama >7hari
sebesar 60% mengalami infeksi sedangkan pasien yang terpasang kateter urine selama
3-<7 hari tidak ada yang mengalami infeksi. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa
terdapat hubungan antara lama pemakaian kateter urine dengan terjadinya infeksi
saluran kemih. Lama pemasangan sangat berpengaruh terhadap infeksi saluran kemih
karena kateter dapat menimbulkan terjadinya iritasi pada mukosa uretra sehingga
menjadi pintu masuk mikroorganisme dan semakin lama kateter terpasang maka
peluang kateter terkontaminasi oleh mikroba juga semakin besar.

Penelitian yang dilakukan oleh (Kausuhe, 2017) bertujuan untuk mengetahui


hubungan pemasangan kateter dengan kejadian infeksi saluran kemih menggunakan
desain penelitian yaitu cohort atau prospektif dan data dikumpulkan menggunakan
lembar obeservasi. Hasil yang didapatkan yaitu pasien dengan pemasangan kateter
sesuai yang mengalami infeksi sebesar 14,3 %, sedangkan pasien dengan pemasangan
kateter tidak sesuai yang mengalami infeksi saluran kemih sebesar 82,6 %. Oleh
karena itu dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat hubungan antara kesesuaian
pemasangan kateter dengan infeksi saluran kemih.

C. SARAN
Hasil yang didapatkan dari kedua penelitian yang berbeda tersebut adalah terdapat
hubungan antara pemasangan kateter urine dengan kejadian infeksi saluran kemih
yang disebabkan oleh lama pemakaian dan kesesuaian pemasangan kateter. Oleh
karena itu, saran yang dapat saya berikan yaitu sebaiknya pemasangan kateter tidak
terlalu lama atau tidak lebih dari 7 hari karena akan meningkatkan angka kejadian
infeksi saluran kemih dan setelah 7 hari bisa dilakukan penggantian pemasangan
kateter dengan yang baru. Selain itu , perawat juga harus selalu memonitor adanya
tanda-tanda infeksi dan menerapkan prosedur aseptic dalam melakukan tindakan
pemasangan kateter terhadap pasien.
REFERENSI

Ana, k. D. (2020). Hubungan lama pemasangan kateter dengan kejadian infeksi saluran
kemih pada pasien di ruang penyakit dalam rumkit tk ii dr. Soepraoen malang. Jurnal
ilmiah ilmu kesehatan vol .8, no.2, 138-145.

Kausuhe, j. (2017). Hubungan pemasangan kateter urine dengan kejadian infeksi saluran
kemih di rsu gmim pancaran kasih. E-journal keperawatan (ekp), volume 5, nomor 2,
1-6.

Rahmi, m. (2016). Hubungan lama kateter terpasang dengan terjadinya infeksi saluran
kemih pada pasien di ruang bangsal bedah dan interne rsud dr.achmad mochtar.
Sumatera barat: sekolah tinggi ilmu kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai