Anda di halaman 1dari 12

1

MODUL PERKULIAHAN

Kode – U001700006
PENDIDIKAN
PANCASILA
Pendidikan Pancasila: Latar
belakang, Tujuan dan
Metode Pembelajaran

Abstrak Sub-CPMK (lihat di RPS)

Sub-CPMK 1.  Ketepatan menjelaskan Dasar-dasar


pendidikan Pancasila,
Mampu menjelaskan  Ketepatan menjelaskan Tujuan
latarbelakang, tujuan dan penyelenggaraan pendidikan Pancasila
metode pembelajaran  Ketepatan menjrlaskan Capaian pendidkan
Pancasila Pancasila
 Ketepatan menjelaskan Metode
pembelajaran pendidikan Pancasila
.

Fakultas Program Studi Onlie Disusun Oleh

Tim Dosen Pancasila :


1. Dr. Syahrial Syarbaini, MA
EKONOMI DAN BISNIS MANAGEMEN
02 2. D. Machdum Fuady,S.H., M.H.
3. H. Ahmad Gozali, SHI., MH.
4. Irfan, SH, MH
5. Dra. Yayah Salamah, MM.
2

Pendidikan Pancasila: Latar belakang,


Tujuan dan Metode Pembelajaran

a. Latar belakang
Gerakan merevitalisasi Pancasila saat ini semakin menunjukkan gejala yang
menggembirakan. Forum-forum ilmiah di berbagai tempat telah diselenggarakan
baik oleh masyarakat umum maupun kalangan akademisi. Tidak terkecuali lembaga
negara yaitu MPR sudah mencanangkan empat pilar berbangsa yang salah satunya
adalah Pancasila. Memang ada perdebatan tentang istilah pilar tersebut, karena
selama ini dipahami bahwa Pancasila adalah dasar negara, namun semangat untuk
menumbuhkembangkan lagi Pancasila perlu disambut dengan baik.
Undang Undang Republik Indonesia nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan
Tinggi yang belum lama disahkan, secara eksplisit menyebutkan bahwa terkait dengan
kurikulum nasional setiap perguruan tinggi wajib menyelenggarakan mata kuliah
Pancasila, Kewarganegaraan, Agama dan Bahasa Indonesia.
Apabila dilakukan jejak pendapat dikalangan mahasiswa biasanya mereka
cenderung tidak menyukai empat mata kuliah yang dikenal sebagai Mata Kuliah
Kepribadian (MPK). Beberapa alasannya adalah pertama, mata kuliah ini bukan mata
kuliah sesuai dengan bidang studi mereka, kedua, materinya tidak up-to-date, hanya
mengulang apa yang pernah mereka dapatkan di jenjang pendidikan sebelumnya, ketiga,
metode pembelajarannya yang tidak variatif dan inovatif sehingga menimbulkan
kebosanan. Alasan yang pertama perlu diberikan penjelasan kepada mahasiswa bahwa
mempelajari ilmu sesuai dengan bidangnya saja tidaklah cukup untuk bekal ketika mereka
lulus kuliah dan terjuh ke masyarakat. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa lebih dari
60% keberhasilan seseorang tidak ditentukan pada penguasaan bidang ilmunya, namun
pada kepribadiannya. Dengan menyadari betapa pentingnya kepribadian, diharapkan
mahasiswa akan lebih tertarik dan antusias mempelajari Pancasila.
Alasan kedua yaitu materi tidak up-to-date sebenarnya hal ini lebih terkait dengan
masalah SDM (dosen pengampu). Bahan-bahan pendukung perkuliahan yang terkait
dengan Pancasila sangat banyak. Tulisan dalam jurnal, majalah, buku maupun internet
sangat mencukupi untuk digunakan sebagai bahan ajar. Persoalan sebenarnya juga tidak
dapat ditimpakan sepenuhnya kepada dosen karena realitas di lapangan jumlah dosen
Pancasila sangat terbatas, sehingga yang terjadi satu dosen dapat mengajar banyak kelas
atau dosen yang tidak berkompeten mengajar Pancasila. Persoalan materi terkait pula
dengan metode pembelajaran yang berujung pada SDM juga. Sehinggga perlu kiranya

