WOC
FAKULTAS KEPERAWATAN
I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : An.A
Alamat :Jalan Permata Indah no 9 Binongan, Kelapa Dua
Tempat/ Tgl Lahir : 1 Ferbuari 2008
Agama : Kristen Protestan
NamaAyah/ Ibu : Tn. S
SukuBangsa : Suku Jawa
PekerjaanAyah : Wiraswasta
Pendidikan Ayah : SLTA Sederajat
PekerjaanIbu : Ibu Rumah Tangga
PendidikanIbu : SLTA Sederajat
Keluarga An. A tidak memiliki Riwayat penyakit turunan atau penyakit menular.
V. RIWAYATSOSIAL
a. Yang mengasuh: Keluarga Inti
b. Hubungan dengan anggota keluarga: Anak A merupakan anak kandung dari kedu aorang
tuanya dan memiliki hubungan baik .
c. Hubungan dengan teman sebaya: Pasien mengatakan memiliki hubungan pertemanan
yang baik dengan teman-temannya
d. Pembawaan secara umum: Pasien mengatakan hubungannya dengan lingkungan sekitar baik
dan pasien pernah terlibat dalam kegiatan karang taruna di masyarakat
e. Lingkungan rumah :Pasien mengatakan lingkungan rumahnya bersih dan memiliki banyak
tanaman
Data tambahan : -
Ekstremitas : pasien idak menalami pembtasan gerak dan kekuatan otot pasien
5555 5555
5555 5555
Kulit : Akral teraba hangat
Tanda vital : TD 100/60 mmHg, Nadi 120 x/mnt, Suhu 37,5 C, RR 21 x/mnt
Pasien mengatakan pergaulan dia dengan teman-temannya baik dan sering pergi ke
sekolah dan bermain bersama-sama
2. Motorik Halus
Pasien mengatakan sebelum sakit lebih sering menghabiskan waktunya untuk bermain
alat musik dan membaca buku
3. Kognitif dan Bahasa
Kognitif : Pekembangan otak anak meningkat sehingga mempengaruhi cara berpikir,
memilih apa yang disuka dan mampu menyelesaikan masalah
Bahasa : Bahasa yang anak gunakan sudah lengkap dan fasih, pasien berbicara dengan
perawat menggunakan bahasa indonesia
4. Motorik Kasar
Pasien mengatakan sering menghabiskan waktunya untuk bermain futsal dan
melakukan olahrga lainnya.
Pemeriksaan Hasil
Ht 31%,
Hb 10,80 gr/Dl
Trombosit 25.000 Ul
NO DATA ETIOLOGI MASALAH KEPERAWATAN
1. DS: Trombositopenia Resiko perdarahan
- Pasien mengatakan pada saat BAB, feses
tampak hitam dan bercampur darah
- Pasien mengatakan bahwa pasien merasa
pusing.
DO:
- Terdapat bitnik bitnik merah di daerah
sekitar dada anak A
- Pasien tampak pucat
- Hasil pemeriksaan LAB
Ht: 31%,
Hb: 10,80 gr/Dl
Trombosit: 25.000 uL
Hasil Pemeriksaaan TTV:
TD 100/60 mmHg,
Nadi 120 x/mnt
Suhu 37,5OC
RR 21 x/mnt
2. DS : Kadar hb turun Ketidakefektifan perfusi jaringan
- Pasien mengatakan bahwa pasien merasa
pusing dan lemas
DO :
- Konjungtiva pasien tampak anemis
- Bibir pasien tampak pucat
- Hasil pemeriksaan LAB
Ht: 31%,
Hb: 10,80 gr/Dl
Trombosit: 25.000 uL
Hasil Pemeriksaaan:
TD 100/60 mmHg,
Nadi 120 x/mnt
Suhu 37,5OC
RR 21 x/mnt
DS : Kelemahan fisik Intoleran aktivitas
- Pasien mengatakan merasa pusing
DO :
- Pasien tampak pucat
- Pasien tampak membutuhkan bantuan
orang lain untuk beraktivitas harian
1. Risiko perdarahan b.d trombositopenia d.d melena ( feses tampak hitam dan terdapat
bercak darah )
2. Ketidakefektifan perfusi jaringan b.d penurunan kadar hb d.d pasien merasa pusing
dan pucat
3. Intoleran aktivitas b.d kelemahan umum d.d pasien dibantu orang lain saat
beraktivitas
Intervensi
EDUKASI
(Qurohman, 2020)
- untuk mencegah
perdarahan
apabila adanya
trauma perut
- Untuk membantu
klien
mendapatkan
penanganan
secepat mungkin
Hari Pertama
09.15 Berkolaborasi
dalam pemberian
obat.
H : pasien
mendapatkan obat
Ns. L
kortikosteroid
09.30 Memantau hasil
periksaan
laboratorium
terutama trombosit,
hematokrit dan
hemoglobin.