2021 Pendidikan Pancasila


2 H. Ahmad Gozali, S.H.I, M.H.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
3

kedepan dilakukan up-grading bagi pengajar Pancasila dan pelatihan untuk calon dosen
pengajar Pancasila.
Keberadaan Rancangan Pembelajaran Pendidikan Pancasila ini tentunya sangat
penting untuk memberikan panduan umum tentang bagaimana mengajarkan Pancasila
kepada mahasiswa. Rancangan ini sudah memilahkan antara Pendidikan Pancasila dan
Pendidikan Kewarganegaraan yang sebelumnya dijadikan satu, sehingga memperjelas
pokok bahasan apa saja yang perlu disampaikan kepada mahasiswa terkait dengan
Pendidikan Pancasila. Selain itu, gambaran tentang metode pembelajaran juga diharapkan
dapat memberikan inspirasi untuk dikembangkan lebih lanjut.

b. Tujuan

Dengan penyelenggaraan Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi, diharapkan dapat tercipta


wahana pembelajaran bagi para mahasiswa untuk secara akademik mengkaji, menganalisis, dan
memecahkan masalah-masalah pembangunan bangsa dan negara dalam perspektif nilai-nilai dasar
Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara Republik Indonesia.
Pendidikan Pancasila sebagai bagian dari pendidikan Nasional bertujuan untuk mewujudkan
tujuan Pendidikan Nasional. Sistem pendidikan nasional yang ada merupakan rangkaian konsep,
program, tata cara, dan usaha untuk mewujudkan tujuan nasional yang diamanatkan Undang-
Undang Dasar Tahun 1945, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.
Jadi tujuan penyelenggaraan Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi pun merupakan bagian
dari upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara spesifik tujuan penyelenggaraan
Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi adalah:
1. Memperkuat Pancasila sebagai dasar falsafah negara dan ideologi bangsa melalui
revitalisasi nilai-nilai dasar Pancasila sebagai norma dasar kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
2. Memberikan pemahaman dan penghayatan atas jiwa dan nilai-nilai dasar Pancasila kepada
mahasiswa sebagai warga negara Republik Indonesia, serta membimbing untuk dapat
menerapkannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
3. Mempersiapkan mahasiswa agar mampu menganalisis dan mencari solusi terhadap
berbagai persoalan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara melalui sistem
pemikiran yang berdasarkan nilai-nilai Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945.
4. Membentuk sikap mental mahasiswa yang mampu mengapresiasi nilai-nilai ketuhanan,
kemanusiaan, kecintaan pada tanah air dan kesatuan bangsa, serta penguatan masyarakat
madani yang demokratis, berkeadilan, dan bermartabat berlandaskan Pancasila, untuk
mampu berinteraksi dengan dinamika internal dan eksternal masyarakat bangsa Indonesia.

2021 Pendidikan Pancasila


3 H. Ahmad Gozali, S.H.I, M.H.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
4

Capaian Pembelajaran
Capaian pembelajaran yang diharapkan setelah lulus mata kuliah ini adalah:

1. CPMK 1 : Mampu menjelaskan arti pentingnya Pendidikan Pancasila.


2. CPMK 2. Mampu menjelaskan secara kronologis nilai-nilai Pancasila dalam arus kajian
sejarah bangsa Indonesia
3. CPMK 3: Mampu menerapkan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dalam Pembukaan
dan Pasal-pasal UUDNRI 1945
4. CPMK 4: mampu menerapkan Implementasi Pancasila Dalam perundang-undangan dan
kebijaksanaan negara
5. CPMK 5 : mampu menjelaskan Makna Pancasila dalam system filsafat dan dasar ilmu
6. CPMK 6: mampu mendeskripsikan Perbandingan ideologi Pancasila dengan ideologi lain .
7. CPMK 7: mampu menjelaskan Makna Pancasila sebagai sistem etika.
8. CPMK 8: mampu menjelaskan Pancasila sebagai system Ekonomi dalam pembangunan
nasional.

c. Metode pengajaran
Pilihan strategi pengembangan metode pembelajaran Pendidikan Pancasila yang berbasis
kompetensi dengan pendekatan Student Active Learning membawa konsekuensi perubahan
paradigma metode pembelajaran. Arah perubahannya adalah sebagai berikut;

Dari Menjadi
Berpusat pada pengajar Berpusat pada Mahasiswa
(metode Instruksi) (metode konstruksi)
Paradigma = Mengajar Paradigma = Belajar
Apa yang dipikirkan Apa yang dipelajari
Mengetahui apanya Mengetahui bagaimananya
 transfer of knowledge  transfer of values
Dengan pendekatan Student Active Learning, mahasiswa lebih banyak melakukan eksplorasi
daripada secara pasif menerima informasi yang disampaikan oleh pengajar. Keuntungannya
mahasiswa tidak hanya memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan bidang
keahliannya saja, tetapi juga berkembang keterampilan komunikasi, bekerja dalam kelompok,
insiatif, berbagi informasi, dan penghargaan terhadap orang lain. Metode pendekatan Student
Active Learning ini meliputi antara lain:
 Studi kasus. Pada metode pembelajaran ini mahasiswa diberikan kasus yang perlu dicari
pemecahan masalahnya sesuai dengan pokok bahasan yang sedang dibahas.
 Diskusi. Penyajian bahan pelajaran dilakukan dengan cara mahasiswa ditugaskan untuk
membahas dan bertukar pendapat mengenai topik atau masalah tertentu untuk memperoleh
suatu pengertian bersama yang lebih jelas dan teliti.

2021 Pendidikan Pancasila


4 H. Ahmad Gozali, S.H.I, M.H.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
5

 Seminar. Mahasiswa diminta untuk mempersiapkan makalah/paper, kemudian


mempresentasikannya di depan mahasiswa lainnya dan dalam kesempatan ini akan
memperoleh masukan dan pertanyaan baik dari sesama mahasiswa lainnya maupun dari
staf pengajar.
 Debat. Suatu metode pembelajaran dengan cara mahasiswa dibagi ke dalam beberapa
kelompok dan setiap kelompok terdiri dari 4 orang. Di dalam kelompok tersebut
mahasiswa melakukan perdebatan tentang topik tertentu.
 Kerja lapangan. Suatu cara penyajian bahan pelajaran dengan membawa mahasiswa
langsung kepada objek atau pokok bahasan yang akan dipelajari di luar kelas.
 Bermain peran Bermain peran adalah salah satu permainan pendidikan yang digunakan
untuk menjelaskan perasaan, sikap, perilaku dan nilai dengan tujuan untuk menghayati
peran, sudut pandang dan cara berpikir orang lain dengan memainkan peran orang lain.
 Simulasi Suatu cara penguasaan bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan
penghayatan mahasiswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan mahasiswa
dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. Permainan ini pada
umumnya dilakukan lebih dari satu orang, hal itu tergantung kepada apa yang diperankan.
 Tugas kelompok Metode pembelajaran dengan memberikan tugas kepada mahasiswa yang
telah dibuat kelompok, misalnya dalam bentuk karangan atau makalah, kliping dan/atau
mengamati suatu kejadian.
 Permainan Merupakan cara penyajian bahan pengajaran dimana mahasiswa melakukan
permainan untuk memperoleh atau menemukan pemahaman dan konsep tertentu. Metode
permainan ini dapat dilakukan secara individual atau kelompok.
 Collaborative Learning (CL) Merupakan proses belajar kelompok, di mana setiap anggota
menyumbangkan informasi, pengetahuan, pengalaman, ide, sikap, pendapat, kemampuan
dan keterampilan yang dimilikinya, untuk secara bersama-sama saling meningkatkan
pemahaman seluruh anggota.
 Problem-Based Learning (PBL). Metode belajar yang menggunakan masalah yang
komplek dan nyata untuk memicu pembelajaran sebagai langkah awal dalam
mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru.
 Bola salju menggelinding. Dalam pembelajaran ini mahasiswa melakukan tugas individu
kemudian berpasangan. Dari pasangan tersebut kemudian mencari pasangan yang lain
sehingga semakin lama anggota kelompok semakin besar bagai bola salju yang
menggelinding. Metode ini digunakan untuk mendapatkan jawaban yang dihasilkan dari
mahasiswa secara bertingkat. Dimulai dari kelompok yang lebih kecil berangsurangsur
kepada kelompok yang lebih besar sehingga pada akhirnya akan memunculkan dua atau
tiga jawaban yang telah disepakati oleh mahasiswa secara kelompok. Pilihan terhadap