H : Hasil lab
menunjukkan
adanya penurunan
kadar hemoglobin
dan trombosit Ns. L
09.45 Menganjurkan
meningkatkan
asupan untuk
menghindari
konstipasi
H : pasien
mengatakan tidak
napsu makan
Ns. L
10.00 Menganjurkan
segera melapor jika
terjadi perdarahan
H : ibu pasien
melaporkan tanda
Ns. L
tanda perdarahan
Hari Kedua
08.13 Mengobservasi
adanya darah dalam
sekresi cairan tubuh
H : pasien
mengatakan masih
ada bercak dalam
feses
Ns. L
09.00 Berkolaborasi
dalam pemberian
obat
H : Pasien
meminum obat
kortikosteroid dari
dokter Ns. L
09.10 Memantau hasil
periksaan
laboratorium
terutama trombosit,
hematokrit dan
hemoglobin.
H : Hasil lab pasien
menunjukkan sudah
terjadi peningkatan
dalam trombosit Ns. L
09.20 Menganjurkan
meningkatkan
asupan untuk
menghindari
konstipasi
H : napsu makan
pasien meningkat
Ns. L
EBP
ITP merupakan kelainan perdarahan yang disebabkan oleh adanya destruksi
trombosit normal akibat antibody dan gangguan produksi megakariosit yang ditandai
dengan adanya penurunan jumlah trombosit yaitu kurang dari 100.000/Ul, adanya
bercak dalam feses, petekie, gusi berdarah (Sari, 2018)
Kortikosteroid merupakan obat yang mengandung hormon steroid berfungsi
untuk menghambat produksi zat yang menimbulkan peradangan dalam tubuh,
serta sebagai imunosupresan dalam menurunkan aktivits dan kerja sistem
imun.Obat ini biasanya digunakan untuk mengobati penyakit autoimun
contohnya ITP (Wijaya, 2019)
Menurut (Sari, 2018) pasien itp mempunyai gambaran klinis yaitu
perdarahan kulit seperti hematom dan petekie dan bisa juga di akibatkan oleh
trombositopenia. Kortikosteroid dapat diberikan jika mengalami perdarahan
berat yang mengancam jiwa dan dapat diberikan dalam dosis tinggi yaitu
4mg/kg/hari ( maksimal 180 mg/hari ) dengan efek samping hipertensi, nyeri
perut, hiperglikemia,dll.
Menurut (Hardjoeno, 2012) pemberian obat kortikosteroid pada apsien ITP
bertujuan untuk meningkatkan jumlah trombosit melalui beberapa mekanisme
untuk mengurangi kemampuan makrofag yang dapat merusak trombosit,
mengurangi sintesis autoantibodi, menghambat pengikatan trombosit dengan
autoantibodi, meningkatkan trombopoeitin, dan menstimulasi progenitor
megakariosit.
Oleh karena itu saran yang dapat saya berikan yaitu tetap berkolaborasi
dengan dokter dalam pomberian obat kjortikosteroid dengan memperhatikan
dosis yang dibutuhkan sesuai kondisi pasien untuk mencegah terjadinya
kompliaksi yang lebih parah.
LEAFLET
DAFTAR PUSTAKA
Amin, h. (2015). Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan diagnosa medis dan nanda nic- noc
edisi revisi jilid 3. Jogakarta: mediaction publishing.
haeran, d. (2020). Asuhan keperawatan pada anak dengan demam berdarah dengue. Buletin
kesehatan vol.4 no.2 , 80-97.
Hardjoeno. (2012). Clinical pathology and medical laboratory. Indonesian journal vol. 16. No. 3,
100-151.
Nanda. (2018). Nanda-i diagnosis keperawatan : definisi dan klasifikasi 2018-2020. Jakarta:
penerbit buku kedokteran egc
Nuryani, s. (2016). Asuhan keperawatan anak dengue haemoragik fever dengan fokus study
resiko perdarahan di rsud bendan kota pekalongan. Semarang: poltekkes kemenkes
semarang.
Qurohman, t. (2020). Asuhan keperawatan pada anak dengue hemoragic fever ( dhf ) dengan
masalah keperawatan peningkatan suhu tubuh (hipertermi ) diruangan kalimaya atas
rsu. Dr.slamet garut. Bandung: universitas bhakti kencana.
Safinaz, f. (2015). Asuhan keperawatan pada an.f dengan dengue hemoragic fever ( dhf ) di
ruang mawar rsud kraton kabupaten pekalongan. Pekalongan: stikes muhammadiyah
pekajangan.
Sari, t. T. (2018). Immune thrombocytopenic purpura. Jurnal sari pediatri, vol. 20, no. 1, 58-64.
Wijaya, s. (2019). Immune thrombocytopenia. Jurnal cdk vol.46 no 11, 658-661.
LEMBAR PERNYATAAN KASUS RESUME
MR: 12-12-1903-22
Clayrine
Clayrine
Clayrine
10. Pemeriksaan antropometri 4/3/22
anak Clayrine
Clayrine
Clayrine