2021 Pendidikan Pancasila


5 H. Ahmad Gozali, S.H.I, M.H.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
6

metode tersebut tergantung dari kebutuhan, kesiapan staf pengajar, sarana, dan prasarana
yang ada pada masing-masing perguruan tinggi

d. Sistem penilaian
Evaluasi Hasil Pembelajaran dapat dilakukan melalui:
1) Penilaian hasil belajar mahasiswa dilakukan berdasarkan capaian pembelajarannya.
2) Adapun bentuknya bisa bermacam-macam seperti penugasan individual atau
kelompok, quis, ujian tengah semester, ujian akhir semester, penilaian diri
(selfassessment), penilaian sejawat (peer assessment), dan observasi kinerja
mahasiswa melalui tampilan lisan atau tertulis.
3) Kriteria penilaian dan pembobotannya diserahkan kepada dosen pengampu dan
disesuaikan dengan Pedoman Evaluasi Akademik yang berlaku pada perguruan
tinggi masing-masing.
4) Sistem penilaian perlu dijelaskan kepada mahasiswa pada awal perkuliahan.

e. Kontrak perkuliahan

MANFAAT MATA KULIAH

Undang-Undang No 12 tahun 2012, menyatakan bahwa perguruan tinggi memiliki otonomi dalam
penyusunan kurikulum, namun pada pelaksanaannya diperlukan rambu-rambu yang sama agar
dapat mencapai hasil yang optimal. Disamping itu, peserta didik di perguruan tinggi merupakan
insan dewasa , sehingga dianggap sudah memiliki kesadaran dalam mengembangkan potensi diri
untuk menjadi intelektual, ilmuwan, praktisi, dan atau professional.
Sesuai dengan tujuan Pendidikan Tinggi dalam UU No 12 tahun 2012 tentang Perguruan Tinggi,
yaitu menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, terampil, kompeten, dan berbudaya untuk
kepentingan bangsa.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut, seluruh mahasiswa harus mengikuti pembelajaran mata kuliah
dasar umum yang dikenal dengan MKDU (general education). Sebagian dari MKDU telah
dinyatakan dalam UU No 12 tahun 2012 sebagai mata kuliah wajib, yaitu Agama, Pancasila,
Kewarganegaraan, dan Bahasa Indonesia. Dalam rangka menyempurnakan capaian pembelajaran,
maka MKDU ditambah dengan bahasa Inggris, Kewirausahaan, dan mata kuliah yang mendorong

2021 Pendidikan Pancasila


6 H. Ahmad Gozali, S.H.I, M.H.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
7

pada pengembangan karakter lainnya, baik yang terintegrasi maupun individu. Mata Kuliah
Pendidikan Pancasila merupakan pelajaran yang memberikan pedoman kepada setiap insan untuk
mengkaji, menganalisis, dan memecahkan masalah-maslah pembangunan bangsa dan Negara
dalam perspektif nilai-nilai dasar Pancasila sebagai ideology dan dasar Negara Republik Indonesia.

DESKRIPSI MATA KULIAH

Mata kuliah Pendidikan Pancasila adalah pendidikan untuk memberikan pemahaman dan
penghayatan kepada mahasiswa mengenai idologi Negara Indonesia melalui esensi
materi pendidikan Pancasila yang meliputi: Pancasila dalam kajian sejarah perjuangan
bangsa, Pancasila sebagai dasar Negara, Pancasila sebagai ideology Negara, Pancasila
sebagai system system filsafat dan dasar nilai pengembangan ilmu, Makna dan
aktualisasi nilai-nilai sila-sila Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara serta
Pancasila dalam system ekonomi.

Materi Pembelajaran

Capaian pembelajaran dalam mata kuliah Pancasila ini adalah agar mahasiswa dapat menganalisis
konsep berikut:

1. Pengantar Pendidikan Pancasila: Konsep, Urgensi dan Pentingnya Pancasila


2. Pendidikan Pancasila: Latar belakang, Tujuan dan Metode Pembelajaran
3. Pancasila dalam arus kajian sejarah bangsa Indonesia Sebelum Kemerdekaan
4. Pancasila Dalam Dinamika ketataanegara Republik Indonesia
5. Implementasi Pancasila sebagai dasar negara dalam Pembukaan dan Pasal-pasal UUDNRI
1945
6. Implementasi Pancasila Dalam perundang-undangan dan kebijaksanaan Negara
7. Memahami Makna Pancasila dalam system filsafat
8. Pancasila sebagai landasan dalam pengembangan ilmu dan teknologi
9. Pancasila sebagai ideology Bangsa dan Negara
10. Perbandingan ideologi Pancasila dengan ideologi lain
11. Makna Pancasila sebagai sistem etika
12. Pancasila dalam Etika Politik Bernegara
13. Makna dan aktualisasi sila-sila Pancasila Dalam Kehidupan Bernegara
14. Pancasila sebagai system Ekonomi dalam pembangunan nasional
15. Kesimpulan

PELAKSANAAN PERKULIAHAN

2021 Pendidikan Pancasila


7 H. Ahmad Gozali, S.H.I, M.H.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
8

Perkuliahan dilaksanakan selama satu semester dengan 15 kali pertemuan, dan 1 kali Ujian Akhir
Semester. Mahasiswa dituntut untuk mampu secara mandiri mengolah berbagai informasi yang ada
dan terus aktif mengembangkan diri. Dalam perkuliahan ini, mahasiswa harus terlibat aktif
membangun pengetahuannya sehingga mencapai pengetahuan yang mendalam.

D. Metode pembelajaran :

Metode pendekatan Student Active Learning ini meliputi antara lain:


1) Studi kasus
Pada metode pembelajaran ini mahasiswa diberikan kasus yang perlu dicari pemecahan
masalahnya sesuai dengan pokok bahasan yang sedang dibahas.
2) Diskusi
Penyajian bahan pelajaran dilakukan dengan cara mahasiswa ditugaskan untuk membahas dan
bertukar pendapat mengenai topik atau masalah tertentu untuk memperoleh suatu pengertian
bersama yang lebih jelas dan teliti.
3) Seminar
Mahasiswa diminta untuk mempersiapkan makalah/paper, kemudian mempresentasikannya di
depan mahasiswa lainnya dan dalam kesempatan ini akan memperoleh masukan dan pertanyaan
baik dari sesama mahasiswa lainnya maupun dari staf pengajar.
4) Debat
Suatu metode pembelajaran dengan cara mahasiswa dibagi ke dalam beberapa kelompok dan setiap
kelompok terdiri dari 4 orang. Di dalam kelompok tersebut mahasiswa melakukan perdebatan
tentang topik tertentu.
5) Kerja lapangan
Suatu cara penyajian bahan pelajaran dengan membawa mahasiswa langsung kepada objek atau
pokok bahasan yang akan dipelajari di luar kelas.
6) Bermain peran Bermain peran adalah salah satu permainan pendidikan yang digunakan untuk
menjelaskan perasaan, sikap, perilaku dan nilai dengan tujuan untuk menghayati peran, sudut
pandang dan cara berpikir orang lain dengan memainkan peran orang lain.
7) Simulasi Suatu cara penguasaan bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan
penghayatan mahasiswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan mahasiswa dengan
memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. Permainan ini pada umumnya dilakukan
lebih dari satu orang, hal itu tergantung kepada apa yang diperankan.
8) Tugas kelompok Metode pembelajaran dengan memberikan tugas kepada mahasiswa yang telah
dibuat kelompok, misalnya dalam bentuk karangan atau makalah, kliping dan/atau mengamati

2021 Pendidikan Pancasila


8 H. Ahmad Gozali, S.H.I, M.H.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
9

suatu kejadian.
9) Permainan Merupakan cara penyajian bahan pengajaran dimana mahasiswa melakukan
permainan untuk memperoleh atau menemukan pemahaman dan konsep tertentu. Metode
permainan ini dapat dilakukan secara individual atau kelompok.
10) Collaborative Learning (CL) Merupakan proses belajar kelompok, di mana setiap anggota
menyumbangkan informasi, pengetahuan, pengalaman, ide, sikap, pendapat, kemampuan dan
keterampilan yang dimilikinya, untuk secara bersama-sama saling meningkatkan pemahaman
seluruh anggota.
11) Problem-Based Learning (PBL)
Metode belajar yang menggunakan masalah yang komplek dan nyata untuk memicu pembelajaran
sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru.
12) Bola salju menggelinding
Dalam pembelajaran ini mahasiswa melakukan tugas individu kemudian berpasangan. Dari
pasangan tersebut kemudian mencari pasangan yang lain sehingga semakin lama anggota
kelompok semakin besar bagai bola salju yang menggelinding.

C. MAKNA PANCASILA

Pancasila sebagai dasar negara yang autentik termaktub dalam Pembukaan UUD 1945. Inti esensi
nilai-nilai Pancasila tersebut, yaitu ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan
sosial. Bangsa Indonesia semestinya telah dapat mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia sebagaimana yang dicita-citakan, tetapi dalam kenyataannya belum sesuai dengan
harapan. Hal tersebut merupakan tantangan bagi generasi muda,khususnya mahasiswa sebagai
kaum intelektual, untuk berpartisipasi berjuang mewujudkan tujuan negara berdasarkan
Pancasila. Agar partisipasi mahasiswa di masa yang akan datang efektif, maka perlu perluasan dan
pendalaman wawasan akademik mengenai dasar negara melalui mata kuliah pendidikan
Pancasila. Pancasila sebagai ideologi merupakan seperangkat sistem yang diyakini setiap warga
negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Mahasiswa tentu
mengetahui bahwa setiap sistem keyakinan itu terbentuk melalui suatu proses yang panjang
karena ideologi melibatkan berbagai sumber, seperti: kebudayaan, agama, dan pemikiran para
tokoh. Ideologi yang bersumber dari kebudayaan, artinya, berbagai komponen budaya yang
meliputi: sistem religi dan upacara keagamaan, sistem dan organisasi kemasyarakatan, sistem
pengetahuan, bahasa, kesenian, sistem mata pencaharian hidup, sistem teknologi dan peralatan
memengaruhi dan berperan dalam membentuk ideologi suatu bangsa. Mahasiswa perlu
mengetahui bahwa ketika suatu ideologi bertitik tolak dari komponenkomponen budaya yang
berasal dari sifat dasar bangsa itu sendiri, maka pelaku-pelaku ideologi, yakni warga negara, lebih

2021 Pendidikan Pancasila


9 H. Ahmad Gozali, S.H.I, M.H.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
10

mudah Drs. Syamsu Ridhuan, M. Pd . Edisi Revisi, Agustus 2020 melaksanakannya. Para pelaku
ideologi merasa sudah akrab, tidak asing lagi dengan nilainilai yang terdapat dalam ideologi yang
diperkenalkan dan diajukan kepada mereka. Pancasila sebagai sistem filsfat merupakan bahan
renungan yang menggugah kesadaran para pendiri negara, termasuk Soekarno ketika menggagas
ide philosofische grondslag. Perenungan ini mengalir ke arah upaya untuk menemukan nilai-nilai
filosofis yang menjadi identitas bangsa Indonesia. Perenungan yang berkembang dalam
diskusidiskusi sejak sidang BPUPKI sampai ke pengesahan Pancasila oleh PPKI, termasuk salah satu
momentum untuk menemukan Pancasila sebagai sistem filsafat. Sistem filsafat merupakan suatu
proses yang berlangsung secara kontinu sehingga perenungan awal yang dicetuskan para pendiri
negara merupakan bahan baku yang dapat dan akan terus merangsang pemikiran para pemikir
berikutnya, seperti: Notonagoro, Soerjanto Poespowardoyo, dan Sastrapratedja. Mereka
termasuk segelintir pemikir yang menaruh perhatian terhadap Pancasila sebagai sistem filsafat.
Oleh karena itu, kedudukan Pancasila sebagai sistem filsafat dengan berbagai pemikiran para
tokoh yang bertitik tolak dari teoriteori filsafat akan dibahas pada subbab tersendiri. Mahasiswa
perlu memahami Pancasila secara filosofis karena mata kuliah Pancasila pada tingkat perguruan
tinggi menuntut mahasiswa untuk berpikir secara terbuka, kritis, sistematis, komprehensif, dan
mendasar sebagaimana ciri-ciri pemikiran filsafat. Pancasila sebagai sistem etika, di samping
merupakan way of life bangsa Indonesia juga merupakan struktur pemikiran yang disusun untuk
memberikan tuntunan atau panduan kepada setiap warga negara Indonesia untuk bersikap dan
bertingkah laku. Pancasila sebagai sistem etika dimaksudkan untuk mengembangkan dimensi
moralitas dalam diri setiap individu sehingga memiliki kemampuan menampilkan sikap
spiritualitas dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Mahasiswa sebagai
peserta didik termasuk anggota masyarakat ilmiah-akademik yang memerlukan sistem etika yang
orisinal dan komprehensif agar dapat mewarnai setiap keputusan yang diambilnya dalam profesi
ilmiah. Oleh karena itu, keputusan ilmiah yang diambil tanpa pertimbangan moralitas dapat
menjadi bumerang bagi dunia ilmiah itu sendiri sehingga menjadikan dunia ilmiah itu hampa nilai
(value –free).

TUGAS

2021 Pendidikan Pancasila


10 H. Ahmad Gozali, S.H.I, M.H.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
11

Tugas yang yang diberikan desen yang bersangkutan harus dikerjakan oleh mahasiswa disusun
sebagai berikut :
1. Tugas Besar I , materinya CPMK 1 sd. 4
2. Tugas Besar II , materinya CPMK 5 sd. 8
3. Dosen memberikan penilaian terhadap mutu laporan tugas kelompok, sebagai komponen
dari nilai tugas.
4. UAS materinya dari CPMK 1 sd. 8.

KRITERIA PENILAIAN

Penilai dalam perkuliahan ini akan dilakukan seobjektif mungkin sesuai dengan upaya mahasiswa
dalam pencapaian kemampuan. Beberapa hal yang menjadi variable penilaian adalah :

1. Absensi : dengan minimal kehadiran 75%.(Reg.1) 71%


(Reg 2)
2. Makalah, presentasi, diskusi serta tugas :
3. Tugas Besar 1 : 40%
4. Tugas Besar II : 40%
5. Ujian Akhir Semester : 20%

Daftar Pustaka

2021 Pendidikan Pancasila


11 H. Ahmad Gozali, S.H.I, M.H.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
12

Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945


Syahrial Syarbaini, Ph.D. 2014. Pendidikan Pancasila. Jakarta. Ghlaia Indonesia.
Ngadino Surip dkk. 2015. Pancasila Dalam Makna dan Aktualisasi. Jakarta. Andi –
Mercu Buana
Ristekdikti, Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan. 2016.
Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi.
Subiakto Tjakrawardaya, dkk. 2017. Sistem Ekonomi Pancasila. Jakarta . Rawali
Pres
Syahrial Syarbaini, 2021. Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi (Edisi 4).
Jakarta. Edu Pustaka.

2021 Pendidikan Pancasila


12 H. Ahmad Gozali, S.H.I, M.H.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai